Anda di halaman 1dari 11

Satuan Acara Penyuluhan

Mata Ajaran : Keperawatan Jiwa


Pokok Bahasan : Depresi pada lansia
Sub Pokok Bahasan : Konsep lansia dan depresi
Sasaran :
Hari/tanggal : / April 2015
Waktu : 1 x 45 menit ( 09.00 s/d 09.45 wib )

A. Latar Belakang
Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama pada saat ini. Hal
ini sangat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun,
dan ini sangat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara. Orang
yang mengalami depresi adalah orang yang sangat menderita. Depresi merupakan
penyebab utama tindakan bunuh diri dan menduduki urutan ke enam dari
penyebab kematian utama di masyarakat.
Organisasi kesehatan sedunia (WHO), 1974 mengatakan bahwa 17 %
pasien-pasien yang berobat kedokter adalah pasien-pasien dengan depresi.
Sedangkan di Indonesia pada tahun 2000, penelitian tentang depresi belum ada.
Namun berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu kasus-kasus depresi ini
jumlahnya semakin bertambah.
Lansia atau orang yang lanjut usia cenderung untuk menjadi depresi
karena mereka merasa kurang berguna, oleh karena itu lansia perlu mengetahui
tentang lansia dan depresi agar hal-hal yang yang tidak diinginkan dapat dihindari.

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung mampu memahami tentang
konsep lansia dan depresi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung mampu menyebutkan tentang :
Pengertian lansia dan depresi.
Penyebab depresi pada lansia.
Gejala depresi pada lansia.
Upaya untuk mengurangi depresi .

B. Materi
I. Pengertian lansia dan depresi.
II. Penyebab depresi pada lansia.
III. Macam-macam depresi.
IV. Gejala-gejala depresi.
V. Upaya untuk mengurangi depresi.

C. Kegiatan Penyuluhan
N Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
o
1 5 menit Pembukaan
Memberi salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengar dan
Menjelaskan kontrak waktu Memperhatikan
topik dan tujuanpenyuluhan

2 30 menit Pelaksanaan Beberapa orang


Review pengetahuan tentang pengunjung berusaha
konsep lansia dan depresi dan menjawab sesuai
reinforcement positif pada kemampuan
pengunjung

Menjelaskan tentang
I.Konsep lansia dan depresi Mendengarkan
Pengertian lansia dan penjelasan
depresi.
II. Menjelaskan penyebab Mendengar dan
timbul depresi pada lansia memperhatikan.
III.Menjelaskan macam- Mendengar dan
macam depresi memperhatikan

IV Menjelaskan gejala-gejala Mendengar dan


depresi. memperhatikan
penjelasan
V.Menjelaskan upaya Mendengarkan dan
mengurangi depresi. memperhatikan
Memberikan kesempatan pada Beberapa pengunjung
pengunjung untuk bertanya mengajukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan yang Mendengarkan dan
diajukan pengunjung memperhatikan
3 10 menit Penutup
Menyimpulkan materi Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
Melakukan evaluasi Menjawab pertanyaan
Menjawab Salam
Menutup penyuluhan dan
memberi salam

D. Evaluasi hasil

1. Evaluasi struktur
Pengunjung menyepakati kontrak yang telah disepakati dan tersedianya
media penyuluhan

2.Evaluasi Proses
Pengunjung berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan, lingkungan tidak
bising dan pelaksanaan sesuai dengan rencana

3.Evaluasi hasil ( secara lisan )


Peserta mampu menyebutkan :
Pengertian lansia dan depresi dengan bahasa sendiri
Penyebab depresi pada lansia
Gejala-gejala depresi
Upaya untuk mengurangi stress
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing : S.Kp
, S.Kp

2.Pelaksana
a. Leader : S.Kep
b. Co-leader : S.Kep
c. Moderator : S.Kep
d. Notulen : S.Kep
f. Observer : S.Kep
g. Fasilitator : S.Kep

