Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


RONA LINGKUNGAN HIDUP

OLEH :

KELOMPOK I

ANGGOTA :

Dharmawangsa (0810941007)
Dita Sophy Sakdiah (0910941006)
Stella Juwita M (0910941009)
Rizka Arsyi Dwina P (0910942017)
Syiffa Rahmania (0910942018)
Shobahan Ramadhano (0910942020)
Fitratul Husna (0910942026)

DOSEN :

Zulkarnaini, S.Si MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2012
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah
sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah yang
dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi
dilakukan, baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang
timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek
dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa akan
dating. Dampak lingkungan yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari
bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi atau sosial. Perubahan
lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah
ada, baik terhadap fauna, flora maupun manusia itu sendiri.

Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka sebaliknya
dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul,
baik dampak yang bakal timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi
dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL).

Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus adalah meliputi dampak lingkungan


di sekitarnya, baik di dalam maupun di luar suatu usaha atau proyek, yang akan
dijalankan. Arti keberadaan suatu usaha atau proyek akan mempengaruhi
kegiatan-kegiatan yang berada di sekitar rencana lokasi, baik dampak rencana
usaha dan atau kegiatan terhadap kegiatan yang sudah ada.

Dewasa ini penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan sangat
penting. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, baik
terhadap manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Pada akhirnya jika aspek
lingkungan dinyatakan tidak layak untuk dijalankan, maka sebaiknya dibatalkan
karena akan memperoleh kerugian lebih besar daripada manfaatnya.

Bahkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup sudah merupakan bagian


kegiatan studi kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil
studi kelayakan ini nantinya sangat berguna untuk para perencana, serta djuga
bagi pengambilan keputusan.

Pengertian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) menurut PP Nomor 27


Tahun 1999 pasal 1 adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak
besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak
lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan
akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan
laternatif pencegahannya.

Sebelum dilakukannya penelitian terhadap AMDAL ini, perlu diketahui dulu


bagaimana rona lingkungan hidup lokasi yang akan diteliti. Rona lingkungan
hidup ini dibutuhkan sebagai perbandingan kondisi awal lingkungan tersebut
sebelum dilakukan kegiatan dan setelah dilakukan kegiatan (proyek). Dari data
perbandingan ini dapat diketahui dampak apa saja yang terjadi setelah kegiatan
(proyek) dilakukan di daerah tersebut, dan dapat dicarikan alternatif penyelesaian
masalah yang ditimbulkan tersebut.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari uraian rona lingkungan hidup yaitu:

1. Untuk menilai kualitas lingkungan yang ada dan dampak lingkungan dari
rencana kegiatan;
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting lingkungan atau daerah
geografis tertentu sehingga dapat mencegah pembangunan dengan resiko
lingkungan yang buruk, seperti pada segmen sungai tertentu atau kondisi
udara berkualitas buruk disuatu wilayah, habitat yang terancam, spesies yang
dilindungi dan lokasi bersejarah;
3. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan yang tidak mengenal
lokasi rencana kegiatan;
4. Memberikan informasi sebagai dasar dalam menetapkan pemenuhan
kebutuhan proyek.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan salah satu bagian


dari aspek studi kelayakan bisnis. Artinya untuk melakukan suatu kegiatan usaha
atau bisnis atau proyek, studi mengenai AMDAL merupakan salah satu syarat
kelayakan tersebut. Perlunya dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan
mengingat kegiatan-kegiatan investasi pada umunya akan mengubah lingkungan
hidup. Oleh karena itu menjadi penting untuk memperhatikan komponen-
komponen lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan.

Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta
dilestarikan fungsinya, antara lain:
1. Hutan lindung, hutan konservasi dan cagar biosfer;
2. Sumber daya manusia;
3. Keanekaragaman hayati;
4. Kualitas udara;
5. Warisan alam dan warisan budaya;
6. Kenyamanan lingkungan hidup;
7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.

Kemudian komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan
penting bagi masyarakat di sekitar suatu rencana usaha dan atau kegiatan, seperti
antara lain:
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan.
2. Kesempatan kerja dan usaha.
3. Taraf hidup masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat.

