Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA


PERUSAHAAN (PROPER)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan
Lingkungan Industri

Disusun Oleh :

Ai Haula Maulinawati (J3K114033)


Mochammad Yusup Jazuli (J3K114046)
Devid Zahwa (J3K114085)

PROGRAM KEAHLIANMANAJEMEN INDUSTRI


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) ini dengan baik, oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada .Ibu dan Bapak Dosen Mata Kuliah Pengolahan Lingkungan
Industri yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini.

Makalah ini kami susun agar masyarakat mengerti dan mengetahui


mengenai program penilaian peringkat kinerja perusahaan (PROPER) yang dibuat
oleh Kementeri Lingkungan Hidup.

Bogor, 13 September 2015


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB 2 ..................................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA & METODOLOGI .......................................................... 3

2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 3

2.2 Metodologi .............................................................................................. 3

BAB 3 ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

3.1 Pengertian PROPER ................................................................................. 4

3.2 Kriteria PROPER ..................................................................................... 4

3.3 Mekanisme Pelaksanaan PROPER .......................................................... 7

3.4 Peringkat kinerja ....................................................................................... 8

BAB 4 ................................................................................................................... 10

KESIMPULAN ..................................................................................................... 10

Kesimpulan ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

Lampiran ............................................................................................................... 12
1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan industri sudah semakin pesat dari tahun ke
tahunnya. Peningkatan ini juga diimbangi dengan peningkatan pencemaran
lingkungan seperti pencemaran air dan udara. Karena alasan tersebut pemerintah
membuat suatu program untuk menangani permasalahan limbah dalam industri.
Meskipun begitu masih sulit mengharapkan industri patuh terhadap peraturan dan
bersedia menginvestasikan uang untuk membangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah). Bahkan jika mereka sudah investasi,sulit untuk mengharapkan IPAL
tersebut dioperasikan secara benar.

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup membuat suatu


program dengan nama PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan). Program ini dikembangkan dengan beberapa prinsip dasar, yaitu
peserta PROPER bersifat selektif, yaitu untuk industri yang menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan dan peduli dengan citra atau reputasi. PROPER
memanfaatkan masyarakat dan pasar untuk memberikan tekanan kepada industri
agar meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat dan
pasar dilakukan dengan penyebaran informasi yang kredibel, sehingga dapat
menciptakan pencitraan atau reputasi. Informasi mengenai kinerja perusahaan
dikomunikasikan dengan menggunakan warna untuk memudahkan penyerapan
informasi oleh masyarakat.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) ?
2. Bagaimana kriteria dari PROPER ?
3. Bagaimana mekanisme pelaksanaan PROPER ?
4. Apa saja peringkat kinerja yang diberikan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER).
2 Mengetahui kriteria dari PROPER.
3 Mengetahui mekanisme pelaksanaan PROPER.
4 Mengetahui peringkat kinerja yang diberikan.
3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA & METODOLOGI

2.1 Tinjauan Pustaka

PROPER merupakan salah satu sarana kebijakan (policy tool) yang


dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam rangka
mendorong penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap berbagai
peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, melalui instrumen
informasi dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Oleh sebab itu, PROPER
terkait erat dengan penyebaran informasi kinerja penaatan masing-masing
perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingan pada skala nasional (Balthasar
Kambuaya,2012).

2.2 Metodologi

Metode yang kami gunakan dalam menyelesaikan tugas ini yaitu dengan
mencari materi mengenai Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) yang bersumber dari buku dan internet.
4

BAB 3

PEMBAHASAN
3.1 Pengertian PROPER
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan, yang diakronimkan
menjadi PROPER (dalam bahasa Inggris berarti tepat atau layak), merupakan
program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup yang dikemas dalam bentuk
kegiatan pengawasan dan pemberian insentif dan atau disinsentif kepada
penanggung jawab usaha dan atau kegiatan. Dimulai sejak tahun 1996,
penghargaan PROPER diberikan berdasarkan perangkat penilaian yang
landasannya ada pada Undang-Undang No. 32 tahun 2009 mengenai Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No 05 Tahun 2011 tentang PROPER.

