Anda di halaman 1dari 27

Hal 1 dari

27 halaman

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 2 dari
27 halaman

Prolog1
Tulisan singkat ini dipersiapkan sebagai tambahan Bahan Ajar, atau bisa juga disebut sebagai
persiapan bagi Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Filsafat Ilmu di Program Pasca Sarjana (S2
dan S3) Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Imu Keperawatan dan Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran. Tulisan ini juga diharapkan bermanfaat bagi siapapun yang mulai mencoba
berrefleksi tentang hakekat ilmu.
Sebagai suatu preliminary introduction, memang tulisan ini hanya fokus pada Ilmu-Ilmu Alamiah
(Sain empirikal; Fisika, Kimia, Biologi), karena secara anatomis kelompok ilmu ini dianggap
mempunyai tahapan kelilmuan jauh lebih lengkap, katimbang kelompok ilmu lain. Menurut
Kerlinger, 1973, cit. Muslih, 2008, sesara ideal suatu Pengetahuan baru bisa disebut Ilmu:
1) dapat diamati (observable)
2) dapat diulang (repeatable)
3) dapat diukur (measurerable)
4) dapat diuji (testable)
5) dapat diramalkan (predictable)
Telaah fenomen alam yang fisik (ilmu-ilmu alamiah) ternyata dapat memenuhi ke lima sarat
tersebut, sedang telaah fenomen sosial-humaniora ternyata kebanyakan hanya dapat memenuhi
tiga sarat pertama, sedang sarat ke empat dan ke lima sering kali tidak dapat dipenuhinya.
Seorang scholar atau seorang ilmuwan harus tahu apa itu ilmu, atau lebih tepat apa essensi atau
hakekat ilmu. Dia harus tahu sejauh mana daya jangkau ilmu, dan apa keterbatasannya. Ilmu dan
turunannya teknologi memang sangat siginifikan membawa peradaban dunia pada tingkatnya
yang sekarang, namun juga ternyata mengandung sisi negatif yang makin lama makin membesar,
yang mengancam keberlangsungan planet kita. Kerusakan lingkungan, pemanasan global,
terpinggirnya penduduk asli Amerika, Afrika dan Australia, dan yang sekarang sedang mengancam
adalah kekurangan pangan dunia. Kesemuanya itu atas nama ilmu dan teknologi. Ilmuwan yang
tidak memahami hakekat ilmu akan mudah terjebak pada anggapan bahwa ilmu adalah
segalanya, ilmu pasti benarnya dan tidak ada yang lebih benar dari ilmu. Akibat lanjutannya
adalah menjadi ilmuwan yang tidak reserve2 dalam kiprah3 keilmuannya, bahkan secara tidak
sadar mungkin menjadi penyumbang pada makin membesarnya dampak negatif dari Ilmu.
Pemahaman tentang essensi atau hakekat ilmu dapat dimulai dengan pemahaman tentang apa
bedanya ilmu (pengetahuan ilmiah) dengan pengetahuan bukan ilmu (pengetahuan non ilmiah).
Langkah berikutnya adalah pemahaman tentang bagaimana ilmu itu dibangun, dan ditumbuh-
kembangkan melalui penelitian, dan selanjutnya bagaimana cara menginfer4 hasil penelitian
tersebut. Secara keseluruhan, itulah yang dimaksud dengan Metode Ilmiah.
Introduksi ini terdiri dari 5(lima) Bagian. Bagian pertama adalah Ilmu dan Metoda Ilmiah, bagian
kedua Metoda Ilmiah dan Metoda Penelitian, bagian ketiga Ilmu dan Teknologi, Bagian keempat
Issue Kontemporer: Daya Jangkau dan Keterbatasan Ilmu dan Teknologi, dan kemudian ditutup
oleh bagian kelima Catatan Penutup.

1
prologue (AmE prolog) = a speech, etc. at the beginning of a play, book, or film/movie that introduces it
2
Reserve = a feeling that you do not want to accept or agree to sth, etc. until you are quite sure that it is all
right to do so. She trusted him without reserve.
3
kiprah = derap kegiatan
4
infer = sth (from sth) to reach an opinion or decide that sth is true on the basis of information that is
available (SYN DEDUCE):

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 3 dari
27 halaman

Bagian I: Ilmu (baca: sain empirikal) dan Metode Ilmiah


(Suriasumantri, 1981, 1990)

Kaitan antara Ilmu dan Metoda Ilmiah adalah sebagai berikut: Ilmu
adalah sejenis pengetahuan yang diperoleh (baca: dibangun dan
ditumbuh-kembangkan) melalui suatu cara tertentu yang disebut
metode ilmiah. Dengan perkataan lain, pengetahuan yang ditumbuh-
kembangkan melalui metoda ilmiah menghasilkan pengetahuan yang
disebut ilmu (berikut turunannya yaitu teknologi), yang berbeda
dengan pengetahuan yang dikembangkan dengan cara/ metode lain.
atau metode yang tidak ilmiah. Dala konteks ini, filsafat,
matematika, wahyu, paririmbon, panca sila bukan ilmu, karena tidak
dihasikan oleh metoda ilmiah.
Lalu apa itu metoda Ilmiah? Kita akan mencoba membuat refleksi
tentang metoda ilmiah. Pijakan yang nyaman untuk memulai
refleksi5 adalah dengan jalan membuat definisi dan pembedaan.
Membuat definisi menurut (Kegley, 1996) adalah menempatkan
sesuatu ke dalam dunia makna sedemikian rupa sehingga sesuatu itu
dapat didiskusikan dan/atau dapat dimanfaatkan secara tepat. Simak Definisi Metode Ilmiah
definisi berikut: Metode Ilmiah adalah suatu cara investigasi6 - yang
obyektif dan bebas nilai - untuk meningkatkan pemahaman tentang
fenomena7, dengan menggabungkan cara berfikir berbasis empiri
(induktif), dan berbasis ratio (deduktif), yang inferensinya dipandu
oleh kriteria kebenaran8, menghasilkan explanasi yang dapat
diandalkan, dan dioperasionalkan dalam berbagai metoda
penelitian sesuai dengan tahap ketahuannya. 5(lima) item elaborasi

Dari definisi tersebut tersirat 5(lima) hal yang perlu dielaborasi9; (1)
yang menjadi konsern10 ilmu adalah eksplanasi11 tentang fenomena
(baik fenomena alam maupun fenomena sosial; (2) investigasinya
harus obyekyif dan bebas nilai, (3) cara berpikirnya merupakan
gabungan dari cara berpikir induktif12 (berbasis empiri) dengan cara

5
reflective = thinking deeply about things
6
investigation =a scientific or academic examination of the facts of a subject or problem:
7
Phenomenon, (plural phenomena) = a fact or an event in nature or society, especially one that is not fully
understood
8
Bandingkan dengan definisi-definisi berikut:
a way of investigation based on collecting, analyzing, and interpreting sense data to determine the
most probable explanation ( Barry, 1980)
an effort to achieve increasing understanding of phenomenon by (1) defining problem so as to build
on available knowledge, (2) obtaining information esential for dealing with these problems, (3)
analyzing and interpreting these data in accordance with clearly defined rules, and (4) communicating
the results of these efforts to others (Phillips, 1976)
9
elaborate = (on / upon sth) to explain or describe sth in a more detailed way:
10
konsern = concern = be about, curahan perhatian
11
Explanation = a statement, fact, or situation that tells you why sth happened
12
inductive = using particular facts and examples to form general rules and principles (dari khusus ke
umum)

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 4 dari
27 halaman

berpikir deduktif13 (berbasis ratio); (4) inferensinya dipandu oleh


kriteria kebenaran, (5) investigasinya dijabarkan dalam berbagai
metode penelitian;. Kelima item ini akan terelaborasi dengan
menelusuri wujud14 pengetaguan yang disebut ilmu dan
membedakannya dengan pengetahuan lain, sebagaimana dapat
diikuti dalam uraian berikut.
Ilmu = cabang atau salah satu
llmu adalah sekelompok pengetahuan yang memunyai ciri pembeda jenis pengetahuan.
tertentu, dan dapat disebut sebagai suatu cabang dari pengetahuan15.
Lalu apa itu pengetahuan? Segala hal yang kita ketahui tentang suatu Apa itu Pengetahuan?
obyek tertentu disebut Pengetahuan. Jadi terma Pengetahuan adalah
suatu terma generik16 yang mencakup segala cabang pengetahuan
yang kita miliki.
Kategorisasi pengetahuan
Berdasarkan fungsi atau kegunaannya pengetahuan dapat berdasar fungsi: Etika, Estetika,
dikelompokkan menjadi tiga kategori17, yaitu pengetahuan tentang: dan Logika
(1)Etika; yang baik dan yang buruk, (2) Estetika; yang indah dan yang
jelek, dan (3) Logika; yang benar dan yang salah. Dalam kategori ini
Ilmu merupakan pengetahuan yang termasuk ke dalam kategori yang
ke tiga y.i. Logika18.
Dari mana manusia memperoleh pengetahuan itu? Manusia menjadi
berpengetahuan karena manusia adalah mahluk berpikir, merasa
dan mengindera. Disamping itu manusia juga dapat memperoleh
pengetahauan lewat intuisi19 dan wahju yang disampaikan Tuhan
Sumber pengetahuan: (1) pikiran,
melalui utusanNya. Karena itu juga pengetahuan dapat digolongkan (2) perasaan, (3) indera, (4)
berdasarkan sumbernya, y.i.,pengetahuan yang bersumber dari (1) intuisi,(5) wahyu
pikiran, (2) perasaan, (3) indera, (4) intuisi, dan dari(5) wahyu. Dalam
kategorisasi ini ilmu merupakan gabungan dari sumber pikiran (ratio)
Ilmu = gabungan dari ratio dan
dan indera. Seni bukan ilmu, karena tidak bersumber dari ratio, indera
walaupun sebagian bersumber dan dinikmati oleh indera. Demikian
pula filsafat bukan ilmu, karena walaupun bersumer dari
ratio/pikiran, tapi tidak bersumber dari indera.
Sampai disini uraian kita baru sebatas ilmu berbeda dari pengetahuan
lain, karena berbeda fungsi dan sumbernya. Perbedaan berikutnya Perbedaan ilmu dengan
adalah perbedaan obyek telaah (ontologi), perbedaan dalam hal pengetahuan lain dapat dilacak
dari ontologi, epistemologi dan

