DISUSUN OLEH:
Kimia Dasar merupakan Mata Kuliah yang menjadi bagian dari kurikulum
program studi eksakta di lingkungan Universitas Haluoleo. Bahan ajar untuk Mata
Kuliah ini masih terbatas, terutama bahan ajar yang berbahasa Indonesia. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka bahan ajar Kimia Dasar ini disusun. Bahan ajar ini
hanya digunakan di lingkungan Universitas Haluoleo.
Materi dalam buku ajar Kimia Dasar ini meliputi Soikiometri, Struktur Atom
dan Sistem Periodik Unsur, Ikatan Kimia dan Struktur Molekul, Term dan
Konsentrasi Larutan, Kesetimbangan Kimia, Konsep Asam-Basa, Larutan
Penyangga, Hidrolisis, Hasil Kali dan Tetapan Kelarutan. Materinya disusun
sedemikian rupa agar mudah dicerna dan dipahami. Bahan ajar ini merupakan bahan
pelengkap buku-buku teks Kimia Dasar baik yang berbahasa Inggris maupun yang
berbahasa Indonesia.
Penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan sehingga buku ajar ini dapat diselesaikan. Untuk perbaikan dan
penyempurnaan bahan ajar ini di masa mendatang, penyusun mengundang kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Penyusun
i
KATA SAMBUTAN
Kami menyambut gembira atas tersusunnya bahan ajar Kimia Dasar oleh Tim
Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar. Kami berharap bahan ajar ini dapat digunakan
seoptimal mungkin dan terus ditingkatkan kualitasnya. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada penyusun bahan ajar ini yang telah meluangkan segalanya untuk
peningkatan kualitas proses belajar-mengajar di Universitas Haluoleo yang kita cintai
ini.
Rektor Unhalu,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
KATA SAMBUTAN.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
I. STOIKIOMETRI:.......................................................................................................1
A. Persamaan Reaksi.......................................................................................................2
D. Mol.............................................................................................................................6
E. Rumus Empiris...........................................................................................................8
F. Pereaksi Pembatas.........................................................................................................10
A. Struktur Atom...........................................................................................................14
A. Ikatan Kimia.............................................................................................................28
B. Bentuk Molekul........................................................................................................32
V. KESETIMBANGAN KIMIA...................................................................................48
iii
VI. LARUTAN II............................................................................................................62
F. Larutan Buffer..........................................................................................................68
G. Hidrolisis..................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................76
iv
TINJAUAN MATA KULIAH
Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang Stoikiometri, Struktur Atom dan Sistem Periodik
Unsur, Ikatan Kimia dan Struktur Molekul, Term dan Konsentrasi Larutan,
Kesetimbangan Kimia, Konsep Asam-Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis, Hasil Kali
dan Tetapan Kelarutan.
Mata kuliah ini berguna untuk membantu mahasiswa memahami konsep-konsep dasar
ilmu kimia sehingga dapat mengenal dan mempelajari fakta tentang sistem kimia serta
mencari/menyusun teori yang dapat menjelaskan fakta-fakta tersebut.
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa
eksakta semester I.
1. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menghitung jumlah
mol pada suatu sistem kimia.
2. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan peranan
elektron dalam hubungannya dengan struktur atom dan sistem periodik serta dengan
pembentukan molekul.
3. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menghitung
konsentrasi, pH, dan tetapan kesetimbangan suatu larutan.
v
Urutan Penyajian
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
1, 2, 3 I. Stoikiometri A. Persamaan Rekasi
B. Bentuk-Bentuk Reaksi Kimia
C. Berat Atom dan Berat
Molekul
D. Mol
E. Rumus Empiris
F. Pereaksi Pembatas
vi
Petunjuk Mempelajari Bahan Ajar
Mahasiswa diharapkan mempelajari rangkaian bahan ajar secara runtun dan
berkesinambungan. Mahasiswa diharapkan pula melatih diri mengerjakan soal soal
yang ada pada bagian akhir setiap bab pokok bahasan serta wajib mengerjakan dan
mengumpulkan tugas kumulatif I dan II.
vii
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
A. Ikatan Kimia
1. Pendahuluan
Dua atom atau lebih dapat berinteraksi membentuk molekul atau senyawa dan ion.
Antaraksi ini selalu disertai dengan pengeluaran energi. Gaya-gaya yang menahan
dalam bentuk molekul atau ion disebut ikatan kimia. Disebut ikatan kimia jika antaraksi
tadi dapat mengeluarkan energi lebih dari 42 kJ. Jenis ikatan dalam molekul juga
menentukan gaya antarmolekul. Wujud bahan; padat cair atau gas juga bergantung pada
gaya-gaya ikatan. Ikatan bahkan dapat menentukan bentuk fisis molekul, maksudnya;
apakah molekul itu bulat, datar, kaku, atau lentur.
8
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
Lambang Lewis Li Be B C N O F Ne
3. Ikatan Ion
Suatu senyawa ion adalah stabil, karena dibebaskan energi kisi yang besar, jika ion-
ion membentuk padatan ionik. Senyawa ion mudah terbentuk jika logam dengan energi
ionisasi dan afinitas elektron rendah bereaksi dengan non logam dengan energi ionisasi
dan afinitas elektron tinggi.
Ciri-ciri ikatan ion adalah adanya perpindahan elektron dari atom logam ke atom
nonlogam atau perbedaan keelektronegatifan antara atom yang membentuk ikatan besar
(misalnya ikatan antara atom Na sebagai logam dengan atom Cl sebagai nonlogam
menghasilkan senyawa ion NaCl). Sifat-sifat senyawa ion adalah:
1. Padatan senyawa ion tidak menghantarkan listrik, sedangkan leburan maupun
larutannya dapat menghantarkan listrik
2. Titik leleh dan titik didihnya tinggi
9
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
3. Umumnya senyawa ion bersifat keras, permukaannya tidak mudah digores tetapi
distorsi menyebabkan tolak menolak antara ion yang sama sehingga getas (rapuh)
4. Umumnya senyawa ion melarut dalam pelarut polar dan tidak melarut dalam pelarut
nonpolar.
4. Ikatan Kovalen
Senyawa-senyawa seperti H2, O2, HCl dan sebagainya, tidak terjadi perpindahan
elektron tetapi pemakaian secara bersama elektron. Ciri ikatan kovalen adalah adanya
pemakaian bersama elektron antara atom nonlogam dengan atom non logam pula. Jika
elektron tertarik lebih kuat ke salah satu atom (yang memiliki keelektronegatifan yang
lebih besar) maka disebut ikatan kovalen polar (misalnya HCl). Jika tertarik sama kuat
atau keelektronegatifannya sama, maka terbentuklah senyawa kovalen nonpolar
(misalnya H2, O2). Ikatan kovalen yang lain adalah ikatan kovalen koordinat. Ikatan
kovalen ini mirip dengan ikatan kovalen tetapi hanya satu atom yang menyediakan dua
elektron (sepasang elektron) untuk dipakai bersama misalnya NH4+, NH3BCl3.
5. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antar-molekul yang disebabkan gaya tarik
menarik oleh atom yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) terhadap atom hidrogen
dalam molekul lain.
H H
O ikatan hidrogen
O
H H
10
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
memiliki titik didih yang tinggi. Urutan titik didih makin besar untuk asam halogen
adalah HCl, HBr, HI, dan HF.
6. Resonansi
Resonansi adalah keadaan jika lebih dari satu struktur yang masuk akal dapat ditulis
untuk satu spesies dan struktur yang benar tidak dapat ditulis secara keseluruhan. Atau
suatu molekul tidak dapat digambarkan dengan satu rumus Lewis saja tetapi dua atau
lebih rumus Lewis. Contoh untuk molekul SO2
Mana yang benar kedua struktur di atas, sebenarnya tidak satupun. Kedua struktur
menunjukkan
O S Obahwaatau
satu ikatan
O belerang-oksigen
S O O merupakan
S O ikatan tunggal
O Ssedangkan
O
yang lainnya
(a) (b) dua. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa sifat
adalah ikatan rangkap
kedua ikatan tersebut adalah sama. Rumus Lewis yang ekivalen inilah yang disebut
dengan bentuk resonansi atau hibrida resonansi.
O N O
b. Oktet yang tidak sempurna O N O
Tetapi adakalanya dijumpai struktur yang konfigurasi oktetnya tidak lengkap dan
dapat dibenarkan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh molekul BeCl2 atau BCl3.
Cl
x
Cl x Be x Cl Cl x B
x
Cl
c. Oktet yang diperluas
Pada pengisian elektron, subkulit d adakalanya tersedia sehingga oktet yang
diperluas dimungkinkan terbentuk, misalnya pada PCl5 dikelilingi oleh 10 elektron dan
SF6 dikelilingi oleh 12 elektron.
F
Cl Cl F F
P S
Cl Cl F F
Cl F
11
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
8. Muatan Formal
Dalam menuliskan struktur Lewis, kadang-kadang diperoleh beberapa susunan
atom, ikatan atau pasangan mandiri, dan semuanya memenuhi kaidah oktet, maka untuk
menentukan struktur yang masuk akal digunakan konsep muatan formal.
