Anda di halaman 1dari 32

BAB VI

JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK


(JEMBATAN AC)

A. Jembatan AC atau Jembatan Arus Bolak-Balik

Sebuah jembatan AC bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan, sumber


eksitasi dan menyeimbangkan detektor. Setiap lengan terdiri dari impedansi. Sumber
AC adalah pasokan persediaan tegangan AC pada frekuensi yang diperlukan. (Sumber:
Electrical and Electronic Measurements and Instrumentation, A. K. Sawhney,
Dhanpatrai and Sons, New Delhi ).
Jala-jala yang diperlihatkan pada Gambar. 1 yang didapatkan dengan
menggantikan tahanan-tahanan yang terdapat pada empat cabang dari suatu jembatan
arus searah dengan impedansi-impedansi disebut jembatan bolak-balik. Karena hukum
Ohm juga berlaku untuk arus bolak-balik, maka kondisi untuk keseimbangan didapat
sebagai berikut:

(6.1)

Persamaan ini adalah sama dengan dua persamaan di bawah ini:

| || | | || | (6.2)

(6.3)

Bila kondisi keseimbangan tersebut ditulis dengan suatu persamaan yang


memperlihatkan hubungan-hubungan antara bagian-bagian nyata dan bagian-bagian
imajinernya, maka didapat hubungan keseimbangan sebagai berikut:

(6.4)

(6.5)

1
Dari persamaan di atas maka dapat dilihat bahwa kondisi keseimbangan
dinyatakan dalam dua persamaan. Hal ini adalah merupakan perbedaan pokok dengan
persamaan keseimbangan dalam jembatan arus searah. Jadi dengan demikian, maka
berbeda dengan jembatan arus searah, dimana keseimbangan bisa dicapai dengan
pengaturan satu cabang, maka untuk jembatan arus bolak-balik, keseimbangan hanya
didapat dengan pengaturan dua komponen dari jembatan.

Gambar 6.1. Jembatan arus bolak-balik

Jembatan arus bolak-balik beraneka macam ragamnya. Kondisi-kondisi


keseimbangan pada arus bolak-balik pada umumnya tergantung dari frekuensi sumber
energinya, akan tetapi untuk pengukuran impedansi adalah sangat memudahkan bila
kondisi-kondisi keseimbangan dibuat tidak tergantung pada frekuensi. Jembatan arus
bolak-balik yang kondisi keseimbangannya tergantung dari frekuensi disebut jembatan-
jembatan frekuensi dan jembatan ini mendapatkan penggunaannya untuk pengukuran
frekuensi sederhana atau dalam osilator dan filter.
(Soedjana Sapiie, Osamu Nishino, 1976 : 123 124)

1. Bentuk Umum Jembatan Arus Bolak Balik.


a. Syarat syarat Kesetimbangan Jembatan.
Jembatan arus bolak-balik merupakan perluasan wajar dari jembatan arus
searah dan dalam bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan jembatan, sumber eksitasi,
dan sebuah detektor nol. Sumber daya menyalurkan suatu tegangan bolak-balik ke
jembatan pada frekuensi yang diinginkan. Untuk pengukuran pada frekuensi rendah,

2
antaran sumber daya (power line) dapat berfungsi sebagai sumber eksitasi, pada
frekuensi yang lebih tinggi, sebuah osilator umumnya menyalurkan tegangan eksitasi.
Detektor nol harus memberi tanggapan terhadap ketidakseimbangan arus-arus bolak-
balik dan dalam bentuk yang paling sederhana (tetapi sangat efektif) terdiri dari
sepasang telepon kepala (head phones). Dalam pemakaiaan lain, detektor nol dapat
terdiri dari sebuah penguat arus bolak-balik bersama sebuah alat pencatat keluaran atau
sebuah indikator tabung sinar elektron (tuning eye).
Bentuk umum sebuah jembatan arus bolak-balik ditunjukkan pada gambar 6.2.
Keempat lengan jembatan , , , dan ditunjukkan sebagai impedansi yang
nilainya tidak ditetapkan dan detektor dinyatakan oleh telepon kepala. Seperti dalam
jembatan Wheatstone untuk pengukuran arus searah, syarat kesetimbangan dalam
jembatan bolak-balik ini dicapai bila tanggapan detektor adalah nol atau menunjukkan
harga nol. Pengaturan seimbang untuk mendapatkan tanggapan nol dilakukan dengan
mengubah salah satu atau lebih dari lengan-lengan jembatan.

Gambar 6.2. Bentuk umum jembatan bolak-balik

Persamaan umum untuk keseimbangan jembatan diperoleh dengan


menggunakan notasi kompleks untuk impedansi rangkaian jembatan (huruf tebal
digunakan untuk menunjukkan besaran-besaran dalam notasi kompleks). Besaran ini
dapat berupa impedansi atau admintasi seperti tegangan atau arus. Persyaratan
keseimbangan jembatan memerlukan bahwa beda potensial dari A ke C dalam gambar
2. adalah nol. Ini akan terjadi bila penurunan tegangan dari B ke A sama dengan

3
penurunan tegangan dari B ke C untuk besaran (magnitude) dan fasa. Dalam notasi
kompleks dapat dituliskan:
atau (6.6)

Agar arus detektor nol (kondisi seimbang), arus-arus adalah:

dan (6.7)

(6.8)

Subtitusi persamaan (6.7) dan (6.8) ke (6.6) memberikan:


(6.9-a)

atau jika menggunakan admitansi sebagai pengganti impedansi:

