Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TULUNGAGUNG

NO: / I / 2017

TENTANG

KEBIJAKAN PENUGASAN DAN PENUGASAN KEMBALI STAF


DI RS. BHAYANGKARA TULUNGAGUNG

KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TULUNGAGUNG


Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
pegawai di RS Bhayangkara Tulungagung perlu kiranya segera
ditetapkan kebijakan penugasan dan penugasan kembali staf dengan
surat keputusan Kepala Rumah sakit. .

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan kebijakan proses penugasan dan penugasan
kembali staf di RS Bhayangkara Tulungagung sebagai mana
tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini;

Kedua : Kebijakan proses penugasan dan penugasan kembali di RS


Bhayangkara Tulungagung untuk dapat dilaksanakan dan
digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.

Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini
dibebankan pada Anggaran Biaya RS Bhayangkara Tulungagung .

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan bahwa apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapannya, akan dilakukan perbaikan kembali
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tulungagung
pada tanggal 01 Januari 2017

Kepala
RS.bhayangkara Tulungagung

dr. Ananingati Sp.OG.


AKBP NRP: 71100512
Lampiran Peraturan Karumkit
RS. Bhayangkara Tulungagung
Nomor : / I / 2017
Tanggal : 01 Januari 2017

BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
Penugasan adalah proses yang dilaksanakan ketika seorang staf mengajukan izin
meninggalkan pekerjaan (karena cuti, sakit atau kepentingan lainnya), sehingga dibutuhkan
staf lain untuk beralih tugas dalam menggantikan tugas staf yang meninggalkan pekerjaannya
tersebut.
Penugasan kembali adalah proses yang dilaksanakan ketika seorang staf telah selesai jangka
waktunya dalam meninggalkan pekerjaan (karena cuti, sakit, atau kepentingan lainnya),
sehingga staf tersebut akan kembali bekerja, dan staf lain yang menggantikan akan kembali
ditempatkan di posisi semula, atau posisi lain yang membutuhkan, sesuai dengan
kompetensinya.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
1. Untuk menyediakan staf yang kompeten di setiap satuan kerja rumah sakit.
2. Untuk menempatkan staf pada posisi pekerjaan yang tepat, sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki.
3. Untuk memenuhi tanggungjawab rumah sakit terhadap program-program tindakan
alternatif dan pertimbangan hukum dan sosial lainnya menurut komposisi tenaga
kerja.
BAB III
ISI
Pasal 3
Setiap karyawan yang akan mengajukan izin meninggalkan pekerjaan (cuti, sakit, atau
keperluan lain), harus mengajukan diri untuk mendapatkan surat cuti. Surat cuti ini disetujui
oleh atasan langsung, dan diketahui oleh atasan dari atasan langsung yang bersangkutan.
Pasal 4
Pengajuan cuti diajukan minimal 2 minggu sebelum pelaksanaan cuti, kecuali pada keadaan
mendesak.
Pasal 5
Pengalih tugasan beban kerja sebisa mungkin menggunakan tenaga dari satuan kerja tersebut.
Pasal 6
Apabila karyawan melakukan izin meninggalkan pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari
satu bulan, maka Kepala Instalasi dan Kepala Ruang dapat mengusulkan kepada Karumkit
untuk penambahan bantuan tenaga kerja dari staf yang berasal dari satuan kerja lain.

Pasal 7
Kepala Instalasi, Kepala Ruang, dan Karumkit kemudian mengadakan rapat untuk
menentukan staf pengganti yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan satuan kerja.
Pasal 8
Staf yang ditunjuk untuk menggantikan akan menerima SK Penugasan yang dilaksanakan
sesuai jangka waktu yang ditentukan
Pasal 9
Staf pengganti ini akan dilakukan rekredensial untuk menentukan rincian kewenangan klinis
dan untuk mendapatkan surat penugasan klinis.
Pasal 10
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam jangka waktu pengalihan tugas tersebut, akan
disesuaikan dan dapat direvisi sewaktu-waktu dengan pertimbangan dari Kepala Instalasi,
Kepala Ruang dan Karumkit
Pasal 11
Apabila staf yang mengajukan izin meninggalkan pekerjaan (cuti, sakit, atau keperluan lain)
telah selesai masa pengajuan cuti, maka staf yang bersangkutan akan dikembalikan ke satuan
kerja yang ditinggalkan.
Pasal 12
Staf pengganti selanjutnya akan kembali bertugas di satuan kerja yang telah ditinggalkan.

Pasal 13
Apabia satuan kerja yang ditinggalkan telah mengadakan perekrutan staf baru, maka staf
pengganti ini bisa ditempatkan di satuan kerja lain yang membutuhkan, sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki.
Kepala
RS.Bhayangkara Tulungagung

dr. Ananingati Sp.OG


AKBP NRP: 711 005512

Anda mungkin juga menyukai