3.2 Kriteria PROPER


Kriteria penilaian PROPER terdiri dari dua kategori, yaitu kriteria penilaian
ketaatan dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan
(beyond compliance). Kriteria penilaian ketaatan menjawab pertanyaan sederhana
saja. Apakah perusahaan sudah taat terhadap peraturan pengelolaan lingkungan
hidup.
Peraturan lingkungan hidup yang digunakan sebagai dasar penilaian saat ini adalah
peraturan yang berkaitan dengan :
a. Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya
Perusahaan dianggap memenuhi kriteria ini jika seluruh aktivitasnya sudah
dinaungi dalam dokumen pengelolaan lingkungan baik berupa dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Kualitas Lingkungan (UKL/UPL) atau dokumen pengelolaan lain
yang relevan. Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam
melakukan pelaporan terhadap pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan dalam
AMDAL dan UKL/UPL.
5

b. Pengendalian Pencemaran Air


Pada prinsipnya ketaatan terhadap pengendalian pencemaran air dinilai
berdasarkan ketentuan bahwa semua pembuangan air limbah ke lingkungan harus
memiliki izin. Air limbah yang dibuang ke lingkungan harus melalui titik penaatan
yang telah ditetapkan. Pada titik penaatan tersebut berlaku baku mutu kualitas air
limbah yang diizinkan untuk dibuang ke lingkungan. Untuk memastikan air limbah
yang dibuang setiap saat tidak melampaui baku mutu maka perusahaan
berkewajiban melakukan pemantauan dengan frekuensi dan parameter yang sesuai
dengan izin atau baku mutu yang berlaku. Untuk menjamin validitas data, maka
pemantauan harus dilakukan oleh laboratorium terakreditasi. Perusahaan juga harus
taat terhadap persyaratan-persyaratan teknis seperti pemasangan alat pengukur
debit yang diatur dalam izin atau ketentuan peraturan baku mutu yang berlaku.
c. Pengendalian Pencemaran Udara
Ketaatan terhadap pengendalian pencemaran udara didasarkan atas prinsip
bahwa semua sumber emisi harus diidentifikasi dan dilakukan pemantauan untuk
memastikan emisi yang dibuang ke lingkungan tidak melebihi baku mutu yang
ditetapkan. Untuk memastikan bahwa proses pemantauan dilakukan secara aman
dan valid secara ilmiah maka prasarana sampling harus memenuhi ketentuan
peraturan.
d. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Ketaatan pengelolaan limbah B3 dinilai sejak tahapan pendataan jenis dan
volumenya. Setelah dilakukan pendataan, maka dilakukan pengelolaan lanjutan.
Pengelolaan lanjutan harus dilengkapi dengan izin pengelolaan limbah B3.
Ketaatan terhadap ketentuan izin pengelolaan limbah B3, merupakan komponen
utama untuk menilai ketaatan perusahaan.
e. Pengendalian Pencemaran Air Laut
Untuk aspek ini, ketaatan utama dilihat dari kelengkapan izin pembuangan
air limbah dan ketaatan pelaksanaan pembuangan air limbah sesuai dengan
ketentuan dalam izin.

