Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepedulian Sosial adalah wadah dimana meningkatkan rasa empati rasa toleransi
dan rasa tolong menolong antar sesama manusia , namun saat ini rasa kepedulian terhadap
sesama sudah sangat berkurang oleh sebab itu kami mencari objek yang mencakup hampir
seluruh kehidupan salah satunya adalah Panti Asuhan dimana banyak pembelajaran
kehidupan yang dapat diambil dari setiap anak-anak yang ada disana .
Pemahaman mengenai kepedulian sosial tidak dapat di pahami hanya dari teori
yang di pelajari namun juga dari pembelajaran kehidupan secara langsung selain itu
kepedulian terhadap Panti Asuhan yang ada disekitar masih sangat kurang hal ini juga
mendorong kami menjadikan panti asuhan sebagai objek observasi kami. Panti asuhan
yang kami jadikan sebagai observasi kami adalah Panti Asuhan Daarul Alya yang
beralamatkan di Segala Mider Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.
Panti Asuhan Daarul Alya suatu Panti Asuhan yang dibilang sangat
memperihatinkan dari segi bangunan, kendaraan operasional bahkan segi finansial.
Banyak Panti Asuhan yang telah memiliki tempat yang tetap dan donatur yang tetap
sehingga tidak terlalu berat dalam biaya makan dan sekolah para anak-anak yang ada di
Panti Asuhan. Namun, di Panti Asuhan Daarul Alya ini berbanding terbalik dengan Panti
Panti yang tempat yang kurang layak dan donatur pun belum dimiliki oleh panti ini.
Panti Asuhan Daarul Alya memiliki 30 anak yang harus di beri pendidikan serta
gizi yang baik dimana mereka ada bagian dari Indonesia sebagai generasi penerus bangsa
ini. Mereka layak mendapatkan kehidupan yang layak dan pendidikan yang baik tanpa
harus takut dan ragu dalam menjalani kehidupannya dengan kendala dan segala hambatan
yang ada. Panti Asuhan Daarul Alya sudah resmi dan di akui di Provinsi Lampung namun
sejauh panti berdiri tidak ada Sentuhan ataupun bantuan berupa apapun dari dinas sosial.
Rasa Empati sangatlah penting dalam menjalani kehidupan seorang manusia.
manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membantu, saling membutuhkan dan
saling tolong menolong. Maka hidup tanpa rasa Empati adalah suatu kejahatan.
Dengan adanya Panti Asuhan Daarul Alya ini kami sangat terpukul hingga kami
berharap makalah yang kami buat dan informasi yang kami dapatkan dan kami bagikan

1
serta kegiatan yang kami lakukan dapat menumbuhkan rasa simpati dan dapat di
realisasikan dengan empati yang tumbuh dalam diri setiap manusia khususnya bagi kami.

B. Batasan Masalah
Didalam menyusun laporan ini terdapat batasan-batasan masalah yang merupakan
fokus (tujuan) utama dari kegiatan observasi yang kami lakukan di Lembaga
Kesejahteraan Sosial Dan Anak Panti Asuhan Darul Alya. Sehingga nantinya, agar tidak
menimbulkan kekeliruan di dalam pemahaman ataupun lainya. Adapun batasan masalah
tersebut ialah:
1. Seperti apa kehidupan anak-anak di dalam panti tersebut, apakah sama seperti
gambaran pada umumnya.
2. Seperti apa kegiatan sehari-hari anak-anak di panti tersebut.
3. Untuk kegiatan operasional ataupun kebutuhan hidup lainnya, bagaimana atau
dari manakah panti tersebut menperolehnya.
4. Bagaimana keadaan psikologis anak-anak panti tersebut terhadap lingkungan
sekitar, pergaulan, mapun lingkungan belajar mereka, dan
5. Cerita bagaimana anak-anak sehingga bisa berada di panti asuhan tersebut.

C. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan


Secara umum tujuan pembuatan makalah ini adalah memberikan pemahaman
mengenai kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia hal ini
diringkas khusus dalam tujuan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman mengenai empati dan rasa peduli terhadap
sesama manusia.
2. Menumbuhkan kesadaran bahwa manusia harus hidup berdampingan
dengan rasa empati.
3. Memberikan pemahaman bahwa manusia harus saling menghargai dan
memahami.
4. Menyelesaikan tugas untuk nilai ujian akhir semester.

2
D. Manfaat Pelaksanaan Kegiatan

Hasil observasi ini diharapkan bermanfaat untuk :


a. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai rasa empati dan rasa
peduli sesama manusia dengan ikut langsung merasakan.
b. Menambah wawasan bagi mahasiswa agar peduli dan menghargai orang-
orang sekitar yang kesulitan atau tidak berkucupan .
c. Sebagai tempat belajar bahwasanya harus mensyukuri setiap kehidupan dan
masalah yang terjadi.