13
deductive = using knowledge about things that are generally true in order to think about and understand
particular situations or problems (dari umum ke khusus)
14
Wujud = perform/ performa
15
Bandingkan definisi-definisi berikut:
Ilmu adalah kumpulan Ilmu Pengetahuan yang dikumpulkan manusia melalui penggunaan akalnya, dan
disusun dalam bentuk yang berpola (Andi Hakim Nasution, 1980)
Ilmu adalah suatu eksplorasi ke alam materi, dan yang mencari hubungan-hubungan alamiah yang
teratur mengenai fenomena yang diamati serta bersifat mampu menguji diri sendiri (science is an
exploration in the material univers, based on observation, which seek natural axplanatory relations and
which itself testing (Helton, 1958, cit Akyas, 2009)
16
generic = shared by, including or typical of a whole group of things; not SPECIFIC
17
category = a group of people or things with particular features in common
18
Logika disini diartikan secara luas, sebab terdapat pengertian lain dari logika yang lebih sempit, yaitu cara
berfikir menurut aturan tertentu. Aturan berfikir ini dalam kegiatan keilmuan dipatuhi denga penuh
kedisiplinan, yang menyebabkan ilmu dikenal sebagai displin pengetahuan yang relatif lebih teratur dan
terorganisasi.
19
intuition = the ability to know sth by using your feelings rather than considering the facts

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 5 dari
27 halaman

bagaimana pengetahuan itu dibangun(epistemologi) dan perbedaan aksiologi.


dalam hal bagaimana pngetahuan yang telah dibangun itu digunakan/
dimanfaatkan (aksiologi20) (Suriasumantri, 1990, Djajasukanta, 1990). Ontologi: Konsern ilmu adalah
Berbicara tentang apa pengetahuan itu? Atau apa yang menjadi fenomena; konsern wahyu
adalah divine revelation!
obyek telaahnya? Itulah pertanyaan ontologis. Yang menjadi obyek
telaah ilmu adalah fenomena, yaitu fakta (facts) atau kejadian
(events, evidence/evidensi) di dunia fisik (alam) dan dunia sosial yang
tidak atau belum dimengerti21. Karenanya wujud ilmu adalah
keterangan tentang fenomena alam dan sosial sebagai hasil
manusia mempelajari alam (external world), yang dapat ditangkap
oleh indera dan diolah oleh logika/ penalaran/ patokan benar-salah).
Filsafat dan matematika bukan ilmu (baca; empirical sciences), karena
hanya berkaitan dengan logika; demikian juga Seni (perasaan) dan
wahyu (divine revelation22)
Mari kita lihat perbedaan ilmu dengan pengetahuan lain dari sudut Epistemologi. Ilmu dibangun
dengan pikiran/ratio dan indera.
epistemologi.
Secara epistomologis ilmu memanfaatkan dua kemampuan manusia
dalam mempelajari alam, y.i. indera/ empiris23 dan pikiran/ ratio.
Artinya setelah fakta, fenomena, atau gejala alam ditangkap oleh
indera, kita mencoba berolah pikir, agar fakta atau gejala alam itu
dapat kita jelaskan sedemikian rupa sehingga tidak lagi menjadi
misteri. Penjelasan (sebagai hasil olah pikir) itu akan memungkinkan
kita untuk meramalkan sesuatu yang akan terjadi dan dengan
demikian memungkinkan kita untuk mengontrol gejala tersebut24.
Kegiatan berolah pikir itu disebut bernalar dan prosesnya disebut
penalaran25. Namun penalaran dalam rangka membangun ilmu, tidak
sembarangan.
Pertama untuk sampai kepada kebenaran - atau mungkin lebih baik
disebut kebenaran ilmiah26, penalarannya harus obyektif dan bebas
nilai. Untuk itu keempat norma, yang dalam literatur dikenal dengan
Norma Metronian, harus sepenuhnya diikuti. Keempat Norma itu
adalah:

20
Apapun jenis pengetahuannya, apakah itu ilmu, filsafat, seni atau cabang pengetahuan lain dapat
ditelusuri melalui tiga ciri pembeda, yaitu melalui apa (ontologi), bagaimana (epistemolgi), dan untuk apa
(aksiologi) pengetahuan tersebut diketahui, disusun dan dimanfaatkan. Ketiga aspek inilah yang mencirikan
hakekat suatu pengetahuan dan sekaligus membedakannya dengan pengetahuan lain.
21
Lihat footnote no. 17.
22
divine = coming from or connected with God; revelation = something that is considered to be a sign or
message from God
23
Fakta empiris adalah fakta yang dapat dialami langsung oleh manusia lewat pancainderanya.
24
Definisi ilmu dari Helton (1958, lihat foot note no.17) sangat pas dengan statemen ini.
25
Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan faktas-fakta
atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan (Borys Kerap, 1983, cit Akyas,
2009)
26
Para ilmuwan biasanya menghindarkan diri dari penggunaan kata benar, untuk suatu kesimpulan
ilmiah, tapi menggunakan kata teruji. karena yang dimaksud dengan kebenran disini adalah kebenaran
relatif, yang terikat waktu dan ruang, dan bukan kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan, Sang
Pencipta. Dalam Al-Quran, tingkat kebenaran ini dibedakan menjadi tiga: ilmul yaqin y.i. kebenaran
berdasarkan nalar/ratio, ainul yaqin y.i. kebenaran berdasarkan fakta, dan haqqul yaqin y.i. kebenaran
yang Haq, kenaran mutlak, Tuhan Sang Pencipta (Suwardi, 2004).

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 6 dari
27 halaman

1) Universalism dimaksudkan untuk menjamin bahwa pengetahuan


dievaluasi berdasar kriteria obyektif dan impersonal dan bahwa
kemajuan pengetahuan hanya dinilai atas dasar merit27.
2) Cummunalism mengandung arti bahwa produk ilmu bersifat
komunal dan bukannya privat, dan bahwa kegiatan keilmuan
pada dasarnya adalah sebuah kegiatan kooperatif
3) Disinterestedness mengacu pada idea bahwa kerja keilmuan
melibatkan minat yang mendalam namun tidak memihak dalam
memecahkan masalah-masalah dunia, (dan ini) menjadi dasar
pengukuhan bahwa ilmu secara etis bebas nilai.
4) Organized Skeptisism (penyertaan skeptisisme) adalah
penggunaan keragu-raguan sebagai alat metodologis, yang
berinteraksi dengan norma-norma lainnya.
Selanjutnya kebenaran ilmiah
Selanjutnya kebenaran ilmiah di jamin oleh apa yang disebut kriteria dijamin oleh inferensi yang
kebenaran, yang berfungsi memandu dalam cara inferensi atau cara dipendu oleh teori ilmu atau
menarik kesimpulan dari hasil kerja keilmuan kita. Suatu kesimpulan sering disebut kriteria kebenaran.
dapat dinyatakan benar secara ilmiah bila memenuhi atau sesuai
dengan kriteria kebenaran - atau sering juga disebut sebagai teori
ilmu - yaitu koherensi, korespondensi, dan pragmatisme.
Teori Ilmu pertama Koherensi:
Koherensi.Kesimpulan dari suatu eksperimen mungkin saja secara hanya bila ada konsistensi dalam
statistik benar28, artinya teruji, namun belum tentu mengandung alur berpikir, maka kesimpulan
kebenaran ilmiah, bila kesimpulan itu ternyata mengandung yang ditarik adalah benar.
argumentasi-argumentasi yang tidak konsistens. Jadi hanya bila ada
konsistensi dalam alur berpikir, maka kesimpulan yang ditarik adalah
benar. Kekonsistenan ini bukan saja harus terjadi antara komponen-
komponen argumentasi yang langsung menyusun kesimpulan itu, akan
tetapi juga secara keseluruhan harus tetap konsisten dengan teori-teori
atau kesimpulan-kesimpulan sebelumnya. Ciri kebenaran yang
bertumpu kepada azas konsistensi inilah yangt disebut koherensi. Buah dari teori koherence adalah
Ilmu menjadi sangat rasional dan
Teori koherensi ini memberikan dampak lebih jauh; y.i. tubuh ilmu tersusun secara sistematis
menjadi tersususn secara sangat sitematis. Hal ini tidak lain karena
pengetahuan ilmiah berpegang sangat ketat kepada azas konsistensi.
Laiknya sebuah piramida terbalik, ilmu menyusun tubuh pengeta-
huannya secara konsisten berdasarkan pengetahuan ilmiah
sebelumnya.
Kriteria koherensi ini bukan monopoli pengetahuan ilmiah, akan tetapi
juga digunakan oleh pengetahuan lain, filsafat misalnya. Namun
mengapa ilmu berkembang dengan sangat pesat, jauh lebih pesat dari
pengetahuan lainnya? Hal ini disebabkan karena ilmu bersandar kepada
teori kebenaran lainnya, y.i. korepondensi.
Teori Ilmu yang kedua adalah
Korespondensi. Korespondensi merupakan kriteria kebenaran yang korespondensi: simpulan yang

27
merit = the quality of being good and of deserving praise, reward or admiration
28
Kesimpulan yang ditarik bahwa karbol dapat meningkatkan laju tumbuh tanaman misalnya, tidak
mengandung kebenaran ilmiah, walaupun secara statistik telah teruji. Mengapa? Karena ini tidak
konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya yang menyatakan bahwa karbol mengandung
desinfektan yang menyebabkan penggumpalan protrein. Demikian pula halnya kesimpulan yang
menyatakan bahwa herbisida tertentu mampu mengurangi serangan hama helopeltis pada tanaman teh
adalah kesimpulan yang tidak mengandung kebenaran ilmiah.

