Anda di halaman 1dari 52

TUGAS KHUSUS MAKALAH TENTANG PENYAKIT HERPES DAN

TERAPI PENGOBATAANNYA
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DI APOTEK KIMIA FARMA PALEMBANG
PERIODE SEPTEMBER 2017

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Apoteker (Apt)
Program Studi Profesi Apoteker

DISUSUN OLEH :
UMI KALSUM 1643700357

DITA DWI PERMATA 1643700330

MERI APRIYANTI LESMANA 1643700240

NOVI WULANDARY 1643700359

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan dan persembahkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Kimia Farma Palembang yang di laksanakan pada tanggal 04 30 September
2017.

Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini beserta penyusunan


laporannya merupakan salah satu persyarata bagi mahasiswa Program Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta untuk memperoleh gelar Apoteker,
yang tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, untuk itu saya menyampaikan
rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan,
dukungan, petunjuk, bimbingan, serta berbagai fasilitas kemudahan lainnya bagi kami.
Oleh karena itu dalam ruang yang terbatas ini dengan segala kerendahan hati,
penulis ingin menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada:
A. Bapak DR. Hasan Rachmat, M. DEA., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
17 Agustus 1945 Jakarta.
B. Bapak Drs Priyanggo Artadji, MM, Apth. Selaku Pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Kimia Farma Palembang.
C. Bapak Drs. Stefanus Lukas, M.Kes,.Apt. selaku Ketua Prodi Program Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
D. Bapak Drs. Adnan Azhari, Apt. Selaku Bisnis Manajer sekaligus pembimbing Apoteker
Kimia Farma 80 Atmo Palembang yang telah banyak meluangkan waktu memberikan
bimbingan dan pengarahan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Kimia
Farma Palembang
E. Bapak Aditya Ocky Prananca, S.Farm,. Apt selaku pembimbing dan koordinator Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Kimia Farma Palembang.
F. Seluruh tenaga tenaga kefarmasian yang ada di Kimia Farma Palembang yang turut
membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
G. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta yang
turut membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
H. Kedua orang tua, saudara-saudara dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan,
semangat spiritual, moril dan finansial.
I. Rekan-rekan mahasiswa Program Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945
Jakarta angkatan XXXVII.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik Bapak dan Ibu dengan balasan
yang berlipat ganda. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu diperlukan kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi penyempurnaan
laporan ini serta kami berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, Amin.

Palembang, September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2

C. Tujuan ............................................................................................. 2

D. Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3

A. Definisi Herpes ................................................................................ 3

B. Patofisiologi Herpes ......................................................................... 4

C. Mekanisme Kerja ............................................................................. 5

D. Gejala Penyakit Herpes .................................................................... 7

E. Pengobatan Herpes. ...... 8

BAB III PEMBAHASAAN ............................................................................. 24

Resep 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 31

A. Kesimpulan ...................................................................................... 31

B. Saran .............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 33
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sampai saat ini penyakit menular merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh
dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia salah satunya.
Herpes adalah salah satu penyakit menular yang umum terjadi di negara berkembang.

Penyakit Herpes merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh adanya
virus herpes yang menyerang manusia. Virus yang menyebabkan seseorang terkena penyakit
herpes adalah Human Herpes Virus, disingkat HHV.Adanya virus ini akan menyebabkan
terjadinya infeksi pada kulit. Penyakit herpes kulit juga bisa diartikan sebagai kondisi kulit
yang mengalami peradangan.

Kondisi peradangan ini akan menimbulkan terbentuknya gelembung-gelembung secara


berkelompok di permukaan kulit. Gelembung ini berisi air dan air inilah yang bisa
menyebabkan penularan apabila terjadi persentuhan dengan objek lain. Penularan herpes
tidak hanya terjadi karena terjadi sentuhan langsung dengan penderita. Penyakit kulit yang
satu ini juga bisa menular melalui kontak mata dengan penderita, atau melakukan hubungan
seksual dengan penderita.

Penyakit herpes adalah jenis penyakit menular, dengan cara penularan yang sangat mudah
dan bisa dikatakan sangat cepat. Bukan hanya menular melalui sentuhan atau kontak
langsung dengan penderita tetapi penyakit ini juga bisa menular melalui berbagai media
seperti barang yang sudah terkena cairan dari kulit penderita herpes, atau penggunaan
pakaian yang sama dengan penderita.

2. Rumusan Masalah
1) Apa itu penyakit herpes ?
2) Bagaimana terapi pengobatan pada pasien penderita penyakit herpes ?
3. Tujuan
1) Mengetahui apa itu penyakit herpes ?
2) Mengetahui terapi pengobatan pada pasien penderita penyakit herpes ?

4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah menambah
pengetahuan pembaca mengenai penyakit herpes, mulai dari mekanisme terjadinya
herpes, dan terapi pengobatannya, Sehingga dengan mengetahui lebih jauh tentang
penyakit herpes, kita bisa terhindar dari penyakit herpes itu sendiri.

.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI
Beberapa definisi dari herpes adalah sebagai berikut :
a. Herpes genitalis adalah infeksi homunis pada tractusgenetalia bagian bawah
b. Herpes simpleks adalah infeksi akut oleh HSV tipe I atau tipe II, yang dapat berlangsung
primer atau rekuren.
Herpes disebut juga fever blister, cold store, herpes labialis, herpesprogenitalis

Herpes adalah infeksi virus pada kulit. Herpes Simplex Virus merupakan salah satu
virus yang menyebabkan penyakit herpes pada manusia. Tercatat ada tujuh jenis virus yang
dapat menyebabkan penyakit herpes pada manusia, yaitu Herpes Simplex Virus, Varizolla
Zoster Virus (VZV), Cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr Virus (EBV), dan Human
Herpes Virus tipe 6 (HHV-6), tipe 7 (HHV-7), tipe 8 (HHV-8).

Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan semuanya
melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi menjadi dua tipe, yaitu
Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV1) yang menyebabkan infeksi pada mulut, mata, dan
wajah dan Herpes Simplex Virus tipe 2 (HSV-2) yang menyebabkan infeksi pada alat kelamin
(genital). Tetapi, bagaimanapun kedua tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit
dibagian tubuh manapun. HSV-1 menyebabkan munculnya gelembung berisi cairan yang
terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah, dan sekitar mata.

HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan
gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada membran mukosa alat kelamin. Infeksi pada
vagina terlihat seperti bercak dengan luka. Pada pasien mungkin muncul iritasi, penurunan
kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas
atau kejang. Lesi biasanya hilang dalam 2 minggu. Episode pertama (infeksi pertama) dari
infeksi HSV adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4-6 hari.
Gejala yang timbul, meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan
diikuti dengan pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan bening
tersebut selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng
atau kerak (scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang unik untuk
bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia, dan berdormansi sampai
diaktifasi kembali.

Pengaktifan virus yang berdormansi tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan
tubuh, stress, depresi, alergi pada makanan, demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi,
kurang tidur, dan sinar ultraviolet.

2.2 PATOFISIOLOGI
Herpes dapat terjadi melalui kontak kulit dengan penderita. Jika seseorang mempunyai
herpes dimulutnya kemudian ia mencium orang lain, maka orang itu dapat terkena herpes
pula. Jika ia melakukan oral seks, maka herpes tersebut dapat menular kekelamin walaupun
kemungkinan menularnya lebih kecil dibandingkan jika terjadi kontak antar kelamin
(hubunganseksual).
Virus herpes mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada yang menyukai daerah mulut dan
ada pula yang menyukai bagian kelamin. HSV-Tipe I biasanya menginfeksi daerah mulut dan
wajah (Oral Herpes) , sedangkan HSV-Tipe II biasanya menginfeksi daerah genital dan
sekitar anus (Genital Herpes).HSV-1 menyebabkan munculnya gelembung berisi cairan yang
terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah, dan sekitar mata.
HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebakan
gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada membrane mukosa alat kelamin.Infeksi pada
vagina terlihat seperti bercak dengan luka. Pada pasien mungkin muncul iritasi, penurunan
kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan padakulit (jaundice) dan kesulitan bernapas
atau kejang. Lesi biasanya hilang dalam 2 minggu.infeksi .Episode pertama (infeksipertama)
dariinfeksi HSV adalah yang paling beratdandimulaisetelahmasainkubasi 4-6 hari.
Gejala yang timbul, meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan
diikuti dengan pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan bening
tersebut selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng
atau kerak.
2.3 MEKANISME KERJA

Herpes dapat terjadi melalui kontak kulit dengan penderita. Jika seseorang
mempunyai herpes di mulutnya kemudian ia mencium orang lain, maka orang itu dapat
terkena herpes pula. Jika ia melakukan oral seks, maka herpes tersebut dapat menular ke
kelamin walaupun kemungkinan menularnya lebih kecil dibandingkan jika terjadi kontak
antar kelamin (hubungan seksual). Virus herpes mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada
yang menyukai daerah mulut dan ada pula yang menyukai bagian kelamin.

