Anda di halaman 1dari 14

[Type text]

FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK


MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP
PADA LAPANGAN TERINTEGRASI

Oleh : Agus Sugiharto, ST. MT *)

ABSTRAK

Tahapan tahapan dalam memproduksikan minyak dari reservoir dimulai dengan


proses perolehan primer, perolehan sekunder, dan perolehan tersier. Proses primer
memanfaatkan energi alami reservoir dan menambahkan artificial lift (baik ESP, Sucker
Rod Pump,Gas Lift) atau dengan metode lain untuk memproduksi minyak. Proses
secara sekunder dengan menginjeksikan fluida tak tercampur seperti air atau gas baik
untuk mendesak minyak agar bisa naik ke permukaan atau bisa disebut juga pressure
maintenance. Dan untuk proses yang terakhir adalah proses tersier dengan cara
menginjeksikan fluida tercampur untuk memaksimalkan perolehan minyak atau yang
lazim disebut metode Enhanced Oil Recovery (EOR)
Studi ini menekankan pada pemodelan reservoir heterogen, fluida berupa black oil
model dengan jenis heavy oil and gas dan batuan berupa consolidated sandstone
sehingga asumsinya tidak ada masalah kepasiran selama proses produksi fluida ke
permukaan. Reservoir ini mempunyai Original Oil In Place (OOIP) sebesar 28.648.828
STB, dimana data ini didapat dari Simulasi Petrell, yang dijadikan acuan perhitungan
Recovery Factor perolehan minyak. Sumur pada model reservoir diproduksikan secara
natural dan kemudian dioperasikan dengan ESP dapat digunakan untuk memperkirakan
waktu operasi dari sebuah reservoir pada laju produksi tertentu. Model reservoir juga
dapat digunakan untuk memilih spesifikasi ESP yang dapat beroperasi pada laju
produksi sesuai dengan spesifikasinya, dengan menggunakan kriteria rancangan pada
laju produksi optimum sehingga dapat beroperasi untuk selang waktu produksi jangka
panjang. Model terpadu dapat digunakan untuk menyusun jadwal operasional dari
sebuah sumur.
Dari hasil perhitungan diperoleh Recovery Factor sebesar 11,52 % atau total
produksi kumulatif 3,300,100 STB dari OOIP (Original Oil In Place) sebesar 28,648,828
STB. Rentang waktu operasional sumur adalah 3296 sampai dengan 3631 hari atau
sekitar 10 tahun, maka hal inilah yang dijadikan dasar penentuan waktu operasional
secara primary recovery untuk lapangan ini.

Kata kunci : optimasi produksi, ESP

I. LATAR BELAKANG MASALAH produksi optimal dari suatu lapangan


Dalam studi ini penulis akan terintegrasi. Hasil dari analisa ini adalah
mencoba melakukan analisa optimasi untuk mengetahui apakah sebuah sumur
produksi minyak secara natural dalam bisa diproduksikan secara optimal
jangka waktu tertentu sampai produksi dengan menggunakan ESP sebagai
minyak dianggap tidak mampu mengalir artificial lift dengan mempertimbangkan
secara natural dan kemudian diikuti kemiringan, heterogenitas, sifat-sifat
dengan penggunaan ESP (Electic petrofisik, mekanisme pendorong
Submersible Pump) untuk memperoleh reservoir, saturasi minyak sisa, dan hal
1
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

