PERUBAHAN KELEMBAGAAN
Oleh
2014
A. KEMENDIKBUD DAN KEMENRISTEKDIKTI
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah kementerian dalam
Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan kebudayaan dan pendidikan
formal. Seperti yang tercantum pada UU Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Kementerian ini mengalami
pergantian nama sejak masa awal kemerdekaan hingga masa pemerintahan
Presiden Joko Widodo saat ini.
Pada periode kabinet pemerintahan pimpinan Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Kabinet Kerja) kementerian ini
dirombak dengan memisahkan dan memasukkan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi ke Kementerian Riset dan Teknologi yang berubah
namanya menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan
Direktorat Jenderal lainnya (Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal
dan Informal, Dirjen Pendidikan Dasar, Dirjen Pendidikan Menengah dan
Dirjen Kebudayaan) tetap pada struktur dan nomenklatur Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh seorang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang sejak tanggal 27
Oktober 2014 dijabat oleh Anies Baswedan. Tugas bagi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu menyelenggarakan urusan di bidang
pendidikan dan kebudayaan dalam Pemerintahan untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Fungsinya meliputi:
a. Perumusan penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan
dan kebudyaan
b. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian dan Kebudayaan di daerah
e. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional
Sementara pada Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi
(Kemenristekdikti) dipimpin oleh seorang Menteri Riset, Teknologi, dan
Perguruan tinggi yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat oleh Muhammad Natsir.
Kementerian Ristek mempunyai tugas membantu Presiden dalam
merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang riset, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan nasional di bidang riset, ilmu pengetahuan, dan
teknologi
b. Koordinasi kebijakan nasional di bidang riset, ilmu pengetahuan, dan
teknologi
c. Pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya
d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya
e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang
tugas dan fungsinya kepada Presiden
B. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) merupakan
suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek, kegiatan
atau program, ataupun organisasi dalam menjalankan operasi untuk mencapai
tujuannya. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari suatu
organisasi atau kegiatan dengan cara mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai
tujuan tersebut. Tujuannya adalah mengidentifikasi berbagai permasalahan
yang berkembang yang dimungkinkan menghambat, menghalangi, atau
mengganggu berlangsungnya kehidupan organisasi.
Menurut Fred R. David dalam bukunya yang berjudul Strategic
Management, analisis SWOT merupakan salah satu dari beberapa instrumen
yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis dan memilih
strategi yang akan diambil. Proses analisis dan pemilihan strategi tersebut
adalah bagian dari proses manajemen strategis yang diterima luas yang
dikenal dengan model manajemen strategis komprehensif. Model manajemen
strategis digambarkan dengan model dibawah ini.
Strength atau Kekuatan, adalah faktor Internal yang mendukung
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa
sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh berkat
sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta hubungan baik antara
lembaga.
Weakness atau Kelemahan, adalah faktor internal yang menghambat
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa
fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan
mengelola, keahlian pemasaran dan citra perusahaan.
Opportunity atau Peluang, adalah faktor eksternal yang mendukung
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang mendukung
dalam pencapaian tujuan dapat berupa perubahan kebijakan, perubahan
persaingan, perubahan teknologi dan perkembangan hubungan supplier dan
buyer.
Threat atau Ancaman, adalah faktor eksternal yang menghambat
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang menghambat
perusahaan dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang
lambat, meningkatnya bargaining power daripada supplier dan buyer utama.
Matriks SWOT
Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats atau dikenal
dengan matrik SWOT adalah alat pencocokan yang penting dalam melakukan
pengembangan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi tersebut adalah :
a. Strategi S-O (StrengthsOpportunities) yaitu menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang
b. Strategi W-O (WeaknessesOpportunities) yaitu strategi yang bertujuan
memperbaiki atau meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang eksternal.
c. Strategi S-T (Strengths-Threats) yaitu strategi yang menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal.
d. Strategi W-T (Weaknesses-Threats) merupakan taktik defensif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman lingkungan eksternal.
C. PEMBAHASAN
Pembahasan yang kami lakukan didasarkan pada pengertian bahwa
faktor internal dan faktor eksternal analisis SWOT dengan permasalahan yang
akan didiagnosis pada suatu organisasi mengenai:
a. Permasalahan apa yang khusus harus diutamakan?
b. Apa yang menjadi penyebab munculnya masalah dalam paling utama
mendapat penyelesaian?
c. Aspek apa yang harus diubah untuk memecahkan permasalahan?
d. Kekuatan apa yang dapat mendukung dan menghalangi jika upaya
tersebut dilakukan?
e. Apakah tujuan utama penyelesaian masalah tersebut dan bagaimana
mengukur hasilnya?
Penggunaan acuan analisis Strenghts, Weakness, Oppotunities, dan Threats
dalam pembahasan pemisahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Kementerian
Pendidikan Tinggi yang menjadi melebur bersama Kementerian Riset,
Teknologi, dan Perguruan Tinggi.
1. Strenghts
Pemisahan dua lembaga ini memiliki beberapa kekuatan dan
optimistis dari beberapa tokoh yang mendukung kebijakan baru dari Kabinet
Kerja Joko Widodo Jusuf Kalla ini. Seperti yang dikatakan oleh Ketua
Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi
Hamid mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo memisahkan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dengan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Dikti),
Dengan pemisahan itu diharapkan pengelolaan lebih fokus dan terarah,
sehingga bisa lebih memperbaiki pendidikan di Tanah Air, baik
pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen) maupun pendidikan tinggi
(dikti). Pemisahan itu memberikan harapan penanganan lebih baik
pendidikan kita secara keseluruhan. (Solo Pos: Minggu, 26 November
2014).