Anda di halaman 1dari 119

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Bagian

A DATA PENGALAMAN
PERUSAHAAN

A.1. Data Organisasi Perusahaan

1. Umum

CV. TRI MATRA DISAIN terbentuk dengan dilandasi sikap kerjasama dan
keinginan mengembangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi,
dimana didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan
berbekal ilmu
mu pengetahuan dan profesionalisme yang tinggi. CV. TRI
MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada
Tanggal 27 Januari 1992 di Denpasar - Bali dengan lingkup layanan Bidang
Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal.
Elektrik

Disisi lain, CV. TRI MATRA DISAIN didirikan dengan tujuan untuk
memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi
serta mengantisipasi perkembangan pembangunan yang ada.
Perkembangan dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan dengan
deng laju
pembangunan bangsa dituntut adanya sumber daya manusia yang handal
dengan profesionalisme tinggi dalam usaha peningkatan kualitas
pembangunan. Meningkatnya profesionalisme telah mampu mengikuti
perkembangan pembangunan, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya
mutu layanan yang diberikan dibidang jasa konsultasi.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan CV. TRI MATRA DISAIN didukung


oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
dalam bidangnya masing-masing.
masing masing. Serta dalam hal penanganan berbagai
masalah pekerjaan, CV. TRI MATRA DISAIN ada dalam posisi untuk

CV. Tri Matra Disain 1


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

mendapatkan solusi teknik terbaik dan pendekatan ekonomis untuk masing-


masing penyelesaian permasalahan.

CV. TRI MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang
didirikan pada tanggal 20 April 1984 di Denpasar - Bali dengan lingkup
layanan Bidang Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, dan Mekanikal dan
Elektrikal. Konsultan ini didirikan dengan tujuan untuk berpartisipasi dan
mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional khususnya
dalam memberikan pelayanan di bidang jasa konsultansi.

2. Data Administrasi

Data data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan


untuk memudah bagi pengguna jasa yang akan mempercayakan kepada
kami untuk melaksanakan pekerjaan. Data Administrasi CV. TRI MATRA
DISAIN adalah sebagai berikut :

Nama Perusahaan : CV. TRI MATRA DISAIN

Bentuk Badan Usaha : Perseroan Komanditer

Alamat Kantor Pusat : Jalan Tunggul Ametung I/9 Denpasar Bali

Akte Pendirian Perusahaan : No. 63 Tanggal 27 Januari 1992

Notaris Amir Sjarifudin, SH.

Akte Perubahan : Nomor 39 Mei 2007

Notaris Ida Ayu Dwi Lestari, SH.

NPWP Perusahaan : No. 01.543.621.5-901.000

Ijin Usaha : IUJK No. 2203.1.91.92.01153

Keanggotaan Profesi : INKINDO No. 5049/P/0057.BL

(Anggota Penuh)

Sertifikat Badan Usaha : No. A008-2-BL71-000007

CV. Tri Matra Disain 2


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3. Organisasi Perusahaan

Untuk operasional perusahaan CV. TRI MATRA DISAIN dilakukan oleh


beberapa pengurus perusahaan yang memiliki pengalaman manajemen dan
pengalaman teknis yang di koordinir oleh seorang Direktur.

4. Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur Organisasi Perusahaan CV. Tri Matra Disain seperti tergambar
pada diagram berikut.

DIREKTUR

DIVISI DIVISI
DIVISI
PERENCANAAN PENGAWASAN
ADMINISTRASI
TEKNIK TEKNIK

PROYEK

CV. Tri Matra Disain 3


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

A.2. Pengalaman Perusahaan.

Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa


konsultansi bersama ini pula kami prsentasikan jenis pekerjaan sejenis
yang pernah ditangani sesuai dengan Bidang dan Sub Bidang Layanan
yang dimiliki meliputi Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan seperti
Perencanaan dan Pengawasan Embung, Sistem Irigasi, Sarana dan
Prasarana Penyediaan Air Baku, untuk bidang Teknik Lingkungan seperti
penyusunan AMDAL, UKL & UPL dan Perencanaan Kota dan Wilayah.

1. Pengalaman dalam Jasa Inspeksi Teknis/Supervisi Bidang Sipil


Keairan

Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan.

Dalam bidang pengembangan dan


pengelolaan sumber daya air CV. TRI
MATRA DISAIN telah berpengalaman
dalam perencanaan embung, bendung,
sistem penyediaan air baku, jaringan
irigasi, pengamanan pantai dan
pengendalian banjir dan bangunan air lainnya.

Untuk perencanaan Embung untuk rencana penyediaan air baku, CV. TRI
MATRA DISAIN telah melaksanakan kegiatan perencanaan dari Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten karangasem yaitu Perencanaan Embung
Lean di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem, dengan lingkup
pekerjaan yaitu survei topografi, investigasi geoteknik, perencanaan detail
embung dan bangunan penunjang, rencana biaya konstruksi dan
penyusunan O & P.

Perencanaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi meliputi


Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D,I Manduang di Kabupaten
Klungkung. Adapun lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi survei
inventarisasi kondisi eksisting jaringan, survei sosial ekonomi pertanian,
survei kelembagaan, perencanaan pola tanam, perencanaan detail
bangunan dan jaringan irigasi dan penyusunan biaya konstruksi

CV. Tri Matra Disain 4


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Pengalaman dibidang perencanaan


pengamanan daerah pantai yang
pernah dilaksanakan yaitu Studi
Kelayakan Rehabilitasi Pantai
Pengaman Pariwisata di Kabupaten
Karangasem dari Pemerintah
Kabupaten Karangasem.

Dalam Bidang Sipil CV. TRI MATRA DISAIN juga telah berpengalaman
dalam desain teknis dan jasa`survei sebagai berikut :

1. Desain Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya


Air diantaranya :

Desain Sistem Penyediaan Air


Bersih Telagawaja Di Kabupaten
Ka
Karangasem.

Desain Pengamanan Pantai di


Nusa Penida

Survei Geolistrik untuk Pengembangan Air Tanah di


Kabupaten Buleleng.

2. Desain Teknis Sarana Transportasi diantaranya :

Detail Desain Ruas Jalan


Kawasan Pedesaan di Kabupaten
Karangasem, dan Kabupaten
Bulel
Buleleng Provinsi Bali.

Master Plan Pengembangan


Pelabuhan Benoa.

Master Plan Utilitas Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Badung.

3. Jasa Survei Topografi,


Geohidrologi dan Geoteknik
diantaranya :

CV. Tri Matra Disain 5


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Survei Topografi Site untuk Pembangunan Sangrilla Hotel di


Jimbaran Bali.

Survei Geolistrik Untuk Pengembangan Air Tanah di Kawasan


Wisata Batuampar Kabupaten Buleleng.

Survei Geoteknik untuk Perencanaan Pondasi Gedung dan


Bangunan Lainnya.

2. Bidang Arsitektur

Untuk Desain Teknik dan Supervisi


Konstruksi Bidang Arsitektur, baik
Arsitektur Gedung, Landscape, Interior
dan Ekterior CV. TRI MATRA DISAIN
didukung oleh Arsitektur Tradisional
Bali dan Arsitektur Modern dan telah
menghasilkan beberapa desain Villa,
Hotel, dan Gedung Kantor Instansi
Pemerintah, diantaranya :

Desain Villa The Bale di Jimbaran


Bali.

Kumara Sakti Hotel di Ubud


Gianyar.

Review Desain Arsitektur dan


Supervisi Konstruksi Cafe dan
Restoran The Wave Inna Kuta
Beach Hotel Kuta Bali.

Desain Interior Villa di


Canggu Bali.

Desain Gedung Kantor PT.


Swadarma Indotama
Finance Denpasar - Bali

CV. Tri Matra Disain 6


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3. Bidang Tata Lingkungan.

CV. TRI MATRA DISAIN dalam pelayanannya di bidang Tata Lingkungan


telah berhasil menyelesaikan beberapa perencanaan seperti penyusunan
UKL & UPL, Kajian Lingkungan. Beberapa pekerjaan yang telah
dilaksanakan yaitu penysunan UKL & UPL Pembangunan Trash Rack di
Tukad Mati dan UKL UPL Normalisasi Alur Tukad Teba.

Dalam bidang Perencanaan Kota dan Wilayah CV. TRI MATRA DISAIN
telah memiliki pengalaman dalam penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Studi Penataan Kawasan.

Dan pengalaman lainnya di bidang pengembangan dan pengelolaan


sumber daya air yang telah banyak dilakukan dalam eksistinsinya di
bidang jasa konsultan ditunjukkan pada bagian B mengenai uraian
Pengalaman Perusahaan pada Data Teknis ini.

Disamping itu CV. TRI MATRA DISAIN telah menyelesaikan beberapa


paket pekerjaan. Bersama ini kami lampirkan daftar pengalaman
perusahaan untuk pekerjaan sejenis selama periode 10 ( Sepuluh ) tahun
terakhir Khusus pengalaman dalam Bidang Tata Lingkungan

CV. Tri Matra Disain 7


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR


BIDANG TATA LINGKUNGAN
ORANG NILAI KONTRAK
NO. PENGGUNA JASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJAAN LINGKUP LAYANAN LOKASI PERIODE MITRA KERJA
BULAN (MM) (Rp.)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 - Departemen Pekerjaan Umum Fasilitasi Prakarsa Masyarakat Dan Peningkatan - Bidang Tata Lingkungan Kodya Denpasar 19 Agust 2011 S/D 16 Des 2011 15,00 446.363.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya RTH Perkotaan
- PPK Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang
Daerah II

2 - Pemerinah Provinsi Bali Penyusunan RTR Kawasan DAS Tukad Petanu - Bidang Tata Lingkungan Kab. Gianyar 2 Agust 2011 S/D 29 Des 2011 12,00 96.745.000,00 -
Bidang Tata Ruang Dan Cipta Karya
- Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali

3 - Departemen Pekerjaan Umum Kampanye Publik - Bidang Tata Lingkungan Provinsi Bali 11 Agustus 2011 S/D 8 Nop 2011 5,00 96.745.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Air Minum Bali

4 - Pemerintah Provinsi Bali Perencanaan Pengamanan Mata Air Jehem - Bidang Tata Lingkungan Kab. Bangli 1 Juli 2011 S/D 28 Oktober 2011 9,50 112.546.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Mata Air Tirta Bulan Dan Mata Air Tirta Rare
di Kabupaten Bangli

5 - Pemerintah Provinsi Bali Perencanaan Teknik Sistem Penyediaan Air - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 20 Juni 2011 S/D 1 Nop 2011 16,50 213.408.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Minum Telaga Waja Di Kec. Bebandem Kab.
Karangasem

6 - Departemen Pekerjaan Umum Pekerjaan Rencana Tindak Penataan Permukiman - Bidang Tata Lingkungan Provinsi Bali 31 Mei 2011 S/D 27 Okt 2011 19,00 335.357.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya Tradisional/ Bersejarah Kabupaten Buleleng
- PPK Pembinaan Penataan Bangunan
Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan
Dan Lingkungan Bali

7 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Gianyar 31 Mei 2011 S/D 26 Nop 2011 30,00 479.165.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya Lingkungan (RTBL) Kabupaten Gianyar
- PPK Pembinaan Penataan Bangunan
Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan
Dan Lingkungan Bali

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas 8
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

8 - Departemen Pekerjaan Umum Pekerjaan Rencana Tindak Penataan RTH - Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng 31 Mei 2011 S/D 27 Sept 2011 10,00 236.989.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya Kabupaten Buleleng
- PPK Pembinaan Penataan Bangunan
Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan
Dan Lingkungan Bali

9 - Departemen Pekerjaan Umum Monitoring dan Evaluasi Tahunan Embung Seraya - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 25 Mei 2011 S/D 21 Okt 2011 10,50 184.706.000,00 -
Dirjen SDA Balai Wilayah Timur dan Muntig di Kabupaten Karangasem
Sungai Bali-Penida
- PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber
Daya Air

10 - Departemen Pekerjaan Umum Monitoring dan Evaluasi Garis Pantai dan Kinerja - Bidang Tata Lingkungan Kab. Klungkung 25 Mei 2011 S/D 20 Nop 2011 9,00 184.277.000,00 -
Dirjen SDA Balai Wilayah Bangunan Pengamanan Pantai di Kab. Gianyar
Sungai Bali-Penida dan Kab. Klungkung
- PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber
Daya Air

11 - Departemen Pekerjaan Umum Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana - Bidang Tata Lingkungan Provinsi Bali 24 Mei 2011 S/D 20 Nop 2011 22,00 668.222.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya PLP
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

12 - Departemen Pekerjaan Umum Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 23 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011 14,00 372.350.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Air Minum Bali

13 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010 - Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng 12 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011 11,00 167.975.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

14 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Rencana Tindak Penanganan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Tabanan 12 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011 12,00 167.975.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
- PPK Pembinaan Teknis, Pengembangan Kabupaten Tabanan.
Permukiman, Satker Pengembangan
Kawasan Permukiman Bali.

15 - Departemen Pekerjaan Umum Studi Pengembangan Pemanfaatan Mata Air - Bidang Tata Lingkungan Kab. Jembrana 12 Mei 2011 S/D 8 Oktober 2011 20,50 236.665.000,00 -
Direktorat Sumber Daya Air Pulesai di Kabupaten Jembrana
- Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan
dan Program, Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida

16 - Departemen Pekerjaan Umum Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 20 April 2011 S/D 25 Juli 2011 16,00 236.665.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya Kabupaten Karangasem
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas 9
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

17 - Departemen Pekerjaan Umum UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 14 April 2011 S/D 19 Juni 2011 6,00 74.360.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

18 - Departemen Pekerjaan Umum Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 7 April 2011 S/D 15 Agustus 2011 8,50 171.435.000,00 -
Direktorat Jendral Cipta Karya di Sengkidu
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

19 - Pemerinah Kabupaten Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng 5 Oktober 2010 s/d 3 Desember 2010 4,50 39.600.000,00
Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng
- PPK / PA Kantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Buleleng

20 - Pemerintah Kota Denpasar Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 23 Agustus 2010 s/d 20 Nop. 2010 7,00 86.410.000,00
Badan Perencanaan Pembanguan Daerah Raperda RDTR Kecamatan Denpasar
- Kepala Bappeda Kota Denpasar, selaku Timur
PA/Pengguna Barang

21 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemutakhiran/ Updating Data Sarana - Bidang Tata Lingkungan Kabupaten Badung 19 Juli 2010 s/d 16 Sept 2010 3,00 48.999.000,00
Dinas Cipta Karya dan Prasarana Pendidikan
- PPK Kegiatan Pemutakhiran/
Updating Data Sarana dan
Prasarana Pendidikan

22 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 16 Juni 2010 s/d 14 Oktober 2010 12,00 166.863.000,00
Dinas Pekerjaan Umum IKK Abang Kabupaten Karangasem
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

23 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemeriksaan Kualitas Lingkungan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Badung 8 Juni 2010 s/d 4 Nopember 2010 14,00 97.900.000,00
Badan Lingkungan Hidup
- Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab.
Badung selaku Pejabat Pengguna
Anggaran Kegiatan Pemantauan Kualitas
Lingkungan dengan Pek. Pemeriksaan
Kualitas Lingkungan

24 - Pemerintah Prov. Bali Konsultasi Publik Pengelolaan Sampah - Bidang Tata Lingkungan Tersebar di Prov. Bali26 April 2010 s/d 24 Juli 2010 9,00 71.967.000,00
Badan Lingkungan Hidup
- Kegiatan Pengendalian Sampah

25 - Kementrian Pekerjaan Umum Rencana Tindak Penanganan Lingkungan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Gianyar 19 April 2010 s/d 16 Agust 2010 13,00 244.483.000,00
Dirjen Cipta Karya Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar
- PPK Penataan Lingkungan
Permukiman (PLP) Sakter
Penataan Bangunan dan
Lingkungan Bali

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas 10
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

26 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemantauan Kawasan Suci - Bidang Tata Lingkungan Kabupaten Badung 14 April 2010 s/d 12 Juli 2010 7,00 34.903.000,00
Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
- PPK Kegiatan Monitoring dan
Evaluasi Pemanfaatan Ruang
di Kabupaten Badung

27 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 08 September 2010 s/d 06 Desember 2010 10,00 97.927.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Kawasan Besakih
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

28 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Air Minum Desa Duda, Duda - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009 11,90 291.000.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Timur dan Kec. Sidemen Kab. Karangasem
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

29 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Air Minum IKK Manggis - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009 15,30 341.000.000,00
Dinas Pekerjaan Umum di Kab. Karangasem
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

30 - Pemerintah Kab. Tabanan Penyusunan Laporan Status Lingkungan - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Tabanan 19 Oktober 2009 s/d 17 Desember 2009 9,50 74.497.500,00
Kantor Lingkungan Hidup Hidup Daerah
- Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Tabanan

31 - Pemerintah Kab. Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 3 September 2009 s/d 1 Desember 2009 7,40 87.505.000,00
Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng
- PPK/Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng

32 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Statistik Pertambangan - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 9 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009 93.893.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Batuan di Kab. Karangasem
- Kepala Bidang Pertambangan

33 - Departemen Pekerjaan Umum DED Sistem Drainase Kawasan - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan Kuta 7 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009 14,00 283.459.000,00
Dirjen Cipta Karya Wisata Kuta Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung
- PPK Pengembangan Infrastruktur
Metropolitan

34 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 1 Juni 2009 s/d 29 Okt 2009 17,50 284.234.000,00
Dirjen SDA Balai Wilayah Air Baku Telagawaja Di Kabupaten
Sungai Bali-Penida Karangasem
- PPK Perencanaan dan Program

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas 11
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

35 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 11 Mei 2009 s/d 7 Sept. 2009 13,00 211.524.000,00
Dirjen Cipta Karya - Direktorat PBL Tukad Badung Kota Denpasar dan Bidang Inspeksi Teknis
- PPK Pembinaan Teknis Bangunan
Gedung (PTBG) Satker Penataan
Bangunan dan Lingkungan Bali

36 - Dinas Pekerjaan Umum Review Desain Teknis Rehabilitasi Tanggul - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 28 April 2009 s/d 27 Mei 2009 4,00 30.336.000,00
Kabupaten Klungkung Pengaman Pantai Jungut Batu
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

37 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Penyediaan Air Baku - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 24 April 2009 s/d 22 Juli 2009 6,50 88.716.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Sanggalangit di Kab. Buleleng
- Kepala Bidang Sumber Daya Air
selaku Kuasa PA /Kuasa Pengguna
Barang DPU. Prov. Bali

38 - Pemerintah Prov. Bali Pembuatan Ded Sistem Distribusi - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 2 April 2009 s/d 3 Juni 2009 13,20 225.420.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Air Bersih Telaga Waja

39 - Pemerintah Kabupaten Badung Penyusunan Database Kegiatan - Bidang Inspeksi Teknis Kabupaten Badung 20 Februari 2009 s/d 21 Mei 2009 5,00 44.660.000,00
Dinas Cipta Karya Keciptakaryaan
- Kepala Dinas Cipta Karya
Kabupaten Badung

40 - Pemerintah Kab. Karangasem Perencanaan Teknis Kegiatan Perbaikan Irigasi - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 12 Pebruari 2009 s/d 12 Maret 2009 5,00 34.806.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Subak di Kec. Manggis dan Abang
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Karangasem / Pengguna
Anggaran

41 - Pemerintah Kab. Karangasem DED Perencanaan Jaringan Air Bersih / Air - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Pebruari 2009 s/d 11 April 2009 3,00 29.914.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Minum di Kecamatan Selat dan Sidemen
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Karangasem / Pengguna
Anggaran

42 Dinas Pekerjaan Umum DED Teknik Pembangunan Tanggul - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 11 Nopember 2008 s/d 10 Des 2008 10,00 120.350.000,00
Kabupaten Klungkung Pengaman Pantai Lembongan

43 - Dep. Pekerjaan Umum Survey Kondisi Sungai-sungai Potensial - Bidang Inspeksi Teknis di Kawasan 10 Nopember 2008 s/d 24 Des 2008 4,50 39.395.000,00
- UPT Balai Pengelolaan di Kawasan Bali Utara Bali Utara
Infrastruktur Kawasan
Bali Utara

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas 12
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

44 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Neraca DSDP - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan 9 September 2008 s/d 7 Desember 2008 3,00 46.420.000,00
Dirjen Cipta Karya SARBAGITA
- PPK Pengembangan Infrastruktur
Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA

45 - Departemen Pekerjaan Umum DED Pilot Project Composting Bangli - Bidang Inspeksi Teknis 28 Agustus 2008 s/d 6 Okt 2009 3,90 95.865.000,00
- Satker Pengembangan penyehatan dan Bidang Inspeksi Teknis
Lingk Permukiman Bali