Sasaran utama dari AMDAL adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Atau dengan kata lain untuk menjaga lingkungan dari segala bentuk perusakan,
pencemaran atau kegiatan yang merugikan kelestarian lingkungan hidup yang
pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Dalam rangka menjaga dan
menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu dilakukan studi AMDAL yang
benar.
Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam
atau komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan
pembangunan fisik dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan
awal sebelum tersentuh oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi
(pembangunan fisik) dan kegiatan operasi. Hal-hal yang termuat didalam rona
lingkungan, yaitu:
1. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan tersebut
diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi
pengambilan sampling yang tepat, kemudian dianalisa sesuai dengan
komponen lingkungan masing-masing;
2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat
dengan melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada
masyarakat, pemuka setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan
kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari data survey lapangan, data sekunder
dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan
akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan
(Rona Lingkungan).

Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan.


Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis dampak lingkungan karena
dijadikan sebagai pembanding dan perkiraan dampak yang akan datang. Rona
lingkungan yang ditelaah tidak semua komponen lingkungan tetapi hanya terbatas
pada indikator yang paling tepat dan penting dalam kaitannya dengan dampak
atau isu pokok, terutama yang berkaitan pada tahap pasca operasi.

Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam bentuk, ukuran,
tujuan, sasaran, dan sebagainya. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut
letak geografi, keanekaragaman faktor lingkungan hidup dan pengaruh manusia.
Karena itu kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda
sesuai dengan rona lingkungan yang ada.

Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

1. Wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan. Dengan mengungkapkan


secara mendalam komponen-komponen lingkungan hidup yang berpotensi
terkena dampak penting usaha dan atai kegiatan. Kemudian komponen
lingkungan hidup yang memiliki arti ekonomi dan erti ekologis perlu
mendapat perhatian;
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di
wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan baik yang sudah dan yang akan
dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi. Penyajian kondisi
sumber daya ala mini perlu dikemukakan dalam peta dan atau dengan lanel
dengan skala memadai dan bila perlu harus dilengkapi dengan diagram
gambar, grafik atau foto.

Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang dapat dipilih untuk
ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam AMDAL:
1. Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan
jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang
diwilayah studi rencana usaha.
Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang
mewakili wilayah studi tersebut.
Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum
maupun pada kondisi cuaca buruk.
Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi
rencana usaha.
Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode
kejadiannya.
b. Fisiografis
Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan
bantuan secara geologis.
c. Hidrologi
Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan
sehari-hari dan industri.
Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan
parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
d. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
Pasang surut
Arus dan gelombang
Morfologi pantai
Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di
daerah penelitian.
e. Ruang, lahan, dan tanah
Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana
usaha yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa
datang.
Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau
belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.
Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna
tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya
pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.
Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi
yang ada diwilayah studi rencana usaha.
2. Bilologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Flora
Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi
rencana usaha.
Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi
undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Fauna
Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-
undang dalam wilayah studi rencana usaha.
Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang
dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan
makanan atau sumber hama dan penyakit.
Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan
dan cara memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.
3. Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Demografi
Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan, dan agama.
Tingkat kepadatan penduduk.
Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
Tenaga kerja.
b. Ekonomi
Ekonomi rumah tangga.
Ekonomi sumber daya alam.
Perekonomian lokal dan regional.
c. Budaya
Kebudayaan.
Proses sosial.
Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
Warisan budaya.
Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan
kekuasaan.
Kekuasaan dan kewenangan.
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
Adaptasi ekologis.
d. Kesehatan masyarakat
Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
Sumber daya kesehatan.
Kondisi sanitasi lingkungan.
Status gizi masyarakat.
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran
penyakit.

Rona lingkungan hidup awal menurut PERMENEG LH 08 Th 2006

Uraian rona lingkungan hidup utk dokumen ANDAL meliputi:


1. Ungkapan secara mendalam mengenai komponen-komponen lingkungan
hidup yang potensial terkena dampak penting. Maka uraian rona lingkungan
hidup agar dibatasi pada komponen-komponen lingkungan hidup yang
berkaitan dengan, atau berpotensi terkena dampak;
2. Uraian rona lingkungan hidup agar menggunakan data yang mewakili
setidak-tidaknya kondisi 2 musim;
3. Uraian komponen lingkungan hidup yang memilki arti ekologis dan
ekonomis;
4. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada
diwilayah studi. Penyajian data dilengkapi dengan peta berskala memadai dan
jika perlu dengan foto, tabel, diagram dan grafik;
5. Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, uraian rona lingkungan hidup
diuraikan untuk masing-masing lokasi.
Uraian rona lingkungan hidup utk KA-ANDAL meliputi:
1. Uraian dengan singkat di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. Menguraikan data yang terkait atau relevan dengan dampak yang mungkin
terjadi;
3. Deskripsi didasarkan kepada data sekunder yang bersifat aktual dan didukung
oleh hasil observasi lapangan;
4. Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, uraian rona lingkungan hidup
dilakukan untuk masing-masing alternatif lokasi.
BAB III