f. Potensi Kerusakan Lahan


6

Kriteria potensi kerusakan lahan hanya digunakan untuk kegiatan


pertambangan. Kriteria ini pada dasarnya adalah implementasi best mining
practices, seperti kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana tambang,
sehingga dapat dihindari bukaan lahan yang tidak dikelola. Mengatur ketinggian
dan kemiringan lereng/jenjang agar stabil. Acuan adalah kestabilan lereng.
Mengidentifikasi potensi pembentukan Air Asam Tambang setiap jenis batuan dan
penyusunan strategi pengelolaan batuan penutup. Membuat dan memelihara sarana
pengendali erosi. Membuat sistem pengaliran (drainage) yang baik supaya kualitas
air limbah memenuhi baku mutu.
Aspek-aspek yang dinilai dalam kriteria beyond compliance adalah :
a) Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan, termasuk di dalamnya bagaimana
perusahaan memiliki sistem yang dapat mempengaruhi supplier dan konsumennya
untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan dengan baik.
b) Upaya Efisiensi Energi dengan mencakup empat ruang lingkup efisiensi energi,
yaitu peningkatan efisiensi energi dari proses produksi dan utilitas pendukung,
penggantian mesin atau proses yang lebih ramah lingkungan, efisiensi dari
bangunan dan sistem transportasi.
c) Upaya penurunan emisi, baik berupa emisi kriteria polutan maupun emisi dari
gas rumah kaca dan bahan perusak ozon. Termasuk dalam lingkup penilaian ini
adalah persentase pemakaian energi terbarukan dalam proses
produksi dan jasa, pemakaian bahan bakar yang ramah lingkungan.
d) Implementasi Reduce, Reuse dan Recycle limbah B3
Penekanan kriteria ini adalah semakin banyak upaya untuk mengurangi terjadinya
sampah, maka semakin tinggi nilainya. Selain itu, semakin besar jumlah limbah
yang dimanfaatkan kembali, maka semakin besar pula nilai yang diperoleh
perusahaan Implementasi Reduce, Reuse dan Recycle limbah padat non B3 kriteria
sama dengan 3R untuk limbah B3.
f) Konservasi Air dan Penurunan Beban Pencemaran Air Limbah
Semakin kecil intensitas pemakaian air per produk, maka akan semakin besar nilai
yang diperoleh. Demikian juga semakin besar upaya untuk menurunkan beban
pencemaran di dalam air limbah yang dibuang ke lingkungan maka akan semakin
besar nilai yang diperoleh.
7

g) Perlindungan Keanekaragaman Hayati


Pada dasarnya, bukan jumlah pohon yang dinilai, tetapi lebih diutamakan pada
upaya pemeliharaan dan perawatan keanekaragaman hayati. Salah satu bukti bahwa
perusahaan peduli dengan keanekaragaman hayati adalah perusahaan memiliki
sistem informasi yang dapat mengumpulkan dan mengevaluasi status dan
kecenderungan sumber daya keanekaragaman hayati dan sumber daya biologis
yang dikelola dan memiliki data tentang status dan kecenderungan sumber daya
keanekaragaman hayati dan sumber daya biologis yang dikelola.
h) Program Pengembangan Masyarakat
Untuk memperoleh nilai yang baik dalam aspek ini perusahaan harus memiliki
program sratetegis untuk pengembangan masyarakat yang didesain untuk
menjawab kebutuhan masyarakat.

3.3 Mekanisme Pelaksanaan PROPER


Pelaksanaan PROPER diawali dengan pemilihan perusahaan peserta, di
mana perusahaan yang menjadi target peserta PROPER adalah perusahaan yang
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, tercatat di pasar bursa,
mempunyai produk yang beorientasi ekspor atau digunakan oleh masyarakat luas.
Setelah peserta ditetapkan, kemudian dilakukan pengumpulan data swapantau
dengan jalan mengevaluasi laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang
disampaikan perusahaan. Selain data swapantau, juga dilakukan pengumpulan data
primer dengan jalan melakukan pengawasan langsung ke lapangan secara rutin
yang dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH). Informasi
yang terkumpul kemudian diolah menjadi rapor sementara, yang berisi evaluasi
kinerja perusahaan di bidang pengelolaan air, udara, limbah B3 dibandingkan
dengan kriteria penilaian PROPER yang ditetapkan. Rapor sementara ini sudah
mengindikasikan peringkat kinerja perusahaan berdasarkan kriteria peringkat
proper.
Rapor sementara kemudian dibahas melalui mekanisme peer review oleh
tim teknis. Hasil pembahasan dilaporkan kepada pejabat Eselon I Kementerian
Negara Lingkungan Hidup untuk mendapat komentar dan pertimbangan.
8

Setelah itu, rapor dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan untuk mendapat


pendapat dan persetujuan Dewan. Rapor hasil pembahasan dengan Dewan ini
kemudian ditetapkan sebagai Rapor Sementera yang akan disampaikan kepada
perusahaan dan pemerintah daerah. Perusahaan dan pemerintah daerah diberi
kesempatan untuk menyampaikan keberatan dengan didukung data-data baru yang
sahih. Setelah masa sanggah dilewati, maka hasilnya dilaporkan kepada Dewan
Pertimbangan. Dewan akan memberikan pendapat terakhir mengenai status kinerja
perusahaan sebelum dilaporkan kepada Menteri.
Menteri memeriksa, memberikan kebijakan dan menetapkan status peringkat
kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan laporan dari Dewan Pertimbangan.
Setelah semua proses dilewati maka pengumuman peringkat kinerja perusahaan
disampaikan kepada publik dan juga kepada perusahaan dan pemerintah daerah.

