Anda di halaman 1dari 2

Komplikasi

Risiko jangka pendek hipoglikemia termasuk situasi berbahaya yang bisa timbul saat seseorang
hipoglikemik, baik di rumah atau di tempat kerja (misalnya mengemudi, mengoperasikan mesin). Selain
itu, koma yang berkepanjangan kadang dikaitkan dengan gejala neurologis sementara, seperti paresis,
kejang dan encephalopathy. Potensi komplikasi jangka panjang hipoglikemia berat adalah gangguan
intelektual ringan dan gejala neurologis permanen, seperti hemiparesis dan disfungsi pontin. Yang
terakhir jarang dan telah dilaporkan hanya dalam studi kasus. Hipoglikemia berulang dapat mengganggu
kemampuan individu untuk merasakan hipoglikemia selanjutnya. (Yale, 2018)

Di bawah ini dijelaskan resiko hipoglikemia dengan organ target:

- Hipogikemia pada otak


Glukosa adalah bahan bakar untuk proses metabolic pada otak. Interupsi akut dari suplai
glukosa dapat menyebabkan kegagalan fungsi otak, dan akhirnya menyebabkan koma dan kematian.
Dalam hasil terbaru dari beberapa penelitian dilaporkan hipoglikemia berat menyebabkan
kerusakan di korteks dan region hippocampus dan kerusakan yang luas sangat dekat hubungannya
dengan munculnya aktifitas berupa kejang. (Karla & Mukherjee, 2013)
- Hipoglikemia pada jantung
Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 dihubungkan dengan peningkatan resiko penyakit
jantung. Dari hasil demostrasi beberapa trial didapatakn peningkatan mortalitas pada beberapa
pasien yang memiliki episode berulang hipogikemia. (Karla & Mukherjee, 2013). Hipoglikemi
dihubungkan dengan peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah sitolik, kontraktilitias
myocardial, stroke volume, cardiac output, dan dapat memicu perubahan gelombang ST dan T
dengan pemanjangan dari interval Q, T (slower repolarisation), yang dapat meningkatkan resiko
aritmia. (Yale, 2018)
- Hipoglikemia pada Mata
Hipogikemia dapat menyebabkan gangguan mata pada pasien dengan diabetes, dan telah
dihubungkan dengan gangguan diplopia, penurunan penglihantan, dan sensitifitas kontras. (Karla &
Mukherjee, 2013)

Pengobatan

Tujuan pengobatan pada prinsipnya untuk mengembalikan kadar glukosa darah kembali normal,
sesegera mungkin.

A. Pada penderita hipoglikemia dengan gambaran klinis ringan, sadar, dan kooperatif, penanggulangan
biasanya akan cukup efektif dengan memberikan makanan atau minuman yang manis mengandung
gula dengan pilihan di bawah ini:
 2-3 tablet gulukosa, atau 2-3 sendok teh gula atau madu
 120-175 jus jeruk
 Segelas (+ 200 cc) susu ‘non fat’ (lemak dan coklat akan memperlambat absorpsi glukosa di
usus)
 Setengah kaleng ‘soft drink’ misalnya coca cola, dll.
Pada umumnya dalam 20 menit keadaan hipoglikemia telah teratasi, kadar glukosa kembali normal.
Bila dengan cara di atas tidak teratasi, maka dilanjutkan ke pengobatan tahap lanjut. (Manaf, 2014)

B. Pada hipoglikemi tahap lanjut, terutama yang telah memperlihatkan gejala neuroglikopeni,
memerlukan pengobatan lebih intensif:
 Infus larutan dextrose, dianggap sebagai firs line treatment karena paling efektif dalam waktu
cepat.
 Bila tidak berhasil, ditambahkan suntikan glucagon intravena atau intramuskuler. Biasanya
dalam 10 menit akan mengembalikan keadaan penderita. Glucagon akan lebih efektif apabila
sebelumnya pada penderita masih tersedia cadangan glikogen dan kurang atau tidak efektif
pada mereka yang sebelumnya telah dalam keadaan puasa dalam jangka waktu lama.
 Untuk insufisiensi adrenal, suntikan hidrokortison intramuskuler berperan dalam memacu
proses glukoneognensis.
 Terutama pada anak-anak: suntikan growth hormone
 Jika masih gagal, diaxozide (Proglycem), atau streptozotocin (Zanosar) yang berkhasiat
menekan sekresi insulin oleh sel beta. Diazoxide efektif untuk pengobatan hipoglikemia akibat
sekresi insulin berlebihan oleh tumor
 Tindakan operatif untuk penyebab tumor (insulinoma), atau non islet cel tumor hypogicemia
(NICTH). (Manaf, 2014)

Pencegahan

Penting untuk memberkan pengertian mengenai penyebab kejadian hipoglikemia, gejala yang
ditimbulkannya dan pengetahuan tentang cara mengatasi keadaan tersebut kepada mereka yang
berisiko. Edukasi terhadap penderita diabetes mengenai apa itu diabetes dan apa efek yang ditumbukan
obat-obatan terhadap kadar glukosa darah, haruslah termasuk dalam bagian dari pengelolaan. (Manaf,
2014)

Bibliography
Karla, S., & Mukherjee, J. J. (2013). Hypoglicemia: The neglected complication. Indian J Endocrinol
Metab., 819-834.

Manaf, A. (2014). Hipoglikemi: Pendekatan Klinis dan Penatalaksanaan. In S. Setiati, I. Alwi , A. Sudoyo, &
B. Setiyohadi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. VI (pp. 2355-2358). Jakarta: Interna Publishing.

Yale, J.-F. (2018). Hypoglycemia. Canadian Journal of Diabetes, 104-108.

Anda mungkin juga menyukai