STUDI KASUS

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PASCA OPERASI


PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO
PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Pulau Bangka merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia. Timah
sekarang ini merupakan produk andalan yang berasal dari Pulau Bangka dan
Belitung. Namun pasir timah adalah suatu kategori sumber daya alam yang tak
terbaharui, sehingga keberadaannya harus dijaga keberlangsungan atau sumber
daya tersebut dapat dipertahankan.

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan


masyarakat yang berkeadilan dan berprikemanusiaan. Ketersediaan sumberdaya
alam dalam meningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak merata,
sedangkan permintaan sumberdaya alam terus meningkat, akibat peningkatan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

Dalam rangka upaya mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan


akibat pembangunan maka, perlu dilakukan perencanaan pembangunan yang
dilandasi prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip pembangunan
berkelanjutan dilakukan dengan memadukan kemampuan lingkungan, sumber
daya alam dan teknologi ke dalam proses pembangunan untuk menjamin generasi
masa ini dan generasi masa mendatang.

Lokasi pabrik smelter PT. Laba-laba Multindo terletak di Jalan Ketapang Dalam
Kelurahan Bacang Kecamatan Bukit Intang Pangkalpinang. Berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Pangkalpinang, lokasi pabrik smelter terletak di Kawasan Industri Ketapang.

Dalam melaksanakan operasional PT. Laba-Laba Multindo menggunakan pasir


timah, antrasit dan kapur sebagai bahan baku utama dengan produksi per tahun
5000 ton. Kegiatan operasional pabrik smelter ini diperkirakan dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran udara.
Di dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 18 ayat 1, menyatakan bahwa setiap rencana usaha
dan/atau kegiatan yamg mempunyai dampak besar dan penting wajib dilakukan
kajian AMDAL. Kajian AMDAL tersebut perlu dilakukan guna mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan dari operasional kegiatan terutama pencemaran
udara yang diperkirakan punya pengaruh buruk terhadap kesehatan.

LINGKUP RENCANA USAHA YANG DITELAAH

Lingkup rencana usaha yang ditelaah diidentifikasi berdasarkan tahap-tahap


kegiatan yang dilaksanakan pada pembangunan pabrik smelter yang menimbulkan
dampak terhadap lingkungan maupun sosial masyarakat.

Jenis Rencana Kegiatan

Penelaahan tahap-tahap kegiatan dilakukan untuk mengidentifikasi komponen


lingkungan yang terkena dampak akibat adanya kegiatan pembangunan pabrik
peleburan timah (smelter), telaah studi AMDAL ini hanya berkisar pada tahap
pasca operasi.

a. Tahap pasca operasi

Tahap pasca operasi merupakan tahap kegiatan yang dilakukan setelah


kegiatan operasional terhenti. Dimana terhentinya kegiatan ini akan membuka
peluang terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawan.
Telaah yang dilakukan adalah pengaruh terhadap pemutusan kerja terutama
dampak sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

RONA LINGKUNGAN AWAL

Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan


pabrik peleburan timah (smelter). Rona lingkungan diperlukan dalam kajian
analisis dampak lingkungan karena dijadikan sebagai pembanding dan perkiraan
dampak yang akan datang. Rona lingkungan yang ditelaah tidak semua komponen
lingkungan tetapi hanya terbatas pada indikator yang paling tepat dan penting
dalam kaitannya dengan dampak atau isu pokok, terutama yang berkaitan pada
tahap pasca operasi.
Pendekatan Studi

Pelaksanaan studi ANDAL adalah pengumpulan data primer maupun sekunder


dan observasi lapangan, pengumpulan data rencana kegiatan serta pengkajian
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Data selanjutnya digunakan sebagai
bahan pelingkupan oleh masing-masing tenaga ahli untuk menyusun ANDAL.
Dari hasil pelingkupan dapat disusun data dan informasi yang akan dikumpulkan
dan dianalisis, sehingga diketahui aspek kegiatan dan aspek lingkungan yang akan
ditelaah serta batas wilayah studi.Untuk lebih jelasnya disajikan secara sistematis
proses pendekatan studi pada Gambar 3.1.
GAMBAR 3.1.