46 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Buku Konsep Taman Bali/ - Bidang Inspeksi Teknis 28 Agustus 2008 s/d 11 Nop. 2008 5,50 19.900.000,00
Badan Lingkungan Hidup Bali Menuju pulau Taman
- (BLH)

47 - Pemerintah Prov. Bali Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Bangli 28 Agustus 2008 s/d 25 Nop. 2008 13,00 173.283.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli
- Kepala Bidang Pertambangan

48 - Pemerintah Kab. Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 4 Agustus 2008 s/d 2 Oktober 2008 125.050.000,00
Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

49 - Departemen Pekerjaan Umum Outline Plan Drainase Kawasan Kuta - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan Kuta 21 Juli 2008 s/d 22 Sept 2008 6,50 93.797.000,00
- Dirjen Cipta Karya dan Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung
Satker Pengembangan
Persampahandan Sanitasi Sarbagita

50 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 24 Juni 2008 s/d 22 Okt. 2008 12,00 172.227.000,00
Dirjen SDA Balai Wilayah Hidrant di Kabupaten Buleleng
Sungai Bali-Penida
- PPK Perencanaan dan Program

51 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Evaluasi Sistem Penyedian Air Baku - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 23 Juni 2008 s/d 21 Okt. 2008 14,50 174.718.000,00
Dirjen SDA Balai Wilayah Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng
Sungai Bali-Penida
- PPK Perencanaan dan Program

52 - Pemerintah Prov. Bali Iventarisasi Kerusakan dan Bangunan - Bidang Inspeksi Teknis Prov. Bali 16 Juni 2008 s/d 12 Nop 2008 20,00 238.060.000,00
Badan Perenc. Pemb. Bali Pengaman Pantai Serta Teknis dan Inspeksi Teknis (tersebar)
Pengamanan Abrasi Pantai di Prov. Bali

53 - Pemerintah Provinsi Bali Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan - Bidang Tata Lingkungan Denpasar, 23 Mei 2008 s/d 19 Sept 2008 7,00 86.806.000,00
Dinas Pekerjaan Umum strategis Kota Denpasar, Kab. Tabanan, Kab. Tabanan,
- Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Kab, Badung Kab. Badung
Barang DPU. Provinsi Bali

54 - Pemerintah Prov. Bali Monitoring Perkembangan DAS SUB SWS - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 14 Mei 2008 s/d 24 Agustus 2008 8,50 93.582.000,00
Dinas Pekerjaan Umum 03.01.15 & 03.01.16 di Kab. Karangasem

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas 13
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

55 - Pemerintah Prov. Bali Membuat Petunjuk O&P Untuk - Bidang Inspeksi Teknis Kab Gianyar 9 Mei 2008 s/d 6 Agustus 2008 9,00 47.465.000,00
Dinas Pekerjaan Umum D.I. Cengcengan Kab. Gianyar

56 - Pemerintah Prov. Bali Kajian Penuruan Muka Air Danau Batur - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Bangli 30 April 2008 s/d 27 Agst 2008 91.762.000,00
(Bapedalda) Prov. Bali

57 - Pemerintah Kab. Badung Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung 28 April 2008 s/d 28 Agust 2008 8,00 46.596.000,00
Badan Perencanaan di Kab. Badung
Pembangunan Daerah

58 - Dep. Pekerjaan Umum Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 14 April 2008 s/d 12 Juli 2008 5,50 89.457.500,00
Dirjen Cipta Karya dan Kawasan Perdesaan Tertinggal di
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Nusa Penida Kabupaten Klungkung
Permukiman Bali/PPK Pengembangan
Kawasan Permukiman Perdesaan.

59 - Dirjen Cipta Karya Penyusunan UKL dan UPL Trashrack - Bidang Inspeksi Teknis Kota Denpasar 7 April 2008 s/d 6 Mei 2008 7,00 47.355.000,00
Satker PengebanganPersampahan Tukad Loloan
dan Sanitasi Sarbagita

60 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur - Bidang Inspeksi Teknis 9 Kab./Kota 3 April 2008 s/d 25 Nop. 2008 9,00 48.190.000,00
(Bapedalda) Prov. Bali Tentang Lokasi Pembuangan Limbah Prov. Bali

61 - Dinas Pekerjaan Umum FS. Perbaikan Lingkungan Permukiman - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 17 Des. 2007 4,50 59.321.000,00
Kab. Karangasem di Kabupaten Karangasem

62 Dinas Pekerjaan Umum FS. Rehabilitasi Pantai Penunjang - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 14 Des. 2007 6,50 59.411.000,00
Kab. Karangasem Pariwisata

63 Dinas Pekerjaan Umum Perencanaan 1 Unit Embung Dusun Lean - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 16 Des 2007 8,50 84.714.000,00
Kab. Karangasem Desa Bunutan Kecamatan Abang

64 - Pemerintah Kabupaten Klungkung Perencanaan Teknis Rehabilitasi Bendung - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 27 Juli 2006 s/d 12 Oktober 2006 4,50 75.250.000,00
Dinas Pekerjaan Umum dan Jaringan Irigasi DI. Cai
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum /
Pengguna Anggaran

65 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Identifikasi Pra Desain Embung Daerah - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 18 Juni 2005 s/d 20 Oktober 2005 6,00 93.582.000,00
Dirjen Sumber Daya Air Kritis Air Kabupaten Buleleng
- Kepala Satuan Kerja Sementara
Proyek Penyediaan Air Baku Bali

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas 14
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

A.3. Uraian Pengalaman Perusahaan

Berdasarkan daftar pengalaman kerja pada Bab sebelumnya, maka kami


lampirkan uraian pengalaman kerja dari CV. Tri Matra Disain untuk pekerjaan
sejenis selama periode 10 ( Sepuluh ) tahun terakhir.

15

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

2. NAMA PEKERJAAN : Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana PLP

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana PLP

4 LOKASI PROYEK : Kab. Gianyar dan Kab. Klungkung

5 NILAI KONTRAK : Rp668.222.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPLPM-TMD/11.18 tanggal 24 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 24 Mei 2011 s/d 20 Nop 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 9 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1. - - -
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader - Teknik Lingkungan 6,00


2 Ahli Penglolaan Sampah - Teknik Lingkungan 4,00
3 Ahli Struktur Bangunan - Teknik Sipil 4,00
4 Ahli Teknik Drainase - Teknik Sipil 4,00
5 Ahli Air Limbah-1. - Teknik Lingkungan 4,00
6 Ahli Air Limbah-2. - Teknik Lingkungan 4,00
7 Ahli Mekanikal Elektrikal - Teknik Elektro 2,00
8 Ahli Kelembagaan - Hukum 2,00
9 Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil 3,00

JUMLAH 22,00

16

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

2. NAMA PEKERJAAN : Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010

4 LOKASI PROYEK : Kab. Buleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp167.975.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPLPM-TMD.11.10 tanggal 12 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 12 Mei 2011 s/d 18 Nopember 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1. - - -
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader - Teknik Kimia 6,00


2 Ahli Teknik Lingkungan - Teknik Lingkungan 1,00
3 Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil 1,00
4 Ahli Ekonomi Perkotaan/Wilayah - Ekonomi Pembangnan 1,00
5 Ahli Komputer - Teknik Komputer 2,00

JUMLAH 11,00

17

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali

2. NAMA PEKERJAAN : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

4 LOKASI PROYEK : Kab. Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp372.350.000

6 NO. KONTRAK : KU.03.08/PKPAM-TMD/120 tanggal 23 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 23 Mei 2011 s/d 18 Nopember 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan

No. Nama Perusahaan

1. - - -
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan 4,00


2 Ahli Air Minum - Teknik Sipil 4,00
3 Ahli Kelembagaan - Hukum 3,00
4 Ahli Keuangan - Ekonomi 3,00

JUMLAH 14,00

18

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

2. NAMA PEKERJAAN : UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba

4 LOKASI PROYEK : Kab. Denpasar

5 NILAI KONTRAK : Rp74.360.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPLPM-TMD/11.02 tanggal 14 April 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 14 April 2011 s/d 19 Juni 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -


ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan

No. Nama Perusahaan

1. - - -
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan 2,00


2 Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya - Ekonomi Pembangunan 2,00
3 Ahli Kesehatan Masyarakat - Teknik Kesehatan Masyarakat 2,00

JUMLAH 6,00

19

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali

2. NAMA PEKERJAAN : Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan

4 LOKASI PROYEK : Kab. Karangasem


5 NILAI KONTRAK : Rp171.435.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPLP-TMD/11.05 tanggal 7 April 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 April 2011 s/d 15 Agustus 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -


ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1. - - -
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan 4,00


2 Ahli Sosiologi/Kelembagaan Masyarakat - Kesehatan Masyarakat 2,50
3 Ahli Teknik Lingkungan - Teknik Lingkungan 2,00

JUMLAH 8,50

20

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : Pemerinah Kabupaten Buleleng Kantor Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN : Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Buleleng


5 NILAI KONTRAK : Rp39.600.000

6 NO. KONTRAK : 600/1645/KLH

7 WAKTU PELAKSANAAN : 5 Oktober 2010 S/D 3 Desember 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :
NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader - Teknik Biologi / Kimia 2,00


2 Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia 1,00
3 Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan 1,50

Jumlah 4,50

21
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : Pemerintah Kabupaten Badung Badan Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN : Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung


5 NILAI KONTRAK : Rp97.900.000

6 NO. KONTRAK : 027/546/LH/2010 dan 096/TMD/KONT/VI/2010, tanggal 8 Juni 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN : 8 Juni 2010 S/D 4 Nopember 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :


ALAMAT :
NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan

No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Ketua Tim - Teknik Lingkungan 5,00


2 Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan 4,00
3 Ahli Biologi - Ahli Biologi 2,50
4 Ahli Kimia - Ahli Kimia 2,50

Jumlah 14,00

22
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : Pemerintah Prov. Bali Badan Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN : Konsultasi Publik RAPERDA Pengelolaan Sampah

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Tersebar di Provinsi Bali


5 NILAI KONTRAK : Rp71.967.000

6 NO. KONTRAK : 027/1010/Bid. Was/2010 dan 26/KONT-CV. TMD/IV/2010, tanggal 26 April 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN : 26 April 2010 S/D 24 Juli 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :


ALAMAT :
NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan) - Ahli Hukum / Teknik Lingkungan 3,00
2 Ahli Ilmu Lingkungan - Ahli Hukum 3,00
3 Ahli Kelembagaan - Ahli Hukum 3,00

Jumlah 9,00
ASISTEN AHLI
1 Ass. Ahli Lingkungan 2,50
2 Ass. Ahli Kelembagaan 2,50

23
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : Pemerintah Kab. Tabanan Kantor Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN : Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Tabanan

5 NILAI KONTRAK : Rp74.497.500

6 NO. KONTRAK : 660.1/723/KLH dan 09/TMD-KONT/X/2009, tanggal 19 Oktober 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 19 Oktober 2009 S/D 17 Desember 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Ketua Tim - Teknik Lingkungan 2,00


2 Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan 1,51
3 Ahli Hidrologi - Teknik Sipil / Pengairan 1,50
4 Ahli Biologi - Teknik Lingkungan 1,50
5 Ahli Sosial budaya - Ahli Sosial & Budaya 1,50
6 Kedokteran - Kedokteran 1,50

Jumlah 9,51

24
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : Pemerintah Kab. Buleleng Kantor Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN : Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten B uleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp87.505.000

6 NO. KONTRAK : 600/1149/KLH/2009 dan 03/CV. TMD/IX/2009, tanggal 3 September 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 3 September 2009 S/D 1 Desember 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :
NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader - Teknik Biologi / Kimia 3,0


2 Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia 2,0
3 Ahli Sosial Budaya - Ahli Sosial / Antropologi 1,2
4 Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan 1,2

Jumlah 7,4

25
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur


1. PENGGUNA JASA :
Metropolitan

2. NAMA PEKERJAAN : DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta

4 LOKASI PROYEK : Kawasan Kuta - Badung


5 NILAI KONTRAK : Rp283.459.000

6 NO. KONTRAK : Ku.08.08/PPLP. M-TMD/08.09

7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 Juli 2009 S/D 6 Oktober 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :


ALAMAT :
NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader/Ahli Lingkungan - Teknik Sipil / Pengairan 3,00


2 Ahli Teknik Drainase - Teknik Sipil / Pengairan 3,00
3 Ahli Geodesi / Pemetaan - Teknik Geodesi 2,00
4 Ahli Struktur Bangunan - Teknik Sipil 2,00
5 Ahli Mekanika Tanah / Geologi Teknik - Teknik Sipil 2,00
6 Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil 2,00

Jumlah 14,00

ASSISTEN AHLI 4x2


1 Ass. Ahli Muda Pengukuran / Geodesi 3,00
2 Ass. Ahli Muda Gambar 1,00
3 Ass. Ahl;I Muda Lab. Aulity Test 1,00
4 Ass. Ahli Muda Bor Master 1,00

26
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK
1. PENGGUNA JASA :
Perencanaan dan Program
Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja Di Kabupaten
2. NAMA PEKERJAAN :
Karangasem

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp284.234.000

6 NO. KONTRAK : HK.02.03/BWS-BP/PPR/09, tanggal 1 Juni 2009,

7 WAKTU PELAKSANAAN : 1 Juni 2009 S/D 29 Okt 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :


ALAMAT :
NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan

No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader - Teknik Sipil/Pengairan/Lingkungan 5,0


2 Ahli Sumber Dya Air - Teknik Sipil/Pengairan 3,0
3 Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan 4,5
4 Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya - Ahli Sosiologi / Ekonomi Pertanian 3,0
5 Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia 2,0

Jumlah 17,5

27
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Departemen Pekerjaan Umum- Satker Pengembangan Penyehatan Lingk


1. PENGGUNA JASA :
Permukiman Bali

2. NAMA PEKERJAAN : DED Pilot Project Composting Bangli

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : DED Pilot Project Composting Bangli

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Bangli

5 NILAI KONTRAK : Rp95.865.000

6 NO. KONTRAK : KU.08,08/PPLP.M-TMD/10.09

7 WAKTU PELAKSANAAN : 28 Agustus 2008 S/D 6 Okt 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan) - Ahli Hukum / Teknik Lingkungan 1,30
2 Ahli Ilmu Lingkungan - Teknik Lingkungan 1,30
3 Ahli Kelembagaan - Ahli Hukum 1,30

Jumlah 3,90

28
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur


1. PENGGUNA JASA :
Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA

2. NAMA PEKERJAAN : Penyusunan Neraca DSDP

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Penyusunan Neraca DSDP

4 LOKASI PROYEK : Kawasan SARBAGITA


5 NILAI KONTRAK : Rp46.420.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.09/PIPSS-TMD/27.08, tanggal 9 September 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 9 September 2008 S/D 7 Desember 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :


ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 2 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan

No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader / Ahli Akuntansi - Ekonomi Akuntansi 3,00

Jumlah 3,00
ASSITEN AHLI
1 Ass. Ahli Akuntansi - Ekonomi Akuntansi 3,00

29
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : DPU-Dirjen Cipta Karya - Satker PengebanganPersampahan dan Sanitasi Sarbagita

2. NAMA PEKERJAAN : Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan

4 LOKASI PROYEK : SARBAGITA

5 NILAI KONTRAK : Rp47.355.000

6 NO. KONTRAK : Ku.08.09/PIPSS-TMD/02/2008, Tanggal 7 April 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 April 2008 S/D 6 Mei 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan

No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader/Ahli Lingkungan - Teknik Sipil 1,00


2 Ahli Teknik Sipil Struktur / Hidrologi - Teknik Sipil/Pengairan 1,00
3 Ahli Sosial - Teknik Kelembagaan 1,00
4 Ahli Sungai - Teknik Sipil/Pengairan 1,00

Jumlah 4,00
ASSITEN AHLI
1 Ass. Ahli Teknik Mekanika dan Elektrikal - Teknik M&E 1,00
2 Ass. Ahli Teknik Kimia - Teknik Kesehatan 0,75
3 Ass. Ahli Teknik Mikrobiologi - Teknik Kesehatan 0,75

30
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA : Pemerintah Prov. Bali - (Bapedalda) Prov. Bali

2. NAMA PEKERJAAN : Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

4 LOKASI PROYEK : Provinsi Bali


5 NILAI KONTRAK : Rp48.190.000

6 NO. KONTRAK : 027/179/Bid III/Bapedalda, 3 April 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 3 April 2008 S/D 25 Nop. 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :
NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Team Leader (Ahli Lingkungan) - Teknik Lingkungan 3,0


2 Ass. Ahli Hukum - Ahli Hukum 3,0
3 Ass. Ahli Sosial Ekonomi - Ahli Ekonomi 3,0

Jumlah 9,00

31
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, Satker Pengembangan


1. PENGGUNA JASA :
Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi Sarbagita

2. NAMA PEKERJAAN : Outline Plan Drainase Kuta

3. LINGKUP PRODUK UTAMA : Outline Plan Drainase Kuta

4 LOKASI PROYEK : Kawasan Kuta


5 NILAI KONTRAK : Rp93.797.000,00

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPSS-TMD.22.08, tanggal 21 Juli 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 21 Juli 2008 s/d 18 September 2008 (60 hari kalender)

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :
NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan


: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Jumlah Tenaga Ahli


10 PERUSAHAAN MITRA KERJA
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No. Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

No. Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 Ketua Team / Team Leader - Teknik Lingkungan 2,0


2 Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil / Pengairan 1,5
3 Ahli Sungai - Teknik Sipil / Pengairan 1,5
4 Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil 1,5

Jumlah 6,50
ASSISTEN AHLI
1 Ass. Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil / Pengairan 1,0
2 Ass. Ahli Sungai - Teknik Sipil / Pengairan 1,0

32
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Bagian
B PENDEKATAN DAN
METODELOGI

B.1. Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja

1. Umum

Konsultan telah mempelajari dengan seksama kerangka acuan kerja


(KAK) yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan Penyusunan Masterplan
Persampahan Kota Denpasar yang dikeluarkan oleh BAPPEDA Kota Denpasar
maka Kami sebagai penyedia jasa telah memahami dan benar-benar
benar benar mengerti.

2. Tanggapan Terhadap KAK


2.1. Tanggapan Umum

Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk


untu pekerjaan
Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang ada sudah
memenuhi alur kerja yang sistematis dan pada hakikatnya merupakan patokan
dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya
dalamnya telah dijelaskan secara
rinci. Oleh karena itu, pihak Konsultan
Konsultan akan mengikuti semua ketentuan yang
tercantum dalam KAK dan syarat syarat tersebut mulai dari tahapan mengikuti
seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan apabila pihak
kami mendapat kepercayaan untuk memenangkan seleksi ini.

Untuk
tuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan /
kesepahaman dari setiap aspek yang tertuang dalam KAK tersebut diantara

33
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

kedua belah pihak dalam hal ini pihak BAPPEDA Kota Denpasar dan Konsultan,
sehingga diharapkan tidak ada lagi pertanyaan pertanyaan yang menyebabkan
hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.

Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau


pertimbangan bagi pihak panitia / direksi sehingga akan lebih menyempurnakan
Kerangka Acuan Kerja yang ada, diperlukan beberapa tanggapan terhadap
Kerangka Acuan Kerja.

TANGGAPAN KHUSUS

1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang

Setelah konsultan mempelajari dengan seksama bagian pendahuluan dan


latar belakang yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar pada
prinsipnya kerangka acuan untuk pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan sudah jelas dan dapat memberikan gambaran mengenai bentuk
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Tanggapan Terhadap Kegiatan Yang Dilaksanakan dan Cara


Pelaksanaan Kegiatan

Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan


tercapai jika memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di
dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup
pekerjaan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan
baik, dan sasaran dari pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan
tepat waktu. Dan konsultan cukup memahami apa yang disajikan dalam
KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan dalam rapat
penjelasan yang telah dilakukan.

Lingkup kegiatan seperti yang termuat di dalam kerangka acuan kerja yang
harus dilaksanakan oleh konsultan mencakup beberapa bagian pekerjaan
yang sudah dirinci tahapan pelaksanaannya, dan setelah dipelajari dan
diamati dengan sebaik - baiknya maka konsultan berpendapat bahwa
lingkup pekerjaan sudah sangat jelas dan mudah dipahami oleh Konsultan.
Hal yang perlu dipertanyakan hanya bersifat teknis pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
34
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan

Dengan memperhatikan penjelasan mengenai maksud, tujuan dan sasaran


pekerjaan di atas masih perlu diperjelas dengan kondisi eksisting
persampahan Kota Denpasar. Hal ini untuk memperjelas sasaran yang ingin
dicapai untuk Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar
secara detail.