Gambar 1. Organ Tubuh Yang Terkena Penyakit Herpes

Cara-cara infeksi yang dilakukan HSV ada 2 yaitu infeksi primer dan infeksi laten.

a) Infeksi Primer
HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus yang dikeluarkan
oleh seseorang. Untuk menimbulkan infeksi, virus harus menembus permukaan mukosa atau
kulit yang terluka (kulit yang tidak terluka bersifat resisten). Infeksi HSV-1 biasanya terbatas
pada orofaring, virus menyebar melalui saluran pernapasan atau melalui kontak langsung
dengan air liur yang terinfekisi.
HSV-2 biasanya ditularkan secara seksual. Perkembangbiakan virus terjadi pertama
kali di tempat infeksi. Virus kemudian memasuki ujung saraf setempat dan dibawa melalui
aliran akson ke ganglion dorsalis, tempat terjadinya perkembangbiakan selanjutnya, dan
bersifat laten. Infeksi HSV primer biasanya ringan, pada kenyataannya, sebagian besar
bersifat asimtomatik. Jarang terjadi penyakit sistemik.
Penyebaran ke organ-organ lain dapat terjadi jika system imun inang terganggu, dan
hal ini tidak dapat menahan perkembangbiakan inang.
b) Infeksi laten
Virus terdapat pada ganglia yang terinfeksi secara laten dalam stadium non replikasi,
hanya sedikit gen virus terekspresikan. Virus menetap pada ganglia yang terinfeksi secara
laten sampai akhir hidup inang. Tidak dapat ditemukan virus ditempat kekambuhan atau
didekat tempat biasanya lesi kambuh. Perangsangan yang provokatif dapat mengaktifkan
kembali virus dari stadium laten, virus kemudian mengikuti jalannya akson kembali ke
perifer, dan melakukan perkembangbiakan di kulit atau selaput mukosa.
Terjadi pengaktifan kembali secara spontan walaupun terdapat imunitas seluler dan
humoral yang spesifik pada inang. Namun, imunitas ini dapat membatasi perkembangbiakan
virus setempat sehingga kekambuhan lesi tidak begitu luas dan tidak begitu berat. Banyaknya
kekambuhan bersifat asimtomatik, diperlihatkan hanya oleh pelepasan virus dalam sekresi.
Bila bersifat simtomatik, episode kekambuhan infeksi HSV-1 biasanya termanifestasi
sebagai cold sores (demam lepuh) di dekat bibir. Dasar molekuler pengaktifan kembali ini
tidak diketahui, secara efektifmenimbulkan perangsangan antaralain luka pada akson,
demam, tekanan fisik atau emosi, dan pemaparan terhadap sinar ultraungu.

Gambar 3. Mekanisme Infeksi Virus Herpes pada Kulit


2.4 Gejala Penyakit Herpes

Virus bernama varicella zooster ini akan menyebabkan seseorang mengalami kelainan
atau kondisi abnormal pada kulit. Salah satu tanda yang akan timbul karena serangan virus ini
adalah adanya kondisi kulit yang merah dan seperti ada gelembung air. Selain itu, masih
banyak tanda yang timbul akibat serangan virus varicella zooster sebagai gejala herpes :

1. Sekitar satu minggu setelah terkena serangan pada beberapa bagian kulit akan timbul
ruam merah
2. Sekitar satu minggu dari timbulnya ruam, akan terbentuk cairan di dalam ruam yang
menyebabkan kondisi kulit menjadi menggelembung
3. Suhu tubuh yang tidak menentu, terkadang naik dan turun
4. Jika herpes ini terjadi pada bayi maka akan menyebabkan bayi kejang-kejang, bahkan
bisa mengganggu sistem otak
5. Mudah lemah dan sering merasa pegal pada otot
6. Terjadinya gangguan pernafasan
7. Jika kondisi semakin buruk penderita herpes akan mengalami gangguan pada kesehatan
organ hati
8. Akibat serangan virus herpes pada pembuluh darah, akan menyebabkan pembekuan darah
dan menimbulkan kesemutan pada anggota badan

Jika anda mendapati seseorang dengan gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya segera
melakukan pengobatan. Karena, jika terus dibiarkaan kondisi ini akan semakin memperburuk
kesehatan penderita. Bukan hanya itu, serangan virus herpes ini juga bisa menyebabkan
timbulnya penyakit lain atau terjadi komplikasi penyakit.

2.5 Pengobatan
Saat ini tidak ada obat yang dapat membasmi virus herpes dari tubuh, tetapi obat
antivirus dapat mengurangi frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan wabah. Obat antivirus
juga mengurangi shedding asimtomatik; diyakini asimtomatik menumpahkan genital HSV-2
virus terjadi pada 20% dari hari per tahun pada pasien yang tidak menjalani pengobatan
antivirus, versus 10% dari hari sedangkan pada terapi antiviral.
Obat antivirus digunakan untuk melawan virus herpes bekerja dengan mengganggu
replikasi virus, efektif memperlambat laju replikasi virus dan memberikan kesempatan lebih
besar untuk respon kekebalan tubuh untuk campur tangan. Semua obat dalam kelas ini
tergantung pada aktivitas kinase timidin enzim virus untuk mengubah obat berurutan dari
bentuk prodrug untuk monofosfat (dengan satu gugus fosfat), difosfat (dengan dua gugus
fosfat), dan akhirnya ke trifosfat (dengan tiga fosfat kelompok) bentuk yang mengganggu
dengan replikasi DNA virus.

Ada beberapa resep obat antivirus untuk mengendalikan wabah herpes simpleks,
termasuk asiklovir (Zovirax), valasiklovir (Valtrex), famsiklovir (Famvir), dan penciclovir.
Asiklovir adalah anggota, asli, dan prototipikal kelas ini obat, sekarang tersedia dalam merek
generik dengan biaya sangat berkurang. Valasiklovir dan famciclovir-prodrugs kelarutan
masing-telah meningkatkan asiklovir dan penciclovir, dalam air dan bioavailabilitas lebih
baik bila diambil secara lisan.

Penggunaan valasiklovir dan famciclovir, kepatuhan pengobatan sementara berpotensi


meningkatkan dan khasiat, masih menjalani evaluasi keamanan dalam konteks ini.

Beberapa studi pada manusia dan tikus memberikan bukti bahwa perawatan dini dengan
famciclovir segera setelah infeksi pertama dengan herpes secara signifikan dapat menurunkan
kemungkinan wabah masa depan herpes. Penggunaan awal famciclovir telah terbukti
mengurangi jumlah virus laten di ganglia saraf.

Sebuah tinjauan subyek manusia dirawat selama lima hari dengan famciclovir 250 mg
tiga kali sehari selama episode herpes pertama mereka menemukan bahwa hanya 4,2 persen
mengalami kambuh dalam waktu enam bulan setelah wabah pertama, lima kali lipat
dibandingkan dengan penurunan kekambuhan 19 persen di acyclovir yang diobati pasien.
Meskipun hasil yang menjanjikan, pengobatan dini untuk herpes famsiklovir dalam rezim
dosis ini atau serupa belum menemukan adopsi mainstream.

Akibatnya, beberapa dokter dan pasien telah memilih untuk off-label. Satu
menyarankan rezim famsiklovir pada 10-20 mg / kg per hari selama 5-10 hari, dengan
pengobatan untuk dimulai sesegera mungkin setelah infeksi herpes yang pertama (bukan
gejala pertama atau wabah), dan waktu yang paling efektif untuk memulai pengobatan
menjadi lima hari atau kurang setelah infeksi herpes yang pertama. Namun, jendela
kesempatan untuk pengobatan ini hanya beberapa bulan setelah infeksi pertama dengan virus,
berikut ini efek potensial pada tetes latency ke nol.
Obat antivirus juga tersedia sebagai krim oles untuk mengobati wabah berulang pada
bibir, walaupun efektivitasnya masih diperdebatkan.

Krim penciclovir memiliki jam 7-17 lagi setengah-hidup seluler daripada krim asiklovir,
meningkatkan efektivitas relatif terhadap asiklovir ketika dioleskan.

