Met Ilm Ilmu2 Alam
Met Ilm Ilmu2 Alam
27 halaman
Prolog1
Tulisan singkat ini dipersiapkan sebagai tambahan Bahan Ajar, atau bisa juga disebut sebagai
persiapan bagi Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Filsafat Ilmu di Program Pasca Sarjana (S2
dan S3) Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Imu Keperawatan dan Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran. Tulisan ini juga diharapkan bermanfaat bagi siapapun yang mulai mencoba
berrefleksi tentang hakekat ilmu.
Sebagai suatu preliminary introduction, memang tulisan ini hanya fokus pada Ilmu-Ilmu Alamiah
(Sain empirikal; Fisika, Kimia, Biologi), karena secara anatomis kelompok ilmu ini dianggap
mempunyai tahapan kelilmuan jauh lebih lengkap, katimbang kelompok ilmu lain. Menurut
Kerlinger, 1973, cit. Muslih, 2008, sesara ideal suatu Pengetahuan baru bisa disebut Ilmu:
1) dapat diamati (observable)
2) dapat diulang (repeatable)
3) dapat diukur (measurerable)
4) dapat diuji (testable)
5) dapat diramalkan (predictable)
Telaah fenomen alam yang fisik (ilmu-ilmu alamiah) ternyata dapat memenuhi ke lima sarat
tersebut, sedang telaah fenomen sosial-humaniora ternyata kebanyakan hanya dapat memenuhi
tiga sarat pertama, sedang sarat ke empat dan ke lima sering kali tidak dapat dipenuhinya.
Seorang scholar atau seorang ilmuwan harus tahu apa itu ilmu, atau lebih tepat apa essensi atau
hakekat ilmu. Dia harus tahu sejauh mana daya jangkau ilmu, dan apa keterbatasannya. Ilmu dan
turunannya teknologi memang sangat siginifikan membawa peradaban dunia pada tingkatnya
yang sekarang, namun juga ternyata mengandung sisi negatif yang makin lama makin membesar,
yang mengancam keberlangsungan planet kita. Kerusakan lingkungan, pemanasan global,
terpinggirnya penduduk asli Amerika, Afrika dan Australia, dan yang sekarang sedang mengancam
adalah kekurangan pangan dunia. Kesemuanya itu atas nama ilmu dan teknologi. Ilmuwan yang
tidak memahami hakekat ilmu akan mudah terjebak pada anggapan bahwa ilmu adalah
segalanya, ilmu pasti benarnya dan tidak ada yang lebih benar dari ilmu. Akibat lanjutannya
adalah menjadi ilmuwan yang tidak reserve2 dalam kiprah3 keilmuannya, bahkan secara tidak
sadar mungkin menjadi penyumbang pada makin membesarnya dampak negatif dari Ilmu.
Pemahaman tentang essensi atau hakekat ilmu dapat dimulai dengan pemahaman tentang apa
bedanya ilmu (pengetahuan ilmiah) dengan pengetahuan bukan ilmu (pengetahuan non ilmiah).
Langkah berikutnya adalah pemahaman tentang bagaimana ilmu itu dibangun, dan ditumbuh-
kembangkan melalui penelitian, dan selanjutnya bagaimana cara menginfer4 hasil penelitian
tersebut. Secara keseluruhan, itulah yang dimaksud dengan Metode Ilmiah.
Introduksi ini terdiri dari 5(lima) Bagian. Bagian pertama adalah Ilmu dan Metoda Ilmiah, bagian
kedua Metoda Ilmiah dan Metoda Penelitian, bagian ketiga Ilmu dan Teknologi, Bagian keempat
Issue Kontemporer: Daya Jangkau dan Keterbatasan Ilmu dan Teknologi, dan kemudian ditutup
oleh bagian kelima Catatan Penutup.
1
prologue (AmE prolog) = a speech, etc. at the beginning of a play, book, or film/movie that introduces it
2
Reserve = a feeling that you do not want to accept or agree to sth, etc. until you are quite sure that it is all
right to do so. She trusted him without reserve.
3
kiprah = derap kegiatan
4
infer = sth (from sth) to reach an opinion or decide that sth is true on the basis of information that is
available (SYN DEDUCE):
Kaitan antara Ilmu dan Metoda Ilmiah adalah sebagai berikut: Ilmu
adalah sejenis pengetahuan yang diperoleh (baca: dibangun dan
ditumbuh-kembangkan) melalui suatu cara tertentu yang disebut
metode ilmiah. Dengan perkataan lain, pengetahuan yang ditumbuh-
kembangkan melalui metoda ilmiah menghasilkan pengetahuan yang
disebut ilmu (berikut turunannya yaitu teknologi), yang berbeda
dengan pengetahuan yang dikembangkan dengan cara/ metode lain.
atau metode yang tidak ilmiah. Dala konteks ini, filsafat,
matematika, wahyu, paririmbon, panca sila bukan ilmu, karena tidak
dihasikan oleh metoda ilmiah.
Lalu apa itu metoda Ilmiah? Kita akan mencoba membuat refleksi
tentang metoda ilmiah. Pijakan yang nyaman untuk memulai
refleksi5 adalah dengan jalan membuat definisi dan pembedaan.
