Anda di halaman 1dari 1

Komunikasi antar-sel dalam sistem IMUN

Menurut pandangan psikoneuroimunologi, sistem imun tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
sistem lain, yaitu sistem syaraf dan sistem endokrin. Pengaruh ini terlaksana melalui hantaran sinyal
antar-sel (intecell-signaling) sehingga menghasilkan komunikasi antar-sel (cel comunication).

Alberts membedakan empat cara komunikasi empat cara komunikasi antar-sel, yaitu:

1. Komunikasi melalui molekul sinyal. Pada cara ini, suatu sel mensekresi suatu molekul yang
kemudian ditangkap oleh sel lain. Molekul yang disekresi tersebut dinamakan molekul sinyal.
Cara ini adalah cara komunikasi antar-sel yang berfungsi sebagai molekul sinyal yang
beraneka ragam, misalnya hormone, faktor pertumbuhan, sitokin, dan neurotransmitter.
2. Komunikasi melalui molekul terpapar membran. Pada cara ini, hantaran sinyal terjadi
karena suatu molekul yang terdapat pada membrane sel mengikat suatu molekul yang
terdapat pada membrane sel lain. Suatu contoh komunikasi jenis ini adalah hantaran sinyal
yang terjadi antara limfosit T dengan limfosit B atau dengan makrofag serta sel pemapar
antigen (antigen presenting cell APC).
3. Komunikasi melalui hubungan celah (gap junction). Pada cara ini, hantaran terjadi melalui
suatu lubang yang dapat berfungsi sebagai saluran senyawa tertentu untuk berdifusi.
Suatu contoh hantaran sinyal jenis ini terjadi pada apa yang disebut sebagai sinapsis listrik
(electrical synapsis), di mana akson dari suatu neuron pra-sinaptik berhubungna dengan
neuron pasca-sinap-tik melalui hubungna celah. Ion yang mengalir melalui hubunna celah
tersebut memungkinka depolarisasi membrane beralih dari neuro pra-sinaptik ke neuron
pasca-sinaptik.
4. Komunikasi melalui molekul sinyal masih dapat dibagi lagi bergantung pada letak sel
sasaran. Sel sasaran dapat terletak jauh dari sel yang mensekresi molekul sinyal sehingga
hanya dapat dicapai melalui aliran darah (modus endokrin) atau melalui bagian sel yang
menjulur jauh (modus sinaptik)atau sel sasaran terletak berdekatan (modus parakrin). Selain
itu, molekul dapat disekresi dan kemudian ditangkap oleh sel itu sendiri (modus otokrin).

Daftar pustaka:

1. Sholeh M. Terapi salat tahajud. Jakarta: Penerbit Hikmah; 2006. h. 45-7

Anda mungkin juga menyukai