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 7 dari
27 halaman

mendasarkan diri kepada kriteria tentang kesesuaian antara materi ditarik harus diuji berulang-ulang
yang dikandung oleh suatu pernyataan dengan obyek yang dikenai secara empiri. (a-posteriori))
pernyataan itu. Bila kita menyatakan gula itu rasanya manis, maka
pernyataan itu adalah benar bila dalam kenyataannya gula itu memang
manis. Jadi ilmu tidak hanya mengandalkan pikiran dalam menyusun
pengetahuan yang bersifat rasional, konsisten dan sistematis
berdasarkan kriteria koherensi, akan tetapi juga sekaligus
mengandalkan pancaindera untuk menguji apakah pernyataan yang
dihasilkan oleh proses berpikir itu juga sesuai dengan kenyataan Ilmu a-posteriori, filsafat a-priori
sebenarnya berdasarkan kriteria korespondensi. Itulah yang disebut (simpulannya ditarik tanpa
ilmu itu a-posteriori : kesimpulan-kesimpulan ilmiah ditarik setelah pengujian)
dilakukan pengujian berulang-ulang, berbeda dengan filsafat yang a-priori:
kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. Kesimpulan-kesimpulan
ilmu diterima oleh semua orang (jadi universal) karena teruji kebenarannya, Buah korespondensi adalah ilmu
atau dapat diandalkan, sedangkan filsafat diterima pengikutnya 29 (jadi terbatas) menjadi dapat diandalkan
(reproduceable) sehingga
karena secara spekulatif30-kontemplatif31 meyakinkan. Karenanya
dierima oleh semua orang
pengetahuan ilmiah itu menjadi dapat diandalkan, artinya bila
(universal)>>>
komponen-komponennya dapat dipenuhi, maka dapat diulang kembali
dengan hasil yang sama, atau dapat digunakan untuk meramal, atau
mengontrol kejadian. Ciri keilmuan ini disebut reproduceable. Teori ilmu yang ketiga adalah
Pragmatisme: Kebenaran ilmiah
Pragmatisme. Apakah dengan cara demikian pengetahuan ilmiah
bersifat pragmatis, mana yang
dapat sampai kepada kebenaran mutlak? Tidak, tidak mungkin dan paling dapat diandalkan atau
memang tidak perlu. Yang penting adalah karena sifat paling fumgsional.
keterandalannya, karena sifat reproduceablenya pengetahuan ilmiah
itu dapat berfungsi, walaupun hanya untuk kurun waktu dan ruang
tertentu. Inilah kriteria kebaran bertikutnya; pragmatisme.
Pragmatisme adalah teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada Kebenaran ilmiah adalah
kriteria tentang berfungsi tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup kebenaran fungsional mampu
ruang dan waktu tertentu. Jadi bila suatu pengethuan ilmiah secara menjelaskan, meramalkan dan
fungsional mampu menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu mengontrol suatu gejala alam
gejala alam atau sosial tertentu, maka secara pragmatis pengetahuan tertentu,bukan kebenaran
ilmiah itu adalah benar. Bila kemudian muncul pengetahuan ilmiah mutlak
yang lain yang lebih fungsional, maka kebenaran kita alihkan kepada
pengetahuan ilmiah yang baru tersebut. Jadi secara pragmatis dunia
keilmuan memberikan preferensi kepada pengetahuan ilmiah yang
bersifat lebih meyakinkan dan lebih bersifat universal, katimbang
pengetahuan ilmiah sebelumnya. Diungkapkan secara lain:
pragmatgisme berprefernsi kepada yang mempunyai kemungkinan
paling besar dapat menjamin keterandalan. Bukankah ilmu hanya untuk
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol gejala alam (fisik dan Ilmu bersifat probabilistik!
sosial)?
Ciri keilmuan demikian biasanya diungkapkan sebagai: ilmu bersifat
probabilistik.
Aksiologi;
Aksiologi. Untuk apa pengetahuan (ilmu) itu dibangun, atau akan
digunakan untuk apa ilmu yang telah dibangun itu? Itulah
perftanyaan-pertanyaan aksiologis. Apakah aspek aksiologis ini
diletakkan mengawali kegiatan keilmuan, pada saat melakukan
Pada pengetahuan yang berupa
kegiatan keilmuan atau mengakhiri kegiatan keilmuan. ilmu, peran aksiologi ini terutama
Peran aspek aksiologi ini, akan dan harus lebih menonjol dalam terletak pada teknologi

29
Karena itu dalam filsafat kita mengenal adanya penganut, aliran, kelompok, atau madhab.
30
speculation = the act of forming opinions about what has happened or what might happen without
knowing all the facts
31
Contemplation = the act of thinking deeply about sth.

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 8 dari
27 halaman

memanfaatkan kebenaran ilmiah yang telah dicapai, atau dalam (penjabaran dsari ilmu.
teknologi, bila teknologi diartikan sebagai pemanfaatan Ilmu atau
sebagian Ilmu untuk kepentingan manusia. Teknologi, walaupun pada
dasarnya bebas nilai - karena diturunkan dari ilmu yang bebas nilai,
selain bermanfaat, juga mengandung potensi merusak dan potensi
kekuasaan; dan power tends to corrupt! Power tends to corrupt!

Dari uraian-uraian tersebut kiranya empat dari lima item dari definisi
Metode Ilmiah, telah terelaborasi. Keempat item itu adalah (1) yang
menjadi konsern32 ilmu adalah eksplanasi tentang fenomena (baik
fenomena alam maupun fenomena sosial ); (2) cara berpikirnya
merupakan gabungan dari berpikir induktif (berbasis empiri) dengan
cara berpikir deduktif (berbasis ratio); dan (3) inferensinya dipandu
oleh kriteria kebenaran dan (4) eksplanasi itu harus dapat diandalkan.
Item yang ke lima yaitu; investigasinya dijabarkan dalam berbagai
metode penelitian akan terelaborasi oleh uraian Bag. II: Metode
Ilmiah dan Metode Penelitian sebagai berikut.

Bagian II : Metode Ilmiah dan Metode Penelitian (Akyas, A.M. 1993, ,


Philips, 1976, Rusidi, 1980)
Penelitian pada dasarnya adalah pengembangan lebih lanjut dari Penelitian = pengembangan dari
kemampuan menggunakan nalar (reasoning ability) dalam kehidupan reasoning ability
keseharian kita.
Pengetahuan adalah segala apa yang kita ketahui. Salah satu pengetahan
itu adalah ilmu atau pengetahuan ilmiah, yang diperoleh dengan cara
tertentu yaitu diperoleh melalui metoda ilmiah. Puncak dari pengetahuan Puncak ilmu adalah kausalias
ilmiah adalah kausalitas atau pengetahuan tentang sebab akibat. Inilah (teori)
pada dasarnya yang disebut teori. Teori atau kausalitas merupakan
Teori = produk dari proposisi
produk dari pengukuhan proposisi33 yang diperoleh dari hasil
membanding-bandingkan atau apa yang disebut tahapan komparasi. Proposisi = produk dari
Apa yang kita banding-bandingkan? Yang kita bandingkan adalah obek komparasi
yang riil, obyek yang nyata, karena itu kita sebut realitas obyek. Obyek
yang riil artinya obyek yang dapat ditangkap oleh indera, yang dapat
dipersepsi oleh sensasi kita (sens34 perception35). Obyek-obyek yang
dipersepsi itu oleh akal, oleh kemampuan nalar kita dideskripsi, dan
kemudian dipilah-pilah berdasarkan kesamaan dan atau ketidak-
samaannya. Proses itu kita sebut taxonomical, yang merupakan tahapan Taxonomy = pemilahan obyek
yang telah terdeskripsi
menuju terbentuknya konsep. Proses mengonsep realitas kita sebut
tahapan konseptualisasi. Konsep-konsep itulah yang diperbandingkan Obyek-obyek dalam satu taxon
dalam tahapan komparasi tersebut di muka, bukan realitas obyek diastukan dalam konsep
tunggal. Urutan proses-proses itu dapat digambarkan dalam bagan (konseptualisasi)
berikut;

32
konsern = concern = be about, curahan perhatian
33
Suatu statement yang siap untuk dinyatakan benar atau salah; a true or false statement
34
sense = indera, (sight, hearing, smell, taste and touch) that your body uses to get information about the
world around you
35
perception = the way you notice things, especially with the senses: the ability to understand the true
nature of sth SYN INSIGHT

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 9 dari
27 halaman

Bagan urutan proses ketahuan


dan kegiatan pengembangan
ilmu

Sumber:Akyas (1993)
Proses-proses itu dipandu oleh apa yang disebut etika ilmiah atau
normammetronian dan kriteria kebenaran atau teori ilmu36. Keseluruhan
proses itu disebut metoda ilmiah37. Oleh karena itu setiap macam ilmu Anatomi ilmu = realitas obyek
terdeskripsi, konsep, dan teori
bila dibedah (anatomi ilmu) di dalamnya akan terdapat realitas obyek
terdeskripsi, konsep, proposisi, dan teori. Porsi mana yang paling besar
mencerminkan tingkat kemajuan dari ilmu itu. Ilmu yang sudah
berkembang porsi teorinya lebih besar katimbang ilmu yang belum Apa itu Penelitian?
berkembang38.
Lalu apa yang disebut penelitian? Semua upaya sadar untuk
meningkatkan pemahaman kita dalam tiap tahapan menuju Masalah peneltian berada pada
tiap tahapan ketahuan
terbentuknya hubungan kausal atau teori tersebut disebut penelitian.
Dengan perkataan lain masalah penelitian atau masalah yang akan Macam alasan penelitian
diteliti itu bisa terdapat pada tiap tahapan ketahuan. Jadi ada penelitian dilakukan
yang dilakukan karena:
obyek belum diketahui atau obyek belum terdeskripsi atau
deskripsinya perlu diperbaiki (obyek belum diketahui atau perlu
dimantapkan), atau
obyek sudah diketahui namun belum dipilah atau belum dikonsep
(pembentukan konsep atau proposisi), atau
hubungan itu perlu dikukuhkan, atau perlu lebih dikukuhkan (Teori
belum atau perlu dimantapkan) Macam kerja penelitian

Oleh karena masalah yang diteliti beda tahapannya, maka kerja


penelitian dan bentuk penitiannyapun berbeda. Dalam hubungan ini
dapat dipilah menjadi:
Kerja penelitian dalam lingkup pendeskripsian / pemantapan realitas
obyek dan pembentukan konsep / proposisi disebut taksonomikal,

36
Criteria kebenaran atau teori ilmu terdiri dari coherence (konsisten, sejalan/tidak bertetangan dengan
pengetahuan sebelumnya), corepondence (apa yang dinyatakan sesuai dengan kenyataannya) dan
pragmatis (paling dapat diandalkan); lihat uraian sebelumnya (Bag.I)
37
Lihat definisi yang sudah kita elaborasi.
38
Dari sudut pandang ini, ilmu-ilmu alamiah dinilai lebih maju katimbang ilmu-ilmu sosial. Apakah Sejarah
termasuk ilmu? (Sebagian besar isinya realitas obyek terdeskripsi). Itulah pula sebabnya komunitas ilmu
alamiah lebih suka menterjemahkan sciense = sain, sedangkan komunitas ilmu-ilmun sosial merasa lebih
pas menterjemahkan sciense = ilmu pengetahguan.

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 10 dari
27 halaman

dan hasil yang dicapainya disebut deskripsi;


kerja penelitian pembentukan / pemantapan teori disebut teoritikal
Macam bentuk penelitian
dan hasil yang dicapainya berupa eksplanasi.
Bentuk penelitiannya dapat berupa: penelitian eksploratif, penelitian
Tabel Profil Penelitian
eksplanatif dan penelitian verifikatif. Tabel berikut kiranya dapat lebih
memperjelas:

Sumber: Rusidi (1980).


