TRANSFORMATOR (TRAFO)
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Listrik dan
Elektronika
Dosen Pengampu : Drs. H. Emily Dardi, M.Kes.
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan Judul
Transformator ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulis
tidak dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa
ada halangan.
2. Dosen pembimbing Mata Kuliah Teknik Listrik dan Elektronika, Bapak
Drs. H. Emily Dardi, M.Kes., yang telah membimbing dalam penyusunan
makalah ini.
3. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah.
4. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi lainnya yang telah memberikan
masukan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini disusun dan diajukan sebagai bukti pelaksanaan tugas kelompok
mata kuliah Teknik Listrik dan Elektronika.
Ditetapkan pada :
Hari : .
Tanggal : .
Mengetahui,
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Trafo 3
B. Jenis-Jenis Trafo 8
C. Hubungan Trafo 12
D. Perhitungan Dasar Trafo 19
E. Teori Motor Listrik AC 26
F. Teori Motor Listrik DC 28
G. Jenis-Jenis dan Contoh Perhitungan pada Motor Listrik 32
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 41
B. Saran 42
Daftar Pustaka 43
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kerja transformator telah menjadi tinjauan yang penting dalam suatu
instalasi listrik, pemakaian transformator dalam suatu instalasi listrik menjadi hal
pokok yang sangat berpengaruh pada kelangsungan dan kemajuan proses penyaluran
energi listrik, beberapa hal yang nampak mencolok dari hasil penggunaan
transformator adalah beragam jenis perangkat elektronik yang dapat digunakan pada
instalasi listrik dengan tegangan yang cukup tinggi.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
Makalah berikut ini memuat tentang Transformator serta Teori Motor Listrik
yang mana berisikan mengenai pengertian, prisip kerja, jenisjenis, teori serta
penerapannya dalam soal dari Transformator serta Teori Motor Listrik itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Transformator distribusi
3
Gambar 1.1 Contoh Transformator Gambar 1.2 Bagian Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator yaitu Transformator terdiri atas dua
buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini
terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang
memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam
inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di
kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan
sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi
bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan
sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani,
sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi)
4
Dimana : e = gaya gerak listrik (Volt)
N = jumlah lilitan (turn)
= perubahan fluks magnet (weber/sec)
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika,
transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban
untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara
rangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk
mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis (common
magnetic circuit).
5
dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti kondensator
synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
6
Table ket. Minyak Trafo:
7
Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin (
cooling fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga
penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif
untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservator.
B. Jenis-Jenis Trafo
1. Transformator Step-up
2. Transformator Step-down
8
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. (Np > Ns).
3. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa
dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.
9
Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan
kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis
ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan
lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai
penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
4. Autotransformator Variabel
5. Transformator Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi
antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak
digantikan oleh kopling kapasitor.
6. Transformator Pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
10
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.
11
Gambar transformator inti ferit
C. Hubungan Trafo
Sepeti yang telah dijelaskan dalam jenis trafo, salah satu jenis trafo adala trafo
tiga phasa. Pada prinsipnya dalam transformator tiga phasa, metode atau cara
merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder Transformator, umumnya
dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan
hubungan zig zag.
12
Gambar 3.1 Trafo Hubungan Bintang Bintang
Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang
secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya
digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang
paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah
satu fasa mengalami kegagalan.
13
Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - )
Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye)
dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan
transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).
Perbandingan tegangan jala- jala 1/3 kalinperbandingan lilitan transformator.
Tegangan sekunder tertinggal 300 dari tegangan primer.
Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi
sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat
titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal
sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali
perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder mendahului sebesar 30
dari tegangan primernya.
14
Gambar 3.4 Trafo Hubungan Delta Bintang
Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang
dihubungkan secara khusus (lihat gambar)
15
Gambar 3.5 Trafo Hubungan Zig Zag
V - V atau Open
Open Y - Open
Hubungan T T
16
Gambar 3.6 Trafo Hubungan open Delta / V V
Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira
kira 86,6% dari faktor daya beban seimbang.
Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban
bertambah.
17
Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua buah
transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai Centre Taps pada
sisi primer dan sekundernya dan disebut Main Transformer. Transformator yang
lainnya mempunyai 0,866 Tap dan disebut Teaser Transformer . Salah satu ujung
dari sisi primer dan sekunder teaser Transformer disatukan ke Centre Taps dari
main transformer . Teaser Transformer beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan
tegangannya dan kumparan main transformer beroperasi pada Cos 30 = 0,866
p.f, yang ekuivalen dengan main transformer bekerja pada 86,6 % dari
kemampuan daya semunya
18
D. Perhitungan Dasar Trafo
Perhitungan yang paling dasar dalam trafo yaitu perhitungan gaya gerak listrik
pada trafo. Seperti yang telah dirumuskan sebelumnya, gaya gerak listrik dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut :
19
Gambar 5.3 Gambar Vektor Transformator Dalam Keadaan Tanpa Beban
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi 1 (Hukum Faraday):
Dimana :
1 = gaya gerak listrik (Volt)
1 = jumlah belitan di sisi primer (turn)
= kecepatan sudut putar (rad/sec)
20
= fluks magnetik (weber)
Harga efektif :
Harga efektifnya :
21
Sehingga perbandingan antara rangkaian primer dan sekunder adalah :
Dimana :
E1 = ggl induksi di sisi primer (Volt)
E2 = ggl induksi di sisi sekunder (Volt)
N1 = jumlah belitan sisi primer (turn)
N2 = jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a = faktor transformasi
22
Gambar 6.7 Rangkaian Ekivalen Transformator Dalam Keadaan Berbeban
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung
menentang fluks () bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks
bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2',
yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus
yang mengalir pada kumparan primer menjadi:
Dimana:
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan
oleh arus pemagnetan IM, maka berlaku hubungan :
23
Contoh penerapan perhitungan Dalam Transformator :
Jawab :
Diket: Np:Ns = 10 : 2
Vp = 100 V
Ps = 25 W
Dit. Vs =
Ip =
Jawab:
Np : Ns = Vp : Vs Pp = Ps
10 : 2 = 100 : Vs Vp . Ip = Ps
Vs = 20 V 100 . Ip = 25
Ip = 0,25 A
24
Tentukan:
a. daya primer,
b. daya sekunder
Penyelesaian :
Diketahui :
Ditanyakan :
a. Pp = .. ?
b. Ps = .. ?
Jawab :
25
E. Teori Motor Listrik AC
26
Gambar 6.2 Prinsip kerja Motor Listrik AC
Lebih umum adalah motor induksi, dimana arus listrik induksi dalam
kumparan berputar dari pada yang diberikan kepada mereka secara langsung.
Salah satu kelemahan dari jenis motor AC adalah arus tinggi yang harus
mengalir melalui kontak berputar. Memicu dan pemanasan pada kontak-kontak dapat
menghabiskan energi dan memperpendek masa pakai motor. Dalam motor AC umum
medan magnet yang dihasilkan oleh elektro magnet didukung oleh tegangan AC sama
dengan kumparan motor.
27
F. Teori Motor Listrik DC
dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap
Kutub Medan
Motor DC memiliki 2 kutub medan magnet yaitu kutub utara dan kutub
selatan yang stasioner dan dynamo yang menggerakkan bearing pada ruang diantara
kutub medan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-
Dinamo
penggerak untuk menggerakkan beban. Bila arus masuk menuju dinamo, maka
28
Pada motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan berganti lokasi. Saat hal
itu terjadi arus yang masuk kedalam motor DC akan berbalik dan merubah
Commutator
arus listrik dalam dinamo, commutator juga membantu motor DC dalam hal
transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. Bisa dilihat pada Gambar 7.1
29
Keuntungan penggunaan motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
dikarenakan karena sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik
mekanis pada ukuran yang lebih besar. Motor DC juga relative lebih murah daripada
motor AC.