Terlepas dari hal ini konsultan berpendapat bahwa maksud, tujuan dan
sasaran dari pekerjaan sudah cukup jelas dan konsultan berkeyakinan dapat
menyelesaikannya dengan sebaik - baiknya.

4. Tanggapan Terhadap Keluaran

Secara jelas keluaran yang harus diperoleh adalah tersedianya dokumen


Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang harus diserahkan dalam
akhir masa pelaksanaan pekerjaan dan sudah dapat mengadopsi semua
kebutuhan dalam penyusunan laporan.

5. Tanggapan Terhadap Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Konsultan menyadari pelaksanaan kegiatan Penyusunan Masterplan


Persampahan Kota Denpasar ini akan dapat berjalan dengan baik pada
tempat atau Kota Denpasar yang memenuhi persyaratan kriteria yang bisa
difasilitasi, sebab semua perencanaan dan kegiatan yang akan dilakukan
selalu berdasarkan atas ketersediaan sumber daya yang terdapat dilokasi
pekerjaan. Dengan adanya sumber daya yang memadai maka kegiatan akan
dapat berjalan dengan baik.

6. Tanggapan Terhadap Personil

Personil yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan


Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar dirasa sudah
mencukupi dari segi kuantitas maupun kualitas apabila sesuai dengan
kriteria yang sudah ditetapkan.

Jadi semua tenaga ahli yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini
telah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan seperti yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja.

35
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

7. Tanggapan Terhadap Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Konsultan berpendapat bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang


disediakan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan Penyusunan
Masterplan Persampahan Kota Denpasar dengan sebaik - baiknya.
Konsultan sanggup menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan tersebut dengan bantuan dari Direksi Pekerjaan dan
Instansi terkait lainnya.

Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh


konsultan, maka dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan,
Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan
harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak terdapat
kegiatan yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua
kegiatan yang telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak.

36
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

B.2. Uraian Pendekatan, Metodelogi dan Program Kerja

1. Umum

1.2. Uraian Pendahuluan

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negative karena
dalam penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya
memerlukan biaya yang cukup besar.
Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di
kotakota di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penan.ganan yang baik
akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang
merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan, baik
terhadap tanah, air dan udara. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap
sampah. Penanganan dan pengendalian akan menjadi semakin kompieks dan
rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun kompisisi dari sampah sejalan
dengan majunya kebudayaan. Oieh karena itu penanganan sampah di perkotaan
relatif lebih dibanding sampah di desa-desa.
Pertambahan penduduk yang semakin meningkat membawa konsekuensi logis
meningkatnya jumlah sampah serta menurunnya kemampuan pengelolaan
sampah.
Di pihak lain, adanya tuntutan akan permukiman yang bersih dan sehat, dan
upaya pemenuhan target MDGs mengakibatkan kebutuhan akan pelayanan
persampahan tetap harus diperhatikan Peningkatan pelayanan persampahan
seringkali dilakukan tanpa suatu kebijakan dan perencanaan sebagai acuan yang
jelas sehingga menyulitkan para pelaksana di lapangan. Sampah menjadi
masalah serius sehingga diperlukan penanganan secara seksama secara
terintegrasi dengan inovasi-inovasi baru yang lebih memadai dalam perangkat
sistem dan mekanisme pengelolaan persampahan sehingga kegiatan
perencanaan, operasional, evaluasi dan pengendalian pengelolaan
persampahan dapat berlangsung dengan baik.
Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah kota adalah masalah
37
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk
pembuangan. Sebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan kota
kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60% dari
seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar ditangani dan
dibuang dengan cara yang tidak saniter, boros dan mencemari. Untuk
mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan
sampah di kota, maka dalam pengelolaannya harus cukup layak
Untuk meningkatkan kondisi pengelolaan persampahan secara keseluruhan
diperlukan suatu perencanaan yang memadai dalam bentuk masterplan
persampahan. Masterplan persampahan ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan bagi para pelaku pembangunan bidang persampahan dalam
meningkatkan manajemen pengelolaan sampah.

1.3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud Kegiatan

Maksud dilaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai panduan bagi


Pemerintah Kota Denpasar dalam melakukan perencanaan, penataan,
pengendalian dan pengawasan di bidang persampahan.
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Menyediakan perencanaan pengelolaan persampahan secara lebih
memadai yang meliputi aspek teknis kelembagaan, pembiayaan,
peraturan dan aspek peran serta masyarakat.
2. Menciptakan system pengelolaan sampah terpadau dan
berkelanjutan.
3. Menyusun payung hukum pengelolaan persampahan.

1.4. Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :
1. Terwujudnya sistem pengelolaan persampahan yang terpadu dan
berkelanjutan.
2. Terwujudnya pelayanan maksimal dalam penanganan persampahan.
3. Terbentuknya payung hukum pengelolaan persampahan.

38
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

1.5. Lokasi Kegiatan


Lokasi pelaksanaan pekerjaan ini mencakup seluruh wilayah administrasi
Kota Denpasar seluas 12.778 Ha.

1.6. Lingkup Pekerjaan


Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ruang lingkup pekerjaan yang
harus dilakukan metiputi:
1. Persiapan
- Melakukan studi literatur atau review studi yang relevan di Kota
Denpasar
- Membuat program kerja kegiatan secara keseluruhan
- Menetapkan metode survey
- Menyusun kuesioner untuk menjaring data
- Menyusun jadual kerja dan kegiatan persiapan lain yang
dibutuhkan
2. Pengumpulan Data
- Data Primer
Melakukan survey lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan
sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah,
komposisi dan karakteristik sampah, kondisi pewadahan,
pengumpulan, pemindahan. Pengangkutan dan pembuangan
akhir, upaya 3 R baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun
pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi serta
pengumpulan data lain yang relevan.
- Data Sekunder
Melakukan survey ke instansi terkait mengenai kondisi
kelembagaan yang menanganani masalah persampahan (institusi,
struktur organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi),
kondisi pembiayaan (investasi; operasi pemeliharaan dan retribusi)
selama sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, dukungan peraturan
yang dimiliki oleh Kota Denpasar berkaitan dengan pengelolaan
persampahan dan program penyuluhan yang ada, kondisi kota
Denpasar (fisik kota, sosial ekonomi, pendapatan masyarakat,
fasilitas kota, daerah kumuh), rencana pengembangan kota (tata

39
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

guna lahan) baik untuk kotaDenpasar maupun kota-kota


sekitarnya serta pengumpulan data lain yang relevan.
3. Kompilasi dan Pengolahan Data Mengelompokkan data kuantitatif dan
kualitatif yang relevan dengan perencanaan persampahan sebagai
bahan analisis
4. Pengkajian :
- Penyiapan standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai
tujuan penyusunan Masterplan Persampahan
- Pengkajian tata ruang kota yang mempengaruhi sistem
kebersihan
- Pengkajian tertiadap sistem pengelolaan yang dilakukan saat ini
5. Analisis
Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
meningkatkan pola pelayanan persampahan. Metode analisis dapat
dilakukan secara deskriptif, SWOT maupun metode lain
6. Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2022
Perencanaan teknis dan manajemen persampahan meliputi:
- Proyeksi perkembangan penduduk
- Proyeksi volume sampah
- Pengembangan aspek institusi
- Pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana dan sarana
persampahan, pewadahan, pegumpulan, pemindahan,
pengolahan / 3 R, pengangkutan dan pembuangan akhir). Selain
itu juga diperlukan rencana kebutuhan dukungan Prasarana dan
Sarana dalam rangka mendukung pengoperasian IPST Sarbagita
yang merupakan TPA regional yang digunakan bersama oleh kota
Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Kab Badung, dan dilengkapi
dengan peta dan gambar dengan skala sesuai ketentuan
- Pengembangan aspek pembiayaan (kebutuhan biaya investasi
selama kurun waktu perencanaan, biaya operasi dan
pemeliharaan per tahun serta perhitungan tarif retribusi)
- Pengembangan aspek pengaturan (penyempumaan perda
termasuk untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya)

40
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

- Pengembangan aspek peran serta masyarakat (usulan program


penyuluhan, pilot project penanganan sampah berbasis
masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain)
7. Penyusunan Laporan Kegiatan

1.7. Apresiasi dan Inovasi


1.7.1. Apresiasi Lokasi Pekerjaan
Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecamatan,
kecama 43 Desa /
Kelurahan. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10 Desa, Denpasar Timur 11
Desa / Kelurahan, Denpasar Barat 11 Desa / Kelurahan, dan Denpasar Utara 11
Desa / Kelurahan. Menurut letak geografis Kota Denpasar berada antara 08 35
31- 08 44 49 Lintang Selatan, 115 10 23 - 115 16 27 Bujur Timur. Luas
wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luar wilayah
Propinsi Bali.
Batas wilayah administratif Kota Denpasar adalah sebagai berikut :
Sebelah
belah Utara : Berbatasan Kabupaten Badung
Sebelah Selatan : Berbatasan Kabupaten Gianyar
Sebelah Barat : Berbatasan Kabupaten Klungkung
Sebalah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok

Tabel B.1.. Luas Wilayah Kota Denpasar per Kecamatan

Luas Wilayah Luas Wilayah


Kecamatan Denpasar
No (Km2) (Km2) Selatan
1 2 3
31.42 49.99 Denpasar
Denpasar
49.99 Timur
1 Selatan 24.06
22.31 Denpasar Barat
2 Denpasar Timur 22.31
3 Denpasar Barat 24.06
31.42 Denpasar
4 Denpasar Utara
Utara
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

1. Topografi
Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00-75
00 75 meter dari permukaan laut.
Dengan
ngan rincian pada Kecamatan Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00-12
00
meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Timur terletak pada ketinggian 00-
00
75 meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Barat terletak pada ketinggian
41
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

00-75 meter dari permukaan laut dan Kecamatan Denpasar Barat terletak pada
ketinggian 00-75 meter dari permukaan laut.

2. Curah Hujan
Selama tahun 2009 curah Hujan yang terjadi berdasarkan pemantauan Balai
Metereologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah III Denpasar berada pada keadaan
rata-rata. Curah Hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari.

Tabel B.2. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal Setiap
Bulan di Kota Denpasar (mm) 2009
Curah Hujan
No. Bulan
Realisasi Normal Perbedaan Persentase
1 Januari 430,5 360 70,5 19,5
2 Februari 393,7 300 93,7 31,2
3 Maret 261,5 252 9,5 3,7
4 April 20,3 152 131,7 86,6
5 Mei 63,3 87 23,7 26,4
6 Juni 2,9 22 19,1 86,8
7 Juli 9,3 16 6,7 42
8 Agustus 0 9 9 100
9 September 83,3 28 -55,3 197,5
10 Oktober 5,3 100 94,7 94,7
11 Nopember 259,3 224 35,3 15,8
12 Desember 246,8 297 50,2 16,9
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

3. Kependudukan
3.1. Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk 2000, pencerminan penduduk kota
Denpasar pada tahun 2009 berjumlah 649.762 jiwa yang terdiri dari penduduk
laki-laki 329.718 jiwa (50,74%) dan penduduk perempuan 320.044 jiwa
(49,26%). Jumlah penduduk tahun 2009 ini naik 3,32 % dibanding tahun 2008
yaitu sebesar 628.909 jiwa. Dari 4 kecamatan yang memiliki kepadatan
penduduk terbanyak adalah kecamatan Denpasar Barat (7.778 jiwa/Km2),
kemudian Kecamatan Denpasar Timur (5.447 jiwa/Km2), kecamatan Denpasar
Utara (4.914 jiwa/Km2), dan Kecamatan Denpasar Selatan (3.727 jiwa/Km2). Sex

42
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

ratio tertinggi dimiliki oleh Kecamatan Denpasar Barat sebesar 104. Denpasar
Utara memiliki sex ratio sebesar 103, dan Denpasar Selatan 102.

Tabel B.3. Jumlah Penduduk Kota Denpasar

Luas Wilayah Penduduk


Kecamatan Jumlah/Total
No (Km2) Laki Perempuan
1 2 3 4 5 6
1 Denpasar Selatan 49.99 94155 92175 186330
2 Denpasar Timur 22.31 62136 60637 122773
3 Denpasar Barat 24.06 95709 91983 187692
4 Denpasar Utara 31.42 77718 75249 152967
Jumlah Total
2009 127.78 329718 320044 649762
2008 127.78 319037 309872 628909
2007 127.78 308664 299931 608595
2006 127.78 295183 288417 583600
2005 127.78 292087 282868 574955
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

3.2. Ketenagakerjaan
Struktur tenaga kerja di Kota Denpasar pada tahun 2009 masih sama dengan
tahun 2008 dimana tenaga kerja masih terkonsentrasi pada tiga sektor. Sektro
perdagangan, hotel dan restoran masih mendominasi penyerapan tenaga kerja
di Denpasar dan mencapai 41,66 persen. Distribusi tersebut mengalami
peningkatan dibanding tahun 2008 yang hanya sebesar 39,16 %. Selain PHR,
sektor yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi adalah sekotr jasa-jasa (27,28%)
dan Industri (11,29%). Di Denpasar pertanian hanya mampu meyerap tenaga
kerja sebesar 1,92% tenaga kerja. Jumlah ini kian menurun dibanding tahun
2008 (2,57%).

3.3. Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan menjadi prioritas dalam upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada bidang pendidikan dapat kita lihat
jumlah sekolah, guru dan murid Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Kota Denpasar pada Tabel di
bawah.

43
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.4. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Denpasar

Banyaknya
Jenis Sekolah
Sekolah/Universitas Guru/Dosen Murid/Mahasiswa
Taman Kanak-kanak 208 251 4143
Sekolah Dasr/MI 218 3922 84890
SLTP/MTs 58 2347 23248
SMU/K 59 2989 33985
Perguruan Tinggi 22 3242 25122
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

3.4. Agama
Ketersediaan tempat peribadatan / bangunan suci seperti Pura, Mesjid, Gereja
dan Wihara merupakan hal penting dalam pembangunan keagamaan/ spritual
masyarakat. Kota Denpasar dengan pemeluk Agama Hindu 428.676 orang, Islam
143.399 orang, Protestan 30,017, Katholik 14.050 orang serta pemeluk agama
Budha 12.649 orang . Ketersediaan prasaranaa peribadatan terdiri dari Pura
Kahyangan Tiga 105 buah serta 3 buah Pura Sad Kahyangan, Mesjid dan Langgar
39 buah, serta 8 bangunan wihara.
Tabel B.5 . Jumlah Penduduk Pemeluk Agama di Kota Denpasar

Kecamatan Hindu Islam Katolik Protestan Budha Jumlah


No
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Denpasar Selatan 118173 37387 3940 6987 2951 169438
2 Denpasar Timur 90812 29232 5100 3168 1734 130046
3 Denpasar Barat 112249 55093 3026 5761 3257 179386
4 Denpasar Utara 113145 35093 2009 3948 2161 156356
Jumlah Total
2009 434379 156805 14075 19864 10103 635226
2008 428676 143399 14050 30017 12649 628791
2007 422972 141528 14453 19864 9465 608282
2006 405600 135716 13895 19048 9076 583335
2005 319979 131846 13940 26677 12182 504624
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

4. Kesehatan
Penyediaan fasilitas kesehatan Rumah Sakit Umum (RSU) baik pemerintah
maupun swasta, puskesmas, dan klinik merupakan upaya pelayanan kesehatan
bagi bagi masyarakat. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sarana kesehatan

44
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

dari 106 pada tahun 2008 menjadi 109. Dari jumah tersebut 61,47%
penyelenggaranya dari pihak swasta. Selain RSU, pelayanan kesehatan juga
dilaksanakan di puskesmas utama dan puskesmas pembantu.

Tabel B.6. Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak di Kota Denpasar


Banyaknya
No. Diagnosa Penyakit Kasus
1 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas 75854
2 Penyakit lain pada pernafasaan atas 36900
3 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 29696
4 Penyakit kulit alergi 19501
5 Penyakit kulit infeksi 16980
6 penyakit tekanan darah tinggi 15886
7 Penyakit sistem otot dan jaringan ikat 12031
8 Penyakit rongga mulut 11185
9 Penyakit tonsilitis 8846
10 Diare (termasuk tersangka kolera) 8815
Sumber : Denpasar Dalam Angka, 2010

5. Gambaran Pengelolaan Persampahan Kota Denpasar


a. Sumber, Komposisi, Volume, dan Timbulan Sampah
Sumber sampah kota Denpasar terdiri atas sampah pemukiman dan sampah
non permukiman. Yang tergolong sampah non pemukiman adalah sampah
sampah yang bersumber dari kantor, toko, sekolah, pasar, dan fasilitas umum
lainya. Menurut data hasil studi penanganan limbah padat (persampahan) Kota
Denpasar tahun 2010 timbulan sampah dibedakan menjadi timbulan sampah
organik dan anorganik. Rekapitulasi data volume timbulan sampah pemukiman
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel B.7. Rekapitulasi Volume Sampah di Kota Denpasar

Volem Timbulan
Volime
No uraian Sampah (m3/hari)
(m3/hari)
Organik Anorganik
Sampah perumahan 4021,07
A - Volume Sampah 1863,1 2157,97
- Persentase 46,33 53,67
Sampah Non Perumahan
B 1. Toko 85 45,05 39,95
2. Kantor 137 24,66 112,34

45
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3. Sekolah 165 69,3 95,07


4. Jalan/Taman 63 45,36 17,64
5.
140 81,2 58,8
Hotel/Restoran/R.Makan
6. Fasilitas Umum 92 44,16 47,84
- Volume Sampah 682 309,73 372,27
- Persentase 48,5 51,5
Total Volume Sampah 4703,07 2172,83 2530,24
Persentase Total 47,41 52,59
Hasil penelitian, 2010
Dari uraian diatas dapat dilihat volume sampah kota denpasar mencapai angka
4703,07 m3 per harinya. Dilihat dari sampah organik dan anorganiknya terjadi
pergesaran, dimana pada masa sekarang ini jumlah sampah organik semaikn
sedikit dan terjadi peningkatan pada sampah anorganik. Hal ini kemungkinan
terjadi akibat adanya penggunaan sampah plastik dan kertas yang semakin
banyak di kalangan masyarakat.
Tabel. B.8. Komposisi Sampah Kota Denpasar

% terhadap Volume
No uraian
Non Organik
Organik Plastik kertas lainya total
A Sampah perumahan 46,33 33,33 15 5,33 53,67
B Sampah Non Perumahan
1. Toko 53 28 16 3 47
2. Kantor 18 24 51 7 82
3. Sekolah 42 23 31 4 58
4. Jalan/Taman 72 15 10 3 28
5. Hotel/Restoran/R.Makan 58 17 21 4 42
6. Fasilitas Umum 48 25 19 8 52
Total Sampah Non Perumahan 48,5 22 24,67 4,83 51,5
b. Sistem Pewadahan
Pewadahan sampah adalah aktifitas menampung sampah sementara yang
dilakukan oleh penghasil sampah (sumber sampah)/petugas penyapu sampah
dengan menggunakan tempat sampah yang besarnya disesuaikan dengan
tingkat volume sampah yang dihasilkan. Penyapuan di Kota denpasar dilakukan
dengan sistem swakelola, wilayah kerja dibagi menjadi 10 sektor yang meliputi
seluruh kota denpasar. Penyapuan diutamakan pada ruas jalan protokol dengan
pertimbangan pada ruas yang dimaksud merupakan jalan utama dan padat

46
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

aktivitas terutama Kegiatan Jasa perniagaan. Kegiataan operasional kebersihan


DKP Kota Denpasar dibagi menjadi beberapa shift, yaitu sebagai berikut :
Tabel B.9. Kegiatan Operasional Kebersihan