(6.9-b)
Persamaan (6.9-a) adalah bentuk yang paling menyenangkan dalam
kebanyakan hal dan merupakan persamaan umum untuk kesetimbangan bolak-balik.
Persamaan (6.9-b) dapat digunakan secara menguntungkan bila terdapat komponen-
komponen paralel dalam lengan-lengan jembatan.
Persamaan (6.9-a) menyatakan bahwa perkalian impedansi dari pasangan
lengan yang saling berhadapan harus sama dengan perkalian impedansi dari pasangan
lengan yang berhadapan lainnya, dengan impedansi yang dinyatakan dalam notasi
kompleks. Jika impedansi dituliskan dalam bentuk , dimana Z menyatakan

kebesaran dan adalah sudut fasa impedansi kompleks, persamaan (6.9-a) dapat
dituliskan kembali dalam bentuk:
( )( ) ( )( ) (6.10)
Karena dalam perkalian bilangan-bilangan kompleks kebesaran-kebesaran
dikalikan dan sudut fasa dijumlahkan, maka persamaan (6.10) dapat juga dituliskan
sebagai:
( ) ( ) (6.11)

4
Persamaan (6.11) menunjukkan bahwa untuk membuat sebuah jembatan arus
bolak-balik seimbang, dua persayaratan harus dipenuhi secara bersamaan (simultan).
Syarat pertama adalah bahwa keseimbangan impedansi memenuhi hubungan:
(6.12)
Atau dengan arti fisis dinyatakan perkalian kebesaran-kebesaran dari lengan-
lengan yang saling berhadapan harus sama

Syarat kedua memerlukan bahwa sudut-sudut fasa impedansi memenuhi


hubungan:

(6.13)
Atau memiliki arti fisis penjumlahan sudut-sudut fasa dari lengan-lengan yang
saling berhadapan harus sama.

b. Pemakaian Persamaan Seimbang


Kedua persyaratan yang dinyatakan oleh persamaan (6.12) dan (6.13) dapat
digunakan bila impedansi lengan-lengan jembatan diberikan dalam bentuk polar beserta
kebesaran dan sudut fasanya. Namun dalam masalah yang umum, nilai-nilai komponen
dari lengan-lengan jembatan diberikan, dan persoalan diselesaikan dengan menuliskan
persamaan seimbang dalam bentuk kompleks. Contoh berikut menggambarkan
prosedur tersebut.

Soal ini akan sedikit lebih sulit ketika nilai-nilai komponen dari lengan-lengan
jembatan ditetapkan dan impedansi akan dinyatakan dalam bentuk kompleks. Dalam
hal ini, reaktansi induktif atau kapasitif hanya dapat ditentukan bila frekuensi tegangan
eksitasi diketahui.

2. Jembatan-jembatan Pembanding
a. Jembatan Pembanding Kapasitansi
Dalam bentuk dasarnya jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untuk
pengukuran induktansi dan kapasitansi yang tidak diketahui dengan
membandingkannya terhadap sebuah induktansi atau kapasitansi yang diketahui.

5
Sebuah jembatan pembanding kapasitansi dasar ditunjukkan pada gambar 6.3. Kedua
lengan perbandingan adalah resistif dan dinyatakan oleh dan . Lengan standar
terdiri dari kapasitor seri dengan tahanan , dimana adalah kapasitor standar
kualitas tinggi dan adalah tahanan variabel. menyatakan kapasitansi yang tidak
diketahui dan adalah tahanan kebocoran kapasitor.

Gambar 6.3. Jembatan pembanding kapasitansi

Untuk menuliskan persamaan seimbang, mula-mula impedansi dari keempat lengan


jembatan dinyatakan dalam bentuk kompleks dan diperoleh:

; ; ;

Dengan mensubstitusikan impedansi-impedansi ini ke dalam persamaan (6.9-a) yaitu


persamaan umum untuk keseimbangan jembatan diperoleh:

( ) ( ) (6.14)

Yang dapat diuraikan menjadi:

(6.15)

Dua bilangan kompleks adalah sama bila bagian-bagian nyata dan bagian-
bagian khayalnya adalah sama. Dengan menyamakan bagian-bagian nyata dari
persamaan (6.15) diperoleh:

atau (6.16)

Samakan bagian-bagian khayal dari persamaan (6.15) diperoleh:

6
atau (6.17)

Persamaan (6.16) dan (6.17) memberikan dua syarat yang harus dipenuhi
secara bersamaan dan mereka juga menunjukkan bahwa dan yang tidak diketahui
dinyatakan dalam komponen jembatan yang diketahui.

Agar memenuhi kedua syarat seimbang dalam konfigurasinya, jembatan harus


mengandung dua elemen variabel. Setiap dua dari empat elemen yang tersedia dapat
dipilih walaupun dalam praktek kapasitor merupakan kapasitor standar presisi tinggi
dengan nilai yang tetap dan tidak dapat diatur. Pemeriksaan terhadap persamaan-
persamaan seimbang menunjukkan bahwa tidak muncul dalam bentuk . Jadi,
untuk menghilangkan setiap interaksi antara kedua pengontrol kesetimbangan,
merupakan pilihan yang tepat sebagai elemen variabel. Kita selanjutnya dapat
menerima bahwa adalah elemen variabel kedua seperti ditunjukkan pada gambar 6.3.

Karena kita mengukur kapasitor yang tidak diketahui yang efek tahanannya
bisa kecil sekali, pengaturan pertama sebaiknya dilakukan pada bagian kapasitif yang
berarti mengatur agar menghasilkan suara paling kecil dalam telepon suara. Dalam
kebanyakan hal suara tersebut tidak akan hilang seluruhnya, sebab syarat setimbang
kedua belum dipenuhi. Maka diatur untuk keseimbangan bagian resistif dan suara
dibuat agar semakin mengecil. Ternyata bahwa pengaturan kedua tahanan secara
bergantian adalah perlu untuk menghasilkan keluaran nol dalam telepon kepala dan
untuk mencapai kondisi setimbang yang sebenarnya. Perlunya pengaturan secara
bergantian menjadi jelas bila kita sadari bahwa setiap perubahan dalam bukan hanya
mempengaruhi persamaan seimbang kapasitif, tetapi juga memengaruhi persamaan
seimbang resistif, sebab muncul dalam kedua bentuk persamaan tersebut.