Membuat definisi menurut (Kegley, 1996) adalah menempatkan
sesuatu ke dalam dunia makna sedemikian rupa sehingga sesuatu itu
dapat didiskusikan dan/atau dapat dimanfaatkan secara tepat. Simak Definisi Metode Ilmiah
definisi berikut: Metode Ilmiah adalah suatu cara investigasi6 - yang
obyektif dan bebas nilai - untuk meningkatkan pemahaman tentang
fenomena7, dengan menggabungkan cara berfikir berbasis empiri
(induktif), dan berbasis ratio (deduktif), yang inferensinya dipandu
oleh kriteria kebenaran8, menghasilkan explanasi yang dapat
diandalkan, dan dioperasionalkan dalam berbagai metoda
penelitian sesuai dengan tahap ketahuannya. 5(lima) item elaborasi
Dari definisi tersebut tersirat 5(lima) hal yang perlu dielaborasi9; (1)
yang menjadi konsern10 ilmu adalah eksplanasi11 tentang fenomena
(baik fenomena alam maupun fenomena sosial; (2) investigasinya
harus obyekyif dan bebas nilai, (3) cara berpikirnya merupakan
gabungan dari cara berpikir induktif12 (berbasis empiri) dengan cara
5
reflective = thinking deeply about things
6
investigation =a scientific or academic examination of the facts of a subject or problem:
7
Phenomenon, (plural phenomena) = a fact or an event in nature or society, especially one that is not fully
understood
8
Bandingkan dengan definisi-definisi berikut:
a way of investigation based on collecting, analyzing, and interpreting sense data to determine the
most probable explanation ( Barry, 1980)
an effort to achieve increasing understanding of phenomenon by (1) defining problem so as to build
on available knowledge, (2) obtaining information esential for dealing with these problems, (3)
analyzing and interpreting these data in accordance with clearly defined rules, and (4) communicating
the results of these efforts to others (Phillips, 1976)
9
elaborate = (on / upon sth) to explain or describe sth in a more detailed way:
10
konsern = concern = be about, curahan perhatian
11
Explanation = a statement, fact, or situation that tells you why sth happened
12
inductive = using particular facts and examples to form general rules and principles (dari khusus ke
umum)
13
deductive = using knowledge about things that are generally true in order to think about and understand
particular situations or problems (dari umum ke khusus)
14
Wujud = perform/ performa
15
Bandingkan definisi-definisi berikut:
Ilmu adalah kumpulan Ilmu Pengetahuan yang dikumpulkan manusia melalui penggunaan akalnya, dan
disusun dalam bentuk yang berpola (Andi Hakim Nasution, 1980)
Ilmu adalah suatu eksplorasi ke alam materi, dan yang mencari hubungan-hubungan alamiah yang
teratur mengenai fenomena yang diamati serta bersifat mampu menguji diri sendiri (science is an
exploration in the material univers, based on observation, which seek natural axplanatory relations and
which itself testing (Helton, 1958, cit Akyas, 2009)
16
generic = shared by, including or typical of a whole group of things; not SPECIFIC
17
category = a group of people or things with particular features in common
18
Logika disini diartikan secara luas, sebab terdapat pengertian lain dari logika yang lebih sempit, yaitu cara
berfikir menurut aturan tertentu. Aturan berfikir ini dalam kegiatan keilmuan dipatuhi denga penuh
kedisiplinan, yang menyebabkan ilmu dikenal sebagai displin pengetahuan yang relatif lebih teratur dan
terorganisasi.
19
intuition = the ability to know sth by using your feelings rather than considering the facts
20
Apapun jenis pengetahuannya, apakah itu ilmu, filsafat, seni atau cabang pengetahuan lain dapat
ditelusuri melalui tiga ciri pembeda, yaitu melalui apa (ontologi), bagaimana (epistemolgi), dan untuk apa
(aksiologi) pengetahuan tersebut diketahui, disusun dan dimanfaatkan. Ketiga aspek inilah yang mencirikan
hakekat suatu pengetahuan dan sekaligus membedakannya dengan pengetahuan lain.
21
Lihat footnote no. 17.
22
divine = coming from or connected with God; revelation = something that is considered to be a sign or
message from God
23
Fakta empiris adalah fakta yang dapat dialami langsung oleh manusia lewat pancainderanya.
24
Definisi ilmu dari Helton (1958, lihat foot note no.17) sangat pas dengan statemen ini.
25
Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan faktas-fakta
atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan (Borys Kerap, 1983, cit Akyas,
2009)
26
Para ilmuwan biasanya menghindarkan diri dari penggunaan kata benar, untuk suatu kesimpulan
ilmiah, tapi menggunakan kata teruji. karena yang dimaksud dengan kebenran disini adalah kebenaran
relatif, yang terikat waktu dan ruang, dan bukan kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan, Sang
Pencipta. Dalam Al-Quran, tingkat kebenaran ini dibedakan menjadi tiga: ilmul yaqin y.i. kebenaran
berdasarkan nalar/ratio, ainul yaqin y.i. kebenaran berdasarkan fakta, dan haqqul yaqin y.i. kebenaran
yang Haq, kenaran mutlak, Tuhan Sang Pencipta (Suwardi, 2004).
27
merit = the quality of being good and of deserving praise, reward or admiration
28
Kesimpulan yang ditarik bahwa karbol dapat meningkatkan laju tumbuh tanaman misalnya, tidak
mengandung kebenaran ilmiah, walaupun secara statistik telah teruji. Mengapa? Karena ini tidak
konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya yang menyatakan bahwa karbol mengandung
desinfektan yang menyebabkan penggumpalan protrein. Demikian pula halnya kesimpulan yang
menyatakan bahwa herbisida tertentu mampu mengurangi serangan hama helopeltis pada tanaman teh
adalah kesimpulan yang tidak mengandung kebenaran ilmiah.
mendasarkan diri kepada kriteria tentang kesesuaian antara materi ditarik harus diuji berulang-ulang
yang dikandung oleh suatu pernyataan dengan obyek yang dikenai secara empiri. (a-posteriori))
pernyataan itu. Bila kita menyatakan gula itu rasanya manis, maka
pernyataan itu adalah benar bila dalam kenyataannya gula itu memang
manis. Jadi ilmu tidak hanya mengandalkan pikiran dalam menyusun
pengetahuan yang bersifat rasional, konsisten dan sistematis
berdasarkan kriteria koherensi, akan tetapi juga sekaligus
mengandalkan pancaindera untuk menguji apakah pernyataan yang
dihasilkan oleh proses berpikir itu juga sesuai dengan kenyataan Ilmu a-posteriori, filsafat a-priori
sebenarnya berdasarkan kriteria korespondensi. Itulah yang disebut (simpulannya ditarik tanpa
ilmu itu a-posteriori : kesimpulan-kesimpulan ilmiah ditarik setelah pengujian)
dilakukan pengujian berulang-ulang, berbeda dengan filsafat yang a-priori:
kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. Kesimpulan-kesimpulan
ilmu diterima oleh semua orang (jadi universal) karena teruji kebenarannya, Buah korespondensi adalah ilmu
atau dapat diandalkan, sedangkan filsafat diterima pengikutnya 29 (jadi terbatas) menjadi dapat diandalkan
(reproduceable) sehingga
karena secara spekulatif30-kontemplatif31 meyakinkan. Karenanya
dierima oleh semua orang
pengetahuan ilmiah itu menjadi dapat diandalkan, artinya bila
(universal)>>>
komponen-komponennya dapat dipenuhi, maka dapat diulang kembali
dengan hasil yang sama, atau dapat digunakan untuk meramal, atau
mengontrol kejadian. Ciri keilmuan ini disebut reproduceable. Teori ilmu yang ketiga adalah
Pragmatisme: Kebenaran ilmiah
Pragmatisme. Apakah dengan cara demikian pengetahuan ilmiah
bersifat pragmatis, mana yang
dapat sampai kepada kebenaran mutlak? Tidak, tidak mungkin dan paling dapat diandalkan atau
memang tidak perlu. Yang penting adalah karena sifat paling fumgsional.
keterandalannya, karena sifat reproduceablenya pengetahuan ilmiah
itu dapat berfungsi, walaupun hanya untuk kurun waktu dan ruang
tertentu. Inilah kriteria kebaran bertikutnya; pragmatisme.
