Anda di halaman 1dari 61

KATA PENGANTAR................................................................................................

1
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
TINJAUAN MATA KULIAH.....................................................................................v
I. STOIKIOMETRI:......................................................................................................1
A. Persamaan Reaksi......................................................................................................2
B. Bentuk-Bentuk Reaksi Kimia....................................................................................3
C. Berat Atom dan Berat Molekul..................................................................................4
D. Mol............................................................................................................................6
E. Rumus Empiris..........................................................................................................8
F. Pereaksi Pembatas....................................................................................................10
II. STRUKTUR ATOM DAN ...................................................................................14
A. Struktur Atom .........................................................................................................15
B. Sistem Periodik Unsur.............................................................................................23
III. IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL..............................................31
A. Ikatan Kimia............................................................................................................31
B. Bentuk Molekul.......................................................................................................37
IV. LARUTAN I.........................................................................................................45
A. Terminologi yang Digunakan Untuk Larutan..........................................................45
B. Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan....................................................................46
KATA PENGANTAR
Kimia Dasar merupakan Mata Kuliah yang menjadi bagian dari kurikulum
program studi eksakta di lingkungan Universitas Haluoleo. Bahan ajar untuk Mata
Kuliah ini masih terbatas, terutama bahan ajar yang berbahasa Indonesia. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka bahan ajar Kimia Dasar ini disusun. Bahan ajar ini
hanya digunakan di lingkungan Universitas Haluoleo.
Materi dalam buku ajar Kimia Dasar ini meliputi Soikiometri, Struktur Atom
dan Sistem Periodik Unsur, Ikatan Kimia dan Struktur Molekul, Term dan
Konsentrasi Larutan, Kesetimbangan Kimia, Konsep Asam-Basa, Larutan
Penyangga, Hidrolisis, Hasil Kali dan Tetapan Kelarutan. Materinya disusun
sedemikian rupa agar mudah dicerna dan dipahami. Bahan ajar ini merupakan bahan
pelengkap buku-buku teks Kimia Dasar baik yang berbahasa Inggris maupun yang
berbahasa Indonesia.
Penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan sehingga buku ajar ini dapat diselesaikan. Untuk perbaikan dan
penyempurnaan bahan ajar ini di masa mendatang, penyusun mengundang kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Kendari, Juli 2010
Penyusun
KATA SAMBUTAN
Salah satu hal yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran adalah
tersedianya bahan ajar yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Adanya buku ajar akan sangat berarti guna mengatasi minimnya buku-buku teks di
perpustakaan. Kami senantiasa memberikan dorongan dan dukungan kepada setiap
tenaga pengajar di Universitas Haluoleo untuk menyusun bahan ajar mata kuliah yang
diampuhnya. Dengan demikian kelangkaan bahan ajar akan teratasi.
Kami menyambut gembira atas tersusunnya bahan ajar Kimia Dasar oleh Tim
Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar. Kami berharap bahan ajar ini dapat digunakan
seoptimal mungkin dan terus ditingkatkan kualitasnya. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada penyusun bahan ajar ini yang telah meluangkan segalanya untuk
peningkatan kualitas proses belajar-mengajar di Universitas Haluoleo yang kita cintai
ini.
Kendari, Juli 2010
Rektor Unhalu,
Prof. Dr. H. Usman Rianse, M.Si.
NIP. 19620204 198703 1 004
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
TINJAUAN MATA KULIAH.........................................................................................v
I. STOIKIOMETRI:..........................................................................................................1
A. Persamaan Reaksi...........................................................................................................2
B. Bentuk-Bentuk Reaksi Kimia.........................................................................................3
C. Berat Atom dan Berat Molekul.......................................................................................4
D. Mol................................................................................................................................. 6
E. Rumus Empiris............................................................................................................... 8
F. Pereaksi Pembatas.........................................................................................................10
II. STRUKTUR ATOM DAN ........................................................................................14
A. Struktur Atom ..............................................................................................................15
B. Sistem Periodik Unsur..................................................................................................23
III. IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL..................................................31
A. Ikatan Kimia................................................................................................................. 31
B. Bentuk Molekul............................................................................................................37
IV. LARUTAN I.............................................................................................................45
A. Terminologi yang Digunakan Untuk Larutan...............................................................45
B. Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan.........................................................................46
iv
TINJAUAN MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah : Kimia Dasar II
Kode Mata Kuliah :
Bobot : 3(1) SKS
Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang Stoikiometri, Struktur Atom dan Sistem Periodik
Unsur, Ikatan Kimia dan Struktur Molekul, Term dan Konsentrasi Larutan,
Kesetimbangan Kimia, Konsep Asam-Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis, Hasil Kali
dan Tetapan Kelarutan.
Kegunaan Mata Kuliah
Mata kuliah ini berguna untuk membantu mahasiswa memahami konsep-konsep dasar
ilmu kimia sehingga dapat mengenal dan mempelajari fakta tentang sistem kimia serta
mencari/menyusun teori yang dapat menjelaskan fakta-fakta tersebut.
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa
eksakta semester I.
Tujuan Kurikuler Mata Kuliah
1. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menghitung jumlah
mol pada suatu sistem kimia.
2. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan peranan
elektron dalam hubungannya dengan struktur atom dan sistem periodik serta dengan
pembentukan molekul.
3. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menghitung
konsentrasi, pH, dan tetapan kesetimbangan suatu larutan.
v
Urutan Penyajian
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
1, 2, 3
4, 5
6, 7
I. Stoikiometri
II. Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur
III. Ikatan Kimia dan Struktur
Molekul
A. Persamaan Rekasi
B. Bentuk-Bentuk Reaksi Kimia
C. Berat Atom dan Berat
Molekul
D. Mol
E. Rumus Empiris
F. Pereaksi Pembatas
A. Struktur Atom
B. Sistem Periodik Unsur
A. Ikatan Kimia
B. Bentuk Molekul
8 Ujian Tengah Semester (UTS)
9, 10
11, 12
13, 14, 15
IV. Larutan I
V. Kesetimbangan Kimia
VI. Larutan II
A. Terminologi yang Digunakan
Untuk Larutan
B. Cara Menyatakan Konsentrasi
Larutan
A. Hukum dan Tetapan
Kesetimbangan Kimia
B. Perubahan Tetapan
Kesetimbangan dari Bentuk
Persamaan Reaksinya
C. Merubah Keadaan
Kesetimbangan : Prinsip Le
Chatelier
D. Perhitungan Kesetimbangan
Kimia Beberapa Contoh
Ilustrasi
A. Teori Asam dan Basa
B. Kesetimbangan Ionisasi Air
C. Derajat Keasaman (pH)
D. Asam Kuat dan Basa Kuat
E. Asam Lemah dan Basa
Lemah
F. Larutan Buffer
G. Hidrolisis
H. Hasilkali Kelarutan
16 Ujian Akhir Semester (UAS)
vi
Petunjuk Mempelajari Bahan Ajar
Mahasiswa diharapkan mempelajari rangkaian bahan ajar secara runtun dan
berkesinambungan. Mahasiswa diharapkan pula melatih diri mengerjakan soal soal
yang ada pada bagian akhir setiap bab pokok bahasan serta wajib mengerjakan dan
mengumpulkan tugas kumulatif I dan II.
vii
I. STOIKIOMETRI:
PERHITUNGAN DENGAN RUMUS KIMIA
DAN PERSAMAAN REAKSI
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengaplikasikan konsep mol
pada berbagai hal yang berkaitan dengan reaksi kimia.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat:
a. menjelaskan pengertian stoikiometri
b. menuliskan persamaan reaksi kimia
c. menyeimbangkan persamaan kimia
d. menjelaskan bentuk-bentuk reaksi kimia
e. menjelaskan massa atom
f. menghitung massa atom rata-rata
g. menghitung berat rumus
h. menghitung berat molekul
i. menghitung persentase komposisi atom dalam molekul
j. menghitung massa molar
k. menjelaskan hubungan mol dan jumlah partikel
l. menjelaskan hubungan mol dan massa zat
m. menjelaskan hubungan mol dan volume gas
n. menghitung jumlah mol dari suatu zat
o. menjelaskan rumus empiris dan rumus molekul
p. menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu zat
q. menjelaskan pereaksi pembatas dan berlebih
r. menentukan pereaksi pembatas dan berlebih.
Pada bab ini, kita akan mulai mempelajari sifat dasar kuantitatif dari rumus kimia
dan reaksi kimia. Bahasan semacam ini dikenal sebagai stoikiometri, suatu nama yang
diturunkan dari bahasa Yunani stoicheion (unsur) dan metron (mengukur).
1
Stoikiometri merupakan suatu aspek yang penting dalam kimia. Masalah-masalah
beragam seperti mengukur konsentrasi ozon di atmosfer, menentukan kandungan emas
dari suatu ore (batuan), dan menemukan proses yang berbeda untuk mengubah batubara
menjadi bahan bakar gas, semuanya melibatkan aspek stoikiometri.
A. Persamaan Reaksi
Reaksi kimia digambarkan dalam suatu persamaan reaksi. Sebagai contoh,