Proses menggunakan (manipulasi) dan secara bergantian merupakan


khas dari prosedur pembuatan setimbang yang umum bagi jembatan-jembatan arus
bolak balik dan disebut menyebabkan pemusatan (konvergensi) titik seimbang. Juga
perlu diperhatikan bahwa frekuensi sumber tegangan tidak muncul dalam salah satu

7
dari persamaan-persamaan seimbang dan dengan demikian jembatan disebut tidak
bergantung pada frekuensi tegangan yang dimasukkan.

b. Jembatan Pembanding Induktansi

Konfigurasi umum jembatan pembanding induktansi mirip dengan jembatan


pembanding kapasitansi. Induktansi yang tidak diketahui ditentukan dengan
membandingkan terhadap sebuah induktor standar yang diketahui seperti yang
diunjukkan pada diagram gambar 6.4. Penurunan persamaan setimbang pada dasarnya
mengikuti langkah-langkah yang sama seperti pada jembatan pembanding kapasitansi
dan tidak akan dikemukakan secara lengkap.

Gambar 6.4. Jembatan pembanding induktansi

Dapat ditunjukkan bahwa persamaan setimbang induktif memberikan:

(6.18)

dan persamaan setimbang resistif memberikan:

(6.19)

Dalam jembatan ini, dipilih sebagai pengontrol kesetimbangan induktif, dan


adalah pengontrol keseimbangan resistif.

8
Gambar 6.5. Jembatan pembanding induktansi dengan rangkuman pengukuran yang
diperbesar.

Rangkuman pengukuran jembatan pembanding standar pada gambar 6.4. dapat


diperbesar dengan sedikit mengubah rangkaian. Ini ditunjukkan pada gambar 6.5,
dimana tahanan variabel r dapat dihubungkan melalui saklar S ke salah satu lengan
standar (posisi 1) atau ke lengan yang tidak diketahui (posisi 2). Dengan sakelar pada
posisi 1, pemecahan untuk adalah

( ) (6.20)

Dengan sakelar pada posisi 2, pemecahan untuk adalah:

(6.21)

Karena komponen resistif dari sebuah induktor biasanya jauh lebih besar dari
komponen resistif sebuah kapasitor, pengaturan resistif menjadi cukup penting dan
harus dilakukan pada permulaan sekali. Penambahan tahanan r memberikan kebebasan
memperbesar rangkuman pengukuran bagi persamaan keseimbangan resistif.

B. Contoh-Contoh Jembatan AC
Adapun beberapa contoh jembatan AC adalah sebagai berikut:
1. Jembatan Maxwell

9
Jembatan Maxwell dapat digunakan untuk mengukur induktansi dengan
perbandingan baik dengan variabel standar dari induktansi atau dengan variabel
kapasitansi standar. Kedua pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan jembatan
Maxwell dalam dua bentuk yang berbeda, pengukuran listrik dan elektronik.

Gambar 6.6. Jembatan Maxwell dala dua bentuk yang berbeda.


(Sumber: Electrical and Electronic Measurements and Instrumentation, A. K. Sawhney,
Dhanpatrai and Sons, New Delhi)

Pada Gambar. 6.7(a) diperlihatkan suatu jembatan yang disebut jembatan


Maxwell. Jembatan tersebut digunakan untuk mengukur induktansi ( ), yang diukur
dengan mempersamakannya kepada induktansi yang diketahui ( ). P dan R dalam
gambar tersebut adalah tahanan seri dari pada dan masing-masingnya. Kondisi
untuk keseimbangan dari jembatan adalah:

( ) ( )Q (6.22)

Dimana adalah frekuensi putar, yang besarnya sama dengan dan


dinyatakan dalam radius/detik. dipakai lebih sering dalam formula-formula dari pada
f, tidak hanya karena membuat notasi lebih mudah akan tetapi adalah suatu
kebesaran yang berhubungan secara langsung terhadap perubahan dari sudut fasa
dengan waktu. Agar persamaan di atas dapat dipenuhi untuk bagian-bagian nyata dan
bgian-bagian imajinernya, maka bagian-bagian tahanan dan bagian-bagian induktansi
harus masing-masing sama pada kedua sisi persamaan tersebut. Dengan demikian maka
kondisi keseimbangan didapat sebagai berikut:

10
Bila kedua kondisi tersebut ditulis bersamaan maka akan didapat:

(6.23)

Jadi kondisi keseimbangan dari jembatan ini tidak tergantung pada frekuensi.

Untuk mencapai keseimbangan, dan S dibuat sebagai suatu kebesaran yang


dapat diatur, dan pengaturannya diperlihatkan dalam gambar 6. Bila Q/S, dan R
diketahui maka dan P bias didapat dari:

(6.24)

R (6.25)

Pada Gambar 6.7(a), suatu standar induktansi variabel (induktometer)


diperlukan untuk pengaturan keseimbangan akan tetapi bila hal ini tidak didapat maka
siskuit seperti diperlihatkan pada (b) dari gambar tersebut bila dipakai. Bila jembatan
tersebut diseimbangkan dengan mengatur r dan S dengan Kr pada posisi 1 maka,

(6.26)

Atau sebaliknya bila diseimbangkan pada posisi 2,

(6.27)

Gambar 6.7. Jembatan Maxwell

11
(Soedjana Sapiie, Osamu Nishino, 1976 : 124 125)

Cara mengukur induksi diri dengan menggunakan metoda jembatan Maxwell


ini diperlukan sumber arus bolak-balik (AC) dalam pengukurannya. Induktansi yang
akan diukur ( ) ini disambung pada rangkaian jembatan yang akan dipersamakan.