Kegiatan Jadwal Tugas

Shift I : 06.00-11.00 Menyapu bdan jalan dan


Penyapuan telanjakan rumah tangga
yang dilayani
shift II : 12.00-17.00
Mengatur, menjaga, dan
Pengumpulan sampah mengawasi pembuangan
Shift I : 06.00-11.00 sampah dilokasi kontainer
shift II : 12.00-17.00 dan transferdepo
shift I : 05.30-10.00 Menaikan dan mengangkut
Shift II : 10.00-12.00 sampah rumah tangga di
Pengangkuta Sampah ke TPA sepanjang jalan yang
Shift III : 13.00-15.30
dilayani
Shift IV : 15.30-
selesai

c. Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya
mengumpulkan sampah dari wadah individu atau dari wadah komunal
(bersama) melainkan mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan
pengangkutan langsung maupun tidak langsung. Tahap pengumpulan tentunya
sangat terkait dengan kondisi BIN/kontainer/depo/TPS yang tersebar di seluruh
Kawasan Kota Denpasar.
- Kondisi BIN/bak sampah yang ada lapangan sebagian besar (70%) rusak.
Kodisi depo di Denpasar relative baik kecuali depo di Jl. Cok Agung Tresna
dan sidakarya diratakan (tidak ada bangunan) karena diganti dengan
kontainer
- Dikaji secara sistem operasional maupun fisik kontruksi depo/kontainer
sangat diperlukan karena lokasinya dekat dengan masyarakat (sumber
sampah) baik untuk lokasi pemilihan (3R) dan pengolahan sampah.
- Untuk depo yang dikelola masyarakat sebaiknya dibuat sedemikian rupa
untuk keperlian 3R yang berguna untuk mendukung UU no 18 tahun 2008
(masyarakat wajib mengelola sampah dengan 3 R)
- Adapun masalah / kendala di depo selama ini adalah perilaku tidak disiplin
masyarakat terhadap jadwal pembuangan menggunakan mobil (roda 4 atau
47
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

roda 4) ke Depo/TPS yang menyebabkan penumpukan sampah di Depo/TPS


sehingga menimbulkan bau tidak sedap di sekitarnya.
- Solusi dari permasalahan itu adalah ditetapkannya aturan mengenal waktu
pembuangan sampah di depo/tps disertakan dengan sangsi tegas jika
kedapatan ada warga yang melanggar ketentuaan tersebut.
Jumlah Sarana prasarana pewadahan Kota Denpasar yang dikelola DKP
Denpasar adalah sebagai berikut :
Tabel. B.10. Jumlah Sarana Prasarana Pengumpulan dan Pewadahan sampah
Kota Denpasar

VOL KAPASITAS NILAI KONDISI ALAT


NO Alat Pewadahan
(unit)
Sebagian besar
1 Bin/Tong Sampah 70 ltr 1885 70 Ltr Rp 1.659.756.250
Rusak 70%) rusak
3 Sebagian besar
2 Bin/Tong Sampah 1 m3 270 1m Rp 651.592.050
Rusak 70%) rusak
Bin/Tong Sampah 1 m3 3 Sebagian besar
3 40 1m Rp 139.700.000
beroda Rusak 70%) rusak
Sebagian besar
4 Bin/Tong Sampah 40 ltr 50 40 Ltr Rp 25.300.000
Rusak 70%) rusak
Bin/Tong Sampah 3 Sebagian besar
5 20 1m Rp 69.850.000
pemilah Rusak 70%) rusak
6 Transfer depo /TPS 17

7 Container 52 6 Rp 771.902.000 Baik dan berfungsi

Rp 1.894.010.250
8 Gerobak Sampah 635 2

9 Motor Sampah 2

48
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.1. Sarana dan Prasarana Pewadahan Sampah Kota Denpasar

Gambar B.2. Sarana Pengumpulan Sampah Kota Denpasar

d. Pengangkutan Sampah
Pemindahan sampah adalah kegiatan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat
pengangkutan untuk dibawa ketempat pembuangan akhir. Pengangkutan
sampah tentunya berhubungan dengan waktu pengangkutan serta kepadatan
lalu lintas yang dilalui oleh truck pengangkut tersebut setelah dilakukan
pengamatan langsung dilapangan maka diperoleh jalur-jalur yang mengalami
rute angkut yang paling padat adalah JL. Gunung Agung, Jl. Imam Bonjol, Jl.
Nangka, Jl.Setia Budi, Jl. Yudistira, Jl. Arjuna, Jl. Sumatera, Jl. Ratna, Jl. Hayam
Wuruk dan Jl. Diponegoro.

49
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Jenis pengangkutan sampah di Kota Denpasar yaitu Dump truck, Arm Roll Truk,
Truk biasa, Kijang station dan Kijang Pick UP. Jumlah Sarana pengangkutan di
Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

Tabel B.11. Jumlah Sarana Prasaran Pengangkutan Sampah Kota Denpasar


KONDISI
NO ALAT PENGANGKUTAN Unit Merek Tahun Produksi PRASARANA
Baik
1 Dump Truck 60 Toyota 1998 - 2010

Daihatsu, Hino, Baik


2 Arm Roll Truck 12 Isuzu, dan 1997 - 2003
Mitsubsihi
3 Truck Biasa 7 Isuzu dan Toyota 1981 - 2005 Baik
4 Kijang Station 4 Toyota 1985 - 1998 Baik
5 Kijang Pick UP 8 Toyota 1992 - 2005 Baik

Gambar B.3. Sarana Pengangkutan Sampah Kota Denpasar

e. Pengolahan Sampah 3R
Pengolahan sampah dengan metode 3R juga telah dilaksanakan oleh DKP Kota
Denpasar, dimana kegiatan pengolahan sampah 3R bertujuan untuk mengurangi
volume sampah organik dan non organik yang masuk ke TPA Sarbagita, sehingga
diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi volume
sampah yang masuk ke TPA sehingga umur layanan TPA dapat berfungsi lebih
lama. Pengolahan sampah 3R di Kota Denpasar di beberapa lokasi yaitu sebagai
berikut :
1. Pengolahan sampah 3R di Banjar Gelogor Carik, Desa Pemogan dengan
kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan pengolahan sampah
menjadi kompos. Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit mesin pencacah
50
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit ayakan, 3 unit permentasi
dari bambu dan 1 unit truk kap 4 m3. Sampah yang diolah setiap harinya rata
rata 12 m3 yang terdiri dari sampah lapak 0,6 m3/hr, Sampah organik 7,2
m3/hr, sampah organik kompos 2,4 m3/hr dan residu ke TPA 1,8 m3/hr.
2. Pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar
Selatan dengan kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan
pengolahan sampah menjadi kompos. Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit
mesin pencacah organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit Kontainer
dan 6 unit gerobak sampah serta bangunan pelengkap untuk proses
pemilahan sampah dan pengomposan.

Gambar B.4. fasiltas pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja,


Kecamatan Denpasar Selatan.
3. Pengolajan sampah 3R di Kelurahan Renon luas tanah yang disediakan sekitar
1710 m2, dibuat satu unit bangunan TPST dengan luas sekitar 1952,74 m2
yang terdiri :

 Ruang komposting/pengolahan (hanggar) = 1045 m2


 Ruang kantor (include = kamar mandi dan teras)
Lantai 1 = 52 m2
Lantai 2 = 53 m2
 Gudang Kompos = 9 m2
 Gudang Granular = 9 m2
51
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

 Ruang Penjaga + teras + kamar mandi = 13,5 m2

Dan sarana 3 R yang dapat diadakan:


 Gerobak Sampah : 1 Unit
 Mesin pencacah : 1 Unit
 Mesin Pengayak : 1 Unit
 Mesin Granular : 1 Unit
 Pompa air : 1 Unit
 Timbangan : 1 Unit

f. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah


Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan
ekonomi dengan segala dinamikanya di Provinsi Bali, khususnya di wilayah
SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) telah mengakibatkan
terjadinya peningkatan timbulan sampah yang semakin cepat. Kondisi tersebut
secara otomatis telah membawa akumulasi permasalahan yang semakin
kompleks. Berbagai macam cara telah diterapkan untuk mengatasinya, tetapi
hasilnya belum memuaskan, bahkan kecenderungannya semakin sulit
dikendalikan. Permasalahan tersebut ditambah lagi dengan semakin sulitnya
mencari lokasi untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, sehingga
semakin kompleknya permasalahan sampah yang harus dihadapi.
Pemerintah Daerah di wilayah SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar dan
Tabanan) membuat kesepakatan untuk menerapkan sistem pengelolaan
persampahan secara regional dan terpusat dengan aplikasi teknologi
pengolahan sampah terpadu yang disebut dengan IPST (Instalasi Pengolahan
Sampah Terpadu). TPA Sarbagita merupakan TPA Regional yang melayani Kota
Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan.
Lokasi TPA Sargabita ada di TPA Suwung. Dari 38 Ha kawasan TPA, 10 Ha
digunakan untuk IPST yang dikelola PT. Noei dan 28 Ha digunakan sebagai TPA.

52
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Lokasi TPA SARBAGITA


TPA Sarbagita dengan luasan kurang lebih 38 Ha terletak di kampung Suwung
Kangin , Desa Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
Letak TPA Sarbagita dalam peta foto udara dapat ditunjukkan pada gambar
sebagai berikut :

Gambar 3.5. Lokasi TPA Sarbagita dalam Peta Foto Udara


Sampah di wilayah SARBAGITA berasal dari sampah domestik dan sampah non-
domestik yang meliputi sampah pemukiman, pertokoan, restoran, hotel,
perkantoran, fasilitas umum, sapuan jalan dan pariwisata yang sebagian besar
merupakan sampah organik. Di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung
pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan)
dan swakelola masyarakat. Di Kabupaten Gianyar pengelolaan sampah dilakukan
oleh KLH (Kantor Lingkungan Hidup) dan swakelola masyarakat. Sedangkan di
Kabupaten Tabanan pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan
dan pertamanan) dan swakelola masyarakat. Sedangkan wilayah lain yang belum
mendapat penanganan, sampah yang dihasilkan pada umumnya masih dikelola
secara on-site (setempat) yaitu dengan cara dibakar, ditimbun dan dibuang ke
sungai-sungai.

53
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Kondisi Sarana dan Prasarana


SARBAGITA merupakan pusat pengolahan sampah terpadu dengan konsep
berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycling) di TPA. Untuk jangka panjang
pengelolaan sampah di kota Denpasar akan dilakukan secara terpadu dengan
bekerjasama dengan 3 kabupaten lain dengan nama SARBAGITA (Denpasar,
Badung, Gianyar dan Tabanan). Pusat pengelolaan sampah terpadu dilakukan di
TPA Sampah Suwung, bekerjasama dengan pihak ketiga yang bertujuan
mengelola sampah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan yaitu energi listrik.
Sistem pengolahan sampah di IPST adalah menggunakan Sistem GALFAD
(Gassification, Land Fill, Anaerob Diggestion). Tujuan strategis dari fasilitas yang
ditawarkan adalah pemanfaatan potensi sampah sebagai sumber daya yang
sudah tercemar (contaminated resource). Hal ini berarti dengan menggunakan
teknik pemisahan yang sesuai, berbagai jenis sampah dapat dipakai pada
berbagai jenis peralatan konversi energi sehingga dapat memaksimalkan
efisiensi konversi sampah menjadi energi yang bernilai ekonomis.
Saat ini TPA Sarbagita beroperasi sebagian masih menggunakan sistem open
dumping sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan pencemaran pada
lingkungan terdekat, sehingga diperlukan peningkatan kualitas. Meskipun di
dalam lokasi juga terdapat kegiatan pengembangan kualitas TPA yang telah
dikelola oleh PT Navigat Organik Energi Indonesia (NOEI) namun pada areal
lahan lainnya kurang lebih 28 Ha masih memerlukan peningkatan kualitas.
Gambaran TPA Sarbagita dengan sistem open dumping dan kegiatan pemulung
di TPA Sarbagita dapat ditunjukkan pada dokumentasi berikut :

Gambar B.6. Sistem Open Dumping di TPA

54
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.7. Kegiatan Pemulung Sampah di TPA


TPA Sarbagita merupakan salah TPA Regional yang melayani wilayah-wilayah
Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan mempunyai potensi dan permasalahan
yang dapat dijadikan dasar dalam pembenahan kualitas sebagai sebuah TPA
Regional.

Potensi
- Lokasi lahan TPA yang jauh dari permukiman dan merupakan TPA terluas di
Provinsi Bali
- Status lahan merupakan milik Kanwil Kehutanan dengan adanya kerjasama
untuk peminjaman lahan yang akan di pakai untuk pengelolaan sampah
terpadu yang memungkinkan pengembangan TPA untuk kawasan
SARBAGITA.

Kondisi Peningkatan Kualitas dan Operasional TPA Sarbagita


Proyeksi timbulan sampah saat ini pada TPA Sarbagita mencapai 3000
m3/hari. Sampah dari kabupaten Tabanan sebanyak 50 m3/hari dimanfaatkan
leh PT Noei dan sisanya masuk ke TPA. Kondisi TPA saat ini sudah dalam keadaan
over load dan sistem pengoperasiannya masih mempergunakan open dumping.
Sebelum ada penanganan dari Satker Pengembangan PLP Bali kondisi
pencemaran sudah sangat mengkhawatirkan, terlihat secara visual bahwa rawa
disekitar TPA airnya tercemari leachate sehingga berbau dan berwarna hitam
pekat, disamping itu banyak pohon bakau yang terganggu pertumbuhannya
bahkan sampai mati karena pencemaran leachate dan juga tertutupnya akar

55
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

nafas oleh sampah yang meluber. Tahun 2009 Satker Pengembangan PLP Bali
menyusun DED untuk merivitalisasi TPA Sarbagita karena untuk mencari lokasi
lain di daerah Sarbagita sudah tidak memungkinkan mengingat sangat mahalnya
lahan di Kota Denpasar dan sekitarnya.
Tahun 2009 Satker Pengembangan PLP Bali juga melaksanakan fisik revitalisasi
TPA Sarbagita tahap I dengan substansi pekerjaan utama adalah melokalisir dan
mengarahkan leachate agar tidak lagi mencemari rawa dengan habitatnya dan
membatasi TPA agar tidak makin meluas dengan mengorbankan lahan
kehutanan. Pekerjaan yang dilaksanakan tahun 2009 berupa, pemasangan
lapisan Proteksi disepanjang garis perbatasan rawa dengan TPA yang
terpasang sepanjang 800 m, 1 (satu) buah IPL, pipa penangkap air tanah,
Pekerjaan Caping dan cover soil serta pekerjaan landscape. Lapisan proteksi
berguna untuk memproteksi leachate agar tidak masuk ke rawa dan selanjutnya
dengan pipa penangkap air tanah leachate yang terlokalisir lapiosan preksi
diarahkan ke IPL. Di IPL leachate mengalami tahapan2 seperti yang diharapkan
sehingga nantinya sebagai hasil akhir untuk dilepas ke rawa sudah tidak
membahayakan bagi lingkungan. Perkerjaan Capping dilakukan untuk menutup
area yang sudah tidak dipakai lagi untuk menimbun sampah sehingga tidak
menghasilkan leachate lagi.
Pada tahun 2010 Satker Pengembangan PLP Bali merivitalisasi tahap II TPA
sarbagita dengan skup pekerjaan antara lain melanjutkan lapisan protekse
sepanjang 600 m, pekerjaan jalan operasional yang sekaligus sebagai pembatas
rawa dan TPA, IPL, Pipa penangkap air tanah, Pekerjaan sumur pantau,
pekerjaan tanggul yang bertujuan mencegah sampah tidak lagi sampai meluber
ke rawa dan pekerjaan landscape.

Permasalahan
Permasalahan yang ada saat ini adalah sistem pengoperasian yang masih open
dumping dan belum beroperasinya IPST secara maksimal. Sehingga dengan
volume sampah tiap hari yang demikian besar akan menimbulkan masalah besar
nantinya mengingat saat inipun keadaanya sudah over load. Sehingga perlu
diupayakan revitalisasi lanjutan yang, mampu untuk mengantisipasi masalah
saat ini. Dengan sarana yang sudah terbangun melalui revitalisasi tahap I dan II
sudah sangat mendukung untuk pengoperasian TPA Sarbagita menjadi sanitary
56
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

landfill yang akan sangat banyak mengirit lahan. Saat ini yang sangat diperlukan
pembangunan Cell sampah yang dapat menampung sampah harian yang akan
datang.
Identifikasi permasalahan dengan beroperasinya TPA Regional Sarbagita adalah
sebagai berikut :
- Pencemaran air laut dari TPA berupa leachete dari timbulan sampah sudah
sampai ke laut, dapat dilihat secara visual pada permukaan air laut di kawasan
TPA berwarna hitam.
- Pencemaran tanah dapat dilihat secara visual terdapat banyaknya genangan
lindi dan kondisi TPA yang masih mempergunakan sistim open-dumping dimana
sampah hanya dihamparkan saja sehingga juga menyebabkan terjadinya
pencemaran udara.
- Lokasi TPA merupakan daerah kawasan rawa dan dekat hutan bakau sehingga
rawan akan pencemaran laut.
- Proses komposting pada TPA belum berfungsi.
- Belum beroperasi secara maksimalnya IPST sehingga timbulan sampah masuk
langsung ke TPA.
- Luas lahan keseluruhan kawasan TPA yang tersedia 38 Ha, dimana untuk
kawasan IPST 10 Ha, sedangkan 28 Ha untuk TPA. Sedangkan dari hasil proyeksi
timbulan sampah untuk Kawasan SARBAGITA sampai dengan Tahun 2030
didapat timbulan sampah total yang masuk 6.340,4 m/hari dimana timbulan
sebesar 3.200 m/hari dimanfaatkan IPST , dan sisanya sebesar 3104,4 m/hari
harus masuk TPA. Tetapi hingga saat ini diketahui kapasitas TPA eksisting
sebesar 6.061 m/hari (95,59 % dari kapasitas total), jadi ada timbulan sampah
yang tidak dapat ditampung sebesar 279,4 m/hari. Sehingga TPA Sarbagita
perlu dilakukan direvitalisasikan sehingga keberadaan sampah yang tidak
terkelola saat ini akan dicarikan jalan keluar penanganannya.
- Sedang permasalahan yang juga terkait dengan TPA adalah sarana dan
prasarana persampahan yang ada saat ini dirasakan masih jauh dari ideal dan
begitu pula dengan sistem pengelolaan persampahan yang diterapkan masing-
masing daerah/kota saat ini masih menemui banyak kendala.
Salah satunya adalah penyediaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di
Kota Denpasar, yang mana TPA eksisting sangat tidak memenuhi syarat dari segi

57
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

estetika, teknis desain, maupun teknis operasionalnya, sehingga tidak layak


untuk dilanjutkan, sehingga diperlukan perbaikan desain dan rehabilitasi
peningkatan kualitas lingkungan apabila TPA eksisting ini tetap akan
dipertahankan.

1.7.2. Inovasi
1. Pengertian Sampah

Beberapa pengertian sampah antara lain sebagai berikut :

 Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan
dari aktivitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak
diinginkan atau tidak digunakan kembali. Sampah meliputi material yang
heterogen yang merupakan hasil buangan dari komunitas masyarakat
yang merupakan akumulasi dan pencampuran dari kegiatan pertanian,
industri, dan juga sampah mineral (Tchobanoglous, Theisen and Vigil,
1993)
 Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan (SNI 19-2454-2002 ).
 Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat (UU No 18,2008).
 Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus (UU No 18,2008).

Menurut Damanhuri dan Padmi (2004) rata-rata timbulan sampah biasanya


akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya,
dan antara satu negara dengan negara lainnya. Variasi ini terutama
disebabkan oleh perbedaan antara lain:

 Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.


 Tingkat hidup: makin tingkat hidup masyarakat, makin besar timbulan
sampahnya.
 Musim: dinegara barat, timbulan sampah akan mencapai angka
minimum pada musim panas.
58
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

 Cara hidup dan mobilitas penduduk.


 Iklim: dinegara barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan
bertambah pada musimdingin.
 Cara penanganan makanannya.
2. Pengaruh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan.

Menurut Sarudji, 2004 sampah dapat mempengaruhi kesehatan dan


lingkungan, diantaranya:

a. Sampah sebagai sarang vektor dan binatang pengerat.


Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber
makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit
terutama penyakit saluran pencernaan seperti typhus perut, kolera, diare
dan disentri.

b. Sampah sebagai sumber inveksi.

Sampah seringkali tercampur dengan kotoran manusia, vomitus, dari


penderita dan sebagainya yang sifatnya infektus. Kontak antara manusia
dengan sampah dapat langsung maupun melalui vektor, disamping juga
dimungkinkan melalui air yang terkontaminasi sampah infektus.

c. Sampah mencemari tanah dan air.

Sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat mencemari air melalui
selokan, saluran pematus maupun badan-badan air. Sampah yang tidak
dapat terurai seperti plastik dan karet dan sejenisnya secara mekanik
mengganggu saluran air maupun badan air, yang menyebabkan
pendangkalan. Secara ekologis sampah organik yang masuk ke dalam
badan air dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan
mengakibatkan eutrofikasi dan bila terjadi pencemaran oleh limbah toksik
dapat mengganggu kehidupan air.

a. Sampah toksik.
Sampah juga ada yang bersifat toksik. Sampah kimia yang dihasilkan
oleh kegiatan industri kimia tertentu, sampah pestisida, sampah dari
laboratorium kimia bersifat toksik. Sampah toksik ini dapat langsung
mengenai manusia atau melalui rantai makanan.