ketika hidrogen, H
2
, terbakar di udara, hidrogen bereaksi dengan oksigen, O
2
,
membentuk air, H
2
O. kita menulis persamaan reaksi untuk reaksi tersebut sebagai
berikut:
2H
2
+ O
2
2H
2
O [1]
tanda + dibaca sebagai bereaksi dengan dan tanda panah sebagai menghasilkan.
Rumus kimia di sebelah kiri panah menunjukkan bahan awal, yang disebut reaktan.
Senyawa yang dihasilkan dari reaksi, disebut produk/hasil, yang ditunjukkan di
sebelah kanan panah. Angka di depan rumus kimia merupakan koefisien (seperti di
dalam persamaan aljabar, angka 1 biasanya tidak dituliskan).
Suatu persamaan reaksi harus memiliki jumlah atom yang sama untuk setiap
unsur sebelum dan sesudah reaksi. Ketika kondisi ini tercapai, maka dapat dikatakan
bahwa persamaan reaksi tersebut telah setara. Sebagai contoh, pada sisi kanan
persamaan 1, ada dua molekul H
2
O, masing-masing mengandung dua atom hidrogen
dan satu atom oksigen. Jadi, 2H
2
O (dibaca dua molekul H
2
O) mengandung 2 x 2 = 4
atom H dan 2 x 1 = 2 atom O. Di sisi sebelah kiri persamaan juga terdapat 4 atom H dan
2 atom O, maka persamaannya telah setara.
Dalam menyetarakan suatu persamaan reaksi, penting untuk dimengerti perbedaan
antara sebuah koefisien di depan rumus kimia dan sebuah subskrip dalam suatu rumus
kimia. Sebagai contoh, mengubah subskrip dalam suatu rumus kimia dari H
2
O
menjadi H
2
O
2
akan mengubah identitas dari bahan kimia tersebut. H
2
O
2
, hidrogen
peroksida, sangat jauh berbeda sifatnya dengan air. Subskrip tidak boleh diubah dalam
menyetarakan suatu persamaan reaksi. Sebaliknya, menempatkan suatu koefisien di
depan rumus kimia hanya akan mengubah jumlah dan bukan identitas dari zat; 2H
2
O
berarti dua molekul H
2
O, 3H
2
O berarti tiga molekul H
2
O, dan seterusnya.
Contoh lain adalah reaksi pembakaran gas metana, CH
4
, di udara menghasilkan
gas karbon dioksida, CO
2
, dan uap air, H
2
O. Kedua produk tersebut mengandung atom
2
O yang berasal dari O
2
di udara. Kita dapat katakan bahwa reaksi pembakaran di udara
didukung oleh oksigen, yang berarti bahwa oksigen merupakan suatu reaktan.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
CH
4
+ 2O
2
CO
2
+ 2H
2
O [2]
Persamaan reaksi yang setara semestinya mengandung angka koefisien terkecil, seperti
ditunjukkan pada contoh di atas. Wujud fisik zat dalam persamaan reaksi dituliskan
dalam tanda kurung. Wujud fisik zat dapat berupa gas, cair (liquid), padat (solid), dan
larutan berair (aqueous) yang berturut-turut disingkat (g), (c) atau (l), (p) atau (s) dan
(aq).
B. Bentuk-Bentuk Reaksi Kimia
1. Menggunakan Tabel Periodik
Kita dapat memperkirakan apa yang akan terjadi dalam suatu reaksi jika kita telah
melihat reaksi yang serupa sebelumnya, dan menggunakan bantuan tabel periodik.
Sebagai contoh, jika natrium, Na, bereaksi dengan H
2
O membentuk natrium hidroksida,
NaOH, dan gas hidrogen, H
2
.
2Na
(s)
+ 2H
2
O
(l)
2NaOH
(aq)
+ H
2(g)
[3]
Kita dapat memperkirakan apa yang terjadi ketika kalium, K, direaksikan dengan air
menggantikan Na. Dalam tabel periodik, Na dan K berada dalam golongan yang sama,
yakni golongan logam alkali IA. Kita mengharapkan bahwa keduanya akan bersifat
sama, menghasilkan jenis produk yang sama. Dan ternyata benar:
2K
(s)
+ 2H
2
O
(l)
2KOH
(aq)
+ H
2(g)
[4]
Secara umum, semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk senyawa
hidroksidanya dan gas hidrogen. Jika kita misalkan M adalah logam alkali, maka reaksi
secara umumnya adalah sebagai berikut:
2M
(s)
+ 2H
2
O
(l)
2MOH
(aq)
+ H
2(g)
2. Reaksi Pembakaran di Udara
Kebanyakan reaksi pembakaran yang telah diamati melibatkan O
2
dari udara
sebagai reaktan. Ketika hidrokarbon dibakar, bereaksi dengan O
2
membentuk CO
2
dan
H
2
O. Jumlah molekul O
2
yang diperlukan dalam reaksi, jumlah molekul CO
2
dan H
2
O
yang terbentuk tergantung dari komposisi hidrokarbon. Sebagai contoh, pembakaran
3
propana, C
3
H
8
, gas yang digunakan untuk memasak dan keperluan memanaskan dalam
rumah tangga, digambarkan melalui persamaan reaksi berikut:
C
3
H
8
+ 5O
2
3CO
2
+ 4H
2
O [5]
Pembakaran senyawa yang mengandung atom oksigen selain karbon dan hidrogen
(misalnya CH
3
OH dan C
6
H
12
O
6
) juga menghasilkan CO
2
dan H
2
O. Namun reaksi
pembakaran yang tidak sempurna akibat kurangnya jumlah O
2
akan menyebabkan
terbentuknya karbon monoksida, CO, dan bukan CO
2
. Banyak senyawa yang digunakan
dalam tubuh manusia sebagai sumber energi, seperti glukosa, C
6
H
12
O
6
, bereaksi dalam
tubuh dengan O
2
menghasilkan CO
2
dan H
2
O.
3. Reaksi Penggabungan (Kombinasi) dan Penguraian
(Dekomposisi)
Dalam reaksi penggabungan, dua atau lebih zat bereaksi membentuk satu produk.
Ada banyak contoh reaksi penggabungan, terutama reaksi dimana unsur-unsur yang
berbeda bergabung membentuk senyawa. Sebagai contoh, logam magnesium, Mg,
terbakar di udara dengan nyala api yang indah menghasilkan magnesium oksida, MgO,
seperti ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut:
2Mg
(s)
+ O
2(g)
2MgO
(s)
[6]
Dalam reaksi penguraian, satu zat mengalami suatu reaksi menghasilkan dua atau
lebih zat. Banyak senyawa mengalami reaksi penguraian ketika dipanaskan. Sebagai
contoh, banyak logam-logam karbonat terurai membentuk oksida logam dan CO
2
ketika
dipanaskan, seperti reaksi berikut ini:
CaCO
3(s)
CaO
(s)
+ CO
2(g)
[7]
Penguraian CaCO
3
merupakan suatu proses komersial yang penting. Batu kapur
(limestone) atau kerang laut (seashells), terutama mengandung CaCO
3
, dipanaskan
untuk membuat CaO, yang dikenal sebagai kapur atau kapur mentah.
C. Berat Atom dan Berat Molekul
1. Skala Massa Atom
Meskipun para ilmuwan pada abad ke-19 tidak mengetahui apa-apa tentang
partikel sub-atomik, mereka mengetahui bahwa atom unsur yang berbeda memiliki
massa yang berbeda. Mereka menemukan, sebagai contoh, 100 g air mengandung 11,1 g
hidrogen dan 88,9 g oksigen. Ketika para ilmuwan mengetahui bahwa air mengandung
4
dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen, mereka menyimpulkan bahwa suatu atom
oksigen memiliki berat 2 x 8 = 16 kali dibanding atom hidrogen. Hidrogen yang
merupakan atom paling ringan, telah dijadikan sebagai standar massa relatif 1 (tanpa
satuan), dan massa atom unsur lain ditentukan secara relatif berdasarkan nilai tersebut.
Jadi, massa atom oksigen adalah 16.
Saat ini, kita dapat mengukur massa atom tunggal dengan tingkat keakuratan yang
tinggi. Sebagai contoh, kita tahu bahwa atom hidrogen-1 memiliki massa 1,6735 x 10
-24
g dan atom oksigen-16 memiliki massa 2,6560 x 10
-23
g. Akan sangat baik
menggunakan suatu satuan yang disebut satuan massa atom (sma) jika berurusan
dengan massa yang luar biasa kecilnya:
1 sma = 1,66054 x 10
-24
g dan 1 g = 6,02214 x 10
23
sma
Besarnya sma ini ditentukan dengan merujuk pada massa isotop karbon
12
C yang tepat
12 sma. Dalam satuan ini, massa atom hidrogen-1 adalah 1,0080 sma dan atom oksigen-
16 adalah 15,9949 sma.
2. Massa Atom Rata-Rata
Banyak unsur yang ada di alam terdapat sebagai campuran isotop-isotop. Kita
dapat menentukan massa atom rata-rata dari berbagai isotop tersebut dan kelimpahan
relatifnya. Sebagai contoh, secara alamiah karbon tersusun atas 98,892%
12
C dan
1,108%
13
C. Massa nuklida-nuklida ini secara berturut-turut adalah 12 sma dan
13,00335 sma. Kita dapat menghitung massa atom rata-rata karbon seperti berikut:
(0,98892)(12 sma) + (0,01108)(13,00335 sma) = 12,011 sma
Massa atom rata-rata tiap unsur (dinyatakan dalam sma) juga dikenal sebagai berat
atomnya. Meskipun istilah massa atom rata-rata lebih benar, namun istilah berat atom
sudah umum digunakan.
3. Berat Rumus dan Berat Molekul
Berat rumus suatu zat adalah jumlah berat atom (kita singkat: BA) setiap atom
dalam rumus kimianya. Sebagai contoh, H
2
SO
4
, asam sulfat, memiliki berat rumus (kita
singkat: BR) 98,0 sma.
BR = 2(BA H) + (BA S) + 4(BA O)
= 2(1,0 sma) + 32,0 sma + 4(16,0 sma)
= 98,0 sma
Jika rumus kimia suatu zat adalah rumus molekulnya, maka berat rumus juga disebut
berat molekul (kita singkat BM). Sebagai contoh, rumus molekul untuk glukosa (gula
5
yang dibawa oleh darah ke jaringan tubuh untuk menghasilkan energi) adalah C
6
H
12
O
6
.
Berat molekul glukosa adalah:
BM= 6(BA C) + 12(BA H) + 6(BA O)
= 6(12,0 sma) + 12(1,0) sma + 6(16,0 sma)
= 180,0 sma
4. Persentase Komposisi Atom dalam Molekul
Adakalanya kita harus menghitung prosentase komposisi suatu senyawa (yaitu
prosentase massa setiap unsur dalam senyawa). Sebagai contoh, untuk memastikan
kemurnian senyawa, kita dapat membandingkan komposisi zat hasil perhitungan dengan
hasil eksperimen. Menghitung persentase komposisi mudah jika rumus kimia senyawa
telah diketahui.
Contoh Soal 1.1
Menghitung persentase komposisi dari C
12
H
22
O
11
.
Dengan menggunakan persamaan di atas, persentase unsur-unsur penyusun senyawa
dapat ditentukan:
D. Mol
Mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung banyak partikel (atom,
molekul, dll.) sebagai jumlah atom dalam 12 g
12
C. Dari eksperimen, ilmuwan
menentukan jumlah atom dalam 12 g
12
C adalah 6,02 x 10
23
atom, dimana bilangan ini
disebut bilangan Avogadro.
1. Massa Molar
Suatu atom tunggal
12
C memiliki massa 12 sma, tetapi atom tunggal
24
Mg dua kali
lebih besar, yakni 24 sma. Karena satu mol selalu memiliki jumlah partikel yang sama,
maka satu mol
24
Mg pasti dua kali lebih banyak dari jumlah mol atom
12
C. Karena satu
mol
12
C memiliki berat 12 g (misalkan), maka satu mol
24
Mg beratnya 24 g. Perhatikan
6
bahwa massa suatu atom tunggal suatu unsur (dalam sma) sama jumlahnya dengan
massa (dalam gram) 1 mol atom-atom unsur tersebut. Fakta ini benar:
Satu atom
12
C beratnya 12 sma; 1 mol
12
C beratnya 12 g.
Satu atom
24
Mg beratnya 24 sma; 1 mol
24
Mg beratnya 24 g.
Massa (dalam gram) 1 mol zat disebut massa molar. Massa molar (dalam gram) suatu
zat selalu sama dengan berat rumusnya (dalam sma):
Satu molekul H
2
O beratnya 18,0 sma; 1 mol H
2
O beratnya 18,0 g.
Satu ion NO
3
-
beratnya 62,0 sma; 1 mol NO
3
beratnya 62,0 g.
Contoh Soal 1.2
Berapa massa dalam gram dari 1 mol glukosa, C
6
H
12
O
6
?
Jawab:
6 atom C = 6(12,0 sma) = 72,0 sma
12 atom H = 12(1,0 sma) = 12,0 sma
6 atom O = 6(16,0 sma) = 96,0 sma
Berat rumus = 180,0 sma
Karena glukosa memiliki berat rumus180,0 sma, maka 1 mol zat ini memiliki massa
180,0 g. Dengan kata lain, massa molar C
6
H
12
O
6
adalah 180,0 g.
2. Interkonversi Massa, Mol, dan Jumlah Partikel
Konversi massa ke mol dan mol ke massa sering ditemui dalam perhitungan yang
menggunakan konsep mol. Secara sederhana, konversi massa, mol, dan jumlah partikel
dapat dituliskan sebagai berikut:
Contoh Soal 1.3
1. Berapa mol glukosa jika beratnya 5,380 g?
Jawab:
Diketahui 1 mol C
6
H
12
O
6
setara dengan 180 g, maka
7
2. Berapa molekul C
6
H
12
O
6
dalam 5,23 g glukosa?
Jawab:

E. Rumus Empiris
Rumus empiris suatu zat menunjukkan jumlah relatif atom-atom setiap unsur yang
dikandung suatu senyawa. Rumus H
2
O mengindikasikan bahwa air mengandung dua
atom H untuk tiap atom O. Perbandingan ini juga berlaku pada tingkat molar; jadi, 1
mol H
2
O mengandung 2 mol atom H dan 1 mol atom O. Sebaliknya, perbandingan
jumlah mol tiap unsur dalam suatu senyawa ditunjukkan oleh subskrip dalam rumus
empiris suatu senyawa. Dengan demikian, konsep mol menyediakan cara menghitung
rumus empiris bahan kimia.
Contoh Soal 1.4
Asam askorbat (vitamin C) mengandung 40,92% C, 4,58% H, dan 54,50% O (persen
massa). Apakah rumus empiris dari asam askorbat?
Jawab:
Misalkan berat asam askorbat 100 g, maka
Sehingga diperoleh perbandingan jumlah mol ketiga atom, yaitu
mol C : mol H : mol O = 3,407 : 4,54 : 3,406 = 3 : 4 : 3
Jadi, rumus empiris asam askorbat adalah C
3
H
4
O
3
.
8
1. Rumus Molekul dari Rumus Empiris
Rumus yang diperoleh dari prosentase komposisi adalah selalu rumus empiris.
Kita dapat memperoleh rumus molekul dari rumus empiris jika diketahui berat molekul
dari senyawa tersebut. Subskrip dalam rumus molekul suatu zat merupakan jumlah
keseluruhan dari kelipatan subskrip dalam rumus empirisnya. Kelipatan tersebut
diketahui dengan membandingkan berat rumus dari rumus empiris dengan berat
molekul.
Contoh Soal 1.5
Mesitilena, suatu hidrokarbon yang terdapat dalam jumlah kecil dalam minyak mentah,
memiliki rumus empiris C
3
H
4
. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa berat molekul zat
ini adalah 121 sma. Apakah rumus molekul dari mesitilena?
Jawab:
BR C
3
H
4
= 3(BA C) + 4(BA H) = 3(12,0 sma) + 4(1,0 sma) = 40 sma
Rumus molekul: (C
3
H
4
)
n
BM= (BR)n
121 sma = (40 sma)n
n= 3
Jadi, rumus molekul dari mesitilena adalah (C
3
H
4
)
3
= C
9
H
12
2. Analisis Reaksi Pembakaran
Ketika suatu senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen terbakar sempurna,
maka semua karbon dalam senyawa tersebut akan terkonversi menjadi CO
2
dan semua
hidrogen menjadi H
2
O. Sebagai contoh, pembakaran 0,255 g isopropil alkohol
menghasilkan 0,561 g CO
2
dan 0,306 g H
2
O. Dari dua informasi tersebut, kita dapat
menghitung jumlah C dan H dalam sampel dengan menggunakan konsep mol.
Menghitung massa C
1 mol CO
2
1mol C, sehingga jumlah mol C adalah 0,0128 mol.
massa C = mol C massa molar C = 0,0128 mol C 12,0 g C/mol C = 0,153 g C
Menghitung massa H
9
1 mol H
2
O 2 mol H, sehingga jumlah mol H adalah 2 0,017 = 0,034 mol H
massa H = mol H massa molar H = 0,034 mol H 1,01 g H/mol H = 0,0343 g
H
Menghitung massa O
Karena senyawa tersebut mengandung hanya C, H, dan O, maka massa O adalah:
massa O = massa isopropil alkohol (massa C + massa H)
= 0,255 g (0,153 g + 0,0343 g)
= 0,068 g
Perbandingan mol C : H : O = 0,0128 : 0,034 : 0,0043 = 3 : 8 : 1
Jadi, rumus empiris isopropil alkohol adalah C
3
H
8
O.
F. Pereaksi Pembatas
Reaktan yang habis terpakai dalam suatu reaksi disebut sebagai pereaksi
pembatas atau reagen pembatas, karena pereaksi tersebut menentukan atau membatasi
jumlah produk yang dihasilkan. Reaktan lainnya biasanya disebut pereaksi berlebih
atau reagen berlebih. Reaksi akan berhenti ketika reaktan/pereaksi pembatas telah
habis bereaksi, menyisakan hanya pereaksi berlebih. Sebagai contoh, kita memiliki
campuran 10 mol H
2
dan 7 mol O
2
, yang bereaksi membentuk air:
2H
2(g)
+ O
2(g)
2H
2
O
(l)
Karena 2 mol H
2
1 mol O
2
, maka jumlah mol O
2
yang dibutuhkan untuk bereaksi
dengan semua H
2
adalah:
= 5 mol O
2
Karena 7 mol O
2
tersedia pada awal reaksi, maka 7 mol O
2
5 mol O
2
= 2 mol O
2
masih
akan tersisa, sementara semua H
2
habis terpakai. Dengan demikian, H
2
merupakan
pereaksi pembatas, sedangkan O
2
merupakan pereaksi berlebih yang masih tersisa
10
ketika reaksi telah berhenti. Jadi, kuantitas produk yang dihasilkan selalu ditentukan
oleh kuantitas pereaksi pembatas.
Contoh Soal 1.6
Gas SO
2
terbentuk di atmosfer sebagai hasil dari pembakaran suatu senyawa yang
mengandung sulfur dan akhirnya dikonversi menjadi asam sulfat, H
2
SO
4
. Reaksi
bersihnya sebagai berikut:
2SO
2(g)
+ O
2(g)
+ 2H
2
O
(l)
2H
2
SO
4(aq)
Berapa banyak H
2
SO
4
yang terbentuk dari 5,0 mol SO
2
, 2,0 mol O
2
, dan H
2
O berlebih?
Jawab:
Jumlah mol O
2
yang dibutuhkan untuk tepat menghabiskan 5,0 mol SO
2
adalah
Mol O
2
yang tersedia tidak cukup untuk membuat semua SO
2
terkonversi menjadi
H
2
SO
4
, sehingga dapat dikatakan bahwa O
2
merupakan pereaksi pembatas. Kuantitas
pereaksi pembatas digunakan untuk menghitung kuantitas produk yang terbentuk.
Jumlah H
2
SO
4
yang dihasilkan dalam reaksi ini adalah
1. Hasil Teoritis
Kuantitas produk yang terbentuk yang dihitung ketika semua pereaksi pembatas
telah habis bereaksi disebut hasil teoritis. Jumlah produk sebenarnya yang diperoleh
dalam reaksi disebut hasil sebenarnya/hasil eksperimen. Hasil sebenarnya hampir
selalu kurang (tidak pernah lebih besar) dari hasil teoritis. Banyak alasan untuk
perbedaan ini. Sebagai contoh, sebagian reaktan mungkin tidak bereaksi, atau mereka
mungkin bereaksi dengan cara yang berbeda dari yang diinginkan (reaksi sampingan).
Hampir selalu tidak mungkin untuk memperoleh semua hasil reaksi dari campuran
reaksi. Prosen hasil reaksi menghubungkan hasil sebenarnya dengan hasil teoritis:
Contoh Soal 1.7
11
Asam adipat, H
2
C
6
H
8
O
4
, suatu material yang digunakan untuk produksi nilon. Senyawa
ini dibuat secara komersial melalui reaksi terkontrol antara sikloheksana, C
6
H
12
, dan O
2
:
2C
6
H
12
+ 5O
2
2H
2
C
6
H
8
O
4
+ 2H
2
O
(a)Asumsikan bahwa tersedia 25,0 g sikloheksana, dan sikloheksana tersebut
merupakan pereaksi pembatas. Berapa hasil teoritis asam adipat?
(b)Jika diperoleh 33,5 g asam adipat dari reaksi tersebut, berapa prosen hasil asam
adipat?
Jawab:
2 mol C
6
H
12
2 mol H
2
C
6
H
8
O
4
Mol H
2
C
6
H
8
O
4
= 0,298 mol
Massa H
2
C
6
H
8
O
4
= 0,298 mol H
2
C
6
H
8
O
4
146 g H
2
C
6
H
8
O
4
/mol H
2
C
6
H
8
O
4
= 43,5 g H
2
C
6
H
8
O
4
12
Soal-soal Latihan
1. Setarakan persamaan reaksi berikut:
a. C
2
H
4
+ O
2
CO
2
+ H
2
O
b. Al + HCl AlCl
3
+ H
2
2. Tuliskan persamaan reaksi yang benar dari peristiwa berikut:
a. Merkuri(II)sulfida padat terurai menjadi unsur-unsur penyusunnya ketika
dipanaskan.
b. Permukaan logam aluminium mengalami reaksi penggabungan dengan oksigen
di udara.
c. Si
2
H
6
terbakar ketika dibiarkan di udara (Ingat!!Si berada dalam golongan yang
sama dengan C dalam tabel periodik).
3. Tiga isotop silikon terdapat di alam:
28
Si (92,21%), massanya 27,97693 sma;
29
Si
(4,70%), massanya 28,97659 sma; dan
30
Si (3,09%), massanya 29,97376 sma.
Hitung berat atom silikon!
4. Hitung berat rumus dari (a) sukrosa, C
12
H
22
O
11
dan (b) kalsium nitrat, Ca(NO
3
)
2
.
5. Hitung persentase massa nitrogen dalam Ca(NO
3
)
2
!
6. Hitung massa molar Ca(NO
3
)
2
!
7. Hitung jumlah atom oksigen dalam 4,20 g NaHCO
3
!
8. Sampel metil benzoat sebanyak 5,325 g, suatu senyawa yang digunakan dalam
pembuatan parfum, diketahui mengandung 3,758 g C, 0,316 g H, dan 1,25 g O.
Apakah rumus empiris senyawa tersebut?
9. Etilen glikol, zat yang digunakan sebagai antibeku pada mobil, terdiri atas 38,7% C,
9,7% H, dan 51,6% O. Massa molarnya adalah 62,1 g/mol. Tentukan rumus empiris
dan rumus molekul etilen glikol!
10. Diketahui reaksi: 2Al
(s)
+ 3Cl
2(g)
2AlCl
3(s)
Suatu campuran mol logam Al dan 3,0 mol Cl
2
direaksikan, (a) Sebutkan pereaksi
pembatasnya?; (b) berapa mol AlCl
3
yang terbentuk?
11. Diketahui reaksi: Fe
2
O
3(s)
+ 2CO
(g)
2Fe
(s)
+ 2CO
2(g)
a. Jika tersedia 150 g Fe
2
O
3
sebagai pereaksi pembatas, berapa hasil teoritis Fe?
b. Jika hasil Fe yang sebenarnya adalah 87,9 g, berapa prosen hasilnya?
13
II. STRUKTUR ATOM DAN
SISTEM PERIODIK UNSUR
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan struktur atom
dan menempatkannya dalam sistem periodik.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat:
a. menjelaskan partikel dasar penyusun atom
b. menggambarkan struktur atom
c. menjelaskan hubungan proton, elektron, dan neutron
d. menjelaskan isotop, isoton dan isobar
e. menghitung panjang gelombang spektrum atom hidrogen
f. menjelaskan model atom Bohr dan Rutherford
g. menentukan bilangan kuantum electron
h. menuliskan konfigurasi elektron
i. menjelaskan Triad Dbereiner
j. menjelaskan Hukum Oktaf Newland
k. menjelaskan keuntungan dan keterbatasan Daftar Mendeleev
l. menjelaskan sifat keperiodikan jari-jari atom
m. menjelaskan sifat keperiodikan Energi Ionisasi
n. menjelaskan sifat keperiodikan elektronegativitas
o. menjelaskan sifat keperiodikan afinitas elektron
p. menjelaskan sifat keperiodikan titik didih dan titik leleh.
14
A. Struktur Atom
1. Partikel Penyusun Atom
Atom-atom terdiri atas beberapa partikel sub-atom. Tiga diantaranya adalah
elektron, proton, dan neutron yang merupakan partikel dasar penyusun atom dan
menentukan sifat dari suatu atom. Sebenarnya masih ada beberapa partikel lainnya,
tetapi tidak banyak menentukan sifat dari atom tersebut.
Elektron
Pada tahun 1855, J. Pucker menemukan elektron diawali dengan pembuatan tabung
sinar katoda. Apa yang dilakukan oleh J. Pucker kemudian dipelajari oleh W. Crookes
(1875) dan J.J Thomson (1879).
Proton
Goldstein (1886) menemukan sinar positif (proton) dalam tabung sinar katoda di balik
katoda berongga. Menururt Goldstein partikel positif itu terbentuk karena tabrakan
antara partikel gas dalam tabung dengan elektron berenergi tinggi yang bergerak dari
katoda ke anoda.
Neutron
Pada tahun 1932, Chadwick menemukan partikel dasar yang tidak bermuatan dan
disebut neutron. Dengan penemuan ini, maka terdapat tiga partikel dari atom yaitu
elektron, proton dan neutron.
2. Nomor Atom dan Nomor Massa
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan
partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A).
a. Nomor Atom (Z)
Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom yang diberikan lambang Z.
Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur, karena atom bersifat netral maka
jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya. Sehingga nomor atom juga
menunjukan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.
Sebagai contoh: atom oksigen mempunyai 8 proton dan 8 elektron sehingga nomor
atomnya 8.
15
b. Nomor Massa (A)
Seperti diuraikan sebelumnya massa elektron sangat kecil, dianggap nol. Sehingga
massa atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa ditulis
agak ke atas sebelum lambang unsur. Atom oksigen mempunyai nomor atom 8 dan
nomor massa 16, sehingga atom oksigen mengandung 8 proton dan 8 neutron.
Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah neutron
atau
Jumlah neutron = Nomor massa Nomor atom
Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa.
dimana:
A A = nomor massa
X Z = nomor atom
Z X = lambang unsur
Contoh Soal 2.1
Hitunglah jumlah proton, elektron dan neutron dari unsur
Jumlah proton = 19
Jumlah elektron = 19
Jumlah neutron = 39 19 = 20
3. Isotop, Isoton dan Isobar
Setelah penulisan lambang atom unsur dan penemuan partikel penyusun atom, ternyata
ditemukan adanya unsur-unsur yang memiliki jumlah proton yang sama tetapi memiliki
massa atom yang sama dan ada pula unsur-unsur yang memiliki jumlah neutron sama
atau massa atom yang sama tetapi nomor atom berbeda.
Untuk itu dikenalkanlah istilah isotop, isoton dan isobar.
1) Isotop
16
Atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi memiliki nomor massa yang
berbeda disebut dengan isotop.
Contoh Soal 2.2