Gambar 6.8. Rangkaian jembatan Maxwell

Ketika sakelar S ditutup dalam jembatan, maka akan dialiri oleh arus bolak-
balik. Untuk memperoleh keseimbangannya diaturlah induktansi standar dengan
tahanan standar . Maka setelah dicapai keseimbangan berlakulah:

( ) ( ) (6.28)

( ) ( ) (6.29)

( )
( )
(6.30)

Pada kondisi seimbang, nilai-nilai tahanan nyata R dan tahanan imaginer ( )


pada tiap-tiap induktansi harus sama, maka didapatlah sebagai berikut:

12
atau

dan ( ) ( ) atau

Sehingga dapat ditulis:

(6.31)

Jadi, kondisi keseimbangan dari jembatan ini tidak bergantung pada


frekuensinya. Karena , , , dan telah diketahui, maka dan dapat dicari
seperti berikut ini:

dan (6.32)

Dimana,

= Induktansi yang diukur

= Tahanan nyata dari

= Induktansi standar

= Tahanan nyata dari

= Tahanan standar

= Sakelar

= Alat pendengar (head set)

= Sumber tegangan AC

(Suryatmo, F.Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika.1997.Bumi Aksara:Jakarta :


89-92)

13
Jembatan Maxwell, yang diagram skemanya ditunjukkan pada gambar 6.9.
Mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui dinyatakan dalam kapasitansi yang
diketahui. Salah satu lengan perbandingan mempunyai sebuah tahanan dan sebuah
kapasitansi dalam hubungan paralel, dan untuk hal ini adalah lebih mudah untuk
menuliskan persamaan keseimbangan dengan menggunakan admitansi lengan 1 sebagai
pengganti impedansi.

Gambar 6.9. Jembatan Maxwell untuk pengukuran induktansi.

Dengan menyusun kembali persamaan umum keseimbangan jembatan seperti


dinyatakan dalam persamaan (6.9-a), diperoleh:

sehingga persamaannya menjadi:

(6.33)

dimana adalah admitansi lengan 1. Dengan melihat kembali ke gambar 9.


ditunjukkan bahwa:

; ; dan

Substitusi harga-harga ini ke dalam persamaan (6.33) memberikan:

( ) (6.34)

14
Pemisahan bagian nyata dan bagian khayal memberikan:

dan (6.35)

(6.36)

Dimana tahanan dinyatakan dalam ohm, induktansi dalam Henry, dan kapasitansi
dalam farad.

Jembatan Maxwell terbatas pada pengukuran kumparan dengan Q menengah


(1<Q<10). Ini dapat ditunjukkan dengan memperhatikan syarat seimbang kedua yang
menyatakan bahwa jumlah sudut fasa satu pasang lengan yang berhadapan harus sama
dengan jumlah sudut-sudut fasa pasangan lainnya. Karena sudut fasa dari elemen-
elemen resistif dalam lengan 2 dan lengan 3 berjumlah , jumlah sudut-sudut lengan 1
dan lengan 4 juga harus berjumlah . Sudut fasa sebuah komponen dengan Q tinggi
akan sangat mendekati (positif), yang menghendaki bahwa sudut fasa lengan
kapasitif juga harus sangat mendekati (negatif). Ini selanjutnya berarti bahwa
tahanan harus sungguh-sungguh sangat tinggi, yang bisa sangat tidak praktis.
Dengan demikian kumparan-kumparan Q tinggi umumnya diukur dalam jembatan Hay.

Jembatan Maxwell juga tidak sesuai untuk pengukuran kumparan dengan


nilai Q yang sangat rendah (Q<1) karena masalah pemusatan keseimbangan. Sebagai
contoh nilai Q yang sangat rendah terdapat dalam tahanan induktif atau dalam
kumparan frekuensi radio (RF) jika diukur pada frekuensi rendah. Sebagaimana dapat
dilihat dari persamaan dan , pengaturan keseimbangan induktif oleh akan
mengganggu keseimbangan resistif sebesar dan menghasilkan efek yang disebut
seimbang bergeser (sliding balance). Seimbang bergeser menjelaskan interaksi antara
pengontrolan-pengontrolan, sehingga bila kita menyeimbangkan dengan dan
kemudian dengan dan kembali lagi ke , kita mendapatkan titik seimbang yang
baru. Titik seimbang nampaknya bergerak atau bergeser menuju titik akhirnya melalui
banyak pengaturan. Interaksi tidak terjadi dengan menggunakan dan sebagai
pengatur keseimbangan, tetapi sebuah kapasitor variabel tidak selalu memenuhi.

15
Prosedur yang biasa untuk menyeimbangkan jembatan Maxwell adalah dengan
pertama-tama mengatur untuk keseimbangan induktif dan kemudian mengatur
untuk keseimbangan resistif. Kembali kepengaturan ternyata bahwa keseimbanagn
resistif telah terganggu dan berpindah ke suatu nilai baru. Proses ini diulangi dan
memberikan pemusatan yang lambat ke keseimbangan akhir. Untuk kumparan-
kumparan Q menengah, efek tahanan tidak dinyatakan, dan keseimbangan tercapai
melalui beberapa pengaturan.

