Karakter baik dan buruk tersebut akan ditentukan oleh hati atau kalbu kita,
bila kalbu/hati kita kotor maka akan menghasilkan karakter buruk tapi apa bila
hati kita senantiasa bersih maka akan menghasilkan karakter yang baik.
Dalam Hati kita terdapat God Spot (Titik Tuhan) yang merupakan sifat Allah yang
dititipkan kepada manusia sifat Allah tersebut sering disebut
99 Circle ( Asmaul Husna)
Proses pengembangan diri yang paling ideal adalah dimulai dengan suasana hati
yang bersih dan senantiasa berpikir positif. Proses menuju kepada hati yang
bersih adalah proses pengembalian hati kepada fitrah, yaitu proses pembersihan
hari dari noktah yang senantiasa mengotori hati. Hati itu ibarat cermin yang akan
mampu memantulkan dengan sempurna apa yang ada di lauh mahfuzd, bila hati
kita bersih maka pantulannya akan sempurna tapi jika hati kita dikotori oleh
noktah-noktah maka pemantulannya tidak sempurna bahkan tertutup sama sekali.
Dan agar hati senantiasa terjaga dalam kesucian maka alangkah baiknya mengikuti
kata-kata ini Terjaganya hati karena dzikir, sehatnya hati karena Ilmu, dan
hidupnya hati karena keyakinan/iman .
Proses pembersihan hati kembali ke fitrah ini menurut istilah yang dikembangkan
oleh Ary Ginanjar Agustian kemudian disebut dengan Zero Mind Process, yang
menurut beliau secara garis besar noktah-noktah yang senantiasa mengotori hati
tersebut dikelompokan dalam prasangka (pikiran negatif), prinsip hidup,
pengalaman masa lalu, skala prioritas, sudut pandang, pembanding dan literatur.
Secara sederhana, Zero Mind Process dapat digambarkan sebagai
berikut: