Anda di halaman 1dari 15

Konsep Dasar :

Secara bahasa pengertian marah seperti di tulis dalam kitab Aafaatun Alath-thariq jarya
sayyid muhammad nuh ( 1993 ) marah dapat diartikan sebagai berikut:

Marah berarti tidak rela terhadap sesuatu dan iri dari sesuatu. hilaba alaihi ghadaban
wamagdhabatan.
Menggigit sesuatu. Ghodibat al-khailu alal lujami yang artinya kuda menggigit besi
kendali.
Memberengut, naqatun ghadub, imraatun ghadub. Artinya unta itu membrengut,
wanita itu muram
Bengkak di sekitar sesuatu. ghadibat ainuhu waghudibat. Artinya bengkak disekitar
mata.
Kemurungan dalam hal pergaulan dan perilaku. Hadza ghudhabi. Artinya murung
dalam pegaulan dan perilakunya.
Penghalang yang terbuat dari kulit unta, yang biasa dipakai untuk berperang, Al-
ghadabah.
Menurut istilah, marah adalah perubahan internal atau emosional yang menimbulkan
penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati. Peubahan yang keras
di sebut al Ghaizh sebaai kemarahan yang hebat.
Marah merupakan kekuatan setan yang disimpan oleh Allah swt didalam diri manusia. Al
Ghsazali (Najar,2001 ) mengatakan adanya marah didalam didirinya manusia untuk menjaga dari
kerusakan dan untuk menolak kehancuran.
Al-jurjani (2001) menjelaskan marah adalah perbuatan yang terjadi pada waktu
mendidihnya darah didalam hati untuk memperoleh kepuasan apa yang terdapat di dalam dada.
Sedangkan Imam nawawi mendefinisikan marah dari perspektif ilmu tassawuf, sebagai tekanan
nafsu dari hati yang menalirkan darah pada bagian wajahyang menimbulkan kebencian pada diri
seseorang.
Dalam pandangan ilmu psokologi manusia adalah makhluk yang mempunyai emosi
seperti di jelaskan oleh william james (gie 1999) emosi adalah keadaan jiwa yang menampakan
diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh (the state of mind that manifest it self by a
perceptible change in the body).
Emosi manusia dapat dibedakan dalam dua macam: pertama emosi yang halus, misalnya
kasih sayang, kedua emosi yang kasar seperti marah , ini akan menghambat dalam mencapai
kesuksesan.
Charles rycroft (1979) memberikan definisi marah sebagai suatu reaksi emosional kuat
yang didatangkan oleh ancaman, campur tangan, serangan kata-kata, penyerangan jelas, atau
frustasi dan dicirikan dengan reaksi gawat dari sistem syaraf yang bebas dengan balasa-balasan
serangan atau tersembunyi.
Chaplin (1998) dalam dictionary of psychology, bahwa marah adalah reaksi emosional
akut yang timbul karena sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriyah,
pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan kuat oleh reaksi pada
sistem otomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik, dan secara emplisit
disebabkan oleh reaksi seragam, baik baik yang bersifat somatis atau jasmaniyah maupun yang
verbal atau lisan.
Davidoff (1991) mendefinisikan marah sebagai suatu emosi yang mempunyai ciri
aktivitas sistem sistem syaraf simpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat
kuat disebabkan adanya kesalahan. Stuart dan sundeen (1987) memberikan pengertian mengenai
marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan
sebagai ancaman.
Maxwell maltz (1977) marah adalah frustasi, suatu jenis frustasi yang meledak dimana
seseorang mengubah suatu perasaan terluka yang fasif menjadi menjadi suatu tindakan
penghancur disengaja yang aktif.
Menurut imam al Ghozali bahwa banyak tingkatan dalam kemarahan, seperti lekas marah
sekali, cepat marah dan cepat tenangnya, lambat marah namun lambat cepat habis marahnya.
Gymnastiar (2002) menjelaskan mengenai marah yang yang di ungkapkan oleh imam al
Ghazali, yang ternyaa orang itu dapat dikelompokan dalam empat golongan sebagai berikut;

