Anda di halaman 1dari 38

BAB 2

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Pekerjaan Tanah

Ruang lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan pembersihan tempat kerja, pekerjaan


galian, pengujian tanah, borrow material, penghamparan tanah, pemadatan tanah dan tes
kepadatan tanah.

2.1.1 Pembersihan Tempat Kerja dan Galian Tanah Dasar untuk dibuang

Pada pekerjaan pembersihan lahan yang kami amati pada proyek ini berada pada
zona 1 yaitu pada STA 55+775-56+000.Sebelum pekerjaan clearing telah dilakukan
pengukuran topografi dan pengukuran setting out dilapangan.Pegujian yang harus dilakukan
terlebih dahulu adalah tes hand penetrometer dan tes DCP.

Gambar 2.1 Kondisi Eksisting Rencana Jalan

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Gambar 2.2 Kondisi Eksisting Rencana Jalan Dengan Kondisi Tanah

Gambar 2.3 Kualitas Rencana Pembersihan Lahan dan


Pekerjaan Galian

A) Hand Penetrometer Test

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Sebelum pekerjaan pembersihan lahan dan pekerjaan galian dilakukan hand
penetrometer test namun pada praktik kerja lapangan ini kami tidak lagi mengikuti
tes tersebut karena pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan awal dan tidak ada lagi
hand penetrometer test yang temukan. Hand penetrometer test dilakukan untuk
mengetahui dan merencanakan tebal galain tanah. Setelah diketahui hasil dari hand
penetrometer test maka dilakukan pekerjaan galian tanah dasar atau tidak sama sekali.
Alasan dilakukan penggalian tanah adalah karena tanah dasar tersebut tidak
memenuhi syarat sebagai tanah granular. Jenis yang termasuk kedalam tanah ini
adalah material seperti kerikil, pasir, batuan dan campurannya. Tanah granular
merupakan material yang baik untuk mendukung bangunan dan badan jalan karena
tanah ini mempunyai kapasitas dan daya dukung tinggi dan penurunan kapasitas
paling rendah asalkan tanahnya padat.

Dan sebaliknya tanah yang harus digali adalah tanah yang termasuk kedalam
tanah kohesif,tanah lanau (loess) serta tanah organik. Jenis tanah yang termasuk tanah
kohesif yaitu lempung, lempung berlanau, lempung berpasir atau berkerikil yang
sebagian besar butiran tanahnya terdiri dari butiran halus. Dalam menentukan kuat
geser tanah ini dapat ditentukan dengan melihat nilai kohesinya.

Tanah granular mempunyai beberapa sifat yaitu mempunyai kuat geser rendah,
bila basah bersifat plastis dan mudah mampat (menurun), menyusut bila kering dan
mengembang bila basah, akan berkurang kuat gesernya bila kadar air bertambah dan
struktur tanahnya terganggu, berubah volumenya dengan bertambahnya waktu akibat
rayapan (creep) pada beban yang konstan, merupakan material kedap air, material yang
jelek untuk tanah urug karena menghasilkan tekanan lateral yang tinggi

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Gambar 2.4 Pelaksaan dan Alat tes hand penetrometer

B) Pengujian Dynamic Cone Penetration (DCP)

Pengujian DCP yang kami lakukan berada pada zona 1 yaitu pada zona 4 (STA
55+770-56+000) atau berjarak 230 m.Pengujian DCP dilakukan 1 titik per 50 meter
karena mengikuti spesifikasi umum proyek.
DCP atau Dynamic Cone Penetration adalah alat yang digunakan untuk
menghitung daya dukung tanah dasar langsung dilapangan (In situ). Daya dukung
tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan hasil test DCP yang
dilakukan dengan cara mengukur berapa dalam (mm) ujung konus masuk kedalam
tanah dasar tersebut setelah mendapat tumbukan palu geser pada landasan batang
utamanya. Korelasi antara banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung konus dari alat

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
DCP kedalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah dasar pada titik-titik
tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk setiap tumbukan artinya makin lunak
tanah dasar tersebut.
Pengujian dengan menggunakan alat DCP akan menghasilkan data yang
setelah diolah akan menghasilkan nilai CBR minimal 6 % lapangan tanah dasar pada
titik yang ditinjau.
Jika pada tanah dasar dengan kedalaman sampai dengan 1 meter terdapat
beberapa lapisan tanah yang daya dukungnya memiliki nilai CBR yang berbeda,
maka nilai CBR lapangan pada titik tersebut diperhitungkan berdasarkan nilai CBR
yang mewakili nilai-nilai CBR lapisan-lapisan yang dimaksud.