hal lain yang ikut diperhatikan dalam Skenario awal reservoir akan
studi ini. diproduksikan secara natural sampai
Dalam upaya peningkatan jangka waktu tertentu sampai dianggap
pengurasan cadangan yang dinilai masih tidak mampu berproduksi, kemudian
cukup besar tersebut perlu dilakukan dilakukan pemasangan ESP agar sumur
studi penerapan metode pengurasan dapat diproduksikan pada laju produksi
lebih lanjut, dalam hal ini metoda tertentu.
optimasi penggunaan ESP sebagai
pertimbangan layak atau tidaknya usaha IV. CARA KERJA DAN
ini dilakukan . PERALATAN ESP (ELECTRICAL
SUBMERSIBLE PUMP)
II. TUJUAN PENELITIAN a. Cara Kerja Pompa Electric
Berdasarkan latar belakang Submersible
masalah di atas akan dilakukan studi dan Salah satu cara untuk mengalirkan
analisa tentang optimasi produksi untuk minyak bumi dari dalam perut bumi
tujuan sebagai berikut : adalah dengan bantuan alat berupa suatu
1. Memproduksikan reservoir secara pompa yang dibenamkan dalam fluida
natural flowing sampai batas waktu minyak yang mempunyai kedalaman
tertentu dan kemudian diganti dengan yang sangat jauh dari permukaan tanah
penggunaan artificial lift yang sesuai. (deep well) dan diameter lubang yang
2. Memilih jenis ESP yang beroperasi sangat kecil. Dalam pemilihan pompa
dalam selang waktu yang panjang ESP tentunya dipertimbangkan secara
pada kisaran laju produksi optimum teknis maupun ekonomis, serta
sesuai dengan kemampuan reservoir disesuaikan dengan kondisi sumur yang
serta memenuhi persyaratan operasi ada. Penggunaannya antara lain untuk
ESP. hal hal sebagai berikut :
3. Menghitung peningkatan Recovery Untuk sumur produksi atau sumur
Factor perolehan minyak dan injeksi pada proyek water flood
menentukan jangka waktu operasi Sangat sesuai untuk sumur-sumur di
untuk pompa ESP yang dipilih. lepas pantai
Fluida produksi dengan kandungan
III. METODOLOGI PENELITIAN pasir yang rendah
Penelitian diawali dengan Untuk mempermudah
membangun model sistem sumur yang penanggulangan scale.
terpadu mulai dari pemodelan reservoir, Untuk memompa cairan dalam jumlah
sumur, flowline, dan separator. yang besar.
Pemodelan reservoir dilakukan dengan Gas oil ratio rendah dan viskositas
menggunakan Simulator Petrell dan yang tinggi
Eclipse dengan menggunakan batasan- Untuk sumur yang mempunyai
batasan tertentu. Selanjutnya dibuat masalah paraffin
model fasilitas produksi dengan
Untuk sumur miring atau vertikal
menggunakan Simulator Pipesim yang
ESP memiliki beberapa
terdiri dari sumur dengan tubing, flowline,
kelemahan, yaitu biaya operasi yang
dan separator. Model reservoir dan
relatif tinggi, hal ini dikarenakan oleh
model fasilitas produksi diintegrasikan
efisiensi yang rendah (55%-60%) dari
dengan menggunakan Simulator FPT
energi yang masuk ke dalam sistem,
(Field Planning Tool).
teknologi yang rumit, dan resiko
kerusakan kabel pada waktu

2
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

memasukkan peralatannya ke dalam Secara umum peralatan ESP


lubang sumur, serta banyak ESP yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
hanya tahan beroperasi antara 1-3 bulan peralatan di atas permukaan dan di
saja. bawah permukaan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.
b. Peralatan Pompa ESP

Gambar 1 Sistem ESP bawah dan atas permukaan

Peralatan Atas Permukaan fluida menyebabkan aliran radial


a) Kepala Sumur (wellhead) sehingga fluida meninggalkan impeller
b) Junction Box dengan kecepatan tinggi dan diarahkan
c) Switchboard kembali ke impeller berikutnya oleh
d) Transformer diffuser. Proses terus berjalan hingga
e) Kabel permukaan mencapai impeller pada tingkatan
Peralatan Bawah Permukaan terakhir. Fluida produksi akan melewati
a) Pompa impeller-impeller yang disusun berurutan
b) Seal Section/Protector/Equalizer dan setiap tingkat akan meningkatkan
c) Electric Motor tekanan (head). Head total yang terjadi
d) Intake adalah jumlah masing-masing head yang
e) Power Kabel terbentuk di setiap impeller.
f) Check Valve dan Drain Valve
g) Centralizer d. Penyebab-Penyebab Kegagalan
pada Operasi ESP
c. Kondisi Kerja Optimum ESP Pada penelitian ini sistem
ESP mempunyai sifat seperti reservoir, sumur ESP, dan fasilitas
pompa sentrifugal bertingkat. Setiap permukaan diasumsikan beroperasi
tingkat (stage) terdiri dari impeller dan dengan baik dan tidak memperhitungkan
diffuser. Dalam operasinya, fluida faktor-faktor yang dapat menggangu
diarahkan ke dasar impeller dengan arah operasi tersebut. Namun berikut ini akan
tegak. Gerak putar diberikan pada cairan adalah hal-hal yang dapat menyebabkan
oleh sudu-sudu impeller. Gaya sentrifugal

