Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Xanthelasma adalah kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan
biasanya di sekitar mata, sehingga sering disebut xanthelasma palpebra. Kata xanthos berasal dari
kata Yunani yang berarti kuning dan elasma yang berarti seperti lempengan metal. Meskipun tidak
berbahaya dan tidak menimbulkan nyeri, munculnya xanthelasma dapat mengganggu penampilan dan
dapat dihilangkan. Bila ditemukan dalam jumlah banyak maka disebut xanthelasmata. Kelainan ini
sering ditemukan pada ras Asia dan mereka yang tinggal di daerah Mediterania.1
Xanthelasma atau plaque kekuningan yang sering ditemukan di dekat canthus bagian dalam kelopak
mata, terutama sering ditemukan di kelopak mata atas daripada di kelopak mata bawah. Xanthelasma
palpebra adalah bentuk xanthoma kutaneus yang paling sering ditemui. Xanthelasma biasanya lunak,
semisolid atau calcareous. Sering ditemui simetris, kadang pada 4 kelopak mata sekaligus (kelopak mata
atas, bawah kanan dan kiri). Xanthelasma mempunyai kecenderungan untuk berkembang, bergabung
dan menjadi menetap. Xanthelasma dapat timbul di tubuh mana saja, tetapi lebih sering terlihat di area
kelopak mata. Xanthelasma ini berkembang dari disfungsi metabolism lipid.2,3
Di Amerika Serikat jarang ditemukan xanthelasma. Secara global, xanthelasma juga merupakan kasus
jarang di populasi umum. Pada studi kasus pasien dengan xanthomatosis, xanthelasma lebih sering
dijumpai pada wanita dengan persenan 32% dan 17,4% pada laki-laki. Onset timbulnya xanthelasma
berkisar antara 15 73 tahun dengan puncak pada decade 40 an dan 50 an. Xanthelasma jarang
ditemukan pada anak-anak dan remaja. 2, 5
Di Indonesia sendiri Xanthelasma palpebrarum cukup banyak dijumpai meskipun tidak sebanyak kasus
kelainan kulit yang lain seperti yang disebabkan oleh bakteri atau parasit. Ini mungkin disebabkan juga
banyak masyarakat di indonesia mengkonsumsi bahan yang banyak mengandung lemak, selain bahan
yang mengadung lemak xanthelasma ini juga dapat disebabkan oleh keturunan.

1.2. TUJUAN PENULISAN


Referat ini disusun agar penulis dan pembaca dapat mengetahui lebih jauh tentang hal yang
berhubungan dengan Xanthelasma palpebrarum. Selain itu, refereat ini disusun untuk memenuhi syarat
koasisten di stase kulit dan kelamin RSUD Setjonegoro Wonosobo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI
Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling sering dijumpai
dari beberapa tipe klinik xantoma yang dikenal. Selain itu Xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan
kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga
sering disebut xanthelasma palpebra. 1,6

2.2. ETIOLOGI
Setengah pasien xanthelasma mempunyai kelainan lipid. Erupsi Xanthomas dapat ditemui pada
hiperlipidemia primer dan sekunder. Kelainan genetic primer termasuk dislipoproteinemia,
hipertrigliseridimia dan defisiensi lipase lipoprotein yang diturunkan. Diabetes yang tidak terkontrol juga
menyebabkan hiperlipidemia sekunder. Xanthelasma juga bisa terjadi pada pasien dengan lipid normal
dalam darah yang mempunyai HDL kolesterol rendah atau kelainan lain lipoprotein. 2

2.3. PATOFISIOLOGI
Setengah dari kelainan ini berhubungan dengan kenaikan plasma lipid dalam darah. Beberapa terjadi
dengan perubahan komposisi atau struktur lipoprotein, seperti HDL (high density lipoprotein). Gangguan
ini sering ditemui pada pasien dengan hiperlipidemia tipe II dan tipe IV. 2
2.4. MORTALITAS DAN MORBIDITAS
Lesi ini tidak berpotensial menjadi ganas.2
2.5. GEJALA KLINIS
Timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata Ukuran xanthelasma bervariasi
berkisar antara 2 30 mm., adakalanya simetris dan cenderung bersifat permanen.
Pasien tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika. Xanthelasma atau xanthelasma
palpebra biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata atas. Lesi berwarna kekuningan dan lembut
berupa plaque berisi deposit lemak dengan batas tegas. Lesi akan bertambah besar dan bertambah
jumlahnya. Biasanya lesi-lesi ini tidak mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis harus diperiksa
bila ditemukan. 2, 5
Gambar UKK