KERANGKA FILOSOFIS PENDEKATAN STUDI

Dasar Hukum

Rona Lingkungan Awal

Rencana Usaha dan Pengumpulan Data - Data Sekunder


Teknis
- Hasil Survey

1. Identifikasi Dampak Potensial

2. Pelingkupan

Dampak Potensial Penting

Isu Pokok Wawasan

3. Komponen Kegiatan yang Ditelaah KA ANDAL

4. Lingkup Wilayah Studi

5. Jangka Waktu Studi

6. Metode dan Analisis Data Primer / Sekunder


Pengumpulan Data dan Analisis Data
7. Metode Identifikasi Dampak

8. Metode Perkiraan Dampak

9. Evaluasi Dampak Penting


Identifikasi Prakiraan Dampak Penting Wawasan Studi AMDAL

Evaluasi Dampak Penting

RKL / RPL
Isu-Isu Pokok

Dalam studi ANDAL, kegiatan yang diperkirakan memiliki dampak penting


terhadap lingkungan akan menjadi isu pokok. Isu pokok adalah suatu isu dampak
lingkungan yang dominan terjadi dalam suatu rangkaian rencana suatu usaha
pembangunan. Dampak yang telah ditetapkan sebagai isu pokok ini diperoleh dari
hasil proses pelingkupan (scopping) yaitu proses untuk mengidentifikasi dampak
penting yang terkait dengan kegiatan proyek, kondisi areal proyek dan dasar
hukum. Proses pelingkupan dalam hal lini diperlukan untuk menentukan dampak
penting proyek terhadap lingkungan untuk di studi secara mendalam. Proses
pelingkupan dampak penting dilakukan melalui serangkaian proses sebagai
berikut :
a. Identifikasi dampak penting dengan menggunakan metode matrik interaksi
sederhana, interaksi kelompok, bagan alir, antara kegiatan dengan rona
lingkungan hidup.
b. Evaluasi dampak potensial, dengan menggunakan metode interaksi
kelompok untuk mengevaluasi keterkaitan dampak kegiatan proyek dengan
lingkung baik secara primer, sekunder maupun tersier.
c. Pemusatan dampak penting (focussting) yang dilakukan dengan
mengelompokkan dampak penting atas beberapa kelompok menurut
keterkaitannya satu sama lain, dan kemudian mengurutkan kelompok
dampak tadi menurut kepentingannya ditinjau dari aspek ekonomi, sosial
dan ekologis.
Secara sistematis proses pelingkupan dalam rangka menentukan dampak
penting/isu pokok disajikan pada gambar 3.2 berikut ini :

GAMBAR 3.2.

PROSES PELINGKUPAN (SCOPPING)

Rencana
Daftar Dampak Dampak
Kegiatan Dampak
Potensial Potensial
Potensial Penting Penting
Rona

Lingkungan
Interaksi Identifikasi Focussing
Untuk memperoleh isu pokok pembangunan pabrik peleburan biji timah (smelter)
digambarkan berdasarkan diagram alir dampak rencana usaha, Gambar 3.3.
berikut ini :

Berdasarkan diagram alir di atas maka isu pokok pembangunan pabrik peleburan
pasir timah (smelter) pada tahap pasca operasi diidentifikasi menimbulkan
dampak negatif berupa hilangnya pekerjaan akibat adanya pemutusan hubungan
kerja (PHK), yang berakibat terjadinya pengangguran, penurunan tingkat
pendapatan, munculnya keresahan masyarakat dan menurunnya tingkat
kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan sehingga dapat mempengaruhi
terhadap sikap dan persepsi masyarakat.

METODE PENELITIAN

Sikap / Persepsi Masyarakat

Sikap/persepsi dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan alat bantu


kuesioner yang terdiri dari pertanyaan yang terstruktur.

Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting

Dalam evaluasi dampak penting digunakan metode diagram alir untuk hubungan
kausatif konfiks dan matrik evaluasi dampak untuk mengerjakan interaksi antara
komponen kegiatan dan komponen lingkungan.

