Anda di halaman 1dari 5

I.

KEMANAN KERJA DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN

Pendahuluan

Laboratorium mikrobiologi kedokteran merupakan salah satu laboratorium yang digunakan untuk
melakukan serangkaian kegiatan, baik kegiatan praktikum maupun penelitian yang memiliki potensi
berbahaya. Setiap mahasiswa yang berada dan bekerja di laboratorium ini hendaknya memahami dan
menyadari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan dirinya ataupun orang-orang disekitarnya.

Untuk mencegah terjadinya bahaya terjangkitnya atau penularan oleh mikroorganisme patogen, maka
setiap mahasiswa yang akan memulai kegiatan di laboratorium harus mentaati pedoman atau tata
tertib di laboratorium mikrobiologi. Bab ini berisi uraian tentang potensi bahaya di laboratorium
mikrobiologi kedokteran, cara kerja yang aman agar terhindar dari bahaya kontaminasi atau penularan
penyakit infeksi serta tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan di laboratorium
mikrobiologi.

Tujuan

Setelah membaca spesimen pada bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Memahami berbagai potensi bahaya di laboratorium mikrobiologi kedokteran.


2. Melakukan prosedur keamanan kerja di laboratorium mikrobiologi kedokteran.
3. Memahami dan melakukan tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan di
laboratorium mikrobiologi kedokteran.

Pedoman Umum

Kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium mikrobiologi antara lain adalah kejadian pada saat
praktikum tejadi luka terkena benda tajam, terkena percikan / tumpahan bahan infeksius/ bahan kimia,
terbakar/kebakaran, jatuh, terkena arus listirk, atau terkontaminasi lingkungan laboratorium.
Bahan-bahan di laboratorium yang berpotensi bahaya antara lain:

a. Bahan biologis. Misalnya kultur mikroorganisme (bakteri atau jamur) dan bahan-bahan pemeriksaan
klinik (darah, urin, sputum, dan lainnya).
b. Bahan kimia. Misalnya zat-zat warna, zat-zat asam, spirtus, bayclin, dan lainnya.
c. Bahan fiisika. Misalnya benda tajam, api, arus listik, sinar UV dan lainnya.

Tata tertib ketika memasuki dan berada di laboratorium mikrobiologi kedokteran, yaitu:

1. Memakai pakaian kerja (jas lab) yang terkancing rapi, memakai masker dan sarung tangan karet
(handsoun) serta menggunakan sepatu tertutup.
2. Bagi wanita, rambut diikat dan jilbab dimasukkan kedalam jas lab.
3. Hanya membawa buku praktikum dan alat tulis ke atas meja kerja. Tas dan barang lainnya yang
tidak diperlukan di letakkan dalam lemari/locker yang tersedia. Jangan memasukkan jari, pensil,

PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN


ose/tugal atau benda lainnya ke dalam mulut. Tidak meletakkan barang seperti alat tulis dan buku di
atas meja praktikum pada posisi yang dapat terkontaminasi oleh bahan/spesimen infeksius.
4. Tidak meletakkan barang yang dapat menutupi fasilitas pemadam kebakaran dan yang menghalangi
orang untuk keluar ruangan laboratorium.
5. Tidak meletakkan barang seperti alat tulis dan buku di atas meja praktikum pada posisi yang dapat
terkontaminasi oleh bahan/spesimen infeksius.
6. Apabila mendapat luka atau kecelakaan pada waktu bekerja segera menghubungi dosen yang
membimbing praktikum
7. Apabila melakukan dokumentasi harus seijin pembimbing.

Untuk mencegah kecelakaan, lakukan pedoman berikut ini:

1. Jas lab selalu digunakan dengan rapi (terkancing). Rambut yang panjang terikat/dijepit rapi ke
belakang, ujung jilbab dirapikan dan dimasukkan dalam jas lab selama praktikum.
2. Bekerjalah di tempatnya masing-masing dan setenang mungkin (jangan bercanda/ribut). Duduk
tegap dan menjaga jarak dengan spesimen/meja kerja saat bekerja di laboratorium.
3. Setiap spesimen klinik dan alat yang digunakan untuk menangani spesimen harus dianggap
infeksius. Jangan sekali-kali membawa pulang preparat atau biakan mikroorganisme.
4. Jangan memasukkan jari, pensil, ose/tugal atau benda lainnya ke dalam mulut. Tidak
meletakkan barang seperti alat tulis dan buku di atas meja praktikum pada posisi yang dapat
terkontaminasi oleh bahan/spesimen infeksius.
5. Dilarang menggunakan telepon genggam/Hp selama praktikum.
6. Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam laboratorium. Juga dilarang melakukan
kegiatan mengunyah permen, makan dan minum, serta membubuhkan alat kosmetik di
laboratorium.
7. Tidak menyentuh mata, mulut dan hidung sewaktu bekerja di laboratorium, bila terpaksa cucilah
tangan terlebih dahulu dengan sabun antiseptik atau alkohol.
8. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun antiseptik dan desinfektan sewaktu menangani
bahan infeksius baik yang memiliki risiko percikan atau tidak dan juga setelah selesai kegiatan
praktikum dan sebelum keluar laboratorium.

PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN


9. Setelah selesai bekerja lakukan proses membakar sengkelit/ose/tugal (sterilisasi kering) dengan
api bunsen, dan api bunsen harus dimatikan. Pipet, skapel, objek gelas dan penutupnya atau
peralatan lain yang telah selesai digunakan segera dimasukkan ke dalam cairan lysol 5%.
10. Jagalah kebersihan tempat kerja. Meja, lantai, badan, atau tempat lainnya yang terkena biakan
bakteri harus selekas mungkin dibersihkan dengan lysol 5% dan segera menghubungi dosen
pembimbing praktikum.

Cara Kerja yang aman saat bekerja dengan biakan/kultur mikroorganisme

1. Jas lab, masker dan sarung tangan karet harus selalu terpakai secara benar dan rapi.
2. Perhatikan posisi duduk, duduklah dengan nyaman dan tegak, jangan mendekatkan wajah ke
meja kerja.
3. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap selesai bekerja. Dekontaminasi permukaan meja
sebelum dan sesudah bekerja.
4. Selalu menggunakan rak untuk meletakkan tabung yang berisi specimen atau medium kultur.
5. Menggunakan sengkelit/ose/ tugal dengan lingkaran penuh yang telah disediakan. Melakukan
pembakar gas atau api Bunsen untuk membakar sengkelit/ose/tugal secara hati-hati untuk
menghindari percikan bahan infeksius.
6. Melakukan transfer, mengambil dan memindah biakan mikroorganisme dari kultur dengan cara
yang benar.

Bekerja dengan gas dan api

Berhati-hati dalam penggunaan gas dan api. Cara menyalakan dan mematikan api (gas dan Bunsen)
adalah:

1. Menyalakan Bunsen dengan korek api, jangan mengambil api dari Bunsen yang menyala.
2. Mematikan api segera bila tidak diperlukan lagi. Mematikan api dengan cara menutup aliran gas
atau menutup Bunsen.
3. Tidak menyalakan api ketika terjadi kebocoran gas.
4. Bila tercium gas (akibat kebocoran pipa gas) , segera matikan api dari pembakar Bunsen atau gas
yang sedang menyala dan tutup aliran gas serta buka jendela-jendela ruangan. Melaporkan
kebocoran gas kepada pembimbing.
5. Berhati-hati menggunkan aliran listrik bila dipakai berdekatan dengan bahan-bahan cair untuk
menghindari terjadinya arus pendek.

Prosedur Darurat Umum

Bila terjadi kecelakaan atau kondisi darurat seperti ledakan, kebakaran, banjir dan sebagainya di
laboratorium mikrobiologi, maka perlu dilakukan prosedur sebagai berikut:

1. Mahasiswa satu kelompok atau yang berdekatan dengan lokasi kecelakaan

PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN


a. Memastikan pembimbing mengatahui kecelakaan terssebut
b. Bila ada mahasiswa yang menjadi korban, segera beri pertolongan pertama pada orang yang
mengalami kecelakaan, segera pindahkan orang tersebut ke tempat yang lebih aman.
c. Bila terjadi kecelakaan akibat api, segera matikan aliran api. Bila terjadi kebakaran segera
padamkan api secepat mungkin menggunakan alat pemadam kebaran yang tersedia.
d. Bila terdapat luka, segera menghubungi dokter untuk menangani luka.
e. Memberi peringatan pada orang-orang di sekitar lokasi kecelakaan. Segera meminta bantuan
orang lain jika merasa tidak mampu mengatasi kecelakaan.
f. Bila kondisi laboratorium memburuk akibat bencana, tinggalkan laboratorium sesegera mungkin
dan jangan panic.
g. Pembimbing segera melaporkan kecelakaan pada penaggung jawab sarana ruangan
laboratorium atau biosafety officer.

2. Mahasiswa yang berada jauh dari kecelakaan


a. Tetap tenang berada di kelompoknya (tidak panik).
b. Bila terjadi kecelakaan akibat kebakaran/ terbakar dan bencana alam, matikan api, dan tutup
aliran gas.
c. Bila keadaan memburuk, segera tinggalkan ruangan.

3. Bila terjadi tumpahan bahan infeksius


a. Menutup segera tumpahan dengan tissue.
b. Melaporkan pada pembimbing.
c. Memberitahu orang disekitarnya.
d. Menjauhi tempat tumpahan tersebut, untuk member kesempatan pada teknisi laboratorium
untuk menanganinya dengan spill kit yang sesuai.
e. Bila bahan infeksius mengenai kulit, segera membasuh bagian yang terkena tumpahan dengan
alcohol 70% dan dilanjutkan dengan sabun antiseptic dan cuci dengan air mengalir.
f. Bila bahan infeksius mengenai mata atau selaput lendir, maka segera dibilas dengan air
mengalir. Jika bahan infeksius tertelan atau tertusuk jarum, segera melapor ke pembimbing
praktikum.

Pembuangan Limbah

a. Membuang sampah/sisa bahan bekas kerja pada tempat yang telah disediakan.
b. Mambuang kaca preparat, lidi dan benda tajam lain ke wadah berisi desinfektan.
c. Kertas, tissue, kapas bekas, masker, dan sarung tangan karet di buang ke tempat sampah atau
kantong pelastik khusus yang tersedia.

PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN


PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN

Anda mungkin juga menyukai