2.6. Resep Penyakit Herpes

1. Resep I

Nama Dokter : dr. H. Masagus M. Hakim, M.Kes


SIP :
Alamat : Jl. Kapten H. Teguh No. 75E (Samping RSUD lama) Kayuagung
Ogan Komering Ilir
Tlp : 0712 - 323687
Tanggal : 5 Juni 2017

R/ Betason N No IV

/ Sue

R/ Acyclovir Tab 400 mg No XX

S 4 dd 1

Pro :

2. Resep II

R/ Nama Dokter : dr. Dian MayaSari, SpA


SIP :
Alamat : Jl. Samping Hotel Dinesti Cokro Aminoto Kayuagung OKI
Tlp : 0852 6865 0628
Tanggal : 7 September 2017

R/ Herclov No XI
S 3 dd 2

Pro : Lina
3. Resep III
R/ Nama Dokter : dr. Dian MayaSari, SpA
SIP :
Alamat : Jl. Samping Hotel Dinesti Cokro Aminoto Kayuagung OKI
Tlp : 0852 6865 0628
Tanggal : 19 September 2017

R/ Claneksi Syrup No I
S 3 dd Cth I
R/ Lerzin Syrup No I
S 3 dd Cth
R/ Virugon No III
/ Sue
Pro : Kenzi ( 2 thun 3 bln )

4.Resep IV
Nama Dokter : dr. H. Masagus M. Hakim, M.Kes
SIP :
Alamat : Jl. Kapten H. Teguh No. 75E (Samping RSUD lama) Kayuagung
Ogan Komering Ilir
Tlp : 0712 - 323687
Tanggal : 7 Agustus 2017

R/ Zovirax No III
/ Sue

R/ Proimbus Tab No XX
S 3 dd 1
Pro : Devi ( 16 thn)
5.Resep V
R/ Nama Dokter : dr. Dian MayaSari, SpA
SIP :
Alamat : Jl. Samping Hotel Dinesti Cokro Aminoto Kayuagung OKI
Tlp : 0852 6865 0628
Tanggal : 7 September 2017

R/ Herclov No XI
S 3 dd 2

Pro : Lina

6. Resep VI
Nama Dokter : dr. Azka
SIP :
Alamat : Jl. Sawah LuntoJakarta
Tlp : 082183707368
Tanggal : 7 juli 2017

R/ Asilovir Tab 400mg No. L


S 5 dd 2

Pro : Tn. Abdulah


7. Resep VII
Nama Dokter : dr. Dina Indriasari
SIP :1.1.01.3173.2081/15130/06.11.1

R/ Acyclovir 400 mg tab No XV

S 5 dd 1 Pc

R/ Acyclovir Cr 5% No. I

S 4 ue 1

Pro : Nn. Neni (Dewasa)

8. Resep VIII

R/ Nama Dokter : dr.Ratna

SIP :

Alamat : RS.Khusus Paru propinsi SUMSEL jl.Merdeka


No 10 Palembang

Telpon : (0711) 352010

R/ Acyclovir geL No. I

Oleskan pada sariawan

R/ Becom-C tab No. X

S 1 dd 1

Prom : Dian azhari

Umur : 44 tahun

9. Resep VIII
R/ Nama Dokter : dr. Inda Astri, Sp.KK
SIP :
Alamat :RS Bhayangkara jl. Jendral Sudirman Km 4,5 Palembang
Telpon : (0711)414855
R/ Acyclovir tab 400gr No. LXX

S5dd2tab

R/ Histrin tab 10gr No. X

S1dd1 (minum jika gatal)

R/ Salicyl Talk 2% f.z

Oleskan

R/ Imboost Force tab no.XV

S1dd1 (habis makan)

Pro : Rizki

Umur : 22 tahun
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penyakit Herpes

Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai Herpes oleh kalangan medis adalah penyakit
radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara
berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes Genetalis dan
Herpes Zooster.

Herpes Genetalis adalah infeksi atau peradangan (gelembung lecet) pada kulit terutama
dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu dubur/anus serta pantat dan pangkal
paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS), Sedangkan Herpes Zoster
atau dengan nama lain shingles adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus varicella-
zoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada bagian seluruh tubuh.

Herpes zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan dari
pada chickenpox (cacar air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat
perbedaan dengan cacar air. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar
dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada.

Penyakit herpes disebabkan oleh virus yaitu Herpes simplek tipe 1 (HSV-1) atau Herpes
simplek tipe 2 (HSV-2). Kedua Herpes ini mempunyai inti DNA ganda yang dikelilingi oleh
lapisan protein yang menunjukkan simetri ikosahedral dan mempunyai 162 kapsomer.
Nukloeokapsida dikelilingi oleh suatu selubung yang dihasilkan oleh membran inti dari sel
yang terinfeksi dan mengandung glikoprotein virus berbentuk paku dengan panjang kurang
lebih 8 nm.

Struktur yang tidak terbentuk kadang-kadang asimetri diantara kapsid dan selubung
membentuk tegument. Bentuk selubung berukuran 120 nm sampai dengan 200 nm. Virus ini
memiliki sifat-sifat yang penting diringkas sebagai berikut.

Virion : Bulat, berdiameter 120-200nm


Genom : DNA untai ganda, linear
Protein : Lebih dari 35 protein dalam prion
Ciri-ciri yang menonjol : HSV-1 menyebar melalui kontak, biasanya melibatkan air liur yang
terinfeksi, sedangkan HSV-2 ditularkan secara seksual atau dari infeksi kelamin ibu ke
anaknya yang baru lahir

Gambar 1. Struktur Virus Herves Simpleks (HSV)

Akibat yang ditimbulkan dari penyakit herpes ini adalah berupa luka pada kulit yang
terkena virus, disertai dengan rasa nyeri serta panas, kemudian diikuti dengan lepuhan seperti
luka bakar. Lepuhan-lepuhan kulit yang menjadi ciri khas herpes akan mengelupas dengan
atau tanpa pengobatan. Terkadang penderita tetap merasa nyeri dan panas meskipun lepuhan-
lepuhan itu sudah kering dan mengelupas. Hal itu disebabkan karena virus herpes menyerang
bagian saraf.

Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai berkembangbiak, seringkali
menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya.
Virus juga bisa ditemukan di dalam kulit tanpa menyebabkan lepuhan yang nyata, dalam
keadaan ini virus merupakan sumber infeksi bagi orang lain. Timbulnya erupsi bisa dipicu
oleh pemaparan cahaya, demam, stres fisik atau emosional, penekanan system kekebalan, dan
obat-obatan atau makanan tertentu.
Pada beberapa kasus, herpes genital biasanya tidak tidak menunjukan gejala sehingga
penderita tidak mengetahui bahwa ia menghidap herpes. Gejala awal dari herpes genital,
antara lain:
Rasa gatal dan terbakar di daerah genital atau anal
Rasa sakit sekitar kaki, pantat atau daerah genital
Keluarnya cairan dari vagina
Adanya perasaan seperti tertekan di daerah perut

Herpes kambuh ditandai dengan adanya kesemutan, rasa tidak nyaman, yang
dirasakan beberapa jam sampai 2-3 hari sebelum timbulnya lepuhan. Lepuhan yang
dikelilingi oleh daerah kemerahan dapat muncul dimana saja pada kulit atau selaput lender,
tetapi lebih sering ditemukan di dalam dan disekitar mulut, bibir, dan alat kelamin. Lepuhan
(yang biasanya terasa nyeri) cenderung membentuk kelompok yang bergabung satu sama lain
membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar.

Tanda dan Gejala Penyakit Cacar (Herpes)


Tanda dan gejala yang timbul akibat serangan virus herpes secara umum adalah
demam, menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau pegal di satu bagian tubuh,
munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair.
Keluhan lain yang kadang dirasakan penderita adalah sakit perut.

3.2 Pengobatan Penyakit Cacar (Herpes) dan Contoh Resep

Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan
tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi
sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit.
Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
karena bisa menimbulkan shock.

Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan untuk


mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan
paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan
penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta
melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes.

Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas
membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan (blisters).

Pada kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita
penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir.
Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela
zoster. Pada anak sehat usia 1 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu
kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% 80%. Setelah itu,
untuk menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang
didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun.
Resep I ( Herpes Simplex Tipe I Golongan Herpes Zooster)

J. Betason N Cream

Betason N cream adalah obat yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan
penyakit kulit termasuk eksim dan dermatitis. Betason N cream mengandung betamethasone
valerate dan neomisin sulfat, obat yang termasuk golongan kortikosteroid. Obat jenis
betametason n ini hanya diperbolehkan untuk bagian kulit perlu saran dari dokter ahli untuk
penggunaan pada sekitar ketiak, selangkangan dan wajah. Penggunaan betametason secara
jangka panjang juga akan menimbulkan efek samping karena memang pada dasarnya obat ini
diperuntukan untuk jangka pendek saja. Jika sakit masih berlanjut disarankan segera
menghubungi dokter bersangkutan.