p = 7 p = 7 p = 7
e = 7 e = 7 e = 7
n = 6 n = 7 n = 8
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sangat mirip karena jumlah
elektronnya sama.
Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menentukan massa atom relatif (Ar) atom
tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop.
Contoh Soal 2.3
Oksigen di alam terdiri dari 3 isotop dengan kelimpahan sebagai berikut

(99,76%) (0,04%) (0,20%)
Hitunglah massa atom rata-rata (Ar) dari unsur oksigen ini?
Jawab:
Ar =
Ar = 15,999
Ar 16
17
2) Isoton
Atom-atom yang jumlah neutronnya sama dikatakan sebagai isoton. Atom
C
12
6
dan
N
13
7

merupakan isoton.
3) Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor massa yang sama. Atom
C
13
6
dan
N
13
7

merupakan isobar.
4. Spektrum Atom Hidrogen
Atom dalam keadaan tereksitasi memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu dan menghasilkan spektrum tertentu. Garis spektrum menunjukkan
sifat khas atom tersebut. Selain spektrum garis ada pula spektrum yang berupa pita
yang merupakan sifat khas molekul.
Balmer (1895) menunjukkan bahwa garis-garis spektrum hidrogen terdapat di
daerah sinar tampak dengan panjang gelombang = 6562,8; 4861,3; 4340,3; 4101,7 A
Panjang gelombang spektrum garis dapat dihitung dari rumus:

)
1 1
(
1
2
2
2
1
n n
R
H

Keterangan:
R
H
= tetapan Rydberg ( 109677,76 cm
-1
)
= panjang gelombang
n
1
, n
2
= kulit atom
Tabel 2.1 Spektrum Hidrogen
Deret n
1
n
2
Daerah
Lyman (1906 ) 1 2, 3, 4 Ultra violet
Balmer (1885 ) 2 3, 4, 5 Tampak
Paschen(1908) 3 4, 5, 6 Infra merah
18
Bracket (1922 ) 4 5, 6, 7 Infra merah
Pfund (1925 ) 5 6, 7, 8 Infra merah
Humpreys(1926) 6 7, 8, 9 Infra merah
5. Model Atom Rutherford dan Bohr
Model Atom Rutherford
Berdasarkan percobaan yang dilakukan bahwa atom terdiri atas inti yang bermuatan
positif dikelilingi oleh sejumlah elektron yang jumlahnya sama dengan muatan inti.
Menurut Rutherford pada umumnya massa terkosentrasi di dalam inti. Oleh karena
jumlah elektron sama dengan jumlah muatan inti, maka atom sebagai sistem muatan
listriknya menjadi netral.
Model Atom Bohr
Model atom ini bertitik tolak dari model atom Rutherford dan teori kuantum Planck
didasarkan atas anggapan sebagai berikut :
1. Elektron bergerak mengelilingi inti atom dalam lintasan atau orbit yang
berbentuk lingkaran.
2. Lintasan yang diperlukan adalah lintasan dimana momentum sudut elektron
merupakan kelipatan dari h/2 dengan h adalah tetapan Planck. Lintasan ini disebut
Lintasan Kuantum.
3. Karena momentum sudut elektron (massa = m) yang bergerak dengan kecepatan
v dalam lintasan dengan jari-jari r adalah mvr, maka

,...) 4 , 3 , 2 , 1 ( n
4. Bila elektron bergerak dalam salah satu lintasan kuantumnya, maka eletron tidak
akan memancarkan energi. Elektron dalam lintasan ini berada dalam keadaan
stasioner atau dalam tingkat energi tertentu.
5. Bila elektron pindah dari tingkat energi E
1
ke tingkat energi E
2
yang lebih
rendah, maka akan terjadi radiasi sebanyak: E
1
- E
2
= hv
19
Dengan teori atom Bohr dapat dihitung selisih (energi transisi) jika elektron, dalam
atom hidrogen berpindah dari satu orbital ke orbital lain, misalnya dari orbit n
1
ke orbit
n
2
.
E
H
= E
2
- E
1
Menurut persamaan,

,
_

,
_


+
2
2
2
1
2
2
2
1
2
4 2
2 2
1
4 2
2 2
2
4 2
H
n
1
n
1
A
n
1
n
1
h
me 2
h n
me 2
h n
me 2
E
Meskipun demikian, terdapat kelemahan teori Atom Bohr yakni: Model Bohr
didasarkan Pergerakan Planet Kepler (Radiasi Kontinu), kenyataannya : atom hanya
menghasilkan spektrum garis, dan tidak dapat menjelaskan spektrum atom yg lebih
kompleks dari atom H.
6. Teori Gelombang Elektron
Pada tahun 1924 Louis de Broglie mengemukakan hipotesis bahwa semua materi
memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang
mv
h
atau
mc
h
p
h

Untuk elektron yang menjalani orbit Bohr yang berupa lingkaran berlaku:
r 2
20
sehingga:
mvr
2
h
n
atau
2
mv
h
n

