Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN MATA AJAR KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN

MASALAH KESEHATAN PRURITUS

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Pruritus berasal dari kata Prurire: gatal; rasa gatal; berbagai macam keadaan yang
ditandai oleh rasa gatal (Kamus Kedokteran Dorland. 1996). Djuanda A, dkk (1993),
mengemukakan pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan
rangsangan untuk menggaruk.
Berdasarkan dua pendapat di atas, Pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan
ditandai oleh rasa gatal, serta menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Reseptor
rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang
hanya ditemukan pada kulit, membrane mukosa dan kornea (Sher,1992). Pruritus
merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada
gangguan dermatologic.

2. Etiologi
Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan. Secara umum, penyebab
pruritus dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu:
a. Pruritus local
Pruritus local adalah pruritus yang terbatas pada area tertentu di tubuh.
Penyebabnya beragam, beberapa penyebab pruritus lokal:
Kulit kepala :Seborrhoeic dermatitis, kutu rambut
Punggung : Notalgia paraesthetica
Lengan : Branchioradial pruritus
Tangan : Dermatitis tangan
b. Gangguan sistemik
Beberapa gangguan sistemik penyebab pruritus
Gangguan ginjal seperti gagal ginjal kronik
Gangguan hati seperti obstruksi biliaris intrahepatika atau ekstrahepatika
Endokrin/ metabolic seperti Diabetes, hipertiroidisme, hipoparatiroidisme,
dan myxedema
Gangguan pada darah defisiensi seng (anemia), polycythaemia, leukemia
limfatik, dan Hodgkins disease
c. Gangguan pada kulit
Penyebab pruritus yang berasal dari gangguan kulit sangat beragam. Beberapa
diantaranya, yaitu dermatitis kontak, kulit kering, prurigo nodularis, urtikaria,
psoriasis, dermatitis atopic, folikulitis, kutu, scabies, miliaria, dan sunburn.
d. Pajanan terhadap faktor tertentu
Pajanan kulit terhadap beberapa faktor, baik berasal dari luar maupun dalam dapat
menyebabkan pruritus. Faktor yang dimaksud adalah allergen atau bentuk iritan
lainnya, urtikaria fisikal, awuagenic pruritus, serangga, dan obat-obatan tertentu
(topical maupun sistemik; contoh: opioid, aspirin).
e. Hormonal
Dua persen dari wanita hamil menderita pruritus tanpa adanya gangguan
dermatologic. Pruritus gravidarum diinduksi oleh estrogen dan terkadang terdapat
hubungan dengan kolestasis. Pruritus terutama terjadi pada trimester ketiga
kehamilan, dimulai pada abdomen atau badan, kemudian menjadi generalisata.
Ada kalanya pruritus disertai dengan anoreksia, nausea, dan muntah. Pruritus
akan menghilang setelah penderita melahirkan. Ikterus kolestasis timbul setelah
penderita mengalami pruritus 2-4 minggu. Icterus dan pruritus disebabkan oleh
karena terdapat garam empedu di dalam kulit. Selain itu, pruritus juga menjadi
gejala umum terjadi menopause. Setidaknya 50% orang berumur 70 tahun atau
lebih mengalami pruritus. Kelainan kulit yang menyebabkan pruritus, seperti
scabies, pemphigoid nodularis, atau eczema grade rendah perludipertimbangkan
selain gangguan sistemik seperti kolestasis ataupun gagal ginjal. Pada sebagian
besar kasus pruritus spontan, penyebab pruritus pada lansia adalah kekeringan
akibat penuaan kulit, pruritus pada lansia berespon baik terhadap pengobatan
emollient.

3. Manifestasi Klinis
Pruritus secara khas akan menyebabkan pasien menggaruk yang biasanya dilakukan
semakin intensif pada malam hari. Pruritus tidak sering dilaporkan pada saat terjaga
karena perhatian pasien teralih pada aktifitas sehari-hari. Pada malam hari dimana
hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian hanya sedikit, keadaan pruritus yang ringan
sekalipun tidak mudah diabaikan. Efek sekunder mencakup ekskorisi, kemerahan
bagian kulit yang menonjol (bidur), infeksi dan perubahan pigmentasi. Rasa gatal
yang hebat akan mengganggu penampilan pasien.