E. Metode Pelaksanaan Kegiatan

a. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya
atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan
alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat
dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telepon.

- Wawancara Tatap Muka

1. Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :

Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden


Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan,
menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak

2. Beberapa kekurangan wawancara tatap muka antara lain :

Membutuhkan waktu yang lama


Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di
beberapa daerah terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang
diberikan

3
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun

b. Obesrvasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru

tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut

mempunyai kriteria berikut:

Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan


secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang
menarik perhatian saja.

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.


Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data
mempunyai beberapa keuntungan antara lain :

Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan


untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu
kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara
pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek
dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;

Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik


tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi

4
secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal
dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu
atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat
ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas,
pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan
data, mempunyai kelemahan-kelemahan.

F. Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada :


Hari : Sabtu , 10 Desember 2016
Tempat : Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Panti Asuhan
Daarul Alya Segala Mider Tj. Karang Barat Bandar
Lampung
Waktu : 12.00 s/d selesai

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup
spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk
menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui
apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang
Menurut Zoll dan Enz (2012) Empati dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kecenderungan seseorang observer untuk memahami apa yang orang lain target
pikirkan dan rasakan pada situasi tertentu.
Empati pertama kali diperkenalkan oleh Titchener (1909) sebagai terjemahan
bahasa Inggris dari kata bahasa German Einfhlung (Vischer, 1873; Lipps, 1903)
dimana aslinya digunakan dalam pelajaran estetika untuk menggambarkan hubungan
antara seseorang dengan sebuah benda seni. Selama abad 20 an istilah ini lebih diterapkan
pada hubungan antar manusia, dengan kurang lebih dua penekanan yang timbul, salah
satunya mengacu pada komponen afektif empati, dan lainnya mengacu pada komponen
kognitif empati.
Empati merupakan salah satu bentuk emosi kesadaran diri, selain rasa malu, rasa
cemburu, rasa bangga dan rasa bersalah. Menurut Darwin, emosi-emosi tersebut berawal
dari perkembangan kesadaran diri dan melibatkan penguasaan peraturan dan standar
(LaFreniere, 2000) Sementara itu, Mead dalam Eisenberg (2000) menyatakan bahwa
empati merupakan kapasitas mengambil peran orang lain dan mengadopsi perspektif orang
lain dihubungkan dengan diri sendiri.
Para peneliti lain menyebut empati dengan mengacu kepada kemampuan kognitif
untuk memahami kondisi mental dan emosional orang lain (Borke,1971, 1973; Deutsch &
Madle, 1975 dalam Eisenberg, 2000) atau insight sosial (Dymond, 1950 dalam Eisenberg,
2000). Dengan kata lain empati melibatkan kognisi. Dalam bidang klinis, empati
didefinisikan dalam beberapa macam. Misalnya Rogers (1959) mengatakan bahwa empati
berguna untuk memahami kerangka internal orang lain dengan akurat, dan dengan
komponen dan arti yang melekat, seolah-olah menjadi orang lain tanpa meniadakan
kondisi seandainya (Eisenberg, 2000)

6
Ahli klinis yang lain menyatakan bahwa definisi empati melibatkan efek
kebersamaan, termasuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan perbedaan yang jelas
antara diri dengan orang lain (Katz, 1963 ; Kohut, 1959; Strayer, 1987 ; Wispe, 1986
dalam Eisenberg, 2000). Beberapa psikolog sosial menggunakan empati untuk
mengindikasi proses kognitif inferensial.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan empati adalah kemampuan kognitif
untuk memahami kondisi mental dan emosional orang lain.

