Anda di halaman 1dari 50

Analisis Fenomena Monday Dan Weekend Effek pada saham

IHSG di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016


Proposal Skripsi

Sebagai Syarat Pengajuan Skripsi

Oleh :
Evan Wijaya Santoso
11140085

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora


Program Studi Akuntansi
Universitas Bunda Mulia
2017

i
Identitas Penyusun

Nama : Evan Wijaya santoso

NIM : 11140085

Kelas : 6 PAK 1

Temapat Tanggal Lahir : Bekasi, 6 Februari 1996

Alamat : Perum Duta Kranji, Jl Borobudur Raya Blok

A no 735, Bekasi Barat, 17134

Nomor Telepon : 087886907606

Riwayat Pendidikan :

1. Tk Tunas Jakasampurna, Bekasi Barat

2. SD Strada Bhakti Wiyata, Bekasi Barat

3. SMP Strada Bhakti Wiyata, Bekasi Barat

4. SMA Santo Yoseph, Jakarta Timur

ii
Daftar Pustaka

Judul

Identitas Penyusun ...................................................... Error! Bookmark not defined.

Daftar Isi...................................................................... Error! Bookmark not defined.

Bab 1 ........................................................................... Error! Bookmark not defined.

Pendahuluan ................................................................ Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah............................ Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi Masalah ................................... Error! Bookmark not defined.

1.3 Rumusan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.

1.5 Kegunaan Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.

Bab 2 ........................................................................... Error! Bookmark not defined.

Landasan teori ............................................................. Error! Bookmark not defined.

2.1 kerangka Teori .................................................. Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Manajement Keuangan............................... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan........... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Aktivitas Manajement Keuangan ............ Error! Bookmark not defined.

2.1.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan: ................ Error! Bookmark not defined.

2.1.1.4 Tujuan Manajemen Keuangan ............... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Pasar Modal ................................................ Error! Bookmark not defined.

iii
2.1.2.1 Pengertian ................................................ Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2. Fungsi Pasar Modal ................................ Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3. Manfaat Pasar Modal ............................. Error! Bookmark not defined.

2.1.2.4 Jenis Pasar Modal.................................... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.5 Instrumen Pasar Modal ...................... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Saham ......................................................... Error! Bookmark not defined.

2.1.4. Return Saham ............................................ Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Indeks Harga Saham .................................. Error! Bookmark not defined.

2.1.7. Pasar Modal Efisien .................................. Error! Bookmark not defined.

2.1.8 Anomali Pasar ............................................ Error! Bookmark not defined.

2.1.9 Monday Effect ............................................ Error! Bookmark not defined.

2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu ....................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Paradigma Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Hipotesis............................................................ Error! Bookmark not defined.

Daftar Pustaka ............................................................. Error! Bookmark not defined.

iv
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan pasar yang menjual berkaitan instrument keuangan

jangka panjang yang diperjual belikan dalam bentuk utang maupun modal sendiri

yang diterbitkan baik oleh pihak pemerintah maupun swasta. Sebagaimana mestinya

suatu pasar, pasar modal merupakan suatu sarana untuk menjembatani antara pihak

pemilik dana (Investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (Emiten). Melalui

pasar modal instrumen yang diperdagangkan berupa surat tanda utang ( Obligasi),

surat tanda kepemilikan ( Saham), maupun produk turunan (Derivatif) sesuai dengan

jumlah yang di perlukan. keuntungan pasar modal ialah menyediakan sumber

pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi

sumber dana secara optimal, alternatif investasi yang memberikan potensi keuangan

dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likudasi, dan

diversivikasi investasi. (Bujang 2007)

Kebutuhan akan likuidasi suatu saham dari hari kehari dalam minggu

perdagangan terus saja berubah ubah, hal inilah yang akan membuat keputusan akan

menjual dan membeli suatu investasi sebagai akibat dari demand of money. Seiring

atas pengaruh tersebut akan berdampak terhadap perubahan dalam segi harga,

frekuensi, maupun volume perdagangan, walaupun bukan hanya fakto ini yang

mempengaruhi perubahan tersebut tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhi

perubahan tersebut seperti perkembangan isu maupun informasi yang beredar.

