1) Pisang
Pisang mengandung senyawa polifenol oleh karena itu mudah mengalami
reaksi pencoklatan apabila kontak dengan udara. Proses pencoklatan atau browning
sering terjadi pada buah pisang yang disebabkan oksidasi substrat fenolik oleh O2
udara dan dikatalisis polifenol oksidase (Retno dkk. 2008).
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 1(pisang), potongan pisang yang
dipotong dengan pisau stainless biasa pencoklatannya relatif cukup cepat
dibandingkan dengan yang menggunakan pisau stainless bagus. Rendaman asam sitrat
dan sulfit yang seharusnya dapat menjadi inhibitor bagi reaksi pencoklatan, nyatanya
pada pengamatan kelompok 1 malah terjadi peningkatan kecepatan reaksi pencoklatan
dibandingkan yang tidak diberi perlakuan apa-apa (langsung terkena oksigen)
2) Kentang
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 2 (kentang), saya lihat tidak ada
perbedaan yang cukup signifikan antara kentang yang dipotong dengan pisau stainless
bagus dengan yang dipotong pisau stainless biasa, hal ini mungkin dikarenakan pisau
yang digunakan kualitasnya hampir sama, jadi tidak berpengaruh banyak terhadap
kecepatan reaksi pencoklatannya.
3) Apel Granny
Pencoklatan pada buah apel dan buah lain setelah di kupas disebabkan oleh
aktifitas enzim polypenol oxidase, yang dengan bantuan oksigen akan mengubah
gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjudnya diubah lagi menjadi
O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat (Riwan 2008).
Kelompok 3 melakukan percobaan terhadap Apel Granny, berdasarkan
pengamatannya, pada apel yang dipotong dengan pisau besi kecepatan reaksi
pencoklatan berlangsung lebih lama daripada pisau stainless, yang lazimnya pisau
besi mengalami kecepatan reaksi pencoklatan lebih cepat dibandingkan pisau
stainless.
4) Salak
Kelompok 4 melakukan percobaan tentang salak, Dari data dapat terlihat
bahwa potongan salak yang langsung disimpan di udara terbuka lebih cepat
mengalami reaksi pencoklatan dibandingkan yang diberi inhibitor (perendaman),
mulanya potongan salak ini lama sekali berubah warna. Tapi sejak volume
potongannya lebih diperkecil lagi, kecepatan pencoklatannya semakin meningkat.
5) Apel Fuji
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 5 (apel fuji) potongan apel yang
disimpan di tempat terbuka sangat cepat mengalami pencoklatan, tetapi ada hal yang
cukup mengganjal yaitu: biasanya pisau stainless lama lebih lama mengalami
pencoklatan dibanding pisau besi, tapi disini sebaliknya. Hal ini belum dapat saya
temukan penyebabnya.
6) Pir
Hasil pengamatan kelompok 6 (pir) secara umum sama dengan buah-buah yang lain,
yaitu penggunaan pisau besi lebih mempercepat reaksi pencoklatan dibandingkan pisau
stainless.
Pencoklatan enzimatis pada buah dan sayur dapat dihambat oleh beberapahal, seperti blansing
A.
Pisau biasa terbuat dari bahan besi dan mudah bereaksi dengan bahan pangansedangkan pisau
stainless tidak bereaksi dengan bahan pangan. Pisau biasa yangterbuat dari besi akan mudah
teroksidasi dan akan cepat menyebabkan karat, jikadipakai untuk mengiris bahan pangan maka
bahan pangan tersebut akan cepatteroksidasi dan akan cepat menjadi coklat. Hal ini juga disebabkan
karenaaktivitas kresolase dimana terbentuknya kompleks protein-tembaga denganmenggabungkan
satu molekul oksigen dengan protein tempat atom kupro yangberdampingan terikat. Aktivitas
kresolase melibatkan tiga tahap yang dapatdinyatakan sebagai berikut :
-Cu2+ + o-kuinon + H2OPada tabel pengamatan menujukkan bahwa: buah pisang yang
dipotongdengan pisau biasa lebih cepat mengalami proses pencoklatan dibandingkandengan buah
pisang yang dipotong menggunakan pisau stainless, sama halnyadengan salak, pir, apel fuji, dan
kentang. Bahan yang dipotong menggunakanpisau biasa lebih cepat mengalami pencoklatan. Akan
tetapi, pada komoditasapel fuji yang lebih cepat mengalami pencoklatan adalah bahan yang
dipotongdengan pisau stainless, hal ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, salahsatunya
adalah luas permukaan bahan. Luas permukaan bahan pada pemotonganapel fuji dengan pisau biasa
mungkin lebih kecil dibandingkan pemotongan apelfuji dengan pisau stainless.
Hampir semua komoditas yang diamati dalam praktek ini mengalami prosespencoklatan secara cepat
apabila dipaparkan begitu saja di udara terbuka setelahproses pengupasan dan pemotongan (kecuali
pada komoditas pisang). Hal inidisebabkan karena tidak adanya inhibitor (penghambat) bagi enzim
polifenoloksidase (PPO) untuk mengkatalis proses oksidasi pada buah dan sayur.
C.
Perendaman dalam Air
Perendaman dengan air menghasilkan sedikit warna cokelat yang tidak tersebar merata pada apel
fuji yang dipotong menggunakan pisau besi. Prosespencoklatannya pun berlangsung lambat.
Perendaman buah yang dikupas kedalam air dapat membatasi akses oksigen untuk mengadakan
kontak dengan jaringan yang dipotong sehingga prosess pencoklatan dapat sedikit terhambat.
D.
Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yangberbentuk kristal atau serbuk
putih. Asam sitrat merupakan agen pengkelat.Asam sitrat menghambat terjadinya pencoklatan
karena dapat mengkompleksion tembaga, yang dalam hal ini berperan sebagai katalis dalam
reaksipencoklatan. Selain itu, asam sitrat juga dapat menghambat pencoklatan dengancara
menurunkan pH seperti halnya pada asam asetat sehingga enzim PPOmenjadi inaktif (Winarno,
1997). pada tabel pengamatan dapat dilihat bahwaapel
granny
yang dipotong dengan pisau stainless dan direndam di dalam asamsitrat, mengalami proses
pencoklatan yang berjalan lambat. Selain berpengaruhpada apel
granny,
perendaman pada asam sitrat juga berpengaruh padakomoditas kentang yang dipotong
menggunakan pisau stainless dan padakomoditas pir yang dipotong dengan pisau stainless.
Pisau Besi
Data hasil pengamatan menunjukkna bahwa pemotongan yang menggunakan pisau besi akan
mempengaruhi perubahan warna pada buah. Warna buah yang menggunakan pisau besi
berwarna lebih coklat. Hal ini disebabkan pisau besi mengandung ion Fe, mudah berkarat
(oksidasi). Hal ini karena enzim polifenolase akan bereaksi dengan besi dan mempercepat
warna coklat.
Pisau Stainless
Sampel yang diiris dengan pisau stainles lebih lama pencoklatannya bila dibandingkan
dengan pisau besi. Hal ini disebabkan karena stainless tidak bereaksi dengan oksigen diudara
bebas sehingga tidak terjadi proses oksidasi.
Pada udara terbuka, enzim bereksi dengan oksigen yang terdapat di udara terbuka yang
menyebabkan reaksi oksidasi yang dikatalis oleh enzim fenolase, polifenol oksidase,
tirosinase, atau katekolase. Reaksi tersebut karena hidroksilasi skunder o-quinon/kelebihan o-
difenol. Kemudian senyawa terhidroksi benzena berinteraksi dengan o-quion membentuk
hidroksiquinon. Selanjutnya mengalamki polimerisasi dan dengan cepat dikonversi menjadi
polimer berwarna merah/merah coklat, dan akhirnya menjadi melanin berwarna coklat.
Perendaman dengan air dapat mencegah terjadinya proses pencoklatan enzimatis karena
menghindari kontak dengan oksigen.
Larutan sulfit bertujuan untuk mencegah terjadinya browning secara enzimatis maupun non
enzimatis. Sulfit berperan sebagai pencegah timbulnya warna coklat. Pada browning non
enzimatis, sulfit dapat berinteraksi dengan gugus karbonil yang mungkin ada pada bahan.
Hasil reaksi tersebut akan mengikat melanoidin sehingga mencegah timbulnya warna coklat.
Sedangkan pada browning enzimatis, sulfit akan mereduksi ikatan disulfida pada enzim,
sehingga enzim tidak dapat mengkatalis oksidasi senyawa fenolik penyebab browning.
.Asam sitrat (yang banyak terdapat dalam lemon) sangat mudah teroksidasi dan dapat
digunakan sebagai pengikat oksigen untuk mencegah buah berubah menjadi berwarna coklat.
Pencoklatan Enzimatis
Tipe pencoklatan ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran seperti kentang, apel, dan pisang
apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas kena penyakit atau karena kondisi yang tidak
normal. Jaringan yang memar akan cepat menjadi gelap apabila kontak denga udara, atau
disebabkan oleh konversi senyawa fenol menjadi melanin berwarna coklat.
Enzim yang berperan dalam reaklsi pencoklatan ada beberapa macam seperti poifenol
oksidase atau fenolase (o-difinol : oksigen oksidoreduktase, EC 1.10.3.1). untuk
berlangsungnya reaksi pencoklatan yang dikatalis oleh enzimtersebut maka harus tersedia
gugus prostetik Cu2+ dan oksigen. Tembaga dalambentuk monovalen dijumpai pada fenolase
jamur merang, sedangkan bentuk divalennya terdapat pada enzim kentang, fenolase
diklasifikasikan sebagai suatu oksidase-reduktase dan fungsi oksigen adalah sebagai aseptor
hidrogen. Enzim ini juga terdapat dalam kapang dan beberapa jaringan hewan, tetapi
perannanya tidak penting ditinjau dari segi sistem pangan.
Mekanisme reaksi
Penelitian yang paling banyak dilakukan adalah tentang fenolase pada jamur merang dan
kentang. Fenolase komlek dapat dibagi menjadi 2 tipe rekasi yaitu fenolhidroksilase atau
kresolase dan polifenol oksidase atau katekolase. Kedua tipe enzim tersebut dapat dijelaskan
dengan reaksi oksidasi L-tirosin, yang merupakan senyawa fenol yang banyak dijumpai pada
kentang, dan konsentrasinya merupakan faktor penentu kecepatan pencoklatan enzimatis.
Untuk reaksi (1) substratnya adalah monofenol, sedangkan untuk reaksi (2) substaranya dalah
difenol. Reaksi (2) diikuti oleh pelepasan hidrogen untuk membentuk senyawa dopakrom
berwarna merah (asam 5,6-quinon indol-2-karboksilt) yang mempunyai cincin heterosiklik
yang berasal dari rantai sisis asam amino karboksilat. Dopakrom selanjutnya mengalami
polimerisasi membentuk melanin berwarna coklat.
Katekol adalah suatu o-difenol yang mudah diserang oleh fenolase, dan hanya reaksi yang
dikatalisa oleh katekolase. Pembentukan quinon ditentukan oleh keberadaan enzim dan
oksigen. Sekali reaksi berlangsung maka reaksi lanjutan berjalan secara spontan, dan keadaan
demikian tergantung pada keberadaan fenolase dan oksigen. Kebanyakan teori pencoklatan
menggunakan dasar reaksi pembentukan melanin berwarna coklat. Reaksi pertama diduga
sebagai hidroksilasi sekunder o-quinon atau karena kelebihan o-difenol.
Hidroksiquinon mengalami polimerisasi dan dengan cara cepat dikonversi menjadi polimer
berwarna merah atau merah coklat, dan akhirnya menjadi melanin berwarna coklat. Sebagai
contoh kentang yang memar karena perlakuan mekanis atau apel yang dipotong akan
membentuk warna coklat pada permukaannya.