Muatnforml jumlahektron
jumlahpsnga 1jumlahpsnga
atomdl valensid m
elktronmadir 2elktronia
struk Lewis atombeas
Contoh untuk molekul NH4+ : muatan formal atom H dalam NH4+ = 1 0 2/2 =
0 (atom H memiliki satu elektron valensi, tidak ada pasangan elektron bebas, dan setiap
atom hidrogen memakai bersama dua elektron). Atom nitrogen memiliki lima elektron
valensi, dan nitrogen memakai bersama delapan elektron. Muatan formal N pada NH 4+
= 5 0 8/2 = +1. Jadi rumus molekul NH4+ dapat ditulis:
H H
H N
+ H
H N H
H H
12
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
B. Bentuk Molekul
Bentuk molekul dapat diramalkan dengan dua cara yang berbeda: (a) pengaruh
tolak menolak antara pasangan elektron dalam kulit valensi atom pusat, (b) distribusi
orbital atom pusat (cara ini dikenal dengan konsep hibridisasi). Teori tolakan pasangan
elektron kulit valensi (TPEK) atau VSEPR (Valence shell elektron pair reppulsion).
Prinsip teori ini adalah pasangan elektron dalam kulit valensi suatu atom cenderung
saling menjauhi agar tolak menolak antara pasangan-pasangan elektron seminimal
mungkin. Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan dalam menentukan bentuk
molekul:
1. Hitung jumlah elektron valensi (elektron pada kulit terluar) dari atom pusat.
2. Tambahkan dengan besarnya muatan untuk spesi yang bermuatan negatif atau
kurangi untuk spesi positif.
3. Tambahkan dengan jumlah atom yang terikat.
4. Bagi dengan dua; untuk menghasilkan jumlah pasangan elektron.
5. Tempatkan pasangan elektron sehingga mengelilingi atom pusat.
6. Jumlah pasangan elektron (d) dikurangi jumlah atom yang terikat adalah sama
dengan pasangan elektron bebas.
Bentuk pasangan-pasangan:
1. Dua pasang elektron. Atom pusat membentuk sudut 1800
2. Tiga pasang elektron. Susunannya berbentuk segitiga planar dengan sudut 1200
antara pasangan elektron.
3. Empat pasangan elektron. Ada dua macam susunan:
a. Segi empat datar dengan pasangan elektron terdapat pada pojok dengan sudut
antara pasangan e = 900.
b. Tetrahedral dengan pasangan elektron terdapat di pojok tetrahedral dengan
sudut 109,50 (sudut tetrahedral)
4. Lima pasangan elektron. Meskipun simetris yang terbaik adalah pentagon planar
(sudut 720) tetapi susunan tiga dimensi yang paling tepat adalah trigonal
bipiramida (sudut antara pasangan equatorial 1200 dan sudut antara pasangan axial
900).
5. Enam pasangan elektron. Susunannya berbentuk oktahedral dengan sudut antara
pasangan elektron yang ber-dekatan 900.
6. Tujuh pasangan atau lebih elektron. Hanya sedikit senyawa yang lebih dari enam
pasangan elektron mengelilingi atom pusat dan strukturnya ditentukan secara
khusus.
13
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
14
Ikatan Kimia dan Struktur Molekul
Soal-soal Latihan
1. Jelaskan perbedaan utama antara senyawa ion dan senyawa kovalen
2. Uraikan dengan singkat dan sifat-sifat suatu senyawa kovalen disertai dengan
contoh senyawanya.
3. Uraikan dengan singkat dan jelas bagaimana terbentuknya suatu senyawa kovalen
koordinasi ?.
4. Jelaskan perbedaan antara ikatan kovalen koordinat dengan ikatan kovalen disertai
dengan contoh.
5. Tuliskan lambang Lewis untuk unsur Se, Br, Al, K, Ba, Ge dan P.
Jawab :
.. . .
.. Br . .. . .
.. Se . . . Al . K. . Ba . . Ge . P.
.. .
6. Tuliskan rumus Lewis untuk molekul Cl2, SO2, C2H4.
7. Gunakan lambang Lewis untuk membuat bagan pembentukan ikatan kovalen dalam
NH3, H2O dan HF.
Jawab:
.. ..
. N . + 3Hx . ..... .. ..
. H x xN. x H H N H
H H
.. . . .. . . ..
.O . + 2 Hx H x .O. x H
.. H .O. H
... ...
.. . . . + H x .F. ..
