JEMBATAN WHEATSTONE
OLEH
KELAS :B
KEOMPOK :1
JURUSAN FISIKA
2016
JEMBATAN WHEATSTONE
A. TUJUAN
Menyelidiki untuk memahami berlakunya prinsip Jembatan Wheatstone melalui
pengamatan dan pengukuran (percobaan), dan mendapatkan bentuk formulasi
matematik (rumus) yang menggambarkan prinsip Jembatan Wheatstone
berdasarkan data hasil percobaan.
C. TEORI SINGKAT
Pada tahun 1843, Sir Charles Wheatstone membuat suatu rangkaian jembatan
Wheatstone unutk mengukur kawat-kawat telegraf. Hambatan Wheatstone merupakan
susunan hambatan-hambatan yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak dapat
dijumlahkan secara seri maupun secara pararel dan harus diselesaikan secara khusus.
Mengukur besarnya hambatan listrik yang belum diketahui dengan metoda
Jembatan Wheatstone pada dasarnya ialah membandingkan besar hambatan yang
belum diketahui dengan besar hambatan listrik yang sudah diketahui nilainya.
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian alat yang terdiri 4 buah resistor dan komponen alat
lainnya seperti pada gambar di bawah ini:
R1 R2
G
R3 R4
Gambar.1 E
R1, R2, dan R3 adalah hambatan yang diketahui dan R4 hambatan yang bakal
ditentukan. Dalam keadaan seimbang Potensial antara antara rangkaian cabang R 1+R2
dengan rangkaian cabang R3+R4 Galvanometer menunjukan angka nol. Sehingga
berlaku :
R4 = R2.R3:R1 ..(1)
Untuk menyerderhanakan rangkaian dan mempermudah pemgukuran,
hambatan, R1 dan R2 digantikan dengan hambatan kawat lurus yang serba sama dengan
panjang L. Untuk maksud tersebut rangkaian disesuaikan menjadi:
Gambar.2
Dengan menggeser-geser kontak K pada kawat AB maka akan dicapai
kesetimbangan potensial mengakibatkan Galvanometer mununjuk angka nol, sehingga
jarak dari A sampai K diukur sebagai L1 dan jarak dari K sampai B diukur sebagai L2,
sehingga rumus (1) menjadi:
Rx = L1.R2:L2.(2)
D. JALANNYA PERCOBAAN
1. Susunlah bahan dan alat untuk eksperimen seperti pada gambar di atas ini.
F. PENGOLAHAN DATA
1. Menentukan besarnya hambatan
Untuk Rx = 1
Dik : L1 = 24,7 cm
L2 = 9,3 cm
Rx = 1
Dit : Rs =.?
1
Penyelesaian : = 2
. 1 = 9,3 x 24,7 = 2,65
Untuk Rx = 2
Dik : L1 = 19,7 cm
L2 = 14,3 cm
Rx = 2
Dit : Rs =.?
2
Penyelesaian : = . 1 = 14,3 x 19,7 = 2,75
2
Untuk Rx = 3
Dik : L1 = 16,4 cm
L2 = 17,6 cm
Rx = 3
Dit : Rs =.?
3
Penyelesaian : = . 1 = 17,6 x 16,4 = 2,79
2
Untuk Rx = 4
Dik : L1 = 13,8 cm
L2 = 20,2 cm
Rx = 4
Dit : Rs =.?
4
Penyelesaian : = . 1 = 20,2 x 13,8 = 2,73
2
Untuk Rx = 5
Dik : L1 = 12 cm
L2 = 22 cm
Rx = 5
Dit : Rs =.?
5
Penyelesaian : = . 1 = 22 x 12 = 2,72
2
Untuk Rx = 6
Dik : L1 = 10,6 cm
L2 = 23,4 cm
Rx = 6
Dit : Rs =.?
6
Penyelesaian : = . 1 = 23,4 x10,6 = 2,71
2
Untuk Rx = 7
Dik : L1 = 9,6 cm
L2 = 24.4 cm
Rx = 7
Dit : Rs =.?
7
Penyelesaian : = . 1 = 24,4 x 9.6 = 2,75
2
Untuk Rx = 8
Dik : L1 = 8,6 cm
L2 = 25,4 cm
Rx = 8
Dit : Rs =.?
8
Penyelesaian : = . 1 = 25,4 x 8,6 = 2,70
2
Untuk Rx = 9
Dik : L1 = 7,9 cm
L2 = 26,1 cm
Rx = 9
Dit : Rs =.?
9
Penyelesaian : = . 1 = 26,1 x 7,9 = 2,72
2
Untuk Rx = 10
Dik : L1 = 7,4 cm
L2 = 26,6 cm
Rx = 10
Dit : Rs =.?
10
Penyelesaian : = . 1 = x 7,4 = 2,78
2 26,6
G. TEORI KESALAHAN
Uji Ketelitian untuk Nilai RxL1 dengan RsL2
Untuk Rx = 1
| 1 2 | |24,7 24,645|
100% = 100% = 0,22%
1 24,7
Untuk Rx = 2
| 1 2 | |39,4 39,325|
100% = 100% = 0,19%
1 39,4
Untuk Rx = 3
| 1 2 | |49,2 49,104|
100% = 100% = 0,19%
1 49,2
Untuk Rx = 4
| 1 2 | |55,2 55,146|
100% = 100% = 0,09%
1 55,2
Untuk Rx = 5
| 1 2 | |60 59,84|
100% = 100% = 0,26%
1 60
Untuk Rx = 6
| 1 2 | |63,6 63,414|
100% = 100% = 0,29%
1 63,6
Untuk Rx = 7
| 1 2 | |67,2 67,1|
100% = 100% = 014%
1 67,2
Untuk Rx = 8
| 1 2 | |68,8 68,58|
100% = 100% = 0,31%
1 68,8
Untuk Rx = 9
| 1 2 | |71,1 70,992|
100% = 100% = 0.01%
1 71,1
Untuk Rx = 10
| 1 2 | |74 73,948|
100% = 100% = 0,07%
1 74
H. Pembahasan
Dalam percobaan yang telah dilakukan melalui data hasil pengamatan dan data yang
telah diolah, diperoleh bahwa besarnya nilai Rs itu dipengaruhi oleh besarnya nilai Rx, L1 dan
L2. Dan dalam percobaan ini Vs, Rs dan IG berperan sebagai variabel control, L1 dan L2
variabel terikat dan Rx adalah variabel bebas. Semakin besar nilai dari Rx maka nilai L1 akan
menjadi semakin kecil dan nilai L2 akan menjadi semakin besar seperti data yang telah
diperoleh dalam percobaan kali ini.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan ketika membandingkan harga-harga hasil kali
antara 1 dengan 2 pada keadaan setimbang untuk setiap harga Rx yang
digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hubungan antara Rx dengan panjang penghantar L1 dan L2 ketika mencapai keadaan
setimbang yaitu, semakin besar nilai Rx maka nilai L1 akan menjadi semakin kecil
dan nilai L2 akan menjadi semakin besar. Atau bisa dikatakan Rx berbanding
terbalik dengan L1 dan berbanding lurus dengan L2.
DAFTAR PUSTAKA
Tando Sweety.Penuntun Eksperimen Listrik Arus Searah Berbasis Pendekatan
Ilmiah.Universitas Negeri Manado.2016