Orang yang lambat marah dan lambat reda dan lama bermusuhannya.
Cepat marah dan lambat redanya
Cepat marah dan cepat redanya
Lambat marah dan lamba redanya.
Mengenai tingkatan marah, manusia dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu,
berlebih-lebihan, biasa-biasa saja dan berkekurangan,
Kemarahan atau tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
akan memberikan kegelapan pada individu dan akan menimbulkan masalah, frustasi adalah
respon yang terjadi akibat gagalnya mencapai tujuan yang tidak relistis atau hambatan dalam
proses pencapaian tujuan. Agrasif adalah prilaku yang menyertai marah dan merupakan
dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Ngamuk juga
merupakan perasaan marah dan permusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol.
Adapun proses respons terhadap kemarahan dapat diungkap melalui tiga cara, yang pertama
mengungkap secara perbal, kedua, menekan, ketiga, menentang.

CIRI-CIRI MARAH

Aspek biologi,respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonam bereaksi
terhadap sekresi epinerpin sehingga tekanan darah meningkat, takidarki ( frekuensi
denyut jantung meningkat ) wajah memerah, pupil membengkak, frekuensi pembuangan
urin meningkat.
Aspek emosional, merasa tidak berdaya, putus asa, frustasi, ngamuk, ingin berkelahi,
dendam, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut. Prilakunya selalu ingin
menarik perhatian orang lain, membuat kegaduhan, kebakaran,melarikan diri, mencuri
dan penyimpangan seksual.
Aspek intelektual, akan terus mencair penyebab kemarahannya
Aspek sosial, meliputi inter aksi sosial, budaya, konsep percaya dan ketergantungan,
emosi marah akan menimbulkan kemarahan orang lain serta penolakan dari orang lain.
Aspek spiritual, keyakinan, nilai dan moral mempengaruhi terhadap ungkapan
lingkungan dengan tidak mempedulikan moral.

Hamzah ( 2001 ) juga menjabarkan terhadap ciri-ciri orang yang sedang marah, yaitu:
1. Ciri pada wajah, berupa perubahan pada kulit menjadi warna kuning pucat, tubuh
bergetar keras, timbul buih pada sudut mulut, bola mata mmerah, hidung kembung
kempis gerakan tidak terkendali.
2. Ciri pada lidah, meluncurnya makian, celaan, kata-kata yang menyakitakan, dn ucapan-
ucapan yang keji yang membuat orang yang berakal sehat merasa risih untuk
mendengarkanya.
3. Ciri pada anggota tubuh. Timbulnya keinginan untuk memeukul, melukai, merobek,
bahkan membunuh.
4. Ciri pada hati, didalam hati akan timbul rasa kebencian, dendam, dan dengki,
menyembunyikan keburukan, merasa gembiradalam dukanya. Dan merasa sedih atas
gembiranya, memutuskan hubungan dan menjelek-jelekanya.
Nuh ( 1993 ) menjelaskan secara gamblang beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat apabila
seseorang marah, diantaranya:
Membesarnya pembuluh darah urat leher serta memerahnya wajah .
Merengut dan mengerutkan wajah
Permusuhan kepihak lain
Membalas permusuhan orang lain

ada beberapa penyebab dari kemarahan yaitu :

1. Faktor Fisik
Kelelahan yang berlebihan
Adanya zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah, seperti kurangnya zat asamdi
otak.
Hormon kelamin, seperti pada waktu menstruasi pada wanita

1. Faktor psikis
Rendah hati, menilai dirinya selalu merasa dirinya rendah dari yang sebenarnya.
Sombong, menilai dirinya melebihi dari yang sebenarnya
Egoistis, akan selalu mementingkan diri sendiri
Menurut Nuh, Hamzah, Hawwa (1993) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan kemarahan yaitu :
Lingkungan,
Pertengkaran dan perdebatan
Senda gurau dengan cara yang batil
Memusuhi orang lain dengan segala cara
Congkak dan sombong di muka bumi yanpa hak
Lupa mengendalikan diri
Orang lain tidak melaksanakan kewajibannya kepada sipemarah
Penjelasan orang lain terhadap aibnya
Mengingat permusuhan dan dendam lama
Lalai terhadap akibat ditimbulkan oleh marah.