Akyas et. Al.,(2004) dalam upaya mengembangkan teknologi hidroponik
di Laboratorium Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian, Unpad,
mengoperasionalkan 3 (tiga) macam penelitian, yaitu; penelitian
deskriptif (survey), penelitian experimental hipotetik, dan penelitian
rekayasa (engineering, atau penelitian eksperimental aksiomatik).
Telah disebutkan bahwa puncak tahapan keilmuan adalah hubungan
Deduksi = proses nalar dari yang
kausal atau teori. Bila faktor-faktor yang menjadi sebab dipenuhi, maka umum (teori) ke yang khusus
akibatnya dapat diperkirakan. Artinya teori menghasilkan ramalan. (ramalan)
Kegiatan nalar dari teori (dari yang umum) ke ramalan (yang khusus)
disebut deduksi (menggunakan logika dan matematika). Proses untuk
membuktikan kebenaran dari lamaran itu disebut pengukuhan atau
verifikasi, yang ditempuh melalui percobaan/eksperimental. Hasil
verifikasi disebut fakta. Fakta-fakta yang terkumpul dapat diklassifikasikan
kembali, dicoba dicari hubungan-hubungannya melalui pengamatan yang Induksi proses nalar dari yang
intensif dan terkadang juga menggunakan percobaan dan statistika, khusus (partikular) ke yang
umum (generalisasi)
menghasilkan teori. Jadi dari yang khusus (partikular39; fakta-fakta yang
banyak sekali) ke generalisasi, yang umum; proses nalar ini disebut azas hipotetiko-deduktif-
induksi. Lingkaran itulah yang disebut azas hipotetiko-deduktif-verifikatif, verifikatif
seperti dapat disimak pada bagan berikut:

39
particular = used to emphasize that you are referring to one individual person, thing or type of thing and
not others

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 11 dari
27 halaman

AZAS HIPOTHETICO-DEDUKTIVE-VERIFIKATIVE
ORDE KONSEPTUALISASII

TEORI deduksi RAMALAN


dengan logika
dan matematika
i

ve
ks
Dengan pengamatan dengan pengamatan

rif
u
nd

ik
Terkadang ditambah yang selalu dikukuhkan

as
i

Percobaan dan statistika dengan percobaan

i
ORDE OBSERVASI

FAKTA
pengamatan realitas obyek /
konseptualisasi
Definisi lain dari penelitian

Sumber: Suria Sumantri (1981)


Langkah Penelitian
4 (empat) langkah penelitian
Telah dikatakan penelitian adalah instrumen untuk mengembangkan
pengetahuan ilmiah, atau secara lebih terinci sejalan dengan paparan di Kajian reflektif
atas, penelitian adalah upaya untuk memperoleh atau meningkatkan
pemahaman atas suatu obyek, baik obyek dalam artian realitas tunggal
(obyek, konsep), maupun obyek yang merefleksikan hubungan antar
konsep atau phenomena. Upaya untuk meningkatkan pemahaman ini
ditempuh melalui langkah
1. mendefinisikan masalah dan memposisikannya pada ilmu
pengetahuan dewasa ini (biasa disebut kajian reflektif)
2. menjaring semua informasi yang berkaitan dengan masalah ini,
dengan metoda yang sesuai40,
3. menganalisis dan menginterpretasikan data dengan mengacu pada
aturan-aturan baku, Macam Produk Hasil Peneltian
4. mengkomunikasikan hasil ini ke pada yang lain41.
Dalam mendefinisikan masalah, sipeneliti merenung-dalam apa
sesungguhnya yang ingin dia ketahui, apa yang telah diketahui tentang
obyek/masalah itu saat ini42, dan bagaimana kemungkinannya agar ia
dapat bergerak kearah pemahaman yang lebih baik. Langkah berikutnya
adalah menggali semua data yang relevan yang berkaitan dengan
masalah ini, dengan menggunakan tehnik investigasi yang cocok dengan

40
Penentuan variable dan pemilihan metoda percobaan pada penelitian experimental. Pada peneltitian
deskriptif, mungkin menggunakan teknik dan instrumen yang khusus; keterandalannya sering sangat
tergantung kepada akurasi teknik dan instrumen yang digunakan.
41
Jadi mengkomunikaikan hasil penelitian ilmu merupakan bagian tidak terpisahkan dari penelitian itu
sendiri, karena ilmu pada dasarnya adalah upaya komunal (lihat Bagian III dari tulisan ini)
42
Mencari reference{(tertulis (lietatur, dokumen), tidak tertulis (keterangan akhli)}

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 12 dari
27 halaman

batasan masalah yang kita buat43.Wujud hasil penelitian / sumbangan


ilmiah yang dihasilkannya dapat berupa: (a)teori baru, (b)perbaikan /
penyempurnaan / pengukuhan teori existing, (3) teknologi baru, (c)
penyempurnaan / adaptasi teknologi existing, (d) deskripsi dan/atau
eksplanasi realitas obyek (fenomen/evidensi/fakta) baru,

Bagian III: Ilmu dan Teknologi (Kegley, 1996)

Bagaimana hubungan antara ilmu dan teknologi? Sering disebutkan


bahwa teknologi adalah turunan atau penjabaran dari ilmu. Namun
dalam awal perjalanan sejarahnya nampak bahwa teknologi muncul Teknologi muncul lebih dulu
lebih dahulu katimbang ilmu. Dalam upayanya untuk eksis, manusia dari ilmu
mencoba membuat sesuatu agar dapat bertahan hidup lebih mudah
dan lebih nyaman. Secara trial and error akhirnya mereka
memperoleh sesuatu cara yang dapat lebih mempermudah
bekerjasama dan atau memanipulasi alam sekitarnya untuk
keuntungan mereka. Itulah yang disebut teknologi. Dalam
perkembangan berikutnya, didorong oleh rasa ingin tahu yang besar
(curiocity), manusis mulai mencoba memahami bagaimana evidensi
alamiah (fenomena) yang terjadi disekitarnya berproses/ bekerja.
Mereka berangsur-ansgsur makin banyak tahu bagaimana alam itu Konsern ilmu; bagaimana
bekerja. Inilah pada dasarnya yang disebut ilmu. Dengan ilmu itu alam bekerja
manusia mulai belajar secara lebih terprogram bagaimana
memanfaatkan alam untuk kepentingan dirinya. Inilah yang disebut Teknologi berbasis ilmu,
teknologi berbasis ilmu. teknologi berbasis trial and
Pada wujudnya yang sekarang hubungan ilmu dan teknologi memang error.
tidak sesedarhana itu; makin kompleks dan kait mengkait. Uraian
berikut mencoba berrefleksi44 tentang hubungan ilmu dan teknogi.
Secara traditional aktivitas intelegensia45 manusia ada dua, yaitu
practikal dan teoritikal
Intelegensia praktikal berkaitan dengan kemampuan bertahan Intelegensia praktikan,
hidup (survival) dan kesejahteraan dengan adaptasi dan/atau intelegensi teoritical
mengontrol lingkungan dan interst pada outcome atau hasil akhir
Intetegensia teoretikal lebih concern pada mencari tahu dan
memahami dan - seperti seni - sering sekali tidak tertarik pada
praktek, dan hasil akhir yang spesifik
Dengan dasar pembedaan tersebut hubungan antara sain dan
teknologi dapat digambagkan dalam bagan berikut
Bagan Hubungan antara Ilmu
dan Teknologi (sekaligus
memperlihatkan
perbedaannya)

43
Teknik penelitian
44
Lihat footnote no. 7.
45
Intelligent = good at learning, understanding and thinking in a logical way about things; showing this
ability

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 13 dari
27 halaman

BAGAN HUBUNGAN ANTARA ILMU DAN TEKNOLOGI

Teknologi Ilmu

macam bagimana apa masalahnya?


pengetahuan mengerjakan ini mengapa?
manusia pembuat dan pelaku sipencari tahu yang
sebagai aktif dalam aktivitas sangat ingin tahu dan
kehidupan penemu apa yang
ada disana (diluar
dirinya/ external
world)
Metoda invensi46, trial & error membangun
dengan tujuan/hasil hipotesis, menguji,
ahir sebagai konfirmasi dan
pedoman diskonfirmasi dengan
komunitas ilmu

Tujuan menemukan apa menemukan realitas


yang seharusnya eksternal dan apa
dilakukan untuk yang telah terjadi
menghasilkan, atau tidak terjadi dan
mencegah atau mengapa
mengubah evidensi Konsern Ilmu = menemukan
dan realitas realitas external dan
Sumber: Kegley (1989) mengembangkan eksplanasi
teoritis
Bagan tersebut dapat dielaborasi lebih jauh sebagai berikut:
Konsern ilmu terutama adalah menemukan realitas eksternal yang
modus testing hipotesis dengan
ada dan mengembangkan eksplanasi teoritis agar dapat eksperimentasi
menjelaskan apa yang telah atau akan terjadi dan mengapa. Sain
berusaha menemukan hukum umum (seperti; Hukum Gravitasi Fisika Ilmu = upaya komunal, suatu
Newton,dan Teori Relativitas Einstein) yang menjadikan berbagai aktivitas yang terbuka
fenomena alamiah dapat dimengerti oleh manusia. Metodanya
menggunakan modus testing hipotesis dengan eksperimentasi47
yang open ended48. Hasilnya ditest dan ditest kembali dalam
komunitas ilmiah. Jadi ilmu pada hakekatnya adalah upaya komunal. Ilmu dalam bentuk
kontemporernya bergantung
Sejatinya adalah milik publik, suatu aktivitas yang terbuka.
pada dan dimplementasikan
Sisi lain hubungan ilmu dan teknologi adalah bahwa teknologi sebagai melalui instrumen teknologi.
aktivitas manusia yang universal dan historis muncul sebelum sain,
sedang evidensi riil tentang pengetahuan teoritis (ilmu) baru muncul Ilmu dan teknologi
kemudian (pada peradaban Yunani?49). Dalam bentuk berinterkasi secar complex.
kontemporernya, ilmu sebagai pengetahuan teoritis experimental
pada dasarnya bergantung pada dan diimplementasikan melalui

46
Invent = to produce or design sth that has not existed before
47
Perhatikan! Hipotesis diangkat dari proposisi hasil membanding-bandingkan (komparasi) konsep;
experiment adalah pe3ngukuhan. Lihat paparan di Bagian II!
48
Ujung atau akhir yang selalu terbuka untuk diteruskan/ dibuka kembali.
49
Ini masih dipertanyakan, mungkin China atau India lebih dahulu.

