Bab Ii1
Bab Ii1
DIMMER
Triac Q4004LT
3
Rangkaian dimmer dengan TRIAC ini memiliki kapasitas daya maksimal
tergantung dari tipe TRIAC yang digunakan. Untuk mengatur tingkat kecrahan
lampu dengan dimmer ini dapat dikendalikan melaului potensiometer. TRIAC
merupakan komponen 3 elektroda: MT1, MT2, dan gate. Triac biasanya
digunakan pada rangkaian pengendali, penyakelaran, dan rangkian
pemicu/trigger. Oleh karena aplikasi triac yang demikian luas maka komponen
triac biasanya mempunyai dimensi yang besar dan mampu diaplikasikan pada
tegangan 100V sampai 800V dengan arus beban dari 0.5A sampai 40A.
TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga dapat
melewatkan arus dua arah. Kurva karakteristik dari TRIAC adalah seperti pada
gambar-2 berikut ini.
Konfigurasi pin
T = Terminal
MT1 : Main Terminal 1
MT2 : Main Terminal 2
Gambar 3 Pinout Triac Q4004LT
4
DIAC
DIAC merupakan salah satu anggota dari thyristor dan termasuk dalam jenis
Bidirectional Thyristor yang juga dikenal sebagai Bilateral Trigger Diode.
Istilah DIAC diambil dari Dioda AC. DIAC mempunyai dua buah terminal dan
dapat menghantar dari kedua arah jika tegangan breakovernya (VBB) terlampaui.
Tidak seperti halnya transistor, DIAC mempunyai tingkatan doping sekitar
junctionnya yang sebanding.
DIAC mempunyai impedansi yang tinggi bagi arus dalam dua arah, hingga
bias DIAC melewati breakover arah mundurnya. Biasanya bias untuk DIAC agar
mencapai breakover ini adalah antara 28 sampai 36 volt,namun demikian
tergantung dari pada tipenya. Agar kita mengetahui prinsip kerja DIAC, maka kita
nggap pemberian catu dayanya seperti terlihat pada gambar diatas. Jika tegangan
yang diberikan pada DIAC menyamai atau melebihi tegangan breakover, maka
salah satu Latch akan menutup juga. DIAC adalah suatu komponen yang
berkelakuan seperti dua buah thyristor yang dihubungkan saling bertolak belakang.
Oleh karena itu DIAC mempunyai dua buah tegangan penyalaan. Tegangan
penyalaan pertama berada pada tegangan maju (+Vbo) sedangkan yang kedua ada
pada tegangan baliknya (-Vbo).
5
2.2 Dasar Teori
Dimmer merupakan control dari tingkat pencahayaan sebuah lampu yang
intensitas cahayanya dapat diatur menggunakan potensiometer atau lainnya.
Rangkaian lampu dimmer ini menggunakan komponen utama TRIAC dan DIAC.
Dan dapat digunakan pada jaringan listrik PLN 220v satu fasa atau pada jaringan
listrik volt phase, tergantung dari bola lampu yang digunakan. Tegangan AC satu
phasa apabila dilihat dalam sebuah oscilloscope berdasarkan grafik pada kawasan
waktu (t) terhadap tegangan (v) dapat diilustrasikan seperti pada Gambar.
6
output pada beban akan terhapus untuk beberapa siklus. Rangkaian AC voltage
controller ditunjukan pada gambar 1.
7
Gambar 7. Gelombang tegangan input dan output
8
Gambar 8. Skematik dimmer
Sebelum menghidupkan Triac, sebuah arus yang sangat kecil mengalir pada
beban dan semua sumber tegangan turun ke RC filter. Tegangan ini dibagi dan
bergerak di fase VC. Ketika VG melewati penghidupan tegangan, triac hidup dan
terhubung sampai ke input tegangan setengah lingkaran dan berhenti. Ketika input
tegangan turun menjadi 0V, triac mati dan prosedur penghidupannya berulang di
tegangan yang terbalik.
9
Dari kurva diatas kita dapat melihat bahwa DIAC selalu mempunyai
karakteristik tahanan negatif yang secara terus menerus pada saat arus lebih besar
daripada arus breakovernya.
10
Lampu dimmer diatas menggunakan TRIAC Q4004LT, pada dasarnya
TRIAC merupakan penggabungan 2 SCR, tetapi TRIAC dapat mengalirkan arus
secara bolak-balik sedangkan SCR untuk arus searah. Pada gate TRIAC Q4004LT
terdapat diac yang sudah dibundle didalamnya yang mempunyai tegangan ambang
sebesar 48V. Jika melebihi tegangan tersebut maka gate pada TRIAC akan
terancam jebol, dan sebagai pengatur tegangan menuju gate TRIAC digunakan
potensiometer 500K. Pada rangkaian lampu dimmer diatas juga menggunakan
sebuah resistor 1K dan sebuah capasitor 330nF. Untuk beban lampu yang
digunakan adalah bohlam lampu 5 watt, karena jika menggunakan lampu jenis TL,
maka tidak bisa mengatur terang redup lampu tersebut.
DC on = 0%
DC off = 100%
11
Pada Saat Gating 25%
DC on = 25%
DC off = 75%
DC on = 50%
DC off = 50%
DC on = 75%
DC off = 25%
12
Pada Saat Gatting 100%
DC on = 100%
DC off = 0%
=
=
+ = 100
13
Maka:
=
+
Saat Gatting 0%
=
+
0
= 206,9
100 + 0
= 0
25
= 206,9
75 + 25
= 206,9 0,25
= 206,9 . 0,5
= 103,45
50
= 206,9
50 + 50
= 206,9 0,5
= 206,9 . 0,707
= 146,3
14
75
= 206,9
25 + 75
= 206,9 0,75
= 206,9 . 0,866
= 179,18
100
= 206,9
0 + 100
= 206,9 1
= 206,9 . 1
= 206,9
15