Pragmatisme adalah teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada Kebenaran ilmiah adalah
kriteria tentang berfungsi tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup kebenaran fungsional mampu
ruang dan waktu tertentu. Jadi bila suatu pengethuan ilmiah secara menjelaskan, meramalkan dan
fungsional mampu menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu mengontrol suatu gejala alam
gejala alam atau sosial tertentu, maka secara pragmatis pengetahuan tertentu,bukan kebenaran
ilmiah itu adalah benar. Bila kemudian muncul pengetahuan ilmiah mutlak
yang lain yang lebih fungsional, maka kebenaran kita alihkan kepada
pengetahuan ilmiah yang baru tersebut. Jadi secara pragmatis dunia
keilmuan memberikan preferensi kepada pengetahuan ilmiah yang
bersifat lebih meyakinkan dan lebih bersifat universal, katimbang
pengetahuan ilmiah sebelumnya. Diungkapkan secara lain:
pragmatgisme berprefernsi kepada yang mempunyai kemungkinan
paling besar dapat menjamin keterandalan. Bukankah ilmu hanya untuk
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol gejala alam (fisik dan Ilmu bersifat probabilistik!
sosial)?
Ciri keilmuan demikian biasanya diungkapkan sebagai: ilmu bersifat
probabilistik.
Aksiologi;
Aksiologi. Untuk apa pengetahuan (ilmu) itu dibangun, atau akan
digunakan untuk apa ilmu yang telah dibangun itu? Itulah
perftanyaan-pertanyaan aksiologis. Apakah aspek aksiologis ini
diletakkan mengawali kegiatan keilmuan, pada saat melakukan
Pada pengetahuan yang berupa
kegiatan keilmuan atau mengakhiri kegiatan keilmuan. ilmu, peran aksiologi ini terutama
Peran aspek aksiologi ini, akan dan harus lebih menonjol dalam terletak pada teknologi
29
Karena itu dalam filsafat kita mengenal adanya penganut, aliran, kelompok, atau madhab.
30
speculation = the act of forming opinions about what has happened or what might happen without
knowing all the facts
31
Contemplation = the act of thinking deeply about sth.
memanfaatkan kebenaran ilmiah yang telah dicapai, atau dalam (penjabaran dsari ilmu.
teknologi, bila teknologi diartikan sebagai pemanfaatan Ilmu atau
sebagian Ilmu untuk kepentingan manusia. Teknologi, walaupun pada
dasarnya bebas nilai - karena diturunkan dari ilmu yang bebas nilai,
selain bermanfaat, juga mengandung potensi merusak dan potensi
kekuasaan; dan power tends to corrupt! Power tends to corrupt!
Dari uraian-uraian tersebut kiranya empat dari lima item dari definisi
Metode Ilmiah, telah terelaborasi. Keempat item itu adalah (1) yang
menjadi konsern32 ilmu adalah eksplanasi tentang fenomena (baik
fenomena alam maupun fenomena sosial ); (2) cara berpikirnya
merupakan gabungan dari berpikir induktif (berbasis empiri) dengan
cara berpikir deduktif (berbasis ratio); dan (3) inferensinya dipandu
oleh kriteria kebenaran dan (4) eksplanasi itu harus dapat diandalkan.
Item yang ke lima yaitu; investigasinya dijabarkan dalam berbagai
metode penelitian akan terelaborasi oleh uraian Bag. II: Metode
Ilmiah dan Metode Penelitian sebagai berikut.
32
konsern = concern = be about, curahan perhatian
33
Suatu statement yang siap untuk dinyatakan benar atau salah; a true or false statement
34
sense = indera, (sight, hearing, smell, taste and touch) that your body uses to get information about the
world around you
35
perception = the way you notice things, especially with the senses: the ability to understand the true
nature of sth SYN INSIGHT
Sumber:Akyas (1993)
Proses-proses itu dipandu oleh apa yang disebut etika ilmiah atau
normammetronian dan kriteria kebenaran atau teori ilmu36. Keseluruhan
proses itu disebut metoda ilmiah37. Oleh karena itu setiap macam ilmu Anatomi ilmu = realitas obyek
terdeskripsi, konsep, dan teori
bila dibedah (anatomi ilmu) di dalamnya akan terdapat realitas obyek
terdeskripsi, konsep, proposisi, dan teori. Porsi mana yang paling besar
mencerminkan tingkat kemajuan dari ilmu itu. Ilmu yang sudah
berkembang porsi teorinya lebih besar katimbang ilmu yang belum Apa itu Penelitian?
berkembang38.
Lalu apa yang disebut penelitian? Semua upaya sadar untuk
meningkatkan pemahaman kita dalam tiap tahapan menuju Masalah peneltian berada pada
tiap tahapan ketahuan
terbentuknya hubungan kausal atau teori tersebut disebut penelitian.
Dengan perkataan lain masalah penelitian atau masalah yang akan Macam alasan penelitian
diteliti itu bisa terdapat pada tiap tahapan ketahuan. Jadi ada penelitian dilakukan
yang dilakukan karena:
obyek belum diketahui atau obyek belum terdeskripsi atau
deskripsinya perlu diperbaiki (obyek belum diketahui atau perlu
dimantapkan), atau
obyek sudah diketahui namun belum dipilah atau belum dikonsep
(pembentukan konsep atau proposisi), atau
hubungan itu perlu dikukuhkan, atau perlu lebih dikukuhkan (Teori
belum atau perlu dimantapkan) Macam kerja penelitian
36
Criteria kebenaran atau teori ilmu terdiri dari coherence (konsisten, sejalan/tidak bertetangan dengan
pengetahuan sebelumnya), corepondence (apa yang dinyatakan sesuai dengan kenyataannya) dan
pragmatis (paling dapat diandalkan); lihat uraian sebelumnya (Bag.I)
37
Lihat definisi yang sudah kita elaborasi.