Definisi Konsep :

Marah adalah perubahan internal atau emosional yang menimbulkan penyerangan dan
penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati. Marah (anger) adalah reaksi emosional
akut yang timbul karena sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah,
pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan oleh reaksi kuat pada
sistem syaraf otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpaptetik, dan secara
implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis atau jasmaniah
maupun yang verbal atau lisan.
Marah sendiri timbul karena adanya sebuah dorongan yang biasa disebut dengan human
aggressive. Dorongan rasa marah ini bisa saja muncul karena sesuatu terjadi di luar dugaan atau
di luar perhitungan, dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan definisi marah
yaitu sifat alamiah atau emosi yang dimiliki setiap manusia yang bersifat survival dan timbul
ketika ada sebuah serangan yang menyangkut dengan harga diri, secara garis besar dorongan
marah itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor internal (dari dalam diri), misal perasaan
salah ketika didalam pekerjaan yang tak bisa terselesaikan dan akhirnya pecah menjadi
kemarahan, kedua ialah faktor external dan biasanya tercipta karena adanya sebuah ancaman
atau provokasi dari luar.
Marah merupakan salah satu reaksi yang muncul ketika kebutuhan dan motif manusia
terhambat untuk dipenuhi. Marah merupakan bentuk ekspresi emosi yang ditimbulkan oleh
pengaruh lingkungan sekitar manusia, dimana biasanya orang akan menjadi terpancing emosi
marahnya apabila mendapatkan stimulus-stimulus yang mengancam atau mengusik ketenangan
dan kenyamanan seseorang, misalnya orang akan marah jika dia di caci maki, di hina, dipukul,
atau bahkan dilecehkan oleh orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang sehingga orang
bisa menjadi marah, yaitu kondisi fisik, kondisi psikis, dan kemungkinan lain adalah karena
moralitas yang tidak baik.
Jadi, dapat disimpulkan secara singkat menurut penulis bahwa marah adalah perubahan
emosional yang terjadi pada seseorang akibat sejumlah situasi yang merangsang yang
minumbulkan sikap/perilaku beringas, mengamuk, menyerang, benci, jengkel, dan kesal hati
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Sikap jengkel sendiri pada saat marah biasanya ditunjukkan pada saat seseorang itu
menghina orang lain, merasa jijik dengan orang lain, muak dengan seseorang, mual dan tidak
suka.
Lalu sikap beringas seseorang pada saat marah lebih bersifat apa tindakan yang anarkis.
Seperti sudah melakukan pengerusakan pada saat marah, membanting-banting suatu barang pada
saat marah, menyerang orang, melempar seseorang dengan barang, dan sebagainya.
Sikap benci seseorang pada saat marah ditunjukkan seperti membuat muka dengan orang
yang dibenci, raut wajah yang masam, tidak ingin berdekatan dengan seseorang, tidak mau
berbaikan dengan orang yang pernah berkelahi dengannya.
Marah dapat mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri manusia di dalam
kehidupannya dan marah juga merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia.
Manusia yang memiliki mental yang sehat dan kondisi kejiwaan yang stabil akan dapat
membantu dirinya mengontrol emosinya. Sebaliknya orang yang sedang mengalami tekanan,
stress, dan depresi. Biasanya mereka akan mudah terpancing emosinya dan akan mudah marah.
Biasanya hal-hal yang bersifat sepele saja, tapi tidak disukai oleh orang yang mengalami
gangguan kejiwaan ini akan memicu kemarahan dan kemurkaan yang luar biasa.
Moralitas yang tidak baik, atau orang-orang yang sering melakukan perbuatan buruk,
atau memiliki akhlak yang kurang baik, atau sering berbuat kejahatan, biasanya akan membuat
orang tersebut mudah marah. Sifat amarah sudah menjadi tabiat yang melekat pada diri mereka
dan secara tidak sadar pun tabiat tersebut akan muncul tanpa dipikirkan.
Kebanyakan marah memang tidak baik bagi diri kita, mengurangi rasa hormat pada diri
kita, merusak hubungan (orang lain tidak menghormati kita), bahkan dapat menimbulkan
penyakit. Ketika kita sedang marah, kita tidak bisa lagi mengenali mana yang benar dan mana
