Anda di halaman 1dari 10

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

Energi merupakan kebutuhan utama sepanjang peradaban umat manusia. Peningkatan


kebutuhan energi dapat menjadi indikator peningkatan kemakmuran, namun pada saat yang
sama menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya. Dengan kian menipisnya cadangan
minyak bumi di Indonesia, pemanfaatan energi alternatif nonfosil harus ditingkatkan. Ada
beberapa energi alam sebagai energi alternatif yang bersih, tidak berpolusi, aman dan
persediaannya tidak terbatas yang dikenal dengan Energi terbarukan. Diantaranya adalah
energi surya, angin, gelombang dan perbedaan suhu air laut.
Indonesia adalah negara yang banyak sekali memiliki pulau serta pegunungan, ada
sejumlah daerah merupakan daerah terpencil yang tidak mendapat pasokan energi listrik PT
PLN Persero. Untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik di daerah tersebut dapat
menggunakan sumber energi alternatif tenaga surya sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS). Photovoltaic (sel surya) merupakan piranti yang dapat mengkonversi cahaya
matahari menjadi energi listrik. Energi surya adalah sumber energi yang dapat diperbaharui
(renewable energi resources) yang sangat potensial. Energi surya dapat menghasilkan daya
hingga 156.486 MW, jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan sumber energi
terbarukan yang lainnya. Indonesia merupakan negara yang terletak dalam jalur khatulistiwa
yang sepanjang tahun mendapatkan cahaya matahari yang berlimpah.
Pemanfaatan energi surya sebagai PLTS sangat diminati dan mulai dikembangkan
diseluruhpelosok negeri dengan melakukan banyak sekali penelitian serta pengujian. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan energi surya sebagai PLTS. Faktor-
faktor yang mempengarui pengoptimalan energi surya menjadi energi listrik yaitu: pengaruh
cuaca, kelembaban, temperatur, posisi sel surya serta arah angin yang terdapat pada
permukaan sel surya. Apabila ada yang menutupi lapisan luar sel surya, maka cahaya yang
akan diterima oleh semikonduktor akan berkurang dan akan berimbas secara langsung
terhadap proses konversi energi.

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Fotovoltaik (biasanya disebut juga sel surya) adalah piranti semikonduktor yang dapat
merubah cahaya secara lansung menjadi menjadi arus listrik searah (DC) dengan
menggunakan kristal silicon (Si) yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan cara
memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi penghantar.
Bila kristal silindris itu dipotong stebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis
atau yang disebut juga dengan sel surya (fotovoltaik). Sel-sel silikon itu dipasang dengan
posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja anti karat dan
dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiaptiap sambungan sel itu diberi
sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu akan
mengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya
yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu. Pada asasnya sel surya fotovoltaik
merupakan suatu dioda semikonduktor yang berkerja dalam proses tak seimbang dan
berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt
tergantung intensitas cahaya dan jenis zat semikonduktor yang dipakai. Sementara itu
intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi
besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi menja-di energi
listrik berdasarkan efek fotovol-taik baru mencapai 25%, maka produksi listrik maksimal
yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2.
Bagian Bagian Komponen dan Prinsip Kerja
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan
beberapa sel surya fotovoltaik. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang
dihubungkan secara seri dan paralel. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah
harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan
kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi
awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena
memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan
kebutuhannya. Cara kerja photovoltaic diperlihatkan pada gambar 1. Pada gambar 2
diperlihatkan sistem PLTS.

Gambar 1. cara kerja Fotovoltaik

Gambar 2. Sistem PLTS


Panel surya/ solar cells/ solar panel: panel surya menghasilkan energi listrik tanpa biaya,
dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar
cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah
solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt
terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).
- Charge controller, digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan
maksimun yang dihasilkan panel surya pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan
tinggi yang dapat merusak baterai.
- Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC direct
current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).
- Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa
baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.
- Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya ini terdiri dari panel surya, charge
controller, inverter, baterai.
Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa panel surya di paralel untuk
menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada gambar diatas menghubungkan kaki
positif panel surya satu dengan panel surya lainnya. Kaki/ kutub negatif panel satu dan
lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya dihubungkan ke kaki positif charge
controller, dan kaki negatif panel surya dihubungkan ke kaki negatif charge controller.
Tegangan panel surya yang dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi
baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat AC (alternating current) seperti Televisi,
Radio, komputer, dll, arus baterai disupply oleh inverter.
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan mengenai
kebutuhan daya:
- Jumlah pemakaian
- Jumlah panel surya
- Jumlah baterai

Proses konversi
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan
karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya
tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n
merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan
negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga
disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan
menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis
semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk


meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas
semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor
intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole
dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis
p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau
Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan
semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As)
ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri
tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan
doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-
doping. Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk sambungan p-n
atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi / metallurgical
junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

2. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan


elektronelektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan perpindahan hole
dari semikonduktor p menuju semikonduktor n. Perpindahan elektron maupun hole ini
hanya sampai pada jarak tertentu dari batas sambungan awal.

3. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang


mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini akhirnya
berubah menjadi lebih bermuatan positif.
Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada
semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini
akhirnya lebih bermuatan positif.

4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region) ditandai
dengan huruf W.
5. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa muatan
minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor yang
berbeda.
6. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka timbul
dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif, yang mencoba
menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n. Medan listrik
ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron pada awal terjadinya
daerah deplesi (nomor 1 di atas).
7. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang, yakni
saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n dikompensasi dengan
jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p akibat medan listrik E. Begitu
pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p, dikompensasi
dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E.
Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari
semikonduktor yang satu ke semiikonduktor yang lain.

Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi.
Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang
menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor
p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan
masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.

Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron


mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n,
daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada
daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole
(electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat
cahaya matahari.
Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol lambda
sbgn digambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn berada pada
bagian sambungan pn yang berbeda pula. Spektrum merah dari cahaya matahari yang
memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga
terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana.
Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap di daerah
semikonduktor n.
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron hasil
fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah
semikonduktor p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka
elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu
tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat
pergerakan elektron.

Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum, ilustrasi di
bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari menjadi energi
listrik.
Perhitungan Konversi Energi
Perhitungan dilakukan untuk menetukan ukuran sel Fotovoltaik dan Baterai untuk sistem
energi matahari dengan kapasitas maksimum 1000 Watt. Langkah-langkah perancangan
adalah
sebagai berikut:
Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah).
Ampere-jam dari peralatan dihitung dalam DC ampere-jam/hari. Arus beban dapat ditentukan
dengan membagi rating watt dari berbagai alat yang menjadi beban dengan tegangan operasi
sistem PV nominal.
Itot beban DC=Watt/Vop x jam pakai sehari.....................(1)
ItotbebanAC= (Watt/Vopxjam pakai sehari)/0.85 ..... (2)
Itotbeban= Itot beban DC +Itot beban AC ..............................(3)
Dimana : Itot beban = Arus total beban dalam Ah
Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem
Untuk sistem PLTS dengan daya 1000 Watt ke bawah, factor 20% harus ditambahkan ke
pembebanan sebagai pengganti rugi-rugi sistem dan untuk factor keamanan. Oleh karena itu
ampere-jam beban yang ditentukan pada langkah 3.1 dikalikan dengan 1,20 sehingga :
Total beban + Rugi & Safety Factor = Itot beban x 1,20 ....(4)
Menentukan jam Matahari Ekivalen
(Equivalent Sun Hours, ESH) terburuk Jam matahari ekivalen suatu tempat ditentukan
berdasarkan peta insolasi matahari dunia yang dikeluarkan oleh Solarex (Solarex, 1996).
Berdasarkan peta insolasi matahari dunia, diperoleh:
ESH untuk Wilayah Katulistiwa = 4,5
Menentukan Kebutuhan Arus Total Panel Surya
Arus total panel surya yang dibutuhkan ditentukan dengan cara membagi Total beban +
Rugi-rugi dan safety factor dengan ESH.
Itot panel = (Itot beban x1,20)/ESH ......................................(5)
Menentukan Susunan Modul Optimum untuk Panel Surya
Penyusunan optimum adalah cara yang akan menentukan kebutuhan arus total panel dengan
jumlah modul seminimum mungkin. Penentuan konfigurasi modul minimum dengan
menghitung jumlah minimum modul yang menyediakan nilai arus panel yang dibutuhkan
dietentukan pada langkah 4.
Jumlah modul yang tersusun secara paralel adalah :

Modpar = Itot_panel / Iop_modul.............................(6)


Dimana :
Itot_panel adalah Arus Total panel Iop_modul dan Arus operasi modul
Jumlah modul yang tersusun seri ditentukan oleh :

Mod seri = Vsystem / VModul......................(7)

Dimana :
Vsistem adalah tegangan nominal sistem dan Vmodul adalah tegangan nominal modul
Total modul yang diperlukan adalah :

