Faktor Luas Penampang
Faktor Luas Penampang
Sangat sering kita temui, kesalahan dalam penentuan luas penampang kabel yang diperlukan
dalam suatu installasi. Kesalahan yang paling umum adalah HANYA memperhitungkan
kapasitas kabel terhadap arus yang melaluinya. Penentuan luas penanpang kabel, harus
memperhatikan beberapa aspek :
Dalam penentuan kapasitas arus dari kabel, kita tidak boleh hanya menggantungkan pada arus
yang melewati kabel atau V/P saja. Sesuai dengan IEC 60364-5-52, kapasitas kabel yang
diberikan oleh pabrikan, harus di-tuning atau derating bersesuaian dengan kondisi instalasinya.
Kondisi-2 yang mempengaruhi adalah :
Metode instalasi
Temperature lingkungan
Type kabel
Dari point-point yang mempengaruhi diatas, kita berkesimpulan tidak bisa hanya mengandalkan
data pabrik untuk menentukan kapasitas kabel.
Saat kita membeli barang listrik, selalu dituliskan pada tegangan berapa alat tersebut bisa bekerja
dengan baik. Alasan inilah yagn membuat kita harus memperhitungkan jatuh tegangan saat
memilih kabel.
Apa tujuan kita memperhitungkan faktor ini? Tujuannya adalah agar saat terjadi hubung singkat,
kabel tidak mengalami overheat dan terbakar sebelum alat proteksi bekerja melakukan tugasnya.
Untuk menentukan diameter kabel yang tahan terhadap suatu hubung singkat, kita memerlukan
data prospective fault yang mungkin terjadi di titik yang dievaluasi. Formula untuk
menghitungnya adalah It = K S, dimana I adalah arus hubung singkat dalam Ampere, t adalah
waktu yang diperlukan untuk mengamankan arus gangguan dalam detik, K adalah constanta
bahan, 143 untuk XLPE dan S adalah diameter kabel dalam mili meter.
Batas aman tegangan listrik bagi manusia adalah 50 V. Pada saat terjadi hubung singkat ke tanah,
maka arus bocor akan mengalir ke frame dan melalui kabel pentanahan, kembali ke sumber. Jika
> 50 volt, maka personnel yang menyentuh frame tersebut terkena resiko kesetrum. Pemilihan
diameter kabel grounding yang benar akan menghindarkan kita dari resiko kesetrum