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 14 dari
27 halaman

instrumen50 teknologi. (telescope pada astronomi modern, mikroskop Teknologi menstimuli masalah
pada biologi, dsb.) ilmu

Selanjutnya, sejarah dan prioritas ontologis51 ilmu dan teknologi, Sebaliknya ilmu meletakkan
menunjukkan bahwa ilmu dan teknologi berinteraksi dalam berbagai dasar bagi perkembangan
cara dan sangat kompleks teknologi
Perkembangan teknologi dan praktik-praktiknya (tekniknya)
menstimulasi masalah ilmu dan teori. Contoh: perkembangan
mesin uap yang menginisiasi penelitian panas dan enerji
mendorong terbentuknya sain dan hukum-hukum Ilmu terapan dan praktek
(teknologi) berbasis ilmu
termodinamika.
Sebaliknya teori meletakkan dasar bagi perkembangan
teknologi. Contoh dramatis perkembangan teknologi berbasis
sain: pergerakan dari teori relativitas Einstein ke produksi Contoh ilmu terapan dan
fusi-nuclear di laboratorium, kemudian ke produksi bom praktek berbasis ilmu.
atom di Los Alamos;Yang terbaru adalah teknologi genetik
berkembang dari sain (ilmu) genetika.
Hubungan ilmu dan teknologi nyata menjadi semakin komplkeks bila
orang menelaah bidang-bidang yang disebut ilmu terapan dan praktik
berbasis ilmu seperti kedokteran dan pertanian kontemporer (biologi
molekuler, genetical engineering).
Perbedaan-dan hubungan kesaling-terkaitan ini akan dan harus
menjadi pertimbangan dalam menyikapi dampak negatif ilmu dan
teknologi, seperti akan kita bahas dalam Bag, IV.

Bagian IV: Issue Kontemporer52 : Daya Jangkau dan Keterbatasan


Ilmu dan Teknologi)
Simak hasil gilang gemilang kemampuan dan eksakta teknologi
manusia berikut ini: Sukses pesawat ruang Angkasa
Menurut rencana setelah 34 kali mengitari bumi, selama dua Columbia, bukti ilmu sangat
setengah hari, pesawat ruang angkasa Columbia harus mendarat akurat.
di landasan Danau Garam Rogers di California pada jam 01.22
WIB.
Sejak 9 menit sebelum lepas landas sampai dengan empat menit
terakhir ketika komandan Young mengambil alih kemudi dan
mendaratkannya, pesawat ruang angkasa ulang alik (yang mampu
terbang 25 kali kecepatan suara itu), dikemudikan oleh tiga
komputer yang bekerja secara otomatis dengan kemampuan 325
000 langkah setiap detik.
Tepat pada jam 01.21 lewat 50 detik, jadi hanya 10 detik lebih
pagi dari rencana, operasi pesawat bersayap yang pertama
mengangkasa ke luar bumi itu diselesaikan menurut jadwal. amun kajian Epistemologi ilmu
53 menunjukkan bahwa ilmu tidak
Cuplikan berita itu mengukuhkan betapa akurat nya ilmu dan mutlak
teknologi yang dijabarkan darinya. Namun demikian coba simak

50
Instrument = something that is used by sb in order to achieve sth
51
Prioritas ontologis = priorotas obyek telaah atau priorotas yang menjadi konsern.
52
Contemporary = belonging to the present time SYN MODERN:

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 15 dari
27 halaman

bagaimana ilmu itu dibangun seperti telah diuraikan di muka. Kajian Keebenaran ilmiah adalah
epistemologis menunjukkan betapa relatifnya kebenaran ilmiah. kebenaran pragmatis!
Kebenaran ilmu adalah kebenaran pragmatis (Kriteria
Kebenaran No 3). Ilmu universal, diakui dimanapun, selama
belum ada yang membuktikan salah.
Selama 400 tahun kita dikuasai oleh faham determinstik!54.
Faham ini goyah setelah munculnya teori relativitas dari einstein Teori ganda cahaya!
dan mekanika kuantum!
sampai saat ini kita masih menggunakan 2 teori cahaya; teori
partikel dan teori gelombang!
The real electron is a mystery. We can approache it as a
particle, putting aside those experiments which prove it to
be a wave. Or we can assume it is a wave, forgetting the
Kebenaran menurut Nietsche.
data that prove it to be a particle. (Oppenheimer, 1947)
Kiranya ucapan Nietschze, seorang filsuf eksentrik Jerman, benar
adanya: kebenaran (bacal: ilmiah) adalah kekeliruan yang
tertangguhkan. Ilmu dan turunannya teknologi sangat akurat,
namun tetap relatif. Akurasi ilmu yang telah menjamin kita bisa
membuat teknolgi yang dapat diandalkan, namun sekaligus
mengandung sisi negatif yang makin lama makin membesar. Itulah Kemajuan dewasa ini sinonim
issue kontemporer ilmu (dan Teknologi)! Kontroversi ini akan kita kemajuan ilmu dan teknologi
bahas lebih detail dalam uraian berikut.
Kemajuan dewasa ini diterima sebagai sinonim dari kemajuan ilmu Ilmu dianggap sebagai sangat
dan teknologi; ilmu dan teknologi secara luas diterima sebagai sangat menentukan dan tanpa masalah!
menentukan dan tanpa masalah. Ilmu dan teknologi - yang telah
menopang pembangunan negara-negara industri (developed
countries), dianggap oleh banyak kalangan sebagai kunci
pembangunan masa depan yang sehat dan sejahtera. Anggapan ilmu
dan teknologi sebagai sangat menentukan dan tanpa masalah ini Sisi negatip dari ilmu
menjadi anggapan utama di negara-negara industri baru yang sedang
berkembang (developing countries) dengan pesat. Namun demikian,
Contoh dampak negatif dari ilmu
walaupun pertumbuhan cepat ini diyakini sebagai bukti dari
kecocokan pendekatan ilmu dan teknologi, di banyak bagian dunia
lonceng tanda bahaya telah berbunyi; Global warming, kerusakan
lingkungan/ bencana alam, penyakit, pembangunan yang tidak
berkelanjutan, penjajahan ekonomi, budaya dan politik, yang
mengancam eksistensi planet kita, kesemuanya adalah atas nama
ilmu.
Demikian juga revolusi hijau yang pernah dibanggakan semua orang
mampu mengatasi kekurangan pangan dunia, ternyata mengandung Revolusi Hijau?
sisi suram yang sangat memprihatinkan, dan jauh lebih besar dari sisi
positifnya?
Sosial: petani terpinggirkan, budaya mereka ikut termarjinalisasi,
kearifan memudar
Ekonomi: semakin besar upaya pembangunan di sektor pertanian,

53
accurate = correct and true in every detail
54
determinism = (philosophy) the belief that people are not free to choose what they are like or how they
behave, because these things are decided by their background, surroundings and other things over which
they have no control

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 16 dari
27 halaman

semakin besar pula dampak negatifnya bagi kesejahteraan petani.


Lingkungan: kerusakan alam dan punahnya SDA
Menurunnya lahan pertanian produktif (meningkatnya lahan
marginal) ==> Tanah pertanian sakit
Terjadinya pergeseran pola konsumsi pangan
Komoditi lokal termarjinalisasi
Pertanyaannya adalah, mengapa masih begitu banyak orang yang
tetap yakin bahwa ilmu dan teknologi adalah segalanya dan tanpa
Argumen ilmu benar signifikan
masalah? Jawabannya karena kebenaran ilmiah itu telah dijamin oleh tanpa masalah (Norma
apa yang disebut Norma Metronian, seperti telah diuraikan di Bagian Metronian)
Pertama.
Memang bila keempat norma itu berjalan tanpa cacat dalam kerja
keilmuan, orang patut yakin bahwa ilmu obyektif dan bebas nilai.
Namun dalam prakteknya ternyata tidak demikian. Ada beberapa hal,
yang menjadi perdebatan dan perbincangan banyak orang (issue55),
yang menyebabkan norma mertonian itu tidak dapat dilaksanakan
dengan utuh. Beberapa diantaranya adalah;56
- Issue Epistemologis Herman Suwardi
- Issue Reduksionisme
- Issue Big Science
- Issue Paradigma dari Kuhn
- Issue World View dari Kegley

ISSUE EPISTEMOLOGIS HERMAN SUWARDI (HS)


Bila ilmu berdampak negatif, kebanyakan awam berpendapat karena
cara menggunakan ilmu (teknologi) itu yang salah; tidak bertanggung
jawab, tidak bermoral, serakah, dlsb. Jadi kebanyakan orang lebih
berargumentasi aksiologis. Namun sebenarnya secara eistemologis- Beberapa issue seputar Norma
pun ilmu sudah mengandung kemungkinan mengandung beberapa Metronian.
aspek yang tidak positif, karena ilmu sebenarnya tidak netral. Salah
seorang yang berpendapat demikian adalah Herman Suwardi.
Seperti diketahui, puncak dari ilmu adalah teori atau kausalitas; ..... if
x than y.....; setiap proposisi selalu berimplikasi pada proposisi
berikutnya, sehingga yang disebut ilmu dalam wujudnya yang
sekarang adalah rangkaian proposisi (deduksi) yang telah diku-
kuhkan. Pertanyaannya adalah kapan atau darimana munculnya
proposisi yang pertama atau proposisi awal. Ternyata proposisi awal,
atau yang sering disebut sebagai pemula pikir57 adalah proposisi yang
membenarkan diri sendiri, atau proposisi yang pasti benarnya (self
evident propositon). Menurut Herman Suwardi, melencengnya ilmu, Issue epistemologi HS
atau dampak negatif yang makin membesar dari ilmu (baca: dan
teknologi) bersumber dari proposisi yang dianggap oleh semua orang
benar. Herman Suwardi berargumen proposisi yang dianggap benar
(walaupun oleh semua orang) belum tentu benar. Siapa yang
menjamin itu benar? Maka lanjut Herman Suwardi; mengapa tidak

55
issue = an important topic that people are discussing or arguing about
56
Issue reduksionisme, dan Issue Big Science dapat ditenggarai sebagai gabungan issue epistemologis dan
aksiologis, sedang issue paradigma dari Kuhn, tergolong ketiganya; ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
57
Menurut Descart, proposisi awal atau pemula pikir itu berasal dari intuisi (intuition deduction)

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 17 dari
27 halaman

dimulai dari proposisi yang benar mutlak, yaitu proposisi dari Yang
Maha Mutlak, proposisi yang berasal dari Tuhan Seru Sekalian Alam,
yang disampaikan oleh rasulNya! Yang berpikir demikian bukan hanya
Herman Suwardi, tapi juga misalnya dari golongan agama lain, seperti Ilmu ada adalah rangkaian
Greg Sutomo, dan dalam dunia internasional dipelopori oleh Fritjop proposisi yang telah dikukuhkan
Capra58.
Dalam konteks pembicaraan kita, argumen Herman Suwardi
mengukuhkan bahwa Ilmu secara epistemologis tidaklah netral atau Dalam kegiatan awal keilmuan
bukan semata kiprah rasional. Karenanya kita harus menyikapi ilmu tersangkut pertimbangan nilai.
dengan reserve5960. Secara epistemologis, ketidak netralan ilmu
sebenarnya sudah melekat (inherent) dengan sipencari tahu (individu
ilmuwan atau komunjitas ilmiah) itu sendiri. 61

ISSUE REDUKSIONISME
Teori dapat didefinisikan sebagai miniatur, model atau Adakah proposisi yang pasti
penyederhanaan dari bentuk hubungan kausalitas dari realitas dunia benar? Siapa yang menjamin
kebenaran proposisi awal itu?
yang kompleks. Jadi bila ilmu mencari yang sederhana, maka
fenomena yang kompleks harus disederhanakan agar dapat diakses
oleh investigasi ilmiah. Karenanya dalam mencari kesederhanan, ilmu
merangkul reduksionisme62, Tetapi dalam proses ini terjadi
kehilangan makna karena keseluruhan lebih besar dari penjumlahan
komponen-komponennya.
Interaksi antara komponen atau pecahan yang lebih kecil (sub atomik)
dengan lingkungan dan komponen lain memberi hasil yang berbeda
dibandingkan bila keseluruhannya dipelajari secara langsung. Reaksi Ternyata ilmu bukan kiprah
sinar matahari terhadap khlorophyl dalam tabung (in-vitro) berbeda rational semata.
dengan reaksi khlorophyl intact (in-vivo).

ISSUE BIG SCIENCE


Dalam konteks ini model atau teori dapat didefinisikan demikian; Teori = model, miniatur atau
Model atau teori pada dasarnya adalah konstruksi dari abstraksi hasil penyederhanaan realitas dunia
observasi empiris dari evidensi alamiah. Model ini kemudian yang kompleks.

58
Di Indonesia Selo Sumardjan Institute membuat club membahas pemikiran Fritjop Capra ini, dengan
melibatkan ilmuwan berbagai disiplin dan tokoh lintas agama.
59
Reserve = a feeling that you do not want to accept or agree to sth, etc. until you are quite sure that it is
allright to do so
60
Herman Suwardi mengusulkan dikembangkannya apa yang dia sebut Ilmu Tauhidullah; Pemula pikirnya
dimulai dari wahyu, diimplikasikan menjadi rangkaian proposisi yang fungsional dengan tetap dikontrol oleh
wahyu (menuntut kerja sama yang terus menerus antara ulama dan ilmuwan). Fritjop Capra mengusulkan
meditasi ala agama-agama Timur (Non Samawi; Hindu, Buda, Tao) harus menjadi pelengkap dalam mencari
kebenaran ilmiah.
61
Perlu disadarai bahwa fakta, obyek, atau masalah yang menjadi perhatian pencari kebenaran ilmiah,
tergantung dari pertanyaan yang diajukan oleh pencari kebenaran ilmiah itu; karena dialah yang
menentukan fakta mana yang menjadi masalah atau fakta mana yang relevan. Jadi fakta inherent dengan
sang pencari kebenaran ilmiah. Fakta tergantung dari jiwa yang memformulasikan pertanyaan-pertanyaan,
atau tergantung dari aksioma-aksioma mana yang dipilih. Itulah juga sebabnya mengapa ilmu berkembang
menjadi sangat antroposentris. Jadi jelas dalam awal kegiatan keilmuan, tersangkut pertimbangan nilai,
atau berkaitan dengan sistem nilai.
62
reductionism = the belief that complicated things can be explained by considering them as a combination
of simple parts

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 18 dari
27 halaman

dianggap berhasil bila dapat digunakan untuk memprediksi evidensi


alamiah masa depan. Pada evidensi sederhana seperti evidensi arus
Reduksionisme >>> Fenomena
listrik (Little Science), model ini biasanya tidak menjadi masalah. yang kompleks harus
Masalah muncul terutama bila evidensinya menyangkut jumlah dan disederhanakan agar dapat
macam faktor yang banyak (Big Science)63 Pada kasus macam ini diakses
data empirik yang diobservasi kurang mencukupi untuk memenuhi Reduksi menyebabkan
pembuatan model, karenanya sejumlah besar assumsi terpaksa kehilangan makna
dibuat untuk memenuhi semua kriteria yang diperlukan. Jadi masalah
bisa terjadi baik pada waktu membuat model, maupun pada waktu
menggunakan model untuk prediksi evidensi.
Selanjutnya Big Science biasanya dioperasikan oleh suatu team
yang terorganisasi dengan baik, bekerja dibawah organisasi besar Teori atau model adalah
konstruksi dari abstraksi hasil
dipandu oleh imperasi64 kommersial dan/atau bahkan militer. observasi empiris dari evidensi
Imperasi ini tidak saja membatasi agenda riset, akan tetapi juga alamiah.
membatasi komunikasi yang lebih luas. Jadi universalism,
Model berhasil bila dapat dipakai
communalism dan disinterestedness dikompromikan; demikian juga untuk memprediksi
organized skeptisism dibatasi norm-norm kepentingan kommersial
Pada big-science, yang
dan/atau militer. melibatkan faktor dalam macam
Jadi pada big science akurasi ilmu terpasung oleh berbagai assumsi dan jumlah yang besar, terpaksa
dibuat beberapa assumsi;
yang terpaksa dibuat, serta imperasi komersial dan militer (non karenanya akurasi berkurang
metrronian-norm).
Big science dioperasikan oleh
ISSUE PARADIGMA DARI KUHN organisasi dan risos yang besar,
sehingga imperasi kommersial,
Thomas kuhn (1962)65 (*) akhli sejarah sain, menemukan bahwa politik dan bahkan militer sangat
ternyata ilmu tidak berkembang evolutif-kumulatif makin lama mungkin!
makin kokoh seperti piramida terbalik (lihat perbincangan
epistemologi ilmu di muka). Menurut Kuhn perkembangan ilmu itu
Kuhn: Ilmu tidak berkembang
bukan berupa pengokohan (corroboration66), melainkan melalui evolutif-kumulatif, tapi melalui
pergeseran paradigma67. pergeseran paradigma.
Bagi Kuhn paradigmalah yang menentukan:
jenis-jenis eksperimen yang dilakukan para ilmuwan, Kiprah komunitas ilmiah(jenis
jenis-jenis pertanyaan yang mereka ajukan, dan experimen, jenis pertanyaa, dan
masalah yang mereka anggap penting. masalah) ditentukan oleh
paradigma
Selama paradigma ini dapat digunakan dengan memuaskan, maka
kegiatan ilmiah berjalan normal. Ini disebut masa normal atau
normal science.
Ilmu tidak berkembang evolutif-
Pergeseran paradigma mengubah konsep-konsep dasar yang kumulatif; bukan pengokohan,
melandasi riset dan mengilhami standar-standar pembuktian baru, tapi melalui pergeseran
teknik-teknik riset baru, serta jalur-jalur teori dan eksperimen baru paradigma.
yang secara radikal tidak bisa dibandingkan lagi dengan yang lama.

63
misalnya dalam perhitungan berapa produktivitas perikanan tangkap di laut untuk menjamin
keberlanjutan, atau dalam modelling iklim global.
64
Imperasi = imperative, perintah, tuntutan , tekanan
65
dalam bukunya Structure and Scientific Revolution
66
corroborate = to provide evidence or information that supports a statement, theory, etc
67
Paradigma ilmu menurut Kuhn adalah suatu kerangka teoritis, atau suatu cara memandang dan
memahami alam, yang digunakan oleh suatu komunitas ilmiah sebagai pandangan dunianya (world view);
jadi merupakan lensa yang dimiliki bersama, yang dengannya mereka (para anggota komunitas ilmiah itu)
membaca, menafsirkan, mengungkap dan memahami alam.

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 19 dari
27 halaman

Cara-cara (aplikasi paradigma) baru ini akhirnya makin mapan,


dengan demikian kegiatan keilmuan kembali normal (masa sain
normal). Jadi menurut Kuhn, ilmu berkembang melalui siklus; masa
normal -> masa krisis -> revolusi ilmiah -> masa normal -> masa
krisis -> revolusi ilmiah -> ----------dst. Paradigma pengganti bukan
kelanjutan logis dari paradigma
Paradigma yang terpilih (paradigma pengganti) ini menurut Kuhn lama, tapi produk berbagai
adalah campuran berbagai elemen, termasuk ke dalamnya elemen elemen dalam ruang dan waktu
psikologis dan fakta sosial. Jadi menurut Kuhn tidak ada landasan itu.
observasi murni bagi pengukuhan teori ilmiah. Pilihan ilmu bagi Kuhn Pergeseran paradigma
adalah fenomena sosial/kultural dan pertumbuhan ilmu melibatkan berlangsung dalam siklus masa
komunitas ilmiah, kepercayaan, praktik, dan kommitmen mereka, normal->> masa krisis ->>
revolusi ilmiah ->>masa normal -
termasuk kepercayaan, praktik, dan kommitmen kelompok budaya
>> masa krisis ->> dst
dalam ruang dan waktu itu.
Paradigma = campuran berbagai
Jadi dengan bukti historis yang sangat meyakinkan, Kuhn elemen, termasuk ke dalamnya
menunjukkan bahwa ilmu tidaklah bebas nilai. . elemen psikologis dan falta
sosial.
ISSUE ILMU SEBAGAI WORLD VIEW DARI KEGLEY
Tidak ada landasan observasi
Ilmu sekalipun merupakan sudut pandang yang penting dan sangat murni bagi pengukuhan teori
signifikan menurut Kegley, tetap hanyalah merupakan sebagian ilmiah
dari cara untuk melihat dan memahami dunia, disamping world view
lainnya seperti culture68, dan agama. Ilmu sebagai pengetahuan yang Ilmu = sebagian dari cara untuk
diterima secara sosial, sudah tentu terkondisikan oleh konteks sejarah melihat dan memahami dunia
dan komunalnya. Jadi tidak sepenuhnya otonom, dan kiprah rasional Ilmu tidak sepenuhnya otonom
semata. dan kiprah rasional semata, tapi
terkondisikan oleh konteks
Demikian pula halnya teknologi adalah bagian dari kesejarahan umat sejarah dan komunalnya
manusia sejak awal. Teknologi adalah sebuah bentuk kreativitas
manusia (sama seperti seni misalnya) dan inheren sebagai sebuah
cara manusia mengada (maujud)69. Menjadi manusia adalah suatu Teknologi adalah bentuk
proses menjadi dan teknologi adalah salah satu instrumennnya. Kita kreativitas manusia, instrumen
manusia mengada
menjadi secara teknologis. Teknologi adalah refleksi70 dan realitas
manusia itu sendiri; manusia yang intelejen atau kurang intelejen, dan
nilai-nilai kemanusiaannya adalah jelmaan dari teknologi.
Jadi teknologi dan ilmu tidak bisa lepas dari kesejarahan, sikap soial
dan budaya komunitasnya71. Jadi Ilmu dan teknologi tidak bisa
lepas dari kesejarahan, sikap
sosial dan budaya komunitasnya.