38
Dari sudut pandang ini, ilmu-ilmu alamiah dinilai lebih maju katimbang ilmu-ilmu sosial. Apakah Sejarah
termasuk ilmu? (Sebagian besar isinya realitas obyek terdeskripsi). Itulah pula sebabnya komunitas ilmu
alamiah lebih suka menterjemahkan sciense = sain, sedangkan komunitas ilmu-ilmun sosial merasa lebih
pas menterjemahkan sciense = ilmu pengetahguan.
39
particular = used to emphasize that you are referring to one individual person, thing or type of thing and
not others
AZAS HIPOTHETICO-DEDUKTIVE-VERIFIKATIVE
ORDE KONSEPTUALISASII
ve
ks
Dengan pengamatan dengan pengamatan
rif
u
nd
ik
Terkadang ditambah yang selalu dikukuhkan
as
i
i
ORDE OBSERVASI
FAKTA
pengamatan realitas obyek /
konseptualisasi
Definisi lain dari penelitian
40
Penentuan variable dan pemilihan metoda percobaan pada penelitian experimental. Pada peneltitian
deskriptif, mungkin menggunakan teknik dan instrumen yang khusus; keterandalannya sering sangat
tergantung kepada akurasi teknik dan instrumen yang digunakan.
41
Jadi mengkomunikaikan hasil penelitian ilmu merupakan bagian tidak terpisahkan dari penelitian itu
sendiri, karena ilmu pada dasarnya adalah upaya komunal (lihat Bagian III dari tulisan ini)
42
Mencari reference{(tertulis (lietatur, dokumen), tidak tertulis (keterangan akhli)}
43
Teknik penelitian
44
Lihat footnote no. 7.
45
Intelligent = good at learning, understanding and thinking in a logical way about things; showing this
ability
Teknologi Ilmu
46
Invent = to produce or design sth that has not existed before
47
Perhatikan! Hipotesis diangkat dari proposisi hasil membanding-bandingkan (komparasi) konsep;
experiment adalah pe3ngukuhan. Lihat paparan di Bagian II!
48
Ujung atau akhir yang selalu terbuka untuk diteruskan/ dibuka kembali.
49
Ini masih dipertanyakan, mungkin China atau India lebih dahulu.
instrumen50 teknologi. (telescope pada astronomi modern, mikroskop Teknologi menstimuli masalah
pada biologi, dsb.) ilmu
Selanjutnya, sejarah dan prioritas ontologis51 ilmu dan teknologi, Sebaliknya ilmu meletakkan
menunjukkan bahwa ilmu dan teknologi berinteraksi dalam berbagai dasar bagi perkembangan
cara dan sangat kompleks teknologi
Perkembangan teknologi dan praktik-praktiknya (tekniknya)
menstimulasi masalah ilmu dan teori. Contoh: perkembangan
mesin uap yang menginisiasi penelitian panas dan enerji
mendorong terbentuknya sain dan hukum-hukum Ilmu terapan dan praktek
(teknologi) berbasis ilmu
termodinamika.
Sebaliknya teori meletakkan dasar bagi perkembangan
teknologi. Contoh dramatis perkembangan teknologi berbasis
sain: pergerakan dari teori relativitas Einstein ke produksi Contoh ilmu terapan dan
fusi-nuclear di laboratorium, kemudian ke produksi bom praktek berbasis ilmu.
atom di Los Alamos;Yang terbaru adalah teknologi genetik
berkembang dari sain (ilmu) genetika.
Hubungan ilmu dan teknologi nyata menjadi semakin komplkeks bila
orang menelaah bidang-bidang yang disebut ilmu terapan dan praktik
berbasis ilmu seperti kedokteran dan pertanian kontemporer (biologi
molekuler, genetical engineering).
Perbedaan-dan hubungan kesaling-terkaitan ini akan dan harus
menjadi pertimbangan dalam menyikapi dampak negatif ilmu dan
teknologi, seperti akan kita bahas dalam Bag, IV.
50
Instrument = something that is used by sb in order to achieve sth
51
Prioritas ontologis = priorotas obyek telaah atau priorotas yang menjadi konsern.
52
Contemporary = belonging to the present time SYN MODERN:
bagaimana ilmu itu dibangun seperti telah diuraikan di muka. Kajian Keebenaran ilmiah adalah
epistemologis menunjukkan betapa relatifnya kebenaran ilmiah. kebenaran pragmatis!
Kebenaran ilmu adalah kebenaran pragmatis (Kriteria
Kebenaran No 3). Ilmu universal, diakui dimanapun, selama
belum ada yang membuktikan salah.
Selama 400 tahun kita dikuasai oleh faham determinstik!54.
Faham ini goyah setelah munculnya teori relativitas dari einstein Teori ganda cahaya!
dan mekanika kuantum!
sampai saat ini kita masih menggunakan 2 teori cahaya; teori
partikel dan teori gelombang!
The real electron is a mystery. We can approache it as a
particle, putting aside those experiments which prove it to
be a wave. Or we can assume it is a wave, forgetting the
Kebenaran menurut Nietsche.
data that prove it to be a particle. (Oppenheimer, 1947)
Kiranya ucapan Nietschze, seorang filsuf eksentrik Jerman, benar
adanya: kebenaran (bacal: ilmiah) adalah kekeliruan yang
tertangguhkan. Ilmu dan turunannya teknologi sangat akurat,
namun tetap relatif. Akurasi ilmu yang telah menjamin kita bisa
membuat teknolgi yang dapat diandalkan, namun sekaligus
mengandung sisi negatif yang makin lama makin membesar. Itulah Kemajuan dewasa ini sinonim
issue kontemporer ilmu (dan Teknologi)! Kontroversi ini akan kita kemajuan ilmu dan teknologi
bahas lebih detail dalam uraian berikut.