Motor DC jenis ini adalah dimana jika arus medan dipasok dari sumber
terpisah jadi arus yang masuk kedalam motor DC bukanlah arus yang ada pada
paralel dengan gulungan dinamo (A) oleh karena itu total arus dalam jalur
torque tertentu kecepatan berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk
30
Motor DC daya sendiri/ motor seri
seri dengan gulungan dinamo oleh karena itu arus medan sama dengan arus
dinamo. Dimana kecepatan dibatasi pada 5000 RPM dan harus menghindari
menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab kecepatan motor diluar
Motor DC Kompon/gabungan
Motor kompon/ gabungan motor seri dan shunt dimana pada motor
kompon gulungan medan dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dinamo (A). Motor kompon memiliki torque penylaan awal yang bagus dan
gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
31
G. Jenis-Jenis dan Contoh Perhitungan pada Motor Listrik
Jenis motor DC
Sebuah motor DC didesain untuk bergerak dengan daya listrik DC. Tipe motor
DC yang populer adalah jenis brushed (bersikat) dan jenis brushless (tanpa sikat),
di mana masing-masing menggunakan commutation internal dan eksternal untuk
menciptakan arus osilasi AC dari sumber arus DC.
Motor DC klasik menghasilkan arus osilasi dalam sebuah rotor lilitan dengan
sebuah commutator split ring, dan sebuah stator berupa magnet lilit maupun
magnet permanen. Sebuah rotor terdiri dari sebuah koil yang melilit rotor yang
bertenaga arus listirk batere atau sejenisnya.
32
commutator pada motor ukuran besar merupakan elemen yang mahal,
memerlukan pemasangan yang presisi dari bagian-bagiannya.
Masalah tersebut diatasi pada motor tanpa sikat (brushless motor). Pada
motor jenis ini, rotating switch mekanis atau susunan comutator/brushgear
diganti dengan sebuah switch elektronik yang disinkronkan dengan posisi dari
rotor. Motor tanpa sikat ini memiliki efisiensi 85-90%, sedangkan motor DC
dengan brushgear memiliki efisiensi 75-80%.
Motor DC tak bersikat yang modern memiliki variasi daya dari satu Watt
hingga beberapa kilowatt. Motor ukuran besar hingga 100 kW digunakan pada
mobil listrik.
33
Jenis Motor AC
1. Motor Listrik Sinkron = motor listrik AC, yang pada kondisi steady,
kecepatan putaran rotornya tersinkronisasi atau sebanding dengan
frekuensi gelombang arus AC. Jika dikaitkan dengan rumus 1.1, maka
kecepatan rotor akan selalu sebanding dengan frekuensi listrik supply dan
berbanding terbalik dengan jumlah kutub magnet.
N = 120 f/P
Ket:
N = kecepatan putaran rotor motor (rpm)
F = frekuensi sumber listrik AC (hz)
P = Jumlah kutub magnet untuk setiap fase listrik.
Prinsip kerja motor listrik AC tipe sinkron terletak pada system eksitasi
pada rotornya. Rotor motor AC sinkron memiliki kutub magnet dengan
posisi yang tetap. Kutub magnet tersebut terkunci dengan medan magnet
yang terbangkitkan di startor. Sehingga pada saat medan magnet stator
berputar akibat gelombang listrik AC, rotor motor akan bergerak berputar
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan gelombang listrik AC.
34
menginduksi secara elekrtromagnetik kepada rotor sehingga tercipta arus
listrik pada sisi rotor dan stator, maka rotor motor akan mengalami torsi
putar mengikuti putaran medan magnet stator. Dari kondisi diam, rotor
akan berakselerasi sampai nilai arus listrik terinduksi pada rotor serta torsi
seimbang dengan beban motor. Rotor motor akan terakselerasi hingga
mencapai kecepatan sinkronisasinya. Namun justru pada saat kecepatan
sinkron tercapai, arus listrik induksi rotor tidak akan terjadi. Hal ini
dikarenakan pada saat kecepatan rotor sama dengan kecepatan medan
magnet putar stator, maka tidak akan terjadi pemotongaan garis gaya
magnet stator oleh rotor, sehingga induksi elektromagnetik tidak
berfungsi. Maka dari itu, putaran rotor motor induksi tidak akan pernah
mencapai kecepatan sinkron. Kecepatan rotor motor induksi akan selalu
lebih rendah sedikit daripada kecepatan medan magnet putar stator.