1
Sebagaimana diketahui bersama bahwa dalam seminggu secara umum

diterapkan lima hari kerja dalam pasar modal, dimana hari perdagangan (Trading

Day) dimulai dari hari senin sampai hari jumat, sedangkan hari sabtu dan minggu

tidak ada perdagangan ( Non Trading Day). Dari hari perdagangan yang diterapkan

oleh Bursa Efek Indonesia muncul banyak teori yang melandasi pengaruh

perdagangan di bursa efek diman teori tersebut saling berkaitan dan bertentangan

yaitu mengenai pasar modal dan anomali pasar.

Pasar modal efisien adalah kondisi saat harga saham mencerminkan informasi

yang beredar sehingga sangat tidak mungkin bagi investor untuk.memperkirakan

akan memperoleh keuntunga diatas normal secara berkelanjutan. Pasar modal di

Indonesia masuk kedalam pasar modal efisien namun masih dalam bentuk lemah,

dimana harga saham di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi berdasarkan cerminan data

hitoris laporan keuangan. Kondisi dalam pasar modal efisien cenderung return saham

yang dihasilkan selama lima hari perdagangan menunjukan hasil yang sama dimana

tidak ada perubahan yang signifikan antar kelima hari tersebut. Meskipun dalam

praktiknya teori ini bertentangan dengan kondisi pasar dilapangan karena dalam

kenyataannya terdapat perbedaan yang signifikan antar return niali saham dari hari

kehari, yang dinamakan sebahgai anomali pasar yang tidak dapat dihindarkan.

Anomali pasar merupakan kondisi yang menyimpang dari model atau pola

yang terdapat pada konsep pasar modal efisien pada umumnya yang tidak dapat

diantisipasi, hal ini yang menyebabkan investor memperoleh abnormal return dari

transaksi investasi yang dilakukan, kondisi ini berdampak buruk karena kondisi pasar

2
tidak lagi mencerminkan keadaan yang sebenarnya, anomali ini pun menciptakan

kondisi yang bertentangan dengan konsep pasar modal efisien.

Atas dasar inilah banyak penelitian pada beberapa pasar saham yang

menyebutkan adanya beberapa fenomena yang tidak sesuai akan konsep pasar modal

efisien sehingga menjadi abnornal return, yaitu berkaitan dengan Monday effect

dimana kondisi ini membuat investor cenderung pada hari senin lebih suka menjual

saham dari pada membeli saham sehingga terjadi penawaran yang berlebihan dan

berdampak pada menurunnya harga saham sehingga tercipta return negatif pada

penjualan saham hari senin. Tetapi selain itu terjadi kondisi sebaliknya dimana

terdapat pengaruh Weekend effect dimana perdaganggan pada hari jumat cenderung

mengalami return positif tertinggi dari lima hari penjualan dalam minggu

perdagangan. Tentu hal ini dipengaruhi faktor psikologis investor mempunyai

pengaruh karena hari senin merupakan hari pertama setelah libur dan jauh dari hari

libur, hal ini yang mempengaruhi psikologis investor yang menyebabkan investor

pesimis pada hari senin, serta apakah ada kaitan Monday effect dipengaruhi atas

Weekend effect yang terjadi sebelumnya.

Penelitian mengenai Monday effect pertama kali dilakukan oleh Fields

pada tahun 1931 dan dilanjutkan oleh French tahun 1980. Penelitian yang dilakukan

oleh French menunjukkan adanya suatu pola imbal hasil di pasar modal dalam suatu

periode tertentu, hal ini ditandai dengan adanya ratarata imbal hasil negatif pada hari

senin yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan hari-hari lain dalam minggu

yang sama.Setelah penelitian yang dilakukan oleh French, banyak peneliti lain yang

tertarik untuk membahas mengenai fenomena Monday effect yang antara lain

3
dilakukan oleh Gibbons dan Hans (1981), Jaffe, Westerfield dan Ma (1989),

Lakonishik dan Maberly (1990), Abraham dan Ikenberry (1994), Kamara (1997),

Wang, Li dan Ericksen (1997), Mehdian dan Perry (2001) serta Sun dan Tong (2002)

yang membuktikan bahwa return pada hari Senin negatif bila dibandingkan dengan

hari-hari lain. Lebih lanjut, Abraham dan Ikenberry (1994) mengemukakan adanya

hubungan antara hari Jumat dengan hari Senin, hal ini dibuktikan dengan penilitian

yang menunjukan jika return hari Jumat negatif maka 80% return pada hari Senin

akan negatif dan bila return hari Jumat positif maka 50% return pada hari senin akan

positif.Penelitian mengenai anomali pasar di pasar modal Indonesia dilakukan

Cahyaningdyah (2005) yang membuktikan terjadinya day of week effect pada Bursa

Efek Jakarta periode 2001-2003, dimana return tertinggi terjadi pada hari Jumat

(weekend effect) dan return terendah terjadi pada hari Senin (Monday effect).

