Anda di halaman 1dari 2

Bilirubin terbagi menjadi 2 jenis yaitu Bilirubin Indirek yang merupakan bilirubin

yang menglami konjugasi oleh hati dengan asam glukoronat dan Bilirubin Direk yang telah
mengalami konjugasi dengan asam glukoronat di dalam hati.
Terdapat perbedaan yang nyata antara Bilirubin direct dan bilirubin
indirect, perbedaannya adalah :
Tabel 1. Perbedaan Bilirubin Indirek dan Direk
Bilirubin Indirek Bilirubin Direk
Tidak larut dalam air Larut dalan air
Larut dalam alkohol Tidak larut dalam alkohol
Terikat oleh protein albumin Tidak terikat oleh protein
Tidak mewarnai jaringan Mewarnai jaringan
Dengan reagent Azo tidak bereaksi Dengan reagent Azo langsung
langsung perlu accelerator bereaksi, tidak accelerator
Tidak terdapat dalam urine Dapat ditemukan dalam urine
Bilirubin yang belum dikonjugasi Bilirubin yang dikonjugasi
Tidak dapat difiltrasi oleh glomerulus Dapat difiltasi oleh glomerulus
Memiliki Afinitas terhadap sel lemakTidak memiliki Afinitas terhadap sel
otak yang kuat sehingga meracuni lemak otak yang kuat sehingga
otak. tidak meracuni otak.

Strekobilin yaitu zat mewarnai feses dan beberapa di serap kembali oleh darah di buang
melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang di sebut urobilin.

Hiperbilirubinemia yang terjadi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto rata-rata diderita
oleh bayi yang berat lahirnya rendah, hal ini disebabkan karena organ tubuh bayi dengan berat
badan lahir < 2500 gram masih lemah karena fungsi hepar yang belum matang atau terdapat
gangguan dalam fungsi hepar seperti hipoksia, hipoglikemi, asidosis, dll sehingga mengakibatkan
kadar bilirubin meningkat dan bilirubin indirek akan mudah melewati darah otak

Patofisiologi hiperbilirubinemia

Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Keadaan yang sering
ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan.

Hiperbilirubinemia karena berat badan lahir rendah atau bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram
sering mengalami hiperbilirubin disebabkan karena organ tubuhnya yang masih lemah disebabkan
karena fungsi hepar yang belum matang atau terdapat gangguan dalam fungsi hepar seperti
hipoksia, hipoglikemi, asidosis, dll sehingga mengakibatkan kadar bilirubin meningkat dan bilirubin
indirek akan mudah melewati darah otak (Trionika, 2009).

f. Tanda dan gejala hiperbilirubinemia


Menurut Trionika (2009) ada beberapa tanda dan gejala hiperbilirubinemia, yaitu :
1) Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar.
2) Letargik ( lemas).
3) Kejang.
4) Tidak mau menghisap.
5) Dapat tuli, gangguan bicara, dan retardasi mental.
6) Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot, epistotonus, kejang, stenosis
yang disertai ketegangan otot.
7) Perut buncit.
8) Pembesaran pada hati. Feses berwarna seperti dempul.
9) Tampak ikterus, sklera, kuku, kulit dan membrane mukosa. Kuning pada 24 jam pertama yang
disebabkan oleh penyakit hemolitik waktu lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik/infeksi.
10) Muntah, anoreksia, warna urin gelap.
g. Komplikasi hiperbilirubinemia
Jika tidak ditanggulangi dengan baik akan terjadi kern ikterus yaitu kerusakan otak akibat
perlengketan bilirubin indirek pada otak.

EFEK SAMPING FOTOTERAPI

1. Tanning (perubahan warna kulit) : induksi sintesis melanin dan atau disperse oleh cahaya ultra
violet.
2. Syndrome bayi Bronze : penurunan ekskresi hepatic dari foto produk bilirubin.
3. Diare : bilirubin menginduksi seksresi usus.
4. Intoleransi laktosa : trauma mukosa dari epitel villi.
5. Hemolisis : trauma fotosensitif pada eritrosist sirkulasi.
6. Kulit terbakar : paparan berlebihan karena emisi gelombang pendek lampu fluoresen.
7. Dehidrasi : peningkatan kehilangan air yang tak disadari karena energy foton yang diabsorbsi.
8. Ruam kulit : trauma fotosensitif pada sel mast kulit dengan pelepasan histamine.

Anda mungkin juga menyukai