Prosedur Pelaksanaan

A) Letakkan penetrometer yang telah dirakit di atas permukaan tanah/sirtu yang akan
diperiksa. Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga dalam posisi vertikal,
penyimpangan sedikit saja menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif besar.

B) Baca posisi awal penunjukan mistar ukur (Xo) dalam satuan mm yang terdekat.
Penunjukan Xo tidak perlu tepat pada angka nol karena nilai Xo ini akan
diperhitungkan pada nilai penetrasi.

Gambar 2.5 Pengujian DCP di lapangan

C) Baca posisi awal penunjukan mistar ukur (Xo) dalam satuan mm yang terdekat.
Penunjukan Xo tidak perlu tepat pada angka nol karena nilai Xo ini akan
diperhitungkan pada nilai penetrasi.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Gambar 2.6 Pembacaan mistar ukur

D) Angkat palu penumbuk sampai menyentuh pemegang palu lepaskan sehingga


menumbuk landasan penumbuknya. Tumbukan ini menyebabkan konus
menembus tanah/lapisan sirtu di bawahnya.

Gambar 2.7 Palu penumbuk di angkat untuk menumbuk


E) Baca posisi penunjukan mistar ukur (X1) setelah terjadi penetrasi. Masukkan
nilai X1 ini pada blangko data kolom ke-2 (pembacaan mistar-mm) untuk
tumbukan n = 1 (baris ke-2). Isilah kolom ke-3 (penetrasi-mm) pada blangko data
yaitu selisih antara X1 dan Xo (X1 Xo).
F) Ulangi prosedur 3 dan 4 berulangkali sampai batas kedalaman lapisan yang akan
diperiksa.
G) Kedalaman yang diperiksa minimal 1meter berdasarkan spesifikasi umum proyek.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Setelah dilakukan test hand penetrometer dan tes DCP Pada STA 55+775-
56+000 ini harus dilakukan penggalian tanah karena tanah tidak memenuhi syarat
sebagai tanah granular.
Lokasi proyek terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak belukar,
akar-akar pohon dan apabila ada bangunan existing di lokasi tampak bangunan yang
akan dibuat, bangunan existing tersebut harus di bongkar.
Beberapa yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pembersihan lahan ini
dan pekerjaan galian yaitu :
a) Membuat saluran tepi dengan maksud untuk mengalirkan air pada daerah
rencana jalan.
b) Mengupas lapisan tanah dan membersihkan tumbuhan/semak serta bahan-
bahan lain yang mengganggu, sehubungan dengan persiapan pelaksanaan
pekerjaan.

c) Menggali dan memuatkan material ke dump truck menggunakan alat berat


excavator untuk dibuang.
d) Membuat kemiringan galian minimal 4% untuk mengalirkan air kesaluran
tepi.
e) Alat yang digunakan adalah excavator dan dump truck untuk membuant hasil
galain ketepi rencana jalan.

Gambar 2.8 sketsa pekerjaan clearing dan galian

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
2.1.2 Pekerjaan Borrow Material
Pada pekerjaan tanah ini kami berada di zona 1 (STA 55+775-56+000) dimana borrow
material berasal dari quarry kampung Sena denagn luas kurang lebih 15 hektar. Untuk
mengangkut material dari lokasi ini dibutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan menggunakan
truck angkut yang berjarak 20 km ke zona 1.

Gambar 2.9 Sketsa Borrow Material

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
2.1.3 Pekerjaan Penimbunan Tanah dan Pemadatan Tanah

A. Persiapan Tanah Dasar untuk Penimbunan ke Lokasi Pekerjaan


Tanah dasar ialah tanah yang terletak di bawah pengerasan jalan. Kekuatan dan
keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya dukung tanah
dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan
pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang
berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Untuk itu perlu diambil beberapa contoh tanah
dasar dari quarry yang ditentukan. Beberapa contoh pengambilan tanah ini dikirimkan ke
laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki. Tanah yang dapat digunakan dari sumber
quarry adalah tanah yang telah lulus pengujian dan disetujui oleh konsultan dalam hal ini
konsultan pengawas adalah Eskapindo Matra.
Lokasi penimbunan yang kami amati adalah di zona 1 sehingga sumber material yang
didapat berasal dari kampung sena yang berjarak 21 km dari proyek. Alat yang dibutuhkan
untuk mengangkut tanah tersebut adalah dump truck yang berkapasitas 20m kubik.