F. Setting Tempat

Keterangan : P Pembimbing

L Leader

C Co-leader

M Moderator

N Notulen

O Observer

F Fasilitator
W. MATERI
A. Pengertian lansia dan depresi.
Usia Lanjut atau disebut lansia di Indonesia adalah orang-orang yang
sudah mencapai usia di atas 60 tahun. Menurut WHO ada 3 kriteria dari Llansia
ini, yaitu: elderly dengan usia 64-74 tahun, older dengan usia 75-90 tahun, dan
very old yaitu lansia yang berusia lebih dari 90 tahun. Inilah saatnya seseorang
menikmati masa tua dengan tenang. Namun ada kalanya masa lansia justru
membuat lansia mengalami depresi. Bahkan, kebanyakan depresi menghinggapi
para lansia di masa tuanya.

Depresi merupakan gangguan emosional yang sifatnya berupa perasaan


tertekan, tidak merasa bahagia, sedih, merasa tidak berharga, tidak mempunyai
semangat, tidak berarti, dan pesimis terhadap hidup. Depresi pada Lansia dapat
disebabkan oleh banyak hal. Misalnya kehidupan ekonomi mereka yang tidak
dijamin oleh keluarganya sehingga mereka tetap harus bekerja, ketakutan mereka
untuk diasingkan dari keluarga, ketakutan tidak dipedulikan oleh anak-anaknya,
dan lain sebagainya.

Depresi merupakan gangguan perasaan dengan ciri-ciri antara lain:


semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan
tidur, dan makan. Pada depresi terdapat gejala psikologik dan gejala somatik.
Gejala psikologik antara lain adalah: menjadi pendiam, rasa sedih, pesimistik,
putus asa, nafsu bekerja dan bergaul kurang, tidak dapat mengambil keputusan,
mudah lupa dan timbul pikiran-pikiran bunuh diri. Gejala somatik antara lain:
penderita kelihatan tidak senang, lelah, tidak bersemangat, apatis, bicara dan
gerak geriknya pelan, terdapat anoreksia, isomnia, dan konstipasi (Maramis,
2005).
B. Penyebab depresi pada lansia.
Etiologi dari depresi pada lansia terdiri dari: faktor psikologik, biologik, dan
sosio-budaya. Pada sebagian besar kasus, ketiga faktor ini saling berinteraksi
a. Faktor Psikososial
Menurut teori psikoanalitik dan psikodinamik Freud (1917) cit Kaplan dan
Sadock (1997) mengungkapkan bahwa depresi disebabkan karena kehilangan
obyek cinta kemudian individu mengadakan introyeksi yang ambivalen dari aspek
cinta tersebut. Menurut model Cognitif Behavioural Beck (1974) cit Kaplan dan
Sadock (1997), depresi terjadi karena pandangan yang negatif terhadap diri
sendiri, interprestasi yang negatif terhadap pengalaman hidup dan harapan
pengalaman hidup dan harapan yang negatif untuk masa depan
b. Faktor Biologik
1. Disregulasi biogenik amin
Beberapa peneliti melaporkan bahwa pada penderita depresi terdapat abnormalitas
metabolitas biogenik amin (5- hydroxy indolacetic acid, homouanilic acid, 3-
methoxy-4 hydroxy phenylglycol). Hal ini menunjukkan adanya disregulasi
biogenic amin, serotonin, dan norepineprin yang merupakan nurotransmiter paling
terkait dengan patofisiologi depresi
2. Disreguloasi Neuroendokrin
Hipotalamus merupakan pusat pengatur aksis neuroendokrin. Organ ini menerima
input neuron yang mengandung neurotransmister biologik amin. Pada pasien
depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat
kelainan fungsi neuron yang mengandung biogenik ami (Amir, 1998).

c. Faktor Genetik
Faktor genetik memiliki kontribusi dalam terjadinya depresi. Berdasarkan studi
lapangan, studi anak kembar, dan anak angkat, serta studi linkage terbukti adanya
faktor genetik dan depresi