68
culture = the customs and beliefs, art, way of life and social organization of a particular country or group:
69
Agar manusia bisa mengada, bisa exsist bertahan hidup, manusia berkreasi menciptakan alat bantu/
instrumen yang disebut teknologi.
70
Showing the state or nature; Kehebatannya dalam mencetak gol, bukan merupakan refleksi dari tim
(sepakbola) itu secara keseluruhan; arti lain refleksi = thinking deeply about things.
71
Karena komunitas barat membawa nilai-nilai sosial dan budaya yang inheren kepadanya, maka prktek
memandang dunia (ilmu) dan praktek mengskses dunia sekitar (teknogi, baik sebagai instrumen kiprah trial
and error, maupun penjabaran dari teknologi), telah menyebabkan halalnya praktek-praktek perbudakan,
separatisme, dan pemarjinalan suku-suku asing di Amerika, Afrika dan Australia. Demikian juga dampak
negatif ilmu terhadap lingkungan, adalah refleksi dari nilai-nilai barat, karena sejak 7 abad yang lalu, yang
memegang otoritas ilmu adalah dunia barat.

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 20 dari
27 halaman

Closing Remarks
Sebagai catatan penutup (closing rwmarks) dari tulisan ini saya ingin membuat epilog72 sebagai
berikut:
Ilmu adalah salahsatu jenis pengetahuan yang diperoleh dengan metoda tertentu, yaitu
Metode Ilmiah. Melalui Metode Ilmiah muncul karakteristik ilmu yang berbeda dengan
pengetahuan lain.
Pengetahuan yang disebut ilmu (baca: empirical sciences), membatasi obyek telaahnya pada
fenomena alam,- fisik dan sosial - muncul dengan karakteristik explanasi yang sangat dapat
diandalkan (ingat kasus Pesawat Ruang Angkasa Columbia), dan universal. Metoda Ilmiah
memagari proses investigasi (membaca fakta) dan proses penarikan kesimpulannya (inferensi)
agar tetap rasional, bebas dari sistem nilai dan referensi apapun. Pagar-pagar itu disarikan
dalam apa yang disebut Norma Metronian yaitu Universalism, Communalism,
Disinterestedness, dan Organized Skeptisism, dan Teori Ilmu yaitu Koherensi, Korespondensi
dan Pragmatisme.
Sampai disini muncul keyakinan yang sangat kuat, bahwa ilmu adalah segalanya dan tanpa
masalah. Baru di penghujung abad ke 20 - dicanangkan antara lain oleh Kuhn (1962), Tarnas
(1993), Sutomo,(1995), Herman Suwardi (2004), Kegley (1989) dan Healey (1989) - mulai
muncul pandangan pandangan skeptis dan kritis, dan kemudian membuktikannya bahwa
disamping peranannya yang sangat signifikan, ilmu (dan turunannya teknologi) juga
menimbulkan dampak negatif yang makin lama makin membesar mengancam
keberlangsungan hidup planet kita.
........ dan seperti telah dipaparkan dalam contoh 5 (lima) Issue Kontemporer di atas, ternyata
dampak negatif itu bersumber, bahkan mendaging (melekat) kepada kiprah keilmuan itu
sendiri. Ilmu menjadi bermasalah karena pemula pikir yang diyakini benar tapi belum tentu
benar (Herman Suwardi), karena masalah yang melekat pada Big Science dan masalah
ikutannya yaitu adanya imperasi ekonomi dan militer), karena penyederhanaan masalah
(issue reduksionisme), karena paradigma yang digunakan komunitas ilmiah (Kuhn), karena
masalah yang melekat pada ilmu sebagai bagian dari world view dan pada teknologi sebagai
salah satu bentuk kreativitas manusia.
Lalu what next? Kita tidak perlu menjadi nihilis terhadap ilmu, ilmu disamping sisi negatifnya,
tetap signifikan sebagai world view. Ilmu harus tetap ditumbuh kembangkan sebagai bagian
tidak terpisahkan dari ibadah kita, sebagai bagian dari to adore the Creator!73 We adore
Thou, O Lord!.Jadi apa yang dapat kita perbuat?
Yang pertama adalah adanya kesadaran, bahwa dalam menghadapi ilmu dan teknologi, baik
sebagai sebagai ilmuwan maupun teknolog, peneliti maupun praktisi, kita harus selalu
reserve. Paling tidak kita tidak menjadi penyumbang sadar terhadap makin negatifnya
dampak ilmu dan teknologi.
Yang kedua, mungkin sudah saatnya untuk merenung ulang, mengapa kita tidak mulai
mengikuti anjuran Herman Suwardi dan Greg Sutomo agar semua kiprah keilmuan kita
dipandu dan berpedoman kepada proposisi yang benar mutlak, yaitu wahyu dari Sang Maha
Pencipta74.

72
epilogue = a speech, etc. at the end of a play, book, or film/movie that comments on or acts as a
CONCLUSION to what has happened
73
Ada yang meyakini membesarnya dam,pak negatif dari ilmu karena orang terperangkap pada motto
Descarts (1596-1650); Ilmu untuk kemaslahatan Manusia, karena akhirnya ilmu menjadi sangat
antoposentris (memusat pada manusia), melupkan alam dan mahluk lain diluar manusia. Karenanya
dianjurkan untuk kembali ke motto Aristoteles; Ilmu dikembqngkan untuk mengagumi ciptaan Tuhan, to
adore the Creator!
74
Sabda Tuhan/ Wahyu, bila telah dibaca, dan diinterpretasi memang menjadi mahluk juga dengan segala
kekurangan yang melekat padanya, sehungga dapat terjebak pada Arogansi Gereja abad Pertengahan.

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 21 dari
27 halaman

Yang ketiga,kita harus yakin bahwa teknologi kita mampu mengangkat kemanusiaan kita ke
dalam manusia seutuhnya, yang holistik dalam terma aspek fisik, psikis, sosiologis, moral dan
spiritual. Apakah teknologi meninggikan pilihan dan martabat manusia, atau teknologi
akhirnya mendegradasi kemanusiaan dan menjadikan manusia hilang kemanusiaannya.

Sayang sekali, manusia juga bersifat angkuh dan terjerap ke dalam penggunaan teknologi yang
berlebihan dan ceroboh.
Mari kita menjadi pencipta dan pemilih teknologi yang reflektif, hati-hati dan rendah hati.

Ranca Kendal, 28 Februari, 2011

Namun hal ini dapat dihindarkan dengan dialog setara yang terus menerus antara ilmuwan dan cleric
(ulama).

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 22 dari
27 halaman

Referensi dan Bahan Bacaan Lain.

Akyas, A.M. 1993. Metoda Ilmiah dan metoda Penelitian. Penataran Metodologi Penelitian untuk
Kovertis Wil. 4. Lembaga Penelitian Unpad. Tidak dipublikasikan
Akyas, A. M. 2009. Bahan Ajar Metoda Ilmiah Ilmu- Ilmu Alam. Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran. Tidak Dipublikasikan.
Akyas, A. M.2008.Bahan Ajar Filsafat Ilmu. Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Tidak
Dipublikasikan.
Akyas, A. M. 2005. Membangun Kemandirian dan Ketahanan Pangan. Beberapa Catatan untuk
RPPK. Simposium Revitalisasi Pertanian, diselenggarakan dalam Rangka Dies Natalis
Universitas Padjadjaran, Bandung 1 September 2005.
Akyas, A. M., Widayat, D., Nursuhud. 2004. Research and Development in Hydroponics technology
at the Laboratory of Horticulture Padjadjaran University. A case with Tomato Cuvar,
Recento. The 5th International Symposium-cum-Workshop in Southeast Asia. The
Role of German Alumni in Rural/ Regional Development and Entrepreneurship, 23 -
27 August 2004, Phnom Penh,Cambodia. Proceeding.
Akyas, A.M. 2000. Penelitian dalam Bidang Ilmu Tanaman. Suatu Refleksi Epistemologis. (2000).
Journal Bionatura, Vol 1 No. 2
Anonim. 2006. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Kebudayaan. Penerbit Buku Kompas. Cetakan
Pertama. Jakarta.
Barry, Vincent. 1980. Philisophy ; A text with reading. Wadsworth Publishing Company. Belmont,
California
Capra, Fritjop. 2000. The Tao of Physics. Menyingkap Kesedjadjaran Fisika Modern dan Mistisisme
Timur. Jalasutra. Yogyakarta.
Djajasukanta, Husen. 1990. Bahan Penataran Petode Penelitian. Lembaga Penelitian, Universitas
Padjadjaran. Tidak dipublikasikan.
Gardner, Martin (Ed.). 1994. Great Essays in Science. Prometheus Books, New York.
Healey, S, A.1996. Science, Technology and Their Contemporary Problem. dalam International
Conference on Values and Attitudes in Science and Technology. International Journal
of Science & Technology, Kuala lumpur, Mslaysia, 3-6 September, 1996. Special Issue.
Kegley, Jacquelyn Ann K. (1996). Science, Technology, Human Values and Choices. dalam
International Conference on Values and Attitudes in Science and Technology.
International Journal of Science & Technology, Kuala lumpur, Mslaysia, 3-6
September, 1996. Special Issue.
Kuhn, Thomas. 1962. The Structure of Scientifiuc Revolution. University of Chicago Press. Chicago.
Nasr, Seyyed, Hossein. 1986. Sains dan Peradaban di Dalam Islam. J. Mahyudin
Philips, Bernard, S. 1976. Social Research. Strategy and Tactics. Macmillan Publishing Co. Inc. New
York.
Rusidi. 1980. Bahan Ajar Metode Penelitian dan Penulisan Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Padjdadjaran. Tidak Dipublikasikan.
Soetomo, Greg. 1995. Sains & Problem Ketuhanan. Kanisius, Yokyakarta.
Sunardi, St. 1999. Nietzsche.LkiS Yogyakarta. Cetakan Kedua, Maretv 1999

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 23 dari
27 halaman

Suriasumantri, Yuyun.1990. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Cetakan VI. PT. Gelora
Aksara Pratama. Jakarta.
Suriasumantri, Yuyun. 1981. Ilmu dalam Perspektif. Pt Gramedia, Jakarta.
Suwardi, Herman. 2004. Roda Berputar, Dunia Bergulir. Kognisi baru tentang timbul tenggelamnya
sivilisasi. Bakti Mandiri. Bandung
Tarnas, Richard. 1993. The Passion of Western Mind. Baltimore Books. New York, USA
Wilarjo, L. (1981). Ilmu dan Humaniora dalam Surisumantriu, Y. (ed.). Ilmu Dalam Perspektif. Pt
Gramedia, Jakarta.
Zimmerman, Barry, E., and David J. Zimmerman. 1995. Nature Curiosity Shop. Contemporary
Books, USA.

