ABSTRACT
Enzymatic browning reactions occur in many fruits and vegetables. As a result of this
reaction will arise brown color due to conversion of phenolic compounds into melanin
with the help of polyphenol oxidase enzymes. The browning reaction occurs because
there are Fe compounds in the carat that will catalyze the reaction with oxygen. In the
practicum used sample of Apples, Pineapple, Potato, Eggplant, and Carrots. The purpose
of this lab is to know how to put oxygen and tool contact against browning vegetables, to
know how to prevent browning with chemical or natural treatments, to know the effect of
blancing on browning of vegetable enzymes. The best way to prevent enzymatic browning
is metabisulphite and to maintain the best possible texture in vegetables and fruits by
immersion as they can produce a non-brownish color. vegetable samples are most
sensitive to the enzymatic browning reaction is eggplant.
PENDAHULUAN
Reaksi pencoklatan enzimatis banyak
terjadi pada buah buahan dan sayuran, Reaksi pencoklatan enzimatis dapat
terutama jika mengalami destruksi dikontrol oleh inaktivasi enzim polifenol
jaringan (Koswara, 1991). Reaksi oksidase, pengeluaran oksigen,
pencoklatan enzimatis terjadi pada buah- modifikasi komponen fenolik,
buahan dan sayuran jika jaringan buah penambahan agen pereduksi, interaksi
atau sayuran itu terpotong atau dengan grup tembaga, mereduksi atau
terkelupas. Akibat reaksi ini akan timbul menjerat senyawa quinon, bahkan
warna coklat karena konversi senyawa memindahkan produk akhir dari reaksi
fenolat menjadi melanin dengan bantuan pencoklatan (Shahidi dan Naczk, 1995).
enzim polifenol oksidase. Reaksi Reaksi ini bergantung pada ketersediaan
tersebut membutuhkan oksigen sebagai enzim fenolase, oksigen dan ko-enzim
akseptor H2 dan ion tembaga sebagai Cu.
katalisator (Eskin et al, 1971). Enzim Tujuan dari praktikum ini untuk
yang berperan mengkatalisa oksidasi mengatetahui mengaruh oksigen dan
senyawa fenol adalah polifenol kontak alat terhadap pecoklatan
oksidase. enzimatis sayur dan buah, mengetahui
Faktor-faktor yang mempengaruhi cara pencegahan pencoklatan/inaktivasi
tingkat reaksi pencoklatan enzimatis enzim polifenol oksidase dengan
adalah kandungan komponen fenolik, perlakuan bahan kimia dan alami,
aktivitas dari enzim polifenol oksidase, mengatahui pengaruh blancing terhadap
kehadiran oksigen, ion logam, pH, dan pencoklatan enzimatis sayur dan buah.
suhu (Lisinska dan Leszczynski, 1989).
ke-0 (sewaktu di potong), dan diamati
METODOLOGI kembali setelah menit ke-15.