Kadang-kadang terjadi bahwa sebuah jembatan arus bolak-balik tidak dapat


diseimbangkan sama sekali hanya karena salah satu persyaratan seimbang yang telah
ditetapkan tidak dapat dipenuhi.

2. Jembatan Maxwell - Wien

Pada Gambar 12 diperlihatkan sirkuit yang disebut jembatan Maxwell-wien.


Jembatan tersebut dipakai untuk mengukur Lx(atau C) bila C (atau Lx) diketahui. Sudah
tentu tahanan-tahanan R dan S harus pula diketahui, karena harga-harga dari tahanan
dapat ditentukan pada umumnya jauh lebih mudah dari pada L dan C, maka
pengukuran tahanan-tahanan murni tidak dimasukkan sebagai suatu objek pengukuran,
dengan mempergunakan jembatan-jembatan arus bolak-balik, kecuali hal itu memang
diharuskan demikian pengukurannya. Sebaliknya tahanan seri yang menjadi bagian
tahanan dari suatu induktor atau tahanan paralelnya dari suatu kondensator, dianggap
sebagai objek dari pengukuran.

( )

Sehingga kedua persamaan tersebut bisa disederhanakan menjadi:

(6.37)

Bagian yang pertama adalah yang berhubungan dengan tahanan atau bagian
nyatanya dan yang terakhir dengan induktansi atau bagian imajinernya. Untuk

16
membuat keseimbangan maka, pengaturan diadakan pada S dan C (Lx). bila Lx dan C
ditentukan atau tertentu, S dan Q atau R dapat diatur.

Gambar 6.10. Jembatan Maxwell - Wien

3. Jembatan Carey-Foster

Gambar 6.11. memperlihatkan sirkuit yang disebut jembatan Carey-Foster.


Jembatan tersebut digunakan untuk mempersamakan induktansi persamaan M dan
kapasitansi C. L dan R adalah induktansi sendiri dari pada induktansi bersamaan yang
terdapat pada sisi jembatan, dan R adalah tahanannya.

Untuk jembatan ini, kondisi keseimbangannya adalah: tegangan diantara lilitan


dari pada induktansi bersamaan yang terdapat pada sisi jembatan, sama dengan nol.
Suatu hal perlu dicatat, bahwa seakan-akan tidak terdapat kondisi keseimbangan,
karena salah satu dari cabang-cabang jembatan dihubung-pendekkan. Dengan
mempergunakan referensi-referensi arus yang diperlihatkan dalam gambar maka syarat
keseimbangan dapat dituliskan sebagai berikut:

( ) ( ) (6.38)

Persamaan di atas ini hanya benar bila rasio dari I1 terdapat I2 adalah tepat, dan
didapat dari persyaratan bahwa tegangan antara cabang SC adalah sama dengan
tegangan melalui cabang Q.

( ) (6.39)

17
Dari kedua persamaan terebut didapat:

( )
(6.40)

Dengan demikian maka kondisi keseimbangan adalah:

( ) (6.41)

Untuk membuat jembatan seimbang, S dan C (atau M) dibuat sebagai sesuatu


yang variabel. Bila QR diketahui, maka M (atau C) dapat diketahui.

Suatu hal perlu dicatat di sini mengenai polaritas dari induktansi persamaan.
Suatu induktansi bersamaan (induktometer) dapat berubah polaritas dari pada lilitan
sekunder terhadap lilitan primernya. Hal ini mengakibatkan bahwa tegangan terminal
dari sisi sekundernya berubah polaritasnya yaitu berlawanan fasanya dengan semula.
Untuk mempunyai pegangan terhadap polaritas ini, maka suatu konvensi diadakan dan
diperlihatkan pada Gambar 6.12. Pada (a), tegangan primer dan tegangan sekunder
yang diinduksikan adalah dari polaritas yang sama dan M lebih besar dari nol.
Jembatan Carey-Foster tidak bisa diseimbangkan kecuali bila tegangan di antara
cabang L-R yang disebabkan oleh I1 ada dalam polaritas yang berlawanan terhadap
tegangan yang diinduksikan oleh I1+I2. Jadi hubungan harus dibuat untuk M lebih besar
dari nol.

Bila salah satu ujung lilitan primer dari suatu induktor bersamaan, dihubungkan
dengan salah satu ujung dari lilitan sekundernya, maka sirkuit dengan tiga terminal
dibentuk. Terminal-terminal tersebut dinyatakan dengan A, B, C, seperti diperlihatkan
dalam Gambar 6.13(a). sirkuit ini adalah ekivalen dengan (b) dari gambar yang sama.
Ekivalen di sini berarti bahwa bila tegangan ditempatkan atau arus dialirkan, melalui
sepasang terminal yang dipilih antara A,B dan C pada kedua sirkuit tersebut, maka
tidak ada perbedaan antara kedua sirkit tersebut. Dengan perbedaan dimaksudkan
tegangan-tegangan yang diukur antara setiap pasang terminal atau arus yang diukur
kepada suatu beban yang dihubungkan kepada terminal-terminal tersebut. Konsep

18
ekivalen ini memudahkan dalam perhitungan sirkuit karena sering jauh lebih
memudahkan perhitungan-perhitungan untuk mempergunakan sirkuit ekivalennya dari
pada sirkuit praktisnya. Demikian pula hal tersebut didapat dalam jembatan Carey-
Foster ini, yang bila dipakai sirkuit ekivalennya, maka perhitungan-perhitungan untuk
persyaratan-persyaratan keseimbangan yang dinyatakan dalam persamaan tersebut akan
dapat dengan mudah diturunkan.