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 24 dari
27 halaman

SOAL LATIHAN

Kumpulan soal A
1 Dapatkah kalian menjelaskan peranan dari Kriteria Kebenaran atau sering juga disebut
Teori Ilmu dalam mengukuhkan suatu statement ilmiah?
2 Jelaskan satu persatu mengapa matematika, filsafat, dan wahyu tidak termasuk ke
dalam kategori pengetahuan ilmiah (ilmu)!
3 Mengapa pengetahuan sebab-akibat disebut merupakan puncak pengetahuan
ilmiah?
4 Jelaskan kaitan antara Bagan Tahapan Proses Tahu (hal 7 dari Bahan Ajar) dengan Tabel
Profil Metode Penelitian (hal 8 dari Bahan Ajar)
5 Setiap teknologi harus jelas dasar keilmuannya, walapun teknologi itu muncul dari kerja
trial & error. Jelaskan apa sebabnya dan mengapa muncul pernyataan tersebut!
6 Apa yang dimaksud reduksionisme ? Setujukah kalian dengan pernyataan bahwa
keseluruhan lebih besar dari penjumlahan bagian-bagiannya:? Jelaskan jawaban
kalian!
7 Adakah ilmu didunia nyata yang benar-benar dibangun sesuai dengan metronian
norms? Jelaskan jawaban kalian!
8 Banyak orang yakin bahwa ilmu tanpa masalah, artinya pasti benar dan pasti
bermanfaat. Kalaupun dalam praktek pemanfaatannya banyak menimbulkan dampak
negatif, itu semata karena manusianya, bukan karena ilmunya. Pendapat kalian?
Jelaskan!
9 Tuliskan siklus pradigma ilmu dari Kuhn dengan sedikit penjelasan!

Kumpulan soal B
1 Jelaskan mengapaTeknologi berbasis ilmupun, penjelasan ilmiahnya akhirnya harus
ditemukan?
2 Jelaskan dengan singkat perbedaan epistemologis antara ilmu, matematika dan filsafat!
(Catatan: ketiganya memang punya landasan epistemologis yang berbeda)
3 Jelaskan Macam-macam metode dan Bentuk penelitian menurut Tabel Profil Metode
Penelitian (Rusidi, 1980)!
4 Jelaskan apa yang dimasud dengan teknologi! Apakah teknologi hanya monopoli ranah
kajian kealaman, atau juga termasuk ranah kajian sosial? Apa bedanya teknologi dengan
ilmu?.
5 Berikan contoh teknologi yang memicu dan memacu perkembangan ilmu lebih lanjut!
6 Tunjukkan bahwa sifat universal ilmu diturunkan dari norma metronian
Kommunalism!
7 Mengapa begitu banyak orang yang begitu yakin bahwa ilmu bebas nilai atau paling
tidak netral?

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 25 dari
27 halaman

8 Banyak orang yakin bahwa ilmu tanpa masalah, artinya pasti benar dan pasti
bermanfaat. Kalupun dalam praktek pemanfaatannya banyak menimbulkan dampak
negatif, itu semata karena manusianya, bukan karena ilmunya. Pendapat kalian?
Jelaskan!
9 .......teknologi yang ada tidak memadai untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Itu
adalah potongan kalimat yang menggambarkan kegelisahan para pakar/ ilmuwan
tentang keberlangsungan planet kita. Apakah kalian turut merasakan kegelisahan itu?
Uraikan jawaban kalian!

Kumpulan Soal C
1 Ada yang berpendapat, supaya ilmu tidak berdampak negatif, maka kedalam teori ilmu
atau kriteria kebenaran seharusnya juga dimasukkan etika. Bagaimana menurut
pendapat kalian , benarkah pendapat itu? Jelaskan!
2 Jelaskan dengan singkat perbedaan ontologis antara ilmu dengan wahyu!
3 Bila ada pertanyaan begini : Apa makna ilmu yang sebenarnya? Mengapa ilmu yang
dibicarakan dalam Bahan Ajar ini berbeda dengan ilmu dalam pengertian sahari-hari?,
apa komentar kalian?
4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan Azas Hipotetiko Deduktive Verifikatif!
5 Jelaskan apa beda teknologi berbasis ilmu dengan teknolgi berbasis trial & error!
6 Menurut Kuhn, Selama paradigma dapat digunakan dengan memuaskan, maka
kegiatan ilmiah berjalan normal. Jelaskan apa yang dimaksud!
7 Salah satu norma metronian adalah organized skeptisism. Apa yang dimaksud?
Jelaskan!
8 Norma metronian yang mana yang dapat menjamin netraliatas ilmu? Jelaskan!
9 Banyak orang yakin bahwa ilmu tanpa masalah, artinya pasti benar dan pasti
bermanfaat. Kalupun dalam praktek pemanfaatannya banyak menimbulkan dampak
negatif, itu semata karena manusianya, bukan karena ilmunya. Pendapat kalian?
Jelaskan!

Kumpulan Soal D
1 Secara aksiologis ilmu berbeda dengan seni. Jelaskan!
2 Apa yang dimaksud dengan berpikir berbasis empiri dan berpikir berbasis ratio!
3 Banyak sekali bukti yang menunjukan betapa akuratnya ilmu dan turunannya teknologi.
Namun pada suatu saat, pada ruang dan/ atau waktu yang berbeda akurasinya bisa saja
menjadi berkurang, atau bahkan tidak dapat diandalkan sama sekali! Coba jelaskan
dengan contoh teori cahaya!.
4 Mengapa bagan Azas Hipothetiko Deductive Verifikatif dibagi dua; Orde Konseptuliasai
dan Orde Observasi.
5 Dikatakan teknologi dapat muncul tanpa ilmu. Bagaimana mungkin? Jelaskan jawaban
kalian!
6 Beri contoh teknologi yang dapat memacu perkembangan ilmu lebih lanjut!

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 26 dari
27 halaman

7 Manusia punya hati nurani, punya akal budi. Tapi mengapa ilmu selain dampak
positifnya juga mengandung dampak negatif?
8 Menurut Kuhn, kapan komunitas ilmiah menjadi gelisah?
9 Jelaskan, mengapa bila norma metronian dijalankan secara ketat, semestinya ilmu
bebas nilai (value free) atau paling tidak bersifat netral. Norma metronian yang mana
yang menjamin kenetralan dari Ilmu?

Kumpulan soal E
1 Jelaskan mengapa deduktif disebut berbasis ratio, dan induktif disebut berbasis empiri!
2 Jelaskan apa arti atau maksud dari kalimat ini Pragmatisme berpreferensi kepada yang
mempunyai kemungkinan paling besar dapat menjamin keterandalan!
3 Menurut Tabel Profil Metode Penelitian (Bahan Ajar Hal 8), ada berapa macam kerja
penelitian. Beri sedfikit penjelasan (baca Tabel tersebut)!
4 Jelaskan perbedaan antara ilmu dengan teknologi sehingga jelas peebedaannya!
5 Bagaimana membedakan antara ilmu yang sudah berkembang dan yang belum
berkembang?
6 Percayakah kalian, bila ilmu dimanfaatkan secara bijak, ditambah dengan panduan
agama, ilmu masih dapat berdampak negatif? Jelaskan!
7 Jelaskan apa yang dfimaksud dengan paradigma oleh Kuhn
8 Ilmu secara epistemologis ternyata tidaklah netral atau bukan semata kiprah rasional.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernyataan/ kalimat ini?
9 Teknologi bisa saja ditemukan secara trial and error, namun supaya tidak steril, pada
aksirnya tetap saja harus dicari/ ditumukan basis keilmuannya. Jelaskan apa yang
dimaksud!

Kumpulan Soal F
1 Dalam metode Ilmiah inferensi / simpulan yang bagaimana yang dianggap benar?
2 Apa yang dimaksud dengan pernyataan kajian epistemologi ilmu menunjukkan bahwa
ilmu tidak mutlak?
3 Apa yang dimaksud dengan Ilmu berpreferensi kepada yang mempunyai kemungkinan
paling besar dapat menjamin keterandalan?
4 Apa yang dimasud Orde Konseptualisasi dalam Bagan Azas Hipotetiko deduktif
Verifikatif?
5 Lihat Tabel Profil Metode Penelitian (Bagian II, Bahan Ajar). Kapan suatu penelitian
disebut penelitian exploratif, developmental, dan verifikatif? Lalu menurut pendapat
kalian mana yang lebih penting dalam pengembangan ilmu, penelitian exploratif,
developmental atau verifikatif? Atau sama saja? Perjelas jawaban kalian!
6 Apakah mungkin antara ilmu dengan teknologi berjalan tidak sinkron? Atau
pertanyaannya bisa diubah demikian: Bila ilmu dan teknologi berbasis trial & error
ternyata tidak sinkron, apa artinya atau apa yang harus kita kerjakan?

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method


Hal 27 dari
27 halaman

7 Bagaimana komentar kalian terhadap unkapan berikut: Dalam metronian norms


disebutkan salah satunya ialah Communalism, yang menerangkan bahwa ilmu bersifat
komunal dan bukan privat. Apa yang dimkasud dengan keterangan ini? Bukankah banyak
orang yang menggunakan dan mengembangkan ilmu untuk kepentingan pribadi?
8 Ternyata paradigma muncul secara serendipity, begitu kata Kuhn. Tahu apa yang
dimaksud? Jelaskan!
9 Terjadinya dampak negatif dari ilmu seperti global worming, pembangunan yang tidak
sustainable, dan gagalnya revolusi hijau itu disebabkan oleh karena cara manusia
memanfaatkan ilmu itu yang tidak benar dan bukan karena ilmunya sendiri yang salah.
Kalian setuju dengan pendapat ini? Jelaskan!

Rancakendal, 2011-05-10

Dok. A. M. Akyas 19 September 2015: An Introduction to Scientific Method

Anda mungkin juga menyukai