Untuk mempermudah evaluasi dampak perlu ditetapkan besarnya dampak, dengan


menetapkan kriteria sebagai berikut :
a. Pentingnya dampak
1). Kurang penting
2). Cukup penting
3). Penting
4). Lebih Penting
5). Sangat Penting
b. Besarnya dampak
1). Dampak sangat kecil
2). Dampak kecil
3). Dampak sedang
4). Dampak besar
5). Dampak sangat besar
Bahasan besar dampak yang diperoleh dari prakiraan dampak penting, untuk
menetapkan jenis dampak besar dan penting, dilakukan evaluasi dampak penting.
Tahap evaluasi di dasarkan pada Keputusan kepala Bapedal Nomor Kep-056
Tahun 1994 mengenai 6 (enam) Kriteria dampak penting dilakukan dengan
menghubungkan setiap dampak penting sehingga dapat ditentukan penting
tidaknya dampak :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Evaluasi dampak penting merupakan proses penelusuran prilaku dampak dan


keterkaitan antar masing-masing dampak tersebut.

HASIL TELAAH PADA TAHAP PASCA OPERASI

Identifikasi Dampak Besar dan Penting

Metode pendekatan identifikasi dampak besar dan penting dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu a) metode pendekatan matrik interaksi antara kegiatan dengan
komponen lingkungan, dan b) metode pendekatan matrik evaluasi dampak.

a. Metode pendekatan matrik interaksi antara kegiatan dengan komponen


lingkungan

Metode pendekatan matrik interaksi ini memadukan tahapan kegiatan


pelaksanaan pembangunan pabrik smelter dengan komponen lingkungan yang
potensial menerima dampak. Selanjutnya metode ini disajikan pada Tabel V.1.
berikut :
TABEL V.1.

MATRIK IDENTIFIKASI DAMPAK

Pasca Operasi
Komponen/Sub Komponen
No.
Lingkungan
Pemutusan hubungan kerja

A. Fisik Kimia

1. Kualitas Udara

2. Kualitas Air

3. Kebisingan

4. Lahan/Ruang

B. Biologi

1. Flora

2. Fauna

3. Biota Air

C. Sosekbud Kesmas

1. Peluang Kerja X

2. Peningkatan Pendapatan X

3. Keresahan Masyarakat X

4. Sikap dan persepsi X Sumber :


Hasil
5. Kesehatan Masyarakat analisis,
2005
6. Konflik Sosial

b. Metode Pendekatan Matrik Evaluasi Prakiraan Dampak dengan Komponen


Lingkungan

Metode ini mengarah kepada pemberian nilai/skore yang berhubungan antara


komponen lingkungan yang terkena dampak dengan tahap-tahap kegiatan.
Selanjutnya disajikan pada Tabel V.2. berikut ini :
TABEL V.2.

MATRIK EVALUASI PRAKIRAAN DAMPAK

Pasca Operasi
Komponen/Sub Komponen
No.
Lingkungan
Pemutusan hubungan kerja

A. Fisik Kimia

1. Kualitas Udara

2. Kualitas Air

3. Kebisingan

4. Lahan/Ruang

B. Biologi

1. Flora

2. Fauna

3. Biota Air

C. Sosekbud Kesmas

1. Peluang Kerja

2. Peningkatan Pendapatan -2/1

3. Keresahan Masyarakat -2/1

4. Sikap dan persepsi -3/4

5. Kesehatan Masyarakat -2/1

6. Konflik Sosial

Sumber : Hasil analisis, 2005


Prakiraan dan Penentuan Dampak Besar dan Penting

Sikap dan Persepsi Masyarakat

Pada tahap pasca operasi, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja, dimana
ekses dari pemutusan hubungan kerja ini akan berdampak negatif, baik terhadap
tenaga kerja maupun terhadap masyarakat. Ekses negatif ini berupa hilangnya
pendapatan dan peningkatan angka pengangguran. Dari kedua dampak negatif ini
akan berdampak terhadap ikutannya berupa kerawanan sosial. Berdasarkan hal
tersebut maka sikap dan persepsi masyarakat terhadap dampak tergolong negatif
penting (-3) dengan besaran dampak tergolong besar (4).