B. Data Dari Objek

Panti Asuhan Daarul Alya yang terletak di Tj. Karang Barat Bandar
Lampung. Di Panti Asuhan Daarul Alya di kelilingi komplek perumahan dan
persawahan. Bentuk Panti Asuhan Daarul Alya adalah rumah, dan bisa dibilang masih
belum layak di bilang Panti Asuhan. Pagar Panti Asuhan dari pagar bambu dan kayu.
Dari samping rumah tampak 2 kamar mandi dan beberapa tempat wudhu. Untuk
tempat Panti Asuhan ukurannya 50x30m, kamar tidur masih menggunakan kamar
pemilik rumah itu sendiri. Ada 2 kamar, 1 kamar untuk laki-laki, dan 1 kamar untuk
perempuan. Dapur Panti Asuhan itu sendiri kurang untuk peralatan masaknya.
Panti Asuhan Daarul Alya memiliki 30 anak terdiri dari 13 putri dan 17
putra. Dari ke 30 anak sudah ada yang di sekolahkan dan ada yang belum. Di pagi
hari sampai menjelang siang anak-anak Panti Asuhan Daarul Alya sekolah, lalu di
lanjutkan makan siang, ibadah, dan lain sebagainya sampai menjelang jam 3. Sampai
ke waktu Ashar mereka biasanya melanjutkan ibadah shalat Ashar dan dilanjutkan
dengan mengaji yang di pandu dengan ketua yayasan Panti Asuhan Daarul Alya.
Sampai waktu menjelang pukul 5, anak-anak Panti Asuhan Daarul Alya
secara bergantian untuk mandi, karena terbatasnya kamar mandi. Menjelang maghrib,
mereka melakukan shalat Maghrib secara berjamaah dengan ketua Panti Asuhan
Daarul Alya. Setelah selesai melakukan ibadah Shalat Maghrib mereka makan
bersama lalu dilanjutkan untuk belajar sebentar. lalu di saat menjelang Isya mereka
melalukan ibadah shalat Isya berjamaah dan melanjutkan belajar. Sesampai jam 9,
anak-anak Panti Asuhan Daarul Alya adalah tidur.
Kegiatan Panti Asuhan Daarul Alya ini dilakukan tiap hari, tergantung ada
kendala undangan dari beberapa acara lembaga-lembaga atau kunjungan dari donasi-
donasi dari beberapa daerah di Bandar Lampung maupun di Luar Bandar Lampung.

7
Kebanyakan donasi yang di dapatkan Panti Asuhan Daarul Alya tidak tetap. Semoga
doa dan harapannya Panti Asuhan Daarul Alya mendapatkan donasi tetap dan
harapannya pemerintah turun tangan mengenai pemerataan pendanaan mengenai
Panti-Panti Asuhan yang ada di Bandar Lampung maupun di luar Bandar Lampung

C. Data Hasil Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara, yaitu
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Berikut
pertanyaan yang di ajukan ke responden :

1. Berapa jumlah anak yang ada di panti ini pak ?


Jawab : 30 anak terdiri dari 13 putri dan 17 putra.

2. Bagaimana latar belakang anak-anak yang ada di panti asuhan ini pak ?
Jawab : Latar belakang anak anak disini bermacam macam :
a) Yatimpiatu 40% (12 anak)
b) Brokenhome 20% (6 anak)
c) Duafa 40% (12 anak)

3. Bagaimana anak-anak bisa datang kesini ?


Jawab : Dulu memang latar belakang saya juga seorang pengasuh di tempat lain
dengan lembaga yang sama.rencananya saya ingin istirahat dan saya
mengontrak rumah disini waktu itu saya masih aktif bekerja disuatu
perusahaan farmasi juga. Tapi sepertinya dari orang orang dari kampung
asal saya mereka tau saya masih berkerja sebagai pengasuh di suatu panti
ada yang menitipkan keponakannya , saudaranya dan cucunya akhirnya
saya tujukan mereka ke panti tempat saya bekerja dulu tapi mereka tidak
mau dan akhirnya saya asuh mereka disini sekitar ada 3 orang . Lalu
semakin bertambah dan finansial saya juga tidak mampu untuk
membiayai sekolah atas saran saran dari berbagai pihak menyarankan
untuk dibuka lembaga sosial sebagai reikarnasi dari panti asuhan karena
dari dinas sosial sendiri tidak boleh menggunakan panti asuhan namun
lembaga kesejahteraan sosial atau (LKS) kami berdiri disni sekitar 4 tahun

8
yang lalu tepatnya tanggal 2 februari 2013 hanya baru di legalitaskan
notarisnya dan izin izin lainnya baru 2 tahun yang lalu karena terkendala
biaya dalam mengurus izin izin dan kami juga sudah diakui dari provinsi
namun dari dinas sosial kami belum mendapat kan sentuhan atau bantuan
berupa apapun sampai saat ini.sejauh ini kami berdiri kami hanya
mendapatkan bantuan dari donatur donatur yang tidak tetap atau terikat
yang hanya mampir mampir saja yang punya rasa kepedulian untuk
menyekolahkan anak dan biaya operasional.saya sebenarnya tidak mampu
dalam finansial menghidupi mereka namun saya hanya sebagai fasilisator
saja untuk mengelola bantuan - bantuan dari donatur untuk biaya sekolah
dan operasional anak anak.

