Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Identitas Pemrakarsa


PT GEMA TAMBANG MANDIRI merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha pertambangan, khususnya pertambangan Fosfat. Berikut
disajikan data perusahaan PT GEMA TAMBANG MANDIRI sebagai pemegang
persetujuan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP)yang
berlokasikan di Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa
Timur dengan wilayah seluas 500 Ha.

Nama Perusahaan :PT GEMA TAMBANG MANDIRI


Alamat Perusahaan :Desa Paciran, Kec. Paciran Kab. Lamongan, Jawa
Timur
Direktur Utama : Raden Wibowo S.T.,M.Eng
Lokasi Pertambangan : Desa Banjarwati, Kec. Paciran, Kab. Lamongan,
JawaTimur
Bahan Tambang : Fosfat

I.2. Wilayah Perizinan


Berdasarkan surat keputusan Bupati Lamongan tentang pemberian Izin Usaha
Pertambangan Explorasi (IUP) kepada PT GEMA TAMBANG MANDIRI adalah
seluas 613,03 Ha dan berdasarkan surat keputusan Bupati Lamongan tentang
pemberian Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT GEMA
TAMBANG MANDIRI adalah seluas 500 Ha.
1.2.1 Lokasi
Kegiatan penambangan fosfat oleh PT GEMA TAMBANG
MANDIRI dilakukan di Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran,
Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten
Lamongan terletak pada 6o51' - 7o23' Lintang Selatan dan 112o33' -
112o34 Bujur Timur. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah

1| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


kurang lebih 1.812,8 km2 atau 3.78% dari luas wilayah Provinsi Jawa
Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah
perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km2, apabila
dihitung 12 mil dari permukaan laut.

Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan


Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik
yaitu:

1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif


agak subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring,
Babat, Sukodadi, Pucuk, Sekaran, Lamongan, Deket, Tikung,
Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu.
2. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-
batu dengankesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan
Mantup, Sambeng,Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo,
Brondong, Paciran, dan Solokuro.
3. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang
merupakan daerah rawan banjir.Kawasan ini meliputi kecamatan
Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun,
Glagah.

1.2.2 IUP (Izin Usaha Pertambangan)


PT GEMA TAMBANG MANDIRI memiliki Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi tambang Fosfat berdasarkan
Surat Keputusan Bupati Lamongan No.188.45/287/427.12/2017 dengan
luas 500 Ha yang berlokasi di Kecamatan Paciran, Kabupaten
Lamongan, Jawa Timur. Dengan demikian pengelolaan lokasi IUP
tambang Fosfat dilakukan secara resmi.

1.2.3 Batas Wilayah


Berikui ini merupakan batas-batas wilayah Kabupaten Lamongan :

2| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Selatan : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto
c. Sebelah Barat : Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban
d. Sebelah Timur : Kabupaten Gersik

Gambar 1.1. Peta Kabupaten Lamongan

Gambar 1.2. Peta Lokasi Tambang Fosfat, Desa Paciran

I.3. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat


Area IUP Operasi Produksi PT GEMA TAMBANG MANDIRI terletak di
Desa Paciran Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, sekitar 42
Km dari Pusat Kota Lamongan dengan luas 613,03 Ha dan dapat dicapai
menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat selama kurang lebih 1 jam
6 menit tergantung kepadatan lalu lintas dan cuaca. Kondisi jalan menuju daerah

3| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


tersebut beraspal dan berkerikil. Lokasi tersebut mengarah ke Utara dari Pusat
Kota Lamongan.

1.4. Keadaan Lingkungan Daerah


1.4.1. Rencana Tata Ruang Wilayah
1. Mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong
Pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar
wilayah;
2. Mewujudkan pola ruang yang selaras dan berkelanjutan;
3. Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha
sesuai rencana tata ruang serta mendorong peluang investasi
produktif;
4. Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana di perkotaan dan
perdesaan untuk peningkatan kualitas SDM yang lebih prduktif dan
mandiri serta berdaya-saing tinggi.

1.4.2. Penduduk dan Sosial Ekonomi


Kecamatan Paciran, Kab. Lamongan, Jawa Timur merupakan
WIUP PT GEMA TAMBANG MANDIRI yang memeiliki jumlah
penduduk sebanyak kurang lebih 90.842 jiwa yang terdiri dari Laki-
laki 45.514 (empat puluh lima ribu lima ratus empat belas) Jiwa dan
Perempuan 45.328 (empat puluh lima ribu tiga ratus dua puluh
delapan) Jiwa, semuanya terkumpul dalam 24.869 (dua puluh empat
ribu delapan ratus enam puluh sembilan) KK, yang tersebar di 17 (
Tujuh Belas ) Desa / Kelurahan termasuk Desa Paciran (lokasi
penambangan PT GEMA TAMBANG MANDIRI). Sedangkan yang
sudah tercatat dalam Daftar Kartu Keluarga ( KK ) dengan jumlah
Wajib KTP adalah 65.587 Orang dan yang sudah memiliki KTP
sampai dengan Desember 2012 sebanyak 58.233 Orang.
Mata pencaharian penduduk di Wilayah Kecamatan Paciran
sebagian besar adalah sebagai Nelayan dan petani ternak. Tetapi

4| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


tidak sedikit juga yang menjadi pemasok devisa Negara dengan
menjadi TKI di luar negeri. Seiring dengan berkembangnya
kecamatan Paciran menjadi sentra wisata kabupaten Lamongan, hal
ini memunculkan potensi pekerjaan wiraswasta yang menjanjikan
bagi masyarakat Kecamatan Paciran.

1.4.3. Flora dan Fauna


Kecamatan Paciran, Kab. Lamongan, Jawa Timur ini memiliki
fauna identitas khas yaitu Burung Puter (Streptopelia decaocto).
Banyak sekali peternak ikan Lele di daerah tersebut sehingga
menjadikannya fauna yang khas di Lamongan termasuk Desa
Paciran.
Kabupaten Lamongan juga memiliki vegetasi khas seperti
Jangkang (Kepuh) yang merupakan salah satu pohon selain kelapa;
singkong; jarak pagar; kelapa sawit; ubi jalar; bunga matahari;
nyamplung; ganyong; dan banyak lagi komoditas tanaman yang
dapat dimanfaatkan sebagai biofuel.