B. Prosedur pelaksanaan timbunan:

a. Tanah timbunan dari dumptruck yang diambil dari quary Kampung Sena
harus dituang ke tempat yang telah disiapkan.

Gambar 2.10 Penuangan Tanah dari Dumptruck

b. Setelah itu tanah dihamparkan menggunakan buldozer. Tanah yang yang


dihamparkan untuk lapisan pertama adalah setebal 75-80 cm sedangkan
lapisan kedua dan seterusnya setebal 25-30 cm.Tebal lapisan pertama setelah

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
dipadatkan adalah setebal 60 cm sedangkan lapisan kedua dan seterusnya
setebal 20 cm.

Gambar 2.11 Penghamparan Tanah

c. Pekerjaan timbunan diambil bidang sebelah terlebih dahulu (kiri atau


kanan), dan bidang sebelah (kanan atau kiri) dipergunakan untuk jalur akses
alat dan kendaraan.
d. Dibuat trap horizontal dan vertikal untuk akhiran timbunan untuk
memudahkan pemadatan ketika jalaur sebelah yang akan dikerjakan.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.12 Sketsa Penimbunan dan Pemadatan Tanah

e. Kemudian dilakukan pemadatan tanah menggunakan sheep foot dan vibbro


roller. Sheep foot digunakan untuk meemadatkan tanah yang masih kasar dan
vibro roller digunakan untuk memadatkan dan meratakan tanah sampai
didapatkan untuk lapisan pertama setebal 60 cm setelah dipadatkan.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
GaGambar 2.13 Pemadatan Tanah
f. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama.
g. Untuk pemadatan tanah kan 12-15 passing atau lintasan vibro roller
sedangkan untuk mengetahui tanah tersebut padat atau tidak maka dilakukan
pengujian sand cone.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.14 Sketsa Pekerjaan Galian Timbunan

Gambar 2.15 Sketsa Pekerjaan Galian-Timbunan Detail A

h. Jika bahan timbunan ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok
sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka
tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan
secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau
tekanan yang berlebihan pada struktur.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
i. Setelah proses pemadatan selesai selanjutnya dilakukan proses pemotongan
tanah dengan menggunakan motor grader seperti Gambar 2.4 sesuai
kemiringan rencana yaitu 2%.

Gambar 2.16 Pekerjaan Pemotongan Tanah dengan Kemiringan 2%

j. Setelah pemadatan selesai dilakukan,setiap hari harus disiram atau


tergantung cuaca jika cuaca panas menggunakan water tank
truck untuk menjaga kekuatan tanah.

2.1.4 Pengujian Kepadatan Tanah dengan Sand Cone

Pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan sand cone


bertujuan untuk memeriksa kepadatan tanah di lapangan secara langsung. Derajat
kepadatan tanah di lapangan yang dibutuhkan dalam rekayasa sipil, seperti perkerasan
jalan raya adalah sama atau lebih besar dari 95%. Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan dilaboratorium didapat data berat jenis kering maksimum tanah adalah
1.480 gr/cm itu berarti jika tanah dipadatkan akan mengalami pengurangan volume.
Pengujian sand cone yang diamati dilapangan berada pada zona 4 ram 4 kana
atau jalan akses (STA 1+650-1+750) berada di layar 10 (lapisan ke 10) pengujian
dilakukan sebanyak 3 titik karena 1 titik pengujian berjarak 50 meter menurut
Spsesifikasi umum Proyek Adolina-Perbaungan.
1. Peralatan dan Bahan :
a. Tabung pasir dengan isi lebih kurang 4 liter
b. Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm
c. Pelat alas untuk penempatan corong dengan lubang berbentuk lingkaran
bergaris tengah 16,51 cm
d. Timbangan berkapasitas minimal 10 kg dengan ketelitian sampel 0,1 kg.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
e. Pasir bergradasi lewat saringan nomor 10 (2mm) dan tertahan pada saringan
nomor 200 (0,075mm) dalam kondisi kering dan tidak mengandung bahan
pengikat.
f. Peralatan lain untuk membuat lubang :
- Palu cangkul
- Sendok
- Obeng runcing
- Paku besar
- Kuas
g. Kontainer untuk pemeriksaan kadar air