4. Klasifikasi Pruritus
a. Pruritoceptive itch : akibat gangguan yang berasal dari kulit. Misalnya, inflamasi.
Kering, dan kerusakan kulit
b. Neuropathic itch : akibat gangguan pada jalur aferen saraf perifer atau sentral,
misalnya, pada herpes dan tumor
c. Neurogenic itch : tidak ada gangguan pada saraf maupun kulit, namun terdapat
transmitter yang merangsang gatal, misalnya: morphin dan penyakit sistemik
(ginjal kronis, jaundice)
d. Psikogenic itch : akibat gangguan psikologi, misalnya: parasitophobia

Ada juga yang menggolongkan atau mengklasifikasikan pruritus dalam beberapa


jenis, yaitu:
a. Pruritus pada gravidarum
Di induksi oleh hormone estrogen terutama pada trimester III akhir gravidarum
dimulai dari abdomen atau badan kemudian generalisata, bisa disertai dengan
gejala anorexia, nausea atau muntah juga disertai icterus kolestatik setelah pruritus
2-4 minggu karena garam empedu ada dalam kulit.
b. Pruritus pada hepatikum
Pruritus sebagai akspresi kolestatis tanda adanya obstruksi pada empedu
(obstruksi billiarry disease) yang berlokalisasi pada daerah hepatal, bisa juga
disebabkan efek samping obat-obatan yang memberi obstruksi intra hepatal
sehingga terjadi ekskresi garam asam billiar.
c. Pruritus pada senilitas/ senilis
Kulit senile yang kering mudah menderita fisur (chapped skin) mudah menjadi
pruritic, terjadi dengan atau tanpa reaksi inflamatorik. Rasa gatal terjadi karena
stimulasi ringan/ perubahan suhu. Daerah yang tersering ialah daerah genital
eksterna, perineal dan perianal.
d. Pruritus pada system endokrin (DM, Hiperparatiroid, Mixedema).

5. Patofisiologi
Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai
pada gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan
perubahan integritas kulit jika pasien mereponnya dengan garukan. Reseptor rasa
gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (peniciate) yang hanya
ditemukan dalam kulit, membrane mukosa dan kornea (Sher,1992).
Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine oleh ujung
saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran
setan rasa gatal dan menggaruk. Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh
penyakit kulit yang primer dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun
keadaan ini bisa timbul tanpa manifestasi kulit apapun. Keadaan ini disebut sebagai
esensial yang umumnya memiliki awitan yang cepat, bisa berat dan mengganggu
aktivitas hidup sehari-hari yang normal.

6. Komplikasi
Bila scabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis
akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan
furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat
menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena
penggunaan preparat anti scabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun
pemakaian yang terlalu sering.

7. Penatalaksannan
Penatalaksannan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu sendiri.
Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat
beberapa cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada
penderita, yaitu:
Pengobatan topical:
Dinginkan kulit dengan kain basah atau air hangat.
Losion calamine. Losion ini tidak dapat digunakan pada kulit yang kering dan
memiliki batasan waktu dalam pemakaiannya karena mengandung phenols.
Losion menthol/camphor yang berfungsi untuk memberikan sensasi dingin.
Pemakaian emmolient yang teratur, terutama jika kulit kering.
Kortikosteroid topical sedang untuk periode waktu yang pendek.
Antihistamin topical sebaiknya tidak digunakan karena dapat mensensitisasi kulit
dan menimbulkan alergi dermatitis kontak.

Pengobatan dengan medikasi oral mungkin diperlukan, jika rasa gatal cukup parah
dan menyebabkan tidur terganggu:
Aspirin : efektif pada pruritus yang disebabkan oleh mediator kinin atau
prostaglandin, tapi dapat memperburuk rasa gatal pada beberapa pasien.
Doxepin atau amitriptyline: antidepresan trisiklik dengan antipruritus yang efektif.
Antidepresan tetrasiklik dapat membantu rasa gatal yang lebih parah
Antihistamin : antihistamin yang tidak mengandung penenang memiliki
antipruritus. Antihistamin penenang dapat digunakan karena efek penenangnya
tersebut.
Thalidomide terbukti ampuh mengatasi prurigo nodular dan beberapa jenis
pririyus kronik.