Betametason N topikal adalah obat kortikosteroid oles atau sering disebut steroid topikal.
Obat ini digunakan untuk mengurangi inflamasi kulit yang disebabkan oleh kondisi-kondisi
seperti eksim, dermatitis, dan alergi. Betametason topikal akan meredakan gejala-gejala
pembengkakan, gatal-gatal, dan kulit kemerahanDalam obat betametason ini terdapat
beberapa kandungan seperti kandungan anti bakteri dan anti jamur untuk infeksi yang
disebabkan oleh jamur maupun bakteri.

Pemakaian Betason N crem atau yang memiliki nama lain betamethasone neomisin
seacara rutin akan menghilangkan bercak herpes secara ampuh. Salep obat herpes paling
ampuh ini perlu digunakan sesuai resep dokter. Pemakaian obat jangka panjang obat ini perlu
dikonsultasikan dulu dengan dokter. Hal ini karena untuk pemakaian jangka pangjang akan
memberikan efek sistemik yang sangat kuat kepada konsumennya.
1. Komposisi Betason
Betason mengandung Betamethasone valerate 0,1% dan neomycin sulfate 0,5%.

2. Indikasi Obat Betametason

Adapun indikasi dari obat betametason ini adalah sangat berguna untuk mengobati
herpes, penyakit kulit yang menimbulkan radang akut maupun sub akut seperti penyakit
eksema, dermatitis, infeksi kulit, radang, dan pembengkakan jaringan kulit.

3. Dosis dan Pemberian Obat Betason


Betason dioleskan pada lesi 3-4 kali dalam sehari secara rutin.

4. Cara Pemakaian Salep Betametason

Bersihkan area kulit yang terserang penyakit kulit (herpes) kemudian di oleskan secara
merata tipis-tipis di area kulit yang terserang penyakit kulit.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam penggunaan betametason ini adalah:

Bagi wanita hamil dan menyusui tanyakan pada dokter yang bersangkutan.
Penggunaan jangka panjang serta berlebihan akan meningkatkan resiko terkena gangguan
kelenjar adrenal terutama pada anak-anak.
Jangan gunakan obat ini pada anak yang berusia di bawah satu tahun.
Jika obat terkena luka robek atau mulut dan mata segera basuh dengan air karena akan
menimbulkan penyakit-penyakit lain yang tidak diinginkan

5. Efek samping
1. Penggunaan jangaka lama dalam jumlah banyak atau terapi pada daerah yang luas dapat
menyebabkan absorbsi sistemik yang cukup untukmenghasilkan supresi aksis HPA dan
tanda-tanda klinis gejala cushing
2. Rasa terbakar pada kulit, perubahan pigmentasi, dermatitis kontak alergi, dan
hipertrikosis
3. Jika tanda-tanda hipersensitivitas muncul, pemberian harus dihentikan dengan segera.
4. Dapat terjadi keparahan gejala.
6. Interaksi Obat
Setelah absorbsi sistemik yang signifikan, neomisin sulfate dapat meningkatkan dan
memperpanjang efek depresi pernafasan dari obat penghambat neomuscular.
7. Kemasan
Tube
K. Acyclovir Tablet 400 mg

Tujuan terapi acyclovir adalah mencegah dan mengobati infeksi Herpes Simplex Virus
(HSV), menyembuhkan gejala yang muncul, seperti kemerahan (eritema), gelembung-
gelembung berisi cairan, keropeng atau kerak. Strategi terapi farmakologis (terapi dengan
obat) dalam pengobatan penyakit herpes adalah dengan menggunakan obat-obat antivirus.
Pengobatan baku untuk herpes adalah dengan acyclovir, valacyclovir, famcyclovir, dan
pencyclovir yang dapat diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intravena (infus) untuk
kasus yang lebih parah.

Semua obat ini paling berhasil apabila dimulai dalam tiga hari pertama setelah rasa
nyeri akibat herpes mulai terasa. Semua antivirus yang digunakan pada infeksi Herpes
Simplex Virus (HSV) bekerja dengan menghambat polimerase DNA virus. Acyclovir,
ganciclovir, famciclovir, dan valacyclovir secara selektif di fosforilasi menjadi bentuk
monofosfat pada sel yang terinfeksi virus. Bentuk monofosfat tersebut selanjutnya akan
diubah oleh enzym seluler menjadi bentuk trifosfat, yang akan menyatu dengan rantai DNA
virus. Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir terbukti efektif dalam memperpendek durasi
dari gejala dan lesi.

Acyclovir :merupakan agen yang paling banyak digunakan pada infeksi herpes simplex virus,
tersedia dalam bentuk sediaan intravena, oral, dan topikal
1. Nama Generik
Acyclovir

2. Indikasi

Untuk mengobati genital Herpes Simplex Virus, herpes labialis, herpes zoster, HSV
encephalitis, neonatal HSV, mukokutan HSV pada pasien yang memiliki respon imun yang
diperlemah (immunocompromised), varicella-zoster.

3. Bentuk Sediaan

Tablet 200 mg, 400 mg.

4. Dosis dan Aturan Pakai

Pengobatan herpes simplex: 200 mg (400 mg pada pasien yang memiliki respon imun
yang diperlemah/immunocompromised atau bila ada gangguan absorbsi) 5 kali sehari, selama
5 hari. Untuk anak dibawah 2 tahun diberikan setengah dosis dewasa. Diatas 2 tahun
diberikan dosis dewasa. Pencegahan herpes simplex kambuhan, 200 mg 4 kali sehari atau 400
mg 2 kali sehari, dapat diturunkan menjadi 200 mg 2atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-
12 bulan. Pencegahan herpes simplex pada pasien immunocompromised, 200-400 mg 4 kali
sehari. Anak dibawah 2 tahun setengah dosis dewasa. Diatas 2 tahun dosis sama dengan dosis
orang dewasa.

Pembahasan Resep I ( Herpes simplex tipe 1)


Pada resep di atas pemberian salep betason dan tablet Acyclovir 400 mg sudah sesuai
dengan indikasi pengobatan penyakit herpes. Penyakit herpes kulit juga bisa diartikan sebagai
kondisi kulit yang mengalami peradangan. Kulit akan merasakan gatal-gatal jika telah di
infeksi oleh virus penyebab herpes.
Kulit yang gatal lama kelamaan akan ditumbuhi luka oleh garukan, dan juga kulit akan
memerah. Gatal- gatal akan hanya akan terasa pada kulit yang di infeksi oleh virus tetapi jika
virus telah menginfeksi dengan cepat bisa dialami oleh bagian kulit yang lainnya. Oleh
karena itu di berikan tablet acyclovir 400 mg.

Pada resep I pasien di menderita penyakit herpes simplex tipe 1 golongan herpes zooster
(kulit, mulut, wajah) pemberian Acyclovir 400 mg sebanyak 20 tablet dengan dosis 4 x 1
tablet sehari sudah sesuai (5 hari). Acyclovir bekerja dengan menghambat polimerase DNA
virus sehingga virus tidak menyebar dan menginfeksi bagian kulit lainnya. Sedangkan
pemberian salep betametason untuk mengurangi gatal dan luka yang disebabkan oleh virus
herpes. Karena kulit yang luka akan mudah terinfeksi oleh virus.

Resep II

A. Herclov 500 mg Kaplet


Valacyclovir diindikasikan untuk perawatan infeksi virus herpes, cacar air dan kondisi
lainnya. Valacyclovir meningkatkan kondisi pasien dengan melakukan fungsi-fungsi berikut:
Menghentikan pertumbuhan dan multiplikasi virus. Valacyclovir : merupakan valyl ester dari
acyclovir dan memiliki bioavailabilitas yang lebih besar daripada acyclovir.

1. Kandungan :
valaciclovir HCl
2. Indikasi :
Terapi infeksi kulit,selaput mukosa termasuk herpes genital awal & rekuren yang
disebabkan herpes zoster & herpes simpleks
3. Kontra Indikasi :
Hipersensitif
4. Efek Samping :
Sakit kepala, mual.
5. Perhatian :
Gangguan fungsi ginjeksial, hamil, laktasi.
6. Interaksi :
Simetidin

Pembahasan Resep II
Pada resep di atas pemberian resep sudah tepat indikasi. Valacyclovir diindikasikan
untuk perawatan infeksi virus herpes, cacar air dan kondisi lainnya. Valacyclovir
meningkatkan kondisi pasien dengan melakukan fungsi-fungsi berikut: Menghentikan
pertumbuhan dan multiplikasi virus. Valacyclovir : merupakan valyl ester dari acyclovir dan
memiliki bioavailabilitas yang lebih besar daripada acyclovir. Pemberian valacylovir
sebanyak 12 tablet dengan dosis 3 kali sehari 2 kapsul untuk mencegah replikasi virus
sehingga tidak menginfeksi bagian kulit lainnya. Dan juga untuk mengurangi gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit herpes.

