Makalah AMDAL Rona Lingkungan Awal
Makalah AMDAL Rona Lingkungan Awal
OLEH :
KELOMPOK I
ANGGOTA :
Dharmawangsa (0810941007)
Dita Sophy Sakdiah (0910941006)
Stella Juwita M (0910941009)
Rizka Arsyi Dwina P (0910942017)
Syiffa Rahmania (0910942018)
Shobahan Ramadhano (0910942020)
Fitratul Husna (0910942026)
DOSEN :
Zulkarnaini, S.Si MT
PADANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah
sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah yang
dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi
dilakukan, baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang
timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek
dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa akan
dating. Dampak lingkungan yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari
bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi atau sosial. Perubahan
lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah
ada, baik terhadap fauna, flora maupun manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka sebaliknya
dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul,
baik dampak yang bakal timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi
dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL).
Dewasa ini penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan sangat
penting. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, baik
terhadap manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Pada akhirnya jika aspek
lingkungan dinyatakan tidak layak untuk dijalankan, maka sebaiknya dibatalkan
karena akan memperoleh kerugian lebih besar daripada manfaatnya.
1. Untuk menilai kualitas lingkungan yang ada dan dampak lingkungan dari
rencana kegiatan;
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting lingkungan atau daerah
geografis tertentu sehingga dapat mencegah pembangunan dengan resiko
lingkungan yang buruk, seperti pada segmen sungai tertentu atau kondisi
udara berkualitas buruk disuatu wilayah, habitat yang terancam, spesies yang
dilindungi dan lokasi bersejarah;
3. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan yang tidak mengenal
lokasi rencana kegiatan;
4. Memberikan informasi sebagai dasar dalam menetapkan pemenuhan
kebutuhan proyek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta
dilestarikan fungsinya, antara lain:
1. Hutan lindung, hutan konservasi dan cagar biosfer;
2. Sumber daya manusia;
3. Keanekaragaman hayati;
4. Kualitas udara;
5. Warisan alam dan warisan budaya;
6. Kenyamanan lingkungan hidup;
7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.
Kemudian komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan
penting bagi masyarakat di sekitar suatu rencana usaha dan atau kegiatan, seperti
antara lain:
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan.
2. Kesempatan kerja dan usaha.
3. Taraf hidup masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat.
Sasaran utama dari AMDAL adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Atau dengan kata lain untuk menjaga lingkungan dari segala bentuk perusakan,
pencemaran atau kegiatan yang merugikan kelestarian lingkungan hidup yang
pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Dalam rangka menjaga dan
menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu dilakukan studi AMDAL yang
benar.
Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam
atau komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan
pembangunan fisik dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan
awal sebelum tersentuh oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi
(pembangunan fisik) dan kegiatan operasi. Hal-hal yang termuat didalam rona
lingkungan, yaitu:
1. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan tersebut
diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi
pengambilan sampling yang tepat, kemudian dianalisa sesuai dengan
komponen lingkungan masing-masing;
2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat
dengan melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada
masyarakat, pemuka setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan
kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari data survey lapangan, data sekunder
dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan
akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan
(Rona Lingkungan).
Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam bentuk, ukuran,
tujuan, sasaran, dan sebagainya. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut
letak geografi, keanekaragaman faktor lingkungan hidup dan pengaruh manusia.
Karena itu kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda
sesuai dengan rona lingkungan yang ada.
Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang dapat dipilih untuk
ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam AMDAL:
1. Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan
jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang
diwilayah studi rencana usaha.
Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang
mewakili wilayah studi tersebut.
Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum
maupun pada kondisi cuaca buruk.
Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi
rencana usaha.
Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode
kejadiannya.
b. Fisiografis
Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan
bantuan secara geologis.
c. Hidrologi
Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan
sehari-hari dan industri.
Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan
parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
d. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
Pasang surut
Arus dan gelombang
Morfologi pantai
Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di
daerah penelitian.
e. Ruang, lahan, dan tanah
Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana
usaha yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa
datang.
Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau
belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.
Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna
tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya
pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.
Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi
yang ada diwilayah studi rencana usaha.
2. Bilologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Flora
Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi
rencana usaha.
Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi
undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Fauna
Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-
undang dalam wilayah studi rencana usaha.
Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang
dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan
makanan atau sumber hama dan penyakit.
Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan
dan cara memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.
3. Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Demografi
Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan, dan agama.
Tingkat kepadatan penduduk.
Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
Tenaga kerja.
b. Ekonomi
Ekonomi rumah tangga.
Ekonomi sumber daya alam.
Perekonomian lokal dan regional.
c. Budaya
Kebudayaan.
Proses sosial.
Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
Warisan budaya.
Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan
kekuasaan.
Kekuasaan dan kewenangan.
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
Adaptasi ekologis.
d. Kesehatan masyarakat
Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
Sumber daya kesehatan.
Kondisi sanitasi lingkungan.
Status gizi masyarakat.
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran
penyakit.
STUDI KASUS
Pulau Bangka merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia. Timah
sekarang ini merupakan produk andalan yang berasal dari Pulau Bangka dan
Belitung. Namun pasir timah adalah suatu kategori sumber daya alam yang tak
terbaharui, sehingga keberadaannya harus dijaga keberlangsungan atau sumber
daya tersebut dapat dipertahankan.