Upaya lain yang berguna untuk menghindari pruritus, diantaranya mencegah


faktor pengendap, seperti pakaian yang kasar, terlalu panas, dan yang
menyebabkan vasodilatasi jika dapat menimbulkan rasa gatal (misalnya: kafein,
alcohol, makanan pedas). Jika kebutuhan untuk menggaruk tidak tertahankan,
maka gosok atau garuk area yang bersangkutan dengan telapak tangan.
Untuk gatal ringan dengan penyebab yang tidak membahayakan seperti kulit
kering, dapat dilakukan penanganan sendiri berupa:
Mengoleskan pelembab kulit berulang kali sepanjang hari dan segera setelah
mandi
Tidak mandi terlalu sering dengan berkadar kaporit tinggi
Memasang alat pelembab udara, terutama diruangan ber- AC
Mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra,
menghindari bahan wol serta bahan sintesis yang tidak meyerap keringat.
Menghindari konsumsi kafein, alcohol, rempah-rempah, air panas dan
keringat berlebihan.
Menghindari hal-hal yang telah diketahui merupakan penyebab gatal.
Menjaga hygiene pribadi dan lingkungan.
Mencegah komplikasi akibat garukan dengan cara memotong kuku dan
menggosok kulit yang gatal menggunakan telapak tangan sebagai ganti
menggaruk. Obat yang dapat dipergunakan antara lain obat oles antigatal
(dengan kandungan mentol, kampor, kalamin dan doxepin HCL) serta obat
minum, seperti doxepin dan antihistamin.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Biodata klien secara lengkap, yang mencakup umur, jenis kelamin, suku bangsa.
b. Keluhan utama
Biasanya klien datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan keluhan gatal pada
kulitnya, intensitas gatal lebih sering terasa pada malam ahri.
c. Riwayat penyakit sekarang
Faktor pencetus timbulnya pruritus dapat disebabkan oleh adanya kelainan
sistemik internal seperti diabetes mellitus, kelainan darah atau kanker,
penggunaan preperat oral seperti aspirin, terapi antibiotic, hormone, adanya
alergi, baru saja minum yang baru, pergantian kosmetik dapat menjadi faktor
pencetus adanya pruritus. Tanda-tanda infeksi dan bukti lingkungan seperti udara
yang panas, kering, atau sprei/selimut yang menyebabkan iritasi, harus
diperhatikan. Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat
dari kulit yang kering.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pruritus merupakan penyakit yang hilang atau timbul,s sehingga pada riwayat
dahulu sebagian besar klien pernah menderita penyakit yang sama dengan kondisi
yang dirasa sekarang.
e. Riwayat penyakit keluarga
Diduga faktor genetic tidak mempengaruhi timbulnya pruritus. Kecuali dalam
keluarga ada kelainan sistemik internal yang bersifat herediter mungkin juga
mengalami pruritus.
f. Riwayat psikososial
Rasa gatal dapat pula disebabkan oleh faktor psikologik seperti stress yang
berlebihan dalam keluarga atau lingkungan kerja. Pruritus menimbulkan
gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang hebat akan
mengganggu penampilan pasien.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pruritus berhubungan dengan erupsi dermal
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan respon peradangan
c. Resiko tinggi terjadinya gangguan konsep diri/body image berhubungan dengan
perubahan fisik dan respon orang lain
d. Perubahan kenyamanan berhubungan dengan terjadinya lesi/ erupsi dermal