59
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

b. Sampah mengganggu estetika.


Sampah, baik bentuk atau wujud maupun baunya sudah menimbulkan
kesan tidak etis. Banyak orang berpendapat bahwa kebersihan
menunjukkan kepribadian seseorang, masyarakat bahkan bangsa.
Terdapatnya ongokan sampah yang terkesan tidak dikelola dengan baik
akan memberikan nilai negatif bukan hanya ditilik dari segi estetika,
melainkan menjurus kepada kepribadian masyarakat.

3. Sumber Sumber Sampah

Menurut Tchobanoglous, Theisen and Vigil, 1993 sumber-sumber sampah


dibedakan berdasarkan jenis kegiatan yang menghasilkan sampah.
Klasifikasi tersebut dibagi menjadi :

 Sampah residential, merupakan sampah yang berasal dari rumah


tangga.
 Sampah komersial, merupakan sampah yang berasal dari perkantoran,
restoran dan pasar (tempat perdagangan).
 Sampah industri, adalah sampah yang dihasilkan dari aktivitas industri.
 Sampah jalanan, adalah sampah yang berada di jalan-jalan umum.
 Sampah pertanian, adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian.
 Sampah konstruksi pembangunan, adalah sampah yang dihasilkan dari
pembangunan gedung baru, perbaikan jalan, peruntuhan bangunan, dan
trotoar rusak.
 Sampah pelayanan masyarakat, merupakan sampah dari air minum, air
limbah maupun proses industri.

4. Penggolongan jenis sampah


Menurut Damanhuri sampah dapat dikelompokan menjadi:

 Berdasarkan sumbernya:
 Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis
sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan, kertas, kardus,
plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang
bekas rumah tangga, limbah berbahaya dan beracun, dan
sebagainya.

60
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

 Daerah komersil: meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,


perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan
antara lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca,
logam, limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya.
 Institusi yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan,
dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis
sampah pada daerah komersil.
 Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan
konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain.
 Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat
rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya.
 Pengolah limbah domestik seperti instalasi pengolahan air minum,
instalasi pengolahan air buangan dan insinerator. Jenis sampah
yang ditimbulkan antara lain: lumpur hasil pengolahan, debu dan
sebagainya.
 Kawasan industri: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa
proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya.
 Pertanian: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa
makanan busuk sisa pertanian.
 Berdasarkan cara penanganan dan pengolahannya:
 Komponen mudah membusuk (putrescible): sampah rumah
tangga, sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai, dan
lain-lain.
 Komponen yang mudah terbakar (combustible): kayu, kertas, kain,
plastik, karet, kulit, dan lain-lain.
 Komponen yang sulit terbakar (non combustible): logam, mineral,
dan lain-lain.
 Wadah bekas: botol, drum, dan lain-lain.
 Tabung bertekanan/gas.
 Serbuk dan abu: organik (pestisida dan sebagainya), logam
metalik, non metalik, bahan asumsi, dan sebagainya.
 Lumpur, baik organik maupun non organik.
 Puing bangunan.

61
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

 Kendaraan tak terpaakai.


 Sampah radioaktif.

 Pembagian yang lain dari sampah berupa:


 Sampah organik mudah membusuk (garbage) : sampah sisa
dapur, sisa makanan, sampah sisa sayur, dan kulit buah-buahan.
 Sampah organik tak membusuk (rubbish): mudah terbakar
(combustible), seperti kertas, karton, plastik, dan sebagainya, dan
yang tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam,
kaleng, gelas.
 Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes).
 Sampah bangkai binatang (dead animal): bangkai tikus, ikan,
anjing, dan binatang ternak.
 Sampah sapuan jalan (steet sweeping): sisa-sisa pembungkus
dan sisa makanan, kertas, daun.
 Sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste), dan
sebagainya.
5. Timbulan Sampah

Timbulan sampah dalam SNI 19-3964-1995 adalah banyaknya sampah yang


diambil dari lokasi terpilih, untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya
dan diukur komposisinya. Besaran timbulan sampah berdasarkan
komponen-kompone sumber sampah dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel B.12. Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber


Sampah

NO Komponen Sumber Sampah Satuan Volume Berat

(l/orang.hari) (Kg/orang.hari)

1 Rumah permanen Per orang/hari 2,25 2,50 0,350 0,400

2 Rumah semi permanen Per orang/hari 2,00 2,25 0,300 0,350

3 Kantor Per pegawai/hari 1,75 2,00 0,025 0,100

62
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

4 Toko/ruko Per pegawai/hari 2,50 3,00 0,150 - 0,350

5 Sekolah Per murid/hari 0,10 0,15 0,010 0,020

6 Jalan arteri sekunder Per meter/hari 0,10 0,15 0,020 0,100

7 Jalan kolektor sekunder Per meter /hari 0,10 0,15 0,010 0,050

8 Jalan local Per meter /hari 0,05 0,10 0,005 0,025

9 Pasar Per meter 2/hari 0,20 0,60 0,100 0,300

10 Rumah non permanen Per orang/hari 1,75 2,00 0,250 0,300

(Sumber : SNI 19-3983-1995).

Tabel B.13. Besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota

No Klasifikasi Kota Volume (l/orang/.hari) Berat (kg/orang.hari)

1 Kota Sedang 2,75 3,25 0,70 0,80

2 Kota Kecil 2,50 2,75 0,625 0,70

( Sumber : SNI 19-3983-1995).

Kota sedang adalah kota yang jumlah penduduknya lebih dari 100.000
jiwa, sedangkan kota kecil adalah kota yang jumlah penduduknya kurang
dari 100.000 jiwa. (SNI 19-3983-1995).

6. Komposisi Sampah.

Komponen komposisi sampah dalam SNI 19-3964-1995 adalah komponen


fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil,
karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah,
pasir, batu, keramik).

Pengelompokan sampah yang sering dilakukan adalah berdasarkan


komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat atau % volume dari
kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain.
Dalam Damanhuri dan Padmi (2004) menggambarkan tipikal komposisi
sampah pemukiman atau sampah domestik dikota negara maju, yaitu dapat
dilihat pada Tabel B.13.

63
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.13. Komposisi sampah domestik

Kategori Sampah % Berat % Volume

Kertas dan bahan-bahan kertas 32,98 62,61

Kayu/produk dari kayu 0,38 0,15

Platik, kulit, dan produk karet 6,84 9,06

Kain dan produk tekstil 6,36 5,1

Gelas 16,06 5,31

Logam 10,74 9,12

Bahan batu, pasir 0,26 0,07

Sampah organik 26,38 8,58

(Sumber : Damanhuri dan Padmi, 2004).

Komposisi sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor:

- Cuaca : di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah


juga akan cukup tinggi.
- Frekuensi pengumpulan : semakin sering sampah dikumpulkan maka
semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk. Tetapi sampah basah akan
berkurang karena membusuk, dan yang akan terus bertambah adalah
kertas dan sampah kering lainnya yang sulit terdegradasi.
- Musim : jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang
berlangsung.
- Tingkat sosial ekonomi : daerah ekonomi tinggi umumnya menghasilkan
sampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya.
- Pendapatan per kapita : masyarakat dari tingkat ekonomi lemah akan
menghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan homogen.
- Kemasan Produk : kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga
akan mempengaruhi. Negara maju seperti Amerika tambah banyak yang
menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang
seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.

64
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Dengan mengetahui komposisi sampah dapat ditentukan cara


pengolahan yang tepat dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan
proses pengolahannya. Tipikal komposisi sampah didasarkan atas tingkat
pendapatan digambarkan pada Tabel 2.4.

Tabel B.14 Tipikal Komposisi Sampah Pemukiman (% berat basah)

Komposisi Pemukiman Pemukiman Pemukiman

Low Incom Midle Incom High Incom

Kertas 1-10 15-40 15-40

Kaca, keramik 1-10 1-10 4-10

Logam 1-5 1-5 3-13

Plastik 1-5 2-6 2-10

Kulit, karet 1-5 - -

Kayu 1-5 - -

Tekstil 1-5 2-10 2-10

Sisa makanan 40-85 20-65 20-50

Lain-lain 1-40 1-30 1-20

(Sumber : Damanhuri dan Padmi, 2004).

7. Karakteristik Sampah.
Karakteristik sampah menurut (Tchobanoqlous, Theisen dan Vigil, 1993,
dalam Hardianto, 2008) yaitu:
1. Karakteristik fisik
Karakteristik fisik sampah meliputi hal-hal di bawah ini:
a. Berat spesifik sampah
Dinyatakan sebagai berat per unit (kg/m3). Dalam pengukuran berat
spesifik sampah, harus disebutkan dimana dan dalam kondisi
bagaimana sampah diambil sebagai sampling untuk menghitung berat

65
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

spesifik sampah. Berat spesifik sampah dipengaruhi oleh letak


geografis, lokasi, musim, dan lama waktu penyimpanan. Hal ini
sangat penting untuk mengetahui volume sampah yang diolah.
Adapun berat spesifik sampah menurut Tchobanaglous, Theisen dan
Vigil, 1993 yang dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel B.15. Berat spesifik komposisi sampah.

No Komponen Sampah Berat Spesifik (Kg/m3)

Rentang Tipikal

1 Sisa makanan 130,53 - 480,57 290,72

2 Kertas 41,53 -130,53 89,00

3 Karton 41,53 - 80,10 50,43

4 Plastik 41,53 - 130,53 65,26

5 Kain 41,53 - 100,86 65,26

6 Karet 100,86 - 201,72 130,53

7 Kulit 100,86 - 261,05 160,19

8 Sampah taman 59,33 - 225,45 100,86

9 Kayu 130,53 - 320,38 237,32

10 Gelas 160,19 - 480,57 195,79

11 Kaleng 50,43 - 160,19 89,00

12 Aluminium 65,26 - 240,29 160,19

13 Logam lain 130,53 - 1151,00 320,38

14 Debu/kerikil (lain-lain) 320,38 - 999,71 480,57

(Sumber: Tchobanaglous, Theisen dan Vigil, 1993 dalam Hardianto,


2008).

66
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

b. Kelembaban

Kelembaban sampah dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu


dengan metode berat basah dan berat kering. Rumus kelembaban
dari berat basah adalah:

wd
M = x100
w

Dimana

M = Kelembaban (%)

W = Berat sampah basah (kg)

D = Berat sampah setelah dikeringkan pada suhu 0C (kg).

c. Ukuran partikel

Sangat penting untuk pengolahan akhir sampah, terutama pada tahap


mekanis untuk mengetahui ukuran penyaringan dan pemisahan
mekanik.

d. Field Capacity

Adalah jumlah air yang dapat tertahan dalam sampah, dan dapat
keluar dari sampah akibat daya grafitasi. Field Capacity sangat
penting untuk mengetahui komponen lindi dalan landfill. Field
Capacity bervariasi tergantung dari perbedaan tekanan dan
dekomposisi sampah. Sampah dari daerah pemukiman dan komersial
yang tanpa pemadatan Field Capacity sebesar 50% - 60%.

e. Kepadatan sampah

Kepadatan sampah sangat penting untuk mengetahui pergerakan dari


cairan dan gas dalam landfill.

2. Karakteristik Kimia.

a. Analisis proksimasi.
Bertujuan mengetahui bahan-bahan yang mudah terbakar dan tak
mudah terbakar. Biasanya dilakukan tes untuk komponen yang
67
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

mudah terbakar supaya mengetahui kandungan volatil, kandungan


bau, kandungan karbon tetap dan kandungan air.

b. Titik abu sampah.

Adalah temperatur dimana dihasilakan abu dari pembakaran sampah,


yang berbentuk padatan dengan peleburan atau penggumpalan.
Temperatur berkisar antara 1100 oC sampai 1200 oC.

c. Analisis ultimasi.

Adalah penentuan persentase komponen yang ada dalam sampah


seperti persentase C, H, N, S, dan abu. Analisis ultimasi ini bertujuan
menentukan karakteristik kimia bahan organik sampah secara
biologis. Misalkan pada komposting perlu diketahui rasio C/N sampah,
supaya dapat berlangsung baik.

d. Kandungan energi.

Kandungan energi dari komponen organik sampah, dapat ditentukan


dengan Bomb Calorimeter.

3. Karakteristik Biologi.

a. Kandungan terlarut seperti: gula, asam amino dan berbagai macam


asam organik.

b. Hemiselulosa, yaitu hasil penguraian gula.

c. Selilosa, yaitu hasil penguraian glukosa.

d. Lemak, minyak dan lilin.

e. Lignin, material polimer yang terdiri dari cincin aromatik dengan gugus
methoksil. Biasanya terdapat pada kertas, seperti kertas karton dan
fiberboard.

f. Lignoselulosa, kombinasi dari lignin dan selulosa.

g. Protein, yang terdiri dari rantai asam amino.

68
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

8. Sistem Pengelolaan Sampah

Menurut Damanhuri, 2004 Sistem pengelolaan sampah meliputi beberapa


tahapan, yaitu pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan akhir ke Lahan TPA.

1. Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di


sumbernya.
2. Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke
tempat pembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan
akhir tanpa melalui proses pemindahan.
3. Pemindahan sampah adalah tahap memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat
pembuangan akhir.
4. Pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju tempat
pembuangan akhir.
5. Pengolahan sampah adalah upaya mengurangi volume atau merubah
bentuk sampah menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara
pembakaran dalam incinerator, pengomposan, pemadatan,
penghancuran, pengeringan, dan pendaur ulangan.
Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan dapat dilihat
pada gambar B.9.

69
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Timbulan sampah

Pewadahan/pemilahan

Pengumpulan

Pemindahan dan pengolahan


pengangkutan

Pembuangan akhir
sampah

Gambar B.9.Skema Teknis Operasional Pengelolaan Persampahan

(SNI 19-2454-2002).

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Teknik Operasional Pengelolaan


Sampah Perkotaan, faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan
sampah perkotaan adalah :

1. Kepadatan dan penyebaran penduduk


2. Karakteristik fisik lingkungan dan social ekonomi
3. Timbulan dan karakteristik sampah
4. Budaya sikap dan perilaku masyarakat
5. Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah
6. Rencana tata ruang dan pengembangan kota
7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.

9. Pewadahan Sampah.
Menurut Damanhuri pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah
sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah
individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya.
Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang
70
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam


pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah
yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya,
khususnya dalam upaya daur ulang. Disamping itu dengan adanya wadah
sampah yang baik maka:
bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya
lalat dapat diatasi.
Air hujan yang berpotensi menambah kadar air sampah, dapat
dikendalikan
Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari.

9.1. Pola Pewadahan

Menurut Damanhuri Pola pewadahan sampah dapat dibagi dalam individual


dan komunal.

 Pola pewadahan individual: diperuntukan bagi daerah pemukiman


berpenghasilan tinggi dan daerah komersil.
 Pola pewadahan komunal: diperuntukan bagi daerah pemukiman
sedang/kumuh, taman kota, jalan dan pasar.
Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-2002:
Pola pewadahan individual: aktifitas penanganan penampungan sampah
sementara dalam suatu wadah khusus untuk dan dari individu.
 Pola pewadahan komunal: aktifitas penanganan penampungan
sampah sementara dalam suatu wadah bersama baik dari berbagai
sumber maupun sumber umum.

9.2. Kriteria Lokasi dan penempatan wadah

Berdasarkan (SNI 19-2454-2002) lokasi penempatan wadah adalah:

1. Wadah individual ditempatkan :


a. Di halaman muka
b. Di halaman belakang untuk sumber sampah hotel, restoran

2. Wadah komunal ditempatkan :

71
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

a. Sedekat mungkin dengan sumber sampah


b. Tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya
c. Di luar jalur lalu lintas pada suatu lokasi yang mudah untuk
pengoperasiannya.
d. Di ujung gang kecil.
e. Di sekitar taman dan pusat keramaian ( untuk wadah pejalan
kaki).
f. Jarak antar wadah sampah untuk pejalan kaki minimal 100 m.

9.3. Persyaratan bahan wadah


Berdasarkan SNI 19-2454-2002 persyaratan bahan wadah, sebagai
berikut:

a. Tidak mudah rusak dan kedap air


b. Ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat
c. Mudah dikosongkan.

Tabel B.15.

Contoh wadah dan Penggunaannya

No Wadah Kapasitas Pelayanan Umur Wadah Keterangan

1 Kantong Plastik 10-40 L 1 KK 2-3 hari Individual

2 Tong 40 L 1 KK 2-3 tahun Individual

3 Tong 120 L 2-3 KK 2-3 tahun Toko

4 Tong 140 L 4-6 KK 2-3 tahun Toko

5 Tong 30-40 L Pejalan Kaki, 2-3 tahun


Taman

6 Kontainer 1000 L 80 KK 2-3 tahun Komunal

7 Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal

(Sumber : SNI 19-2454-2002).

72
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

9.4. Pewarnaan wadah.

Berdasarkan SNI 19-2454-2002, melakukan pewarnaan wadah sampah


sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu:

1. Sampah organik, seperti sisa daun, sayuran, kulit buah lunak, sisa
makanan, dengan wadah warna gelap
2. Sampah anorganik, seperti gelas, plastik, logam dan lainnya, dengan
wadah warna terang.
3. Sampah bahan berbahaya bereacun rumah tangga (jenis sampah B3
seperti : produk/obat kadaluarsa, minyak rambut, bola lampu, pestisida,
insektisida bahan kimia untuk keperluan fotogafi,bahan komia untuk
peerawatan kolam, pupuk kimia, dan lain-lain.

Tabel B.16.

Karakteristik wadah Sampah

Pola
Pewadahan
No Individual Komunal

Karakteristik

1. Bentuk/jenis Kotak,silinder,kontainer,bin(tong),se Kotak,silinder,container,bin


mua bertutup dan kantong
(tong) semua bertutup

Kedap air,ringan, mudah


2. Sifat Kedap air,ringan, mudah
dipindahkan dan kosongan
dipindahkan dan kosongan

Logam,plastik,fiberglass,kayu,bamb
Logam,plastik,fiberglass,kayu
3. Bahan u,rotan,
,bambu, rotan

73
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Kertas

Pemukiman dan pasar = 100-


1000 ltr
4. Volume Pemukiman dan toko kecil = 10-40
ltr

Instansi pengelola
5. Pengadaan
Pribadi,Instansi pengelolan

(Sumber : SNI 19-2454-2002).

9.5. Penentuan Ukuran Wadah

Menurut SNI 19-2454-2002, penentuan ukuran volume ditentukan


berdasarkan :

1) Jumlah penghuni tiap rumah.


2) Timbulan sampah.
3) Frekuensi pengambilan sampah.
4) Cara pemindahan sampah.
5) Sistem Pelayanan (individual atau komunal).

9.6. Pengadaan Wadah Sampah

Menurut SNI 19-2454-2002, pengadaan wadah sampah untuk:

1) Wadah untuk sampah individual oleh pribadi atau instansi atau


pengelola.
2) Wadah sampah komunal oleh instansi pengelola.

74
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.17.

Jenis pewadahan dan sumber sampahnya

Sumber Sampah Jenis Pewadahan

- Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang


tersedia di pasaran.
- Bak sampah permanen, ukuran bervariasi,
biasanya dari pasangan bata.
- Bin plastik/tong, volume 40-60 L, dengan tutup,
Daerah perumahan
khususnya permukiman yang pernah dibina
oleh Dinas Kebersihan.
- Bin/tong sampah, volume 50-60 L
- Gerobak sampah, volume 1,0 m3
- Kontainer dari Amroll kapasitas 6-10 m3
Pasar - Bak sampah

- Kantong plastik, volumr bervariasi


- Bin plastik/tong volume 50-60 L
Pertokoan
- Bin plastik, volume 120-140 L, dengan roda.
- Kontainer volume 1 m3 beroda
- Kontainer besar volume 6-10 m3
Perkantoran/Hotel

- Bin plastik/tong volume 50-60 L, yang dipasang


secara permanen
Tempat umum, jalan dan taman
- Bin plastik, volume 120-140 L dengan roda.

(Damanhuri dan Padmi,2004).

10. Recovery Factor dan Residu.

Recovery factor adalah prosentase sampah yang masih dapat


dimanfaatkan dibagi jumlah sampah total, dengan tujuan guna mereduksi
sampah sebelum dibuang. Di Indonesia untuk recovery factor sampah
kering dapat diperoleh dengan mengetahui selisih berat antara sampah

75
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

yang telah dipilah pemulung dengan sampah yang belum dipilah oleh
pemulung.

cd
Recovery Factor, % = x100
c

c: berat sampah yang belum dipilah oleh pemulung (kg)

d: berat sampah setelah dipilah oleh pemulung (kg)

Adapun Persen recovery factor menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil,


1993 dapat dilihat pada tabel B.18.