Pembahasan resep III

A. Zovirax Cream

Obat herpes yang bisa dipilih selain pil herpes, adalah salep herpes Zovirax. Salep ini
adalah antivirus topikal yang termasuk salah satu salep herpes paling bagus. Zovirax dapat
menangani herpes zoster, herpes simplek, dan herpes genital. Salap ini adalah antivirus
topikal yang termasuk salah satu salap paling ampuh.
Sub kategori : anti virus topikal
Komposisi : Acyclovir 5%
Indikasi : herpes simplek tipe I dan II, herpes zoster, herpes genital primer dan
sekunder
Dosis : dioleskan sebagai salep herpes 4 kali sehari
Cara penggunaan : oleskan Zovirax sebanyak 4 kali sehari pada area yang terkena
virus herpes
Perhatian: tidak diperkenankan untuk Anda yang alergi salep dan ibu hamil
Efek samping : iritasi dan kulit terasa terbakar
Kemasan : tube
Produksi : GlaxoSmithKline

B. Proimbus

PROIMBUS merupakan kombinasi dari Echinacea Extract, Reishi Mushroom Extract


dan Calcium Pantothenate. Tanaman Echinacea memiliki daya mengaktivasi makrofag dan
sel-sel T yang berperan dalam menstimulasi daya tahan tubuh terhadap infeksi. Reishi
Mushroom atau Ganoderma lucidum membantu sintesa protein dan nukleotida. PROIMBUS
diformulasikan untuk membantu memelihara daya tahan tubuh.
Echinacea
Merupakan primadona dalam meningkatkan sistem imun. Echinacea sendiri berperan
untuk memodulasi sistem imun tubuh, menghambat enzim hyaluronidase yang berfungsi
untuk mencegah penyebaran infeksi, menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase
sebagai antiinflamasi, dan mengaktivasi fibroblast yang salah satu fungsinya adalah untuk
mempercepat penyembuhan luka.
1. Indikasi / Kegunaan

Suplemen untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh

2. Kandungan / Komposisi

Ekstrak echinacea 170 mg, ekstrak Reishi Mushroom 150 mg dan Calcium pantothenate 15
mg

3. Dosis

Dewasa dan remaja : 2-3 tablet per hari

4. Cara Pemakaian

Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan

5. Kemasan

Strip 6 tablet

6. Golongan

Suplemen & Vitamin

Pembahasan Resep III

Pada resep di atas pemberian obat sudah sesuai indikasi penyakit herpes . pengobatan
yang di berikan dari luar dengan memberikan salep Zovirax ( Acyclovir) untuk pengobatan
luar dengan mengoleskannya pada kulit yang sakit sudah efektif sedangkan pengobatan dari
dalam dengan memberikan Proimbus tablet sebanyak 1 kali sehari 1 tablet untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Karena untuk mencegah herpes salah satu caranya adalah
dengan meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh maka virus akan sulit menginfeksi kulit
dengan mudah . karena penyebab utama penyakit herpes adalah infeksi virus.

Resep IV
A. Claneksi Syrup

Claneksi syrup adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran
pernafasan, infeksi saluran kemih, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak. Obat Claneksi
syrup mengandung kombinasi antara Amoxicillin (antibiotik golongan -laktam) dan asam
klavulanat (penghambat enzim -laktamase). Kombinasi keduanya disebut dengan nama
coamoxiclav.

Co-amoxiclavadalah antibiotik kombinasi antara Amoxicillin, antibiotik golongan -


laktam dan asam klavulanat, penghambat enzim -laktamase. Kombinasi ini bertujuan untuk
meningkatkan spektrum aksinya terhadap bakteri-bakteri yang memproduksi -laktamase
yang resisten terhadap antibiotik amoxicillin. Coamoxiclav adalah bakteriolitik yang bekerja
dengan cara menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga lintas hubungan antara rantai
polimer peptidoglikan linier yang membentuk komponen utama dari dinding sel bakteri
menjadi terganggu

1. Indikasi

Kegunaan Claneksi syrup adalah sebagai berikut :

Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman yang peka terhadap amoxicillin
seperti otitis media akut, faringitis yang disebabkan streptococcus, pneumonia, infeksi
kulit, infeksi saluran kemih, infeksi Salmonella, Lyme disesase, dan infeksi klamidia.
Claneksi syrup (Coamoxiclav) juga digunakan untuk mencegah endokarditis yang
disebabkan bakteri pada orang-orang berisiko tinggi saat perawatan gigi, untuk mencegah
infeksi oleh Streptococcus pneumoniae dan infeksi bakteri lainnya.
Antibiotik ini sangat umum digunakan untuk infeksi saluran pernafasan bagian atas dan
bawah, infeksi saluran kemih, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak.

2. Dosis Claneksi syrup

Claneksi syrup (Coamoxiclav) diberikan dengan dosis berikut :

Syrup

Anak usia 7-12 tahun : 3 x sehari 2 sendok ukur syrup.


Anak usia 2-7 tahun : 3 x sehari 1 sendok ukur syrup.

Syrup forte

Anak : 31.25 mg / kg berat badan/hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam.


Anak usia > 6 tahun : 3 x sehari 5 mL (1 sendok teh)
Anak usia 1-6 tahun : 3 x sehari 2.5 mL.
Anak usia <1 tahun : 3 x sehari 1 mL.

3. Kontra indikasi
Jangan menggunakan claneksi (coamoxilav) untuk pasien yang memiliki riwayat
hipersensitif / alergi antibiotik amoxicilin dan antibiotik golongan penicillin lain dan
asam klavunat.
Tidak boleh digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif / alergi
antibiotik betalaktam lain seperti antibiotik golongan cephalosporin, carbapenem atau
monobactam.
Tidak boleh digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat ikterus kolestatik /
disfungsi hati yang terkait dengan penggunaan amoxicillin asam klavunat.
4. Efek samping
Efek samping antibitik ini yang paling umum adalah mual, muntah, ruam, dan
antibiotik kolitis.
Efek samping berupa diare juga kadang-kadang dapat terjadi
Efek samping yang jarang terjadi misalnya perubahan mental, sakit kepala ringan,
insomnia, kebingungan, kecemasan, kepekaan terhadap cahaya dan suara, dan berpikir
tidak jelas.
Perawatan medis harus segera diberikan jika tanda-tanda pertama dari efeksamping
muncul karena jika seseorang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap antibotik ini
dapat mengalami shock anafilaktik yang bisa berakibat fatal.

B. LERZIN SIRUP

Lerzin Syrup adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi. Obat
Lerzin Syrup mengandung Cetirizine, obat antihistamin generasi kedua yang merupakan
antagonis kuat dan sangat selektif terhadap histamin perifer H1-reseptor.

Cetirizine adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi seperti
rinitis menahun, rinitis alergi seasonal, konjungtivitis, pruritus, dan urtikaria idiopati kronis.
Cetirizine adalah obat yang termasuk golongan antihistamin generasi kedua, yang merupakan
antagonis kuat dan sangat selektif terhadap histamin perifer H1-reseptor pada sel-sel efektor
di saluran pencernaan, pembuluh darah dan saluran pernafasan.

Histamin secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan berbagai
reaksi alergi. Histamin dapat menghasilkan gejala bersin, gatal, mata berair, dan hidung
meler. Cetirizine bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin sehingga berbagai
reaksi alergi itu dapat dikurangi.
Seperti antihistamin generasi kedua lainnya, Cetirizine melintasi penghalang darah-
otak dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu efeknya pada sistem saraf pusat
dibandingkan dengan obat generasi pertama lebih kecil.

1. Indikasi

Kegunaan Lerzin Syrup (Cetirizine) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

Lerzin Syrup digunakan sebagai obat alergi, misalnya mengobati rhinitis alergi (hay
fever), efektif untuk mengurangi gejala baik pada mata maupun hidung seperti : bersin,
hidung meler, rasa gatal atau terbakar pada mata. Obat pilihan untuk mengobati urtikaria
akut maupun kronis. Cetirizine diketahui lebih efisien daripada antihistamin generasi
kedua lainnya. Obat ini juga lebih dipilih daripada diphenhydramine karena Cetirizine
mempunyai efek samping yang lebih kecil terhadap sistem saraf pusat.
Seperti obat loratadine, obat yang mengandung Cetirizine bisa digunakan untuk
mengurangi gejala-gejala pada penyakit Kimura (kimuras disease). Kimuras disease
adalah suatu penyakit yang mempengaruhi kelenjar getah bening dan jaringan lunak pada
kepala dan leher dalam bentuk lesi seperti tumor.