3
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

rentang waktu operasi ESP lebih pendek dipertimbangkan pada optimasi rentang
dari yang seharusnya. waktu operasi ESP, yaitu :
Hal-hal tersebut antara lain : Kecepatan laju produksi 1feet/detik
Desain ESP yang tidak tepat Letak kedalaman ESP
Kualitas yang buruk pada peralatan
ESP yang digunakan V. PEMODELAN TERPADU PADA
Korosi pada peralatan pompa dan LAPANGAN TERINTEGRASI
motor housing Pemodelan terpadu merupakan
Pengendapan scale pada motor dan gabungan dari reservoir dan model
stage pompa fasilitas produksi di permukaan. Pada
Kepasiran tesis ini reservoir dimodelkan dengan
Temperatur reservoir yang terlalu menggunakan Simulator PETREL dan
tinggi ECLIPSE, sedangkan fasilitas produksi
Gas masuk ke dalam pompa yang mencakup sumur produksi hingga
ke separator dimodelkan dengan
e. Parameter-Parameter Optimasi menggunakan simulator PIPESIM dan
Rentang Waktu Operasi ESP dan diintegrasikan dengan FPT (Field
Desain ESP yang tepat akan Planing Tools).
menetapkan pompa untuk beroperasi
pada kisaran laju alir optimumnya, a. Pemodelan Reservoir Dengan
dimana laju alir tersebut disesuaikan Simulator PETREL
dengan kemampuan reservoir. Desain Reservoir dimodelkan dengan
ESP membutuhkan data yang akurat, menggunakan data konseptual dimana
antara lain tekanan reservoir, indeks sifat fisik batuan reservoir heterogen,
produktivitas sumur, data fluida reservoir, terdapat aquifer yang terletak di bawah
dan lain-lain. Berikut ini adalah reservoir dan sumur produksi sebanyak 4
parameter-parameter yang buah. Reservoir dianggap multi fasa
sebagai black oil and gas dengan
tekanan buble point sebesar 1800 psi.

Gambar 2 Reservoir dan Komplesinya


Data pada Simulator PETREL data sifat fisik batuan reservoir. Data
adalah data fluida reservoir (PVT) dan sifat fisik fluida (minyak dan air) reservoir

4
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

meliputi formation volume factor (Bo), Tabel 1 Data Geometri Reservoir


viskositas (o), dan kelarutan gas dalam Jenis Ukuran
minyak (Rs). Sedangkan data sifat fisik Bentuk reservoir Cartesian
batuan reservoir meliputi data saturasi Dimensi 80x80x8
dan permeabilitas relatif air-minyak, Ukuran grid x,y (feet) 2500
porositas, dan permeabilitas batuan. Ukuran grid z (feet) 10
Model reservoir diproduksi melalui empat Ketebalan reservoir (feet) 80
(4) sumur produksi pada laju produksi Luas reservoir (acre) 734
Puncak lapisan reservoir (feet) 5000
yang konstan untuk periode produksi
tertentu. Parameter penting hasil
Tabel 2 Data Reservoir
simulasi reservoir antara lain tekanan
Pr (psi) 2300
reservoir (Pws), tekanan alir dasar
Pb (psi) 1800
sumur (Pwf), watercut, dan Productivity
Index (PI). Keempat parameter tersebut Tr (oF) 170
akan menjadi data penting sebagai input WOC (feet) 5070
model fasilitas permukaan (PIPESIM).