3.4 Peringkat kinerja


Peringkat kinerja usaha atau kegiatan yang diberikan terdiri dari:

a) Emas
Untuk usaha atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan
keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa, melaksanakan bisnis yang
beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahan yang telah
menerima peringkat emas pada tahun 2013 yaitu PT. Pertamina (Persero) S&D
Regional II Terminal BBM Rewulu, PT. Medco E&P Indonesia - Rimau Asset,
Chevron Geothermal Salak, Ltd dan 9 perusahaan lainnya.

b) Hijau
Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan
lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui
pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara
efisien dan melakukan upaya tanggung jawab sosial dengan baik. Pada tahun 2013
terdapat 113 perusahaan yang mendapat peringkat hijau.

c) Biru
9

Untuk usaha atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan
yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Terdapat 1039 perusahaan yang mendapat peringkat ini pada tahun
2013.

d) Merah
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan
persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.Pada tahun
2013 terdapat 611 perusahaan yang mendapat peringkat merah.

e) Hitam
Diberikan untuk usaha atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau
melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran atau kerusakan lingkungan
serta pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku atau tidak
melaksanakan sanksi administrasi. Pada tahun 2013 terdapat 17 perusahaan yang
mendapat peringkat hitam salah satunya PT. Dynaplast.
10

BAB 4

KESIMPULAN
Kesimpulan
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) merupakan
program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup yang telah dimulai sejak tahun
1996 serta dikemas dalam bentuk kegiatan pengawasan dan pemberian insentif atau
disinsentif kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.Untuk mekanisme
kegiatan PROPER sendiri dimulai dari pemilihan perusahaan peserta kemudian
pengumpulan data swapantau dan data primer selanjutnya data yang telah
terkumpul dan diolah menjadi sebuah rapor sementara kemudian dibahas melalui
mekanisme peer review oleh tim teknis. Selanjutnya diserahkan kepada Dewan
Pertimbangan untuk mendapat pendapat dan persetujuan Dewan selanjutnya
disampaikan kepada perusahaan dan pemerintah daerah. Perusahaan dan
pemerintah daerah diberi kesempatan untuk menyampaikan keberatan dengan
didukung data-data baru yang sahih. Setelah masa sanggah dilewati, maka hasilnya
dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan. Dewan akan memberikan pendapat
terakhir mengenai status kinerja perusahaan sebelum dilaporkan kepada Menteri.
Setelah semua proses dilewati maka pengumuman peringkat kinerja perusahaan
disampaikan kepada publik dan juga kepada perusahaan dan pemerintah daerah.
Untuk Kriteria dari kegiatan PROPER ada dua yaitu kriteria penilaian
ketaatan dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan
(beyond compliance). Peringkat kinerja usaha atau kegiatan yang diberi terdiri dari
peringkat emas,hijau biru,merah,hitam.
11

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2011.PROPER.[Internet]. [diunduh 10 September 2015] . Tersedia


pada : http://www.menlh.go.id/proper/.

[Anonim]. 2013. Hasil Penilaian PROPER KLH 2013 .[Internet]. [diunduh 10


September 2015] . Tersedia pada : http://www.menlh.go.id/hasil-penilaian-
proper-klh-2013/.

Reliantoro S. 2012. The Gold For Green :Bagaimana Penghargaan PROPER


Emas Mendorong Lima Perusahaan Mencapai Inovasi,Penciptaan Nilai
dan Keunggulan Lingkungan. Jakarta (ID): Kementerian Lingkungan
Hidup.
12

Lampiran
Pemanfaatan Sumber Daya oleh PT. MEDCO E&P INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai