Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam masyarakat modern seperti di barat, kebutuhan dan

aspirasi masyarakat menempati kedudukan yang tinggi, sehingga

berdasarkan itu, suatu produk hukum yang baru dibuat. Dari sini dapat

digambarkan bahwa apabila terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat,

maka interpretasi terhadap hukum pun bisa berubah.

Masalah operasi plastik telah lama dipertimbangkan oleh kalangan

kedokteran dan para praktisi hukum di negara-negara barat. dan

pandangan masyarakat tentang bedah plastik berorientasi hanya pada

masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak, memancungkan

hidung, mengencangkan muka, dan lain sebagainya. Dr. Ahmad Zain An

Najah, MA menjelaskan dalam al-Quran surah An-Nisa ayat 117-119 :

Terjemahan:Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah


berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah
menyembah syaitan yang durhaka,yang dilaknati Allah dan syaitan itu
mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba
Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) dan aku benar-
benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-
telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya,
dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar

1
mereka merobahnya". Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi
pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang
nyata(Qs an-Nisa : 117-119)

Ayat di atas menjadi dasar rujukan utama di dalam menentukan

hukum pada masalah -masalah kedokteran masa kini, seperti operasi

plastik, penggunaan kawat behel pada gigi, rebonding, operasi bibir

sumbing, operasi kelamin, operasi selaput dara, operasi cesar dan lain-

lainnya. Oleh karenanya, sangat baik kita pelajari terlebih dahulu

kandungan ayat di atas.

Sebagaimana diterangkan pada ayat tersebut bahwa syetan akan

membisikan kepada manusia agar mereka merubah ciptaan Allah, dan

manusia tersebut benar-benar akan merubahnya. Kemudian timbul

pertanyaan, apa yang dimaksud dengan merubah ciptaan Allah dan

ciptaan Allah yang mana yang tidak boleh dirubah?

Sesungguhnya, ruang lingkup bedah plastik sangatlah luas. Tidak

hanya masalah estetika, tetapi juga rekonstruksi, seperti pada kasus-

kasus luka bakar, trauma wajah pada kasus kecelakaan, cacat bawaan

lahir (congenital), seperti bibir sumbing, kelainan pada alat kelamin, serta

kelainan congenital lainnya. Namun bukan berarti nilai estetika tak

diperhatikan.

Di Indonesia ini juga pernah dibahas yang melibatkan para ahli

kedokteran ahli hukum positif dan hukum Islam. Mengenai pembahasan

operasi plastik ini masih terus diperdebatkan. Dengan adanya makalah ini,

2
penulis berharap dapat mengungkapkan suatu pandangan konprehensif

mengenai operasi plastik menurut hukum Islam.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini tentang operasi plastik

yaitu;

1. Agar mengetahui apa yang di maksud dengan operasi Plastik

2. Agara mengetahui bagaimana pandangan islam tentang operasi

plastik

C. Manfaat

Manfaat operasi plastik adalah membuat tampilan menjadi lebih

muda. Bahkan ada seorang ibu yang usianya 46 tahun tapi orang menilai

dia berusia 21 tahun. Memang, untuk mencapainya membutuhkan operasi

plastik untuk kecantikan wajah berulang kali. Tampilan yang lebih muda

akan membuat Anda serasa memiliki energi muda kembali dan membuat

semakin bersemangat dan percaya diri dalam aktivitas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Operasi plastik atau dikenal dengan Plastic Surgery (ing) atau

dalam bahasa arab Jirahah Tajmil adalah bedah/operasi yang dilakukan

untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota

badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi

atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika (seni)

tubuh dan sebagian Ulama hadits yang lain berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan operasi plastik itu hanya ada dua:

1. Untuk mengobati aib yang ada dibadan, atau dikarenakan kejadian

yang menimpanya seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainya. Maka

operasi ini dimaksudkan untuk pengobatan

2. Atau untuk mempercantik diri, dengan mencari bagian badan yang

dianggap mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang, istilah yang

kedua ini adalah untuk kecantikan dan keindahan. Dalam sebuah kaidah

fiqih disebutkan bahwa:

Artinya: Asal segala sesuatu itu dibolehkan sampai adanya dalil yang
mengharamkannya.

Berdasarkan kaidah tersebut, maka apapun yang kita lakukan

sebenarnya boleh kita lakukan, dan selamanya boleh kita lakukan, hingga

adanya dalil atau petunjuk yang menyatakan haramnya melakukan

sesuatu itu. Oleh karena itu, operasi plastik tampaknya mesti dilihat dari

4
tujuannya. Ada yang melakukan operasi karena ingin lebih cantik bagi

perempuan atau lebih tampan bagi laki-laki, ada pula yang melakukan

operasi plastik karena menghilangkan bekas-bekas akibat kecelakaan,

cacat seperti bibir sumbing dan sebagainya.Permasalahan yang sering

kita dapati, tidak sedikit di antara para muslimah dan termasuk juga para

muslim yang melakukan operasi dengan tujuan agar lebih cantik atau

lebih tampan.

B. Hukum melakukan Operasi Plastik dengan Tujuan untuk Kecantikan

Allah menyukai yang indah-indah dan Islam juga membolehkan

seseorang untuk berhias atau mempercantik diri selama tidak berlebih-

lebihan, apalagi sampai mengubah ciptaan Allah.. Kalau kita pikir secara

logika, apa ruginya Allah apabila ada yang melakukan operasi kecantikan,

sebab sesuatu yang telah baik diberikan Allah kemudian dilakukan lagi

upaya lain agar pemberian tersebut menjadi super lebih baik, tentunya

kalau dipikir-pikir Allah pasti senang, terlebih Allah juga menyukai hal-hal

yang indah-indah.

Persoalan inilah yang perlu kita sadari bahwa tidak semua yang

dilakukan manusia yang menurut manusia baik adalah baik pula dalam

pandangan Allah. Merubah bentuk salah satu anggota tubuh yang

berbeda dari apa yang diberikan Allah, dalam logika manusia dipandang

baik, karena akan lebih cantik, tampan dan menarik. Asalnya kulit yang

diberikan Allah hitam kemudian dirubah menjadi putih atau warna lainnya.

Asalnya hidung yang diberikan Allah pesek kemudian dirubah menjadi

5
mancung dan sebagainya. Namun demikian, apa yang dilakukan

sebenarnya merupakan tindakan yang tidak percaya dengan pemberian

Allah dan dapat dikatakan sebagai bentuk penghinaan terhadap Allah.

Oleh karena itu merubah ciptaan atau pemberian Allah

sebagaimana dideskripsikan di atas sebenarnya bertentangan dengan

kodrat dan iradat Allah. Seharusnya manusia menyadari bahwa apapun

yang diciptakan Allah di dunia ini bukan merupakan hal yang sia-sia (lihat

Q.S. al-Baqarah ayat 26):

Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa

nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang

beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan

mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah

menjadikan Ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak

orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak

orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah

kecuali orang-orang yang fasik,

Menurut pandangan manusia atau seseorang yang melakukan

operasi bahwa salah satu anggota tubuhnya kurang menarik, sehingga ia

pun berkeinginan untuk merubahnya melalui operasi. Padahal dalam

pandangan Allah pemberian-Nya itu yang dipandang manusia kurang

6
menarik, sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa, hanya saja ia tidak

mengetahui dan menyadarinya. Mestinya manusia dapat bersyukur

terhadap apa yang diberikan Allah dan memberdayakan pemberian

tersebut dengan baik.

Selain itu, apabila persoalan di atas dikembalikan kepada sumber

hukum Islam yaitu Alquran, maka Alquran telah secara jelas menyatakan

orang yang merubah ciptaan-Nya adalah orang yang mengikuti jalan dan

ajakan syaithan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. an-Nisa

ayat 119

Terjemahan: Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan

membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh

mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-

benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan

Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya".Barangsiapa yang

menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya

ia menderita kerugian yang nyata.

Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa melakukan operasi

plastik, yang hanya bertujuan mempercantik diri termasuk perbuatan

syetan yang dilaknat Allah. Contohnya, operasi untuk memperindah

bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan

kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya. Persoalan ini apabila

7
dilihat dari kaidah yang disebutkan sebelumnya bahwa operasi plastik

dengan tujuan untuk mempercantik (jirahah at-tajmil), maka hukumnya

haram.

C. Operasi Plastik untuk Memperbaiki Cacat atau Akibat Kecelakaan

Hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk

memperbaiki cacat yang dibawa sejak lahir (al-uyub al-khalqiyyah) seperti

bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian (al-uyub at-thari`ah)

akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak

akibat kebakaran/kecelakaan, maka dapat dikategorikan sebagai mubah

(dibolehkan) melakukan operasi tersebut. Oleh karena itu, Islam memang

bukan agama yang memudah-mudahkan sesuatu, tetapi bukan pula

agama yang mempersulit. Kemudaratan mesti dihilangkan atau

setidaknya menguranginya melalui operasi plastik.