Gambar 3 Permeabilitas Relatif Air Minyak

Gambar 4 Permeabilitas Relatif Gas Minyak

5
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

Tabel 3 Porositas dan Permeabilitas Batuan


Parameter Value
Porositas (%) 22
Permeabilitas XY 157
Permeabilitas Z 15,7

b. Teori Dasar Produktivitas produksi dq dengan perubahan tekanan


Formasi alir dasar sumur, dPwf.
Produktivitas formasi adalah dq
PI = (2-2)
kemampuan suatu formasi untuk dPwf
memproduksikan fluida yang ada didalam
reservoir pada kondisi tekanan tertentu.
Inflow Performance Relationship
Pada umumnya sumur-sumur baru
(IPR)
mempunyai tenaga pendorong alami
Kurva IPR Satu Fasa
yang mampu mengalirkan fluida
Persamaan aliran fluida dalam media
hidrokarbon dari reservoar ke
berpori untuk kondisi aliran radial dalam
permukaan. Parameter-parameter yang
satuan lapangan berbentuk:
menyatakan nilai dari sebuah
k o h (Pe Pwf )
produktivitas formasi adalah index
produktivitas (PI) dan Inflow Performance q O = 0,007082 (2-3)
Relationship (IPR). o BO ln (re / rw )
Keterangan :
Indeks Produktivitas q = Laju aliran fluida, bbl/hari
Indeks produktivitas (PI) qo = Laju aliran fluida dipermukaan,
merupakan indeks yang digunakan untuk STB/d
menyatakan kemampuan suatu formasi h = Ketebalan lapisan, ft
untuk berproduksi pada suatu beda k = Permeabilitas batuan, md
tekanan tertentu atau merupakan o = Viscositas minyak, cp
perbandingan antara laju produksi yang Bo = Faktor volume formasi minyak,
dihasilkan formasi produktif pada saat bbl/STB
drawdown test yang merupakan beda Ps = Tekanan static reservoar, psi
tekanan dasar sumur saat kondisi statis Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
(Ps) dan saat terjadi aliran (Pwf). PI ini Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
bisa dituliskan dalam bentuk persamaan : Pe = Tekanan formasi pada jarak re,
q psi
PI = J = STB/Day/Psi (2-1) re = Jari-jari pengurasan sumur, ft
(Ps Pwf )
rw = Jari-jari sumur, ft
Jarang sekali ada fluida formasi
dengan satu fasa, bila tekanan reservoar
Kurva IPR Dua Fasa
ini nilainya dibawah tekanan bubble point
Untuk membuat persamaan kurva IPR
minyak, dimana gas yang semula terlarut
dua fasa, vogel mengembangkan
akan terbebaskan dan membuat fluida
persamaan hasil regresi yang sederhana
menjadi dua fasa. Menurut Muskat,
dan mudah pemakaiannya, yaitu :
bentuk IPR pada kondisi tersebut 2
melengkung, sehingga PI menjadi suatu qt Pwf Pwf
= 1 0,2 0,8 (2-4)
perbandingan antara perubahan laju qt ,max Pr Pr

6
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

Keterangan : yang harus disediakan meliputi Watercut,


qt = rate produksi pada Pwf GOR, Spesific Gravity gas, minyak, dan
tertentu, BOPD air, yang akan digunakan untuk
qtmax = rate produksi maksimum memperkirakan sifat-sifat fisik minyak,
@Pwf = 0, BOPD gas dan air. Gambar dibawah ini adalah
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi contoh format masukan data fluida
Pr = tekanan reservoir, psi reservoir pada Simulator PIPESIM.
Qo = laju produksi minyak, STB/D Pemodelan sistem sumur dengan
Qo max = laju prodiksi minyak pengangkatan buatan, dalam hal ini ESP,
maksimum, STB/D dapat dilakukan dengan menggunakan
Simulator PIPESIM, dimana kelakuan
c. Pemodelan Untuk Fasilitas produksi sumur dengan ESP terhadap
Produksi dengan Simulator waktu dapat diperkirakan. Perubahan
PIPESIM kelakuan produksi sistem sumur dengan
PIPESIM adalah simulator yang ESP yang dipengaruhi oleh perubahan
digunakan untuk memodelkan suatu tekanan reservoir, peningkatan watercut,
sistem sumur produksi mulai dari dasar penurunan GOR, letak kedalaman
sumur, sistem pemipaan di permukaan pompa, jenis dan ukuran pompa, jumlah
sampai dengan separator. Simulator ini stage pompa dapat disimulasikan. Untuk
dapat menghitung profil temperatur dan dapat mengetahui kelakukan produksi
tekanan dari titik ke titik sepanjang pipa sistem sumur tersebut data tentang
mulai dari sumur sampai separator. Data spesifikasi ESP perlu dimasukan.

Gambar 5 Input Untuk Sifat Fisik pada Black Oil

7
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

Gambar 6 Input Untuk Desain ESP

Jaringan pipa antara kepala sumur


sampai ke separator dapat dimodelkan
dengan menggunakan Simulator
PIPESIM mulai dari kepala sumur,
sampai ke separator. Branch
merepresentasikan panjang pipa yang
menghubungkan dua fasilitas di
permukaan antara wellhead dengan
separator. Gambar dibawah ini
menunjukkan jaringan pipa dari kepala
sumur sampai ke separator. Sink pada
separator menunjukkan ujung akhir dari
jaringan pipa. Dalam pemodelan jaringan Gambar 7 Sistem Sumur Produksi Pada
pipa ini dianggap bahwa kedudukan pipa Lapangan Terintegrasi
horisontal dengan panjang flowline 1000
feet dan diameter 3 inch. Tekanan pada VI. OPTIMASI PRODUKSI SUMUR
sumur sebesar 2300 psi pada kedalaman DENGAN MENGGUNAKAN
5000 feet dimana fluida produksi dialirkan ESP PADA LAPANGAN
melalui tubing 3 inch, dan tekanan di TERINTEGRASI
separator (sink) sebesar 200 psi. Untuk Penelitian ini dimulai dari
mengetahui kemampuan sumur maka pemodelan reservoir (dengan simulasi
dilakukan nodal system analysis dengan Petrel dan Eclipse) hingga pemodelan
tekanan pada kepala sumur sebesar 210 fasilitas produksi di permukaan (simulasi
psi. Pipesim), kedua model tersebut
diintegrasikan dengan menggunakan
FPT (Field Planing Tools). Gambaran
skema sistem terpadu dari reservoir
hingga ke separator ditunjukkan oleh
gambar dibawah ini.

8
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

pada simulasi Petrel dan Eclipse dan


Tabel Produksi kumulatif secara Natural
Flow dengan menggunakan integrasi
FPT pada masing masing sumur.
Pada penelitian ini model reservoir
dirun selama 5 tahun pada laju alir setiap
sumur sebesar kurang lebih 1000
STB/hari (40 % dari IPR awal), 1200
STB/hari (50 % dari IPR awal) dan 1500
STB/hari (60 % dari IPR awal) dengan
kedalaman perforasi 5010-5030 feet.
Dibawah ini adalah data hasil run dengan
Gambar 8 Skema Optimasi Produksi FPT untuk laju alir pada tiap skenario
Terpadu produksi

Berikut ini adalah data gambar dari IPR


awal yang diperoleh dari data welltest

Tabel 4 Data Hasil Welltest Pada Masing-Masing Sumur

DATA SUMUR
P1 P2 P3 P4
Q welltest (STB/D) 2000 2000 2000 2000
Pwf (Psi) 909 929 943 961
Pws (Psi) 2280 2279 2279 2278
Qmax (STB/D) 2522 2546 2563 2586
Q 40% dari QMax (STB/D) 1007 1016 1023 1032
Q 50% dari QMax (STB/D) 1258 1270 1279 1290
Q 60% dari QMax (STB/D) 1510 1524 1535 1549

Tabel 5 Produksi Kumulatif Minyak untuk Q sebesar 40 % dari IPR


LAJU RENTANG WAKTU PRODUKSI MINYAK
SUMUR PRODUKSI OPERASI KUMULATIF
(STB/DAY) (HARI) (STB)
1 1007 762 303,800
2 1016 762 300,200
3 1023 762 283,300
4 1032 762 306,700
TOTAL KUMULATIF PRODUKSI 1,194,000

9
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

Tabel 6 Produksi Kumulatif Minyak untuk Q sebesar 50 % dari IPR


LAJU RENTANG WAKTU PRODUKSI MINYAK
SUMUR PRODUKSI OPERASI KUMULATIF
(STB/DAY) (HARI) (STB)
1 1258 762 303,600
2 1270 762 295,500
3 1279 762 274,400
4 1290 762 305,500
TOTAL KUMULATIF PRODUKSI 1,179,000

Tabel 7 Produksi Kumulatif Minyak untuk Q sebesar 60 % dari IPR


LAJU RENTANG WAKTU PRODUKSI MINYAK
SUMUR PRODUKSI OPERASI KUMULATIF
(STB/DAY) (HARI) (STB)
1 1510 642 284100
2 1524 642 276400
3 1535 642 259100
4 1549 642 291700
TOTAL KUMULATIF PRODUKSI 1,111,300

