0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan4 halaman
Prosedur ini menjelaskan cara pengambilan sampel darah, sputum, urine, dan kateter vena sentral untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas bakteri guna mendiagnosis dan mengevaluasi perawatan pasien di ICU. Sampel-sampel tersebut diambil secara steril dan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan biakan kuman dan uji sensitivitas antibiotik. Hasil pemeriksaan digunakan untuk menegakkan diagnosa dan menentukan terapi yang t
Prosedur ini menjelaskan cara pengambilan sampel darah, sputum, urine, dan kateter vena sentral untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas bakteri guna mendiagnosis dan mengevaluasi perawatan pasien di ICU. Sampel-sampel tersebut diambil secara steril dan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan biakan kuman dan uji sensitivitas antibiotik. Hasil pemeriksaan digunakan untuk menegakkan diagnosa dan menentukan terapi yang t
Prosedur ini menjelaskan cara pengambilan sampel darah, sputum, urine, dan kateter vena sentral untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas bakteri guna mendiagnosis dan mengevaluasi perawatan pasien di ICU. Sampel-sampel tersebut diambil secara steril dan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan biakan kuman dan uji sensitivitas antibiotik. Hasil pemeriksaan digunakan untuk menegakkan diagnosa dan menentukan terapi yang t
PROSEDUR TETAP ------------------------ ---------------- -------------------------- INSTALASI TANGGAL TERBIT DITETAPKAN DIREKTUR RAWAT INTENSIF
Dr. HERIYANTO Mkes
------------------------ NIP 19550929 198403 1 004 1. PENGERTIAN Suatu cara pengambilan baik berupa urin, darah, sputum maupun ujung kateter vena sentral, guna pemeriksaan biakan kuman dan uji sensitivitas antibiotik dari bahan tersebut.
2. TUJUAN Diagnostik : Mencari data pengkajian guna menegakkan
diagnosa medis dan keperawatan. Terapi : Mengevaluasi efisiensi tindakan atau terapi kedokteran / keperawatan. Indikasi : 1. Pasien yang dirawat di ICU selama 3 hari atau lebih. 2. Pasien yang terpasang kateter CVC, peralatan invasif dan non invasif lainnya. 3. Pasien dengan infeksi sistemik atau lokal. 4. Penggunaan antibiotik sebelumnya tidak adekuat. 5. Ada instruksi medis tentang pemeriksaan kultur dan sensitivitas
3. KEBIJAKAN Pemenuhan kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan
4. PROSEDUR KULTUR DAN SENSITIVITAS DARAH
1. Persiapan alat dan bahan : 1. Spuit 5 cc. 2. Alkohol 70 % steril. 3. Botol kultur / batek. 4. Kapas / kassa steril. 5. Torniquet / karet pembendung. 2. Cara kerja : 1. Cuci tangan dan persiapkan alat. 2. Instruksikan pasien untuk meletakkan tangan dan pilih vena yang baik untuk ditusuk. 3. Letakkan torniquet di atas tempat penusukan. 4. Lihat dan palpasi vena dan bersihkan daerah tersebut dengan alkohol 70 % kemudian keringkan 5. Tekan vena yang akan ditusuk dengan jari, kemudian tusuk dibawahnya dengan ketinggian 5 35o, masukkan jarum ke dalam vena. 6. Lepaskan torniquet. 7. Aspirasi spuit sampai didapat darah minimal 5 cc. 8. Tarik jarum dan tekan daerah tusukan dengan kassa steril selama 2 4 menit. 9. Masukkan darah tersebut sebanyak 5 cc ke dalam botol kultur / bactec. Catatan : Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril. KULTUR DAN SENSITIVITAS SPUTUM 1. Persiapan alat : 1. Sarung tangan steril. 2. Mucus extractor steril (selang suction dengan kontainer) atau jika tidak tersedia dengan selang suction dan spuit steril 10 cc. 3. Peralatan suction. 4. Personal : 2 orang perawat. 5. Lokasi : suctioning melalui endotrakeal tube, tracheostomy tube, hidung. 6. NaCl 0,9 % steril, 2 6 cc. 2. Cara kerja : 1. Cuci tangan. 2. Hidupkan mesin suction. 3. Beri oksigen 100 %. 4. Gunakan sarung tangan steril, tangan kiri memegang selang dari alat suction. 5. Instruksikan perawat lain untuk memegang selang dari alat suction. 6. Instruksikan perawat lain untuk membuka mucus extractor dan pegang dengan tangan dan jaga tetap steril. 7. Instruksikan perawat lain untuk memegang ET / ETT dan membuka jalan napas pasien (jika menggunakan ventilator atau oksigen, dilepas terlebih dahulu). 8. Masukkan selang mucus refractor ke dalam jalan napas dalam keadaan menghisap dan setelah sampai di atas karina sedot sputum secara perlahan dengan arah memutar. 9. Jika sputum sulit diangkat karena sputum sangat kental atau sedikit, terlebih dahulu beri NaCl 0,9 % 2 cc, kemudian dibagging dengan O2 100 %, baru dilakukan penghisapan. 10. Jika selang mucus refractor tidak cukup panjang atau terlalu besar, dapat dilakukan penghisapan dengan selang suction steril yang sesuai kemudian selang dipotong dengan gunting steril dan dimasukkan ke dalam spuit 10 cc steril. 11. Jika sudah didapat sputum dalam extraxtor, ikat kedua selangnya dan siap dikirimkan. 12. Turunkan konsentrasi oksigen sesuai dosis semula. 3. Hal-hal yang harus diperhatikan : Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril. KULTUR DAN SENSITIVITAS URINE 1. Persiapan alat dan bahan : 1. Spuit steril 10 cc 2 buah 2. Alkohol 70 % atau betadin. 3. Kassa steril. 4. Sarung tangan steril. 5. Klem. 2. Cara kerja : 1. Klem catheter urine 1 jam. 2. Cuci tangan dan persiapkan alat. 3. Gunakan sarung tangan. 4. Bersihkan ujung catheter dengan alkohol 70 % atau betadine. 5. Aspirasi urine sebanyak 10 cc dengan spuit steril untuk bahan kultur. 6. Alat-alat dibereskan dan cuci tangan. 3. Hal-hal yang harus diperhatikan : Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril. KULTUR DAN SENSITIVITAS KATETER CVP 1. Persiapan alat : 1. Sarung tangan steril. 2. Alkohol 70 %. 3. Spuit steril 10 cc. 4. Forceps steril. 5. Gunting steril. 2. Cara kerja : 1. Cuci tangan, alat disiapkan. 2. Bersihkan kulit disekitar tusukan dan daerah tusukan dengan alkohol 70 %, tidak dengan betadine. 3. Tarik kateter dengan forceps steril, hindari ujung kateter mengenai kulit. 4. Kateter bagian distal (ujung) dipotong sepanjang 5 cm dengan gunting steril dan dimasukkan ke dalam spuit dan dikirim ke mikrobiologi.