2. Dosis Lerzin Syrup

Lerzin Syrup (Cetirizine) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

Dosis dewasa dan anak usia > 6 tahun : 1 x sehari 10 mL syrup.


Dosis anak usia 2-6 tahun : 1 x sehari 2.5 mL syrup. Bisa ditingkatkan sampai maksimal 5
mL/hari diberikan masing-masing 2.5 mL setiap 12 jam.

Dosis anak usia 6 bulan-2 tahun : 1 x sehari 2.5 mL

3. Peringatan dan perhatian


Tidak di anjurkan meminum obat pada pasien yang sedang mengendarai kendaraan
bermotor dan mengoperasikan mesin
Penyesuiaan dosis perlu dilakukan jika diketahui adanya gangguan fungsi ginjal
Hati-hati penggunaan pada anak-anak di bawah usia 2 tahun

C. Virugon Cream

Virugon adalah obat herbal alami yang aman untuk infeksi penyakit Herpes, khususnya
Herpes Jenis Zoster. Zat aktif dalam Virugon diambil dari ekstrak tanaman cemplonan
(drymariae herb) yang terbukti sangat efektif dapat mengobati penyakit Herpes. Produk ini
sudah memperoleh registrasi dari Depkes sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT) pada tahun
2005. Untuk kategori obat Herpes, Virugon menjadi satu-satunya produk yang dapat dijual
bebas (OTC)

Sub kategori : anti virus topikal


Komposisi : ekstrak drymariae dan drymariae herba 10%, bahan bahan lain 90%.
Indikasi : mengatasi masalah penyakit herpes dan dompo
Dosis : 3 5 kali oles sehari
Cara penggunaan : Bersihkan area yang menderita herpes atau dompo, oleskan virugon
natural cream di tempat tersebut secara tipis sebanyak 3 5 kali sehari. Anda bisa oleskan
setiap 5 jam sekali.
Perhatian: hindari kontak dengan area mata dan pemakaian pada penderita iritasi kulit
tertentu
Efek samping : rasa terbakar jika terkena matahari dan sensitifitas kulit
Kemasan : tube
Produksi : Konimex

Keunggulan Virugon

Kualitas teruji dan telah mendapatkan sertifikasi dari BPOM sebagai Obat Herbal Tersandar
(OHT) sejak tahun 2005.

Terbuat dari bahan alami, sehingga tidak menimbulkan efek samping seperti rasa panas/ rasa
terbakar pada kulit.

Tidak meninggalkan bekas luka karena penggunaan Virugon dapat mengobati herpes hingga
luka benar-benar menjadi kering.
Tidak beracun.

Mudah diperoleh di apotek dan toko obat tanpa memerlukan resep dokter, karena di
kategorinya, Virugon adalah satu-satunya produk yang dapat dijual bebas (OTC).

Pembahasan Resep IV

Pada resep di atas pemberian obat- obatan sudah sesuai indikasi. Pada resep IV pasien
berusia 2 tahun 3 bulan itu berarti penyakit herpes pada anak. Penyakit herpes pada anak
merupakan salah satu penyakit yang menular, sehingga seorang anak yang menderita
penyakit herpes biasanya menderita penyakit ini di karenakan tertular atau dapat juga
disebabkan oleh cacar air yang sebelumnya telah dialami lebih dulu oleh anak dan karena
cacar air disebabkan oleh virus juga, sehingga setelah sembuh dari penyakit cacar airnya
virus tersebut masih ada di dalam tubuh dan kembali menginfeksi tubuh sehingga
menyebabkan penyakit herpes.

Kondisi tubuh yang menurun akan mudah tertular virus. Awal gejala penyakit herpes
pada anak akan tumbuh ruam merah yang menyebabkan gatal-gatal dan lama kelamaan bisa
berkembang besar ukurannya dan didalamnya terdapat air sehingga ruam merah akan seperti
gelembung air. Karena itu pemberian claneksi sirup 3 xsehari 1 sendok teh untuk
meningkatkan daya tubuh atau mencegah virus, pemberian lerzin sirup untuk mengurangi
rasa gatal sehingga mencegah anak untuk menggaruk luka dan virugen salep untuk
mengurangi rasa sakit pada kulit dari gejala penyakit herpes yang ditimbulkan oleh virus
yang menginfeksinya.

RESEP V

Asiclovir Tablet 400 mg

Asiclovir memiliki nama lain yaitu acycloguanosine atau ACV. Asiclovir merupakan
obat yang paling banyak diresepkan oleh dokter untuk penderita herpes Asiklovir adalah obat
yang digunakan untuk herpes zoster dan herpes simplek.
Mekanisme kerja asiclovir antara lain: didalam sel, asiklovir mengalami fosforilasi
menjadi bentuk aktif acyclovir trifosfat yang bekerja menghambat virus herves simplex DNA
polymerase dan replikasi DNA virus, sehingga mencegah sintesa DNA virus tanpa
mempengaruhi proses sel yang normal.
Inidikasi : Herpes simpleks (HSV 1 dan 2), herpes genitalis, labialis, dan herpes varisella
zooster.
Bentuk Sediaan : Tablet 200 mg, 400 mg.
Kontraindikasi : Hipersensitif pada acyclovir, valacyclovir dan komponen lainnya.
Efek samping : gangguan saluran cerna (diare), sakit kepala, ruam kulit.
Dosis pemakaian :

Untuk penderita herpes simplex dosis yang dianjurkan 200 mg 5x1 hari selama 5 hari.
Pada pasien yang memiliki respon imun yang rendah /diperlemah/immunocompromised
atau bila ada gangguan absorbsi dosis yang dianjurkan 400 mg 5 kali sehari selama 5 hari.
Untuk anak - anak < 2 th diberikan setengah dosis dewasa. Diatas 2 tahun diberikan dosis
dewasa. Pencegahan herpes simplex kambuhan, 200 mg 4 kali sehari atau 400 mg 2 kali
sehari, dapat diturunkan menjadi 200 mg 2 atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-12
bulan. Pencegahan herpes simplex pada pasien immunocompromised : 200-400 mg 4
kali sehari. Anak < 2th setengah dosis dewasa, anak > 2th sama dengan dosis dewasa.
Mucocutaneous (mulut, mata, vagina, anus, foreskin{kulit penutup kepala penis}) HSV
pada immunocompromised/imun yang lemah : 400mg 5x1 untuk 7-14 hari.
Untuk penderita herves zoster (dewasa) dosis yang dianjurkan adalah 800 mg yang
diberikan sebanyak 5 kali sehari dan diberikan setiap 4 jam, obat ini di konsumsi selam 7-
10 hari. Bagi pasien yang menjalani hemodialisa dan dialisis pertional, dosis yang
dianjurkan adalah dosis yang diberikian 24 jam. Anak anak yang menderita herves
zoster usia >6 th dosis yang dianjurkan adalah 800 mg 4 kali sehari. Anak anak yang
menderita herves zoster 2 5th dosis yang dianjurkan 400 mg 4 kali sehari.
Usia < 2th : 200 mg 4 x 1 hari.
Pembahasan Resep V
Pada resep tersebut pemberian resep sudah tepat indikasi untuk penyakit herpes.
Kemungkinan pasien menderita herpes zoster. Aturan pakai tablet acylovir sudah sesuai : 400
mg untuk 5 kali sehari 2 tablet. Namun dalam lama pemakaian obat yang hannya 5 hari itu
kurang tepat, karena pemakaian acyclovir tablet untuk herves zoster adalah selama 7-10 hari.
Pemberian tablet acyclovir bertujuan untuk mengurangi gejala yang di timbulkan dan
untuk mencegah proses penggandaan virus atau replikasi virus agar tidak menyerang bagian
kulit lainnya.

RESEP VI
Asiklofir tablet
Asiklovir adalah obat yang digunakan untuk herpes zoster dan herpes simplek. Obat ini
merupakan obat yang paling banyak diresepkan oleh dokter untuk penderita herpes.
Mekanisme kerja asiklofir yaitu : didalam sel, asiklovir mengalami fosforilasi menjadi
bentuk aktif acyclovir trifosfat yang bekerja menghambat virus herves simplex DNA
polymerase dan replikasi DNA virus, sehingga mencegah sintesa DNA virus tanpa
mempengaruhi proses sel yang normal.