Dari hasil produksi kumulatif diatas tanpa pemasangan ESP. Tabel dibawah
untuk natural flow maka akan didapat ini adalah data pada saat sumur tidak
hasil terbesar pada laju produksi sebesar mampu lagi mengalirkan fluida ke
40 % dari IPR awal untuk rentang waktu permukaan.
762 hari, maka dari itu data inilah yang
akan digunakan untuk membuat skenario Tabel 8 Data Sumur Tanpa Pemasangan
selanjutnya. Pengembangan model ESP
sumur dan fasilitas permukaan dengan SUMUR
menggunakan Simulator PIPESIM DATA
berdasarkan konfigurasi pipa dan lokasi P1 P2 P3 P4

separator yang diketahui. Selanjutnya Tekanan


1530 1575 1587 1557
Reservoir (Psi)
dirancang model sumur fasilitas
permukaan dan dilakukan perhitungan Water Cut (%) 19.92 22.98 20.48 21.08
analisa sistem nodal dengan
PI (STB/Psi/D) 0.67 0.72 0.62 0.70
menggunakan Simulator PIPESIM.
Kemampuan sumur untuk GOR (SCF/STB) 312 311 312 311
memperoduksikan fluida ke permukaan
Perforasi (ft) 5020 5020 5020 5020
dapat dilihat dengan membuat kurva
inflow dan outflow dengan menggunakan
Dari data diatas, maka akan dipasang
Simulator PIPESIM. Data dan Gambar
ESP pada masing masing sumur dan
dibawah memperlihatkan nodal system
didapat hasil pengolahan data dengan
analysis kedalaman perforasi 5020 feet

10
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

menggunakan simulasi FPT yang akan masing sumur. Pada umumnya ESP
diperlihatkan pada tabel dibawah pada dengan jumlah stage dan daya
keempat sumur dengan variasi ESP yang horsepower yang kecil menghasilkan
berbeda-beda. rentang operasi yang lama dengan
Berdasarkan tabel 9, ESP yang kumulatif produksi yang relatif besar.
beroperasi paling lama adalah Reda Berdasarkan hasil ini akan dilakukan
D400 yaitu 2869 hari untuk semua penjadwalan optimasi produksi mulai dari
sumur. Akan tetapi kumulatif minyak natural flow sampai dengan penggunaan
paling besar berbeda pada masing ESP.

Tabel 9 Spesifikasi ESP, Kedalaman dengan Rentang Waktu Operasi dan Jumlah Produksi
Yang Dihasilkan
Rentang Produksi
Laju
Kedalaman waktu minyak
Sumur Produksi ESP Stage HP
Pompa (ft) operasi kumulatif
(STB/hari)
(hari) (STB)
400 D400 73 8.68 2869 520900
P1 4800 600 DN800 129 24.95 2534 482800
800 DN1100 130 33.1 2778 519000

400 D400 51 5.91 2869 508100


P2 4800 600 DN800 105 20.15 2534 531800
800 DN1100 105 26.24 2778 470800

400 D400 70 8.21 2869 516000


P3 4800 600 DN800 98 17.68 2534 416600
800 DN1100 113 26.32 2778 529600

400 D400 62 7.32 2869 501800


P4 4800 600 DN800 81 15.5 2534 529000
800 DN1100 142 33.35 2778 496300

VII. PENJADWALAN OPTIMASI maupun dengan penggunaan ESP pada


PRODUKSI DAN PERHITUNGAN setiap laju produksi yang direncanakan.
RECOVERY FACTOR Penggunaan ESP ini dilakukan pada saat
a. Penjadwalan Optimasi natural flow yang tidak mampu lagi untuk
Penjadwalan dilakukan memproduksi fluida reservoir.
berdasarkan kepada rencana produksi
dan rentang waktu produksi setiap sumur
yang dilakukan pada saat natural flow

11
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

Tabel 10 Jadwal Optimasi Sumur P1

Laju Rentang Produksi


Tanggal produksi Jenis waktu operasi Minyak
(STB/hari) (hari) Kumulatif (STB)
1/5/2011 1007 Natural Flow 762 303,800
ESP REDA
8/12/2013 400 2869 516,000
D400
Total 3631 819,800