yang salah, siapa yang salah atau siapa yang benar. Ketika marah, kita cenderung menyalahkan
orang, kita cenderung merasa selalu benar. Ketika menerima kedzaliman, kita cenderung marah-
marah pada yang mendzalimi. Setidaknya istilah terdzalimi itu menurut diri kita. Belum tentu
juga kita benar dan belum tentu juga orang yang kita anggap mendzalimi itu salah. Semuanya
masih sangat relatif. Namun ego manusia cenderung membenarkan dirinya dan menyalahkan
orang lain. Keadaan yang sesungguhnya semakin memperburuk keadaan diri sendiri maupun
lingkungan kita.
Marah adalah reaksi dari kesakitan, lalu sikap marah kita akan menimbulkan rasa sakit
yang baru kita merasa marah karena dikecewakan atau disakiti, lalu kita meresponi dengan
marah, marah-marah hingga kemarahan tersebut tentunya akan menimbulkan rasa sakit pada
orang yang kita marahi. Marah yang dibiarkan menguasai diri manusia akan terus meningkat;
mulai dari marah kemudian berlanjut marah-marah, lalu meningkat lagi pada tindakan ingin
menyakiti, hingga akhirnya melakukan tindakan kekerasan. Marah pada diri manusia jika
dibiarkan sangatlah berbahaya, karena dapat dengan mudah meningkat dari sikap menjadi
tindakan.
Marah dapat menimbulkan tekanan, tubuh bergetar, jantung berdegup keras, wajah yang
memerah, tidak dapat tidur yang semuanya akan berdampak bagi kesehatan kita. Marah dapat
membuat kita merasa tidak nyaman, terabaikan, bingung, frustasi, terluka, atau merasa
disisihkan. Marah dapat membuat kita sedih dan putus asa, dan marah yang sama juga akan
membuat orang yang kita marahi kecewa, frustasi, atau putus asa. Marah akan memengaruhi
perilaku kita menjadi tidak terkontrol, kita akan dapat berteriak, mudah menuntut orang lain
berubah, mengajak bertengkar, hingga pada tindakan fisik seperti meninju. Marah akan
memengaruhi pikiran kita atau orang yang kita marahi, pikiran yang dapat timbul seperti
menyalahkan diri sendiri, membuat kita berpikir sempit dan tidak jernih. Marah akan
memengaruhi hubungan kita dengan orang lain; orang lain akan menjaga jarak, menolak kita,
komplain tentang kita.
Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman. (Stuart and Sundeen, 1991). Pengungkapan kemarahan dengan
langsung dan konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain
megerti perasaan yang sebenarnya. Namun demikian faktor budaya perlu dipertimbangkan
sehingga keuntungan kedua belah pihak dapat dicapai. Kemarahan yang ditekan atau pura-pura
tidak marah akan mempersulit sendiri dan mengganggu interpersonal. Banyak situasi kehidupan
yang menimbulkan kemarahan misal fungsi tubuh yang terganggu sehingga harus masuk rumah
sakit, kontrol diri yang diambil alih orang lain akibat menderita sakit, peran yang tidak dapat
dilakukan karena dirawat di rumah sakit, dan banyak hal lain yang dapat menjengkelkan
individu. Rentang respon kemarahan (Stuart and Sundeen, 1991). Respon kemarahan dapat
berfluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif.
Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi
individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan menyenangkan dan
terancam, kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Respon terhadap marah dapat
diungkapkan melalui 3 cara, yaitu secara verbal, menekan dan menentang. Dari 3 cara ini yang
pertama adalah kontruktif sedang cara yang lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau
menentang akan menimbulkan rasa bermusuhan dan bila dipakai terus menerus, maka
kemarahan dapt diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan tampak sebagai depresi dan
psikomatik atau agresif dan amuk.
Singkat penulis bahwa marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman yang mana respon kemarahan dapat
berfluktuasi dalam rentang adaptif dan mal adaptif. Respon marah dalam rentang adaptif dan
mal adaptif yang dimaksud adalah asertif, frustasi, pasif, agresif dan amuk.
Maksudnya adalah :
1. Asertif (Pernyataan)
Kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau ungkapan tanpa menyakiti orang lain
akan memberi kelegaan pada individu dan tidak akan menimbulkan masalah.