Perlakuan
Sampel Kosong Air
0' 15' 0' 15'
Orange+++ Orange+++ Orange+++ Orange++++
Wortel
Keras Keras Keras Keras
Kentan Kuning +++ Kuning +++ Kuning ++ Kuning +
g Keras Keras Keras Keras
Putih cokelat Putih cokelat Putih cokelat Putih cokelat
Terung
Keras ++ Keras ++ Keras ++ Keras +
Kuning ++ Kuning pucat Kuning ++ Kuning pucat
Nanas
Keras +++ Keras +++ Keras +++ Keras ++
Kuning +
Putih++++ Putih+++ Putih++
Apel cokelat+
Keras +++ Keras ++ Keras +++ Keras ++++
Perlakuan
Sampel Gula Garam
0' 15' 0' 15'
Orange+++ Orange++ Orange+++ Orange+++ cokelat +
Wortel
Keras Keras Keras Keras
Kentan Kuning ++ Kuning +++ Kuning ++ Kuning +
g Keras Keras Keras Keras
Putih cokelat + Putih cokelat + Putih cokelat + Putih cokelat +
Terung
Keras ++ Keras ++ Keras + Keras +
Kuning ++ Kuning ++ Kuning ++ Kuning pucat +
Nanas Keras + berair Keras + berair
Keras + berair + Keras + berair ++
+ +
Kuning + Kuning + cokelat++
Putih+++ Putih+++
Apel cokelat+ +
Keras ++ Keras ++ Keras ++ Keras ++
(Dokumentasi pribadi, 2017)
Pencegahan pencoklatan enzimatis garam dilakukan untuk mencegah
dapat dilakukan dengan mengurangi sampel agar tidak kontak dengan
kontak bahan dengan oksigen. Reaksi oksigen sehingga tidak terbentuk
pencoklatan enzimatik dapat dihambat senyawa fenolase. Browning dapat
dengan mengurangi oksigen, salah satu dicegah dengan NaCl dengan cara
caranya yang efektif adalah dengan menurunkan pH pada apel sehingga
perendaman (Eskin et al, 1971). mencegah terjadinya browning. Garam
Perendaman dilakukan dengan juga dapat digunakan untuk
menggunakan air, larutan gula, dan meningkatkan rasa asin pada sampel
larutan garam. Perendaman dengan air (Friedman, 1996)
Sampel yang direndam menggunakan namun dari sudut rasa memang tidak
air, warna dari sampel buah dan sayur dapat diterima karena terlalu asin.
tersebut menjadi tidak terlalu coklat Sampel yang direndam menggunakan
apabila dibandingkan dengan sampel larutan gula mengalami lebih sedikit
yang tidak direndam menggunakan air. perubahan warna daripada dengan
Hal ini dikarenakan perendaman dengan larutan garam, dapat disimpulkan bahwa
air membatasi kontak antara oksigen perendaman menggunakan larutan gula
dengan jaringan (Tranggono dan merupakan metode yang efektif
Sutardi, 1989). Keuntungan dari metode dibandingkan dengan perendaman
perendaman menggunakan air ini adalah menggunakan larutan garam. Selain
tidak mengubah citarasa dari buah atau dapat mengurangi kontak bahan dengan
sayur yang direndam. oksigen, larutan sirup gula juga dapat
Sampel yang direndam menggunakan berfungsi untuk menghambat terjadinya
larutan garam, terjadi perubahan warna pencoklatan enzimatik karena larutan
yang cukup besar apabila dibandingkan gula dapat memberikan lapisan atau
dengan sampel yang direndam mantel sehingga mencegah permukaan
menggunakan air dan gula. Hal ini buah dapat kontak dengan oksigen. Di
mengindikasikan bahwa kemampuan samping itu, larutan gula dapat
larutan garam masih lemah dalam menurunkan pH lingkungan sehingga
memperlambat laju pencoklatan enzim polifenol oksidase ini menjadi
enzimatis pada nenas, terong, kentang, inaktif. Semakin tinggi konsistensi
apel, dan wortel. Perendaman dengan pemanis dalam suatu larutan
larutan garam ini memiliki kelemahan. menyebabkan pH menurun, hal ini
Menurut Tranggono dan Sutardi (1989), disebabkan karena gula mempunyai sifat
untuk dapat menghambat enzim buah cooling effect (Winarno, 1991).