1.4.4. Iklim dan Curah Hujan


Dari segi geografisnya, Lamongan memiliki iklim tropis. Ini
adalah banyak curah hujan di Lamongan, bahkan di bulan terkering.
Iklim di sini diklasifikasikan sebagai Af berdasarkan sistem Kppen-
Geiger. Suhu rata-rata per 10 tahun adalah 26.5 C di Lamongan.
Curah hujan di sini rata-rata 3168 mm per 10 tahun. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Juli.

5| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


BAB II
TATA GUNA LAHAN

2.1 Tata Guna Lahan Sebelum Ditambang


2.1.1 Keadaan Lingkungan Daerah
2.1.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah
Kawasan pertambangan di Kabupaten Lamongan berupa
kawasan pertambangan mineral, meliputi mineral bukan logam
dan batuan. Kawasan pertambangan bukan logam berupa
pertambangan minya dan gas bumi yang berada di seluruh
wilayah kabupaten. Dan kawasan pertambangan batuan berada
di Kecamatan Paciran, Kecamatan Brondong, Kecamatan
Solokuro, Kecamatan Babat, Kecamatan Ngimbang,
Kecamatan Sugio, Kecamatan Mantup, dan Kecamatan
Sambeng (RTRW Kabupaten Lamongan Pasal 34).
Berdasarkan RTRW Kabupaten Lamongan, Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP) PT GEMA TAMBANG
MANDIRIberada di bagian selatan Kecamatan Paciran. Dan
WIUP PT GEMA TAMBANG MANDIRIletaknya berada
sekitar 5 KM dari pemukiman warga dan berupa hutan dengan
vegetasi yang umum.
2.1.1.2 Morfologi Daerah Studi
Merupakan daerah dataran yang berundulasi dengan jajaran
perbukitan yang berarah barat-timur. Lebar rata-rata zona ini
adalah 50 km dengan puncak tertinggi 515 m (Gading) dan 491
(Tungangan). Litologi karbonat mendominasi zona ini.
Aksesibilitas cukup mudah dan karakter tanah keras.

6| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


2.1.1.3 Kondisi Geologi Daerah Studi
Secara fisiografis WIUP PT GEMA TAMBANG
MANDIRI yang terletak di Kecamatan Paciran, terletak di
bagian utara Kabupaten Lamongan termasuk dalam Zona
Rembang (van Bemmelen, 1949) yang disusun oleh endapan
paparan yang kaya akan unsur karbonatan. Pada kurang lebih
1,8 juta Tahun yang lalu terjadi aktifitas tektonik (Orogenesa
Plio-Pleistosen) yang menyebabkan terangkatnya Kabupaten
Lamongan muncul ke permukaan laut.

2.1.1.4 Struktur Geologi Daerah Studi

Menurut Sutarso dan Suyitno (1976), secara fisiografi


daerah penelitian termasuk dalam Zona Rembang yang
merupakan bagian dari cekungan sedimentasi Jawa Timur
bagian Utara (East Java Geosyncline).
Orogenesa yang terjadi pada Miosen Tengah ditandai oleh
peristiwa yang penting di dalam distribusi sedimen dan
penyebaran flora dan fauna yang menyebabkan terjadinya fase
regresi (susut laut) yang terjadi dalam waktu singkat di Jawa
dan daerah Laut Jawa. fase orogenesa ini ditandai oleh
munculnya beberapa batuan dasar Pra Tersier di daerah pulau
Jawa Utara (Van Bemmelen, 1949).

2.2 Geoteknik dan Geohidrologi


2.2.1 Geoteknik
Berdasarkan analisis geoteknik, daerah yang merupakan
WIUP PT GEMA TAMBANG MANDIRI berupa cekungan
sedimentasi (daerah Geosinklin). Batuan Fosfat yang berada di
daerah WIUP merupakan jenis endapan primer yang mana endapan
ini terbentuk dari pembekuan magma alkali pada intrusi urat
hydrothermal yang terkadang berasosiasi dengan batuan beku

7| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


alkalin. Tanah penutupnya terdiri dari Top Soil berupa tanah pasir
dan Overburden berupa tanah lempung berpasir. Dikarenakan
terkadang berasosiasi dengan batuan beku alkalin, maka jenis tanah
pada daerah tersebut cenderung keras dan kuat dalam menahan
beban. Pada daerah yang merupakan WIUP PT GEMA
TAMBANG MANDIRI tidak terdapat patahan sehingga tidak
terjadi aktivitas tektonik.
2.2.2 Geohidrologi
Secara umum keberadaan air di WIUP PT GEMA
TAMBANG MANDIRI Kecamatan Paciran didominasi oleh air
permukaan, dimana pada saat musim penghujan dijumpai dalam
jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir
namun sebaliknya pada saat musim kemarau disebagian besar
wilayah Kecamatan Paciran relatif berkurang.
Ketersediaan air permukaan ini sebagian tertampung di
waduk-waduk, rawa, embung dan sebagian lagi mengalir melalui
sungai-sungai. Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 buah sungai
besar, yaitu Sungai Bengawan Solo sepanjang 68 Km dengan
debit rata rata 531,61 m3/bulan (debit maksimum 1.758,46 m3
dan debit minimum 19,58 m3) yang bermata air di Waduk Gajah
Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi
sepanjang 27 Km dan Kali Lamong sepanjang 65 Km yang
bermata air di Kabupaten Lamongan.

8| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


BAB III
RENCANA PEMBUKAAN TAMBANG

3.1 Sistem atau Metode dan Tata Cara Penambangan


3.1.1. Bentuk dan Karakteristik Endapan dan Tanah Penutup
Jenis endapan yang terdapat di wilayah penambangan ini
adalah jenis endapan primer yangmana endapan ini terbentuk dari
pembekuan magma alkali pada intrusi urat hydrothermal yang
terkadang berasosiasi dengan batuan beku alkalin mengandung mineral
phosphate apatit terutama florapatit (Ca5(PO4)3 F) dalam keadaan
murni mengandung 42% P2O5 dan 3,8% F2. Sedangkan tanah
penutupnya terdiri dari top soil yang berupa tanah lempung humus dan
untuk material overburden berupa tanah lempung berpasir.
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah cadangan pada
eksplorasi rinci, maka didapat cadangan terukur sebesar 849.704,41
m3(BCM) dengan tebal lapisan rata-rata 1 m. Tebal rata-rata top soil 1
m dan overburden yaitu 5 m sehingga kedalaman maksimal pit
tersebut adalah 7 m dari permukaan.
3.1.2. Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang digunakan untuk tambang fosfat
kali ini adalah dengan menggunakan sistem penambangan Quarry
yang pada dasarnya merupakan sistem penambangan terbuka yang
menambang mineral non logam atau batuan.

3.2 Tahapan Kegiatan Penambangan

3.2.1 Pembersihan tempat kerja


Pekerjaan ini dilakukan sebelum tahap pengupasan lapisan
tanah penutup dimulai. Pekerjaan ini meliputi pembabatan dan
pengumpulan pohon yang tumbuh pada permukaan daerah yang akan
ditambang dengan tujuan untuk membersihkan daerah tambang tersebut
sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan mudah tanpa

9| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


harus terganggu dengan adanya gangguan tetumbuhanyang ada
didaerah penambangan.Kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan
menggunakan Bulldozer.Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan
ditambang yang mempunyai ketebalan overburden beberapa meter
dengan menggunakan Bulldozer dan dilakukan secara bertahap sesuai
dengan pengupasan lapisan tanah penutup. Dalam pembabatan, pohon
didorong kearah bawah lereng untuk dikumpulkan, dimana penanganan
selanjutnya diserahkan pada penduduk di daerah atau wilayah setempat.
3.2.2 Pengupasan tanah pucuk
Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan berjarak 200 m dari
lokasi tambang dan ditempatkan terpisah terhadap batuan penutup (over
burden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan
kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan
subsoil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan
penutup (tidak mengandung unsur hara). Kegiatan pengupasan tanah
pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona awal yang
asli (belum pernah digali/tambang). Sedangkan untuk lahan yang bekas
peti (penambangan liar) biasanya lapisan top soil tersebut telah tidak
ada, sehingga kegiatan tambang diawali langsung dengan penggalian
batuan penutup. Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun
dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah Top
Soil Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top
soilbank pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas
pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program
reklamasi.

3.3 Rencana dan Jadwal Produksi

3.3.1 Cadangan Tertambang

10| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


Tabel 3.1 Cadangan Tertambang
Kontur
Luas (m2) Tebal (m) Volume (m3)
Ketinggian
2 190.700 1
189.400,02
3 188.103 1
183.330,97
4 178.600 1
171.501,69
5 164.500 1
158.814,04
6 152.800 1
146.657,71
7 140.600 1

Volume Total Cadangan Tertambang


=189.400,02+183.330,97+171.501,69+158.814,04+146.657,71
=849.704,41 m3 (BCM)

3.4 Kebutuhan Peralatan

3.4.1. Survei lokasi


Kegiatan survei lokasi merupakan suatu pengumpulan data yang
berhubungan dengan keberadaan, kuantitas dan kualitas dari endapan
seperti pada kegiatan survei lokasi dalam eksplorasi endapan fosfat di
Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa
Timur. Dalam kegiatan survei lokasi tidak lepas dari proses pengamatan
dan pengukuran sehingga memerlukan metode dan peralatan yang
mendukung proses survei lokasi tersebut. Adapun peralatan utama
yang dibutuhkan antara lain:

11| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


Peta Topografi, digunakan sebagai sumber informasi keadaan,
lokasi, jarak, rute perjalanan dan komunikasi, tingkat tutupan
vegetasi dan perbedaan ketinggian kontur;
Kompas Geologi , digunakan untuk mengukur kedudukan unsur
struktur geologi, mengukur strike/dip kemiringan lapisan batuan, dan
sebagai penunjuk arah;
Palu Geologi, digunakan dalam pengambilan sampel batuan
dilapangan;
Pita/Tali ukur, digunakan untuk mengukur panjang lintasan atau
ketebalan suatu lapisan;
GPS (Global Positioning System), digunakan untuk menentukan
koordinat posisi, kecepatan, arah dan waktu saat survei lokasi
dilakukan, dan sebagai petunjuk medan lokasi;
Larutan HCL, digunakan untuk menguji kadar karbonat dalam
batuan, sorting dan determinasi batuan-batuan pada daerah yang
terindikasi adanya endapan fosfat.

3.4.2. Land Clearing


Sebelum tahapan pekerjaan penambangan dilakukan maka perlu
adanya pembersihan lahan atau persiapan lahan seperti pemotongan,
pembabatan vegetasi sampai pada pembakarannya. Dalam proses land
clearingtersebut alat yang digunakan adalah bulldozer dengan beberapa
metode yaitu bulldozer yang dipasangkan pada traktor, hal ini
memudahkan dalam penggalian tanah disekitar vegetasi seperti pepohonan
dan akar-akar disekitarnya serta memudahkan dalam pengangkutan
vegetasi yang telah dibabat tersebut menuju tempat penumpukan.
Selanjutnya menggunakan rantai dan kabel baja yang ditarik traktor,
metode dengan peralatan tersebut efektif untuk menumbangkan dan
membabat belukar belukar serta tunggul-tunggul pepohonan.

12| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


3.4.3. Alat Mekanis
Alat- alat mekanis diperlukan untuk mempermudah dalam proses
pertambangan dan guna meningkatkan produksi dalam jumlah besar. Alat
mekanis yang digunakan dalam pertambangan fosfat mengacu pada
metode penambangan itu sendiri yaitu open pit atau tambang terbuka
dilihat secara mekanis dan dari aspek keekonomisannya. Dilihat secara
mekanis yaitu berkenaan dengan kemampuan dan spesifikasi alat
sedangkan jika dari aspek keekonomisannya berkenaan dengan investasi
dan biaya kepemilikan, suku cadang, biaya operasi dan mengacu terhadap
umur tambang fosfat itu sendiri. Peralatan mekanis yang digunakan untuk
alat gali yaitu backhoe dan excavator. Untuk alat muat bulldozer, loader
dan grader sedangkan untuk alat gali menggunakan dump truck.

3.5 Umur Tambang


Umur tambang atau jangka waktu penambangan dapat ditentukan
berdasarkan estimasi cadangan yang tertambang. Berdasarkan estimasi cadangan
fosfat yang tertambang sebesar 849.704,41 m3 diperoleh jangka waktu
penambangan selama 6 tahun. Perkiraan jangka waktu penambangan tersebut juga
dapat diketahui melalui perhitungan matematis menggunakan rumus berikut :

Cadangan Tertambang : 849.704,41 m3

dimana : n = umur tambang (tahun)


n= 0,2 ( )

TR = total cadangan

1
n1= 0,2 ( 4 )

1
= 0,2 (849.704,41 4 )

= 6,072 = 6 tahun


Produksi =

13| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


849.704,41 m3
= 6

= 141.617,4017 m3/tahun

3.6 Jalan Tambang dan Design Tambang


Kontruksi jalan tambang merupakan sarana transportasi yang palin utama
untuk mendukung tercapainya target produksi tambang fosfat yang telah
direncanakan oleh PT Gema Tambang Mandiri Jalan utama tambang untuk
mengangkut fosfat didesain dengan lebar 25 meter dan rolling resistance3%
dengan panjang sekitar 4 km. Struktur jalan dibangun diatas lapisan dasar dengan
nilar CBR=5. Total panjang jalan angkut fosfat adalah 30 km dengan kontruksi
pengerasan pasir dan batu setebal 50-70 cm.