2. Frustasi
Respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena tujuan yang tidak realistis atau
hambatan proses pencapaian tujuan. Dalam keadaan ini tidak ditemukan alternatif lain.

3. Pasif
Suatu keadaan dimana individu merasa tidak mampu mengungkapkan perasaannya yang sedang
dialami untuk menghindari suatu tuntutan nyata.
4. Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk
destruktif dan masih terkontrol, perilaku yang tampak dapat berupa : muka masam, menuntut
serta perilaku kekerasan.

5. Amuk
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.

Dimensi :
Indikator :

1. Asertif
Seseorang merasa marah dengan orang lain dan langsung mengatakannya secara langsung.
Seseorang merasa tidak suka/benci dengan orang lain, lalu orang itu menyatakan secara
langsung bahwa ia tidak cocok dengan orang tersebut.
Merasa tidak senang dengan seseorang, maka anda langsung mengkritik atau menyindir orang
yang tidak anda sukai secara langsung.
Seorang pemimpin yang menyatakan secara langsung ketidakpuasannya terhadap kinerja
bawahannya.

2. Frustasi
Merasa kecewa karena gagal dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehingga membuat
orang tersebut depresi.
Marah pada diri sendiri karena menganganggap dirinya tidak memiliki kemampuan yang cukup.
Merasa kecewa berat karena keinginannya tidak dapat tercapai.
Menyalahkan keadaan atas apa yang terjadi.

3. Pasif
Seseorang memilih diam saat terdapat situasi yang bisa membuatnya marah.
Seseorang memilih menjauhi situasi yang dapat membuatnya marah agar terhindar dari sikap
marah yang berkelanjutan.
Mengisolasi dari dari orang lain karena merasa tidak sesuai dengan orang lain yang ada di
sekitarnya.
Menyalahkan diri sendiri karena suatu keadaan yang sedang terjad.i

4. Agresif
Mencaci maki seseorang yang dibenci/saat anda mengendarai kendaraan anda berteriak-teriak
melontarkan kata-kata kasar karena ada pengemudi yang melanggar dan hampir membuat anda
celaka.
Memukul orang yang dibenci.
Tidak mau mengikuti perintah/permintaan orang yang dibenci meskipun orang itu adalah
atasannya.
Merasa ingin balasa dendam, misalnya saat berkendara tidak ada pengemudi lain langsung
memotong jalur di depan anda secara langsung, serentak anda ingin membalasnya dengan
memotong jalur di depan pengemudi tersebut.

5. Amuk
Anda merasa jengkel dan melakukan pengrusakan properti di sekeliling anda.
Secara tidak sadar anda menganiyaya orang yang anda benci sampai bisa menyebabkan orang
tersebut terbunuh.
Saat anda merasa kecewa atau jengkel anda memecahkan banyak barang kelantai guna
melampiaskan rasa kekecewaan anda.
Saat anda merasa tidak suka dengan orang lain anda melempari orang tersebut dengan
melemparkan suatu benda yang bisa membuat orang yang tidak anda sukai tersebut terluka.