perlu diberikan NaCl yang banyak,
Tabel 4. Blancing
Perlakuan
Sampel Rebus
0' 15'
Orange ++ Orange +++
Wortel
Lunak +++ Lunak +++
Kuning cerah ++++ Kuning cerah +++
Kentang
Klunak +++ Lunak +++
Hijau pucat Hijau kecoklatan
Terung
Lunak +++ Lunak +++
Kuning +++ Kuning +++
Nanas
Lunak +++ Lunak +++
Kuning +++ Kuning +++
Apel
Lunak + Lunak +++
Perlakuan
Sampel Kukus
0' 15'
Orange ++ Orange ++++
Wortel
Lunak + Lunak +++
Kuning cerah +++ Kuning cerah ++++
Kentang
Lunak +++ Lunak ++++
Putih kehijauan Hijau kecoklatan
Terung
Lunak +++ berair Lunak ++++
Kuning +++ Kuning ++++
Nanas
Lunak ++ Lunak
Kuning ++ Kuning ++++
Apel
Lunak ++ Lunak ++++
(Dokumentasi pribadi, 2017) pasteurisasi tetapi tujuan utamanya
adalah menonaktifkan enzim, walaupun
Enzim polifenol oksidase dapat sebagian dari mikroorganisme yang ada
diinaktivasi dengan perlakuan panas. padanya juga turut mati. Tujuan dari
Pemanasan pada suhu di atas 50 o C perlakuan blansing ini yaitu untuk
dapat mencegah pencoklatan enzimatis menonaktifkan aktivitas enzim terutama
karena pada suhu tersebut enzim mulai polifenol-oksidase (penyebab
terdenaturasi. Pemanasan pada pencokelatan enzimatis), lipoksigenase
praktikum ini dilakukan dengan cara (penyebab ketengikan), ascorbic acid
blansing. Berdasarkan hasil blansing oxidase (penyebab penguraian vitamin
dari masing-masing sampel, diperoleh C), serta katalase dan peroksidase
warna yang tidak banyak berubah dari (keduanya dipakai sebagai indikator
sebelumnya, akan tetapi tekstur dari kecukupan blansing), menghilangkan
sampel yang diberi perlakuan blansing kotoran yang melekat, mengurangi
ini menjadi sangat lunak bahkan hancur. jumlah mikroorganisme, melenturkan
Hal ini sesuai dengan teori menurut jaringan hingga mudah masuknya ke
Tranggono dan Sutardi (1989) bahwa dalam kemasan, dan mengeluarkan
buah atau sayuran yang dimasak akan udara dari jaringan untuk mencegah
mengalami perubahan tekstur yang reaksi oksidasi, mencegah agar tekanan
kadang-kadang tidak dikehendaki, dalam kemasan sewaktu sterilisasi
begitu juga timbulnya citarasa yang jangan terlalu tinggi, memudahkan
tidak enak. sortasi berdasarkan berat jenis serta
Menurut Tranggono (1990) buah atau membuat jaringan yang hijau tampak
sayuran akan menjadi coklat apabila lebih cerah. Blansing dapat mengurangi
kontak dengan udara, yang berarti akan jumlah mikroorganisme pada
menambah jumlah oksigen yang permukaan pangan sehingga dapat
sebenarnya secara alami sudah ada membantu dalam operasi pengawetan
dalam bahan tersebut. Pengeluaran terutama sterilisasi dengan panas.
oksigen dari jaringan buah atau sayur Blansing juga dapat memperlunak
(perendaman) cenderung membuat jaringan sayuran.
keadaan menjadi anaerob. Dengan Pemanasan dengan cara
pencelupan atau perendaman diharapkan pengukusan lebih baik dibandingkan
residu bahan pengupas memberikan dengan pemanasan dengan cara
pengaruh penghambatan terhadap perebusan karena pada proses
pencoklatan enzimatis. pengukusan panas dari uap akan
Perendaman dengan blansing dalam mengenai langsung produk sayuran.
menonaktifkan enzim lebih efektif Hasil dari pengukusan ini akan
perendaman dengan asam organik. meminimalisir kehilangan
Namun, matode blansing dapat phytochemicals dan antioksidan yang
memperkuat zat cita rasa. Blansing juga terkandung dalam sayur dan buah
dapat dapat digunakan untuk tersebut. Selain itu, pengukusan akan
menonaktifkan enzim-enzim yang menghabiskan sedikit waktu
terdapat pada buah dan sayur termasuk dibandingkan dengan blansing secara
enzim polifenol oksidase. Menurut konvensional karena koefisien pindah
Tjahjadi dan Marta (2014), blansing panas kondensasi uap lebih besar
adalah perlakuan pemanasan tipe
dibandingkan dengan air panas dan Shahidi, F. and M. Naczk. 1995. Food
terbukti relatif lebih ekonomis karena Phenolics. Technomic Publ. Co.
menghemat energi. Inc., USA.