Bolehnya menghilangkan kemudaratan berupa cacat sejak lahir

atau cacat akibat kecelakaan adalah berdasarkan kaidah fikih yang

berbunyi

kemudaratan itu mesti dihilangkan

sehingga operasi plastik pun legal dilakukan dengan ketentuan

sesuai dengan tujuan yang disebutkan. Selain itu, bolehnya melakukan

operasi plastik adalah berdasarkan keumuman (amm) dalil yang

menganjurkan untuk berobat (at-tadawiy). Nabi SAW bersabda

8
Tidaklah Tuhan menurunkan suatu penyakit, kecuali Tuhan menurunkan

pula obatnya. (HR Bukhari, No.5246 dalam Program kutubuttisah).

Hadis di atas dipandang sebagai hadis yang umum, dan dapat diamalkan

atau dapat dijadikan hujjah, karena tidak ditemukan adanya dalil yang

mengkhususkannya.

Tidak ada yang salah dengan pilihan hidup manusia, kehendak

bebas telah diberikan Tuhan kepada manusia. Bila Kita ingin

mempercantik diri, percantiklah dengan pikiran yang baik, karakter yang

baik serta jiwa yang baik. Bila jiwa atau roh Kita sudah dipercantik dengan

semua itu, maka pancaran cahaya kebaikan akan terlihat dari tubuh Kita.

Orang-orang jaman sekarang mengatakannya dengan nama inner

beauty kecantikan dari dalam diri seseorang. Jadi, tidak peduli fisik Kita

sempurna atau tidak, cacat atau normal, itu semua hanya pakaian

sementara. Jalanilah dengan selalu bersyukur pada apa yang sudah

diberikan kehidupan pada Kita untuk menjadikan diri Kita dewasa dalam

keabadian. Sehingga dapat disimpulkan dalam artikel tersebut adalah

sesuatu yang ketidakbenaran dijadikan kebeneran sehingga

mengakibatkan dalam kerumitan. Kemajuan teknologi pengetahuan dan

berkembangnnya zaman. Manusia lebih memfikirkan pada hasil diri

sendiri mereka jarang memikirkan dibidang agama. Mereka

mempertahankan sesuatu yang baru dan demi kebaikan diri sendiri,

sehingga sesuatu yang dianggap salah menjadikan kebenaran di dunia

modern. Akhirnya banyak para ilmuan, filsuf dan ulama berdebat

9
membuat menjadi rumit. Secara umum mempercantik diri memang disukai

oleh tuhan, tetapi jika berlebihan memang tidak disukai oleh tuhan. Salah

satunya dengan oprasi plastik, dipandang dalam agama jika

mempercantik diri hukumnya haram dan apabila melakukan oprasi plastik

dalam hal memperbaiki cacat dan kebaikan hukumnya mubah

(diperbolehkan). Fisik hanyalah pakaian raga fana, namun jiwa atau roh

kita adalah sejatinya diri kita. Bila kita ingin mempercantik diri,

percantiklah dengan pikiran yang baik, karakter yang baik serta jiwa yang

baik. Bila jiwa atau roh kita sudah dipercantik dengan semua itu, maka

pancaran cahaya kebaikan akan terlihat dari tubuh kita.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian materi yang telah diungkapkan pada

halaman sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa operasi plastik

boleh dilakukan apabila bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak lahir

seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang dikemudian hari akibat

kecelakaan, kebakaran atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat

kebakaran/kecelakaan. Sedangkan operasi plastik yang bertujuan untuk

mempercantik diri dengan sengaja merubah ciptaan Allah diharamkan

karena merupakan salah satu bentuk penyamaran yang bertentangan

dengan syariat islam. Berdasarkan firman Allah subhanahu wa taala:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Qs. ar-Rum : 30)

Hal ini dikuatkan dengan hadist Abu Hurairah bahwasanya

bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda :

11
Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanyalah
yang akan menjadikan dia Yahudi atau Nashrani atau Majusi. (HR.
Bukhari)

Begitu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, Sesungguhnya Aku menciptakan


hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus, kemudian datanglah kepada
mereka syetan-syetan yang menyesatkan mereka dari agama mereka
serta mengharamkan atas mereka apa yang Aku halalkan bagi
mereka. (HR. Muslim).

B. Saran

1. Dengan adanya makalah ini hendaknya pembaca khususnya mahasiswa,


lebih memahami tentang Oprasi Plastik
2. Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat menjadikan
suatu pedoman untuk kalangan umum. Kami sebagai penyusun
memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Atas kritik , saran, dan perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.

12

Anda mungkin juga menyukai