3. Intervensi keperawatan
a. Pruritus berhubungan dengan erupsi dermal
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam rasa gatal
berkurang/hilang
Kriteria hasil : erupsi dermal yang terjadi dapat diatasi
Intervensi :
1. Observasi intensitas gatal dan perluasan kulit
2. Jaga kebersihan kulit
3. Gunakan air hangat untuk mandi
4. Anjurkan untuk tidak menggaruk saat gatal jika terpaksa ingin menggaruk,
menggunakan telapak tangan saat menggaruk
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antihistamin

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan respon peradangan


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam integritas kulit
kembali normal
Kriteria hasil : lesi dan peradangan dapat teratasi
Intervensi :
1. Beri pelembab
2. Gunakan handuk yang lembut saat mengeringkan tubuh
3. Anjurkan untuk tidak menggaruk saat gatal jika terpaksa ingin menggaruk,
menggunakan telapak tangan saat menggaruk

c. Resiko tinggi terjadinya gangguan konsep diri/body image berhubungan dengan


perubahan fisik dan respon orang lain
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam gangguan
konsep diri/ body image tidak terjadi
Kriteria hasil : pasien mampu menerima terjadinya perubahan fisik, keterbatasan
karena kondisi
Intervensi :
1. Jalin hubungan saling percaya
2. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan
3. Hindari pemajanan lama dibawah sinar matahari
4. Anjurkan memakai baju lengan panjang dan celana/ rok yang panjang untuk
perlindungan

d. Perubahan kenyamanan berhubungan dengan terjadinya lesi/ erupsi dermal


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam terpenuhinya
kenyamanan
Kriteria hasil : lesi/erupsi dermal berkurang/hilang
Intervensi :
1. Jaga kebersihan lingkungan dan kebersihan kulit
2. Ciptakan lngkungan yang nyaman
3. Hindari sabun berlemak/ yang mengandung detergen
4. Hindari perubahan cuaca yang mendadak/ ekstrem
5. Hindari faktor pencetus gatal/lesi
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit FK
UI, Jakarta.
Doengoes, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta.
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC: Jakarta.
Ramali, Ahmad. 2005. Kamus Kedokteran: Arti dan KIeterangan Istilah, cetakan 26.
Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK NY. N DENGAN PRURITUS DI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDHA BUDI MULIA 03 CIRACAS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Klien bernama Ny. N, umur klien 83 tahun kelahiran tahun 1933. Jenis kelamin
perempuan, agama islam dengan suku bangsa batak, alamat klien kamar Bougenvill
ciracas 3,Jakarta timur. Pendidikan terakhir Ny. N adalah SMA Muhammadiyah.
Tanggal masuk panti 11 Mei 2012 ( 4tahun).
2. Status kesehatan saat ini
Klien mengatakan badan dan kaki terasa gatal, terkadang bangun dimalam hari karena
gatal, bila bangun di malam hari cara mengalihkannya dengan membaca alquran.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan klien mempunyai riwayat darah tinggi (hipertensi) dan kencing
manis (DM), tetapi pada saat ini penyakit tersebut sudah hilang atau sembuh.
4. Riwayat kesehatan keluarga (genogram)