Bentuk Sediaan : Tablet 200 mg, 400 mg


Inidikasi : Herpes simpleks (HSV 1 dan 2), herpes genitalis, labialis, dan herpes varisella
zooster.
Kontraindikasi : Hipersensitif pada acyclovir, valacyclovir dan komponen lainnya.
Efek samping : Ruam kulit, gangguan saluran cerna (diare), sakit kepala.
Dosis asiklofir :
Untuk penderita herves zoster dosis yang dianjurkan adalah 800 mg yang diberikan
sebanyak 5 kali sehari dan diberikan setiap 4 jam, obat ini di konsumsi selam 7-10
hari. Bagi pasien yang menjalani hemodialisa dan dialisis pertional, dosis yang
dianjurkan adalah dosis yang diberikian 24 jam.Anak anak yang menderita herves
zoster usia >6 th dosis yang dianjurkan adalah 800 mg 4 kali sehari.Anak anak
yang menderita herves zoster 2 5th dosis yang dianjurkan 400 mg 4 kali sehari.
Usia < 2th : 200 mg 4 x 1 hari.

Untuk penderita herpes simplex dosis yang dianjurkan 200 mg 5x1 hari selama 5
hari.Pada pasien yang memiliki respon imun yang rendah
diperlemah/immunocompromised atau bila ada gangguan absorbsi dosis yang
dianjurkan 400 mg 5 kali sehari selama 5 hari.Untuk anak - anak < 2 th diberikan
setengah dosis dewasa. Diatas 2 tahun diberikan dosis dewasa.Pencegahan herpes
simplex kambuhan 200 mg 4 kali sehari atau 400 mg 2 kali sehari, dapat diturunkan
menjadi 200 mg 2atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-12 bulan. Pencegahan
herpes simplex pada pasien immunocompromised : 200-400 mg 4 kali sehari. Anak <
2th setengah dosis dewasa, anak > 2th sama dengan dosis dewasa.
Mucocutaneous (mulut, mata, vagina, anus, foreskin{kulit penutup kepala penis})
HSV pada immunocompromised/imun yang lemah : 400mg 5x1 untuk 7-14 hari.

Acyclovir Cream 5%
Acyclovir cream adalah obat anti virus yang digukan untuk mengobati infeksi herpes
simplek.
Mekanisme kerja : acyclovir diaktivasi oleh thymidine kinase virus herpes sehingga
mengalami fosforilasi membentuk acyclovir trifosfat yang merupakan acyclovir bentuk aktif.
Acyclovir trifosfat akan mengganggu virus herpes simplek DNA polymerase dan
menghambat replikasi DNA virus serta menghambat polymerase selular.
Indikasi : Herpes simplek pada kulit dan selaput lendir.
Kontra indikasi : Jangan digunakan untuk penderita yang mengalami reaksi hipersensitivitas
terhadap acyclovir.
Efek samping : Rasa seperti terbakar atau tersengat, kulit kering, sisik pada kulit dan gatal.
Dosis : oleskan krim ini 5-6 kali sehari selama 5-10 hari.

Pembahasan Resep VI

Resep diatas sesuai dengan indikasi herpes , namun resep kurang lengkap karena dokter
tidak menyertakan tanggal dibuatnya resep, alamat, beserta nomer telepon dokter seperti
resep lainnya yang ada diatas. Kemungkinan pasien menderita herpes simplek.
Pemakain oral digunakan acyclovir tablet 400mg dengan aturan pakai 5x1 tablet selama
3 hari belum sesuai dalam penggunaan acyclovir untuk herves, karena penggunaan acyclovir
pada herves simplek digunakan selama 7-14 hari.
Pemakaian luar digunakan acyclovir cream 5% dengan aturan pakai 4 kali sehari belum
sesuai untuk pemakaian topical pada herves, karena pemakaian krim acyclovir pada herpes
simplek adalah 5-6 kali sehari selama 7 hari atau 5-10 hari tergantung petunjuk dokter.

Resep VII

Acyclovir topical digunakan untuk mengobati cold sore atau luka melepuh akibat
virus herpes simpleks yang terjadi di sekitar bibir atau wajah. Acyclovir topical
memperlambat pertumbuhan virus herpes agar tubuh bisa lebih efektif melawan
infeksi.Acyclovir topical membantu meredakan rasa sakit dan gejala yang muncul. Selain itu,
obat ini juga membantu meredakan rasa sakit dan gejala yang muncul. Selain itu, obat ini
juga membantu mempercepat pertumbuhan luka.

Acyclovir topical tidak bisa menyembuhkan atau mencegah herpes, tapi hanya
menghambat perkembangan infeksi. Selain itu obat ini juga tidak bisa mencegah penularan
infeksi pada orang lain atau kekambuhan infeksi

Golongan : Antiinfeksi dan antiviral topical

Manfaat : meredakan gejala infeksi herpes simplex pada kulit

Digunakan : untuk dewasa

Bentuk : topical (oles)


Penggunaan acyclovir topical memerlukan resep dokter. Pastikan untuk mengikuti
resep dan petunjuk yang disarankan oleh dokter.

Becom-C

Suplemen makanan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
yang di butuhkan oleh tubuh.suplemen ini merupakan golongan obat bebas

Indikasi

Becom-c memiliki berbagai kandungan gizi yang di butuhkan untuk

a. Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan yaitu untuk pembentukan


gigi dan tulang
b. Pencegahan dan pengobatan pasien yang ke kurangan vitamin B kompleks dan
vitamin C

KontraIndikasi

Becom-C relative aman dan tidak ada kontraindikasi khusus.Kecuali bagi mereka yang alergi
terhadap salah satu atau beberapa komponen dalam suplemen ini.

Dosis Becom-c

Dosis anak-anak : 1 Kaplet sehari

Dosis Dewasa : 1-2 Kaplet sehari

Efek Samping

Becom-C tidak memiliki efek samping namun hindari penggunaan melebihi dosis yang di
anjurkan.
Pembahasan resep VII

Pada resep tersebut sudah tepat indikasi untuk penyakit herpes, kemungkinan pasien
menderita penyakit herpes simplek virus (HHV-1). Aturan dosis salep/gel akan tetapi aturan
resep tersebut kurang jelas tentang aturan pemakainya, seharusnya di tulis misal 5-6 kali
dioleskan selama 5-10 hari dan resep juga kurang lengkap dokter tidak membuat cap SIP
dokter

Untuk becom-c diberikan sebanyak 10 tablet di minum 1X1 sebagai suplemen dan vitamin
pasien, sesuai dengan indikasi pasien yang mungkin kekurangan vitamin.

Resep VIII
Asiklofir tablet
Asiklovir adalah obat yang digunakan untuk herpes zoster dan herpes simplek. Obat ini
merupakan obat yang paling banyak diresepkan oleh dokter untuk penderita herpes.
Mekanisme kerja asiklofir yaitu : didalam sel, asiklovir mengalami fosforilasi menjadi
bentuk aktif acyclovir trifosfat yang bekerja menghambat virus herves simplex DNA
polymerase dan replikasi DNA virus, sehingga mencegah sintesa DNA virus tanpa
mempengaruhi proses sel yang normal.
Bentuk Sediaan : Tablet 200 mg, 400 mg

Inidikasi : herpes simpleks dan varisella zooster


Kontraindikasi : ibu hamil, menyusui , dan gangguan ginjal.
Peringatan : Gangguan fungsi ginjal (minum air yang cukup), kehamilan, menyusui
Efek samping : Ruam kulit, gangguan saluran cerna, sakit kepala, lesu. bingung, tremor,
psikosis, koma.
Dosis asiklofir :
Untuk penderita herves zoster dosis yang dianjurkan adalah 800 mg yang diberikan
sebanyak 5 kali sehari dan diberikan setiap 4 jam, obat ini di konsumsi selam 7-10
hari. Bagi pasien yang menjalani hemodialisa dan dialisis pertional, dosis yang
dianjurkan adalah dosis yang diberikian 24 jam.Anak anak yang menderita herves
zoster usia >6 th dosis yang dianjurkan adalah 800 mg 4 kali sehari.Anak anak
yang menderita herves zoster 2 5th dosis yang dianjurkan 400 mg 4 kali sehari.
Usia < 2th : 200 mg 4 x 1 hari.