Gambar 6.11. Jembatan Carey Foster

Gambar 6.12. Polaritas suatu inductor bersama (mutual inductor)

Gambar 6.13. Rangkaian ekivalen suatu rangkaian induktansi bersama (mutual


inductance)

4. Jembatan Schering

19
Pada Gambar 6.14. diperlihatkan sirkuit yang disebut jembatan Schering. Bila
sumber energi dihubungkan di dalam cara seperti diperlihatkan di dalam gambar, maka
arus yang diambil dari sumber energi adalah kecil. Hal ini disebabkan kapasitansi yang
akan menyebabkan impedansi yang tinggi, terutama pada frekuensi-frekuensi yang
biasanya dipergunakan untuk jembatan ini, yaitu 50 atau 100 Hz. Cara menghubungkan
ini disebut cara penghubungan tegangan tinggi, dan bila hubungan tersebut dirubah
dengan pemindahan tempat antar detektor dan sumber, maka hubungan-hubungan
tersebut dinyatakan sebagai hubungan tegangan rendah.

Gambar 6.14. Jembatan Schering

Jembatan ini dipakai untuk mempersamakan kapasitas dan tahanan dalam diri
kondensator, dengan kapasitas dan tahanan dalam dari suatu kondensator standar.

Di dalam gambar dan adalah kerugian-kerugian dielektrik yang didapat


pada Cx dan Cs masing-masingnya, dan digambarkan dalm bentuk sebagai tahanan-
tahanan seri. Bila masing-masing sudut kerugian dielektrik dinyatakan sebagai dan
maka akan didapat:

tan tan (6.42)

Kondisi keseimbangan adalah:

20
Jadi dengan demikian maka,

( ) (
( ) (
(6.43)

Pada umumnya rugi dielektrik adalah kecil dalam tingkat kebesaran atau
lebih rendah. Jadi di dalam penggunaan adalah menjadi suatu kebiasaan untuk
membuat jembatan pada syarat dan jauh lebih kecil dari 1, sehingga
syarat-syarat keseimbangan menjadi:

(6.44)

( ) (6.45)

Sehingga dengan demikian adalah mungkin untuk mempersamakan dengan


dan dengan tan . Dari persamaan tersebut dilihat bahwa kondisi-kondisi
keseimbangan tergantung dari frekuensi, akan tetapi dalam prakteknya karena frekuensi
adalah tetap maka tidak tergantung dari padanya. Pengukuran-pengukuran biasanya
bahwa dibuat pada satu frekuensi. Akan tetapi sudut rugi dielekterik akan tergantung
dari frekuensi seperti dapat dilihat dalam persamaan sebelumnya. Jadi hasil
pengukuran harus menyatakan dengan tegas bahwa pengukuran tersebut dibuat pada
suatu frekuensi yang tertentu.

C. Contoh Soal

Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal no. 1 dan 2!

Gambar 6.15. Bentuk umum jembatan bolak-balik

21
1. Impedansi-impedansi jembatan arus bolak balik dasar pada gambar di atas
diberikan sebagai berikut:

(impedansi induktif)

(tahanan murni)

(impedansi induktif)

tidak diketahui

Tentukan konstanta-konstanta lengan yang tidak diketahui!

Penyelesaian:

Syarat pertama bagi keseimbangan jembatan menunjukkan bahwa

(6.12)

Substitusi kebesaran dari komponen-komponen yang diketahui dan selesaikan


untuk menghasilkan

Syarat kedua untuk kesetimbangan jembatan menyatakan bahwa penjumlahan


sudut-sudut fasa dari lengan-lengan yang berhadapan adalah sama, atau

(6.13)

Substitusi dua fasa yang diketahui dan selesaikan untuk , memberikan:

maka impedansi yang diketahui dapat dituliskan dalam bentuk polar sebagai
berikut

22
hal ini menunjukkan bahwa kita menemukan suatu elemen kapasitif, mungkin
terdiri dari kombinasi seri dari sebuah tahanan dan sebuah kapasitor.

2. Jembatan arus bolak balik pada gambar di atas adalah setimbang dengan
konstanta-konstanta berikut: lengan AB, ; lengan BC, seri
dengan ; lengan CD tidak diketahui; lengan DA, seri
dengan . Frekuensi osilator adalah 1 kHz. Tentukan konstanta-
konstanta lengan CD!
Penyelesaian:
Persamaan umum untuk kesetimbangan jembatan menyatakan bahwa
(6.9-a)
Impedansi lengan-lengan jembatan yang dinyatakan dalam bentuk kompleks,
adalah

( )

( )

tidak diketahui
Dengan memasukkan harga-harga ini ke dalam persamaan (6.9-a) dan
penyelesaian untuk , diperoleh
( ) ( )

Hasil ini menunjukkan, bahwa merupakan gabungan dari sebuah tahanan dan

kapasitor. Karena , maka

( )( )

3. Perhatikan rangkaian gambar berikut!

23
Gambar 6.16. Sebuah jembatan arus bolak balik yang tidak dapat seimbang

dimana dan adalah elemen-elemen induktif (sudut fasa positif). adalah


kapasitansi murni (sudut fasa ), dan adalah sebuah tahanan variabel
(sudut fasa nol).
Tahanan yang diperlukan guna menghasilkan keseimbangan jembatan
dapat ditentukan dengan menggunakan syarat seimbang pertama (kebesaran-
kebesaran) dan diperoleh bahwa:

Jadi, pengaturan ke nilai akan memenuhi syarat pertama.

Tinjauan terhadap syarat seimbang kedua (sudut-sudut fasa) menghasilkan


situasi berikut:

Jelas, , dan persyaratan kedua tidak dipenuhi. Dalam


hal ini keseimbangan jembatan tidak dicapai.