Tabel B.18. Persen Recovery Factor

No Komponen (%) Recovery Factor

1 Sisa Makanan 80

2 Plastik 50

3 Logam 90

4 Kertas 50

5 Gelas 65

6 Kain 0

7 Kayu 0

8 Karet 0

9 Lain-lain 0

(Sumber: Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993 dalam Harsi 2006).

Sedangkan residu adalah jumlah sampah yang tidak dapat


dimanfaatkan lagi yang akan dibuang. Residu bisa berasal dari sampah
basah dan sampah kering. Jika di Indonesia residu sampah kering dapat
diartikan jumlah sisa sampah yang tidak dapat diambil pemulung guna

76
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

pemanfaatan kembali, sedangkan residu sampah basah adalah sisa


sampah yang tidak dapat dikompos.

11. Pengambilan Sampel

. Cara pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh dari lokasi


pengambilan untuk rumah tangga, sekolah, dan kantor berdasarkan SNI
19-39641995 adalah sebagai berikut:

Tentukan lokasi pengambilan contoh.


Tentukan jumlah tenaga pelaksana.
Siapkan peralatan.
Lakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
sampah sebagai berikut:
 Membagikan kantong plastik dengan volume yang sudah diberi tanda
kepada sumber sampah sehari sebelum dikumpulkan.
 Mencatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah.
 Mengumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah.
 Mengangkut seluruh kantong plastic ke tempat pengukuran
 Menimbang kotak pengukur 125 L (digunakan untuk mengukur volume
sampah)
 Menuang secara bergiliran contoh dari setiap lokasi pengambilan
tersebut ke dalam kotak pengukur 125 L
 Menghentakan kotak contoh sebanyak tiga kali dengan mengangkat
kotak setinggi 20 cm, lalu dijatuhkan ke tanah
 Mengukur dan mencatat volume sampah (Vs)
 Menimbang dan mencatat berat sampah (Bs)
 Memilih contoh berdasarkan komponen komposisi sampah
 Menimbang dan mencatat berat komposisi sampah
 Menghitung komponen komposisi sampah
 Tentukan lokasi pengambilan contoh (samplimg Lokasi).
Lokasi pengambilan sampling dibagi menjadi 2 kelompok utama yaitu:

A. Perumahan, yang terdiri dari:

- Permanen (PP): pendapatan tinggi.

- Semi permanen (PS): pendapatan sedang.

77
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

- Non permanen (PN): pendapatan rendah.

B. Non perumahan, yang terdiri dari:

Toko, kantor, sekolah, pasar, jalan, hotel, restoran/rumah makan,


fasilitas umum lainnya, pebrik/industri.

Kriteria perumahan.
Kategori perumahan ditentukan berdasarkan:

- Keadaan fisik rumah.


- Pendapatan rata-rata kepala keluarga,
- Fasilitas rumah tangga yang ada.
Kriteria non perumahan, yaitu:
1. Kriteria untuk jalan, meliputi:
- berdasarkan fungsi jalan.
- 10 % dari jalan yang disapu
- Untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan
minimal 500 meter panjang jalan utama di pusat kota.
2. Kriteria untuk pasar berdasarkan fungsi pasar.
3. Kriteria untuk hotel berdasarkan jumlah fasilitas yang ada.
4. Kriteria untuk rumah makan dan restoran berdasarkan jenis
kegiatan.
5. Kriteria untuk fasilitas umum berdasarkan fungsinya.
 Menyiapkan peralatan.
1. Alat pengambil contoh timbulan dan komposisi berupa kantong
plastik dengan volume 40 L.

2. Alat pengukur volume contoh timbulan dan komposisi berupa kotak


berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm, yang dilengkapi dengan skala
tinggi.

3. Alat pengukur volume timbulan dan komposisi sampah berupa bak


berukuran 1m x 0,5 x 1m untuk sampah yang berskala besar yang
dilengkapi dengan skala tinggi.

4. Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung


tangan.

78
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

5. Timbangan (0-5) kg dan (0-100) kg

 Penentuan jumlah sampel


- Perhitungan jumlah sampel jiwa

Jumlah sampel jiwa dihitung menggunakan persamaan berikut:

S = Cd PS

S = jumlah sampel (jiwa)

n = 5 (jiwa)

PS = populasi (jiwa)

Cd = koefisien perumahan

(Cd kota sedang dan kecil, 1KK = 0,5).

- Dengan mempertimbangkan faktor analisis komposisi sampah


dengan berat minimal yaitu 1 kwintal = 100 kg/hari
(Tchobanoqlous, Theisen, Vigil, 1993).
 Jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan sampah:
 Perumahan: jumlah jiwa dalam keluarga.
 Toko: jumlah petugas atau luas areal.
 Sekolah: jumlah murid dan guru.
 Pasar: luas pasar atau jumlah pedagang.
 Kantor: jumlah pegawai.
 Jalan: panjang jalan dalam meter.
 Hotel: jumlah tempat tidur.
 Restoran: jumlah kursi atau luas areal.
 Fasilitas umum lainnya: luas areal.
 Frekwensi.
Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan frekwensi sebagai berikut:

 Pengambilan contoh dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada lokasi


yang sama.
 Frekwensi pengambilan contoh diatas dilakukan paling lama 5 tahun
sekali.
 Metode pengukuran dan perhitungan.
79
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

 Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah:


- Volume : liter/unit/hari.
- Berat : kilogram/unit/hari.
 Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah
dalam % berat.

2. Uraian Pendekatan
2.1. Pendekatan Studi
Dalam pelaksanaan pekerjaan PENYUSUNAN MASTERPLAN PERSAMPAHAN
KOTA DENPASAR, terdapat 2 (dua) bagian besar produk pekerjaan, yakni
kelayakan Unit Pengolahan Sampah dan Kajian Ekonomi, Sumber Pendanaan
kegiatan pembangunan Unit Pengolahan Sampah, serta jajak pendapat atau
political will dari masyarakat Kota Denpasar dalam pembangunan dan
pelaksanaan operasional Unit Pengolahan Sampah dan pengelolaan sampah di
Kota Denpasar.
Tahapan penyusunan rencana induk persampahan ini dimulai dari pengumpulan
data dan informasi, review studi terdahulu, pengumpulan data, pengkajian
standar atau aturan yang berlaku, analisa teknis operasional, analisa geografis,
analisa ekonomi, analisa sosial-budaya, kemampuan pendanaan Pemerintah
Kota Denpasar dan perencanaan tenis dan manajemen persampahan sampai
tahun 2022.

2.2. Konsep Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan


Ada beberapa pendekatan metodologi yang akan dikembangkan konsultan untuk
melaksanakan pekerjaan ini yaitu :
1. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah
2. Pendekatan Penanganan Pekerjaan
3. Pendekatan Kebijakan
4. Pendekatan Kelembagaan
5. Pendekatan Teknis
6. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan.
Pendekatan terhadap pola pikir pekerjaan adalah keterkaitan kegiatan proyek
dengan permasalahan yang ada serta sasaran yang ingin dicapai. Pendekatan
kebijakan diperlukan terutama yang berkaitan dengan kebijakan persampahan
dan persampahan. Pendekatan kelembagaan berhubungan dengan koordinasi

80
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

antar instansi yang dibutuhkan. Pendekatan teknis adalah kajian terhadap kriteria
atau metode perhitungan yang akan digunakan.
Sedangkan pendekatan pelaksanaan pekerjaan merupakan metode pelaksanaan
pekerjaan mulai tahap persiapan sampai penyelesaian akhir. Pada prinsipnya
penyusunan metodologi ini mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja, Rapat
Penjelasan Teknis serta kemampuan dan pengalaman konsultan dalam
mengerjakan proyek sejenis.

2.3. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah


Pendekatan pola pikir pemecahan masalah yang diuraikan tidak dapat
dipisahkan dari permasalahan rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan
sarana dasar lingkungan di wilayah studi, khususnya yang berkaitan dengan
pelayanan sektor persampahan.
Permasalahan tersebut diantaranya diakibatkan ada pertumbuhan pendudukan
yang cukup pesat di wilayah studi (Kota Denpasar) serta masih rendahnya
kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
persampahan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara
meningkatkan kinerja pelayanan sektor persampahan secara berkelanjutan
melalui pelaksanaan pekerjaan ini. Untuk lebih jelasnya pendekatan pola pikir
pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar B.11. dibawah ini.

Gambar 2.11. Pola Pikir Pelaksanaan Pekerjaan

81
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

2.4. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan


2.4.1. Persoalan Pengelolaan Persampahan
Persoalan utama pada pengelolaan sampah terjadi karena beberapa hal,
yaitu :
1. Terjadi pertumbuhan penduduk yang tinggi di daerah perkotaan yang
membutuhkan penanganan sampah secara kolektif. Pengelolaan
secara individu (dalam arti menimbun dan membakar) semakin tidak
layak untuk lingkungan perkotaan.
2. Pertumbuhan jumlah sampah tidak diimbangi dengan pertumbuhan
pendapatan yang berasal dari masyarakat penghasil sampah untuk
mendanai/membiayai pengelolaan sampah perkotaan. Selain itu,
anggaran pengelolaan persampahan yang berasal dari Pemerintah
tidak mencukupi untuk memenuhi standard pelayanan yang
diperlukan.
3. Ketersediaan lahan untuk TPA sampah yang memenuhi persyaratan
(teknis, lingkungan, sosial budaya, legalitas kepemilikan, dan aspek
keuangan) semakin terbatas.
4. Peningkatan kemampuan lembaga/institusi pengelola persampahan
berjalan dengan lambat sehingga tidak mampu mengantisipasi
persolan yang timbul di masyarakat.

2.4.2. Paradigma Baru Pemerintah Indonesia


1. Demokratisasi dan Keterbukaan
Terjadi perubahan yang menginginkan diberlakukannya prinsip demokrasi
dan keterbukaan pada pemerintahan di Indonesia. Konsekuensinya
adalah tuntutan pemenuhan kepentingan masyarakat semakin kuat dan
proses pemenuhan tersebut diminta dilaksanakan secara transparan.
Pengaruh lainnya adalah masyarakat semakin memahami haknya, salah
satu adalah hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang layak untuk
ditempati, dan menuntut Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Otonomi Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan tanggung jawab yang semakin
besar kepada Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, yang salah satu diantaranya adalah pengelolaan

82
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

persampahan. Selain pendelegasian (penyerahan) tanggung jawab


tersebut, Pemerintah Daerah juga mendapat tambahan pendapatan dari
pembagian pendapatan yang selama ini dikuasai oleh Pemerintah Pusat.
Pembagian pendapatan tersebut secara bersamaan juga akan diikuti
dengan peningkatan beban pembiaayaan pengelolaan sarana yang selama ini
dibiayai oleh Pemerintah Pusat.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu hasil dari reformasi adalah gerakan pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat akan menyebabkan masyarakat
semakin menyadari hak dan tanggung jawabnya. Akibatnya masyarakat
mungkin saja akan menuntut Institusi/ Lembaga pengelola persampahan
jika merasa dirugikan/ pelayanan kurang memuaskan (akibat
diberlakukannya UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen).

2.4.3. Paradigma Baru Pengelolaan Sampah


Pendekatan yang akan digunakan konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar akan
mengacu pada sistem REDUCE (mengurangi), REUSE (menggunakan
kembali), RECYCLE (mendaur ulang), PARTICIPATION (melibatkan
masyarakat) sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang Undang
No.18 Tahun 2008 tentang Persampahan.

2.4.4. Pendekatan Kebijakan


Secara lebih spesifik pendekatan yang akan dilakukan dalam Kajian
Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar ini, meliputi :
1. Pendekatan terhadap Peraturan PerUndang-Undangan/Kebijakan
yang berlaku baik ditingkat Pusat maupun di tingkat Daerah. (seperti :
RUTRK, RTRW dan lain sebagainya yang relevan).
2. Millenium Development Goal (2015).
3. National Action Plan Persampahan
4. Ketentuan Teknis (SNI untuk perencanaan sampah perkotaan dan
SNI UNJ 03-3241- 1994) tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA
Sampah dan cara Weighted Ranking Technique.

83
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

2.4.5. Pendekatan Kelembagaan


Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan secara aktif akan
melakukan koordinasi dan membangun kerjasama yang erat dengan Tim
Teknis Pemberi Tugas dan instansi lain yang berkaitan dengan proyek ini.
Pelaksanaan pendekatan kelembagaan dalam kegiatan ini sangat
diperlukan mengingat pertimbangan sebagai berikut :
1. Waktu pelaksanaan pekerjaan ini cukup singkat yaitu 4 (empat)
bulan, dengan demikian dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang
cukup baik dari para pihak yang terkait dengan pekerjaan ini
khususnya yang dapat membantu menyediakan data-data yang
dibutuhkan.
2. Kegiatan penyusunan rencana induk persampahan sangat terkait
dengan dengan instansi lain, dengan demikian kegiatan ini dapat
dijadikan sebagai sosialisasi program dan meningkatkan kerjasama
yang komprehensif dalam pengelolaan persampahan di wilayah studi.
3. Diperkirakan instansi terkait di daerah memiliki rencana dan program
pengelolaan persampahan, dengan demikian kegiatan ini diharapkan
dapat menjadi penguatan program-program atau saling melengkapi
dengan program-program lokal yang ada.
Dalam kaitannya dengan pendekatan kelembagaan ini, konsultan akan
melakukankerjasama dan koordinasi dengan Pemberi Tugas/Pemimpin
Proyek, Tim Teknis, dan aparat di daerah, agar kebutuhan dan aspirasi
daerah dapat diakomodasikan. Koordinasi dan komunikasi dalam
frekuensi yang tinggi akan sangat membantu kelancaran dan
keberhasilan perencanaan ini dan setiap permasalahan yang timbul akan
dapat segera diselesaikan.
Dengan seringnya berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak Pusat
maupun daerah, diharapkan akan memperlancar dan mempercepat
dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin akan terjadi. Survey
lapangan dalam rangka mengidentifikasi permasalahan pengelolaan
sampah serta mengidentifikasi daerah genangan akan lebih baik bila
dilakukan bersama-sama dengan pihak daerah untuk menghindari
kesalahan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan
nantinya. Secara garis besar hal-hal yang perlu dikoordinasikan antara
lain :

84
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

1. Menyamakan interpretasi tugas, kewajiban dan tanggung jawab


masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Mendiskusikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan khususnya

pekerjaan survey lapangan.

3. Merencanakan sistem komunikasi yang efektif dan terorganisir antara

Konsultan dan Pemberi Tugas/Tim Teknis serta semua instansi

terkait.

4. Prosedur dan perizinan yang diperlukan dari Pemberi Tugas.

2.5. Pendekatan Teknis


1. Fisik Kota
Pendekatan terhadap daerah studi dalam hal ini Kota Denpasr sangat
penting, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik kota. Dalam
merencanakan system pengelolaan persampahan harus
mempertimbangkan topografi, hidrologi, klimatologi dan geologi.
Kemiringan tanah, tinggi muka air tanah termasuk pasang surut air,
kondisi sungai di saat musim kemarau dan musim hujan, temperatur dan
kelembaban pada musim hujan dan kemarau dan struktur lapisan tanah
akan dipelajari dan dipahami.
2. Sosial Ekonomi
a. Kepemerintahan antara lain : struktur organisasi pemerintah kota,
pembagian dan batas wilayah kerja administrasi kota serta luas
masing-masing wilayah.
b. Demografi, meliputi jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk
per tahun dan kepadatan penduduk. Perkiraan laju pertumbuhan dan
arah penyebaran penduduk dari tahun ke tahun didasarkan pada
data aktual dan rencana kota menurut RUTRK/Renstra, dsb.
c. Data demografi ini akan diambil dari data statistik Kota Denpasar
edisi terakhir.
d. Distribusi kegiatan lokasi proyek, terdiri dari beberapa sektor antara
lain pertanian, perdagangan, peternakan, pegawai, buruh dan tata
guna lahan dalam berbagai kategori.

85
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

e. Prasarana dan Sarana Umum yang dimiliki oleh Kota Denpasar


antara lain jaringan listrik, air minum, telepon dan alat transportasi.
f. Fasilitas yang dimiliki Kota Denpasar, seperti : pertokoan,
perniagaan, hotel/losmen, rumah sakit/kesehatan, perkantoran,
pendidikan, tempat ibadah/sosial, perumahan dan sebagainya. data-
data ini diperlukan untuk menentukan jumlah/kapasitas dan jenis
sampah dan juga diperlukan untuk menentukan skala pengelolaan
individual dan komunal.
g. Pendapatan masyarakat per rumah tangga diperlukan untuk
menentukan tariff retribusi sampah yang akan diusulkan.
h. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah saat ini dan perkiraan di
tahun mendatang.

3. Kesehatan Masyarakat
Tingkat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebersihan
lingkungan. Untuk mendapatkan lingkungan yang bersih, tergantung oleh
tersedianya fasilitas sanitasi yang baik dan memadai. Selain itu juga perlu
ditunjang oleh kemampuan masyarakat dalam menciptakan dan menjaga
kebersihan.
4. Rencana Pengembangan Kota
Rencana Strategis, Rencana Induk Kota dan Rencana Umum Tata Ruang
Kota yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Denpasar akan menjadi acuan
bagi penyusunan perencanaan teknis dan manajemen persampahan ini
dapat terintegrasi dengan rencana pengembangen sarana dan prasarana
lainnya.
Arah dan sasaran pembangunan kota, potensi yang dikembangkan di
waktu
mendatang, berbagai sektor ekonomi yang meliputi kegiatan usaha dengan
berbagai kegiatan pelayanan dan lingkungan hidup serta permasalahannya
merupakan salah satu faktor penting dalam proses penyusunan studi ini.
Demikian juga halnya dengan rencana pengembangan fasilitas kota
termasuk sarana dan prasarana pengelolaan pesampahan.
5. Sistem Pengelolaan Eksisting
Pengelolaan persampahan merupakan suatu sistem yang terdiri dari
beberapa

86
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

komponen yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang


mempunyai
satu tujuan. Bentuk interaksi ini mempunyai ketentuan dan peraturan.
Komponen
yang mempunyai bentuk tersebut di atas disebut subsistem. Subsistem
tersebut
adalah:
a. Organisasi dan Manajemen
b. Teknik Operasional
c. Pembiayaan dan Retribusi
d. Ketentuan dan Peraturan

3. Metodologi Penyusunan Masterplan Persampahan


3.1. Pengelolaan Persampahan
3.1.1. Kegiatan Operasional
Pengelolaan persampahan kota - kota di Indonesia mempunyai pola yang
hampir sama.Ditinjau dari segi teknik operasionalnya, pengelolaan
persampahan meliputi kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan
akhir. Operasi bersifat integral dan terpadu karena setiap proses tidak
dapat berdiri sendiri, melainkan saling pengaruh mempengaruhi secara
berantai. Adapun urutan kegiatan sistem operasional pengelolaan
persampahan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pewadahan sampah
2. Kegiatan pengumpulan sampah
3. Kegiatan pemindahan sampah
4. Kegiatan pengangkutan sampah
5. Kegiatan pengelolaan sampah
6. Kegiatan pembuangan akhir

A. Pewadahan Persampahan
Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum di
kumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan
akhir. Tujuan utama dari pewadahan adalah untuk menghindari terjadinya

87
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

sampah yang berserakan sehingga mengganggu lingkungan dari segi


kesehatan, kebersihan dan estetika.