4. Bagaimana keadaan anak- anak yang ada disini saat pertama kali datang ke Panti
Asuhan Daarul Alya ?
Jawab : Pada dasarnya memang anak anak yang datang kesini bisa dikatakan anak
anak yang bermasalah terutama sekali masalah sosial ada yang
brokenhome juga mungkin dirumahnya tidak terarah juga mungkin secara
psikologi mereka keberatan untuk tinggal disini namun mereka juga tidak
memiliki pilihan untuk melanjutkan sekolah.

5. Bagaimana cara bapak membuat mereka agar menerima dan tetap bersyukur atas
keadaan mereka ?
Jawab : Untuk memotivasi mereka salah satunya dengan menceritakan latar
belakang saya .dulu latar belakang saya juga lebih tidak beruntung dari
pada mereka.sayapun broken home ditinggal orangtua dari kecil
disekolahkan orang dan sebelum disekolahkan orang untuk baya
sekolahpun saya juga mencari uang sendiri dengan berdagang dengan
bekerja dengan tetangga di sawah atau ladang mereka dulu saat saya
dikampung saya ceritakan semuanya dan benar-benar terjadi pada saya
bukan hanya untuk mereka semangat saja dengan begitu alhamdulillah
dengan diberikan motivasi dan semangat dengan segala keterbatasan
tempat ,fasilitas tidak mengurangi anime mereka untuk belajar dan
sedikit demi sedikit mereka beradaptasi dengan lingkungan disini dan
menerima apa keurangannya dan senantiasa mengajarkan kepada mereka

9
selalu bersyukur .saya pribadi sebagai pengasuh disini sering
mengatakan pada mereka saya dan pengasuh lain disini tidak pernah
menganggap kalian itu miskin atau keluarga kalian tidak mampu jangan
pernah sekali kalian menganggap bahwa dengan kalian disini kalian
dibuang dengan keluarga kalian .namun kita ambil hikmahnya dengan
kalian ada disni kalian dilatih untuk mandiri ,sabar ,tabah, belajar displin
dan belajar untuk kuat menghadapi segala sesuatu untuk menjalani
kehidupan.

6. Kesulitan dan kemudahan apa saja yang bapak hadapi serta perasaan bapak dalam
mendidik mereka ?
Jawab : Kalau kesulitan lebih banyak dibanding kemudahan .kesulitan yang sangat
saya rasakan karena mereka ini istilahnya saya dapatan sudah besar sudah
terbentuk karakter dari rumah masing masing berbeda sekali dengan kita
mendidik dari bayi yang dapat kita bentuk dan mudah mengarahkannya
.ada yang datangnya kelas 3 SD,3 SMP dan ada juga yang saya terima
disini sudah SMK yang sudah otomatis terbentuk karakternya
dirumah.yang sangat berat sekali mungkin mereka dirumah atau
dikampung mereka merasa sudah terbiasa hidup bebas dalam segala hal
jadi disini untuk mengarahkannya agak sulit karena kita belum punya
tenaga profesional atau spesialis untuk mengurusi masalah konseling jadi
ya sebisa kita menurut pengalaman yang kita dapat itulah yang kita
ajarkan dan arahkan.terutama sekali kesulitannya membentuk karakter
anak akhlak dan minat belajar .
Kemudahan ya alhamdulillah banyak berkah dengan saya mengasuh
anak-anak disni banyak kenal orang-orang akhirnya sering dikunjungi
sedikitnya ada orang orang penting di provinsi ini yang pernah datang
kesini untuk mengunjungi mereka dan akhirnya saya kenal dan sebenarnya
ada kepuasan tersendiri walaupun ini belum berhasil katakanlah namun ini
tidak mudah untuk mengurus anak sekian banyak dan belum tentu semua
orang sanggup. Itu saja sih mungkin yang menjadi kebanggaan tersendiri.