2. Prosedur Pelaksanaan :
a. Menentukan isi tabung pasir :
Bila alat tersebut dari logam : ukur diameter dan tingginya dan lakukan
perhitungan isi secara matematik
Bila alat tersebut dari botol transparan :
- Timbang alat (botol + corong) = W1 (gr)
- Letakkan alat dengan corong menghadap ke atas, bukalah keran dan isi
dengan air sampai penuh di atas keran. Tutuplah keran dan bersihkan
sisa air yang ada di atasnya kemudian timbanglah berat (W2, alat+air).
Karena berat isi air=1 maka isi botol pasir = berat air dalam botol.
- Lakukan langkah di atas berulang dan ambil rata-ratanya. Perbedaan
pengukuran tidak boleh lebih dari 3 cm3 .

b. Menentukan berat isi pasir :


Letakkan alat dengan corong menghadap ke atas pada alas yang rata, tutup
keran isi corong dengan pasir sampai penuh.
Buka keran sehingga pasir dalam corong mengalir masuk dalam tabung.
Selama pengisian tabung harus dijaga agar pasir dalam corong selalu
penuh terisi.
Tutuplah corong setelah pasir dalam corong berhenti bergerak turun,
bersihkan pasir yang ada dalam corong dan timbanglah (W3 gram)
c. Menentukan berat pasir dalam corong
Isi botol/tabung pasir secukupnya dan timbang (W4 gram)
Letakkan alat dengan corong menghadap ke bawah pada alas yang datar
dan bersih.
Buka keran sehingga pasir bergerak turun sampai pasir berhenti
bergerak/mengalir.
Tutuplah keran dan timbanglah alat berisi pasir sisanya (W5 gram).
Hitung berat pasir dalam corong (W4-W5) gram.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Gambar 2.17 Pengisian Pasir Otawa Kelas B kedalam Silinder

d. Menentukan berat isi tanah :


Isi alat/tabung dengan pasir secukupnya.
Bersihkan lokasi titik yang akan di uji dan ratakan sehingga benar-benar
datar, letakkan pelat alas dan kokohkan pelat tersebut pada empat sisinya
dengan paku besar.
Galilah lubang pada titik yang akan di uji, sesuaikan dengan lubang yang
ada pelat alas dengan kedalaman kira-kira 10-12 cm atau tidak melampaui
satu hamparan yang di padatkan.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.18 Proses Pembuatan Lubang Sedalam 12 cm

Tanah galian lubang harus dimasukkan pada alat yang terlindung agar
selama pengujian tidak terjadi penguapan (misalnya kaleng yang bertutup)
Timbang berat kaleng kosong (W9) dan setelah berisi tanah timbanglah
kembali (W8).
Timbanglah alat yang sudah berisi pasir (i) dan catat berapa beratnya (W6)
gram.
Letakkan alat/tabung sand cone dengan corong menghadap ke bawah pada
lubang galian yang telah digali.
Buka keran perlahan hingga pasir bergerak turun. Setelah berhenti
bergerak, maka tutuplah kerannya dan timbang beratnya (alat + sisa pasir)
= (W7) gram.

Gambar 2.19 Proses penuangan pasir ottawa kalas-B ke dalam lubang galian

Tanah dari hasil penggalian ambil sebagian dan dimasukkan pada


kontainer untuk pemeriksaan kadar air di laboratorium (W%).

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Gambar 2.20 Pengambilan Sampel Tanah untuk Ditimbang

3. Perhitungan :
Isi botol/tabung :
- Terbuat dari logam : ..D2.t
D = Diameter alat.
T = Tinggi alat.
- Terbuat dari botol transparan :
Isi botol = berat air = (W2 W1) cm3
Berat isi pasir :
p : W3 W1

Berat pasir dalam corong : (W4 W5)


W2-W1
Berat pasir dalam lubang : (W6 W7) (W4 W5) = W10 gram.
Isi lubang : W10 = Ve cm3

Berat isi tanah : pm = W8 W9 gram/cm3


Berat isi kering tanah : d lap = m x 100%
VE
100 + W
Dari data tabel dibawah ini didapatkan derajat kepadatan tanah sebesar
100.14% (titik 1), 1001.08% (titik 2), 100.47% (titik3). Maka, Pekerjaan
selanjutnya dapat dilakukan karena derajat kepadatan tanahnya telah memenuhi
Spesifikasi umum Proyek Adolina-Perbaungan yaitu minimal 95%.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Data hasil pengujian sand cone Tanah adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Hasil Pengujian Sand Cone Tanah

2.2 Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Lingkup pekerjaan pada Perkerasan Kaku adalah pekerjaan pekerjaan agregat
base-A, pekerjaan lapis pondasi atas (lean concrete), dan pekerjaan rigid pavement.
Dibawah ini merupakan gambaran umum atau tipikal perkeraan jalan yang di
rencanakan :

Gambar 2.21 Tipikal Desain Jalan Utama (Main Road)

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.22 Tipikal Desain Jalan Utama, Jalan Akses dan Tikungan
Pembagi

2.2.1 Pekerjaan Lapis pondasi atas (Agregat Base A)


Lapis pondasi atas atau disebut agregat lapis pondasi kelas A adalah
bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan
permukaan.
Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda
Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah
Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pekerjaan lapisan pondasi


Agregat adalah sebagi berikut :
a. Pekerjaan pemadatan agregat A menggunakan alat berat Vibro Roller

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
b. Setiap lapis harus di padatkan secara menyeluruh dengan menggunakan alat
pemadatan yang cocok hingga kepadatan mencapai 100% dari kepadatan
kering maksimum modified.
c. Pemadatan dilakukan hanya dengan kadar air dari bahan berada dalam rentang
3% dibawah kadar air optimum dan sampai 1 % diatas kadar optimum
d. Operasi penggilasan harus dimulai dari sisi terendah dan bergerak sedikit demi
sedikit kegaian yang lebih tinggi
e. Untuk lokasi pemadatan yang tidak terjanggkaiu mesin gilas digunakan mesin
khusus atau alat gilas yang disetujui Direksi
f. Pengetesan kepadatan dan kadar air bahan yang di padatkan dilakukan setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan.

Prosedur pelaksanaan pekerjaan lapisan pondasi atas (Agregat Base-A) :

a. Agregat Base A dari dumptruck yang diambil dari quary dituang ke tempat
yang telah disiapkan

Gambar 2.23 Penuangan Base A dari Dumptruck

b. Setelah penuangan dari dump truk selanjutnya dilakukan penghamparan dan


perataan base menggunakan motor grader seperti Gambar 2.2.1(c) di bawah
ini. Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis
pondasi setelah sebelumnya di angkut mengunakan dump truk dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh dilakukan apabila cuaca tidak
mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.24 Penghamparan dan Perataan Base

c. Agregat Base-A yang dihamparkan setebal 20-25 cm, kemudian dilakukan


pemadatan Agregat Base A hingga mencapai ketebalan 15 cm menggunakan
vibro roller dengan passing sampai 12 - 15 kali hingga merata dan padat
seperti Gambar 2.2.1(d) dibawah ini.

Gambar 2.25 Pemadatan Base A dengan Tebal 15 cm

2.2.2 Menguji Kepadatan Agregat Base-A

Pengujian sand cone yang diamati dilapangan dilapangan berada pada zona 4
kiri (STA 1+250-1+350) pengujian dilakukan sebanyak 3 titik karena 1 titik pengujian
berjarak 50 meter menurut Spsesifikasi umum Proyek Adolina-Perbaungan.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Data dari lab telah di periksa dan dihitung nilai dari berat jenis kering
maksimum sebesar 2.26 gr/cm dan berat jenis agregat kasar sebesar 2.63 gr/cm dan
pasir yang digunakan adalah pasir ottawa kelas-B.
Prosedur pelaksanaan pada Sand Cone Base-A ini sama seperti pengujian
Sand Cone tanah pada halaman 2.14.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Dari data tabel dibawah ini bahwa derajat kepadatan Agregat Base-A sebesar 100.80%
(titik 1), 100.86% (titik 2), dan 100.58% (titik 3). Maka, Pekerjaan selanjutnya dapat
dilakukan karena derajat kepadatan agregatnya telah memenuhi Spesifikasi umum
Proyek Adolina-Perbaungan yaitu minimal 95%.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Data hasil pengujian Sand Cone Agregat Base-A adalah sebagai berikut
Tabel 2.2 Hasil Pengujian Sand Cone Agregat Base-A