Untuk penderita herpes simplex dosis yang dianjurkan 200 mg 5x1 hari selama 5
hari.Pada pasien yang memiliki respon imun yang rendah
diperlemah/immunocompromised atau bila ada gangguan absorbsi dosis yang
dianjurkan 400 mg 5 kali sehari selama 5 hari.Untuk anak - anak < 2 th diberikan
setengah dosis dewasa. Diatas 2 tahun diberikan dosis dewasa.Pencegahan herpes
simplex kambuhan 200 mg 4 kali sehari atau 400 mg 2 kali sehari, dapat diturunkan
menjadi 200 mg 2atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-12 bulan. Anak dibawah 2
tahun dosis dewasa.> 2 tahun dosis sama dengan dosis orang dewasa.
Pencegahan herpes simplex pada pasien immunocompromised : 200-400 mg 4 kali
sehari.

Hitrine tablet 10mg


Obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi. Histrine tablet
mengandung cetirizine, obat antihistamin generasi kedua yang merupakan antagonis
kuat dan sangat selektif terhadap histamine perifer H-1-reseptor.
Cetirizine diHCL 5mg/tablet
Cetirizine diHCL 10mg/tablet
Indikasi
Digunakan untuk mengobati rhinitis alergi, efektif untuk mengurangi gejala baik
pada maupun hidung bersin, hidung meler, rasa gatal atau terbakar pada mata.

Obat pilihan untuk mengobati urtikaria akut maupun kronis.

Obat yang mengandung cetirizine bisa digunakan untuk mengurangi gejala-gejala


pada penyakit kimurayaitu suatu penyakit yang mempengaruhi kelenjar getah
bening dan jaringan lunak pada kepala dan leher.

Kontra indikasi

Jangan menggunakan histrine tablet untuk pasien yang memiliki riwayat


hipersensitif pada cetirizine

Efek samping

Yang paling umum dari golongan anti histamine adalah sedasi dan retardasi
psikomotor.Namun karena obat ini termasuk golongan anti histamine non
sedative, efek samping ini relative jRng namun tetap harus di waspadai.

Efek samping yang lain misalnya mengantuk, insomnia, kelelahan, pusing sakit
kepala, faringitis, sakit perut, batuk, diare, epistaksis, bronkospasme, mual,
muntah dan mulut kering.
Bedak Salicyl

Bedak yang mengandung asam salisilat sebagai zat aktifnya.

Indikasi

Digunakan untuk mengatasi keluhan gatal-gatal pada kulit karena biang keringat
atau gangguan kulit lain yang bukan infeksi. Bedak gatal ini juga dapat menjaga
kulit menjadi tetap sehat, segar, halus dan harum. Bedak ini juga dapat mencegah
timbulnya gangguan kulit, sehabis mandi atau bercukur.

Kontraindikasi

Tidak boleh digunakan untuk penderita yang memiliki riwayat hipersensitif atau
riwayat alergi terhadap komponen obat baik asam salisilat.

Efek samping

Bedak salicyl yang mengandung asam salisilat 2% pada umumnya relative aman
dan dapat di toleransi dengan baik oleh tubuh manusia.akan tetapi reaksi
seseorang terhadap suatu obat dapat berbeda-beda satu sama lainnya.
Imboost Force

Sejenis suplemen yang termasuk dalam grup imunomodulator atau perangsang


system kekebalan tubuh.Suplemen ini sering digunakan sebagai terapi suportif
untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mempercepat pemulihan penyakit
serta mencegah supaya tidak mudah sakit.

Fungsi imboost force ini diperantara oleh 3 bahan aktif yang terkandung di
dalamnya, telah diketahui dan terbukti secara klinis dapat meningkatkan daya
tahan tubuh.

Indikasi

a. Membantu memperbaiki dan memelihara daya tahan tubuh.


b. Membantu meredakan gejala yang ditimbulkan oleh selesma atau bersin-
bersin pada flu dan rhinitis alergi
c. Sebagai terapi suportif untuk merangsang system kekebalan tubuh pada
infeksi akut, infeksi kronis atau infeksi saluran pernafasan, dan infeksi genital.

Kontraindikasi

1. Mempunyai riwayat hipersensitif atau alergi terhadap imboost force


2. Mempunyai riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap komponen obat
3. Merupakan penderita aklerosis multiple, penyakit kolagen, leukositosis,
tuberculosis, AIDS dan penyakit autoimun lainnya.

Dosis pemakaian

Dosis dewasa 3X1 kaplet


Anak-anak 2-6 tahun 3 X 2,5 5 ml atau setara dengan -1 sendok takar
imboost force syrup
Anak-anak 7-12 tahun 3X5ml atau setara dengan 1 sendok takar

Efek samping

sangat jarang menimbulkan efek samping. Meskipun demikian obat ini bisa
menimbulkan reaksi alergi dan gangguan perut ringan.Reaksi alergi di antaranya
ruam kemerahan dan terasa gatal pada kulit, pembekakan wajah, mata, dan saluran
pernafasan.Jika anda mengalaminya hentikan pemakaian.

lingkungan.Bagi penderita herpes hindari menggaruk area yang terinfeksi agar herpes
tidak menyebar.

Pembahasan resep VIII


asiklovir tablet 400gr diberikan sebanyak 70 tablet dengan dosis pemakaian 5X2 tablet berarti
dosis lama pemakaian sekama 7 hari, itu artinya pasien rasional menggunakan asiklovir
selama dosis pemakaian 7 hari, karena penggunaan asiklovir untuk penyakit herpes zoster
lama pemakaian nya adalah 7-10 hari.
Histrine tablet yang komposisinya yaitu cetirizine 10mg. awal gejala pada herpes akan
tumbuh ruam merah dan akan terdapat air di dalamnya, karena itu pemberian cetirizini 1x1
untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mencegah virus atau mengurangi rasa gatal-gatal
pada tubuh
Salycil talcum disini untuk mengurangi rasa gatal-gatal juga melalui topikal kulit atau di
olekan atau di taburkan di tubuh
Imboost force inisebagai suplemen dan vitamin untuk Membantu memperbaiki dan
memelihara daya tahan tubuh.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Penyakit herpes disebabkan oleh virus, yaitu virus Herpes Simpleks tipe 1 dan 2.
akibat yang ditimbulkan berupa luka pada kulit, rasa nyeri, panas, dan lepuhan seperti luka
terbakar. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung,
memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak langsung, tidak memakai benda
bersama-sama dengan penderita herpes, dan menghindari faktor pencetus.
Upaya pengobatan yang dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat dari luar ( pemberian
salep ) atau dari dalam ( pemberian obat antivirus )

Saran
Meskipun sampai saat ini belum diketahui adanya penyakit yang disebabkan oleh
virus Herpes, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap virus Herpes, mengingat
virus ini sangat cepat menular, menyebabkan kematian, dan sampai saat ini belum ditemukan
vaksin yang bisa mencegah infeksi virus Herpes. Agar terhindar dari penyakit herpes
sebaiknya kita menjaga kebersihan diri sendiri maupun lingkungan. Bagi penderita herpes
hindari menggaruk area yang terinfeksi agar herpes tidak menyebar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005, Drug Information Handbook, Edisi 14, Lexi-Comp, Amerika Serikat.

Anonim, 2009, Drug Information Handbook, Edisi 18, Lexi-Comp, Amerika Serikat.

Anonim, http://www.medicastore.com, diakses tanggal 29 september 2017.

Anonim, http://www.farmasiana.com, diakses tanggal 1 oktober 2017.

Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N.1996. Tanpa tahun. Mikrobiologi Kedokteran.
Terjemahan oleh Nugroho, E dan Maulany, R.F. Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Djuanda, Adhi, dkk. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Harlina., Marlina,E.Athifa, 2014. Penanganan herpes simplek labilis rekuren, Dentofasial Vol
13, No3.

Harrison, et al.,2001, Principles Of Internal Medicine, 15th Edition,McGreHill Companies,


Inc., USA.

McEvoy, G.K.,2004, AHFS Drug Information,American Society Of Health_Systen


Pharmacists, Inc.,USA

Shulman, Stanford.T & Sommers, herbet. M. 1994. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit
Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Noviani-lestari-t-078114132.pdf, diakses tanggal 1 oktober 2017.

Suyono, Slamet, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.

Sukandar,dkk., Iso Farmakoterapi, 2012. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Suhardjo, http://spiritia.or.id/li/bacali.php, diakses tanggal 26 september 2017

Rahmadan,R. 2012. Otimasi penambahan amonium sulfat pada penetapan kadar asiklovir
dalam plasma in vitro secara kromatografi cair kinerja tinggi, (Skirpsi). Depok :
Universitas Indonesia.

Rakel, David.,2003,Integrative Medicine, 1st Edition, Elsevier Science, USA


Lampiran 1. Resep Herves 1 Dan 2
Lampiran 2. Resep Herves 3 Dan 4
Lampiran 3. Resep Herves 5 Dan 6
Lampiran 4. Resep Herves 7 Dan 8

Anda mungkin juga menyukai