10
7. Harapan apa yang sejauh ini masih belum tercapai untuk bapak dan panti ini ?
Jawab : Ya mungkin angan angan atau cita cita yang belum tercapai kalau
berbentuk non materi angan angan yang belum tercapai anak-anak ini
ingin punya karakter bisa tumbuh dalam dirinya ini semangat dan
motivasi belajar seperti kita butuh makan tanpa disuruh jika waktu lapar
tiba maka kita akan makan sendiri .maksudnya kalau dia sudah terbentuk
dan tumbuh motivasi dalam dirinya sendiri itu dia disuruh atau tidak
disuruh ,dia ada PR atau tidak ada, dia ulangan atau tidak ulangan
kewajiban belajar tetap diaksanakan.ini sebenarnya selalu saya
dimotivasi dengan cerita masa sekolah saya .dulu saat saya sekolah smp
itu menempuh jarak sekitar 7 km sehingga pulang pergi 14 km ditempuh
dengan berjalan kaki.dulu waktu saya tidak sekolah mungkin beberapa
bulan saya berjalan kaki dibelikan orang tua sepeda saat sepeda saya
rusak saya tidak bisa bersekolah .saat saya tidak sekolah saya tetap salin
baju kemudian saya menyiapkan kursi dan meja di depan rumah untuk
membaca pelajaran hari itu, saya tidak tinggal buku tersebut kecuali ke
kamar kecil sebelum teman saya yang bersekolah lewat depan rumah
saya.tapi hal semacam itu sepertinya sulit dijumpai pada anak sekarang.
Dan angan angan yang belum tercapai berbentuk materi
mungkin ingin memiliki tempat yang lebih layak untuk anak-anak
tinggal agar anak-anak dapat tinggal lebih nyaman dan ingin memiliki
fasilitas yang lebih baik, baik dari segi operasional kendaraan,sekolah
dan makan. Sejujurnya tempat yang kami tinggali sekarang ini masih
dalam kedaan jauh dari layak dan statusnya masih mengontrak. Saya
sendiri masih bingung bagaimana caranya agar kami dapat memiliki
tempat yang tetap sehingga kami dapat tinggal dengan tenang.dengan
keterbatasan tempat tidur pun saya merasa sedih melihat anak-anak tidur
1 dikamar yang kecil dengan jumlah orang 10 ada yang tidur di masjid ,
dikursi dan saya pun sering sekali tidur didalam mobil dan dengan
keadaan kamar yang sempit dan kurang rapih.bagi saya dimanapun saya
tidur rasanya akan sama saja namun yang berbeda mungkin saat
menjelang tidur saja.yang saya harapkan akan ada donatur tetap yang
memberikan bantuan atau donasinya pada kami agar anak- anak dapat

11
bersekolah tampa hambatan biaya dan tinggal dengan tenang tanpa rasa
hawatir akan tempat tinggal yang mereka tempati.

8. Bagaimana keadaan dan respek atau respon warga sekitar terhadap panti ini pak ?
Jawab : Sejauh ini warga sekitar bersikap baik dan tidak memiliki keluhan dengan
berdirinya panti ini disini.namun saya memiliki prinsip bahwa tidak
semua orang diduia ini menyukai kita dan tidak semua orang didunia ini
membenci kita.ya kalau kita lihat secara langsung masyarakat sih baik tapi
kita tidak tau apa yang ada dalam hati mereka namun kita kan tidak tahu
tpi mudah mudahan apa yang mereka tunjukan dan kami lihat serta
dukungan mereka selama ini jujur adanya.namun pernah ada keberatan
dari suatu warga namun bukan warga lingkungan sini dia berbeda RT
dengan kami datang kemari mengintrogasi tentang masalah perizinan dan
keresmian serta surat surat panti ini berbicara masalah anak anak disini
karena putra putri disini dijadikan satu ya kita bukan tujuannya apa-apa
namun karena keterbatasan tempat dan kita tidak lepas 24 jam kita awasi
insyallah walaupun disini putra putri dijadikan satu rumah jangan kan
macam-macam kesempatan untuk ngobrol pun kami tidak kasih .bercanda
ngobrol pun kami batasi.ya itu mungkin aggapan orang itu disini tempat
yang kurang baik karena dijadikan satu rumah namun bukannya kami
tidak memiliki keinginan memisahkannya tapi dengan banyak
keterbatasan kami tidak bisa berbuat apa-apa.

D. Data Hasil Observasi

a. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang ada di Panti Asuhan Daarul Alya sangat
memperihatinkan sekali dan sangat tidak layak untuk dipergunakan oleh anak-
anak panti tersebut hal ini disebabkan karena mulai dari tempat tidur mereka
sangat tidak layak untuk digunakan secara ramai karena tempatnya yang
sempit dan tempat tidur yang terbatas, kemudian tempat mereka belajar
digunakan untuk mereka tidur dan shalat, kamar mandi hanya di sediakan 2
kamar mandi untuk 32 orang dari segi bangunan juga cukup memprihatinkan

12
karena atap tempat yang digunakan untuk mereka belajar dan kegiatan lainnya
masih menggunakan seng yang membuat suasana menjadi panas, jika musim
hujan datang maka banyak sisi bagian dari rumah tersebut mengalami
kebocoran.penerangan juga sangat minin sehingga panti asuhan itu terlihat
redup mungkin sulit untuk penerangan belajar anak-anak panti.jalan dari ruang
tengah ke dapur pun sangat kecil untuk dilewati satu orang pun sedikit
sulit.kondisi lingkungan sekitar panti cukup baik namun jalan masuk dari jalan
raya ke Panti Asuhan Daarul Alya cukup jauh dengan kondisi jalan yang tidak
begitu baik.sosialisasi warga sekitar dengan panti pun kurang karena warga
sekitar sendiri tidak berada dirumah karena banyaknya kesibukan masing
masing pribadi.namun para warga sekitar mendukung adanya Panti Daarul
Alya .

b. Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis anak-anak Panti Asuhan Daarul Alya tersebut banyak
mengalami tekanan hal ini dikarenakan anak-anak Panti Asuhan Daarul Alya
tersebut mengalami cacian dari lingkungan sekolah mereka sehingga dari segi
psikologis membuat mereka menjadi down dan mereka juga merasakan
kesepian karena tidak ada sosok orangtua kandung disisi mereka.

E. Hubungan Antara Kegiatan dengan Mata Kuliah

Mata Kuliah Character Building merupakan mata kuliah yang menekankan


pada Pendidikan Karakter, khususnya etika/tingkah laku serta mengembangkan
karakter positif dari setiap Mahasiswa. Dalam hal ini, hubungan antara kegiatan yang
kami lakukan pada hari Sabtu, 10 Desember 2016 bertepat di Panti Asuhan Darul
Alya, terhadap inti dari Mata Kuliah Character Buillding adalah supaya kami bisa
lebih meningkatkan rasa empati dan peduli kepada sesama, menghargai dan
menghormati orang lain, peka terhadap lingkungan sekitar, serta memahami sisi dari
kehidupan sesungguhmya. Dan di dalam kegiatan tersebut, kami memperoleh banyak
ilmu dan pelajaran hidup, khususnya rasa empati dan kepedulian masing-masing dari
kami mulai timbul. Kami bisa lebih memahami lingkungan sekitar, bahwa diluar sana

13
masih ada orang yang tidak seberuntung kami. Dan ini merupakan tujuan utama dari
kegiatan yang kami lakukan terhadap tugas dari Mata Kuliah Character Buillding.

F. Analisa Kerjasama

Didalam kerjasama untuk mendapatkan hasil Studi Lapangan di Panti


Asuhan Daarul Alya, Jenis kerjasama yang disini menggunakan Jenis kerjasama
Langsung.
Kerja sama langsung (directed cooperation) adalah kerja sama yang
merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa.
Banyak sekali hambatan dalam kerjasama untuk mendapatkan hasil Studi
Lapangan di Panti Asuhan. berikut hambatannya :

Keahlian
1. Yoga Setiawan
Dalam bekerja sama di kelompok satu Yoga Setiawan mampu dan
mau dalam banyak aspek. Ia mampu berkomunikasi dengan baik
dalam kelompok dan juga pada objek atau anak anak panti serta
pengasuh dan pengurus disana. Walaupun ada beberapa hambatan
dalam perjalanan ke panti dan kecilnya ruang gerak dalam panti
namun kemauan Yoga untuk menggali nilai empati dalam tugas
Character Bulding ini sangat kuat sehingga erja sama tetap terjalin
dengan baik dan proses dalam mengerjakan tugas menjadi mudah dan
terselesaikan denga baik.

2. Shavira N. Yasmin
Selama proses mengerjakan tugas ini Shavira menunjukan
kemampuan dan kemauan yang sangat baik. Dalam proses memberi
ilmu kepada adik-adik Shavira berperan sangat besar dan dalam
beberapa keterbatasan dalam mengerjakan dia mau berusaha
memaksimalkan potensi yang ada disekitar dan dalam dirinya juga.

14
3. Pypit Julia Agung
Pypit seseorang yang baik dalam bekerja sama dan mampu
mengimbangkan rekannya dalam bekerja sama dalam hal
mengarahkan, menuntun serta mengalah dalam bekerja sama dengan
rekannya. Maka ia mampu dan mau dalam bekerja sama dan
membuat proses kerja sama ini terlaksanan dengan baik.

4. Nur Istiqomah
Kemauan dan Kemampuan Nur Istiqomah dalam memberikan sebuah
masukan sangat baik, memaksimalkan kerja kelompok dengan cepat
dan tanggap, maka ia mampu dan mau dalam bekerja sama.

5. Renaldi D. Wicaksono
kemampuan dan kemauan Renaldi sebagai ketua kelompok sangat
tidak diragukan Ia mampu membimbing dan mengatur jalannya
proses tugas hingga terlaksana dengan baik dan tepat waktu.
Kemauanya dalam turun dilapangan juga sangat baik ia tidak hanya
mengandalkan anggotanya namun ia pun ikut serta dalam
pelaksanaan.