Kemajuan dewasa ini diterima sebagai sinonim dari kemajuan ilmu Ilmu dianggap sebagai sangat
dan teknologi; ilmu dan teknologi secara luas diterima sebagai sangat menentukan dan tanpa masalah!
menentukan dan tanpa masalah. Ilmu dan teknologi - yang telah
menopang pembangunan negara-negara industri (developed
countries), dianggap oleh banyak kalangan sebagai kunci
pembangunan masa depan yang sehat dan sejahtera. Anggapan ilmu
dan teknologi sebagai sangat menentukan dan tanpa masalah ini Sisi negatip dari ilmu
menjadi anggapan utama di negara-negara industri baru yang sedang
berkembang (developing countries) dengan pesat. Namun demikian,
Contoh dampak negatif dari ilmu
walaupun pertumbuhan cepat ini diyakini sebagai bukti dari
kecocokan pendekatan ilmu dan teknologi, di banyak bagian dunia
lonceng tanda bahaya telah berbunyi; Global warming, kerusakan
lingkungan/ bencana alam, penyakit, pembangunan yang tidak
berkelanjutan, penjajahan ekonomi, budaya dan politik, yang
mengancam eksistensi planet kita, kesemuanya adalah atas nama
ilmu.
Demikian juga revolusi hijau yang pernah dibanggakan semua orang
mampu mengatasi kekurangan pangan dunia, ternyata mengandung Revolusi Hijau?
sisi suram yang sangat memprihatinkan, dan jauh lebih besar dari sisi
positifnya?
Sosial: petani terpinggirkan, budaya mereka ikut termarjinalisasi,
kearifan memudar
Ekonomi: semakin besar upaya pembangunan di sektor pertanian,
53
accurate = correct and true in every detail
54
determinism = (philosophy) the belief that people are not free to choose what they are like or how they
behave, because these things are decided by their background, surroundings and other things over which
they have no control
55
issue = an important topic that people are discussing or arguing about
56
Issue reduksionisme, dan Issue Big Science dapat ditenggarai sebagai gabungan issue epistemologis dan
aksiologis, sedang issue paradigma dari Kuhn, tergolong ketiganya; ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
57
Menurut Descart, proposisi awal atau pemula pikir itu berasal dari intuisi (intuition deduction)
dimulai dari proposisi yang benar mutlak, yaitu proposisi dari Yang
Maha Mutlak, proposisi yang berasal dari Tuhan Seru Sekalian Alam,
yang disampaikan oleh rasulNya! Yang berpikir demikian bukan hanya
Herman Suwardi, tapi juga misalnya dari golongan agama lain, seperti Ilmu ada adalah rangkaian
Greg Sutomo, dan dalam dunia internasional dipelopori oleh Fritjop proposisi yang telah dikukuhkan
Capra58.
Dalam konteks pembicaraan kita, argumen Herman Suwardi
mengukuhkan bahwa Ilmu secara epistemologis tidaklah netral atau Dalam kegiatan awal keilmuan
bukan semata kiprah rasional. Karenanya kita harus menyikapi ilmu tersangkut pertimbangan nilai.
dengan reserve5960. Secara epistemologis, ketidak netralan ilmu
sebenarnya sudah melekat (inherent) dengan sipencari tahu (individu
ilmuwan atau komunjitas ilmiah) itu sendiri. 61
ISSUE REDUKSIONISME
Teori dapat didefinisikan sebagai miniatur, model atau Adakah proposisi yang pasti
penyederhanaan dari bentuk hubungan kausalitas dari realitas dunia benar? Siapa yang menjamin
kebenaran proposisi awal itu?
yang kompleks. Jadi bila ilmu mencari yang sederhana, maka
fenomena yang kompleks harus disederhanakan agar dapat diakses
oleh investigasi ilmiah. Karenanya dalam mencari kesederhanan, ilmu
merangkul reduksionisme62, Tetapi dalam proses ini terjadi
kehilangan makna karena keseluruhan lebih besar dari penjumlahan
komponen-komponennya.
Interaksi antara komponen atau pecahan yang lebih kecil (sub atomik)
dengan lingkungan dan komponen lain memberi hasil yang berbeda
dibandingkan bila keseluruhannya dipelajari secara langsung. Reaksi Ternyata ilmu bukan kiprah
sinar matahari terhadap khlorophyl dalam tabung (in-vitro) berbeda rational semata.
dengan reaksi khlorophyl intact (in-vivo).
58
Di Indonesia Selo Sumardjan Institute membuat club membahas pemikiran Fritjop Capra ini, dengan
melibatkan ilmuwan berbagai disiplin dan tokoh lintas agama.
59
Reserve = a feeling that you do not want to accept or agree to sth, etc. until you are quite sure that it is
allright to do so
60
Herman Suwardi mengusulkan dikembangkannya apa yang dia sebut Ilmu Tauhidullah; Pemula pikirnya
dimulai dari wahyu, diimplikasikan menjadi rangkaian proposisi yang fungsional dengan tetap dikontrol oleh
wahyu (menuntut kerja sama yang terus menerus antara ulama dan ilmuwan). Fritjop Capra mengusulkan
meditasi ala agama-agama Timur (Non Samawi; Hindu, Buda, Tao) harus menjadi pelengkap dalam mencari
kebenaran ilmiah.
61
Perlu disadarai bahwa fakta, obyek, atau masalah yang menjadi perhatian pencari kebenaran ilmiah,
tergantung dari pertanyaan yang diajukan oleh pencari kebenaran ilmiah itu; karena dialah yang
menentukan fakta mana yang menjadi masalah atau fakta mana yang relevan. Jadi fakta inherent dengan
sang pencari kebenaran ilmiah. Fakta tergantung dari jiwa yang memformulasikan pertanyaan-pertanyaan,
atau tergantung dari aksioma-aksioma mana yang dipilih. Itulah juga sebabnya mengapa ilmu berkembang
menjadi sangat antroposentris. Jadi jelas dalam awal kegiatan keilmuan, tersangkut pertimbangan nilai,
atau berkaitan dengan sistem nilai.
62
reductionism = the belief that complicated things can be explained by considering them as a combination
of simple parts
63
misalnya dalam perhitungan berapa produktivitas perikanan tangkap di laut untuk menjamin
keberlanjutan, atau dalam modelling iklim global.
64
Imperasi = imperative, perintah, tuntutan , tekanan
65
dalam bukunya Structure and Scientific Revolution
66
corroborate = to provide evidence or information that supports a statement, theory, etc
67
Paradigma ilmu menurut Kuhn adalah suatu kerangka teoritis, atau suatu cara memandang dan
memahami alam, yang digunakan oleh suatu komunitas ilmiah sebagai pandangan dunianya (world view);
jadi merupakan lensa yang dimiliki bersama, yang dengannya mereka (para anggota komunitas ilmiah itu)
membaca, menafsirkan, mengungkap dan memahami alam.
68
culture = the customs and beliefs, art, way of life and social organization of a particular country or group:
69
Agar manusia bisa mengada, bisa exsist bertahan hidup, manusia berkreasi menciptakan alat bantu/
instrumen yang disebut teknologi.
70
Showing the state or nature; Kehebatannya dalam mencetak gol, bukan merupakan refleksi dari tim
(sepakbola) itu secara keseluruhan; arti lain refleksi = thinking deeply about things.
71
Karena komunitas barat membawa nilai-nilai sosial dan budaya yang inheren kepadanya, maka prktek
memandang dunia (ilmu) dan praktek mengskses dunia sekitar (teknogi, baik sebagai instrumen kiprah trial
and error, maupun penjabaran dari teknologi), telah menyebabkan halalnya praktek-praktek perbudakan,
separatisme, dan pemarjinalan suku-suku asing di Amerika, Afrika dan Australia. Demikian juga dampak
negatif ilmu terhadap lingkungan, adalah refleksi dari nilai-nilai barat, karena sejak 7 abad yang lalu, yang
memegang otoritas ilmu adalah dunia barat.
Closing Remarks
Sebagai catatan penutup (closing rwmarks) dari tulisan ini saya ingin membuat epilog72 sebagai
berikut:
Ilmu adalah salahsatu jenis pengetahuan yang diperoleh dengan metoda tertentu, yaitu
Metode Ilmiah. Melalui Metode Ilmiah muncul karakteristik ilmu yang berbeda dengan
pengetahuan lain.
Pengetahuan yang disebut ilmu (baca: empirical sciences), membatasi obyek telaahnya pada
fenomena alam,- fisik dan sosial - muncul dengan karakteristik explanasi yang sangat dapat
diandalkan (ingat kasus Pesawat Ruang Angkasa Columbia), dan universal. Metoda Ilmiah
memagari proses investigasi (membaca fakta) dan proses penarikan kesimpulannya (inferensi)
agar tetap rasional, bebas dari sistem nilai dan referensi apapun. Pagar-pagar itu disarikan
dalam apa yang disebut Norma Metronian yaitu Universalism, Communalism,
Disinterestedness, dan Organized Skeptisism, dan Teori Ilmu yaitu Koherensi, Korespondensi
dan Pragmatisme.
Sampai disini muncul keyakinan yang sangat kuat, bahwa ilmu adalah segalanya dan tanpa
masalah. Baru di penghujung abad ke 20 - dicanangkan antara lain oleh Kuhn (1962), Tarnas
(1993), Sutomo,(1995), Herman Suwardi (2004), Kegley (1989) dan Healey (1989) - mulai
muncul pandangan pandangan skeptis dan kritis, dan kemudian membuktikannya bahwa
disamping peranannya yang sangat signifikan, ilmu (dan turunannya teknologi) juga
menimbulkan dampak negatif yang makin lama makin membesar mengancam
keberlangsungan hidup planet kita.
........ dan seperti telah dipaparkan dalam contoh 5 (lima) Issue Kontemporer di atas, ternyata
dampak negatif itu bersumber, bahkan mendaging (melekat) kepada kiprah keilmuan itu
sendiri. Ilmu menjadi bermasalah karena pemula pikir yang diyakini benar tapi belum tentu
benar (Herman Suwardi), karena masalah yang melekat pada Big Science dan masalah
ikutannya yaitu adanya imperasi ekonomi dan militer), karena penyederhanaan masalah
(issue reduksionisme), karena paradigma yang digunakan komunitas ilmiah (Kuhn), karena
masalah yang melekat pada ilmu sebagai bagian dari world view dan pada teknologi sebagai
salah satu bentuk kreativitas manusia.
Lalu what next? Kita tidak perlu menjadi nihilis terhadap ilmu, ilmu disamping sisi negatifnya,
tetap signifikan sebagai world view. Ilmu harus tetap ditumbuh kembangkan sebagai bagian
tidak terpisahkan dari ibadah kita, sebagai bagian dari to adore the Creator!73 We adore
Thou, O Lord!.Jadi apa yang dapat kita perbuat?
Yang pertama adalah adanya kesadaran, bahwa dalam menghadapi ilmu dan teknologi, baik
sebagai sebagai ilmuwan maupun teknolog, peneliti maupun praktisi, kita harus selalu
reserve. Paling tidak kita tidak menjadi penyumbang sadar terhadap makin negatifnya
dampak ilmu dan teknologi.
Yang kedua, mungkin sudah saatnya untuk merenung ulang, mengapa kita tidak mulai
mengikuti anjuran Herman Suwardi dan Greg Sutomo agar semua kiprah keilmuan kita
dipandu dan berpedoman kepada proposisi yang benar mutlak, yaitu wahyu dari Sang Maha
Pencipta74.
72
epilogue = a speech, etc. at the end of a play, book, or film/movie that comments on or acts as a
CONCLUSION to what has happened
73
Ada yang meyakini membesarnya dam,pak negatif dari ilmu karena orang terperangkap pada motto
Descarts (1596-1650); Ilmu untuk kemaslahatan Manusia, karena akhirnya ilmu menjadi sangat
antoposentris (memusat pada manusia), melupkan alam dan mahluk lain diluar manusia. Karenanya
dianjurkan untuk kembali ke motto Aristoteles; Ilmu dikembqngkan untuk mengagumi ciptaan Tuhan, to
adore the Creator!
74
Sabda Tuhan/ Wahyu, bila telah dibaca, dan diinterpretasi memang menjadi mahluk juga dengan segala
kekurangan yang melekat padanya, sehungga dapat terjebak pada Arogansi Gereja abad Pertengahan.
Yang ketiga,kita harus yakin bahwa teknologi kita mampu mengangkat kemanusiaan kita ke
dalam manusia seutuhnya, yang holistik dalam terma aspek fisik, psikis, sosiologis, moral dan
spiritual. Apakah teknologi meninggikan pilihan dan martabat manusia, atau teknologi
akhirnya mendegradasi kemanusiaan dan menjadikan manusia hilang kemanusiaannya.
Sayang sekali, manusia juga bersifat angkuh dan terjerap ke dalam penggunaan teknologi yang
berlebihan dan ceroboh.
Mari kita menjadi pencipta dan pemilih teknologi yang reflektif, hati-hati dan rendah hati.
Namun hal ini dapat dihindarkan dengan dialog setara yang terus menerus antara ilmuwan dan cleric
(ulama).
Akyas, A.M. 1993. Metoda Ilmiah dan metoda Penelitian. Penataran Metodologi Penelitian untuk
Kovertis Wil. 4. Lembaga Penelitian Unpad. Tidak dipublikasikan
Akyas, A. M. 2009. Bahan Ajar Metoda Ilmiah Ilmu- Ilmu Alam. Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran. Tidak Dipublikasikan.
Akyas, A. M.2008.Bahan Ajar Filsafat Ilmu. Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Tidak
Dipublikasikan.
Akyas, A. M. 2005. Membangun Kemandirian dan Ketahanan Pangan. Beberapa Catatan untuk
RPPK. Simposium Revitalisasi Pertanian, diselenggarakan dalam Rangka Dies Natalis
Universitas Padjadjaran, Bandung 1 September 2005.
Akyas, A. M., Widayat, D., Nursuhud. 2004. Research and Development in Hydroponics technology
at the Laboratory of Horticulture Padjadjaran University. A case with Tomato Cuvar,
Recento. The 5th International Symposium-cum-Workshop in Southeast Asia. The
Role of German Alumni in Rural/ Regional Development and Entrepreneurship, 23 -
27 August 2004, Phnom Penh,Cambodia. Proceeding.
Akyas, A.M. 2000. Penelitian dalam Bidang Ilmu Tanaman. Suatu Refleksi Epistemologis. (2000).
Journal Bionatura, Vol 1 No. 2
Anonim. 2006. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Kebudayaan. Penerbit Buku Kompas. Cetakan
Pertama. Jakarta.
Barry, Vincent. 1980. Philisophy ; A text with reading. Wadsworth Publishing Company. Belmont,
California
Capra, Fritjop. 2000. The Tao of Physics. Menyingkap Kesedjadjaran Fisika Modern dan Mistisisme
Timur. Jalasutra. Yogyakarta.
Djajasukanta, Husen. 1990. Bahan Penataran Petode Penelitian. Lembaga Penelitian, Universitas
Padjadjaran. Tidak dipublikasikan.
Gardner, Martin (Ed.). 1994. Great Essays in Science. Prometheus Books, New York.
Healey, S, A.1996. Science, Technology and Their Contemporary Problem. dalam International
Conference on Values and Attitudes in Science and Technology. International Journal
of Science & Technology, Kuala lumpur, Mslaysia, 3-6 September, 1996. Special Issue.
Kegley, Jacquelyn Ann K. (1996). Science, Technology, Human Values and Choices. dalam
International Conference on Values and Attitudes in Science and Technology.
International Journal of Science & Technology, Kuala lumpur, Mslaysia, 3-6
September, 1996. Special Issue.
Kuhn, Thomas. 1962. The Structure of Scientifiuc Revolution. University of Chicago Press. Chicago.
Nasr, Seyyed, Hossein. 1986. Sains dan Peradaban di Dalam Islam. J. Mahyudin
Philips, Bernard, S. 1976. Social Research. Strategy and Tactics. Macmillan Publishing Co. Inc. New
York.
Rusidi. 1980. Bahan Ajar Metode Penelitian dan Penulisan Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Padjdadjaran. Tidak Dipublikasikan.
Soetomo, Greg. 1995. Sains & Problem Ketuhanan. Kanisius, Yokyakarta.
Sunardi, St. 1999. Nietzsche.LkiS Yogyakarta. Cetakan Kedua, Maretv 1999
Suriasumantri, Yuyun.1990. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Cetakan VI. PT. Gelora
Aksara Pratama. Jakarta.
Suriasumantri, Yuyun. 1981. Ilmu dalam Perspektif. Pt Gramedia, Jakarta.
Suwardi, Herman. 2004. Roda Berputar, Dunia Bergulir. Kognisi baru tentang timbul tenggelamnya
sivilisasi. Bakti Mandiri. Bandung
Tarnas, Richard. 1993. The Passion of Western Mind. Baltimore Books. New York, USA
Wilarjo, L. (1981). Ilmu dan Humaniora dalam Surisumantriu, Y. (ed.). Ilmu Dalam Perspektif. Pt
Gramedia, Jakarta.
Zimmerman, Barry, E., and David J. Zimmerman. 1995. Nature Curiosity Shop. Contemporary
Books, USA.
SOAL LATIHAN
Kumpulan soal A
1 Dapatkah kalian menjelaskan peranan dari Kriteria Kebenaran atau sering juga disebut
Teori Ilmu dalam mengukuhkan suatu statement ilmiah?
2 Jelaskan satu persatu mengapa matematika, filsafat, dan wahyu tidak termasuk ke
dalam kategori pengetahuan ilmiah (ilmu)!
3 Mengapa pengetahuan sebab-akibat disebut merupakan puncak pengetahuan
ilmiah?
4 Jelaskan kaitan antara Bagan Tahapan Proses Tahu (hal 7 dari Bahan Ajar) dengan Tabel
Profil Metode Penelitian (hal 8 dari Bahan Ajar)
5 Setiap teknologi harus jelas dasar keilmuannya, walapun teknologi itu muncul dari kerja
trial & error. Jelaskan apa sebabnya dan mengapa muncul pernyataan tersebut!
6 Apa yang dimaksud reduksionisme ? Setujukah kalian dengan pernyataan bahwa
keseluruhan lebih besar dari penjumlahan bagian-bagiannya:? Jelaskan jawaban
kalian!
7 Adakah ilmu didunia nyata yang benar-benar dibangun sesuai dengan metronian
norms? Jelaskan jawaban kalian!
8 Banyak orang yakin bahwa ilmu tanpa masalah, artinya pasti benar dan pasti
bermanfaat. Kalaupun dalam praktek pemanfaatannya banyak menimbulkan dampak
negatif, itu semata karena manusianya, bukan karena ilmunya. Pendapat kalian?
Jelaskan!
9 Tuliskan siklus pradigma ilmu dari Kuhn dengan sedikit penjelasan!
Kumpulan soal B
1 Jelaskan mengapaTeknologi berbasis ilmupun, penjelasan ilmiahnya akhirnya harus
ditemukan?
2 Jelaskan dengan singkat perbedaan epistemologis antara ilmu, matematika dan filsafat!
(Catatan: ketiganya memang punya landasan epistemologis yang berbeda)
3 Jelaskan Macam-macam metode dan Bentuk penelitian menurut Tabel Profil Metode
Penelitian (Rusidi, 1980)!
4 Jelaskan apa yang dimasud dengan teknologi! Apakah teknologi hanya monopoli ranah
kajian kealaman, atau juga termasuk ranah kajian sosial? Apa bedanya teknologi dengan
ilmu?.
5 Berikan contoh teknologi yang memicu dan memacu perkembangan ilmu lebih lanjut!
6 Tunjukkan bahwa sifat universal ilmu diturunkan dari norma metronian
Kommunalism!
7 Mengapa begitu banyak orang yang begitu yakin bahwa ilmu bebas nilai atau paling
tidak netral?
8 Banyak orang yakin bahwa ilmu tanpa masalah, artinya pasti benar dan pasti
bermanfaat. Kalupun dalam praktek pemanfaatannya banyak menimbulkan dampak
negatif, itu semata karena manusianya, bukan karena ilmunya. Pendapat kalian?
Jelaskan!
9 .......teknologi yang ada tidak memadai untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Itu
adalah potongan kalimat yang menggambarkan kegelisahan para pakar/ ilmuwan
tentang keberlangsungan planet kita. Apakah kalian turut merasakan kegelisahan itu?
Uraikan jawaban kalian!
Kumpulan Soal C
1 Ada yang berpendapat, supaya ilmu tidak berdampak negatif, maka kedalam teori ilmu
atau kriteria kebenaran seharusnya juga dimasukkan etika. Bagaimana menurut
pendapat kalian , benarkah pendapat itu? Jelaskan!
2 Jelaskan dengan singkat perbedaan ontologis antara ilmu dengan wahyu!
3 Bila ada pertanyaan begini : Apa makna ilmu yang sebenarnya? Mengapa ilmu yang
dibicarakan dalam Bahan Ajar ini berbeda dengan ilmu dalam pengertian sahari-hari?,
apa komentar kalian?
4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan Azas Hipotetiko Deduktive Verifikatif!
5 Jelaskan apa beda teknologi berbasis ilmu dengan teknolgi berbasis trial & error!
6 Menurut Kuhn, Selama paradigma dapat digunakan dengan memuaskan, maka
kegiatan ilmiah berjalan normal. Jelaskan apa yang dimaksud!
7 Salah satu norma metronian adalah organized skeptisism. Apa yang dimaksud?
Jelaskan!
8 Norma metronian yang mana yang dapat menjamin netraliatas ilmu? Jelaskan!
9 Banyak orang yakin bahwa ilmu tanpa masalah, artinya pasti benar dan pasti
bermanfaat. Kalupun dalam praktek pemanfaatannya banyak menimbulkan dampak
negatif, itu semata karena manusianya, bukan karena ilmunya. Pendapat kalian?
Jelaskan!
Kumpulan Soal D
1 Secara aksiologis ilmu berbeda dengan seni. Jelaskan!
2 Apa yang dimaksud dengan berpikir berbasis empiri dan berpikir berbasis ratio!
3 Banyak sekali bukti yang menunjukan betapa akuratnya ilmu dan turunannya teknologi.
Namun pada suatu saat, pada ruang dan/ atau waktu yang berbeda akurasinya bisa saja
menjadi berkurang, atau bahkan tidak dapat diandalkan sama sekali! Coba jelaskan
dengan contoh teori cahaya!.
4 Mengapa bagan Azas Hipothetiko Deductive Verifikatif dibagi dua; Orde Konseptuliasai
dan Orde Observasi.
5 Dikatakan teknologi dapat muncul tanpa ilmu. Bagaimana mungkin? Jelaskan jawaban
kalian!
6 Beri contoh teknologi yang dapat memacu perkembangan ilmu lebih lanjut!
7 Manusia punya hati nurani, punya akal budi. Tapi mengapa ilmu selain dampak
positifnya juga mengandung dampak negatif?
8 Menurut Kuhn, kapan komunitas ilmiah menjadi gelisah?
9 Jelaskan, mengapa bila norma metronian dijalankan secara ketat, semestinya ilmu
bebas nilai (value free) atau paling tidak bersifat netral. Norma metronian yang mana
yang menjamin kenetralan dari Ilmu?
Kumpulan soal E
1 Jelaskan mengapa deduktif disebut berbasis ratio, dan induktif disebut berbasis empiri!
2 Jelaskan apa arti atau maksud dari kalimat ini Pragmatisme berpreferensi kepada yang
mempunyai kemungkinan paling besar dapat menjamin keterandalan!
3 Menurut Tabel Profil Metode Penelitian (Bahan Ajar Hal 8), ada berapa macam kerja
penelitian. Beri sedfikit penjelasan (baca Tabel tersebut)!
4 Jelaskan perbedaan antara ilmu dengan teknologi sehingga jelas peebedaannya!
5 Bagaimana membedakan antara ilmu yang sudah berkembang dan yang belum
berkembang?
6 Percayakah kalian, bila ilmu dimanfaatkan secara bijak, ditambah dengan panduan
agama, ilmu masih dapat berdampak negatif? Jelaskan!
7 Jelaskan apa yang dfimaksud dengan paradigma oleh Kuhn
8 Ilmu secara epistemologis ternyata tidaklah netral atau bukan semata kiprah rasional.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernyataan/ kalimat ini?
9 Teknologi bisa saja ditemukan secara trial and error, namun supaya tidak steril, pada
aksirnya tetap saja harus dicari/ ditumukan basis keilmuannya. Jelaskan apa yang
dimaksud!
Kumpulan Soal F
1 Dalam metode Ilmiah inferensi / simpulan yang bagaimana yang dianggap benar?
2 Apa yang dimaksud dengan pernyataan kajian epistemologi ilmu menunjukkan bahwa
ilmu tidak mutlak?
3 Apa yang dimaksud dengan Ilmu berpreferensi kepada yang mempunyai kemungkinan
paling besar dapat menjamin keterandalan?
4 Apa yang dimasud Orde Konseptualisasi dalam Bagan Azas Hipotetiko deduktif
Verifikatif?
5 Lihat Tabel Profil Metode Penelitian (Bagian II, Bahan Ajar). Kapan suatu penelitian
disebut penelitian exploratif, developmental, dan verifikatif? Lalu menurut pendapat
kalian mana yang lebih penting dalam pengembangan ilmu, penelitian exploratif,
developmental atau verifikatif? Atau sama saja? Perjelas jawaban kalian!
6 Apakah mungkin antara ilmu dengan teknologi berjalan tidak sinkron? Atau
pertanyaannya bisa diubah demikian: Bila ilmu dan teknologi berbasis trial & error
ternyata tidak sinkron, apa artinya atau apa yang harus kita kerjakan?
Rancakendal, 2011-05-10