Perbandingan kecepatan antara rotor dan stator ini disebut dengan slip.
Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang
tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh
ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam
peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering
pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 -4 Hp.
35
kecepatan yang konstan dan peformansi sistem yang lebih baik terhadap
perubahan beban dibutuhkan suatu pengontrol
Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak digunakan
dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai
konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta
perawatannya yang mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser
penggunaan motor DC pada industri. Motor induksi memiliki beberapa
parameter yang bersifat non-linier, terutama resistansi rotor, yang memiliki
nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda. Hal ini yang
menyebabkan pengaturan pada motor induksi lebih rumit dibandingkan
dengan motor DC.
36
dkk (2002) dan Lakhdar M & Katia K (2004) dengan melengkapi
mekanisme adaptasi pada kontroller fuzzy pada pengaturan motor induksi.
Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling luas
penggunaannya. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus
yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relative antara putaran
rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh
arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa
akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan
sinkron (ns = 120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong
konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai
dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar
stator.
37
Sebelum kita membahas bagaimana rotating magnetic field (medan putar)
menyebabkan sebuah motor berputar, marilah kita tinjau bagaimana
medan putar ini dihasilkan. Gambar berikut menunjukkan sebuah stator
tiga fasa dengan suplai arus bolak balik tiga fasa pula.
Belitan stator terhubung wye (Y). Dua belitan pada masing-masing fasa
dililitkan dalam arah yang sama. Sepanjang waktu, medan magnet yang
dihasilkan oleh setiap fasa akan tergantung kepada arus yang mengalir
melalui fasa tersebut. Jika arus listrik yang melalui fasa tersebut adalah nol
(zero), maka medan magnet yang dihasilkan akan nol pula. Jika arus
mengalir dengan harga maksimum, maka medan magnet berada pada
harga maksimum pula. Karena arus yang mengalir pada system tiga fasa
mempunyai perbedaan 120o, maka medan magnet yang dihasilkan juga
akan mempunyai perbedaan sudut sebesar 120o pula.
Ketiga medan magnet yang dihasilkan akan membentuk satu medan, yang
akan beraksi terhadap rotor. Untuk motor induksi, sebuah medan magnet
diinduksikan kepada rotor sesuai dengan polaritas medan magnet pada
38
stator. Karenanya, begitu medan magnet stator berputar, maka rotor juga
berputar agar bersesuaian dengan medan magnet stator.
Kecepatan medan putar atau kecepatan sinkron dari suatu motor dapat
dicari dengan menggunakan Equation (12-2).
dimana:
39
NS= kecepatan sinkron (rpm) NR= kecepatan rotor (rpm)
Kecepatan medan putar atau kecepatan sinkron dari suatu motor dapat
dicari dengan menggunakan Equation (12-2).
dimana:
Contoh:
Solusi:
40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
current atau arus bolak balik (AC). Motor arus searah, sebagaimana namanya,
yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
41
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini pastilah tidak terlepas dari kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang terjadi. Untuk itu kami sebagai penulis sangat
mengharapkan saran dari pembaca untuk perbaikan dari makalah yang telah kami
susun.
42
DAFTAR PUSTAKA
http://bambang_dwi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37446/TRANSFORM
ATOR.pptx (di akses 30 November 2015 pada 20:40)
http://te.unib.ac.id/lecturer/amrirosa/wpcontent/uploads/2013/07/Transformator.p
df (di akses 30 November 2015 pada 20:43)
43