Waktu
Terbatasnya waktu membuat pengumpulan hasil Studi Lapangan
menjadi kendala, dikarenakan Dosen Mata Kuliah Character
Building Ibu Lia Indriyanti, S.Psi,M.Psi akan melaksanakan Ibadah
Umroh yang bertepatan pada akhir tahun. Dan waktu
pengerjaannya memakan waktu yang singkat.

Biaya
Dalam pengumpulan biaya, dilakukan dengan meminta uang
sumbangan se-Ikhlasnya permasing-masing kelas yang ada di
Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya pada hari Jumat.

15
Kompetisi
Tidak ada kompetisi didalam pengambilan hasil studi lapangan,
kebanyakan dari permasing-masing anggota termasuk ketua malah
bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Kearifan Konvension : Kebiasaan, Watak, Temperamen


1. Yoga Setiawan
- Kebiasaaan : Aktif dalam memberikan arahan kepada
para anggota lainnya
- Watak : Pendiam, penyayang, dan penyabar
- Temperamen : Flegmatis (stabil)

Rendah hati
Selalu santai
Diam, tenang dan terkendali
Sabar
Berbahagia menerima kehidupan
Punya kemampuan administrasi
Menengahi masalah
Mudah diajak bergaul
Punya banyak teman
Menjadi pendengar yang baik

2. Shavira N. Yasmin
- Kebiasaaan : Suka menghibur dan periang kepada para
anggota termasuk kepada objek studi
lapangan yang diampuhnya.
- Watak : Setia, Penyabar, dan Bijaksana
- Temperamen : Sanguinis

Kepribadian yang menarik


Suka berbicara, suka bercerita
Mudah berteman, orangnya bersifat
suppel, tidak jaim alias mau bergaul
sama siapa saja yang penting
nyambung atau asyik diajak bicara.
Memukau pendengar
Baik di panggung
Lugu dan polos, orangnya tidak banyak
neko-neko atau tampil dengan apa

16
adanya, tidak terlalu banyak
penambahan gaya yang bukan menjadi
karakteristiknya.
Antusias dan eksresif
Penuh rasa ingin tahu
Kekanak-kanakan
Suka relawan untuk tugas
Kreatif dan inovatif

3. Pypit Julia Agung


- Kebiasaaan : Murah senyum kepada para anggota dan
penyayang terhadap objek kajian studi
lapangan yang di ampuhnya
- Watak : Rajin, tekun, penyabar, dan penyayang
- Temperamen : Melankolis

Serius dan tekun


Berbakat dan kreatif
Sadar perincian
Tertib dan terorganisasi
Teratur dan rapi
Perfeksionis dan standar tinggi
Ekonomis
Perhatian dan belas kasihan yang
mendalam
Mencari teman hidup yang ideal

4. Nur Istiqomah
- Kebiasaaan : Bekerja dengan giat walau anggota lainnya
lagi beristirahat
- Watak : Baik, penyayang, sabar, dan tekun
- Temperamen : Sanguinis

Kepribadian yang menarik


Suka berbicara, suka bercerita
Mudah berteman, orangnya bersifat
suppel, tidak jaim alias mau bergaul
sama siapa saja yang penting
nyambung atau asyik diajak bicara.
Memukau pendengar
Baik di panggung

17
Lugu dan polos, orangnya tidak banyak
neko-neko atau tampil dengan apa
adanya, tidak terlalu banyak
penambahan gaya yang bukan menjadi
karakteristiknya.
Antusias dan eksresif
Penuh rasa ingin tahu
Kekanak-kanakan
Suka relawan untuk tugas
Kreatif dan inovatif

5. Renaldi D. Wicaksono
- Kebiasaaan : Mempimpin para anggota jika ada
kesalahan dan Mandiri dalam pengambilan
objek studi lapangan yang diampuhnya
- Watak : Pendiam, baik, dan Penyabar
- Temperamen : Koleris

Dilahirkan sebagai pemimpin


Sangat memerlukan perubahan
Berkemauan kuat dan tegas
Bisa menjalankan apa saja
Berorientasi tujuan
Mengorganisir dengan baik
Mendelegasikan pekerjaan
Berkembang karena tantangan

Kebijakan
Pengambilan sebuah kebijakan dilakukan diskusi bersama para
anggota guna untuk memperlancar studi lapangan, setelah memakan
waktu yang singkat. Ketua dan para anggotanya memutuskan
menggunakan kebijakan secara sederhana dan cepat.