Penelitian mengenai Monday effect hingga saat ini masih menjadi bahan penelitian

yang menarik untuk diteliti karena tidak setiap tahun terjadi fenomena Monday effect.

Menurut studi yang dilakukan oleh Antariksa Budileksmana (2005: 491)

menyatakan bahwa dengan periode pengamatan pada return pasar tahun 1999-2004,

pengujian membuktikan bahwa terdapat returnyang negatif secara signifikan pada

hari Senin dan return hari lain adalah positif, atau dengan kata lain terdapat gejala

Monday effect di Bursa Efek Jakarta. Return pada hari Senin berkorelasi secara

positif terhadap return hari jumat pada minggu sebelumnya.Menurut Saputro dan

Sukirno (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Day of The Week effect dan Month

of The Year Effect Terhadap Return Indeks Pasar menunjukkan bahwa return saham

pada hari Senin merupakan return terendah dibandingkan dengan return saham pada

4
hari lain. Return pada hari Senin tidaklah terjadi secara random dan dapat diprediksi

secara sistematis berdasarkan kondisi pasar pada hari Jumat minggu sebelumnya.

Studi ini juga menyatakan bahwa munculnya gejala Monday effect tidak stabil dan

bervariasi dari tahun ke tahun sepanjang periode pengamatan 1999-2004.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada maka penulis mengidentifikasikan

masalah yang akan muncul pada kasus ini ialah:

Untuk mengetahui adanya pengaruh hari perdagangan terhadap return saham yang

terdapat pada Indek Harga Saham Gabungan(IHSG) yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia(BEI) untuk periode 2014-2016, serta untuk mengetahui apakah

terjadi fenomena anomali pasar berupa Monday dan Weekend effect pada

perdagangan tersebut. Untuk itu peneliti ingin menggunakan IHSG sebagai subjek

yang diteliti, hal ini karena IHSG merupakan indeks yang merangkum seluruh

saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Serta objek yang akan diteliti ialah

return saham yang dihasilkan pada IHSG dengan fokus utama berdasarkan hari

perdagangan yang dilakukan untuk memastikan bahwa fenomena anomali pasar

tersebut yang berkaitan dengan Monday dan Weekend Effect terjadi pada periode

ini.

5
1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan return yang terjadi pada hari senin sampai hari

jumat dalam minggu perdagangan di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terjadi Monday Effect pada perdagangan saham berdasarkan IHSG di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016?

3. Apakah terjadi Weekend Effect pada perdagangan saham berdasarkan IHSG

di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016?

4. Apakah hari perdagangan secara pasrsial akan berpengaruh signifikan

terhadap return harian saham pada IHSG di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah hari perdagangan secara simultan akan berpengaruh signifikan

terhadap return harian saham pada IHSG di Bursa Efek Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terjadinya perbedaan return yang terjadi pada hari

senin sampai hari jumat dalam minggu perdagangan di Bursa Efek Indonesia

2. Untuk mengetahui apakah fenomena Monday Effect benar terjadi pada

perdagangan saham berdasarkan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2014-

2016

6
3. Untuk mengetahui apakah fenomena Weekend Effect benar terjadi pada

perdagangan saham berdasarkan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2014-

2016

4. Untuk mengetahui pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di IHSG

baik secara parsial maupun secara simultan.

1.5 Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini penulis berharap agar hasil yang diperoleh dapat

memeberikan masukan bagi:

1. Bagi akademik

a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan berfikir mengenai pasar modal

khususnya berkaitan dengan pasar modal efisien beserta anomali pasar

yang muncul dalam perdagangan pasar modal, khususnya anomali yang

berkaitan dengan Monday dan Weekend Effect yang terjadi pada indeks

return saham. Dengan demikian penulis dapat melakukan analisis terhadap

teori dengan kenyataan yang terjadi serta menguji seberapa jauh teori

tersebut dapat diapplikasikan.

b. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi referensi,

maupun tambahan informasi serta sebagai acuan dalam melakukan

penelitian selanjutnya

2. Bagi Non Akademik

a. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat diggunakan oleh

perusahaan sebagai informasi lebih lanjut mengenai Monday dan

Weekend Effect guna memberikan gambaran nantinya bila ingin

7
melakukan investasi serta menjadi panduan dalam pengambilan keputusan

nantinya bila berinvestasi.

b. Bagi para investor maupun calon investor, diharapkan penelitian ini

nantinya dapat meneydiakan informasi yang memadai terjadi atau

tidaknya fenomena Monday atau Weekend Effect guna meningkatkan

keyakinan investor maupun calon investor dalam menanamkan modal

investasi, serta sebagai bahan dalam mempertimbangkan strategi investasi

yang efektif untuk memprediksi harga saham dimasa yang akan

mendatang.

Bab 2

Landasan teori

2.1 kerangka Teori

8
2.1.1 Manajement Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan

manajemen keuangan merupakan suatu keseluruhan kegiatan perusahaan yang

berhubungan dengan suatu usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan

dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan

beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut se-efisien mungkin. (Bringham

and Houston 2012)

Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,

pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang

dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.( Wikipedia 2017)

2.1.1.2 Aktivitas Manajement Keuangan

Menurut Musthafa (2017) Manajemen keuangan berhubungan dengan 3

aktivitas, yaitu:

1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada

berbagai aktiva.

2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana,

baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.

3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan

dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin

2.1.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan:

9
Menurut Husana (2015) Secara umum funsi keuangan dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta

kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan

membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk

memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada

untuk operasional kegiatan perusahaan.

5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan

dan mengamankan dana tersebut.

6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan

dan sistem keuangan pada perusahaan.

7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan

yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan

perusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi

2.1.1.4 Tujuan Manajemen Keuangan

10
Untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat

perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang

manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari

tindakan yang tidak diinginkan. (Husnan 2015)

2.1.2 Pasar Modal

2.1.2.1 Pengertian

Menurut Samsul (2006) adalah tempat atau sarana bertemunya antara

permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang.

Menurut Husnan (2015) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

perusahaan swasta.

Menurut Musthafa (2017) umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan

di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat

berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya

dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan

nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti

pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan

dari perusahaan.

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua

lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga

11
yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa

gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-

obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara

pedagang efek Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah

bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam

mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat

2.1.2.2. Fungsi Pasar Modal

Secara umum, fungsi pasar modal adalah sebagai berikut:

a. Sebagai sarana penambah modal bagi usaha

Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal.

Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan

lain, lembaga, atau oleh pemerintah.

b. Sebagai sarana pemerataan pendapatan

Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan

deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya

(pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat

dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.

c. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi

12
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka

produktivitas perusahaan akan meningkat.

d. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja

Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri

lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.

e. Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara

Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan

pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan

meningkatkan pendapatan negara.

f. Sebagai indikator perekonomian negara

Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin

meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan

berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.

2.1.2.3. Manfaat Pasar Modal

Menurut Samsul(2006) Secara umum manfaat pasar modal dapat dibagi meliputi:

1. Bagi emiten

Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain

a. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar

b. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai

13
c. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam

pengelolaan dana perusahaan

d. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan

ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

2. Bagi investor

Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:

a. nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan

tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital

gain

b. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga

yang mengambang bagi pemenang obligasi

c. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang

mengurangi risiko

2.1.2.4 Jenis Pasar Modal

Menurut Samsul (2006), dan Darmadji (2012) Pasar modal dibedakan menjadi

4 yaitu pasar :

1. Pasar Perdana ( Primary Market )

Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para

pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum

saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam

14
jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana

ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan

analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan.

Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan

memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu

dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur

pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang

adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan

pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.

2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )

Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara

investor

setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu

selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut

harus dicatatkan di bursa.

Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek

setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna

sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.

Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak

yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan

15
pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya

tidak terbatas.