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

Pengelolaan Sikap dan Persepsi Masyarakat

Upaya pengelolaan lingkungan terhadap sikap dan persepsi masyarakat dilakukan


berdasarkan pendekatan sosial ekonomi dengan pendekatan sebagai berikut :

a. Memberikan pelatihan keterampilan kepada para tenaga kerja yang akan


terkena PHK seperti kerajinan tangan

b. Pelaksanaan PHK dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan


tenaga kerja dan dilaksanakan secara bertahap.

c. Mengarahakan tenaga yang di PHK ke lapangan pekerjaan lain sesuai


dengan pengalaman dan keterampilan yang dimiliki.

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

Pemantauan Sikap dan Persepsi Masyarakat

Pemantauan sikap dan persepsi masyarakat dapat dilakukan dengan metode


pengumpulan dan analisis

a. Metode pengumpulan

1). Melakukan wawancara dan observasi langsung ke masyarakat di


sekitar lokasi kegiatan. Wawancara dilakukan dengan mewancarai
masyarakat sebanyak 40 orang yang dipilih secara acak, terutama
terhadap tokoh masyarakat dan pemuka masyarakat.
2). Mendata langsung jumlah tenaga kerja yang diterima di PT. Laba-Laba
Multindo
3). Mewancarai masyarakat terhadap jumlah dana yang disalurkan
langsung guna pembangunan sarana dan prasarana
4). Mewancarai masyarakat yang terkena PHK

b. Metode analisis

Metode analisis dilakukan dengan melakukan inventarisasi dan tabulasi


selanjutnya dianalisis secara kuantitatif deskriftif.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka dapat
diperkirakan dampak serta hal-hal lain, diantaranya;

a. Dampak Positif
Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan
pembangunan, tingkat pendapatan masyarakat daerah, kesempatan kerja,
kesejahteraan masyarakat, timbulnya gerak penduduk kemudian timbul sektor
kegiatan ekonomi lainnya.

b. Dampak Negatif
Dampak negatif tersebut dapat terjadi pada masa kegiatan operasional

c. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode matriks yang
menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dengan lingkungan yang
terkena dampak, termasuk dampak yang bersifat sekunder dan tertier.

d. Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional judgement para
ahli, metoda statistik dan analisa serta referensi/literatur yang berkaitan atau
serupa dengan kegiatan perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga
dengan cara membandingkan hasil analisis data dengan Baku Mutu
Lingkungan Nomor : Kep-03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman Mutu
Limbah Cair atau pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990.

e. Evaluasi Dampak
Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi dampak
lingkungan akibat masing-masing kegiatan penyebab dampak, evaluasi
dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan penentu dampak penting
dalam matriks tersebut didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.056
tahun 1994, faktor penentu dan tingkat kepentingan.
Adapun faktor penentuan meliputi:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak;
2. Luas wilayah penyebaran dampak;
3. Intensitas dampak;
4. Lamanya dampak berlangsung;
5. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak;
6. Sifat kumulatif dampak;
7. Penanggulangan dampak.

Pada tahap pasca operasi, pemutusan hubungan kerja menimbulkan ekses negatif
berupa hilangnya pendapatan dan peningkatan angka pengangguran. Dari kedua
dampak negatif ini akan berdampak terhadap ikutannya berupa kerawanan sosial.
Berdasarkan hal tersebut maka sikap dan persepsi masyarakat terhadap dampak
tergolong negatif penting (-3) dengan besaran dampak tergolong besar (4).

4.2. Saran

Upaya pengelolaan lingkungan terhadap sikap dan persepsi masyarakat dilakukan


berdasarkan pendekatan sosial ekonomi dengan pendekatan sebagai berikut :

a. Memberikan pelatihan keterampilan kepada para tenaga kerja yang akan


terkena PHK seperti kerajinan tangan

b. Pelaksanaan PHK dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan


tenaga kerja dan dilaksanakan secara bertahap.

c. Mengarahakan tenaga yang di PHK ke lapangan pekerjaan lain sesuai dengan


pengalaman dan keterampilan yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

Marzali, A. 2002, Pengelolaan Lingkungan Sosial, Kantor Menteri Negara


Lingkungan Hidup Bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.

Salim, E. 1987, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, LP3ES, Jakarta.

Soeratmo, 1990, Analisis Dampak Lingkungan, Gajah Mada University,


Yogyakarta.

Anonim. Rona Lingkungan Hidup, www.wikipedia.com/amdal/50-pengertian-


rona-lingkungan.htm

Anda mungkin juga menyukai