4. Sebuah ilustrasi menarik mengenai masalah menyeimbangkan sebuah jembatan


diberikan dalam contoh di bawah ini, dimana pengaturan kecil terhadap satu atau
lebih lengan-lengan jembatan menghasilkan suatu situasi dimana keseimbangan
dapat diperoleh.

24
Gambar 6.17. Suatu masalah
menyeimbangkan jembatan. Dimana
dari gambar atas berturut-turut adalah:
(a) kondisi seimbang; (b)
keseimbangan jembatan diperoleh
kembali dengan penambahan sebuah
tahanan pada lengan 1(konfigurasi
Maxwell); dan (c) metode alternatif
untuk memulihkan keseimbangan
jembatan, dengan menambahkan
sebuah kapasitor pada lengan 3

Perhatikan rangkaian gambar 6.17 (a) dan tentukan apakah jembatan tersebut
seimbang sempurna atau tidak. Jika tidak, tunjukkan dua cara agar dia dapat dibuat
seimbang dan tetapkan nilai-nilai numerik untuk setiap komponen tambahan.
Anggap bahwa lengan jembatan 4 adalah yang tidak diketahu yang tidak dapat
diubah.
Penyelesaian:
Pemeriksaan rangkaian menunjukkan bahwa syarat pertama keseimbangan
(kebesaran-kebesaran) dengan mudah dapat dipenuhi dengan sedikit memperbesar
tahanan . Syarat seimbang kedua menginginkan bahwa ,
dimana
(kapasitansi murni)
(tahanan murni)
(impedansi induktif)
Jelas keseimbanagn tidak mungkin dicapai dengan konfigurasi gambar 6.8-
6.10 sebab penjumlahan dan akan sedikit negatif sedangkan penjumlahan
dan akan persis . Keseimbangan ini dapat dipulihkan kembali dengan
pengubahan rangkaian sedemikian rupa sehingga persyaratan sudut fasa dipenuhi.
Pada dasarnya terdapat dua metode untuk melakukan hal ini, pertama yaitu
mengubah sehingga sudut fasanya berkurang menjadi lebih kecil dari

25
(sama dengan ) dengan menghubungkan sebuah tahanan paralel terhadap
kapasitor. Pengubahan ini menghasilkan konfigurasi jembatan Maxwell seperti
ditunjukkan pada gambar 6.17 (b). Tahanan dapat ditentukan melalui
pendekatan standar dari pembahasan jembatan Maxwell yang sudah dibahas
sebelumnya dengan menggunakan admitansi lengan 1, dan dapat dituliskan

dimana

Masukkan nilai-nilai yang diketahui dan selesaikan untuk diperoleh

dan

Perlu diperhatikan bahwa penambahan mengganggu syarat seimbang


pertama (kebesaran telah berubah) sehingga tahanan variabel harus diatur
untuk mengimbangi efek ini. Pilihan kedua adalah mengubah sudut fasa lengan 2
atau lengan 3 dengan menambahkan sebuah kapasitor seri seperti ditunjukkan pada
gambar 6.17 (c). Juga dengan menuliskan persamaan seimbang dengan
menggunakan impedansi, diperoleh:

Substitusi nilai-nilai komponen dan penyelesaian untuk menghasilkan


(
atau

juga dalam hal ini, kebesaran telah bertambah sehingga syarat seimbang
pertama telah berubah. Suatu pengaturan kecil terhadap diperlukan kembali
ntuk memulihkan keseimbangan.
5. Perhatikan rangkaian pada gambar dibawah ini !
Jika rangkaian tersebut seimbang, maka :

Tentukan :

26
a. Nilai impedansi dari ZX
b. Berapa nilai induktor Lx dan resistor Rx apabila pada saat seimbang, frekuensi
kerjanya adalah 1 khz.

Penyelesaian:

a. Kita dapat menghitung impedansi ZX dengan menggunakan rumus rangkaian


jembatan saat seimbang yaitu

ZX/Z2 = Z3/Z1

ZX = (Z2 Z3) Z1

ZX = (10 k) (100 ) (30 k 20o)

ZX = (31.3 + j11.4)

b. Dari hasil di atas, nilai ZX memiliki nilai bilang real (31.3 ) dan imajiner
(j11.4 ). Dari sini diketahui

Rx = 31.3

dan untuk menghitung nilai induktor Lx gunakan rumus reaktansi induktif

XL = 2 f Lx

Lx = (XL) (2 f) = (11.4 ) (2 1000) = 1.81 mH

6. Perhatikan rangkaian pada gambar dibawah ini !

Tentukan :
a. Nilai R1 dan R3 sehingga rangkaian jembatan menjadi seimbang
b. Arus I ketika jembatan seimbang

27
c. Impedansi total dari rangkaian jembatan tersebut pada saat seimbang

Penyelesaian:

a. Nilai R1 dan R3 sehingga rangkaian jembatan pada gambar 4 menjadi


seimbang
b. Arus I ketika jembatan seimbang.