Gambar 2.12. Skema Kegiatan Operasional Persampahan

Pewadahan dapat dikelompokkan sebagai pewadahan individual serta


pewadahan komunal (yang merupakan bagian dari proses pengumpulan).
Pewadahan individual dimaksudkan untuk menampung sampah dari
masing-masing sumber sampah, sesuai dengan sistem/ pola pengumpulan
yang diterapkan, dimana setiap rumah tangga harus tetap mempunyai
pewadahan individual.
Cara-cara ataupun sistem pewadahan sampah dikelola dengan baik oleh
setiap pemilik persil pada daerah-daerah pelayanan merupakan faktor
penunjang keberhasilan operasi pengumpulan sampah. Tujuan dari
pewadahan akan tercapai apabila orang mau membuang sampah
kedalamnya, dan pewadahan tersebut mampu mengisolasi sampah
terhadap segala sesuatu di sekitarnya.
Untuk itu hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain pewadahan
adalah sifat, bahan, warna, volume dan konstruksinya, yang harus
memenuhi persyaratan praktis, ekonomis, estetis dan higienis.
Secara umum, bahan pewadahan sampah harus memenuhi syarat sebagai
berikut:

88
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

a. Awet dan tahan air (kedap air)


b. Mudah untuk diperbaiki
c. Ekonomis, mudah diperoleh/ dibuat oleh masyarakat
d. Ringan dan mudah diangkat sehingga tidak melelahkan petugas dalam
proses pengumpulan
e. Penggunaan warna yang menarik dan menyolok

Adapun kriteria penentuan ukuran (volume) pewadahan sampah biasanya


ditentukan berdasarkan:
a. Jumlah penghuni dalam suatu rumah
b. Tingkat hidup masyarakat
c. Frekuensi pengambilan/ Pengumpulan sampah
d. Sistem pelayanan, individual atau komunal

Berdasarkan tempat sumber timbulannya, bahan dan jenis wadah sampah


padat diuraikan sebagai berikut:
a. Sampah rumah tangga wadahnya dapat berupa:
1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas
2) Tong/bin dari kayu
3) Container besi
4) Kantong plastik
5) Kantong kertas
b. Sampah toko/restoran wadahnya berupa :
1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas
2) Tong/bin dari kayu
3) Container besi
4) Kantong plastik
c. Sampah kantor/ bangunan gedung wadahnya berupa :
1) Bak tembok
2) Container besi
3) Kantong plastik besar
Cara pengambilan wadah sampah dapat dilakukan dengan cara manual
atau secara mekanik. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu standarisasi
ukuran dan bentuk serta perlengkapannya. Ukuran wadah menggunakan
tenaga orang (manual) misalnya harus dirancang sedemikian rupa

89
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

sehingga mudah diangkat dan beratnya diperhitungkan mampu bagi


seseorang untuk mengangkatnya. Sedangkan wadah yang menggunakan
tenaga mekanik, ukuran dan berat penuhnya disesuaikan dengan
spesifikasi kendaraan angkutannya (load-haul atau compactor truck).
Lokasi penempatan wadah pada umumnya belum seragam. Untuk wadah
sampah yang pengambilannya menggunakan tenaga orang, lokasi ada
yang ditempatkan di depan rumah, di belakang rumah, di tepi trotoar jalan,
dan sebagainya. Demikian pula cara penempatannya ada yang
ditempatkan di udara terbuka dan ada yang diberi alat pelindung/ atap.

B. Pengumpulan Sampah
Yang dimaksud dengan sistem pengumpulan sampah yaitu cara atau
proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan/ penampungan
sampah dari sumber timbulan sampah sampai tempat pengumpulan
sementara/ stasiun pemindahan atau sekaligus diangkut ke tempat
pembuangan akhir.
Pengambilan sampah dilakukan setiap waktu sesuai dengan periodesasi
tertentu. Periodesasi biasanya ditentukan berdasarkan waktu
pembusukkan sampah, yaitu kurang lebih berumur 2 3 hari, yang berarti
pengumpulan sampah dilakukan maksimal setiap 3 hari sekali. Makin
sering semakin baik, namun biasanya operasinya lebih mahal.
Pengumpulan umumnya dilaksanakan oleh petugas kebersihan Kota atau
swadaya masyarakat (pemilik sampah, badan swasta atau RT/RW).
Pengikut sertaan masyarakat dalam pengelolaan sampah banyak
ditentukan oleh tingkat kemampuan pihak kota dalam memikul beban
masalah persampahan kotanya. Termasuk dalam pekerjaan pengumpulan
adalah penyapuan jalan dan pembersihan selokan. Pengawasan akan
mutu pekerjaan ini cukup penting terutama pembersihan selokan pada
musim penghujan, sehubungan dengan pencegahan banjir. Sistem atau
cara pengumpulan sampah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
a. Peraturan-peraturan/ aspek legal pada daerah setempat
b. Kebiasaan masyarakat (budaya)
c. Karakteristik lingkungan fisik dan sosial ekonominya
d. Kedaan khusus setempat

90
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

e. Kepadatan dan penyebaran penduduk


f. Rencana penggunaan lahannya
g. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan
h. Lokasi pembuangan akhirnya
i. Biaya yang tersedia

C. Pemindahan Sampah
Proses pemindahan terdapat pada pengelolaan sampah dengan
pengumpulan secara tidak langsung. Proses ini diperlukan karena kondisi
daerah pelayanan tidak memungkinkan untuk diterapkan pengumpulan
dengan kendaraan truk secara langsung. Disamping itu juga proses ini
akan sangat membantu efisiensi proses pengumpulan. Pekerjaan utama
pada proses ini yaitu memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam
truk pengangkut.
Mengingat tingkat kemampuan daya tempuh gerobak yang relatif pendek,
maka lokasi pemindahan umumnya terletak tidak jauh dari sumber
sampah, masalah yang perlu diperhatikan adalah pengaruhnya daerah
sekitar dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Lokasi pemindahan letaknya sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi
truk pengangkut untuk memasuki dan keluar dari pemindahan.
Pemindahan sampah ke dalam truk pengangkut dapat dilakukan secara
manual, mekanis atau campuran, tergantung dari tipe kendaraan
pengangkutnya. Pengisian container dilakukan secara manual oleh
petugas pengumpul, sedangkan pengangkatan container ke atas truck
dilakukan secara mekanis (load-haul dan compactor truck).
Lokasi pemindahan dapat bersifat terpusat (pola transfer depo) atau
tersebar. Fungsi lokasi pemindahan terpusat: proses pemindahan,
penyimpanan alat, perawatan ringan, proses pengendalian (desentralisasi).
Sedangkan fungsi lokasi pemindahan tersebar: proses pemindahan dan
penyimpanan alat.

D. Pengangkutan Sampah
Yang dimaksud dengan pengangkutan sampah dalam hal ini adalah
kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan ditempat

91
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

penampungan sementara (transfer station) atau langsung dari tempat


sumber sampah ketempat pembuangan akhir (TPA).
Keberhasilan kegiatan penanganan sampah adalah tergantung pada
baiknya kegiatan/ sistim pengangkutan sampah yang diterapkan. Sarana
yang digunakan adalah kendaraan truck dengan berbagai tipe/ jenis,
sehingga merupakan kegiatan yang membutuhkan dana/ investasi yang
paling besar dibandingkan dengan kegiatan pengumpulan dan
pembuangan akhir.
Pekerjaan pengangkutan pada pokoknya membawa sampah makin
menjauhi daerah sumber. Arah pengangkutan biasanya relatif jauh keluar
kota. Dasar alasan adalah kemungkinan adanya rencana pengembangan
kota masalah pengangkutan biasanya timbul seiring dengan keharusan
truk melewati jalan-jalan dalam kota. Kenyataan memperlihatkan bahwa
tidak semua jalan sesuai untuk dilewati truk tanpa menimbulkan gangguan
pada kelancaran lalu lintas.Jalan yang tidak sesuai dari segi lebarnya
biasanya ditambah dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi.
Kondisi truk, terutama saat melewati jalan ramai, cukup berpengaruh
terhadap kenyamanan disekitarnya. Kesan kotor biasanya terjadi karena
tetesan air dan hamburan material sampah selama perjalanan.

3.1.2. Pola Teknis Operasional


A. Pewadahan
Pola Pewadahan terdiri dari :
a. Pewadahan Individual
Bentuk pewadahan yang dipakai banyak tergantung selera dan
kemampuan pengadaannya dari pemiliknya, mulai dari pengadaan sampai
penggunaannya dilakukan secara pribadi. Ciri utama dalam penanganan
selanjutnya adalah digunakan sistem pengumpulan dari rumah ke rumah.
Petugas akan langsung mendatangi tiap rumah untuk mengumpulkan
sampahnya.
b. Komunal
1) Diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh, taman kota,
jalan, pasar. Bentuknya banyak ditentukan oleh pihak instansi
pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum, alasan utama
digunakannya pola ini adalah kesulitan petugas dalam mencapai

92
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

tempat sampah di setiap titik sumber, juga termasuk kesulitan utama


adalah kondisi jalan (sangat sempit, tidak dapat dilalui kendaraan
pengumpul, sibuk sepanjang hari, dan sebagainya). Agar
memudahkan dalam penanganan selanjutnya maka tempat sampah
komunal umumnya ditempatkan di tepi jalan besar, pada suatu lokasi
yang strategis terhadap penggunaannya. Penduduk akan membawa
sampahnya untuk dibuang ke tempat sampah komunal dan
pengumpulan pun dilakukan oleh petugas dari tempat ini.
2) Pada pola pewadahan komunal, setiap rumah tangga tetap harus
memiliki pewadahan individual, yang pada periode tertentu dibuang
sendiri oleh pemilik rumah ke wadah komunal.
3) Pada beberapa literatur, pewadahan diklasifikasikan termasuk dalam
proses pengumpulan, karena memang sarana pewadahan sangat
berkaitan erat dengan proses pengumpulan, baik desain, kapasitas
alatnya maupun pola yang diterapkan.

B. Pengumpulan
Pola pengumpulan sampah pada umumnya dapat dibagi atas :
1. Individual langsung
 Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara
mengumpulkan sampah masing-masing sumber sampah dan
diangkut langsung ke TPA, tanpa melalui proses pemindahan.
Persyaratan:
 Kondisi topografi bergelombang (rata-rata > 8%) sehingga alat
pengumpul non mesin sulit beroperasi
 Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai
jalan lainnya.
 Kondisi dan jumlah alat memungkinkan
 Jumlah timbulan sampah besar (>0,5 m3/hari)
2. Individual tidak langsung
Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan
sampah masing-masing sumber sampah dan diangkut ke TPA dengan
sarana pengangkut melalui proses pemindahan. Pola ini dapat
mengurangi ketergantungan kebutuhan alat angkut (truk), tetapi
membutuhkan kemampuan pengendalian personil dan alat yang lebih

93
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

kompleks. Pola ini baik untuk daerah dengan partisipasi aktif


masyarakat yang rendah. Dan alat pengumpul masih mampu
menjangkau sumber secara langsung. Pola ini membutuhkan
persyaratan sebagi berikut:
 Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan
 Bila menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak, becak),
maka dibutuhkan kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 8%)
 Lebar jalan yang memungkinkan dilalui alat pengumpul tanpa
mengganggu pemakai jalan lainnya.
 Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian
3. Komunal langsung
Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan
sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal, langsung
diangkut ke TPA tanpa melalui proses pemindahan. Pola ini
merupakan alternatif bila alat angkut terbatas, lokasi merupakan
timbulan sampah-sampah sulit dijangkau oleh pelayanan alat
pengumpul non mesin (gerobak), kemampuan pengendalian personil
dan peralatan relatif rendah, alat pengumpul sulit menjangkau sumber-
sumber sampah. Pola ini mempunyai prasyarat:
 Peran serta aktif masyarakat tinggi
 Wadah komunal dirancang sesuai dengan kondisi, ditempatkan
sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang mudah dijangkau
oleh alat pengangkut (truk).
4. Komunal tidak langsung
Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan
sampah dari titik pewadahan komunal, dibawa ke lokasi pemindahan
(menggunakan gerobak), lalu diangkut ke TPA menggunakan alat
angkut truk. Pola ini membutuhkan prasyarat :
 Peran serta aktif masyarakat tinggi
 Wadah komunal dan alat pengumpul dirancang sesuai dengan
kondisi, ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dilokasi yang
mudah dijangkau alat pengumpul
 Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan
 Bila menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak), maka
dibutuhkan kondisi topografi yang relatif datar (rata-rata < 8%)

94
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

 Lebar jalan yang memungkinkan dilalui alat pengumpul tanpa


menganggu pemakai jalan lainnya
 Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian

C. Pemindahan
Kegiatan pemindahan terdapat pada pola pengumpulan tak langsung, yaitu
pengumpulan oleh alat bukan jenis truk. Sampah dari alat pengumpul
(gerobak/ sejenisnya) harus dipindahkan ke truk pengangkut untuk dibawa
ke lokasi pembuangan akhir.
Berdasarkan kondisi dan fungsinya pemindahan terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu terpusat dan tersebar. Pola pemindahan terpusat dimaksudkan
sebagai sentralisasi proses pemindahan dan merupakan pos pengendali
operasional, apabila sulit mendapatkan lahan kosong untuk lokasi
pemindahan, maka lokasi pemindahan dapat tersebar, tetapi akibatnya
kurang dapat dikendalikan.
Selain itu, lokasi pemindahan dapat berfungsi pula sebagai penyimpan
sarana kebersihan, seperti gerobak dan peralatan lainnya, tanpa
perawatan alat dan sebagainya.
Lokasi pemindahan dapat berbentuk:
1. Pelataran berdinding (transfer depo)
Ukuran panjang dan lebar dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
keluar masuk dan pemuatan truk. Bila pemuatan tidak langsung dilakukan
dari gerobak, maka harus tersedia tempat khusus penimbunan sampah
sementara. Dinding dibuat cukup tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai
isolator terhadap daerah sekitarnya. Memudahkan keluar masuk dan
pemuatan truk isolasi bertujuan menghilangkan kesan kotor dari kerja
pemindahan.
2. Container muat (load- haul)
Berupa container yang umumnya bervolume 8 - 10m3, gerobak langsung
menumpahkan muatannya ke dalam container ini. Setelah penuh maka
container ini akan dibawa ke lokasi pembuangan akhir. Metoda ini
membutuhkan biaya modal yang cukup besar karena dibutuhkan truk
dengan tipe khusus (load-haul truck).

95
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

D. Pengangkutan
Fase pengangkutan merupakan tahapan membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke TPA. Hal yang
penting dalam proses pengangkutan adalah penentuan route
pengangkutan, berupa penetapan titik pengambilan, jadwal operasi dan
pola pengangkutan.
Untuk menentukan route pengangkutan sampah tersebut dilakukan
langkahlangkah sebagai berikut :
a. Penentuan titik pengambilan
b. Untuk menentukan titik pengambilan perlu adanya peta daerah
pelayanan dan peta timbunan sampah.
c. Peta derah pelayanan menunjukkan batas daerah yang akan dilayani
saat ini dan kemungkinan pengembangannya yang memuat data-data
antara lain:
1) Luas wilayah kota
2) Luas daerah yang dilayani
3) Jumlah penduduk yang dilayani
4) Jumlah sampah yang harus dilayani setiap hari
d. Peta timbulan sampah menunjukan lokasi pengumpul/ timbunan sampah
yang harus dilayani oleh para petugas kebersihan, antara lain:
1) Lokasi stasion pemindahan/ TPS
2) Lokasi container besar
3) Lokasi daerah pertokoan
4) Lokasi bangunan besar/ khususnya yang diperkirakan timbulan
sampah lebih 1m3 misalnya rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan
kantor-kantor besar dan lain-lain.
e. Pada titik pengumpul tersebut jumlah volume sampah yang harus diangkut
setiap hari dari setiap daerah pelayanan dapat diketahui. Juga route
angkutannya dapat direncanakan.

96
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.12. Pola Teknis Operasional


1. Jadwal Operasi
Jadwal kegiatan pelayanan harus ditetapkan sedemikian rupa agar operasi
pengangkutan sampah dapat berjalan secara teratur. Hal ini disamping untuk
memberikan gambaran kualitas pelayanan juga untuk menetapkan jumlah
kebutuhan tenaga dan peralatan, sehingga biaya operasi dapat diperkirakan.
Selain itu dengan frekuensi pelayanan yang teratur akan memudahkan bagi para
petugas untuk melaksanakan tugasnya. Pengaturan jam operasional tersebut
harus disesuaikan dengan:
1) Jumlah timbulan sampah yang harus diangkat setiap hari

97
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

2) Jumlah kendaraan dan tenaga serta kapasitas kendaraan


3) Sifat daerah pelayanan
4) Waktu yang diperlukan tiap rit kendaraan
Dengan pengaturan jam kerja ini, operasi pengumpulan dan pengangkutan
sampah dapat berjalan tertib dan teratur, sehingga mudah dilakukan
pengontrolan terhadap kebersihan kota.
Pengaturan kerja tersebut termasuk juga:
1) Pengaturan penugasan
2) Pengaturan kewajiban bagi para petugas untuk membersihkan kendaraan
3) Kewajiban bagi para petugas untuk melaporkan hasil operasinya, sehingga
volume sampah yang terangkut setiap pengangkutan dapat diketahui.
2. Pola Pengangkutan
Pola pengangkutan sampah yang dialkukan dengan sistem stasiun pemindahan
(transfer depo), proses pengangkutan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Kendaraan angkutan keluar dari pool langsung menuju lokasi pemindahan
transfer depo untuk mengangkut sampah langsung ke TPA Dari TPA, kendaraan
tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan pada rit berikutnya.
Untuk pengumpulan sampah dengan sistem container pola pengangkutan adalah
sebagai berikut:
1) Sistim container yang diangkut
Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi container pertama untuk
mengambil/ mengangkut sampah langsung ke TPA. Dari TPA kendaraan
tersebut dengan container kosong kembali ke lokasi pertama tadi untuk
menurunkan container tersebut, dan kemudian menuju ke lokasi ke dua untuk
mengambil container yang berisi untuk diangkut ke TPA dan selanjutnya
mengembalikan container kosong tersebut ketempat semula. Demikian
seterusnya sampai pada shift terakhir.
2) Sistim container yang diganti
Kendaraan keluar dari pool dengan membawa container kosong menuju ke
lokasi container pertama untuk mengambil/ mengganti container yang berisi
sampah dan langsung membawanya ke TPA. Dari TPA kendaraan tersebut
dengan container kosong kembali menuju lokasi container kedua dan kemudian
menurunkan container kosong tersebut sekaligus mengambil container yang
telah penuh untuk dibawa ke TPA. Demikian seterusnya sampai pada shift
terakhir.

98
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3) Sistim container tetap


Penyerapan sistim ini biasanya untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa
truck compactor. Kendaraan keluar dari pool langsung menuju ke lokasi
container pertama dan mengambil sampahnya untuk dituangkan ke dalam truck
compactor dan diletakkan kembali container yang kosong itu ketempat semula,
kemudian kendaraan langsung ke lokasi container kedua mengambil sampahnya
dan meninggalkan container dalam keadaan kosong dan seterusnya jika
kapasitas truk sudah penuh, kendaraan langsung menuju ke lokasi pembuangan
akhir.
Gambar B.13. Sistem Container Yang Diangkut

Gambar B.14. Sistem Container Yang Diganti

Gambar B.15. Sistem Container Tetap

99
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3.1.3. Peralatan Operasional Persampahan


A. Peralatan Pewadahan
1. Individual
Bentuk pewadahan yang dipakai banyak tergantung selera dan
kemampuan pengadaannya dari pemiliknya secara umum adalah:
Bentuk : Kotak, Silinder, Kantung, Container
Sifat : Bersatu dengan tanah, dapat diangkat
Bahan : Pasangan bata, logam, plastik, alternatif bahan harus
bersifat kedepan terhadap air, panas matahari, tanah
diperlakukan kasar mudah dibersihkan.
Ukuran : 10 50 liter untuk pemukiman., toko kecil 100-500 liter
Untuk kantor, toko besar, hotel, rumah makan
Pengadaan : Pribadi, swadaya masyarakat, instansi pengelola
2. Komunal
Diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/ kumuh, taman kota, jalan,
pasar. Bentuknya banyak ditentukan oleh pihak instansi pengelola karena
sifat penggunaannya adalah umum. Karakteristiknya adalah:
Bentuk : Kotak, Silinder, Kantung, Container
Sifat : Bersatu dengan tanah, dapat diangkat
Bahan : Pasangan bata, logam, plastik, alternatif bahan harus
Bersifat kedepan terhadap air, panas matahari, tanah
diperlakukan kasar mudah dibersihkan.
Ukuran : 10 100 liter untuk pinggir jalan taman, 100-500 liter
Untuk pemukiman dan pasar
Pengadaan : Pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha promosi
Hasil produksi, instansi pengelola).
Adapun jenis-jenis peralatan pewadahan yang umum terdapat di kota-kota
di Indonesia adalah:
1) Kantong plastik, 30 50 liter
2) Bin plastik/ keranjang tertutup, 40 50 liter
3) Tong kayu, 40 60 liter
4) Bin plastik (tertutup dengan roda), 120 liter
5) Bin plastik permanen, 70 liter
6) Bin plat besi tertutup, 100 liter
7) Bak sampah permanen, ukuran variasi
8) Kontainer, volume 1,0 m3
100
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

B. Peralatan Pengumpulan dan Pemindahan


Peralatan pengumpulan dan pemindahan sampah dapat bermacam-
macam tergantung sistem pewadahan dan pengumpulan yang diterapkan.
Pada daerah pelayanan tertentu peralatan pengumpulan dapat sekaligus
sebagai peralatan pengangkutan (truk).
Adapun peralatan yang telah disesuaikan berdasarkan daerah timbulan
sampahnya dan telah lazim digunakan dalam sistem pengumpulan sampah
yaitu:
1. Daerah perumahan/ pemukiman teratur:
Gerobak dorong, dimana sampahnya kemudian dikumpulkan pada tempat
pengumpulan sementara (transfer depo) dan container.
2. Perumahan yang belum teratur (slump area)
Container komunal, gerobak dan transfer komunal, transfer station atupun
truk pemadat (compactor truck).
3. Daerah Pasar/ Komersial
Untuk daerah pasar/ komersial dapat digunakan langsung truk sampah
atau container.
4. Daerah Pertokoan
Untuk daerah pertokoan dapat digunakan beberapa cara:
1) Digunakan gerobak dorong dan transfer station atau container
2) Digunakan container komunal
3) Digunakan langsung truck sampah

C. Peralatan Pengangkutan
Peralatan pengangkutan sampah antara lain:
a. Truck biasa
b. Dump Truck (Tipper Truck)
c. Compactor Truck
d. Arm Roll Truck
e. Multi Loader Truck
f. Transfer Trailer
Penggunaan jenis-jenis truk ini tergantung dari sistim pewadahan,
pengumpulan dan pemindahannya.
3.2. Pemilihan Sistem dan Peralatan Operasional Persampahan

101
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3.2.1. Umum
Pemilihan sistem dan pemilihan peralatan operasional persampahan saling
berkaitan erat. Pemilihan jenis peralatan pada masing-masing komponen
operasional sangat tergantung dari sistem atau pola operasional yang
digunakan. Demikian pula pemilihan sistem operasional sangat tergantung
pada kondisi fisik, sosial dan ekonomi daerah setempat.

