Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK PENGEMBANGAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA


PASIEN DENGAN KEMARAHAN

Adah Siti Sa’adah


Algin Liza Mutaqwa
Amelia
Deris Rismansyah
Didit Hamidi
Elen Apriliani
Elsa Dewi Priyanto
Irna Diana Pangestika
Liskawati Yuliana
Mega Melania
Nur M Ramdan
Sri Mega Astuti
DEFINISI
 Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi
yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan
yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman.

 Charles rycroft (1979) memberikan definisi marah


sebagai suatu reaksi emosional kuat yang
didatangkan oleh ancaman, campur tangan,
serangan kata-kata, penyerangan jelas, atau
frustasi dan dicirikan dengan reaksi gawat dari
sistem syaraf yang bebas dengan balasa-balasan
serangan atau tersembunyi.
 Davidoff (1991) mendefinisikan marah sebagai
suatu emosi yang mempunyai ciri aktivitas
sistem sistem syaraf simpatik yang tinggi dan
adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat
disebabkan adanya kesalahan.

 Stuart dan sundeen (1987) memberikan


pengertianmengenai marah adalah perasaan
jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.
Rentang Respon Marah
 Perilaku Asertif merupakan perilaku individu yang
mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa
marah atau tidak setuju tanpa menyakiti atau
menyalahkan orang lain
 Frustasi merupakan respons yang terjadi akibat
gagal mencapai tujuan.
 Perilaku Pasif merupakan perilaku individu yang
tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan
marah yang sedang dialami, dilakukan dengan
tujuan menghindari suatu tuntutan nyata.
 Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah,
merupakan dorongan mental untuk bertindak dan
masih terkontrol.
Ciri-ciri Marah
 Aspek biologi. Respon fisiologis timbul karena
kegiatan sistem syaraf otonam bereaksi terhadap
sekresi epinerpin sehingga tekanan darah
meningkat seperti wajah memerah, pupil
membengkak, frekuensi pembuangan urin
meningkat.

 Aspek emosional. Merasa tidak berdaya, putus asa,


frustasi, ngamuk, ingin berkelahi, dendam,
bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan
menuntut. Prilakunya selalu ingin menarik
perhatian orang lain, membuat kegaduhan,
kebakaran, melarikan diri, mencuri dan
penyimpangan seksual.
 Aspek intelektual, akan terus mencair penyebab
kemarahannya

 Aspek sosial, meliputi inter aksi sosial, budaya,


konsep percaya dan ketergantungan, emosi
marah akan menimbulkan kemarahan orang
lain serta penolakan dari orang lain.

 Aspek spiritual, keyakinan, nilai dan moral


mempengaruhi terhadap ungkapan lingkungan
dengan tidak mempedulikan moral.
 Nuh ( 1993 ) menjelaskan beberapa ciri-ciri
yang dapat dilihat apabila seseorang marah,
diantaranya:
1. Membesarnya pembuluh darah urat leher
serta memerahnya wajah
2. Merengut dan mengerutkan wajah
3. Permusuhan kepihak lain
4. Membalas permusuhan orang lain
 Hamzah (2001) juga menjabarkan terhadap ciri-ciri orang
yang sedang marah, yaitu:
1. Ciri pada wajah, berupa perubahan pada kulit menjadi
warna kuning pucat, tubuh bergetar keras, timbul buih
pada sudut mulut, bola mata mmerah, hidung kembung
kempis gerakan tidak terkendali.
2. Ciri pada lidah, meluncurnya makian, celaan, kata-kata
yang menyakitakan, dn ucapan-ucapan yang keji yang
membuat orang yang berakal sehat merasa risih untuk
mendengarkanya.
3. Ciri pada anggota tubuh. Timbulnya keinginan untuk
memeukul, melukai, merobek, bahkan membunuh.
4. Ciri pada hati, didalam hati akan timbul rasa kebencian,
dendam, dan dengki, menyembunyikan keburukan, merasa
gembiradalam dukanya. Dan merasa sedih atas
gembiranya, memutuskan hubungan dan menjelek-
jelekanya.
Penyebab Marah
1. Faktor Fisik
 Kelelahan yang berlebihan
 Hormon kelamin, seperti pada waktu
menstruasi pada wanita

2. Faktor psikis
 Rendah hati, menilai dirinya selalu merasa
dirinya rendah dari yang sebenarnya
 Sombong, menilai dirinya melebihi dari yang
sebenarnya
 Egois, akan selalu mementingkan diri sendiri
 Menurut Nuh, Hamzah, Hawwa ( 1993) berpendapat
bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan
kemarahan yaitu :
1. Lingkungan
2. Pertengkaran dan perdebatan
3. Senda gurau dengan cara yang batil
4. Memusuhi orang lain dengan segala cara
5. Congkak dan sombong di muka bumi yanpa hak
6. Lupa mengendalikan diri
7. Orang lain tidak melaksanakan kewajibannya kepada si
pemarah
8. Penjelasan orang lain terhadap aibnya
9. Mengingat permusuhan dan dendam lama
10. Lalai terhadap akibat ditimbulkan oleh marah
Akibat yang Ditimbulkan

 Bahaya fisiologi
 Bahaya psikologi
 Bahaya sosial
Terapi Marah
 Ahli psikosibernetika Maxwell maltz ( 1980 )
menyarankan tiga langkah untuk mencegah
kemarahan :
1. Pandanglah cermin lihat wajah sendiri yang
sedang marah dan eksperikan bagai mana
kelihatanya.
2. Hilangkan energi yang meledak itu dalam
suatu aktifitas
3. Menulisnya surat yang keji denga kata-kata
kasar sebagaimana layaknya kita marah.
Terapi Relaksasi
 Burn dalam Utami : 2002 mengatakan beberapa
hasil dari reelaksasi diantaranya :
1. Dengan relaksasi anda akan terhindar dari
reaksi yang berlebihan karena adanya stress
2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan stress
seperti, hipertensi, sakit kepala, imsomnia,
dapat dikurangi dengan cara rileksasi
3. Dapat mengurangi tingkat kecemasan
4. Mengurangi gangguan yang bergubungan
dengan stress
5. Penelitian menunjukan bahwa perilaku tertentu
dapat lebih sering selama periode stress.
 Macam-macam relaksasi
 Relaksasi otot
 Relaksasi kesadaran indra
 Relaksasi melalui hipnose, yoga dan
meditasi
Tehnik Berkomunikasi
Terapeutik Untuk Mengatasi
Klien Marah

 Siaplah untuk menghadapi emosi yang


beragam
 Tunjukan empati
 Hati-hati dalam berbicara
 Jangan menghiraukan perasaan mereka
 Hiburlah mereka
Fase – Fase Hubungan
Komunikasi Terapeutik
Perawat - Klien

1. Fase Prainteraksi
2. Fase Perkenalan (Orientasi)
3. Fase Kerja
4. Fase Terminasi

Anda mungkin juga menyukai