Bila jembatan seimbang, maka kita bisa menggunakan persamaan 1 dan 2


untuk menghitung nilai R3 dan R1

R3 = (Lx) (R2)(C) = (16 mH)(10 k) (0.01 F)=160

dan nilai R1

R1 = (R2)(R3) (Rx) = (10 k) (160 ) (50 ) = 32 k

c. Impedansi total dari rangkaian jembatan tersebut pada saat seimbang adalah

ZT = (Zc || R1 || R2) + [R3 || (Rx + ZLx)]

ZT = (-j15.915 k) || 32 k || 10 k + [160 || (50 + j100.5 )]

ZT = 6.87 k -25.6o + 77.2 38.0o

ZT = 6.91 k -25.0o

Arus I dapat dihitung dengan hukum Ohm

I = E/Z

I = 10 V 0o / 6.91 k -25o = 1.45 mA 25.0o

28
D. Latihan
1. Sebuah jembatan arus bolak-balik setimbang mempunyai konstanta-konstanta
berikut : lengan AB, R= 200 paralel terhadap C=0,047 F; BC, R=1000
seri lengan C= 0,47 F; CD tidak diketahui; DA, C= 0,5 F. Frekuensi osilator
adalah 1000 Hz. Tentukan konstanta-konstanta lengan CD.
2. Sebuah jebatan setimbang pada 1000Hz dan mempunyai konstanta-konstanta
berikut : AB, 0,2 F kapasitansi murni; BC, 500 tahanan murni ; CD, tidak
diketahui; DA, R=300 paralel terhadap C= 0,1 F. Tentukan RR dan C atau
konstanta L dari lengan CD, dianggap sebagai suatu rangkaian seri.
3. Sebuah jembatan 1000 Hz mempunyai konstanta-konstanta berikut : lengan AB,
R= 1000 paralel terhadap C= 0,5 F; BC, R= 1000 seri dengan C= 0,5
F;CD, L=30 mH seri dengan R= 200 . Tentukan konstanta-konstantalengan
DA agar membuat jembatan setimbang. Nyatakan hasil tersebut sebagai
tahanan murni R seri dengan sebuah C dan L murni, dan juga sebagai sebuah
R murni paralel terhadap sebuah C atau L murni.
4. Dalam lengan AB sebuah jembatan arus bolak-balik terdapat sebuah
kapasitansi murni 0,2 F; dalam lengan BC sebuah tahanan murni 500 ;
dalam lengan CD; suatu kombinasi seri dari R = 50 dan L= 0,1 H, lengan
AD terdiri dari sebuah kapasitor C= 0,4 F seri dengan sebuah tahananvariabel
Rs = 500 rad/s
a) Tentukan nilai Rs guna mendapatkan kesetimbangan jembatan;
b) Dapatkah kesetimbangan sempurna tercapai melalaui pengaturan Rs? Jika
tidak tetapkan posisi dan nilai sebuah tahanan yang dapat diatur untuk
melengkapi kesetimbangan.
5. Sebuah jembatan arus bolak-balik setimbang mempunyai konstanta-konstanta
berikut ; AB, R= 500 , BC, R= 1000 , CD, tidak diketahui, DA, C= 0.2 F.
Tegangan sebesar 10 V pada 1000 Hz dimasukkan ke jembatan pada titik-titik
A dan C.
a) Tentukan konsanta-konstanta yang tidak diketahui
b) Tahanan 1000 diubah ke 1002 . Tentukan tegangan pada detektor
impedansi tinggi.

29
6. Sebuah jembatan arus bolak-balik yang tidak setimbang mempunyai konstanta-
konstanta berikut : lengan AB, R 2000 paralel terhadap C 0,2F ; BC,

R 1500 ; CD, L 0,8H seri dengan R 500 ; DA, R 2000 .


Osilator mempunyai keluaran 20V dan dihubungkan ke A dan C. Frekuensi
adalah 1000Hz . Tentukan berapa seharusnya konstanta-konstanta lengan CD
agar jembatan setimbang.
7. Sebuah jembatan setimbang pada 1000Hz dan mempunyai lengan-lengan
perbandingan berupa tahanan murni, AB 1500 dan BC 1000 yang
tidak diketahui dihubungkan dari C ke D. Lengan DA mempunyai kapasitor
standar 0,1F dengan tahanan dalam yang diabaikan; terhadap mana sebuah
tahanan yang ditambahkan agar menghasilkan kesetimbangan. Generator
mempunyai tegangan 15 V dan dihubungkan dari B ke D. Detektor berupa
sebuah voltmeter berkapasitas tinggi.
a. Tentukan konstanta-kontanta lengan CD.
b. Tentukan tegangan detektor jika pertambahan 10 diberikan dalam
lengan
8. Dalam jembatan arus bolak-balik Gambar 6.1 R1 521 ,

R2 1200, C 0,045F , Rs 12,1. Frekuensi osilator adalah 10kHz .


Tentukan dan !
9. Sebuah jembatan arus bolak-balik mempunyai konstanta-konstanta berikut: AB,
paralel terhadap ; BC, ; CD,
;DA, seri dengan tahanan yang tidak diketahui.
Tentukan frekuensi pada mana jembatan ini setimbang dan tentukan nilai
tahanan didalam lengan menghasilkan kesetimbangna ini!
10. Sebuah jembatan arus bolak-balik mempunyai konstanta-konstanta berikut :
dengan AB, R=800 paralel terhadap C=0,4F; BC, R=500 seri dengan
; DA, Tahanan R murni dengan nilai yang
tidak diketahui.
a. Tentukan frekuensi pada mana jembatan setimbang.

30
b. Tentukan tahanan yang diperlukan dengan lengan DA guna menghasilkan
kesetimbangan.

31
DAFTAR PUSTAKA

A.K. Sawhney. Dhanpatrai and Sons. Electrical and Electronic Measurements and
Intrumentation. New Delhi.

Cooper, William D. 1999. Instrumentasi Elektronika Dan Teknik Pengukuran. Jakarta:


Erlangga (Diterjemahkan oleh: Ir. Sahat Pakpahan)

Soedjana, Sapiie. Osamu, Nishino. 1976. Pengukuran dan Alat Alat Ukur Listrik.
Jakarta: PT. Pradya Paramita.

Suryatmo. 1997. Fakultas Teknik: Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta: Bumi
Aksara.

32

Anda mungkin juga menyukai