18
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Manusia memilliki sifat dan kepribadian masing-masing. Manusia memiliki
takdir dan nasibnya masing-masing. Tuhan menciptakan setiap manusia dengan
segala kekurangan dan kelebihannya. Tetapi, Tuhan tidak menciptakan manusia
dalam kesendirian hidup. Tuhan memberikan manusia anak-anaknya, pasangan,
keluarga, dan teman di dalam hidupnya, agar ia tidak merasa kesepian dan saling
mengisi.
Tuhan memberikan rasa cinta dan kasih sayang kepada setiap manusia. Agar
manusia bisa hidup dengan damai dan saling mengasihi. Namun, apakah kenyataan
sekarang seperti itu? Apakah kita saling mengasih satu sama lain? Kenyataan
sebenarnya adalah banyak diantara kita yang kurang bahkan tidak memiliki rasa
kasih. Kita hidup dalam egoisme diri, kita buta akan orang sekeliling. Rasa
persaudaraan, kesamaan, bahkan rasa empati kita hampiir hilang.
Kita hanya sibuk dengan diri kita, dan buta akan kehidupan disekitar kita.
Apakah kita akan hidup seperti itu? Apa kita selamanya tidah akan berubah? Apa hati
kita akan terus buta? Kita bisa merubah itu semua, kita masih bisa melihat senyum
dan keceriaan dari setiap orang.
Rasa empati harus kita pupuk dalam diri kita, rasa empati ada di dalam diri
setiap manusia. Di dalam kegiatan kami di Panti Asuhan Darul Alya, banyak sisi
kehidupan yang kami dapat kan. Kami melihat kebahagiaan tidak harus dengan
sesuattu yang mewah, atau sebuah harta, tapi sebuah hal kecil mampu membuat hati
setiap orang bahagia. Kekeluargaan yang begitu indah, dapat kami rasakan selama
kami berada di panti tersebut, tidak lama memang kami berada di panti tersebut.
Tetapi hal tersebut daoat membuat kami merasa bahwa kami hanya lah kerikil di
dalam kehidupan, mereka jauh lebih hebat dalam menjali kehidupann ini. Mereka
selau tersenyum, meski dengan keadaan merekka yang seperti itu.
Kita diajarkan untuk tidak menyerah dengan keadaan, kita harus terus kuat
dan selalu berusaha. Walaupun keadaan tersebut sangat sulit bagi kita. kesulita bukan
untuk kita rasakan tetapi untuk kita lawan dan memenangkannya.

19
Kita hidup didunia tidak sendiri, ada orang di sekitar kita yang membutuh
kan bantuan dari kita. Maka janganlah kita menutup mata akan hal tersebut.
Tolonglah dengan kemampuan kita, entah itu besar atau kecil sangatlah berguna bagi
orang lain dan hal tersebut akan membuat mereka tersenyum.

20
LAMPIRAN LAMPIRAN (FOTO)

Gambar 1. (Foto Bersama Kelompok 1 dari kiri ke kanan)

1. Nama : Yoga Setiawan 3. Nama : Pyipit Julia Agung

NPM : 1612120156 NPM : 1612120193

Nomor HP : 085788246922 Nomor HP : 085788291663

2. Nama : Shavira Novriana 4. Nama : Nur Istiqomah

Yasmin NPM : 1612120168

NPM : 1612120180 Nomor HP : 089613370838

Nomor HP : 085841424718 5. Nama : Renaldi Dwi

Wicaksono

NPM : 1612120175

Nomor HP : 085789406024

21
Gambar 2. (Tampak Depan Panti Asuhan Daarul Alya)

22
Gambar 3. (Tampak Samping Panti Asuhan Daarul Alya)

Gambar 4. (Tampak Ruang Tengah Panti Asuhan Daarul Alya)

23
Gambar 5. (Tampak Dapur Panti Asuhan Daarul Alya)

Gambar 6. (Tampak Kamar Anak Laki-Laki Panti Asuhan Daarul Alya)

24
Gambar 7. (Tampak Kegiatan Bersama Anak-Anak Panti Asuhan Daarul Alya)

25
Gambar 8. (Tampak Saat Pemberian Donasi Ke Panti Asuhan Daarul Alya)

Gambar 9. (Tampak Foto Bersama Dengan Anak Panti Asuhan Daarul Alya)

26
Gambar 10.1 (Tampak Saat Mengumpulkan Donasi Perkelas di IBI Darmajaya)

27
Gambar 10.2 (Tampak Saat Mengumpulkan Donasi Perkelas di

28

Anda mungkin juga menyukai