Lokasi pabrik smelter PT. Laba-laba Multindo terletak di Jalan Ketapang Dalam
Kelurahan Bacang Kecamatan Bukit Intang Pangkalpinang. Berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Pangkalpinang, lokasi pabrik smelter terletak di Kawasan Industri Ketapang.
Dasar Hukum
2. Pelingkupan
RKL / RPL
Isu-Isu Pokok
GAMBAR 3.2.
Rencana
Daftar Dampak Dampak
Kegiatan Dampak
Potensial Potensial
Potensial Penting Penting
Rona
Lingkungan
Interaksi Identifikasi Focussing
Untuk memperoleh isu pokok pembangunan pabrik peleburan biji timah (smelter)
digambarkan berdasarkan diagram alir dampak rencana usaha, Gambar 3.3.
berikut ini :
Berdasarkan diagram alir di atas maka isu pokok pembangunan pabrik peleburan
pasir timah (smelter) pada tahap pasca operasi diidentifikasi menimbulkan
dampak negatif berupa hilangnya pekerjaan akibat adanya pemutusan hubungan
kerja (PHK), yang berakibat terjadinya pengangguran, penurunan tingkat
pendapatan, munculnya keresahan masyarakat dan menurunnya tingkat
kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan sehingga dapat mempengaruhi
terhadap sikap dan persepsi masyarakat.
METODE PENELITIAN
Dalam evaluasi dampak penting digunakan metode diagram alir untuk hubungan
kausatif konfiks dan matrik evaluasi dampak untuk mengerjakan interaksi antara
komponen kegiatan dan komponen lingkungan.
Metode pendekatan identifikasi dampak besar dan penting dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu a) metode pendekatan matrik interaksi antara kegiatan dengan
komponen lingkungan, dan b) metode pendekatan matrik evaluasi dampak.
Pasca Operasi
Komponen/Sub Komponen
No.
Lingkungan
Pemutusan hubungan kerja
A. Fisik Kimia
1. Kualitas Udara
2. Kualitas Air
3. Kebisingan
4. Lahan/Ruang
B. Biologi
1. Flora
2. Fauna
3. Biota Air
C. Sosekbud Kesmas
1. Peluang Kerja X
2. Peningkatan Pendapatan X
3. Keresahan Masyarakat X
Pasca Operasi
Komponen/Sub Komponen
No.
Lingkungan
Pemutusan hubungan kerja
A. Fisik Kimia
1. Kualitas Udara
2. Kualitas Air
3. Kebisingan
4. Lahan/Ruang
B. Biologi
1. Flora
2. Fauna
3. Biota Air
C. Sosekbud Kesmas
1. Peluang Kerja
6. Konflik Sosial
Pada tahap pasca operasi, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja, dimana
ekses dari pemutusan hubungan kerja ini akan berdampak negatif, baik terhadap
tenaga kerja maupun terhadap masyarakat. Ekses negatif ini berupa hilangnya
pendapatan dan peningkatan angka pengangguran. Dari kedua dampak negatif ini
akan berdampak terhadap ikutannya berupa kerawanan sosial. Berdasarkan hal
tersebut maka sikap dan persepsi masyarakat terhadap dampak tergolong negatif
penting (-3) dengan besaran dampak tergolong besar (4).
a. Metode pengumpulan
b. Metode analisis
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka dapat
diperkirakan dampak serta hal-hal lain, diantaranya;
a. Dampak Positif
Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan
pembangunan, tingkat pendapatan masyarakat daerah, kesempatan kerja,
kesejahteraan masyarakat, timbulnya gerak penduduk kemudian timbul sektor
kegiatan ekonomi lainnya.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif tersebut dapat terjadi pada masa kegiatan operasional
c. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode matriks yang
menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dengan lingkungan yang
terkena dampak, termasuk dampak yang bersifat sekunder dan tertier.
d. Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional judgement para
ahli, metoda statistik dan analisa serta referensi/literatur yang berkaitan atau
serupa dengan kegiatan perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga
dengan cara membandingkan hasil analisis data dengan Baku Mutu
Lingkungan Nomor : Kep-03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman Mutu
Limbah Cair atau pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990.
e. Evaluasi Dampak
Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi dampak
lingkungan akibat masing-masing kegiatan penyebab dampak, evaluasi
dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan penentu dampak penting
dalam matriks tersebut didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.056
tahun 1994, faktor penentu dan tingkat kepentingan.
Adapun faktor penentuan meliputi:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak;
2. Luas wilayah penyebaran dampak;
3. Intensitas dampak;
4. Lamanya dampak berlangsung;
5. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak;
6. Sifat kumulatif dampak;
7. Penanggulangan dampak.
Pada tahap pasca operasi, pemutusan hubungan kerja menimbulkan ekses negatif
berupa hilangnya pendapatan dan peningkatan angka pengangguran. Dari kedua
dampak negatif ini akan berdampak terhadap ikutannya berupa kerawanan sosial.
Berdasarkan hal tersebut maka sikap dan persepsi masyarakat terhadap dampak
tergolong negatif penting (-3) dengan besaran dampak tergolong besar (4).
4.2. Saran