3.7 Rencana Sediment Pond


Setiap penambangan pasti berhadapan dengan masalah air, baik air
limpasan permukaan, air tanah, ataupun air limbah hasil proses penambangan.
Supaya proses penambangan bisa berjalan bagus sesuai dengan prinsip Good
Mining Practice, maka suatu rencana pengelolaan air harus dibuat. Dalam rencana
pengelolaan air (water management plan) harus dikembangkan dengan
mempertimbangkan curah hujan rata-rata, luas area tangkapan air, bangunan-
bangunan air yang harus dibuat termasuk kolam pengendapan yang berfungsi
sebagai kontrol erosi, sedimentasi, dan bahan pencemar lainnya seperti logam
berat sebelum keluar ke badan sungai umum. Untuk sediment pond pada tambang
fosfat ini kolam pengendap dibuat dengan membangun tanggul penahan atau
menggali lubang untuk tampungan air atau sedimen. Kolam pengendap berbeda
dengan sebuah dam dimana bertujuan untuk menahan air hanya selama untuk
mengendapkan material tersuspensi, setelah air jernih, air tersebut bisa dialirkan.
Kolam pengendap juga harus dipelihara, dimana bila sedimen telah mengendap
dan mencapai kadar air tertentu dimana bisa dibuang, maka pembuangan atau
pengerukan kolam dilakukan.

14| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


3.8 Sarana Penunjang
Dalam lokasi penambangan keberadaan sarana prasarana sangat
diperlukan. Sebelum dilakukan penambangan telah ditetapkan sarana prasarana
yang mendukung untuk kelancancaran penambangan seperti kantor, mess
karyawan, dan area parker. Konstruksi infrastruktur jalan dan fasilitas kantor dan
mess karyawan ini direncanakan pada masa pra penambangan. Lokasi fasilitas
penunjang ini dikonsentrasikan pada daerah tertentu agar memudahkan dalam
pengaturan dan pengawasannya, yang biasanya dekat dengan daerah
penambangan. Adapun fasilitas yang akan dibangun adalah :
a) Bangunan kantor administrasi tambang (perkantoran)
Luas bangunan kantor yang direncanakan akan dibangun pada lahan
seluas14.0 m x 10.8 m atau sekitar 0.015 ha.
b) Bangunan tempat ibadah
Bangunan ini berupa Mushola yang diperuntukkan bagi umat
Muslim yang ingin menjalankan ibadahnya. Luas bangunan untuk tempat
ibadah (mushola) adalah sebesar 0.0064 ha dengan ukuran 8 m x 8 m.
c) Bangunan tempat makan (kantin)
Lokasinya terletak disekitar bangunan perkantoran dengan ukuran 8 m
x 8.8 m, luas area sekitar 0.0070 hektar.
d) POSKeamanan
Bangunan POS keamanan dibangun di tempat strategis di area
tambang sehingga dapat memantau seluruh kegiatan yang dilakukan di
area tambang, agar keamanan dapat terjaga dengan baik. Bangunan ini
berukuran 3 m x 3 m, dengan luas area sekitar 0.0009 hektar.
e) Stasiun bahan bakar
Stasiun SSM berupa tangki, yang dibangun pada lahan seluas 6 mx
6 m dengan luas area sekitar 0.0036 hektar.
f) Wash pat untuk mencuci dump truck seluas 5 m x 9 m, luas area
sekitar0.0045 hektar.
g) Senior staff building dengan ukuran 14 m x 8.8 m, dan luas area
sekitar0.0123 hektar

15| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


h) Staff building seluas 12 m x 8.8 m sekitar 0.0106 hektar.
i) Rec hall seluas 0.0078 hektar.
j) Water tank seluas 3.5 m x 5.5 m seluas 0.0019 hektar.
k) Subtytank seluas 5 m x 3 m sekitar 0.0015 hektar.
l) Genset room seluas 8m x 6.2 m sekitar 0.0050 hektar.
m) Workshop Light Vehicle 10.1 m x 10.0 m sekitar 0.0101 hektar.
n) Parking area seluas 15 m x 7.7 m sekitar 0.016 hektar.
o) Fuel trap seluas 2.0 m x 1.0 m sekitar 0.0002 hektar
p) Jalan tambang, merupakan jalan yang dibuat untuk kegunaan kelancaran
kegiatan penambangan. Jalan ini dibuat dalam lahan seluas kurang lebih
10 hektar dengan ukuran 5000 m x 20 m.
q) Stock pile dibuat diatas lahan seluas 200m x 150 m sekitar 3,0 hektar
r) Settling Pond seluas 20 m x 60 m dengan kedalaman 4 meter, seluas
0.72 hektar.
s) Nursery untuk pembibitan seluas 50m x 100m sekitar 0, 5 hektar.
t) Stasiun pembangkit listrik
Total luasan lahan untuk pembangkit listrik sekitar 12 m2.
u) Fasilitas air bersih
Sumber air bersih berasal dari sungai yang diolah di water treatment
yang berukuran 10 m x 10 m dengan kapasitas 150 m3 sampai
memenuhi air baku yang layak digunakan.
v) Bengkel dan gudang
Bengkel dan fasilitasnya antara lain gudang (ware house), garasi,
tempat cuci kendaraan dan lain-lain dibangun di areal 500 m2.
Gudang dibangun berdekatan dengan bengkel yang dibangun.

16| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


Gambar 3.1 Lokasi IUP PT Gema Tambang Mandiri

Stockpile Subtytank
Bangunan kantor administrasi Jenset Room
Tempat Ibadah Workshop light vehicle
Kantin Parking Area
Pos Keamanan Fuell Trap
Stasiun Bahan Bakar Sattling Phone
whaspat Nursery
Senior staf Building Stasiun Pembangkit Listrik
Staf Building fasilitas Air Bersih
Rec Hole Bengkel Gudang
Water Tank

17| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


BAB IV
PROGRAM REKLAMASI

4.1 Lokasi Lahan Yang Akan Direklamasi


4.1.1. Lahan Bekas Tambang
Lokasi lahanyang akan direklamasi adalah lahan bekas tambang
fosfat PT GEMA TAMBANG MANDIRI beserta daerah sekitarnya
diluar lahan penambangan yang terganggu. Lahan yang akan di
reklamasi adalah seluas 500Ha yang diperkirakan akan memakan waktu
kurang lebih 6 tahun. Reklamasi akan dilakukan di daratan yang pada
dasarnya merupakan perpaduan antara teknik sipil, teknik vegetasi, dan
teknik kimia.
4.1.2. Timbunan Tanah/Batuan Penutup Di Luar Tambang
Kegiatan awal tahap penambangan ialah melakukan pengupasan
tanah pucuk dan tanah penutup. Kegiatan pengupasan dilakukan untuk
mengamankan tanah pucuk dan penutup agar dapat digunakan kembali
saat reklamasi berlangsung. Tanah penutup pada lokasi tambang fospat
PT GEMA TAMBANG MANDIRI terdiri dari material tanah berpasir.
Tanah tersebut kemudian dialokasikan ke lokasi timbunan atau disposal
agar dapat terjaga fungsinya.
4.1.3. Jalan Tambang Dan Non Tambang Yang Tidak Digunakan Lagi
Jalan tambang dan non tambang dibuat untuk sarana keluar
masuknya alat alat penambangan sesuai kebutuhan dengan
pertimbangan dimensi dan berat alat. Pada saat reklamasi, jalan ini
akan berfungsi sebagai jalan keluar masuknya alat pengangkut tanah
penutup dari disposal ke lokasi reklamasi. Pada akhir program
reklamasi, jalan tambang maupun non tambang akan ikut ditimbun agar
dapat dilakukan perataan tanah sesuai tujuan reklamasi lahan bekas
tambang fosfat tersebut.

18| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


4.1.4. Fasilitas Penunjang Lainnya
Dalam kegiatan reklamasi, keberadaan sarana prasarana sangat
dibutuhkan untuk menunjang kelangsungan kegiatan tersebut. Sebelum
dilakukan reklamasi telah ditetapkan fasilitas penunjang kegiatan
reklamasi seperti, kantor, ruang operator dan pengawas, mess karyawan,
toilet, area parkir, tempat ibadah, tempat makan, pos keamanan, konstruksi
infrakstruktur jalan dan lain sebagainya yang telah dicangkan pada tahap
pra penambangan.

4.2 Teknik dan Peralatan Yang Akan Digunakan Dalam Reklamasi


4.2.1 Teknik
Adapun teknik yang dilakukan adalah menggunakan alat berat
dan tenaga manual. Tahapan yang akan dilakukan yaitu:
1. Pengangkutan, penimbunan, dan perataan permukaan tanah penutup
dari waste dumpmenuju pit quarrymenggunakan alat berat back hoe,
dump truck, dan bulldozer.
2. Pengangkutan, penimbunan, dan perataan permukaan tanah pucuk
dari stockpile menuju pit quarrysebagai penataan tahap akhir (final
grade) menggunakan alat berat back hoe, dump truck, dan bulldozer.
3. Revegetasi tanaman pohon pinus menggunakan tenaga manual.
4. Pemeliharaan dan perawatan tanaman pohon pinus menggunakan
tenaga manual.

4.2.2 Rencana Pengolahan tanah pucuk dan tanah penutup


Adapun tanah penutup (waste) diangkut dari waste dump menuju
pit quarrymenggunakan back hoe untuk tahap pemuatan dan dump
truck untuk pengangkutan untuk kemudian ditimbun dan diratakan pada
pit quarrymenggunakan bulldozer. Setelah itu giliran tanah pucuk (top
soil) diangkut dari stockpile menggunakan back hoe untuk tahap
pemuatan dan dump truck untuk pengangkutan untuk kemudian
ditimbun dan diratakan pada pit quarry menggunakan bulldozer sebagai

19| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


penataan tahap akhir (final grade) sehingga membentuk kontur yang
baik untuk revegetasi dan kemungkinan erosi minimal.

Tabel 4.1 Biaya Reklamasi


Perhitungan Biaya Penimbunan tanah penutup (waste)
Rincian Kegiatan Biaya
1 Penimbunan tanah Pemuatan dengan Rp 1.208.983.000
penutup (waste) excavator
Pengangkutan dengan Rp 3.185.568.750
dump truck

Perataan permukaan Rp 1.376.090.000


dengan bulldozer
Perhitungan Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Top Soil)

2 Penebaran Tanah Pemuatan dengan Rp 241.786.000


Pucuk (Top Soil) excavator
Pengangkutan dengan Rp 637.113.750
dump truck

Perataan permukaan Rp 278.635.750


dengan bulldozer
Perhitungan Pembuatan Kolam Pengendap

3 Pembuatan Kolam Pengendap Rp 51.357.800

4 Perhitungan Biaya Revegetasi Rp 5.633.333.100


5 Total Biaya Rp 12.612.868.150

4.2.3 Rencana Pengendalian Erosi


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah :
curah hujan, kemiringan lereng (topografi), jenis tanah, tata guna
tanah (perlakuan terhadap tanah) dan tanaman penutup tanah.

Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan pada


area reklamasi adalah sebagai berikut :
1. Meminimalisirkan area terganggu dengan ;
a) Membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi,
b) Membuat batas-batas yang jelas areareklamasai

20| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


c) Menebang pohon sebatas areayang akan dilakukan reklamasi
d) Melakukan pengawasan yang ketat pada pelaksanaan
penebangan pepohonan.
2. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah)
a) Dengan penggaruan tanah searah kontur,
b) Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah
meningkat sebagai mediaperakaran tanah,
c) Membuat lubang-lubang tanaman, pendangiran, dll.
3. Pengelolaan air hujan
a) Penyaluran aliran air hujan ke perairan umum harus sesuai
dengan perlakuan yang berlaku dan harus di dalam wilayah
Kuasa Tambang,
b) Membuat bendungan sedimen untuk menampung air,
c) Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan
permanen yang dilengkapi dengan saluran pengelak,
d) Letak bendungan ditempatkan sedemikian mungkin sehingga
aliran air mudah ditampung dan dibelokkan serta kemiringan
saluran air jangan terlalu curam,
e) Kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras,
check dam dari beton, kayu atau dalam bentuk lain.

4.3 Peralatan
Dalam kegiatan penambangan maupun reklamasi, akan dibutuhkan
alat alat berat sebagai alat utamanya. Pada program reklamasinya, PT
GEMA TAMBANG MANDIRI menggunakan beberapa alat utama seperti
Bulldozer, Excavator, dan Dumptruck. Alat alat tersebut masing
masing digunakan sebagai alat untuk menggali tanah penutup dari disposal
ke dalam dumptruck, kemudian dumptruck sebagai alat pengangkut
material tersebut ke lokasi reklamasi, dan bulldozer digunakan sebagai alat
perataan tanah ataupun pemindahan material jarak dekat.

21| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


4.4 Sumber Material Pengisi
Dalam kegiatan reklamasi, PT GEMA TAMBANG MANDIRI
menggunakan tanah penutup (overburden) yang sebelumnya dialokasikan ke
disposal sebagai material pengisi utama dan menambahnya dengan material
pasir di atas tanah overburden. Kemudian tanah pasir di tutup dengan top soil
yang di ambil dari disposal dan dilakukan peretaan menggunakan dozer.

4.5 Revegetasi
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT Gema Tambang
Mandiri memiliki lahan seluas 500 Ha yang nantinya akan direklamasi
menjadi hutan pinus. Jenis pohon pinus yang akan ditanam di lahan bekas
tambang ini adalah jenis Pinus Merkusii. Pohon pinus memiliki akar
tunggang dengan sistem perakaran yang cukup dalam dan kuat sehingga
dapat tumbuh di tanah yang dalam/tebal dengan tekstur tanah ringan sampai
sedang. Jenis pinus ini juga tidak memiliki syarat tinggi untuk jenis tanah
tempat tumbuhnya karena pohon pinus dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah bahkan pada tanah dengan pH asam.

Pinus merkusii dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, namun


tempat tumbuh terbaik bagi jenis pohon pinus ini berada pada ketinggian
tempat antara 400-2000 mdpl. Pohon pinus yang ditanam pada ketinggian
tempat kurang dari 400 mdpl akan menyebabkan pertumbuhannya tidak
optimal karena suhu udara yang terlalu tinggi. Selain itu, pertumbuhan

22| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


pohon pinus yang ditanam di ketinggian tempat lebih dari 2000 mdpl juga
tidak akan optimal karena terhambatnya proses fotosintesis.
Tempat tumbuh yang baik bagi jenis pinus ini memiliki curah hujan
1200-3000 mm/tahun dan jumlah bulan kering 0-3 bulan. Di Pulau
Jawa, Pinus merkusii dapat tumbuh baik pada tempat yang memiliki
ketinggian di atas 400 mdpl dengan curah hujan 4000 mm/tahun (Perhutani
1993).

4.6 Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

4.6.1 Penanaman
Terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan terlebih dahulu
sebelum penanaman. Kegiatan tersebut antara lain pembersihan lapangan
dari tumbuhan pengganggu, pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam,
dan pemasangan ajir.
Penanaman bibit Pinus merkusii dapat dilakukan saat awal musim
hujan atau pada saat musim hujan cukup merata. Sistem penanaman dapat
dilakukan secara monokultur maupun tumpang sari dengan
memperhatikan tanaman penyelanya. Kedua sistem penanaman ini
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jarak tanam yang
biasanya digunakan adalah 8m x 8m.

4.6.2 Pemeliharaan Tanaman


Kegiatan pemeliharaan dilakukan agar tanaman muda Pinus
merkusii dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan pemeliharaan ini meliputi
penyulaman, penyiangan dan pendangiran, pemberantasan hama dan
penyakit, penjarangan, serta pengendalian kebakaran hutan.
4.6.2.1 Penyulaman
Penyulaman merupakan kegiatan penanaman kembali
untuk mengganti tanaman yang rusak atau mati sehingga jumlah
tanaman per hektar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.Kegiatan penyulaman dikategorikan menjadi tiga yaitu

23| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


penyulaman ringan (persen jadi tanaman 80-100%), penyulaman
intensif (persen jadi tanaman 60-80%) dan penanaman ulang
(persen menjadi tanaman <60%). Kegiatan penyulaman sebaiknya
dilakukan pada pertengahan musim hujan dan dilaksanakan pada
satu bulan pertama setelah penanaman.
4.6.2.2 Pendangiran dan Penyiangan
Kegiatan pendangiran dilakukan ketika kondisi tanah di
sekitar tanaman padat atau berdrainase jelek. Pendangiran
dilakukan di tanah sekitar tanaman pinus dengan radius 0,5 meter.
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan
penyiangan.Kegiatan penyiangan merupakan kegiatan
membersihkan tanaman dari gulma dan tumbuhan pengganggu
lainnya baik yang berada di tanah maupun yang merambat seperti
liana. Hal ini dilakukan agar tanaman pinus muda yang baru
tumbuh terhindar dari persaingan untuk mendapatkan unsur hara
maupun cahaya matahari. Metode penyiangan dapat dilakukan
secara manual, mekanis, maupun secara kimiawi.
4.6.2.3 Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit harus dilakukan untuk
mencegah tanaman sakit atau mati karena serangan hama maupun
penyakit. Hama yang perlu diwaspadai karena sering menyerang
tanaman pinus adalah Kumbang Ambrosia (Platypus trepanatus)
dan Kutu Lilin (Pine wooly adelgids).
4.6.2.4 Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk mencegah terjadinya
defisiensi nutrisi yang akan menghambat pertumbuhan tanaman
pinus. Defisiensi nutrisi ini disebabkan oleh tanah kritis, siklus
nutrisi kurang baik, pencucian air, dan tidak adanya cendawan
mikoriza.Pemupukan tanaman pinus dapat dilakukan dengan
menggunkan pupuk organik, pupuk anorganik, maupun pupuk
biologi. Pemupukan dilakukan ketika awal penanaman, setelah

24| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


penanaman hingga penutupan kanopi dan setelah awal
penjarangan.

4.6.2.5 Penjarangan
Penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh
yang lebih baik bagi tegakan pinus selanjutnya. Pohon pinus yang
dibuang saat penjaranagn meliputi pohon yang terserang hama dan
penyakit, serta batang utama bengkok atau menggarpu.
Penjarangan dilakukan ketika tajuk antar pohon pinus saling
bersinggungan.

25| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI

5.1 Biaya Langsung


Tabel 5.1. Biaya Langsung
Perhitungan Biaya Penimbunan tanah penutup (waste)
Rincian Kegiatan Biaya
1 Penimbunan tanah Pemuatan dengan Rp 1.208.983.000
penutup (waste) excavator
Pengangkutan dengan Rp 3.185.568.750
dump truck

Perataan permukaan Rp 1.376.090.000


dengan bulldozer
Perhitungan Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Top Soil)

2 Penebaran Tanah Pemuatan dengan Rp 241.786.000


Pucuk (Top Soil) excavator
Pengangkutan dengan Rp 637.113.750
dump truck

Perataan permukaan Rp 278.635.750


dengan bulldozer
Perhitungan Pembuatan Kolam Pengendap

3 Pembuatan Kolam Pengendap Rp 51.357.800

4 Perhitungan Biaya Revegetasi


Biaya Bibit Rp 4.680.000.000
Biaya Pupuk Rp 650.000.000
Biaya Upah Tenaga Kerja Rp 303.333.100
5 Total Biaya Rp 12.612.868.150

26| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


5.2 Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang harus dimasukkan dalam
perhitungan biaya reklamasi. Untuk memudahkan perhitungan, maka biaya
tidak langsung dapat dilihat berdasarkan tabel berikut :

Tabel 5.2. Biaya Tidak Langsung


No Komponen Biaya Biaya
1 Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Rp 315.321.703,8
2 Biaya Perencanaan Reklamasi Rp 252.257.363
3 Biaya Administrasi Rp 378.386.044,5
Biaya Supervisi (Reclamation Management
4 Cost) Rp 252.257.363

5 Total Biaya Rp 1.198.222.474

5.3 Total Biaya


Besaran biaya reklamasi adalah total biaya langsung ditambah dengan
total biaya tak langsung. Total biaya reklamasi PT GEMA TAMBANG
MANDIRI adalah sebesar Rp 13.811.090.620 dan rincian biaya tersebut
dapat dilihat pada tabel diatas.

27| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Reklamasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki
atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan
usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai
peruntukannya.
2. Perusahaan tambang yang menerapkan good mining practice tentu
harus melakukan perencanaan reklamasi tambang yang matang agar
dalam pelaksanaanya nanti dapat dilakukan secara maksimal.
3. Reklamasi dengan konsep revegetasi pohon pinus sangat cocok
untuk lahan bekas tambang fosfat ini dikarenakan pohon pinus yang
bisa tumbuh di daerah yang cocok dengan geologi wilayah PT
GEMA TAMBANG MANDIRI. Selain itu revegetasi pohon pinus
ini juga dapat dinikmati sebagai objek wisata yang terkenal
dikalangan anak muda, dimana biasanya wisata pohon pinus
dijadikan sebagai objek fotografi dan lokasi perkemahan.

28| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


LAMPIRAN

A. Biaya Langsung
1. Perhitungan Biaya Penimbunan tanah penutup (waste)
a) Pemuatan dengan excavator
Diketahui: Jenis alat = PC 1250-8
Kapasitas bucket = 5 m3
Volume tanah penutup yang dipindahkan = (190.700) m2x 5 m = 953.500
m3
Faktor pengisian = 0,95
Efektivitas kerja = 55 menit/jam
Waktu edar = 0,25 menit
Biaya sewa = 1.300.000 Rp/jam
Biaya operator = 25.000 Rp/jam

0,95 x 5 m3 x 55 menit/jam
Produktivitas = = 1.045 m3/jam
0,25
953.500 m3
Jumlah jam operasi yang diperlukan = 1.045 m3/jam = 912,44 jam
Biaya = jam operasi x (biaya sewa + biaya operator)
Biaya = 912,44 jam x (1.300.000 Rp/jam + 25.000 Rp/jam) =
1.208.983.000Rupiah
b) Pengangkutan dengan dump truck
Diketahui: Jenis alat = Hino FM 260 JD
Kapasitas truck = 20 m3
Volum tanah penutup yang dipindahkan = (190.700) m2x 5 m =
953.500 m3

Efektivitas kerja = 55 menit/jam


Waktu edar = 2,5 (angkut isi) + 1,5 (angkut kosong) + 1,5 (waktu
pengisian) + 1,5 (buang muatan dan ancang-ancang) = 7 menit
Biaya sewa = 500.000 Rp/jam
Biaya operator = 25.000 Rp/jam
Jumlah dump truck = CT / waktu pengisian = 7/1,5 = 4,67 (5 unit)

20 m3 x 5 unit x 55 menit/jam
Produktivitas = = 785,71 m3/jam
7

953.500 m3
Jam operasi per unit = 785,71 = 1213,55 jam
m3/jam

29| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


Biaya = 1213,55 jam x 5 unit x (500.000 Rp/jam + 25.000 Rp/jam) =
3.185.568.750 Rupiah

c) Perataan permukaan dengan bulldozer


Diketahui: Jenis alat = Bulldozer D85
Kapasitas = 8,34 BCM
Volum tanah penutup yang dipindahkan= (190.700) m2x 5 m =
953.500 m3
Efektivitas kerja = 0,95
Kemiringan = 90%
Koreksi BJ = 0,9
Kenampakan = 1
Elevasi = 1
Transmisi = 1
Material = 120%
Operator = 85%
Produktivitas normal = 680 m3/jam
Biaya sewa = 750.000 Rp/jam
Biaya operator = 25.000 Rp/jam

Faktor penyesuaian = 0,85 (operator) x 1,2 (material) x 0,95 (jam kerja) x 0,90
(kemiringan) x 0,90 (koreksi BJ) x 1,0 (metoda/blade) x 1,0
(kenampakan) x 1,0 (elevasi) x 1,0 (transmisi) = 0,79
Produktivitas = 680 m3/jam x 0,79 = 537,2 m3/jam
953.500 m3
Jam operasi = 537,2m3/jam = 1775,60 jam
Biaya = 1775,60jam x (750.000 Rp/jam + 25.000 Rp/jam) =
1.376.090.000Rupiah
Biaya Total penimbunan tanah penutup =1.208.983.000Rupiah
+3.185.568.750 Rupiah + 1.376.090.000Rupiah = 5.770.641.750 Rupiah