Deinisi Operasional :
Marah adalah perubahan internal atau emosional yang menimbulkan penyerangan dan
penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan
perubahan emosional adalah perubahan yang terjadi pada seseorang yang mana bisa dipengaruhi
dari dalam diri ataupun bisa berasal dari stimulus-stimulus dari luar yang bisa mnyebabkan
perubahan emosi pada seseorang tersebut. Atau bisa merupakan reaksi terhadap rangsangan dari
luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati
seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang
berperilaku menangis. Dalam hal ini, marah bisa disebabkan oleh dari dari dalam diri yang bisa
timbul karena merasa kecewa dengan diri sendiri, merasa putus asa dan sebagainya. Sedangkan
yang berasal dari luar diri sendiri atau yang sifatnya eksternal, rangsangan yang dimaksud bisa
berupa seperti situasi yang membuat seseorang itu merasa jengkel terhadap seseorang, caci maki
dari orang lain, sikap orang lain yang bisa membuat kita marah, orang yang memukul kita tanpa
sebab, dan masih banyak lainnya.
Perubahan emosional yang terjadi pada saat marah bisa terlihat dengan timbulnya sikap
manusia yang berupa penyerangan dan penyiksaan. Atau bisa dikatakan emosi marah mendorong
seseorang untuk berperilaku penyerangan/agresif dan penyiksaan/mengamuk (bersifat beringas).
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua perubahan emosi pada dasarnya adalah
dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam perubahan emosi itu mendorong individu untuk
memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.
Perubahan-perubahan emosional yang terjadi pada saat seseorang itu marah bisa terlihat
pada diri seseorang dari ciri pada wajah, seperti berupa perubahan pada kulit menjadi warna
kuning pucat, tubuh bergetar keras, timbul buih pada sudut mulut, bola mata mmerah, hidung
kembung kempis gerakan tidak terkendali. Lalu ciri pada lidah, sseperti meluncurnya makian,
celaan, kata-kata yang menyakitakan, dan ucapan-ucapan yang keji yang membuat orang yang
berakal sehat merasa risih untuk mendengarkanya. Sedangkan ciri pada anggota tubuh seperti
timbulnya keinginan untuk memukul, melukai, merobek, bahkan membunuh. Yang terakhir bisa
terlihat dari ciri pada hati, yang mana didalam hati akan timbul rasa kebencian, dendam, dan
dengki, menyembunyikan keburukan, merasa gembira dalam dukanya. Dan merasa sedih atas
gembiranya, memutuskan hubungan dan menjelek-jelekannya.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan perubahan emosional adalah sikap yang
timbul pada seseorang yang sedang marah, yang berarti perbedaan antara stimulus dari luar yang
merangsang dengan sikap yang ditunjukkan pada saat seseorang sedang marah. Secara
operasional, variabel perubahan emosional didefinisikan sebagai respon seseorang pada saat
sedang marah, yang dinyatakan dengan bentuk penyerangan dan penyiksaan (beringas dan kesal
hati), terhadap respon yang diterimanya. Seperti sifat beringas lebih kepada menyerang orang
lain, seperti memukul, menyiksa, menampar, melempar benda ke orang lain, merusak barang
milik orang lain, dan sebagainya. Sedangkah sikap kesal hati yang terjadi pada saat maah adalah
adalah perasaan benci terhadap seseorang, jengkel, mencaci-maki seseorang, menghina
seseorang, memasang wajah yang masam kepada orang yang ida benci, dan sebagainya.
Cirinya adalah perasaan tegang. Kemungkinan marah bisa disupresi tapi cepat atau
lambat, ketegangan akan diekspresikan dalam berbagai bentuk. Orang yang pemarah kronis bisa
mengalami ulkus lambung, depresi, dan bertingkah laku abnormal. Ini merupakan tanda marah
yang tidak diekspresikan secara produktif. Ada juga orang yang mengekspresikan marah dengan
bergabung dengan tentara, membuat roti atau membuat simfoni. Ini merupakan contoh marah
yang disublimasi dan mungkin produktif bagi individu tetapi dasar marah jadi terabaikan.
Marah yang segera diekspresikan sesuai dengan penyebabnya akan memberi kepuasan
dan kesehatan. Tapi hal ini yang paling sulit. Secara budaya, mengekspresikan marah secara
langsung, tidak dianjurkan. Anak-anak diajarkan untuk patuh, anak laki-laki yang bertengkar,
akan dimarahi, anak perempuan sebaiknya tidak pernah bertengkar. Karena sikap seperti ini,
banyak orang tumbuh dengan sikap takut untuk marah dan marah dianggap tidak normal.
Perasaan marah diekspresikan secara tidak langsung.
Ketakutan mengekspresikan marah berhubungan dengan ketakutan akan penolakan.
Pengaruh sikap orang tua sangat besar terhadap sikap anak terhadap marah dan ini terbawa
sampai dewasa. Sangat sukar kita marah kepada orang tempat kita bergantung. Kita berharap
setiap kebutuhan akan hidup dapat kita antisipasi dan terpenuhi. Bahkan kadang kita percaya
bahwa kebutuhan kita akan terpenuhi walaupun tidak kita katakan. Bila kebutuhan tidak
terpenuhi, kekecewaan atau marah bisa timbul. Dan akhirnya muncul konflik internal karena
mengekspresikan marah secara langsung mungkin akan ada penolakan atau permusuhan dari
teman sekitar, sedangkan bila tidak diekspresikan akan menimbulkan perasaan jengkel dan juga
akan mengganggu hubungan dengan teman sekitar.
Orang juga akan marah pada situasi kehidupan. Misalnya, mobil rusak, jalan macet, BBM
naik, sehingga orang menjadi marah. Tetapi marah seperti ini lebih mudah diekspresikan. Orang
berulang kali membicarakan situasi ini dengan penuh emosi sehingga rasa marah yang tersimpan
bisa diekspresikan dan rasa marah pada sesuatu yang mengancam dan diekspresikan pada
orang/obyek yang tidak mengancam.
Ada juga orang yang tidak dapat mengontrol marahnya pada situasi kehidupan sehingga
mengekspresikannya dengan perilaku kekerasan. Kemiskinan, pengangguran, keluarga yang
tidak stabil, bisa meningkatkan insiden perilaku kekerasan dalam keluarga ataupun kriminalitas.
Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh
individu. Strees dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan menyenangkan dan
terancam, kecemasan dapat menimbulkan kemarahan.
Respon terhdap marah dapat diungkapkan cara yaitu secara verbal, menekan dan
menentang. Dari ketiga cara yang pertama adalah kontruktif dan cara yang lain adalah destruktif.
Dengan melarikan diri atau menentang akan menimbulkan rasa bermusuhan dan bila dipakai
terus-menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan
tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan mauk. Maksud dari respon marah
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dilihat dari pembicaraan