.F. Hx H .F. .
15
Larutan II
II. LARUTAN II
1. Teori Arrhenius
Menurut Svante August Arrhenius (1884), asam adalah zat yang jika dilarutkan
dalam pelarut air menghasilkan ion hidrogen (H+), contoh HCl dan H2SO4
HCl(aq) H+(aq) + Cl (aq)
H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO42 (aq)
Sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam pelarut air menghasilkan ion
hidroksida (OH) seperti NaOH dan Ca(OH)2
NaOH (aq) Na+ (aq) + OH (aq)
Ca(OH)2 (aq) Ca2+ (aq) + 2OH (aq)
2. Teori Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, Johannes Nicolaus Bronsted (1879 1947) dari Denmark dan
Thomas Martin Lowry (1874 1936) dari Inggris, mendefinisikan asam dan basa
berdasarkan serah-terima proton dari asam ke basa. Menurut teori ini, asam adalah zat
yang dapat melepaskan proton (donor proton) dan basa adalah zat yang dapat menerima
proton (akseptor proton).
Contoh :
(1) H2O + NH3 NH4+ + OH
asam 1 basa 2 asam 2 basa 1
(2) CH3COOH + H2O H3O + + CH3COO
asam 1 basa 2 asam 2 basa 1
Pada reaksi (1), H2O memberikan H+ pada NH3 menjadi OH, sehingga H2O bertindak
sebagai asam dan NH3 sebagai basa, sedangkan pada reaksi (2) H2O menerima H+ dari
CH3COOH memjadi H3O+, sehingga H2O bertindak sebagai basa dan CH3COOH
sebagai asam. Zat seperti H2O yang dalam suatu reaksi bertindak asam dan dalam reaksi
lainnya bertindak sebagai basa dikenal dengan istilah amfoter (bersifat amfiprotik).
Pada reaksi (1), NH3 menerima H+ dari H2O menjadi NH4+, sehingga NH3 bertindak
sebagai basa dan NH4+ memberikan H+ pada OH menjadi NH3 sehingga NH4+ sebagai
asam dan OH yang menerima H+ bertindak sebagai basa, sedangkan pada reaksi (2)
H3O+ memberikan H+ pada CH3COO menjadi H2O , sehingga H3O +bertindak sebagai
asam dan CH3COO sebagai basa.
Pasangan asam-basa yang terjadi sebagai akibat pelepasan atau pengambilan proton
disebut sebagai pasangan asam-basa konjugasi . Asam NH 4+ merupakan asam konjugat
dari basa NH3 dan sebaliknya NH3 merupakan basa konjugat dari NH4+.
3. Teori Lewis
G.N. Lewis mendefinisikan asam dan basa pada tahun 1923, tetapi baru
disempurnakan pada tahun 1938. Menurut Lewis, asam adalah zat yang dapat menerima
(akseptor) pasangan elektron dan basa adalah zat yang dapat melepaskan (donor)
pasangan elektron.
Contoh : :NH3 + BF3 H3N:BF3
basa asam
Atom pusat N pada molekul NH3 memiliki 1 pasang elektron bebas sedangkan atom
pusat B pada molekul BF3 tidak memiliki pasangan elektron bebas. Pada reaksi tersebut,
NH3 bertindak sebagai donor pasangan elektron dan BF 3 sebagai akseptor pasangan
elektron, sehingga NH3 bersifat basa dan BF3 sebagai asam.
H2O H+ + OH
Pada suhu 250C, tetapan kesetimbangan untuk reaksi tersebut adalah 1,8 x 1016,
Konsentrasi air dalam air murrni dan larutan encer dianggap tetap sebesar
Kekuatan asam dapat juga dinyatakan dengan pH, yang menurut Sorensen
dirumuskan sebagai :
pH = log [H+]
Catatan : rumusan pH dan pOH ini hanya berlaku untuk larutan encer dengan koefisien
aktivitas = 1.
[H+][OH] = Kw
pH + pOH = pKw = 14
3. Batasan pH
Suatu larutan dikatakan asam, bila memiliki pH kurang dari 7 dan lebih besar
atau sama dengan 0, sebaliknya suatu larutan bersifat basa, bila memiliki pH lebih besar
dari 7 dan lebih kecil atau sama dengan 14. Sedangkan larutan yang memiliki pH sama
dengan 7 bersifat netral.
