Abortus PDF
Abortus PDF
PENDAHULUAN
sepsis. Hal ini terjadi karena hingga saat ini aborsi masih
1
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Abortus?
1.3 Tujuan
2
1.3.2.7. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari
Abortus
1.4 Manfaat
masalah Abortus
3
BAB II
2.1 Pengertian
2.2 Klasifikasi
2.2.3.1 Pengertian
4
terjadi antara minggu ke 8 sampai 12, lebih jarangn pada trimester II
karena etiologinya mungkin berbeda; diperkirakan bahwa paling tidak
satu dari lima kehamilan berakhir dengan abortus spontan. (Hakimi, 1993,
hal: 19)
2.2.3.3 Etiologi
5
1) Konsepsi abnormal
2) Implantasi abnormal
Defisiensi hormon
5) Infeksi berat
6
Contoh demikian meliputi siphilis, tuberkulosis, listeriosis, infeksi
klamidia, dan cytomegalovirus.
6) Gangguan metabolisme
7) Trauma
8) Faktor imunologik
9) Obat obatan
1) Perdarahan
7
diingat bahwa beberapa wanita tetap mengalami perdarahan implantasi
yang ringan pada awal kehamilan. Hal ini biasanya terjadi pada waktu
yang diharapkan dan mungkin menimbulkan kesulitan dalam
memperkirakan adanya kehamilan.
2) Rasa sakit
Tingkat rasa sakit sangat bervariasi mungkin sangat ringan pada abortus
awal dan tidak lebih berat dari kram pada menstruasi. Rasa sakit
cenderung bersifat kolik (seperti kram) dan menyebar kedepan, tengah,
atau ke punggung.
Pada miss abortion mungkin tidak terdapat gejala kecuali bahwa pasien
tidak lagi merasa hamil atau uterus tidak meningkat ukurannya.
Pasien dengan abortus septik akan merasa tidak enak badan, berkeringat,
rigor, dan nausea terutama jika terjadi septik shock.
3) Syok
8
takikardi. Servikal syok adalah syok yang terjadi akibat tindakannya
produk kehamilan di dalam sehingga menimbulkan rasa sakit yang hebat
dan keaadaan ini dapat diredakan secara cepat dengan pengambilan
jaringan.
4) Dilatasi serviks
5) Pireksia
6) Ukuran uterus
2.2.3.5 Pemeriksaan
9
osterium serviks uteri tertutup ketika perdarahan sudah mereda. Kadang
kadang terjadi bahwa satu dari kehamilan kembar hilang sedangkan
yang lain hidup dan berlanjut sampai akhir kehamilan. Pada kasus- kasus
yang terinfeksi harus dilakukan kultur darah dan usapan endoserviks.
2.2.3.6 Pengobatan
Lain-lain
10
2.5.2 Abortus imminesia (abortus yang mengancam)
2.2.2.1 Komplikasi
1) Perforasi uterus
Hal ini dapat terjadi pada waktu dilatasi. Biasanya yang diperlukan adalah
observasi, tapi bila dicurigai kerusakan maka laparatomy harus dilakukan
dan tiap kerusakan diatasi.
11
2) Infeksi
Hal ini seharusnya jarang terjadi jika memakai teknik asepsis dengan
cermat.
Pengelolaannya
12
1) Usapan harus diambil dari endoserviks
Pada keadaan ini terdapat dilatasi hidropik pada villi korionik.Hal ini
dapat berkisar dari villi hidrofik tanpa tanda pertumbuhan tropoblastik
sampai mola invasive non metastatic (chorio adenoma destruese)
dimana terdapat invasi melewati batas penetrasi biasa.Pada keadaan ini
metastase jinak yang jauh sangat jarang terjadi. Tiga criteria utama
untuk diagnose histologik mola hidati dosa adalah:
3) Proliferasi tropoblast
13
2.2.5.1 Etiologi
2.2.5.2 Gejala-gejala
1) Amenorrhoe
2) Perdarahan
2.2.5.3 Tanda-tanda
1) Pre Eklamsia
2) Hipertiroidisme
Hal ini terjadi akibat produksi tirotropin yang berlebihan oleh jaringan
mola.
14
3) Ukuran uterus
4) Kista ovarium
Kista ovarium lutein dapat timbul akibat stimulasi oleh human chorionic
gonadotropin (-HCG) yang dihasilkan oleh mola.
1) Kehamilan normal
2) Missed Abortion
Perbedaan ini mungkin sulit dikenal biasanya kadar HCG jauh lebih
rendah pada missed abortion.
2.2.5.5 Pemeriksaan
Biasanya kadar HCG sangat tinggi tapi tidak mempunyai nilai diagnostic
bila diperiksa secara tersendiri
15
2) Ultrason Scan
Suatu gambaran badai salju pada ultrason scan adalah khas. Foto
rontgen thorax dilakukan untuk mengesampingkan penyakit metastatic
3) Penyaringan koagulasi
4) Keadaan tiroid
2.2.5.6 Pengobatan
16
2.2.5.7 Follow up
2.2.6 Koriokarsinoma
Keganasan ini jarang terjadi di inggris, biasanya terjadi pada wanita masa
subur sebagai akibat kehamilan.Pada keadaan yang lebih jarang, tumor
ini dapat muncul sebagai neoplasma sel germ (koriokarsinoma non
gestasional).
1) Abortus Imminiens,
17
Merupakan abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan pervaginam,
sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di
dalam uterus.
2) Abortus Insipiens,
3) Abortus Inkomplit,
Dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar rahim dan masih ada yang
tertinggal.
4) Abortus komplit,
Dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus pada kehamilan
kurang dari 20 minggu.
5) Missed abortus,
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih dalam kandungan.
7) Abortus habitualis,
18
(Maryunani, 2009: 18-19)
Uterus lunak
19
Uterus tak
membesar
2.3 Patofisiologi
20
tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberosa; dalam hal ini
amnion tampak berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion
dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses mumifikasi: janin mongering dank arena cairan amnion menjadi
kurang oleh sebab diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus kompressus).
Dalam tingkat lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus
papiraseus).
2.5 Penatalaksanaan
21
1) Tirah baring
4) Hindarkan intercouse
22
yang disertai perdarahan adalah pengeluaran janin atau pengosongan
uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan
kerokan memakai kuret tajam.
3) Bila pasien anemia dapat diberikan sulfas ferous (zat besi) atau
transfusi darah
23
4) Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi
24
2.5.6 Abortus Infeksius dan Abortus Septik
25
WOC
2. Lingkungan
sekitar tempat
Perdarahan desidua
ABORTUS
26
Abortus Abortus Insipien Abortus Abortus Kompletus Abortus Servikalis Missed Abortion
Imminens Imkompletus
DP : GANGGUAN
PERFUSI
JARINGAN
27
28
Abortus Habitus Abortus Septik
Kegagalan Pendarahan
reaksi thd yang
antigen TLX
Penurunan
Kehilangan Hb
janin
Penurunan suplai
DP : oksigen ke
BERDUKA
DP : GANGGUAN
PERFUSI
JARINGAN
29
30
BAB III
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
3.1.1.1 Biodata
Pada wanita hamil dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari
35 tahun. Tingkat pendidikan ibu rendah sehingga tidak mengerti
perawatan pada masa kehamilan. Pekerjaan yang aktivitasnya
berat, misalnya ibu rumah tangga, pegawai pabrik
3.1.1.2 Keluhan Utama
1. Abortus Imminiens,
2. Abortus Insipiens,
3. Abortus Inkomplit,
Dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar rahim dan masih ada
yang tertinggal.
4. Abortus komplit,
5. Missed abortus,
31
Embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum
kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam
kandungan.
7. Abortus habitualis,
Keluhan saat klien pergi ke rumah sakit atau pada saat pengkajian
seperti perdarahan pervaginam yang banyak atau berupa flek
kecoklatan (abortus imminens), meskipun uterus belum terbuka
(abortus imminens), pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
3.1.1.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan, kapan, oleh siapa dan dimana tindakan tersebut
berlangsung misalnya di tempat dukun beranak.
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM,
jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin.
3.1.1.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut
dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit
32
menular yang terdapat dalam keluarga.
3.1.1.6 Riwayat Kesehatan Reproduksi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya,
sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan
menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.
3.1.1.7 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Usia kehamilan sekarang dalam minggu, kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini. Mungkin
pasien pernah mengalami abortus sebelumnya.
3.1.1.8 Data Psikososial dan Spiritual
Emosional ibu belum matang, ibu menganggap kahamilan sebagai
beban. Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, pasien
melakukan kegiatan atau ibadah hanya di atas tempat tidur karena
anjuran untuk tirah baring (bedrest total).
3.1.1.9 Riwayat perdarahan
Sejak kapan, banyaknya, penjelasan tentang perdarahan (apakah
bercampur dengan cairan amnion, darah segar/ darah bekuy, merah tua,
apakah disertai jaringan) frekuensi perdarahan (spoting/ hanya terjadi
satu kali) gejala yang menyertai perdarahan (kram, kembung), tindakan
yang dilakukan untuk mengontrol perdarahan.
33
Sebelum sakit : Pasien beraktivitas yang berat.
Selama sakit : Pasien harus istirahat total dan meningkatkan
kualitas dan kuantitas tidur.
3.1.2.3. Eliminasi
Sebelum sakit : Tidak terdapat gangguan.
Selama sakit : Jika aborsi septik warna urine menjadi keruh
dan jika terjadi pendarahan yang banyak akan
mempengaruhi penurunan volume urine.
3.1.2.4. Hygiene Personal
Sebelum sakit : Tidak terdapat gangguan.
Selama sakit : Segala kebutuhan hygiene personal harus di
tempat tidur dan dibantu oleh perawat atau keluarga.
Frekuensi pembersihan vulva hygiene harus ditingkatkan.
3.2 PemeriksaanFisik
3.2.1 Abortus Imminens
Genetalia: Terdapat pendarahan berupa bercak-bercak
berwarna kecoklatan dari vagina. OUE (Ostium Uterus
Eksterna) masih tertutup.
3.2.2 Abortus Insipien
Mata : Konjungtiva pucat.
Mulut : Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, gigi tidak
terdapat karies.
Leher : Terdapat pembesaran vena jugularis, terdapat otot
bantu nafas.
Dada : Simetris, ada retraksi dada.Payudara :
34
hyperpegmentasi pada aereola, puting menonjol,
colosrum +/+.
Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
menurun, DJJ (-).
Genetalia : perdarahan banyak
Ekstremitas : CRT > 2 detik, akral dingin, inspeksi edema,
reflek patela (-).
3.2.3 Abortus Inkompletus
Mata : Konjungtiva pucat
Mulut : Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, gigi tidak
terdapat karies.
Leher : Terdapat pembesaran vena jugularis, terdapat otot
bantu nfas.
Dada : Simetris, ada retraksi dada.Payudara :
hyperpegmentasi pada aereola, puting menonjol, colosrum
+/+.
Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
menurun, DJJ (-).
Genetalia : Perdarahan banyak karena ada sisa tertinggal di
dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis
terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau
kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Ekstremitas : CRT> 2 detik, akral dingin, inspeksi edema,
reflek patela (-)
3.2.4 Abortus Kompletus
Kepala : Pada kepala tidak mengalami gangguan.
Mata: Anemisjikaterjadibanyakpendarahan, tidak icterus.
Mulutdangigi : Mukosabibirlembab, tidakadakariesgigi.
35
Leher : Pada leher tidak mengalami gangguan.
Thorak : Pola pernafasan terhadap kedalaman dan
kesimetrisan.
Abdomen :Tinggi dan besarnya sudah mengecil(abortus
tidak komplit, abortus komplit dan abortus
missed), fundus uteri tidak teraba di atas simfisis.
Vulva : Inspeksi : Adanya perdarahan pervagina.
Pemeriksaan dalam :Serviks uteri masih
tertutup(abortus mengancam, komplit dan
missed).
Ekstrimitas: Inspeksi : adanya edema pada
tungkai, kaji ketuk lutut dan amati ada tidaknya
reflek atau gerakan pada kaki bawah.
TTV : JikaterjadibanyakperdarahanTD <120/80 mmHg,
nadi : <60x/menit, akral dingin, CRT >2detik ,
sianosis.
3.2.5 Abortus Servikalis
Kepala : pada kepala tidak mengalami gangguan.
Mata : anemisjikaterjadibanyakpendarahan, tidak
icterus.
Mulutdangigi : mukosabibirlembab, tidakadakariesgigi.
Leher : pada leher tidak mengalami gangguan.
Thorak : pola pernafasan terhadap kedalaman dan
kesimetrisan.
Abdomen : fundus uteri teraba di atas simfisis.
Vulva : Inspeksi : adanya perdarahan pervagina.
Pemeriksaan dalam:Serviks uteri masih
tertutup(abortus mengancam, komplit dan
36
missed)
Ekstrimitas : Inspeksi : adanya edema pada tungkai,
kaji ketuk lutut dan amati ada tidaknya reflek
atau gerakan pada kaki bawah.TTV :
JikaterjadibanyakperdarahanTD <120/80
mmHg, nadi : <60x/menit, akral dingin, CRT
>2detik , sianosis.
Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab, karies gigi, lidah kotor.
37
-/-.Auskultasi: Bunyi napas vesikuler.
Abdomen: Inspeksi: Pembesaran perut tidak
sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada strae
gravidarum linea, tes kehamilan negatif.
Palpasi: TFU tidak teraba. Auskultasi: DJJ
tidak terdengar (-). Genitalia: Tidak ada
pengeluaran pervagina, tidak ada varises pada
vagina. Ekstremitas: Inspeksi: Tidak ada udem,
tidak ada varises.Perkusi : Refleks patela +/+.
3.2.7 Abortus Habitualis
Kepala : Rambut bersih, warna hitam, distribusi
rambut merata, tidak ada benjolan pada kulit
kepala.
Wajah : Pada area mata tidak terdapat udem pada
palpebra, nampak anemis, adanya cloasma
gravidarum, hidungtidak terdapat polip pada
hidung, cuping hidung simetris, jika terjadi
anemis terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab, karies gigi, lidah kotor.
Leher : Terdapat pembesaran vena jugularis.
Dada: Inspeksi : Pergerakan dada simetris.
38
Genitalia : Inspeksi: Keluaran pervagina yang banyak
bercampur amnion, jaringan. Palpasi: Ketuban
menonjol.
39
Genitalia : Perdarahan pervagina yang berbau.
Eksteremitas : Inspeksi: Tidak terdapat udem, tidak terdapat
varises.Perkusi: Jika infeksi disebabkan oleh
sisa-sisa plasenta atau jaringan pada
kehamilan sebelumnya refleks patela -/- .
3.3 Diagnosa Keperawatan
3.3.1 Abortus Imminens
3.3.1.1 Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus.
3.3.1.2 Ansietas berhubungan dengan kecemasan kondisi akibat
dari adanya bercak-bercak kecoklatan pada masa kehamilan.
3.3.2 Abortus Insipien
3.3.2.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai
oksigen ke jaringan menurun akibat dari pendarahan.
3.3.3 Abortus Inkompletus
3.3.3.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai
oksigen ke jaringan menurun akibat dari pendarahan.
3.3.3.2 Nyeri berhubungan dengan tindakan kuretase.
3.3.3.3 Berduka berhubungan dengan kehilangan janin.
3.3.4 Abortus Kompletus
3.3.4.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai
oksigen ke jaringan menurun akibat dari pendarahan.
3.3.4.2 Nyeri berhubungan dengan tindakan kuretase.
3.3.4.3 Berduka berhubungan dengan kehilangan janin.
3.3.5 Abortus Servikalis
3.3.5.1 Berduka berhubungan dengan kehilangan janin.
3.3.6 Missed Abortus
3.3.6.1 Berduka berhubungan dengan kehilangan janin.
3.3.6.2 Ansietas berhubungan dengan stress akibat ibu
40
mengetahui janin sudah meninggal di dalam rahim.