2. Perhitungan Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Top Soil)


a) Pemuatan dengan excavator
Diketahui: Jenis alat = PC 1250-8
Kapasitas bucket = 5 m3
Volum tanah penutup yang dipindahkan = (190.700) m2x 1 m =
190.700 m3
Faktor pengisian = 0,95
Efektivitas kerja = 55 menit/jam
Waktu edar = 0,25 menit
Biaya sewa = 1.300.000 Rp/jam

30| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


Biaya operator = 25.000 Rp/jam

0,95 x 5 m3 x 55 menit/jam
Produktivitas = = 1.045 m3/jam
0,25
190.700 m3
Jumlah jam operasi yang diperlukan = 1.045m3/jam = 182,48
jam
Biaya = jam operasi x (biaya sewa + biaya operator)
Biaya = 182,48 jam x (1.300.000 Rp/jam +25.000 Rp/jam) =
241.786.000Rupiah

b) Pengangkutan dengan dump truck


Diketahui: Jenis alat = Hino FM 260 JD
Kapasitas truck = 20m3
Volum tanah penutup yang dipindahkan =(190.700) m2x 1 m =
190.700 m3
Efektivitas kerja = 55 menit/jam
Waktu edar = 2,5 (angkut isi) + 1,5 (angkut kosong) + 1,5
(waktu pengisian) + 1,5 (buang muatan dan ancang-ancang) = 7 menit
Biaya sewa = 500.000 Rp/jam
Biaya operator = 25.000 Rp/jam
Jumlah dump truck = CT / waktu pengisian = 7/1,5 = 4,67 (5
unit)

20 m3 x 5 unit x 55 menit/jam
Produktivitas = = 785,71 m3/jam
7

190.700m3
Jam operasi per unit = 785,71 m3/jam = 242,71 jam
Biaya = 242,71 jam x 5 unit x (500.000 Rp/jam + 25.000 Rp/jam)
= 637.113.750 Rupiah

c) Perataan permukaan dengan bulldozer


Diketahui: Jenis alat = Bulldozer D85
Kapasitas = 8,34 BCM
Volum tanah penutup yang dipindahkan = 190.700) m2x 1 m =
190.700 m3
Efektivitas kerja = 95%
Kemiringan = 90%
Koreksi BJ = 0,9
Kenampakan = 1
Elevasi = 1

31| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


Transmisi = 1
Material = 120%
Operator = 85%
Produktivitas normal = 680 m3/jam
Biaya sewa = 750.000 Rp/jam
Biaya operator = 25.000 Rp/jam

Faktor penyesuaian = 0,85 (operator) x 1,2 (material) x 0,95 (jam kerja) x 0,90
(kemiringan) x 0,90 (koreksi BJ) x 1,0 (metoda/blade) x 1,0
(kenampakan) x 1,0 (elevasi) x 1,0 (transmisi) = 0,78
Produktivitas = 680 m3/jam x 0,78 = 530,4 m3/jam
190.700m3
Jam operasi = 530,4 = 359,53 jam
m3/jam
Biaya = 359,53 jam x (750.000 Rp/jam + 25.000 Rp/jam) = 278.635.750Rupiah
Biaya total penebaran tanah pucuk = 241.786.000Rupiah + 637.113.750
Rupiah + 278.635.750Rupiah = 1.157.535.500Rupiah

Total biaya = biaya tanah penutup + tanah pucuk = 5.770.641.750 Rupiah +


1.157.535.500Rupiah = 6.928.177.250

3. Perhitungan pembuatan kolam pengendap


Spesifikasi alat: Kapasitas bucket normal = 0,9 m3
Faktor pengisian = 0,9
Efektivitas kerja = 50 menit/jam
Waktu Edar (CT) = 0,5 menit
Uraian penggunaan alat : Luas untuk kolam = 8000 m2
Kedalaman = 2 m
Volum material yang dipindahkan = 16.000 m3
Biaya sewa = 230.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam

0,9 m3 x 0,9 x 50 menit/jam


Produktivitas = = 81 m3/jam
0,5
16.000 m3
Jumlah jam yang diperlukan = 81 m3/jam = 197,53 jam
Biaya = 197,53 x (230.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 51.357.800
Rupiah

4. Perhitungan Biaya Revegetasi


Adapun perhitungan biaya revegetasi adalah sebagai berikut:
Luas lahan yang akan ditanam= 500 Ha

32| PT GEMA TAMBANG MANDIRI


Jarak tanam = 8 x 8 m
Jumlah bibit = 260.000 batang
Harga bibit = 18.000 Rp/batang
Waktu penanaman = 7 menit /batang x 260.000 batang = 1.820.000 menit =
30.333,33 jam
30.333,33jam
Hari yang diperlukan = = 4.333,33 hari
7 jam/hari
Biaya bibit = 260.000 batang x 18.000 Rp/batang = 4.680.000.000 Rupiah
Biaya pupuk = 130.000 kg x 5000 Rp/kg = 650.000.000 Rupiah
Upah tenaga kerja = 4.333.3 hari x 70.000 Rp/hari = 303.333.100 Rupiah
Biaya total revegetasi = 4.680.000.000 Rupiah + 650.000.000 Rupiah +
303.333.100 Rupiah = 5.633.333.100 Rupiah

B. Biaya Tidak Langsung


1. Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi
Total biaya tidak langsung untuk mobilisasi dan demobilisasi kegiatan
reklamasi diperkirakan sebesar 2,5% dari jumlah total biaya langsung.
2,5
Biaya Mobilisasi= 100 x Rp 12.612.868.150 = Rp 315.321.703,8

2. Biaya Perencanaan Reklamasi


Total biaya tidak langsung untuk perencanaan reklamasi diperkirakan 2 %
dari jumlah total biaya langsung.
2
Biaya PM = 100 x Rp 12.612.868.150 = Rp 252.257.363

3.Biaya Administrasi
Total biaya tidak langsung untuk administrasi kegiatan reklamasi
diperkirakan sebesar 3 % dari jumlah total biaya langsung.
3
Biaya Administrasi = 100 x Rp 12.612.868.150 = Rp 378.386.044,5

4. Biaya Supervisi (Reclamation Management Cost)


Total biaya tidak langsung untuk supervisi kegiatan reklamasi
diperkirakan sebesar 2 % dari jumlah total biaya langsung.
2
Biaya Supervisi = 100 x Rp 12.612.868.150 = Rp 252.257.363

33| PT GEMA TAMBANG MANDIRI

Anda mungkin juga menyukai