Jumlah total modul =jumlah modul seri x jumlah modul paral..(8)

Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan


Umumnya sistem listrik matahari fotovoltaik dilengkapi dengan baterai penyimpan (aki) untuk
menyediakan energi pada beban ketika beroperasi pada malam hari atau pada waktu cahaya
matahari kurang. Kapasitas waktu cadangan yang disarankan bervariasi berdasarkan garis lintang
daerah tempat pemasangan panel surya diperlihatkan pada table 1. Tabel 1. Hubungan antara lokasi
pemasangan dan waktu cadangan modul photovolaik buatan Solarex.
Garis Lintang Lokasi Pemasangan Waktu Cadangan (trec)
0o 30o (Utara atau Selatan) 5 6 hari
30o 50o (Utara atau Selatan) 10 12 hari
50o 60o (Utara atau Selatan) 15 hari
Sumber : Solarex, 1996 : Discover The Newest World Power, Frederick Court, Maryland USA.
Berdasarkan peta insolasi dunia (Solarex, 1996), letak wilayah Indonesia terletak pada
10o LS 10o LU. Ini berarti bahwa waktu cadangan untuk seluruh wilayah Indonesia, adalah
sama yaitu 5 6 hari. Kapasitas Ampere-jam (Ah) minimum dari baterai dihitung dengan
persamaan :

Bateraicap = (Itot beban x 1,2) x trec .................................................(9)

Dimana :
Baterai cap = kapasitas baterai (Ah)
Trec = waktu cadangan

Efisiensi Konversi Energi

Efisiensi = V I / P.a ...............................................................(10)

Atau = Fi.Is.Vo / P.a ........................................................(11)

Dimana: = efisiensi konversi


V = tegangan yang dibangkitkan sel surya
Fi= faktor isi
I = arus sel surya
Is= arus hubung singkat
Vo= tegangan tanpa beban
P = rapat daya matahari yang jatuh pada sel surya
A = luas sel surya
Perhitungan Biaya
Harga energi per-kWh dari panel surya masih tergolong mahal. Sebuah panel surya
berkapasitas 50 Wp lengkap dengan battere penyimpan, controller, 3 titik lampu dan satu titik
untuk kulkas atau televisi hitam putih dijual dengan harga ratarata satu seperempat juta
rupiah. Panel ini didesain untuk beroperasi selama 20 tahun.
Baterai panel biasanya harus diganti setiap 5 tahun. Biasanya perusahaan penjual
memberikan garansi selama 10 tahun untuk panel dan 1 tahun untuk battere. Daya yang
dihasilkan panel tersebut, dalam pemakaian di Indonesia, berkisar 150 - 250 Wh per hari. Bila
panel tersebut digunakan dalam kondisi normal dan bertahan selama 20 tahun maka daya
total yang dihasilkan selama 20 tahun adalah 20 tahun dikalikan 365 hari/tahun dikalikan
antara 150 - 250 kWh, yaitu antara 1095000 Wh (1.095 kWh) sampai 1825000 Wh (1825
kWh). Jadi investasi yang dikeluarkan untuk per kWh listrik yang dihasilkan adalah antara
Rp. 685,- sampai Rp.1142,-(nilai ini belum termasuk penggantian battere setiap lima tahun
serta biaya perawatan).
Dengan memasukkan faktor-faktor tersebut harga per-kWh energi surya mencapai
sekitar Rp. 1800,-. Bandingkan harga listrik PLN untuk skala rumah tangga 450 Watt sebesar
Rp. 125,- per kWh. Perlu dicatat bahwa ada subsidi pemerintah di dalam harga listrik PLN
untuk rumah tangga. Subsidi ini tidak ada dalam penggunaan listrik energi surya yang
dihitung di atas. Harga di atas juga merupakan harga satuan panel sampai di tempat
konsumen (asal tempatnya tidak terlalu jauh) di Indonesia. Mungkin ada potongan harga
untuk pemakaian panel yang lebih banyak dan skala yang lebih besar.
Sekarang, panel-panel surya masih diimpor. Artinya harga yang harus dibayar
konsumen juga sudah termasuk pajak bea masuk dan pajak pertambahan nilai. Suatu saat
ketika ditemukan teknologi yang lebih efisien dan Indonesia dapat membuat panel suryanya
sendiri harga panel surya sangat mungkin bisa turun. Sekedar gambaran adalah harga panel
surya di Jerman pernah turun sekitar 40% dalam dua bulan.

Contoh Pembangkit di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai