Tetanus
Tetanus
PENDAHULUAN
Tinjauan Pustaka
A. Definisi Tetanus
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh
tetanospasmin, suatu protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium
tetani.. ( Aru W, 2007)
Tetanus merupakan penyakit infeksi akut dan sering fatal yang
disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang menghasilkan
tetanospasmin neurotoksin, biasanya masuk ke dalam tubuh melalui luka
tusuk yang terkontaminasi (seperti oleh jarum logam, splinter kayu, atau
gigitan serangga). (Dorland, 2002)
B. Etiologi Tetanus
Tetanus disebabkan oleh bakteri gram positif. Cloastridium tetani
Bakteri ini berspora, dijumpai pada tinja binatang terutama kuda, juga bisa
pada manusia dan juga pada tanah yang terkontaminasi dengan tinja
binatang tersebut. Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang,
ramping, berukuran 2-5 x 0,4 0,5 milimikron yang berspora termasuk
golongan gram positif dan hidupnya anaerob. Dalam kondisi anaerobic
yang dijumpai pada jaringan nekrotik dan terinfeksi, basil tetanus
mensekresi dua macam toksin : tetanospasmin dan tetanolisisn. Tetanolisin
mampu secara local merusak jaringan yang masih hidup yang mengelilingi
sumber infeksi dan mengoptimalkan kondisi yang memungkinkan
multiplikasi bakteri. Tetanospasmin akan menyebabkan kejang otot dan
saraf perifer setempat. Toksin ini labil pada pemanasan, pada suhu 650 C
akan hancur dalam lima menit. (Ritarwan, 2004)
C. Pathogenesis Tetanus
Tetanus dapat terjadi apabila tubuh terkena luka dan luka tersebut
kemudian terkontaminasi oleh spora dari Clostridium tetani. Luka dengan
potensi oksidasi reduksi rendah membantu perkembangan spora menjadi
bentuk vegetatif dan mampu memproduksi toksin. Toksin ini
menyebabkan jaringan mati, ditambah dengan adanya benda asing
menyebabkan infeksi aktif. Clostridium tetani tidak mencetuskan
peradangan (port deentre terabaikan). Toksin terikat terminal neuron
motorik perifer menyebabkan masuknya akson menuju sel body batang
otak sampai pada medulla spinalis. Toksin melintasi sinaps menuju
terminal presinaps, memblok pelepasan neurotransmitter inhibitor: Glisin
& Gama Aminobutyric Acid (GABA). Terhambatnya inhibisi
menyebabkan rigiditas sehingga refleksnya terhambat dan spasme
meningkat. Bila neuron preganglionik simpatik terkena dapat
menyebabkan hiperaktivitas simpatik. (Aru W, 2004)
D. Klasifikasi tetanus
1. Tetanus Generalisata
Tetanus Generalisata merupakan bentuk paling umum dari tetanus
yang ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi, yang
mengakibatkan trismus (rahang terkunci), spasme glotis, spasme otot
umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralisis.
(Dorland, 2002)
2. Tetanus Lokal
Tetanus lokal termasuk jenis tetanus yang ringan dengan kedutan
(twitching) otot lokal dan spasme kelompok otot didekat lokasi cidera,
atau dapat memburuk menjadi bentuk umum (generalisata). (Dorland,
2002)
3. Tetanus Sefalik
Tetanus sefalik merupakan bentuk yang jarang dari tetanus lokal,
yang terjadi setelah trauma kepala atau infeksi telinga. Masa
inkubasinya 1-2 hari. Dijumpai trismus dan disfungsi satu atau lebih
saraf kranial, yang tersering adalah saraf ke-7. Dysphagia dan paralisis
otot ekstraokular dapat terjadi. Mortalitasnya tinggi. (Aru W, 2004)
4. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah suatu bentuk tetanus infeksius yang
berat dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir, disebabkan
oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak
higienis atau pada sirkulasi bayi laki-laki dan kekurangan imunisasi
maternal. (Dorland, 2002)
b. Obat obatan
1. Antitoksin
2. Anti kejang/Antikonvulsan
4. Antibiotik
Penizilin prokain 1, juta 1.u/hari atau tetrasiflin 1 gr/hari/1.V
Dapat memusnakan oleh tetani tetapi tidak mempengaruhi proses
neurologiknya.
L. Pencegahan
1. Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan sebagai dapat pada usia
3,4 dan 5 bulan. Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap
2-3 tahun.
2. Bila mendapat luka :
- Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di eksplorasi dan dicuci
dengan H2O2.
- Pemberian ATS 1500 iu secepatnya.
- Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi
dasar.
BAB III
PEMBAHASAN
Pak Seto, 45 tahun, pekerjaaan pemulung. Suatu hari saat bekerja tak
sengaja telapak kaki kanannya tertusuk paku. Pak Seto menderita penyakit
tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk ke tubuh
Pak Seto luka pada kaki kanannya yang tertusuk paku. Clostridium tetani yaitu
obligat anaerob pembentukan spora, gram positif, bergerak, yang tempat tinggal
(habitat) alamiahnya di seluruh dunia yaitu di tanah, debu dan saluran
pencernaan berbagai binatang. Clostridium tetani bukan organisme yang
menginvasi jaringan, malahan menyebabkan penyakit melalui toksin tunggal,
tetanospasmin yang lebih sering disebut sebagai toksin tetanus.
Lukanya cukup dalam dan darahnya tidak terlalu banyak ,oleh pak Seto
luka tersebut hanya dibersihkan dengan air. Luka tidak cukup dibersihkan
dengan air karena Clostridium tetani mengeluarkan toksin yang bersifat
neurotoksik. Toksin ini labil pada pemanasan, pada suhu 65 0 C akan hancur
dalam lima menit. Sebaiknya luka dibersihkan dengan menggunakan H2O2. Pada
waktu membersikan luka perlu diamati apakah luka itu dalam atau tidak, bila
lukanya dalam dan permukaaan luarnya kecil maka perlu dibuat sobekan
menyilang untuk membersihkan luka yang paling dalam karena semakin dalam
dan semakin sempit lukanya, akan semakin sedikit oksigen yang berada di
sekitarnya, dan kemungkinan terjadinya tetanus semakin besar.
Beberapa hari kemudian dia mengalami trismus dan mengalami dysphagia
serta muncul risus sardonicus.