Tabel 11 Jadwal Optimasi Sumur P2


Laju Rentang Produksi
Tanggal produksi Jenis waktu operasi Minyak
(STB/hari) (hari) Kumulatif (STB)
1/5/2011 1016 Natural Flow 762 300,200

8/12/2013 600 ESP DN800 2534 531,800

Total 3631 832,000

Tabel 12 Jadwal Optimasi Sumur P3


Laju Rentang Produksi
Tanggal produksi Jenis waktu operasi Minyak
(STB/hari) (hari) Kumulatif (STB)
1/5/2011 1016 Natural Flow 762 283,300
ESP REDA
8/12/2013 400 2778 529,600
DN1100
Total 3540 812,900

Tabel 13 Jadwal Optimasi Sumur P4


Laju Rentang Produksi
Tanggal produksi Jenis waktu operasi Minyak
(STB/hari) (hari) Kumulatif (STB)
1/5/2011 1016 Natural Flow 762 306,700
ESP REDA
8/12/2013 400 2534 529,000
DN800
Total 3296 835,700

12
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

b. Perhitungan Recovery Factor 3,300,100 STB dari OOIP (Original Oil In


(RF) dan Waktu Kontrak Place) sebesar 28,648,828 STB.
Perhitungan Recovery Factor (RF)
ini didasarkan pada Jumlah produksi . ( )
RF = ( )
100 %
kumulatif minyak yang diperoleh dari
semua sumur yang ada dibagi dengan
Jumlah OOIP (Original Oil in Place). Data
dibawah ini menunjukkan jumlah total
perolehan minyak, rentang waktu
operasional dan Recovery Factor yang Rentang waktu operasional sumur
akan digunakan sebagai dasar waktu diatas adalah 3296 sampai dengan 3631
kontrak. hari atau sekitar 10 tahun, maka hal inilah
Dari data tabel diatas diperoleh yang dijadikan dasar penentuan waktu
Recovery Factor sebesar 11,52 % operasional secara primary recovery
dengan total produksi kumulatif untuk lapangan ini.

Tabel 14 Perhitungan Recovery Factor dan Waktu Kontrak

SUMUR Original Oil


Keterangan In Place
P1 P2 P3 P4 (STB)

Rentang Waktu (hari) 3631 3296 3540 3296


Produksi kumulatif
819800 832,000 812900 835700
(STB)
28,648,828
Total produksi (STB) 3,302,100

Recovery Factor (%) 11.53

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN beroperasi untuk selang waktu


a. Kesimpulan produksi jangka panjang.
1. Sumur pada model reservoir 3. Model terpadu dapat digunakan
diproduksikan secara natural dan untuk menyusun jadwal
kemudian dioperasikan dengan operasional dari sebuah sumur.
ESP dapat digunakan untuk
memperkirakan waktu operasi dari b. Saran
sebuah reservoir pada laju Karena Perolehan Minyak
produksi tertentu. kumulatif masih kecil maka untuk
2. Model reservoir juga dapat kedepannya bisa ditambahkan beberapa
digunakan untuk memilih sumur produksi agar diperoleh Recovery
spesifikasi ESP yang dapat Factor yang lebih besar.
beroperasi pada laju produksi
sesuai dengan spesifikasinya,
dengan menggunakan kriteria
rancangan pada laju produksi
optimum sehingga dapat

13
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 1

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Kermit, E.: The Technology of Artificial Lift Methods Volume 2B dan 4. USA
ECLIPSE Reservoir Simulation, Schlumberger 2005
Field Planning Tool (FPT). Schlumberger 2002.
Guo, Boyun.; Lyons, W. C.;Ghalambor, A.: Petroleum Production Engineering. Elsevier
Science. 2007.
Novinoer, Arie Pramudya. Lokasi Gathering Station Berdasarkan Optimasi Terpadu,
Tesis, Institut Teknologi Bandung, 2000.
Parulian Simbolon, Fernando. Optimasi Penggunaan ESP Dalam Sistem Sumur
Produksi Terpadu, Tesis, Institut Teknologi Bandung, 2010
PIPESIM 2003 Edition I Service Pack 4. Schlumberger 2003
Takacs, Gabor.: Electrical Submersible Pumps Manual, Library of Congress Catalogue in
Publication Data. 1977.

*) Penulis adalah Calon Widyaiswara di Pusdiklat Migas

14

Anda mungkin juga menyukai