3.3.7 Abortus Habitualis
3.3.7.1 Berduka berhubungan dengan kehilangan janin
akibat dari kegagalan reaksi terhadap antigen TLX.
3.3.8 Abortus Septic
3.3.8.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
suplai oksigen ke jaringan menurun akibat dari pendarahan.
41
Kemampuan klien dan keluarga beradaptasi dapat
mengurangi rasa berduka sehingga tidak mengganggu
peran dalam kehidupan.
3) Memberikan penenangan, dan penerimaan, dan dorongan
dalam periode sters. R/ Memberikan motivasi kepada klien
dan keluarga sehingga, dapat keluar dari ancaman stres.
4) Meningkatkan ikatan dan kesatuan keluarga. R/ Partisipasi
keluarga dalam memberikan motivasi dapat mengurangi
rasa duka yang dialami oleh klien.
5) Pantau kemampuan klien dalam melewati masa duka cita.
R/ Menandai duka cita yang dialami oleh klien.
3.4.2 Ansietas berhubungan dengan dengan stress; kondisi diri dan
janin.
Tujuan: Ibu menunjukkan ansietas berkurang setelah dilakukan
tindakan keparawatan dengan kriteria hasil:
1) Tingkat ansietas ringan sampai sedang
2) Mampu mengendalikan diri terhadap ansietas
Intervensi :
1) Jelaskan prosedur dan arti gejala. R/ Pengetahuan dapat
membantu menurunkan rasa takut dan meningkatkan rasa
kontrol terhadap situasi.
2) Berikan informasi secra verbal dan tertulis serta beri
kesempatan klien untuk mengajukan pertanyaan. R/
Pengetahuan akan membatu ibu untuk mengatasi apa
yang sedang terjadi dengan lebih efektif. Informasi
sebaiknya tertulis, agar nantinya memungkinkan ibu untuk
mengulang informasi akibat tingkat stres, ibu mungkin
tidak mengasimilasi informasi. Jawaban yang jujur dapat
42
meningkatkan pemahaman dengan lebih baik serta
menurunkan rasa takut.
3) Dengarkan masalah ibu dengan saksama. R/
Meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi dan
memberikan kesempatan pada ibu untuk mengembangkan
solusi sendiri.
4) Diskusikan tentang situasi dan pemahaman tentang
situasi dengan ibu dan pasangan. R/ Memberi informasi
tentang reaksi individu terhadap apa yang terjadi
5) Libatkan ibu dalam perencanaan dan berpartisipasi dalam
perawatan sebanyak mungkin. R/ Menjadikan mampu
melakukan sesuatu untuk membantu mengontrol situasi
sehingga dapat menurunkan rasa takut.
6) Pantau respons verbal dan nonverbal ibu dan pasangan.
R/ Menandai tingkat rasa takut yang sedang dialami
ibu/pasangan.
3.4.3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai
oksigen menurun akibat dari pendarahan.
Tujuan: Ibu menunjukkan perbaikan perfusi jaringan selama
tindakan keperawatan dengan kriteria hasil:
1) Tingkat kesadaran meningkat (komposmentis)
2) Pendarahan tidak terjadi (abortus imminens)
3) Tekanan darah normal (sistole: 110-120mmHg/diastole:
80-90mmHg)
4) Nadi normal (60-100x/menit)
5) Suhu normal (36,50C-37,50C)
6) Akral hangat
7) Tidak pucat
43
Intervensi :
1) Jelaskan terjadinya perdarahan. R/ akibat terjadinya
perdarahan karena adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus,
sehingga menimbulkan rasa mules dan perdarahan
bertambah.
44
5) RR 16-20x/menit
Intervensi :
1) Jelaskan penyebab nyeri. R/ nyeri disebabkan karena
adanya kontraksi pada uterus untuk meningkatakan koping
klien dalam mengatasi nyeri.
45
perfusi pada plasenta
9) Observasi keadaan umum dan TTV (TD, nadi, RR) tiap 3 jam.
R/ TD, nadi, RR terutama akan meningkat bila pasien
merasa nyeri dan untuk mengetahui aapakah nyeri
berkurang.
46