Gambar 1. (Gambar xanthelasma palpebra pada stadium awal berupa lesi kuning keputihan)5

Gambar 2. (Gambar xanthelasma terdapat lesi berwarna kekuningan dengan batas tegas di kelopak
mata bagian dalam) 5

Gambar 3. (Gambaran Xanthelasma palpebra simetris di kedua kelopak mata)5


Gambar 4. (Gambar xanthelasma palpebra berupa benjolan warna kuning keputihan)5

Gambar 5.(Gambar xanthelasma palpebra menunjukkan gambaran plaque kekuningan di kelopak mata
bagian tengah)5

2.6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid, maka disarankan untuk
pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan LDL. Xanthelasma biasanya dapat didiagnosa dengan jelas secara
klinis dan jarang kelainan lain memberi gambaran klinis sama. Jika ada keraguan, eksisi bedah dan
analisis patologi sebaiknya dilakukan. 2

2.7. PEMERIKSAAN HISTOLOGI


Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan histiosit dengan deposit lemak
intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. Lipid utama yang disimpan pada hiperlipidemia dan
xanthelasma normolipid adalah kolesterol. Kebanyakan kolesterol ini adalah yang teresterifikasi. 2

2.8. DIAGNOSA BANDING


Penyakit lain yang perlu diperhatikan pada pasien dengan xanthelasma:2
Familial hypercholesterolemia types IIa and IIb
Familial dysbetalipoproteinemia type III
Familial hypertriglyceridemia type IV

Kelainan selain gangguan lipid:2


HDL rendah yang dibandingkan dengan LDL yang rendah
Diabetes yang tidak terkontrol yang dihubungkan dengan hypertriglyceridemia
Necrobiotic xanthogranuloma
Tuberous xanthomata
Diffuse planar xanthoma
Orbital lipogranulomata
Juvenile xanthogranulomata
Erdheim-Chester disease
Wegener granulomatosis
Lipoid proteinosis
Primary systemic amyloidosis
Necrobiosis lipoidica
Sarcoid
Atypical lymphoid infiltrate

2.9. TERAPI
Tujuan utama terapi adalah untuk mengontrol kelainan yang mendasari untuk mengurangi
perkembangan xanthelasma dan xanthoma. Xanthelasma dapat dibedah apabila mengganggu, tetapi
mungkin bisa kambuh.4 Xanthelasma dapat dihilangkan dengan pengelupas trichloroacetic, bedah, laser
atau cryoterapi. Penghilangan xanthelasma dapat menyebabkan timbulnya scar dan perubahan pigmen,
tetapi tidak jika menggunakan trichloroacetic. Komponen herediter yang diturunkan menyebabkan
timbulnya xanthelasma ini bisa mengindikasikan tingginya kolesterol dalam darah atau bisa juga tidak.
Apabila tidak ada riwayat keluarga yang menderita xanthelasmata maka biasanya mengindikasikan
jumlah kolesterol yang tinggi dalam darah dan mungkin berhubungan dengan resiko timbulnya penyakit
atheromatous (timbunan kolesterol di arteri). 1
OBAT-OBATAN
Diet ketat dan obat-obatan yang menurunkan serum lipid, meskipun penting pada pasien dengan lipid
abnormal tetapi hanya memberikan respon sedikit pada terapi xanthelasma. 2
TERAPI BEDAH
Banyak pilihan untuk menghilangkan xanthelasma palpebra, termasuk bedah eksisi, argon dan
pengangkatan dengan laser karbondioksida, kauterisasi kimia, elektrodesikasi dan cryoterapi. 2
EKSISI BEDAH
Untuk lesi kecil yang linier eksisi direkomendasikan dimana scar akan tercampur dalam jaringan kelopak.
Lesi yang membengkak lebih kecil dapat dihilangkan dan jaringan akan menyatu kembali. DOI
merekomendasikan menggunakan teknik bedah mikroskop, menggali antara tumor dan okuli orbita
dengan blade nomer 11, mengangkat atap dan dengan hati-hati mengambil tumor sepotong demi
sepotong dengan gunting mikro dari sisi kebalikan dan menyatukan atap dengan benang nylon 7 0. 2
Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah cenderung mudah terjadi scar karena jaringan yang diambil
juga lebih tebal. Eksisi sederhana pada lesi yang lebih luas beresiko terjadi retraksi kelopak mata,
ektropion sehingga membutuhkan cara rekonstruksi lain. Pengangkatan xanthelasma sudah menjadi
bagian dari bedah kosmetik. 2
Pengangkatan dengan laser karbondioksida dan argon: menambah hemostasis, member gambaran lebih
baik, penutupan yang kurang dan lebih cepat dalam menggunakan tehnik ini; scar dan perubahan
pigmen dapat terjadi. 2
Kauterisasi kimia: penggunaan chloracetic acid efektif untuk menghilangkan xanthelasma. Agen ini
mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid larut. Monochloroacetic acid, dichloroacetic
acid, dan trichloroacetic acid dilaporkan memberi hasil yang baik. Haygood menggunakan kurang dari
0.01 ml dari 100% dichloracetic acid dengan hasil yang sempurna dan scar minimal. 2
Elektrodesikasi dan cryoterapi dapat menghancurkan xanthelasma superficial tetapi membutuhkan
terapi berulang. Cryoterapi dapat menyebabkan scar dan hipopigmentasi. 2
EDUKASI
Edukasi yang diberikan adalah untuk melakukan control terhadap kolesterol juga trigliserid dan
bagaimana cara untuk menurunkan kolesterol juga membiasakan gaya hidup sehat untuk mengatur
kolesterol. 4
2.10.PROGNOSIS
Kekambuhan sering terjadi. Pasien harus mengetahui bahwa dari penelitian yang dilakukan pada eksisi
bedah dapat terjadi kekambuhan pada 40% pasien. Persentase ini lebih tinggi dengan eksisi sekunder.
Kegagalan ini, terjadi pada tahun pertama dengan persentase 26% dan lebih sering terjadi pada pasien
dengan sindrom hiperlipidemia dan bila terjadi pada 4 kelopak mata sekaligus. 2

BAB III
KESIMPULAN
Xanthelasma adalah kumpulan kolesterol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan
biasanya di sekitar mata. Meskipun tidak berbahaya dan tidak menimbulkan nyeri, munculnya
xanthelasma dapat mengganggu penampilan dan dapat dihilangkan. Setengah pasien xanthelasma
mempunyai kelainan lipid. Erupsi Xanthomas dapat ditemui pada hiperlipidemia primer dan sekunder.
Kelainan genetic primer termasuk dislipoproteinemia, hipertrigliseridimia dan defisiensi lipase
lipoprotein yang diturunkan. Gangguan ini sering ditemui pada pasien dengan hiperlipidemia tipe II dan
tipe IV.
Gejala klinis yang muncul adalah Timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar
mata Ukuran xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 30 mm., adakalanya simetris dan cenderung
bersifat permanen. Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan histiosit dengan
deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. Penggunaan chloracetic acid efektif
untuk menghilangkan xanthelasma. Agen ini mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid
larut. Monochloroacetic acid, dichloroacetic acid, dan trichloroacetic acid dilaporkan memberi hasil yang
baik dengan hasil yang sempurna dan scar minimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym. Xanthelasma. 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Xanthelasma


2. Roy, H. Xanthelasma. 2008. http://emedicine.medscape.com/article/1213423-overview#
3. Anonym.Xanthelasma.2009.http://www.palpebra.com/english/clinical_pictures/pic_2007014.html
4. Drayer, J. Xanthelasma. 2003. http://health.allrefer.com/health/xanthelasma-and-xanthoma-
prevention.html
5.
Anonym.XanthelasmaPalpebrarum.2008.http://www.skinsight.com/adult/xanthelasmaPalpebrarum.ht
m
6. R.S.Siregar, Sp.KK (K), Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC
2003 Hal 202-203

Anda mungkin juga menyukai