Keterangan :
= Laki laki

= Perempuan

= Klien

= Meninggal

= Tinggal Satu Rumah

5. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum klien tampak baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah (TD):
130/80, nadi 76x/menit, pernapasan 22x/menit, suhu tidak di ukur, klien mengatakan
tidak pusing. Kulit klien tampak kering, turgor kulit kurang elastis, tampak keriput,
terdapat kemerahan dibagian kaki sebelah kanan dan terdapat bekas luka yang sudah
menghitam di bagian kaki kanan. Kepala klien tampak tidak kotor, rambut tidak rapi
dan tampak kering, beruban, rambut rontok muka tampak anemis, membran mukosa
lembab, tampak gigi yang tanggal, mata normal, penglihatan jelas, klien dapat
membaca dengan baik, dan tidak terdapat pembesaran thyroid , tidak terdapat
pembesaran vena jugularis dan kaki kuduk di bagian leher. Pendengaran kurang,
mulut simetris, stomatitis tidak ada, tenggorokkan tidak ada sakit menelan. Payudara
klien tidak terdapat benjolan/masa. Payudara simetris, tampak kendur. Dada/thorax
normal, abdomen normal, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah normal. BAK
normal, BAB normal tidak konstipasi. Klien dapat merasakan adanya rangsangan
nyeri bila dirangsang oleh sesuatu benda (dicubit/dipukul).
6. Pola aktifitas sehari-hari
Klien mengatakan aktifitas sehari-hari makan, mandi, berbincang-bincang dengan
teman-teman sejawat, mengikuti pengajian/ bermain rebana walaupun tidak rutin,
membaca alquran, sholat, jalan-jalan pagi dan mengikuti senam 1-2 kali dalam
seminggu.
7. Pengkajian psikososial dan spiritual
a. Psikososial
Klien mengatakan klien akrab dengan teman-teman sejawatnya, dan menganggap
mereka sebagai kelurga klien sendiri. klien tampak ramah dengan lingkungan
sekitarnya, klien mengatakan bila ada teman sejawatnya tidak suka atau teman
sejawatnya suka berantem, beliau lebih baik menghindar atau mendiamkan teman
tersebut. Harapan klien dalam berhubungan, klien dapat mengurangi atau berbagi
perasaan dengan teman-temannya dan mengurangi rasa sedih dan kecewa
terhadap keluarganya.
b. Identifikasi masalah emosional
Klien mengatakan mengalami kesulitan tidur, tidak sering gelisah, kadang-kadang
klien murung dan menangis bila teringat keluarganya, dan terkadang sering
khawatir tentang masa depan atau masalah kehidupannya (kesehatannya).
Keluhan tersebut dirasakan bila Ny. N dalam keadaan sendiri tidak ada teman
untuk berbincang-bincang. Tidak ada masalah dalam dirinya maupun keluarganya
dan tidak menggunakan obat tidur ataupun penenang atas anjuran dokter. Klien
juga mengatakan tidak suka mengurung diri, klien tampak bersosialisasi dengan
teman-teman sejawatnya.
c. Spiritual
Klien mengatakan beragama islam, dan kegiatan sehari-hari dalam keagamaan
klien biasanya mengikuti kegiatan pengajian 1x/ hari dan bermain rebana/kosidah
setiap harinya dengan harapan lebih baik untuk mengisi waktu tuanya. Klien
berharap dalam sisa hidupnya klien dapat terus sehat dan meninggal dalam
keadaan khusnul khotimah.
d. Konsep diri
Klien mengatakan dalam konsep dirinya klien harus berpikir positif untuk hidup
sehat.
8. Pengkajian status fungsional klien
a. KATZ indeks
Klien termasuk kategori mandiri dalam hal: makan, kontinen dalam BAB/BAK,
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
b. BARTHEL indeks
BARTHEL indeks dengan nilai 130 : mandiri
Klien dapat makan dan minum secara mandiri dengan frekuensi 3x/sehari,dengan
jumlah yang cukup (jenis makan: nasi, lauk-pauk ikan,sayuran,dll), klien dapat
beraktifitas secara mandiri seperti berpindah dari tempat tidur ke tempat lain, cuci
muka, menyisir rambut, mandi, jalan dipermukaan datar, naik turun tangga,
mengenakan pakaian sendiri, olah raga, rekreasi, serta dapat mengkontrol Bowel
(BAB) dengan frekuensi 1x/hari dengan konsistensi lunak, dan klien juga
mengatakan dapat mengkontrol Bladder (BAK) dengan frekuensi 4-7x/hari
dengan warna kuning jernih.
9. Status mental gerontik
Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ) dengan nilai interpretasinya yaitu
fungsi intelektualnya utuh. Sehingga dapat menyebutkan 8 benar dari 10 pertanyaan.
Klien tidak dapat menyebutkan presiden Indonesia sebelumnya dan salah menjawab
dalam perhitungan.
10. Identifikasi aspek kognitif
Mini Mental Status Exam (MMSE) : gangguan kognitif sedang.
Orientasi : 9
Registrasi : 2
Perhatian dan kalkulasi : 2
Mengingat : 1
Bahasa : 5
11. Terapi
Salf/cream untuk gatal 3xsehari
12. Pemeriksaan diagnostik
Klien tidak dilakukan pemeriksaan diagnostik
Jakarta, 15 Agustus 2016
Pengkaji

(.....................................)
DATA FOKUS
No Data Diagnosa keperawatan
1 Data Subyektif : Pruritus berhubungan dengan
Klien mengatakan gatal pada kaki kanannya erupsi dermal
Klien mengatakan luka dalam proses
penyembuhan
Klien mengatakan masih ada sedikit luka
dibagian kaki kanannya

Data Obyektif :
Klien tampak mengaruk-garuk kaki kanannya
Kaki kanan klien tampak sedikit luka dan
memerah
Tampak bekas menghitam di sekitar daerah kaki
kanan

2 Data Subyektif : Kerusakan integritas kulit


Klien mengatakan masih ada sedikit luka berhubungan dengan lesi dan
dibagian kaki kanannya respon peradangan
Klien mengatakan gatal pada kaki kanannya

Data Obyektif :
Klien tampak menggaruk-garuk kaki kanannya
Kaki kanan tampak sedikit luka dan memerah
Tampak bekas menghitam di sekitar daerah kaki
kanan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pruritus berhubungan dengan erupsi dermal
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan respon peradangan

PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Pruritus berhubungan dengan erupsi dermal


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam rasa gatal berkurang/hilang
Kriteria hasil : erupsi dermal yang terjadi dapat diatasi
Intervensi :
1. Observasi intensitas gatal dan perluasan kulit
2. Jaga kebersihan kulit
3. Gunakan air hangat untuk mandi
4. Anjurkan untuk tidak menggaruk saat gatal jika terpaksa ingin menggaruk,
menggunakan telapak tangan saat menggaruk
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antihistamin

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan respon peradangan


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam integritas kulit kembali
normal
Kriteria hasil : lesi dan peradangan dapat teratasi
Intervensi :
1. Beri pelembab
2. Gunakan handuk yang lembut saat mengeringkan tubuh
3. Anjurkan untuk tidak menggaruk saat gatal jika terpaksa ingin menggaruk,
menggunakan telapak tangan saat menggaruk
CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal/ No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan Nama Jelas
Waktu DX
15-8-16 1 Mengobservasi intensitas gatal dan perluasan
10.00 kulit
WIB Data Subyektif:
klien mengatakan gatal dibagian kaki kanannya

Data Obyektif:
Klien tampak menggaruk-garuk bagian kaki
kanannya
Terdapat sedikit luka dan memerah

1,2 Penkes untuk menjaga kebersihan kulit,


menggunakan pelembab kulit, menggunakan
handuk yang lembut saat mengeringkan tubuh,
dan menganjurkan untuk tidak menggaruk jika
terpaksa ingin menggaruk, menggunakan telapak
tangan saat menggaruk
Data Subjektif:
Klien mengatakan mengerti yang telah dijelaskan
oleh perawat

Data Obyektif:
Klien tampak mengerti
Klien tampak menggaruk kakinya dengan telapak
tangan

1 Membantu klien memakaikan cream/salf di


tempat yang gatal
Data Subyektif:
Klien mengatakan gatal berkurang

Data Obyektif:
Salf telah diberikan
CATATAN PERKEMBANGAN

No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP) Paraf dan


DX Jam Nama Jelas
1,2 Senin/ S:
15-8-2016 Klien mengatakan gatal berkurang
Jam 13.00 Klien mengatakan sebagian luka sudah mulai
sembuh
Klien mengerti tentang pendidikan kesehatan
tentang penyakitnya

O:
Sebagian kulit klien sudah mulai menghitam
bekas luka/lesinya
Klien tampak jarang untuk menggaruk
Klien tampak mengerti

A : Masalah teratasi sebagian

P:
Menganjurkan klien untuk hidup bersih
Menganjurkan klien untuk tidak lupa
mengoleskan salf ny 3x/hari
Menganjurkan klien menggunakan handuk yang
lembut saat mengeringkan tubuh

Anda mungkin juga menyukai