NIM : 1701689
Warna
Kelompok Bahan
Pisau Stainless steel Pisau Besi (Literatur)
1 Terong Cokelat (+1) Putih bercak cokelat
(+2)
2 Nenas Kuning (+1) Kuning agak putih
3 Kentang Kuning cerah (+1) Kuning kecoklatan (+2)
4 Wortel Oren pucat (+3) Oranye (+3)
Tabel. 1 Perubahan warna sampel akibat kontak dengan peralatan besi
Untuk melihat pencoklatan akibat kontak dengan alat besi dilakukan dua pemotongan
sampel dengan menggunakan jenis pisau yang berbeda, namun pada pengamatan kali ini
hanya tersedia satu jenis pisau stainless steel saja sehingga hasil pencoklatan bahan
yang dipotong menggunakan pisau besi diamati melalui studi literatur. Sampel utuh
dipotong dengan ukuran yang sama, lalu diamati setelah didiamkan selama 15 menit.
Berdasarkan hasil pengamatan pada empat sampel, dapat terlihat jika sampel yang
diptong menggunakan pisau besi mengalami perubahan warna yang lebih jelas yaitu
dengan semakin coklatnya sampel. Hal ini menunjukan jika hasil pemotongan
menggunakan pisau stainless steel lebih baik dalam mengurang pencoklatan. Namun,
pada sampel wortel tidak terlalu terlihat pencoklatan yang terjadi. Hal ini diduga akibat
konsentrasi enzim fenolase pada wortel tidak setinggi sampel-sampel lainnya, sehingga
dalam waktu 15 menit kurang cukup untuk menghasilkan warna coklat. Pada sampel
kentang terlihat jika pencoklatan terjadi saat pemotongan menggunakan pisau besi.
Kentang dikenal sebagai sayuran yang mudah mengalami pecoklatan akibat enzim
fenolase yang dimilikinya. Enzim fenolase berfungsi mengkatalis reaksi oksidasi, logam
tembaga dan besi berfungsi sebagai pentransfer elektrondan O2 berfungsi sebagai
akseptor elektron. Menurut Eskin et al (1971), agar reaksi pencoklatan dapat dikatalis
oleh enzim fenolase harus juga tersedia senyawa Cu atau Fe dan oksigen. Oksigen
dibutuhkan dalam reaksi oksidasi sebagai akseptor hydrogen sedangkan Cu atau Fe
berperan sebagai ko-enzim. Terjadinya reaksi pencoklatan enzimatik melibatkan
perubahan bentuk kuinol menjadi kuinon. Pisau besi mengandung senyawa campuran
antara Fe3+ dan Cu2+. Senyawa polifenol oksidase atau fenolase sebagai senyawa utama
penyebab pencoklatan enzimatis mengandung Cu2+ yang dapat mempercepat reaksi
pencoklatan berlangsung apabila kontak dengan oksigen. Selain itu, pisau besi lebih
mudah berkarat daripada pisau dari stainless steel. Karena buah dan sayur mengandung
asam yang bersifat korosif bagi berbagai jenis logam sehingga menyebabkan
reaksi pencoklatan akibat adanya senyawa logam Fe pada karat yang akan mengkatalisis
reaksi dengan oksigen. Selain itu,. Stainless steel termasuk logam yang tidak mudah
bereaksi dengan asam sehingga tidak mudah berkarat. Stainless steel dibuat
menggunakan kromium. Minimum jumlah kromium digunakanuntuk membuat Stainless
steel adalah10,5%. Kromium juga meningkatkandaya tahan korosi oleh
pembentukansebuah film kromium oksida pada baja.
Direndam Direndam
Tanpa Direndam dalam dalam
Kelompok Bahan
direndam Air Larutan Larutan
Garam 2.5% Gula 20%
1 Terong Coklat (+3) Coklat (+2) Coklat (+1) Coklat (+2)
2 Nenas Putih Putih (+2) Putih Putih
kekuningan Kekuningan
(+3) (+2)
3 Kentang Coklat (+) Kuning Kuning (+2) Kuning (+1)
4 Wortel Oren pucat Oren pucat Oren (+3) Oren (+2)
(+3) (+1)
Tabel. 2 Perubahan warna sampel pada berbagai larutan
Direndam Direndam
Tanpa Direndam dalam dalam
Kelompok Bahan
direndam Air Larutan Larutan
Garam 2.5% Gula 20%
1 Terong Keras (+2) Keras (+1) Keras (+1) Lunak (+1)
2 Nenas Keras (+2) Keras (+2) Keras (+2) Keras (+1)
3 Kentang Keras (+2) Keras (+2) Keras (+2) Keras (+1)
4 Wortel Keras (+3) Keras (+3) Keras (+3) Keras (+3)
Tabel. 3 Perubahan tekstur sampel pada berbagai larutan
Pencegahan pencoklatan enzimatis dengan cara mengurangi kontak dengan oksigen
dilakukan dengan cara merendam sampel pada berbagai jenis larutan. Larutan yang
digunakan adalah air, larutan garam 2,5%, dan larutan gula 20%.
Reaksi pencoklatan enzimatis dapat dihambat dengan mengurangi oksigen, salah satu
caranya yang efektif adalah dengan perendaman (Eskin et al, 1971). Hal ini dikarenakan
perendaman dengan air membatasi kontak antara oksigen dengan jaringan (Tranggono
dan Sutardi,1989). Keuntungan dari metode perendaman menggunakan air ini adalah
tidak mengubah citarasa dari buah atausayur yang direndam. Selain itu browning dapat
dicegah menggunakan NaCl dengan menurunkan pH pada apel sehingga mencegah
terjadinya browning.
Sampel yang direndam menggunakan larutan garam, terjadi perubahan warna yang
cukup besar apabila dibandingkan dengan sampel yang direndam menggunakan air dan
gula. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan larutan garam masih lemah dalam
memperlambat laju pencoklatan enzimatis pada nenas, terong, kentang,apel, dan wortel.
Perendaman dengan larutan garam ini memiliki kelemahan. Menurut Tranggono dan
Sutardi (1989), untuk dapat menghambat enzim
buah perlu diberikan NaCl yang banyak,namun dari sudut rasa memang tidak dapat
diterima karena terlalu asin.
Sampel yang direndam menggunakan larutan gula mengalami lebih
sedikit perubahan warna daripada denganlarutan garam, dapat disimpulkan
bahwa perendaman menggunakan larutan gula merupakan metode yang efektif
dibandingkan dengan perendaman menggunakan larutan garam. Selain dapat
mengurangi kontak bahan dengan oksigen, larutan sirup gula juga
dapat berfungsi untuk menghambat terjadinya pencoklatan enzimatik karena larutan gula
dapat memberikan lapisan ataumantel sehingga mencegah
permukaan buah dapat kontak dengan oksigen. Disamping itu, larutan gula
dapatmenurunkan pH lingkungan sehingga enzim polifenol oksidase ini menjadi inaktif.
Semakin tinggi konsistensi pemanis dalam suatu larutan menyebabkan pH menurun, hal
inidisebabkan karena gula mempunyai sifat cooling effect (Winarno, 1991)
Perendaman Blansing
Larutan Larutan
Larutan
Bahan Tanpa Asam Asam
Na-Bisulfit Direbus Dikukus
Direndam Sitrat Askorbat
2%
2% 2%
Terong Coklat Putih Hijau Hijau Coklat Coklat (+3)
(+3) Kehijauan bercak bercak (+3)
(+2) coklat coklat (+1)
(+1)
Nenas Putih (+1) Putih Putih Kuning (+2) Kuning Kuning
kekuninga (+3) Pucat (+1) (+1)
n (+1)
Kentang Coklat Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning
(+1) pucat (+2) pucat pucat (+1) pucat (+1) pucat (+2)
(+3)
Wortel Oren Oren (+3) Oren Oren (+1) Oren (+3) Oren (+2)
pucat (+2)
Tabel. 3 Perubahan warna sampel pada berbagai larutan (inaktivasi enzim PFO)
Perendaman Blansing
Larutan Larutan
Larutan
Bahan Tanpa Na- Asam
Asam Direbus Dikukus
Direndam Bisulfit Askorbat
Sitrat 2%
2% 2%
Terong Keras Lunak Lunak (+1) Lunak (+1) Lunak Lunak (+2)
(+2) (+1) (+2)
Nenas Keras Lunak Keras (+2) Lunak (+1) Lunak Lunak (+2)
(+1) (+1) (+1)
Kentan Keras Keras Keras (+2) Keras (+1) Keras Keras (+1)
g (+2) (+2) (+1)
Wortel Keras Keras Keras (+3) Lunak (+2) Lunak Lunak (+2)
(+2) (+3) (+1)
Tabel. 3 Perubahan tekstur sampel pada berbagai larutan (inaktivasi enzim PFO)
Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Umum. Yogyakarta
Taufik, Rahmat. (2009). Browning Pada Makanan http://taufiq80.multiply.com/jour
nal/item/10Jtech 2016, 4(2) 123 – 126