0 pH <7 asam
pH = 7 netral
7 < pH 14 basa
2. Basa Kuat
Basa kuat adalah basa yang dalam pelarut air terionisasi sempurna membentuk
ion OH dan ion sisa basa, sehingga mol basa yang terionisasi sama dengan mol basa
mula-mula
BOH(aq) B+ (aq) + OH (aq)
X(OH)2(aq) X2+ (aq) + 2 OH (aq)
Harga pOH ditentukan berdasarkan konsentrasi OH dalam larutan :
pOH = - log[OH] = - log [BOH] = -log{2[X(OH)2]}
Dengan demikian, maka pH dan untuk asam lemah dapat dirumuskan sebagai berikut :
[H+] = dan =
2. Basa Lemah
Basa lemah adalah basa yang dalam air hanya terionisasi sebagian membentuk
ion OH dan ion sisa basa, maka
BOH(aq) B+ (aq) + OH (aq)
Dengan cara yang mirip seperti pada perhitungan asam lemah, maka diperoleh ;
[OH] = dan =
F. Larutan Buffer
Larutan buffer (penahan atau penyangga atau dapar) adalah larutan yang dibuat
dari asam lemah dan basa konjugasinya (garamnya) atau dari basa lemah dan asam
konjugasinya (garamnya). Sifat larutan buffer adalah mempertahankan harga pH, tidak
terpengaruh oleh pengenceran maupun penambahan sedikit asam atau basa. Keasaman
larutan tersebut dapat ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Campuran asam lemah dan basa konjugasinya (misalnya campuran CH 3COOH
dengan CH3COONa)
Dalam larutan, kedua zat tersebut terurai menurut reaksi :
CH3COOH H+ + CH3COO
CH3COONa Na+ + CH3COO
Jadi [H+] = =
pH = pKa + log
Jadi [OH] =
G. Hidrolisis
Hidrolisis adalah penguraian garam oleh air. Garam yang mengalami hidrolisis
adalah garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah
serta asam lemah dan basa lemah. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat
tidak mengalami hidrolisis.
1. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah (misalnya NH4Cl)
Jika asam kuat dan basa lemah dicampurkan kemudian tepat bereaksi, maka akan
terbentuk garam yang mengalami hidrolosis sebagian (kation NH4+ mengalami
hidrolisis). Garam tersebut dalam larutannya akan bersifat asam dan derajat
keasamannya ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
NH4Cl NH4+ + Cl
NH4+ + H2O NH4OH + H+
Untuk hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah, secara umum dapat ditulis :
M+ + H2O MOH + H+
K[H2O] =
Dalam larutan encer, [H2O] dianggap tetap serta [MOH] = [H+] dan [M+] = [M+]0,
Kh = = = [H+] = =
[OH] = =
K[AxBy] = [A+y]x[Bx]y
K[AXBY] adalah suatu tetapan (konsentrasi AXBY dianggap tetap) yang disebut Ksp (hasil
kali kelarutan). Dengan perkataan lain, Ksp didefinisikan sebagai hasil kali konsentrasi
ion-ion (berpangkat koefisiennya) suatu zat elektrolit saat tepat jenuh.
Kimia Dasar Unit MKU 2010/2011
70
Larutan II
1. Kriteria Pengendapan
Dalam proses pengendapan garam yang sukar larut (misalnya garam A xBy),
berlaku ketentuan-ketentuan berikut :
1. Jika [A+y]x[Bx]y > Ksp, maka terbentuk larutan yang lewat jenuh (terjadi endapan)
2. Jika [A+y]x[Bx]y < Ksp, maka larutan belum jenuh (tidak terjadi endapan)
3. Jika [A+y]x[Bx]y = Ksp, maka terbentuk larutan belum jenuh
Catatan : [A+y] dan [Bx] adalah konsentrasi ion A+y dan ion Bx dalam campuran bukan
konsentrasi mula-mula.
[OH] = = = 3 x 103 M
[OH] = = = 9 x 106 M
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl (aq) dan NaCl (s) Na+ (aq) + Cl (aq)
1x 105 M 1x 105 M 0,01 M 0,01 M
Adanya ion Cl dalam larutan NaCl menyebabkan reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah AgCl dan konsentrasi ion Cl dalam larutan menjadi (0,01 M +
1x 105 M) 0,01 M, sehingga kelarutan AgCl dalam larutan NaCl menjadi :
Ksp AgCl = [Ag+][ Cl]
1x 1010 M2 = (s).(0,01M)
s = [Ag+] = 1x 108 M
Jadi kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M adalah 1x 10 8 M (lebih kecil
dibandingkan kelarutan AgCl dalam air murni sebesar 1x 105 M).
DAFTAR PUSTAKA
2. Petrucci, R.H., 1990, Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 1 dan 2, Erlangga,
Jakarta