Asertif : perilaku yang ditunjukkan di antaranya yaitu positif, menawarkan diri saya dapat...
saya akan....
Pasif : perilaku yang ditunjukkan diantara yaitu negatif, merendahkan diri dapatkan saya....
Agresif : perilaku yang ditunjuk yaitu sombongkan diri, merendahkan orang lain kamu
selalu..., kamu tidak pernah.....

2. Dilihat dari suara


Asertif : perilaku yang ditunjukkan yaitu sedang
Pasif : perilaku yang ditunjukkan diantaranya yaitu lambat, rendah, mengeluh
Agresif : perilaku yang ditunjukkan diantaranya keras, ngotot

3. Dilihat dari posisi badan


Asertif : perilaku yang ditunjukkan diantranya yaitu tegap
Pasif : perilaku yang ditunjukkan yaitu menundukkan kepala
Agresif : perilaku yang ditunjukkan yaitu kaku, condong kedepan

4. Dilihat dari jarak


Aserif : perilaku yang ditunjukkan di antaranya yaitu mempertahankan jarak yang nyaman
Pasif : perilaku yang ditunjukkan diantaranya yaitu menjaga jarak (sikap yang tak acuh)
Agresif : perilaku yang ditunjukkan di antaranya yaitu sikap dengan jarak menyerang orang lain

5. Dilihat dari penampilan


Asertif : perilaku di tunjukkan yaitu siap melaksaan
Pasif : perilaku yang di tunjukkan yitu loyo, tidak dapat tenang
Agresif : perilaku yang ditunjukkan yaitu mengancam tak dapat tenang

6. Dilihat dari kontak mata


Asertif : perilaku yang ditunjukkan yaitu mempertahankan kontak mata sesuai kebutuhan yang
berlangsung
Pasif : perilaku yang ditunjukkan di antaranya yaitu sedikit/sama sekali tidak ada kontak mata
Agresif : perilaku yang ditunjukkan yaitu melotot dan dipertahankan

Anda mungkin juga menyukai