A. Definisi
B. Etiologi
a. Faktor Predisposisia) Faktor PsikologisPsiconalytical Theory : teori ini mendukung bahwa perilaku
agresif merupakan akibat dariinstructual drives. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh dua insting,pertama insting hidup yang diekspresikan dengan seksualitas dan
kedua : insting kematianyang diekspresikan dengan agresifitas.
b. Faktor Sosial BudayaIni mengemukakan bahwa agresif tidak berbeda dengan respon-respon yang
lain. Agresifdapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan
penguatanmaka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon
terhadapketerbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang
dipelajarinya.Kultur dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan, adanya norma dapat
membantumendefinisikan ekspresi agresif mana yang diterima atau tidak dapat diterima
sehinggadapat membantu individu untuk mengekspresikan marah dengan cara yang asertif.
c. Faktor biologisAda beberapa penelitian membuktikan bahwa dorongan agresif mempunyai dasar
biologis,penelitian neurobiologis mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus elektris
ringanpada hipotalamus (yang berada ditengah sistem limbik).
Faktor PresipitasiSecara umum seseorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya
terancam.Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal dengan
adanyaancaman terhadap konsep diri seseorang, ketika sesorang merasa terancam, mungkin diatidak
menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahannya. Ancaman dapat berupa internal
ataupun eksternal, contoh stressor eksternal : serangan secara psikis,kehilangan hubungan
yang dianggap bermakna dan adanya kritikan dari orang lain,sedangkan contoh dari stressor
internal : merasa gagal dalam bekerja, merasa kehilanganseseoranga yang dicintai, dan ketakutan
terhadap penyakit yang diderita. Bila dilihat darisudut pandang perawat-klien, maka faktor yang
mencetuskan terjadinya perilaku kekerasanterbagi dua yaitu :
a. Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak berdayaan, kurang percaya diri)
b. Lingkungan : ribut, kehilangan orang atau objek yang berharga, konflik interaksi social.
·Muka merah
·Pandangan tajam
·Otot tegang·Nada suara tinggi
·Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
·Memukul jika tidak senang.
·Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
(rambut botak karena terapi)·Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
·Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
·Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
·Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram,mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.(Budiana Keliat, 1999).
·Mendominasi
·Cerewet
·Cenderung suka meremehkan
·Berdebat
·Kasar
1. Asertif: mampu menyatakan rasa marah tanpa menyakiti orang lain dan merasa lega
2. Frustasi: merasa gagal mencpai tujuan disebabkan karena tujuan yang tidak realistis
3. Pasif: diam saja karena merasa tidak mampu mengungkapkan perasaan yang sedangdialami.
4. Agresif: memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang
lainmengancam, member kata-kata ancaman tanpa niat menyakiti
5. Kekerasan: sering juga disebut gaduh - gaduh atau amuk. Perilaku kekerasan ditandaidengan
menyentuh orang lain dengan menakutkan, member kata – kata ancaman,disertai
melukai pada tingkat ringan, danyang paling berat adalah merusak secara serius.Klien tidak
mampu mengendalikan diri.