,
_

Dengan demikian hipotesis de Broglie dapat menjelaskan postulat Bohr, bahwa


momentum sudut elektron merupakan kelipatan dari
2
h
7. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
Pada tahun 1925 Warner Heisenberg mengemukakan prinsip ketidakpastian
yang menyatakan bahwa tidak mungkin untuk dapat mengetahui pada waktu yang
bersamaan baik momentum maupun kedudukan suatu partikel, seperti elektron dengan
tepat.
Prinsip Heisenberg dapat dinyatakan dengan
4
) ( ) (
h
x px
Keterangan :
px = ketidakpastian momentum ( pada arah x )
x = ketidakpastian kedudukan ( pada arah x )
h = tetapan Planck
8. Bilangan Kuantum dan Orbital
Untuk menentukan kedudukan suatu elektron dalam atom, maka digunakan bilangan
kuantum, ada empat bilangan kuantum.
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama, n, yang menentukan tingkat energi dan mempunyai harga
positif dan bulat yaitu 1,2,3,4,
b. Bilangan Kuantum Orbital
21
Bilangan kuantum orbital (azimuth) dengan lambang L, menentukan besarnya
momentum sudut yang terkuantisasi. Bilangan kuantum L mempunyai harga L =
0,1,2,3,, (n-1)
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m
L
)
Bilangan kuantum magnetik, m
L
, menentukan orientasi orbital dalam ruang untuk tiap
harga L. Harga dari m
L
antara L dan +L.
d. Bilangan Kuantum Spin (m
S
)
Spin elektron terkuantisasi oleh bilangan kuantum spin, m
S
, dengan harga + dan .
9. Konfigurasi Elektron
Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital suatu atom berdasarkan:
a. Prinsip Aufbau
Pengisian ektron dimulai dari orbital dengan tingkat energi terendah.
Aturan (n+L)
Urutan tingkat energi dalam pengisian elektron adalah sebagai berikut:
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
1s 2s 2p
3s
3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s
n 1 2 2
3
3 4 3 4 5 4 5 6
L 0 0 1
0
1 0 2 1 0 2 1 0
n+L 1 2 3
3
4 4 5 5 5 6 6 6
Untuk (n + L) yang sama, yang mempunyai energi terbesar ialah orbital dengan
bilangan kuantum utama terbesar, misalnya: 3s > 2p, 4s > 3p, 5s > 4p > 3d, 6s > 5p > 4d
b. Asas Larangan Pauli
22
Eksklusi Pauli (Pauli, 1925), menyatakan bahwa dalam suatu sistem baik atom
maupun molekul tidak terdapat dua elektron yang mempunyai keempat bilangan
kuantum yang sama.
c. Aturan Hund
Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama (misalnya
ketiga orbital p atau kelima orbital d) sebanyak mungkin elektron berada dalam keadaan
berpasangan. Jika dua elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda, maka energi
terendah dicapai jika spinnya sejajar.
d. Orbital Penuh dan Setengah Penuh
Hasil eksperimen menunjukan bahwa orbital yang terisi penuh dan orbital terisi
setengah penuh merupakan struktur yang relatif lebih stabil.
B. Sistem Periodik Unsur
1. Daftar Dbereiner dan Newlands
a. Triad Dbereiner
Pada tahun 1817 Johann Wolfgang Dobereiner menemukan beberapa kelompok tiga
unsur yang mempunyai kemiripan sifat yang ada hubungannya dengan massa atom
relatif, seperti:
Litium Kalsium Klor
Natrium Stronsium Brom
Kalium Barium Yod
Kelompok tiga unsur ini disebut triade. Dapat dilihat bahwa Mr brom = 80; kira-kira
sama dengan setengah dari jumlah massa atom relatif klor (35) dan yod (127) .
Massa atom relatif Br = (35 + 127) = 81
b. Hukum Oktaf Newland
Pada tahun 1865, John New menemukan hubungan antara sifat unsur dan massa atom
relatif. New Lands menyusun unsur dalam kelompok tujuh unsur dan setiap unsur ke-
delapan mempunyai sifat mirip dengan unsur pertama dari kelompok sebelumnya.
Li Be B C N O F
Na Mg Al Si P S Cl
23
K Ca Cr Ti Mn
2. Daftar Mendeleev
Pada tahun 1869 Mendeleev berhasil menyusun suatu daftar terdiri atas 65 unsur yang
telah ada pada waktu itu. Selain dari sifat fisika, Mendeleev juga menggunakan sifat-
sifat kimia untuk menyusun daftar unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom
relatif.
a. Keuntungan daftar Mendeleev dalam memahami sifat unsur, adalah:
1) Sifat fisika dan kimia unsur berubah secara teratur dalam satu golongan
2) Valensi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur-unsur dalam golongan sama
dengan nomor golongan unsur.
3) Perubahan sifat yang mendadak dari unsur halogen yang sangat elektronegatif ke
unsur alkali yang sangat elektropositip menunjukan adanya sekelompok. Unsur
yang tidak bersifat elektronegatif maupun elektropositip.
4) Sifat Li mirip dengan sifat Mg
Sifat Be mirip dengan sifat Al
Sifat B mirip dengan sifat Si
5) Mendeleev meramal sifat unsur yang belum ditemukan, yang akan mengisi
tempat yang kosong dalam daftar
6) Daftar ini tidak mengalami perubahan setelah ditemukan unsur-unsur gas mulia
He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn diantara tahun 1890-1900
b. Keterbatasan Daftar Mendeleev
1) Panjang periode tidak sama
2) Beberapa urutan unsur adalah terbalik. Jika ditinjau dari urutan bertambahnya
massa atom relatif (berat atom)
Ar (39,9) ditempatkan sebelum K (39,1)
Co (58,9) ditempatkan sebelum Ni (58,1)
Te (127,6) ditempatkan sebelum I (126,9)
24
3) Triad besi (Fe, Co, Ni), triade platina ringan (Ru, Rh, Pd) dan triade platina (Os,
Ir, Pt) dimasukan ke dalam golongan 8, 9, 10. Diantara unsur-unsur golongan ini
hanya Ru dan Os yang mempunyai valensi 8.
3. Sistem Periodik Modern
Sistem ini dikembangkan oleh Moseley. Dalam sistem ini, unsur disusun
berdasarkan konfigurasi dari atom unsur-unsur. Unsur-unsur dengan konfigurasi
elektron yang mirip mempunyai sifat kimia yang mirip. Jadi sifat unsur ada
hubungannya dengan konfigurasi. Hubungan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Elektron-elektron tersusun dalam orbital
b. Hanya dua elektron saja yang dapat mengisi setiap orbital
c. Orbital-orbital dikelompokan dalam kulit
d. Hanya n
2
orbital yang dapat mengisi kulit n
e. Ada berbagai macam orbital dengan bentuk yang berbeda:
1) Orbital s; satu orbital setiap kulit
2) Orbital p; tiga orbital setiap kulit
3) Orbital d; lima orbital setiap kulit
4) Orbital f; tujuh orbital setiap kulit
f. Elektron di bagian kulit terluar dari atom yang paling menentukan sifat kimia
disebut elektron valensi
g. Unsur dalam suatu jalur vertikal mempunyai elektron terluar yang sama dan
memiliki sifat kimia yang sama disebut golongan
h. Pada umumnya dalam satu golongan sifat unsur berubah secara teratur
i. Perubahan teratur sifat kimia dalam satu jalur horisontal dalam sistem periodik
disebut periode
Dalam tabel periodik unsur-unsur yang terletak dalam satu periode mempunyai jumlah
kulit yang sama. Sedangkan unsur-unsur yang terdapat dalam satu golongan memiliki
konfigurasi elektron pada kulit terluar sama, menempati orbital yang sama.
25
4. Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur-Unsur
Dalam bagian ini akan dibahas tentang beberapa sifat yang ada hubungannya
dengan letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat itu meliputi jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron, elektronegatifitas, titik didih dan titik leleh.
a. Jari-jari Atom
Jari jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar suatu atom.
1) Dalam satu periode, makin ke kanan jari-jari atom makin kecil. Hal ini
sesuai dengan bertambahnya muatan inti, sehingga tarikan terhadap elektron makin
kuat.
2) Dalam satu golongan, makin ke bawah jari-jari atom makin bertambah
besar. Hal ini disebabkan makin ke bawah letak suatu unsur dalam sistem periodik
makin bertambah kulit yang dimiliki atom unsur tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jari-jari atom adalah:
Keragaman ukuran atom dalam satu golongan pada tabel berkala. Semakin
banyak kulit elektron dalam suatu atom (makin bawah letak suatu unsur dalam
satu golongan pada tabel berkala) makin besar ukuran atom itu
Keragaman ukuran atom dalam satu periode pada tabel berkala. Jari-jari atom
menurun dari kiri ke kanan dalam satu periode.
26
Keragaman ukuran atom dalam deret transisi. Terdapat penurunan tajam dalam
ukuran dua atau tiga atom pertama tetapi sesudah itu ukuran atom hanya berubah
sedikit dalam deret transisi
b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron pada
kulit terluar.
1. Dalam satu periode, makin ke kanan makin besar energi ionisasinya sebab
elektronnya makin sukar dilepaskan
2. Dalam satu golongan, makin ke bawah makin kecil energi ionisasinya sebab jari-
jari atom makin besar dan elektronnya makin mudah dilepaskan.
c. Elektronegativitas
Elektronegatifitas adalah kecenderungan atom untuk menarik elektron. Dalam satu
periode sifat keelektronegatifitas suatu unsur makin besar, sedangkan dalam satu
golongan makin ke bawah makin kecil.
d. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah perubahan entalpi (H) yang terjadi apabila atom menerima
sebuah elektron. Dari kiri kekanan afinitas elektron bertambah besar dan dari atas ke
bawah afinitas elektron bertambah kecil.
e. Titik Didih dan Titik Leleh
27
Sifat ini merupakan sifat fisik dari unsurunsur. Mendidih merupakan proses perubahan
dari wujud cair ke wujud gas dan meleleh adalah perubahan wujud padat ke wujud cair.
Untuk logam, dalam satu golongan makin ke atas sifat titik didih dan titik leleh makin
besar dan dalam satu periode makin ke kanan makin besar.
Untuk atom non logam , dalam satu golongan sifat titik didih dan titik lelehnya makin
ke bawah makin besar dan dalam satu periode makin ke kanan makin besar.
28
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Soal-soal Latihan
1. Nyatakan jumlah proton, neutron dan elektron dalam unsur
Cl
35
17
!
Jawab : p =17, n = 18, e = 17
2. Gunakan Sistem Periodik untuk unsur Al. Dalam larutan terbentuk Al
3+
.
Tentukan jumlah p, n, dan e !
3. Spektrum garis hidrogen pada deret sinar tampak. Hitung panjang gelombang
garis keempat dalam nm!
Jawab : 486,4 nm.
4. Konfigurasi elektron unsur Na berakhir pada 3s. Tentukan bilangan kuantum
electron tersebut!
5. Lengkapi dengan memberikan nilai setiap perangkat berikut :
a. n = ., L = 2, m
L
= 0, m
S
= +1/2
b. n = 2, L = . , m
L
= -1, m
S
= -1/2
c. n = 4, L = 2, m
L
= 0, m
S
= ..
d. n = ., L = 0, m
L
= , m
S
=
6. Hitung energi dalam Joule, dari satu foton berfrekwensi 3 x 10
5
Hz
7. Hitung panjang gelombang garis ketiga deret Paschen untuk Hidrogen.
8. Hitung energi dalam Joule untuk memindahkan satu elektron dari orbit Bohr
pertama ke orbit Bohr ke-3
9. Hitung massa 1 mol foton yang mempunyai panjang gelombang 589 nm.
10. Hitung panjang gelombang Broglie untuk suatu benda yang beratnya 10 gram
yang bergerak dengan kecepatan 2 m/s.
11. Unsur-unsur manakah yang mempunyai jari-jari atom hampir sama.
a. F, Cl, Br, I c. B, Si, As, Te e. He, Ne, Ar, Kr
b. Li, Be, B, C d. Mn, Fe, Co, Ni
12. Ion manakah yang mempunyai jari-jari terkecil
29
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
a. K
+
b. B
3+
c. Na
+
d. Be
2+
e. Li
+

