Anda di halaman 1dari 1

MAKNA TEMBANG SLUKU-SLUKU BATHOK

Masih ingat tembang Jawa yang diciptakan oleh para Walisongo dalam menyebarkan agama Islam
di tanah Jawa?. Salah satunya adalah tembang Sluku- Sluku Batok. Ini adalah tembangnya:

Sluku-sluku bathok,
Bathoke ela-elo,
Si Rama menyang Solo,
Oleh-olehe payung motho,
Mak jenthit lolo lo bah,
Wong mati ora obah,
Yen obah medeni bocah,
Yen urip goleko duwit.

Sekilas bila kita memperhatikan tembang tersebut diatas, beberapa kata atau frasa tidak
terdefinisi atau tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa jawa, apalagi bahasa indonesia.
Sebagaimana berikut:
1. Sluku-sluku. Dalam kamus bahasa jawa tidak ada kata "sluku" melainkan "suku" berasal dari
kata "sikil" yang berarti kaki.
2. Ela-elo. Kata ini lagi-lagi tidak ada dalam vocabulary bahasa jawa, melainkan "gela-gelo" yang
berarti geleng kepala.
3. Lololobah. Kata ini juga tidak diketemukan dalam bahasa jawa, melainkan "obah" yang
bermakna bergerak.

Jadi kalau diterjemahkan perkata ke dalam bahasa indonesia menjadi seperti di bawah ini:
1. Sluku-sluku badth', badth'e ela-elo.
Sluku-sluku tempurung kelapa, tempurung kelapanya bergeleng-geleng.
2. Si rm mnyang sl, olh-olhe payung motha.
Ayah pergi ke kota solo, membawa oleh-oleh payung kematian.
3. Mak jnthit lololobah, wng mati ora obah.
Menungging lololobah, orang mati tidak bergerak.
4. Yn obah mdni bocah, yn urip golka dhuwit.
Bila bergerak akan menakutkan bagi anak-anak, tapi bila hidup carilah uang.

Anda mungkin juga menyukai