:
2.2.3 Pekerjaan Landasan Kerja (Lean Concrete)

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Lantai kerja beton atau sering disebut lean concrete merupakan lapisan beton
bermutu rendah dengan ketebalan yang diinginkan, umumnya sekitar 5-10 cm yang
biasanya terbuat dari campuran beton 1 pc : 3 ps : 5 kr atau juga bisa menggunakan beton
readymix K-125 (atau sesuai rencana dari Perencana) yang biasanya diperhitungkan
dalam satuan m3 atau juga dalam m2.
Fungsi dari lantai kerja adalah untuk memudahkan pekerja berdiri (tidak kotor
dan becek), sebagai cetakan atau bekisting beton pada sisi bawah yang bersifat
permanen, sebagai perata permukaan dan penstabil permukaan, dan sebagai penahan
kelembaban / rembesan air. Selain itu dengan menggunakan beton lantai kerja pada saat
pelaksanaan pekerjaan pembesian pondasi akan dapat dilaksanakan dengan kondisi yang
lebih bersih / tidak kotor oleh tanah.

Prosedur pelaksanaan Landasan Pekerjaan (lean concrete) :

a. Setelah pemadatan agregat lapis pondasi A selesai, dilakukan proses pemasangan


cetakan untuk pembatas pengecoran LC seperti Gambar 2.9 berikut..

Gambar 2.30 Pemasangan Bekisting Pengecoran LC

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
b. Sebelum dilakukan pengecoran LC terlebih dahulu dilakukan pengujian nilai slump
dari campuran beton bermutu K-125 dimana nilai slumpnya berada di 102,5 cm
seperti Gambar 2.10 di bawah ini. Jika beton ready mix yang sampai dilapangan tidak
memiliki nilai slump sesuai spesifikasi yaitu minimal 7,5 cm dan maksimal 12,5 cm
maka beton ready mix dikembalikan ke batching plan.

Gambar 2.31 Pengujian Slump LC

c. Setelah nilai slump telah sesuai maka pengecoran LC dapat dilakukan. Beton dari
batching plan diangkut diangkut dan dituang keatas cetakan dengan menggunakan
truck mixer

Gambar 2.32 Penuangan Ready Mix untuk Lean Concrete

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
d. Pengecoran LC ini menggunakan readymix dan dilakukan perataan secara manual
dengan beberapa pekerja hingga selesai.

Gambar 2.33 Pengecoran LC dengan Tebal 10 cm

2.2.4 Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan kaku (rigid pavement) didefinisikan sebagai struktur perkerasan yang terdiri
dari plat beton semen yang bersambung (tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan, atau
plat beton menerus dengan tulangan, yang terletak diatas lapis pondasi bawah, tanpa atau
dengan aspal sebagai lapis permukaan.
Mutu beton yang dipakai pada Rigid Pavement ini adalah 450 kg/cm- 500 kg/cm. Nilai
slump pada rigid pavement adalah 7.52.5 cm.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Prosedur pelaksanaan Rigid Pavement :

a. Pada konstruksi ini digunakan metode dengan acuan slip form, yaitu alat penghampar
yang sudah dilengkapi peralatan otomatis yang disebut string line. Pemasangan string line
dimaksudkan untuk mengatur ketinggian penghamparan sesuai dengan yang direncanakan.

Gambar 2.34 Pemasangan String Line

b. Sebelum pengecoran dilakukan pemasangan plastik setebal 125 micron pada lantai kerja.
Pemasangan plastik harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak sobek yang dapat
menimbulkan terjadinya ruang pada saat pengecoran.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.35 Pemasangan Plastik diatas LC

Pemasangan plastik dimaksudkan agar tidak terjadi lekatan antara lapisan lantai kerja dengan
beton rigid dan air semen dari plat beton yang di cor tidak meresap kadalam lapisan
bawahnya.

c. Setelah pemasangan plastik selesai kemudian dilakukan penuangan beton ready mix
dengan menggunakan dump truk dan dibantu dengan mini excavator.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Gambar 2.36 Penuangan Beton dari Dump Truck

d. Seiring dengan proses penghamparan dilakukan pemasangan dudukan dowel beserta dowel
bar. Biasanya dowel bar berupa sambungan baja polos yang dipasang pada tiap
sambungan melintang.
Dowel berungsi untuk menyalurkan beban sehingga plat beton yang berdampingan
tidak mengalami penurunan yang berbeda serta menghambat retakan antar segmen apabila
terjadi retakan.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.37 Pemasangan Tulangan Dowel Bar per Segmen

Gambar 2.38 Pemadatan Beton Ready Mix dengan Alat Slipform


Paver Wirgent SP500

Spesifikas Dowel Bar :

1. Besi polos 32 mm (dijaga kelurusan), di cat anti karat, diberi grease dan dibungkus
plastik pada sisi bebas, dipasang melintang tiap 5 m.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
2. Tie Bar besi ulir 16 mm.

(Sumber : Spesifikasi Umum Adolina-Perbaungan)

d. Setelah proses penghamparan kemudian dilanjutkan dengan proses pemadatan


menggunakan alat Slipform Paver Wirgent SP500. Alat ini dirancang untuk sekali lintasan
yang dapat menghampar, memadatkan sekaligus membentuk permukaan dan meratakan
beton yang masih plastis, sehingga dapat memberikan beton yang padat merata dan untuk
mendapatkan permukaan yang disyaratkan diperlukan penyelesaian akhir secara manual.

Gambar 2.39 Penghamparan, Pengadukan Serta Memadatkan Material Beton

e. Bersamaan dengan proses pemadatan menggunakan alat Slipform peasanga tulangan tie
bars dilakukan. Tie bars berfungsi untuk menguncu pergerakan pelat tidak bergerak secara
horizontal. Pemasangan tulangan ini biasanya dipasang berupa sambungann baja ulir pada
sambungan memanjang.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.40 Pemasangan Tulangan Tie Bars

f. Setelah proses pemadatan selesai dilakukan kemudian permukaan beton harus dikasarkan
dengan cara grooving melintang garis sumbu (center line) jalan.
Pengkasaran dilakukan dengan menggunakan alat grooving selebar tidak kurang dari 45
cm. Alat grooving terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-seling sehingga
jarak masing-masing pusat untaian maksimum 1 cm. Alat grooving harus diganti bila
kawat terpendek panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang
dari 0,75 mm.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Gambar 2.41 Proses Grooving

g. Setelah lapis air menguap dari permukaan perkerasan, maka permukaan beton harus segera
dilapisi secara merata dengan bahan perawat (curing) berupa cairan bahan kimia dengan
menggunakan alat penyemprot yang sudah teruji dengan jumlah yang 0,27 liter/m.

Gambar 2.42 Proses Penguringan (Curing Compounds)

h. Proses Cutting adalah proses pemotongan permukaan beton setelah 8-12 jam setelah
pengecoran. Cutting atau pemotongan beton dilakukan per segmen sepanjang 5 m. Tebal
Cutting adalah 2/3 dari bawah tebal beton.

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6
Gambar 2.43 Proses Cutting

i. Setelah cutting selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan Joint Sealent,
yaiu pengisian celah sambungan menggunakan bahan penutup yang disyaratkan.

Joint sealent dilakukan setelah dilakukan pembersian celah antar segmen dari kotoran
menggunakan compressor.
Joint sealent berfungsi sebagai pencegah crack atau retak pada rigid pavement.

Gambar 2.44 Pembersihan Celah

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.5
Gambar 2.45 Pengisian Joint Sealent pada Celah

j. Setelah penyelesaian akhir selesai, kemudian permukaan beton harus segera ditutup dan
dipelihara. Pemeliharaan dilakukan sampai beton benar-benar telah mengeras sepenuhnya.
Untuk menjaga agar permukaan beton tidak cepat mengeras maka dilakukan penyiraman
menggunakan water tank.

Gambar 2.46 Proses Penyiraman Permukaan Beton

Laporan PKL Proyek Pembangunan Jalan Tol MKTT ~ Seksi 4B Adolina-Perbaungan


STA 54+200 60+425 2.6

Anda mungkin juga menyukai