13. Unsur manakah mempunyai keelektronegatifan terendah
a. Cl b. Na c. B d. Al e. Cs
30
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
III. IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat membedakan jenis-jenis
ikatan kimia dan bentul molekul.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat:
a. menjelaskan peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia.
b. menjelaskan pembentukan ikatan ion
c. menjelaskan pembentukan ikatan kovalen
d. menjelaskan pembentukan ikatan hidrogen
e. menjelaskan terjadinya resonansi
f. menjelaskan pengecualian kaidah oktet
g. menghitung muatan formal
h. menjelaskan teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi (TPEK)
i. menggambarkan bentuk molekul
j. meramalkan geometri molekul
k. menggambarkan bentuk molekul.
A. Ikatan Kimia
1. Pendahuluan
Dua atom atau lebih dapat berinteraksi membentuk molekul atau senyawa dan ion.
Antaraksi ini selalu disertai dengan pengeluaran energi. Gaya-gaya yang menahan
dalam bentuk molekul atau ion disebut ikatan kimia. Disebut ikatan kimia jika antaraksi
tadi dapat mengeluarkan energi lebih dari 42 kJ. Jenis ikatan dalam molekul juga
menentukan gaya antarmolekul. Wujud bahan; padat cair atau gas juga bergantung pada
gaya-gaya ikatan. Ikatan bahkan dapat menentukan bentuk fisis molekul, maksudnya;
apakah molekul itu bulat, datar, kaku, atau lentur.
31
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
2. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia
Pada tahun 1916, gagasan tentang pembentukan ikatan kimia telah dikemukakan
oleh dua kimiawan Amerika yaitu Lewis dan Langmuir serta seorang kimiawan Jerman
Kossel. Menurut mereka; jika gas mulia tidak bersenyawa dengan atom lain, tentu ada
keunikan dalam konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan tersebut. Oleh
karena itu diduga bahwa dalam pembentukan senyawa atom-atom mungkin mengalami
perubahan dalam konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan atom-atom itu lebih
menyerupai gas mulia. Teori inilah yang disebut dengan teori Lewis. Menurut Lewis:
1. Elektron valensi memainkan peranan penting dalam pembentukan ikatan kimia.
2. Dalam beberapa kasus, pembentukan ikatan kimia terjadi karena adanya
perpindahan satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom lain. Hal ini mendorong
terjadinya pembentukan ion positif dan ion negatif dan terbentuknya satu jenis
ikatan di antara kedua ion tersebut yang disebut ikatan ion.
3. Dalam kasus yang lain, pembentukan ikatan kimia terjadi karena pemakaian
bersama (patungan) elektron di antara atom-atom. Ikatan ini disebut ikatan
kovalen.
4. Perpindahan atau patungan elektron berlangsung sedemikian rupa sehingga setiap
atom yang terlibat mendapatkan konfigurasi elektron yang mantap. Konfigurasi
yang tercapai umumnya merupakan konfigurasi dengan 8 elektron pada kulit
terluarnya yang disebut teori oktet.
3. Ikatan Ion
Suatu senyawa ion adalah stabil, karena dibebaskan energi kisi yang besar, jika ion-
ion membentuk padatan ionik. Senyawa ion mudah terbentuk jika logam dengan energi
ionisasi dan afinitas elektron rendah bereaksi dengan non logam dengan energi ionisasi
dan afinitas elektron tinggi.
Ciri-ciri ikatan ion adalah adanya perpindahan elektron dari atom logam ke atom
nonlogam atau perbedaan keelektronegatifan antara atom yang membentuk ikatan besar
32
Golongan IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
Lambang Lewis Li Be B C N O F Ne
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
(misalnya ikatan antara atom Na sebagai logam dengan atom Cl sebagai nonlogam
menghasilkan senyawa ion NaCl). Sifat-sifat senyawa ion adalah:
1. Padatan senyawa ion tidak menghantarkan listrik, sedangkan leburan maupun
larutannya dapat menghantarkan listrik
2. Titik leleh dan titik didihnya tinggi
3. Umumnya senyawa ion bersifat keras, permukaannya tidak mudah digores tetapi
distorsi menyebabkan tolak menolak antara ion yang sama sehingga getas (rapuh)
4. Umumnya senyawa ion melarut dalam pelarut polar dan tidak melarut dalam pelarut
nonpolar.
4. Ikatan Kovalen
Senyawa-senyawa seperti H
2
, O
2
, HCl dan sebagainya, tidak terjadi perpindahan
elektron tetapi pemakaian secara bersama elektron. Ciri ikatan kovalen adalah adanya
pemakaian bersama elektron antara atom nonlogam dengan atom non logam pula. Jika
elektron tertarik lebih kuat ke salah satu atom (yang memiliki keelektronegatifan yang
lebih besar) maka disebut ikatan kovalen polar (misalnya HCl). Jika tertarik sama kuat
atau keelektronegatifannya sama, maka terbentuklah senyawa kovalen nonpolar
(misalnya H
2
, O
2
). Ikatan kovalen yang lain adalah ikatan kovalen koordinat. Ikatan
kovalen ini mirip dengan ikatan kovalen tetapi hanya satu atom yang menyediakan dua
elektron (sepasang elektron) untuk dipakai bersama misalnya NH
4
+
, NH
3
BCl
3
.
5. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antar-molekul yang disebabkan gaya tarik
menarik oleh atom yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) terhadap atom hidrogen
dalam molekul lain.
Contoh : Molekul H
2
O.
O
H H
H
O
H
ikatan hidrogen
33
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Karena atom O sangat elektronegatif, elektron-elektron yang dipakai bersama sangat
tertarik ke arah atom O, sehingga terjadi dua kutub : oksigen menarik muatan negatif ke
arahnya, dan hidrogen menjadi positif.maka antara hidrogen dan oksigen yang berlainan
molekul terjadilah semacam jembatan yang disebut ikatan hidrogen.
Senyawa-senyawa yang mengandung ikatan hidrogen dalam molekul-molekulnya
mempunyai titik didih yang tinggi, sebab untuk memutuskan ikatan hidrogen itu
diperlukan tambahan energi. Itulah sebabnya air, NH
3
, HF, alkohol dan sebagainya
memiliki titik didih yang tinggi. Urutan titik didih makin besar untuk asam halogen
adalah HCl, HBr, HI, dan HF.
6. Resonansi
Resonansi adalah keadaan jika lebih dari satu struktur yang masuk akal dapat ditulis
untuk satu spesies dan struktur yang benar tidak dapat ditulis secara keseluruhan. Atau
suatu molekul tidak dapat digambarkan dengan satu rumus Lewis saja tetapi dua atau
lebih rumus Lewis. Contoh untuk molekul SO
2
Mana yang benar kedua struktur di atas, sebenarnya tidak satupun. Kedua struktur
menunjukkan bahwa satu ikatan belerang-oksigen merupakan ikatan tunggal sedangkan
yang lainnya adalah ikatan rangkap dua. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa sifat
kedua ikatan tersebut adalah sama. Rumus Lewis yang ekivalen inilah yang disebut
dengan bentuk resonansi atau hibrida resonansi.
7. Pengecualian Kaidah Oktet
a. Spesi elektron ganjil
Jika jumlah elektron valensi ganjil akan terdapat elektron yang tidak berpasangan
dan sekurang-kurangnya terdapat satu atom dengan oktet yang tidak lengkap. Misalnya
NO
2
.
b. Oktet yang tidak sempurna
34
S O O S O O atau
(a)
(b)
S O O S O O
N O O N O O
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Tetapi adakalanya dijumpai struktur yang konfigurasi oktetnya tidak lengkap dan
dapat dibenarkan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh molekul BeCl
2
atau BCl
3
.
c. Oktet yang diperluas
Pada pengisian elektron, subkulit d adakalanya tersedia sehingga oktet yang
diperluas dimungkinkan terbentuk, misalnya pada PCl
5
dikelilingi oleh 10 elektron dan
SF
6
dikelilingi oleh 12 elektron.
8. Muatan Formal
Dalam menuliskan struktur Lewis, kadang-kadang diperoleh beberapa susunan
atom, ikatan atau pasangan mandiri, dan semuanya memenuhi kaidah oktet, maka untuk
menentukan struktur yang masuk akal digunakan konsep muatan formal.
35
Be Cl Cl x x
B
Cl
Cl
Cl
x
x
x
P
Cl
Cl
Cl
Cl
Cl
S
F
F
F
F
F
F
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
1
]
1

1
]
1

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

ikatan elektron
pasangan jumlah
2
1
mandiri elektron
pasangan jumlah
bebas atom
dalam valensi
elektron jumlah
Lewis struktur
dalam atom
al Muatanform
Contoh untuk molekul NH
4
+
: muatan formal atom H dalam NH
4
+
= 1 0 2/2 =
0 (atom H memiliki satu elektron valensi, tidak ada pasangan elektron bebas, dan setiap
atom hidrogen memakai bersama dua elektron). Atom nitrogen memiliki lima elektron
valensi, dan nitrogen memakai bersama delapan elektron. Muatan formal N pada NH
4
+
= 5 0 8/2 = +1. Jadi rumus molekul NH
4
+
dapat ditulis:
36
N
H
H
H
H
+
N
H
H
H
H
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
B. Bentuk Molekul
Bentuk molekul dapat diramalkan dengan dua cara yang berbeda: (a) pengaruh
tolak menolak antara pasangan elektron dalam kulit valensi atom pusat, (b) distribusi
orbital atom pusat (cara ini dikenal dengan konsep hibridisasi). Teori tolakan pasangan
elektron kulit valensi (TPEK) atau VSEPR (Valence shell elektron pair reppulsion).
Prinsip teori ini adalah pasangan elektron dalam kulit valensi suatu atom cenderung
saling menjauhi agar tolak menolak antara pasangan-pasangan elektron seminimal
mungkin. Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan dalam menentukan bentuk
molekul:
1. Hitung jumlah elektron valensi (elektron pada kulit terluar) dari atom pusat.
2. Tambahkan dengan besarnya muatan untuk spesi yang bermuatan negatif atau
kurangi untuk spesi positif.
3. Tambahkan dengan jumlah atom yang terikat.
4. Bagi dengan dua; untuk menghasilkan jumlah pasangan elektron.
5. Tempatkan pasangan elektron sehingga mengelilingi atom pusat.
6. Jumlah pasangan elektron (d) dikurangi jumlah atom yang terikat adalah sama
dengan pasangan elektron bebas.
Bentuk pasangan-pasangan:
1. Dua pasang elektron. Atom pusat membentuk sudut 180
0
2. Tiga pasang elektron. Susunannya berbentuk segitiga planar dengan sudut 120
0
antara pasangan elektron.
3. Empat pasangan elektron. Ada dua macam susunan:
a. Segi empat datar dengan pasangan elektron terdapat pada pojok dengan sudut
antara pasangan e

= 90
0
.
b. Tetrahedral dengan pasangan elektron terdapat di pojok tetrahedral dengan
sudut 109,5
0
(sudut tetrahedral)
4. Lima pasangan elektron. Meskipun simetris yang terbaik adalah pentagon planar
(sudut 72
0
) tetapi susunan tiga dimensi yang paling tepat adalah trigonal
37
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
bipiramida (sudut antara pasangan equatorial 120
0
dan sudut antara pasangan axial
90
0
).
5. Enam pasangan elektron. Susunannya berbentuk oktahedral dengan sudut antara
pasangan elektron yang ber-dekatan 90
0
.
6. Tujuh pasangan atau lebih elektron. Hanya sedikit senyawa yang lebih dari enam
pasangan elektron mengelilingi atom pusat dan strukturnya ditentukan secara
khusus.
Contoh Soal 3.1
Ramalkan geometri BF
3
dan NH
4
+
.
Jawab:
(a). Untuk molekul BF
3
. (1) Elektron valensi B = 3; (2) BF
3
adalah molekul netral,
maka = 0; (3) Elektron dari 3 F untuk berikatan = 3; (4) jumlah elektron yang
terlibat dalam ikatan = 3 + 0 + 3 = 6; (5) jumlah pasangan elektron = 6/2 = 3; (6)
Susunan elektron yang mungkin adalah segitiga planar.
(b). Untuk molekul NH
4
+
. (1) elektron valensi N = 5; (2) NH
4
+
adalah ion dengan
muatan +1, maka = 1; (3) elektron dari 4 atom H untuk berikatan = 4; (4) jumlah
elektron yang terlibat dalam ikatan = 5 + (1) + 4 = 8; (5) jumlah pasangan
elektron = 8/2 = 4; (6) susunan elektron yang mungkin adalah tetrahedral.
38
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
Soal-soal Latihan
1. Jelaskan perbedaan utama antara senyawa ion dan senyawa kovalen
Jawab:
a. Senyawa ion umumnya larut dalam air sedangkan senyawa molekular umumnya
tidak.
b. Senyawa ion umumnya berbentuk kristal sedang senyawa molekular tidak
(berupa gas atau cairan)
c. Senyawa ion dalam larutan air dapat menghantar arus listrik sedang senyawa
molekular tidak menghantar arus listrik.
d. Titik lebur dan titik didih senyawa ion rata-rata tinggi sedangkan senyawa
molekular titik didihnya rendah.
2. Uraikan dengan singkat dan sifat-sifat suatu senyawa kovalen disertai dengan
contoh senyawanya.
3. Uraikan dengan singkat dan jelas bagaimana terbentuknya suatu senyawa kovalen
koordinasi ?.
Jawab :
Senyawa kovalen koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari atom-atom yang
berikatan kovalen koordinat, yaitu ikatan yang hanya satu atom yang menyediakan
2 elektron untuk dipakai bersama
4. Jelaskan perbedaan antara ikatan kovalen koordinat dengan ikatan kovalen disertai
dengan contoh.
5. Tuliskan lambang Lewis untuk unsur Se, Br, Al, K, Ba, Ge dan P.
Jawab :

Se
.
. .
.
. Br
. .
.
.
.
.
.
K
. .
Ba
.
.
Al
. .
P
.
.
.
.
.
Ge
.
. .
6. Tuliskan rumus Lewis untuk molekul Cl
2
, SO
2
, C
2
H
4
.
7. Gunakan lambang Lewis untuk membuat bagan pembentukan ikatan kovalen dalam
NH
3
, H
2
O dan HF.
Jawab:
39
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul

H
H
H
H
H
H
H
.
+ H
x
+
+
. .
O
. .
. .
H
x
H
x
3
2
. .
N
. .
.
. .
N
. .
.
H
x
H
x
H x x
x
x
. .
O
. .
.
F
.
.
. .
. .
. F
.
.
. .
. .
.
. .
N
. .
O
. .
H
H F
.
.
. .
. .
. .
. .
. .
. . . .
. .
8. Gunakan rumus Lewis untuk menunjukkan pembentukan ikatan kovalen koordinat
dalam reaksi:
AlCl
3
+ Cl

AlCl
4

9. Jelaskan kegunaan dari lambang Lewis.


Jawab:
Kegunaan dari lambang Lewis adalah untuk menggambarkan elektron terluar yang
berperan dalam pembentukan ikatan kimia.
10. Gambarkan struktur Lewis untuk ion berikut ini:
a. CH
3

b. NH
4
+
c. ClO
3

d. I
3

11. Apa yang dimaksud dengan hibrida resonansi ?


Jawab:
Hibrida resonansi adalah bentuk rumus Lewis yang ekivalen yang digambarkan
dengan kedua ujung anak panah
12. Jelaskan apa sebabnya perlu digunakan konsep resonansi ?
13. Berikan struktur-struktur resonansi untuk molekul CO
3
2
, SO
4
2
, NO
2

.
Jawab:

N O O N O O
.
.
.
.
.
.
.
.
.. ..
.. .. ( )
( )
. .
..
C
O
O
O
C
O
O O
C
O O
O
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
( )
( )
( )
( )
( )
.
.
.
. .
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
..
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
( )
S O O
O
O
.
.
.
.
..
.. ..
.
.
.
.
.
.
.
.
( )
( )
.. ..
..
S
O
O
O O
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
( )
( )
..
.. ..
S
O
O O
O
..
.
.
.
.
.
.
.. ..
.
.
.
.
.
.
( )
( )
..
40
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
14. Gambarkan struktur resonansi untuk senyawa: N
2
O
4
; O
3
; CH
3
NO
2
(C-N berikatan).
15. Apa yang dimaksud dengan keelektronegatifan ?
Jawab:
Keelektronegatifan adalah kemampuan relatif suatu atom untuk menarik elektron
dalam suatu ikatan kimia.
16. Jelaskan kecenderungan perubahan keelektronegatifan dalam sistem periodik.
Hubungan apakah antara ke-elektronegatifan dan afinitas elektron.
17. Tunjukkan kepolaran dari ikatan dalam molekul-molekul HF; HOH dan
O=C=O. Yang manakan bersifat polar, jelaskan !
Jawab:
HF dan H
2
O bersifat polar sedangkan CO
2
nonpolar.

F H
+ -
O
H H
+
+
-
C O O
+ - -
18. Jelaskan mengapa BF
3
non polar sedangkan PF
3
polar ?
19. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kepolaran, dipol dan momen dipol.
Jawab:
Molekul polar adalah molekul yang mempunyai muatan positif dan muatan negatif
yang dipisahkan oleh suatu jarak, molekul yang dihasilkan disebut dipol.
Momen dipol adalah hasil kali muatan kedua ujung dipol dengan jarak antara
muatan.
20. Belerang dioksida SO
2
dan nitrogen dioksida NO
2
adalah polar, sedangkan CO
2
adalah non polar. Jelaskan mengapa hal tersebut berbeda ?
21. Sebutkan dan jelaskan parameter yang menentukan struktur molekul suatu
senyawa!
Jawab:
41
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
Parameter yang menentukan struktur molekul ada 3 yaitu:
a. Energi ikatan yaitu energi yang diperlukan untuk memutuskan satu mol ikatan
atau sebaliknya energi yang dilepaskan jika terbentuk satu mol ikatan.
b. Panjang ikatan atau jarak ikatan adalah jarak rata-rata antara inti dua atom yang
terikat dengan syarat
1) Umumnya ikatan yang kuat lebih pendek dari pada ikatan lemah.
2) Kekuatan ikatan rangkap tidak dua kali kekuatan ikatan tunggal.
3) Panjang ikatan rangkap tidak setengah dari panjang ikatan tunggal, namun
lebih pendek.
c. Sudut ikatan adalah sudut yang dibuat oleh dua atom dengan suatu atom sentral.
22. Apa perbedaan antara energi ikatan dan energi ionisasi, berikan contohnya.
23. Berapa besarnya sudut ikatan dalam :
a. Molekul linier b. Molekul tetrahedral c. molekul oktahedral
d. Molekul bipiramida segitiga e. molekul segitiga planar.
Jawab:
a. Molekul linier misalnya BeCl
2
b. Molekul tetrahedral CH
4

Be Cl Cl
180
0

C
H
H
H
H
c. Molekul oktahedral SF
6
d. Molekul bipiramidal segitiga PCl
5
F
S
F
F
F
F
F

P
Cl
Cl Cl
Cl
Cl
e. Molekul segitiga planar BCl
3
42
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul

B
Cl Cl
Cl
120
0
24. Ramalkan bentuk molekul dari : BF
3
, NH
3
dan BeCl
2
.
25. Untuk senyawa berikut, ramalkan susunan pasangan elektron dan struktur molekul.
Jawab:
Susunan Elektron Struktur Molekul
a. AsH
3
Tetrahedral Piramidal
b. AlH
4

Tetrahedral Tetrahedral
c. BrF
3
Bipiramidal Segitiga Bentuk-T
26. Ramalkan susunan pasangan elektron dan struktur molekul untuk senyawa berikut:
Susunan Elektron Struktur Molekul
a. GeCl
4
b. XeF
2
c. AtF
5
d. XeF
4
27. Apakah dasar dari teori tolakan pasangan elektron dari kulit valensi ?
Jawab:
a. Ikatan kovalen antara berbagai spesi ikatan terdiri dari suatu pemakaian bersama
pasangan elektron.
b. Susunan geometri dari atom-atom atau kelompok atom terhadap atom pusat
ditentukan oleh tolakan-tolakan antara pasangan elektron (terikat atau bebas)
yang terdapat dalam kulit valensi dari molekul sentral.
28. Konsep apakah yang mendasari teori ikatan valensi ?
43
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
29. Uraikan perubahan dalam geometri molekul yang terjadi dari reaksi berikut ini:
a. BF
3
+ F

BF
4

b. PCl
5
+ Cl

PCl
6

c. SF
2
+ F
2
SF
4
Jawab:
a. Segitiga datar Tetrahedral
b. Bipiramida segitiga Oktahedral
c. Bentuk V Tetrahedral yang tak sempurna
30. Ramalkan bentuk geometri dari XeF
4
, BF
4
, CuCl
2

, PF
6
44
IV. LARUTAN I
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menghitung konsentrasi
larutan.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat:
a. menjelaskan definisi larutan
b. membedakan antara terlarut dan pelarut dalam suatu larutan
c. menjelaskan konsep persen berat
d. menghitung konsentrasi larutan dalam persen berat
e. menjelaskan konsep persen volume
f. menghitung konsentrasi larutan dalam persen volume
g. menjelaskan konsep fraksi mol
h. menghitung konsentrasi larutan dalam fraksi mol
i. menjelaskan konsep molaritas
j. menghitung molaritas larutan
k. menjelaskan konsep molalitas
l. menghitung molalitas larutan
m. menjelaskan konsep normalitas
n. menghitung normalitas larutan
o. menjelaskan konsep ppm
p. menghitung konsentrasi larutan dalam ppm.
A. Terminologi yang Digunakan Untuk Larutan
Jika sedikit pasir (SiO
2
) ditambahkan ke dalam air, pasir mengendap ke dasar
cairan dan tetap merupakan padatan tak larut. Campuran air-pasir ini adalah campuran
dua fase (cairan+padatan), atau dikatakan pula sebagai campuran heterogen. Komposisi
Kimia Dasar Unit MKU 2010/2011
45
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
dan sifat-sifatnya tidak seragam. Komposisi dan sifat-sifat fasa cairan ada pada air
murni, sedangkan komposisi dan sifat-sifat fase padat terdapat pada pasir.
Sebaliknya, jika sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan ke dalam air, garam
larut dan campuran masih tetap dalam satu fase tunggal cair. Komposisi dan sifat fase
cairan baru ini berbeda dengan air murni. Campuran ini merupakan campuran homogen
karena komposisi dan sifat-sifatnya sama di semua bagian campuran. Campuran
semacam ini disebut larutan.
Secara umum dalam membicarakan larutan menggunakan kata-kata solute (zat
yang terlarut) dan solvent (pelarut). Biasanya, kita menggunakan kata pelarut sebagai
komponen dimana secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk dan jumlahnya lebih
banyak. Semua komponen yang larut dalam larutan dan jumlahnya lebih sedikit disebut
zat terlarut. Larutan garam dalam air misalnya, air yang cair adalah pelarut sedangkan
garam yang larut dalam larutan ini disebut zat terlarut.
Jumlah relatif pelarut dan zat terlarut dalam suatu larutan merupakan konsentrasi
dari larutan tersebut. Bila zat terlarut jumlahnya lebih besar maka konsentrasinya lebih
besar dan dikatakan sebagai larutan pekat. Sebaliknya, bila zat terlarut jumlahnya lebih
kecil maka konsentrasinya lebih kecil dan dikatakan larutan encer. Penyebutan larutan
pekat dan encer ini sifatnya relatif.
B. Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
Konsentrasi suatu larutan merujuk pada bobot atau volume zat terlarut yang
berada dalam pelarut. Ada beberapa cara yang lazim digunakan untuk mengungkapkan
kuantitas-kuantitas ini antara lain :
1. Persen bobot atau persen berat
Persen bobot atau persen berat merupakan berat zat terlarut (gram) per 100 gram
larutan (berat zat terlarut dan berat pelarut = berat larutan).
100% x
w w
w
(b/b) %
0
+

dimana w adalah berat zat terlarut dan w


0
adalah berat pelarut.
Contoh Soal 4 .1
Sampel NaCl seberat 5,0 g dilarutkan dalam 45 gram air. Hitunglah persen berat
NaCl di dalam larutan!
46
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
Jawab :
Berat zat terlarut (NaCL) = 5,0 g; berat pelarut (air) = 45 g
10% 100% x
g 45 g 5,0
g 5,0
NaCl (b/b) %
+

2. Persen volume
Persen volume merupakan volume zat terlarut (mL) dalam 100 mL larutan (volume
zat terlarut dan volume pelarut =volume larutan)
100% x
v v
v
(v/v) %
0
+

dimana v adalah volume zat terlarut dan v


0
adalah volume pelarut.
Contoh Soal 4 .2
Volume cuka (asam asetat) dalam air adalah 25 mL. Bila volume larutan adalah 100
mL, berapakah persen volume cuka dalam larutan?
Jawab :

% 25 100% x
mL 100
mL 25
alkohol (v/v) %
3. Fraksi mol ()
Fraksi mol () menyatakan perbandingan mol suatu komponen terhadap mol
komponen total dalam larutan. Fraksi mol dari komponen i dalam larutan didefinisikan
sebagai :
larutan dalam komponen semua mol
i komponen mol

i

Jumlah fraksi mol dari semua komponen larutan adalah 1.
Bila larutan hanya mengandung komponen zat terlarut dan pelarut (larutan biner)
maka di dalam larutan tersebut terdapat fraksi mol zat terlarut dan fraksi mol pelarut.
total
n
ut zat terlar
n
ut zat terlar

dan
total
n
pelarut
n
pelarut

Jumlah fraksi mol zat terlarut dan pelarut sama dengan 1,
1
pelarut

terlarut zat
+
47
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
Contoh Soal 4 .3
Hitunglah fraksi mol NaOH (Mr = 40) dan air, H
2
O (Mr = 18) dalam suatu larutan
yang dibuat dari 4 g NaOH dan 180 g air.
Jawab :
mol 0,1
g/mol 40
g 4
NaOH mol
mol 10
g/mol 18
g 180
O H mol
2

Mol total = mol NaOH + mol H
2
O = 0,1 + 10 = 10,1 mol
0,01
10,1
0,1
total mol
NaOH mol
NaOH

dan
0,99
10,1
10
total mol
O
2
H mol
O
2
H


NaOH
+
H2O
= 0,01 + 0,99 = 1
4. Molaritas (M)
Molaritas (M) menyatakan mol zat terlarut per liter larutan.
larutan mL
1000
x
terlarut zat
r
M
terlarut zat gram
larutan liter
ut zat terlar mol
(M) Molaritas
Contoh Soal 4 .4
Hitunglah molaritas etanol, C
2
H
5
OH (Mr = 46) jika 4,6 gram etanol dilarutkan
dalam 500 mL larutan dengan pelarut air.
Jawab :
M 0,2
500mL
1000
x
g/mol 46
etanol g 4,6
etanol (M) Molaritas
5. Molalitas (m)
Molalitas (m) menyatakan mol zat terlarut per kilogram (1000 g) pelarut.
pelarut g
1000
x
terlarut zat Mr
terlarut zat gram
pelarut kg
solut mol
(m) Molalitas
Contoh Soal 4 .5
48
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
Larutan NaOH dibuat dengan melarutkan 1,0 mol NaOH dalam 500 g air. Hitunglah
molalitas larutan NaOH.
Jawab :
m 2,0
air kg 0,5
NaOH mol 1,0
air kg
NaOH mol
NaOH Molalitas
6. Normalitas (N)
Normalitas (N) menyatakan ekivalen zat terlarut per liter larutan. Konsentrasi
larutan yang dinyatakan dalam normalitas digunakan dalam reaksi asam-basa dan reaksi
oksidasi-reduksi.
larutan mL
1000
x
terlarut zat BE
terlarut zat gram
larutan liter
solut ekivalen
(N) Normalitas
BE adalah berat ekivalen = Mr/a. Untuk larutan asam basa, a adalah jumlah ion H
+
atau
OH
-
. Untuk reaksi redoks, a adalah jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi atau
besarnya perubahan bilangan oksidasi zat terlarut.
Contoh Soal 4 .6
Larutan NaOH (Mr = 40), dibuat dari 4 gram NaOH yang dilarutkan pada 500 mL
air. Hitunglah normalitas larutan tersebut!
Jawab :
NaOH(aq) Na
+
(aq) + OH
-
(aq) a = 1
BE NaOH = Mr NaOH/a = 40/1 = 40
0,2N
500mL
1000
x
40
g 4
larutan mL
1000
x
NaOH BE
NaOH gram
NaOH (N) Normalitas
Contoh Soal 4.7
Kalium permanganat, KMnO
4
(Mr = 158) sebanyak 1,58 gram dilarutkan dalam 500
mL larutan. Reaksi redoksnya adalah :
2 KMnO
4
+ 16 HCl 2 KCl + 2 MnCl
2
+ 5 Cl
2
+ 8 H
2
O
Berapakah normalitas KMnO
4
?
Jawab :
49
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
Pada persamaan reaksi redoks di atas, bilangan oksidasi Mn berubah dari +7 dalam
KMnO
4
menjadi +2 dalam MnCl
2
. Ini berarti bahwa ada 5 mol elektron yang terlibat
dalam reaksi atau a = 5.
BE KMnO
4
= Mr KMnO
4
/a = 158/5 = 31,6.
N 0,25
200mL
1000
x
31,6
gram 1,58
KMnO Normalitas
4

Hubungan antara normalitas dan molaritas:
N = a. M
7. Part Per Million (ppm) atau bagian per juta (bpj)
Part Per Million (ppm) artinya kadar zat dinyatakan dalam satu bagian per juta
dalam volume atau massa. Satuan ini sering dipakai untuk menyatakan konsentrasi zat
yang sangat kecil.
6
10 x
sistem massa
zat massa
ppm
Contoh Soal 4 .8
Misalkan kadar emas Bombana adalah 0,2 ppm. Bila seorang pendulang tiap
harinya mendulang tanah sebanyak 100 kg, hitunglah emas yang diperoleh pendulang
tersebut tiap harinya!
Jawab :
6
10
h berat tana x ppm
emas berat
=
6
10
kg 100 x ppm 0,2
= 0,00002 kg = 0,02 g
Contoh Soal 4 .9
Suatu sampel udara sebanyak 500 L dengan B.J. 1,2 g/L ternyata mengandung 2,4 x
10
-3
g SO
2
sebagai pencemar. Berapakah konsentrasi SO
2
dinyatakan dalam ppm.
Jawab :
Untuk menghitung kuantitas diperlukan jumlah massa seluruh sampel, yang dapat
dihitung dari volume dan berat jenisnya.
gram 600
L 1,00
g/L 1,2
x mL 500 udara rat B e
50
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
ppm 0 , 4
6
10 x
g 600
g
3
10 x 2,4
6
10 x
udara berat
2
SO berat
ppm


Untuk larutan dengan pelarut air,
larutan L
terlarut zat mg
ppm
Contoh Soal 4 .10
Suatu sampel air sebanyak 5 L ternyata mengandung 1 x 10
-3
g merkuri sebagai
pencemar. Hitunglah konsentrasi merkuri tersebut dinyatakan dalam ppm.
Jawab :
ppm 2 , 0
L 5
mg 1
larutan L
H mg
Hg ppm
g
Untuk mengubah konsentrasi suatu larutan dari konsentrasi yang lebih tinggi
menjadi konsentrasi yang lebih rendah digunakan rumus pengenceran:
Konsentrasi awal x Volume awal = Konsentrasi akhir x Volume akhir
Contoh Soal 4.11
Larutan cuka yang biasa digunakan oleh tukang bakso konsentrasinya 25%. Untuk
bisa dikonsumsi, maka konsentrasi asam cuka tersebut harus diencerkan terlebih dahulu.
Bila seseorang ingin membuat larutan cuka 5% sebanyak 1 L, berapakah volume asam
cuka mula-mula yang harus diambil untuk diencerkan?
Jawab:

mL 200 L 0,2
25%
L 1 5%
awal i Konsentras
akhir Volume akhir i Konsentras
cuka awal V

Contoh Soal 4.12


Molaritas urea, CO(NH
2
)
2
, 2 M. Bila 10 mL larutan urea tersebut diencerkan
menjadi 1 L, hitunglah molaritasnya!
Jawab:
M 0,02 L 0,2
mL 1000
mL 10 M 2
akhir Volume
awal Volume awal i Konsentras
akhir i Konsentras

Bila dua buah larutan dengan konsentrasi berbeda dicampurkan, maka konsentrasi
akhir larutan dapat dihitung menggunakan persamaan:
2 Volume 1 Volume
2) Volume 2 si (Konsentra 1) Volume 1 si (Konsentra
akhir i Konsentras
+
+

51
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
52
Larutan I
Soal-soal Latihan
1. Jika 100 gram H
2
SO
4
dilarutkan dalam air sampai volumenya 1000 mL, berapakah
molaritas larutannya?
2. Berapa gramkah HCl yang terlarut di dalam 50 mL HCl 5 M?
3. Berapa volume alkohol, jika ada larutan 8% alkohol dalam air sebanyak 10 L?
4. Jika ke dalam 200 mL air (massa jenis air = 1 g/mL) ditambahkan 2 gram NaOH,
berapakah molalitas, fraksi mol dan % berat larutan tersebut?
5. Volume alkohol dalam air adalah 20 mL. Jika volume total larutan adalah 100 mL,
Berapakah persen alkohol dalam larutan?
6. Bila dalam 500 mL larutan terdapat 0,98 g H
2
SO
4
. Berapakah normalitas larutan
tersebut?
7. Hitunglah volume air yang diperlukan untuk mengubah 40 mL larutan H
2
SO
4
6 M
menjadi H
2
SO
4
5 M!
8. Udara di suatu daerah perparkiran diketahui mengandung gas CO 1,2x10
-3
%.
Berapakah konsentrasi CO bila dinyatakan dalam bpj (ppm)?
9. Berapakah konsentrasi larutan HCl yang diperoleh dengan mencampur 150 mL HCl
0,2 M dengan 100 mL HCl 0,3 M?
Kimia Dasar Unit MKU 2010/2011
53

Anda mungkin juga menyukai