3.2.2. Pewadahan
Penentuan segi baik dan buruknya suatu bentuk pewadahan dinilai dari
hubungannya sebagai pendukung pekerjaan penanganan berikutnya, yaitu
pengumpulan, pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh petugas kota atau
swadaya masyarakat. Para petugas dituntut untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan target yang telah ditentukan. Efektifitas kerja harus tinggi
dan dilakukan melalui efisiensi waktu, untuk mencapai target tersebut.
Sehubungan dengan hal ini maka cara pewadahan harus dapat
memberikan kemudian dalam pekerjaan pengumpulan.

3.3. Pembuangan Akhir Sampah dan Pengolahan


3.3.1. Umum
Tujuan pembuangan akhir sampah adalah untuk memusnahkan sampah
domestik atau yang diklasifikasikan sejenis ke suatu tempat pembuangan
akhir dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak atau seminimal
mungkin menimbulkan gangguan terhadap lingkungan antara (intermediate
treatment) maupun tanpa diolah terlebih dahulu.
Kegiatan operasional di pembuangan akhir pada dasarnya merupakan:
1. Kegiatan yang merubah bentuk lahan
2. Kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan dan kemerosotan
sumber daya lahan, air dan udara.

3.3.2. Pembuangan Akhir


Yang dimaksud dengan pembuangan akhir adalah cara yang digunakan
untuk memusnahkan sampah padat dari hasil kegiatan pengumpulan dan
pengangkutan mapun sampah padat hasil buangan kegiatan pengelolaan
sampah itu sendiri.

102
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Ada 2 cara pembuangan akhir, yaitu:


1) Open Dumping
Dilakukan dengan cara sampah dibuang begitu saja di tempat
pembuangan akhir (TPA) dan dibiarkan terbuka sampai pada suatu saat
TPA penuh dan pembuangan sampah dipindahkan ke lokasi lain atau
TPA yang baru.
Untuk efisiensi pemakaian lahan, biasanya dilakukan kegiatan perataan
sampah dengan menggunakan dozer atau perataan dapat juga
dilakukan dengan tenaga manusia.
Keuntungan:
a. Operasi sangat mudah
b. Biaya operasi dan perawatan murah
c. Biaya investasi TPA relatif murah
Kerugian:
1. Timbul pencemaran udara oleh gas, debu dan bau b. Cepat terjadi
proses timbulnya leachate, sehingga menimbulkan pencemaran air
tanah
2. Sangat mendorong tumbuhnya sarang-sarang vektor penyakit
(tikus, lalat, nyamuk dan serangga lain).
3. Mengurangi estetika lingkungan.
2) Landfill, yang dapat dibedakan lagi atas:
Merupakan perbaikan dari pada cara open dumping yaitu dengan
menambahkan lapisan tanah penutup di atas sampah.
a) Sistim Controlled Landfill
Dilakukan dengan cara sampah ditimbun, diratakan dan dipadatkan
kemudian pada kurun waktu memperkecil pengaruh yang
merugikan terhadap lingkungan.
Bila lokasi pembuangan akhir telah mencapai akhir usia pakai,
seluruh timbunan sampah harus ditutup dengan lapisan tanah.
Diperlukan persediaan tanah yang cukup sebagai lapisan tanah
penutup.
Keuntungan:
1) Dampak negatif terhadap estetika lingkungan sekitarnya dapat
dikurangi
2) Kecil pengaruhnya terhadap estetika lingkungan awal

103
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Kerugian:
1. Operasi relatif lebih sulit dibanding open dumping
2. Biaya investasi relatif lebih besar dari pada open dumping
3. Biaya operasi dan perawatan relatif lebih tinggi dari pada open
dumping

b. Sistim Sanitary Landfill


Adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan
cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan
tanah sebagai lapisan penutup. Hal ini dilakukan terus menerus
secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Pekerjaan pelapisan sampah dengan tanah penutup dilakukan setiap
hari pada akhir jam operasi. Diperlukan persediaan tanah yang cukup
untuk menutup timbunan sampah.
Keuntungannya adalah pengaruh timbunan sampah terhadap
lingkungan sekitarnya relatif lebih kecil dibanding sistem controlled
landfill.

104
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.13. Diagram ALir Sistem Manjemen Persampahan

105
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

4. Program Kerja
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja
ini akan diuraikan urutan urutan pekerjaan, konsep penanganan masalah,
tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana maupun personil
pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk
memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir
Pelaksanaan Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan
yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan
pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.
Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai
berikut :
1. Persiapan
- Melakukan studi literatur atau review studi yang relevan di Kota
Denpasar
- Membuat program kerja kegiatan secara keseluruhan
- Menetapkan metode survey
- Menyusun kuesioner untuk menjaring data
- Menyusun jadual kerja dan kegiatan persiapan lain yang
dibutuhkan
2. Pengumpulan Data
- Data Primer
Melakukan survey lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan
sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah,
komposisi dan karakteristik sampah, kondisi pewadahan,
pengumpulan, pemindahan. Pengangkutan dan pembuangan
akhir, upaya 3 R baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun
pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi serta
pengumpulan data lain yang relevan.
- Data Sekunder
Melakukan survey ke instansi terkait mengenai kondisi
kelembagaan yang menanganani masalah persampahan (institusi,
struktur organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi),
kondisi pembiayaan (investasi; operasi pemeliharaan dan retribusi)

106
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

selama sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, dukungan peraturan


yang dimiliki oleh Kota Denpasar berkaitan dengan pengelolaan
persampahan dan program penyuluhan yang ada, kondisi kota
Denpasar (fisik kota, sosial ekonomi, pendapatan masyarakat,
fasilitas kota, daerah kumuh), rencana pengembangan kota (tata
guna lahan) baik untuk kotaDenpasar maupun kota-kota
sekitarnya serta pengumpulan data lain yang relevan.
3. Kompilasi dan Pengolahan Data Mengelompokkan data kuantitatif dan
kualitatif yang relevan dengan perencanaan persampahan sebagai
bahan analisis
4. Pengkajian :
- Penyiapan standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai
tujuan penyusunan Masterplan Persampahan
- Pengkajian tata ruang kota yang mempengaruhi sistem
kebersihan
- Pengkajian tertiadap sistem pengelolaan yang dilakukan saat ini
5. Analisis
Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
meningkatkan pola pelayanan persampahan. Metode analisis dapat
dilakukan secara deskriptif, SWOT maupun metode lain
6. Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2022
Perencanaan teknis dan manajemen persampahan meliputi:
- Proyeksi perkembangan penduduk
- Proyeksi volume sampah
- Pengembangan aspek institusi
- Pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana dan sarana
persampahan, pewadahan, pegumpulan, pemindahan,
pengolahan / 3 R, pengangkutan dan pembuangan akhir). Selain
itu juga diperlukan rencana kebutuhan dukungan Prasarana dan
Sarana dalam rangka mendukung pengoperasian IPST Sarbagita
yang merupakan TPA regional yang digunakan bersama oleh kota
Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Kab Badung, dan dilengkapi
dengan peta dan gambar dengan skala sesuai ketentuan

107
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

- Pengembangan aspek pembiayaan (kebutuhan biaya investasi


selama kurun waktu perencanaan, biaya operasi dan
pemeliharaan per tahun serta perhitungan tarif retribusi)
- Pengembangan aspek pengaturan (penyempumaan perda
termasuk untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya)
- Pengembangan aspek peran serta masyarakat (usulan program
penyuluhan, pilot project penanganan sampah berbasis
masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain)

A. Penyusunan Laporan
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat: metode dan rencana kerja konsultan
dalam penyelesaian pekerjaan diserahkan.Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh hari) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh ) buku laporan.
2. Laoran Antara (Interim Report)
Laporan Antara memuat data kondisi kota dan pengelolaan
persampahan yang ada saat ini serta analisis data dan arahan
pengembangan Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120
(seratus dua puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10
(sepuluh) buku laporan.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat: seluruh hasil kegiatan dan rencana
pengelolaan sampah (masterplan) yang dibuat. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya: 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 15 (lima belas) buku
laporan beserta peta dan gambar ukuran A3 sebanyak 15 (lima belas)
eksemplar dan cakram padat (compact disc) sebanyak 8 keping.

108
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.14. Bagan Alir Pekerjaan Mulai

Persiapan
1. Mobilisasi Personil
2. Penyusunan Program Kerja
Laporan Pendahuluan 3. Penyusunan Metode Survey
4. Penyusunan Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan

Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Primer

Survey Lapangan Kondisi Eksisting


Pengelolaan Sampah
Peta Dasar Data Kondisi Kondisi
1. Daerah Pelayanan
dan Data BPS Kelembagaan Pembiayaan 2. Timbulan Sampah
3. Komposisi & Karakteristik Sampah
4. Kondisi Pewadahan, Pengumpulan, Pemindahan
& Pengangkutan Sampah
5. Upaya 3R

Data Kondisi Kota Peraturan dan Program


Denpasar Pengolahan Persampahan Rencana
Pengembangan Kota

Data
Cukup

Pengolahan Data dan Pengkajian

1. Pengelompokan Data Kuantitaif dan


Kualitatif
2. Penyiapan Standar Nasional
3. Pengkajian Tata Ruang Kota
4. Pengkajian Terhadap Sistem
Pengelolaan Sampah Eksisting

Konsep Rencana
Sistem OK

Analisa
Laporan Antara
Penyusunan Rencana

Proyeksi Penduduk dan Pengembangan Aspek


Volume Sampah Institusi/Kelembagaan

Pengembangan Aspek Pengembangan Aspek Pengembangan Aspek Pengembangan Aspek


Teknis Pengaturan Pembiayaan Peran Serta Masyarakat

Laporan Akhir Selesai 109


CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

5. Organisasi dan Personil


Berdasarkan pada pengalaman Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan
studi selama ini, sangat diperlukan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan
yang mantap, disertai pula dengan penempatan personil tenaga ahli yang
berkualitas sesuai dengan spesialisasi masing-masing, disamping penyediaan
sarana peralatan kerja dengan kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada akhir pekerjaan studi ini,
maka tim Konsultan telah menyiapkan organisasi pelaksanaan pekerjaan seperti
yang tertera pada Gambar Bagan Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan.
Organisasi pelaksanaan pekerjaan menggambarkan hubungan antar personil
Konsultan dan hubungan kerja antara Konsultan dengan Pemberi pekerjaan
sesuai hirarki tugas, tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing.

BAPPEDA KOTA DENPASAR

CV. Tri Matra Disain

Team Leader
(S1 Planologi)

Tenaga Ahli Sipil Tenaga Ahli Lingkungan Tenaga Ahli Ekonomi Perkotaan
(S1. T. Sipil) (S1. T. Lingkungan) (S1. Ekonomi)

Asisten Tenaga Ahli


1. Ass. Ahli Lingkungan
2. Ass. Ahli Sipil
3. Surveyor / juru Ukur

Tenaga Pendukung
Administrasi dan Keuangan

Gambar B.16. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan


B.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

110
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Dalam proses pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Masterplan


Persampahan Kota Denpasar, konsultan akan memperhatikan ruang lingkup
kegiatan serta jangka waktu pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan agar produk/ hasil
rencana nantinya tidak bertentangan dengan ketentuan yang terdapat pada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah ditetapkan oleh BAPPEDA Kota
Denpasar serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Sesuai dengan Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan yang tercantum


dalam KAK , Konsultan telah mencermati secara sungguh-sungguh ragam
kegiatan dan waktu pelaksanaannya, sehingga perhitungan man - month
personel dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan harus
mampu ditransfer pada sebuah rencana kerja yang matang, yang efisien dan
terkendali oleh sebuah jalur aktifitas yang mantap. Penyusunan Masterplan
Persampahan Kota Denpasar secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) bagian
yaitu Pekerjaan Lapangan dan Pekerjaan Kantor. Waktu pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah 6 Bulan
atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Semua kerangka berpikir dalam
program kerja ini dituangkan dalam bentuk Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Secara teknis administrasi, jadwal
pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara konsultan
dengan pihak pemberi tugas diselesaikan.
2. Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam waktu 6 Bulan
atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sesuai dengan berita acara
rapat penjelasan umum terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja
(SPK).
3. Rencana kerja yang diusulkan oleh Konsultan sesuai dengan KAK berkaitan
dengan tugas-tugas konsultan, maka untuk lebih jelasnya secara umum
jadwal terinci dari Penyusunan Dokumen Masterplan Persampahan Kota
Denpasar ini dapat dilihat dalam Tabel yang terdapat pada halaman berikut.

111
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.2.1. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

112
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Selain jadwal pelaksanaan kegiatan diatas, diperlukan jug sarana dan


prasarana pendukung dimana sarana pendukung ini dapat digunakan untuk
mempermudah dan memperlancar pekerjaan.

Dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Masterplan


Persampahan Kota Denpasar ini, Konsultan menggunakan fasilitas dan sarana
pendukung yang diperlukan sebagai pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan
tersebut, yang pada dasarnya telah disesuaikan dengan persyaratan yang
tertuang dalam kerangka acuan kerja. Uraian mengenai fasilitas dan sarana yang
digunakan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini disajikan pada
sebagai berikut.

 Fasilitas Dan Sarana Yang Digunakan


Konsultan akan menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini, yang meliputi antara lain :
1. Kantor/studio lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
2. Biaya Komunikasi
3. Komputer dan Alat Tulis Kantor Lainya
4. Kendaraan Operasional
5. Kebutuhan lainnya guna memperlancar dan menyukseskan pelaksanaan
pekerjaan ini
6. Apabila ada yang peralatan yang harus dibeli dalam kegiatan ini, maka
pada akhir penugasan barang atau peralatan yang dibeli tersebut harus
diserahkan kepada pengguna jasa.

 Ruang Kerja/Kantor
Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan
kantor yang permanen Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan
berkoordinasi dengan pemberi pekerjaan dan setiap saat dapat
asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu diharapkan
nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah
menghubungi konsultan.

 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan kapasitas
113
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

alat. Adapun volume dan kapasitas alat dari masing-masing pekerjaan tersaji
pada Tabel Daftar Peralatan (Terlampir).

 Jadwal Peralatan
Jadwal peralatan untuk pekerjaan akan disesuaikan dengan waktu
pemakaian, dan jadwal peralatan ini berkaitan dengan schedule
pelaksanaan dan personil untuk pelaksanaan seluruh kegiatan. Jadwal
peralatan dan volume serta waktu pemakaian tersaji pada Tabel Jadwal
Penggunaan Peralatan (Terlampir).

Tabel F.2. Jadwal Penggunaan Alat

114
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

B.4. Komposisi Tim dan Penugasan

H.1. Umum
Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan
menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut
dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam
koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait
dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam
pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang
penanganan pekerjaan sejenis dalam pengembangan persampahan. Masing-
masing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing
sesuai dengan bidang keahliannya.

Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik
mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman
personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut
dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan
pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya dan memiliki sertifikat keahliaan
(SKA) yang dikeluarkan Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang
berwenang serta memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani
pekerjaan sejenis.

Tanggapan terhadap tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, dalam hal ini
perlu adanya penekanan terhadap desain yang akan dilakukan. Dimana masing-
masing Tenaga Ahli memiliki pemahaman yang sama mengenai kondisi dan
permasalahan daerah lokasi studi, keinginan masyarakat pengguna, sehingga
mampu menghasilkan beberapa inovasi desain tidak hanya secara teknis,
efesiensi pendanaan, layak secara lingkungan, dan mampu memberikan manfaat
lebih secara ekonomi kepada masyarakat.

Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa
untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :

115
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

1. Ketua Tim (Team Leader)


Satu (1) orang Ketua Tim (Team Leader) yang merangkap sebagai Ahli
Teknik Lingkungan dengan latar belakang pendidikan minimal Sarjana
(S1) Teknik Planologi, dan berpengalaman dalam penyusunan
Masterplan Persampahan, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan.

2. Tenaga Ahli / Profesional Staff


a. Satu (1) orang Ahli Sipil dengan latar belakang pendidikan minimal
sarjana (S1) Teknik Sipil, menjalankan tugas selama 5 (lima) bulan.
b. Satu (1) orang Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan
minimal sarjana (S1) Teknik Lingkungan, menjalankan tugas selama 6
(enam) bulan.
c. Satu (1) orang Ahli Ekonomi Perkotaan dengan latar belakang
pendidikan sarjana (S1) Ekonomi, menjalankan tugas selama 3 (tiga)
bulan.

3. Asisten Tenaga Ahli


d. Satu (1) orang Ass. Ahli Sipil dengan latar belakang pendidikan
minimal sarjana (S1) Teknik Sipil, menjalankan tugas selama 5 (lima)
bulan.
e. Satu (1) orang Ass. Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan
minimal sarjana (S1) Teknik Lingkungan, menjalankan tugas selama 6
(enam) bulan.
f. Satu (1) orang Surveyor/Juru Ukur dengan latar belakang pendidikan
D3 Teknik, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan.

4. Tenaga Pendukung / Supporting Staff


Disamping kebutuhan akan tenaga ahli seperti diuraikan tersebut di atas,
dibutuhkan tenaga pendukung, antara lain tenaga administrasi dan
keuangan.

116
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.4.1. Komposisi Tim Pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan

117
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

B.5. Komposisi Tim dan Penugasan

Berdasarkan pengalaman konsultan dalam melaksanakan pekerjaan-


pekerjaan sejenis, diperlukan pengaturan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Hubungan kerjasama antar personil, serta koordinasi pelaksanaan pekerjaan
berperan penting dalam menghasilkan kualitas kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu, diperlukan pula pengaturan jadwal
pelaksanaan penugasan personil dan sampai sejauh mana keterlibatan masing-
masing personil terhadap kegiatan pekerjaan ini, agar dapat dicapai suatu pola
tata koordinasi pelaksanaan pekerjaan secara baik.

Dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Penyusunan


Masterplan Persampahan Kota Denpasar ini, mobilisasi tenaga profesional
oleh pihak konsultan dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan dalam kegiatan ini nantinya. Selain itu, tim konsultan juga akan
memobilisasi tenaga pendukung, yang akan mendukung tenaga profesional
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kebutuhan mobilisasi tenaga
penunjang akan selalu memperimbangkan kebutuhan tenaga profesional.

BAPPEDA Kota Denapasar adalah pihak yang mengharapkan hasil


pekerjaan ini secara optimal. Pemberi kerja senantiasa akan memberikan
instruksi/perintah kerja, serta menyetujui hasil pekerjaan yang dihasilkan
konsultan. Untuk itu, penugasan Personil Tim Konsultan disusun berdasarkan
jenis dan macam pekerjaan yang tersurat didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Tim didukung sepenuhnya oleh semua fungsional dari CV. Tri Matra Disain.

Berikut ini, untuk lebih jelasnya dipaparkan dalam Tabel Jadwal


Penugasan Personil tim konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan dan nama
personil tenaga profesional yang terlibat secara langsung dalam kegiatan ini.

118
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas
USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel H.1. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

119
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

Anda mungkin juga menyukai