C. Macam-macam depresi.
Tingkat Depresi
a). Depresi Ringan
1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresif seperti
tersebut diatas.
2. Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya.
3. Tidak boleh ada gejala beratnya diantaranya.
4. Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2
minggu.
5. Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukan.
b). Depresi Sedang
1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada
episode depresi ringan.
2. Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaliknya 4) dari gejala lainnya.
3. Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.
4. Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
dan urusan rumah tangga.
c). Depresi Berat
1. Semua 3 gejala depresi harus ada.
2. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat.
3. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian
secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat
dibenarkan.
4. Episode depresif biasanya berlangsung sekurang-kuarangnya 2 minggu,
akan tetapi jika gejalanya aman berat dan beronset sangat cepat, maka
masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang
dari 2 minggu.
5. Sangat tidak mungkin pasien untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
D. Gejala-gejala depresi.
Untuk menangani depresi pada lansia, kita harus mengetahui terlebih dahulu
gejala-gejala depresi pada lansia yaitu sebagai berikut.

1. Bad mood hampir sepanjang hari.

2. Insomnia atau hipersomnia.

3. Hilangnya minat dan rasa senang dalam aktivitas mereka.

4. Berat badan merosot atau bertambah drastis.

5. Kelelahan dan tidak memiliki tenaga.

6. Agitasi atau retardasi psikomotor.

7. Sulit untuk berkonsentrasi.

8. Menurunnya harga diri.

9. Adanya perasaan bersalah pada diri mereka.

10. Perasaan pesimis dalam memandang masa depan.

11. Adanya perubahan pada pola tidur.

12. Berkurangnya nafsu makan.

13. Perasaan tidak berguna atau rasa bersalah yang berlebihan.

14. Pikiran yang berulang tentang kematian.

15. Adanya tindakan percobaan bunuh diri.


E. Upaya untuk mengurangi depresi.
Penanganan Depresi pada Lansia
Bila ditangani dengan baik dan cepat, para lansia yang terkena depresi ini tetap
dapat sembuh dan bisa kembali seperti sedia kala. Penanganan depresi pada lansia
ini ada 2 jenis:

1. Penyembuhan dari dalam diri lansia itu sendiri.

Ini adalah penanganan yang terpenting karena penyembuhan ini berasal dari
kemauan dan pengertian dari dirinya sendiri. Biasanya, proses penyembuhannya
akan lebih cepat berhasil. Caranya bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

Mengadakan pertemuan atau aktivitas berkumpul dengan banyak orang


sehingga dapat melakukan pertukaran informasi dengan orang lain
sehingga dapat membangkitkan semangat hidup.
Kontak sosial dilakukan dengan cara menulis surat, mengirim email,
menulis pesan lewat media elektronik atau media publikasi tertulis.
Mengisi waktu dengan aktivitas ringan seperti seperti menonton televisi,
menyiram bunga, olahraga, mendengarkan radio, atau hobi lainnya untuk
mengisi waktu dan menghilangkan kebosanan sehingga dapat
menimbulkan perasaan senang.
Menanamkan pikiran untuk berani beradaptasi dengan perubahan yang
ada. Menggap masa tua adalah kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
sebelumnya ketika masih muda tidak dapat dilakukan karena kesibukan
pekerjaan dan lain sebagainya.
Selalu berusaha untuk berpikir positif, karena segala hal yang dilakukan
akan menjadi lebih menyenangkan dan membahagiakan jika segala
sesuatunya dilihat dari sisi positifnya. Dengan begitu, pada akhirnya dapat
memberikan kepuasan bagi dirinya sendiri.
2. Penyembuhan dari keluarga dekat hingga keluarga yang jauh, tetangga,
teman,dan lingkungan sekitar.Dukungan dari orang-orang terdekat juga sangat
penting untuk penyembuhan depresi pada lansia. Caranya yaitu:

Menjenguk lansia sesekali agar ia tidak merasa dilupakan.


Luangkan waktu untuk menikmati kebersamaan dengan mereka agar
mereka bahagia.
Temani mereka dalam aktivitasnya agar mereka tidak bosan.
Rawatlah mereka dengan ketulusan dan sepenuh hati untuk menumbuhkan
semangatnya kembali.
Berikanlah yang terbaik untuk mereka

Anda mungkin juga menyukai