3 Bursa Paralel / pasar ketiga

Bursa paralel adalah jenis pasar modal sebagai pelengkap bursa efek yang

ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya

melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel

diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE).

4. Pasar keempat

Sarana transaksi jual-beli antara investor jual dengan investor beli tanpa

melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor

jual dengan investor beli untuk saham atas pembawaan. Pasar model keempat

ini hanya terjadi serta dilaksanakan oleh investor besar karena dapat

menghemat biaya transaksi daripada jika dilakukanvdi pasar sekunder.

2.1.2.5 Instrumen Pasar Modal

Menurut Husnan (2015), dan Halim (2015) instrumen pasar modal dibedakan

menjadi 5 yaitu:

1. Saham (stock)

Mungkin kita tidak asing dengan istilah saham. Saham merupakan sebuah

kepemilikan baik modal atau wilayah. Saham merupakan instrumen yang

mampu memberi nilai tambah ekuitas dari pemiliki modal. Saham juga bisa

diartikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau kelompok

16
dalam suatu perusahaan. Pada intinya saham merupakan salah satu jenis surat

berharga yang menunjukkan bahwa pihak yang memiliki surat ini menjadi

pemilik pemilik perusahaan yang menerbitkan surat itu bisa memiliki secara

keseluruhan atau beberapa saja. Secara umum ada dua jenis saham yang harus

kita ketahui, yaitu :

a. Saham biasa (common stock)

Saham biasa merupakan salah satu jenis saham dimana pemegang saham atau

pemilik saham mewakili kepemilikan di suatu perusahaan sebesar modal yang

ditanamkannya di perusahaan tersebut. Salah satu contohnya ketika sang

pemegang saham membeli atau menanamkan modalnya diangka 30%

sahamnya, ya saham itulah yang menjadi milikinya tidak kurang dan tidak

lebih. Saham bisa atau common stock memiliki beberapa karakteristik,

diantaranya : pengakuan atas pemasukan atau pendapatan (claims on income),

pengakuan atas kepemilikan (claims on assets), hak suara (voting rights),

kewajiban terbatas (limited), dan hak pembelian (preemptive rights).

Saham biasa memiliki beberapa keuntungan yaitu : deviden yang dihasilkan

dari keuntungan perusahaan sebanyak alokasi yang ditetapkan oleh Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) hal ini menyebabkan besarnya deviden ini

menjadi tidak pasti dan fluktuatif dikarenakan ketergantungannya dengan

besarnya keuntungan yang diperoleh suatu negara. Selanjutnya adalah capital

again yang diartikan sebagai keuntungan dari selisih antara nilai beli saham

17
dengan nilai jualnya yang lebih besar dari nilai belinya, itulah yang menjadi

keuntungan pemilik modal.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Jenis saham yang kedua adalah saham preferren, dimana saham ini memiliki

beberapa karakteristik khusus di dalamnya, antara lain : deviden yang

diperoleh oleh pemilik saham dilakukan secara teratur sebanyak harga

normalnya saham tersebut dalam bentuk nominal saham yang dilakukan

dengan mengalikannya dengan bunga yang didapat setiap satu tahun kerjanya.

Bersifat kumulatif, dimana hal ini ini berarti ketika pihak yang bersangkutan

belum menerima pembayaran deviden tahun lalu akan diakumulasikan dengan

deviden tahun depannya jadi kemungkinan rugi tidak ada. Convertible, artinya

saham ini bisa ditukarkan dengan saham biasa dengan syarat dan ketentuan

tertentu. Ciri yang terakhir adalah jika suatu saat perusahaan mengalami

likuidasi atau dilikuidasi, maka pemiliki saham tidak akan rugi namun akan

tetap akan menerima pembayaran sebesar harga kepemilikan saham deviden

atas pemegang saham yang biasanya dibayarkan.

2. Obligasi (bond)

Instrumen berikutnya adalah obligasi, yakni surat berharga atau sertifikat yang

berisi kontrak antara pemberi modal atau pihak yang memiliki dana lebih

dengan pihak yang menerima atau diberi dana tersebut (emiten).

18
Jadi pada dasarnya obligasi merupakan selembar kertas yang berisi tentang

pernyataan pihak pemilik kertas ini berarti telah membeli hutang suatu

perusahaan yang telah menerbitkan obligasi ini. Perusahaan yang menerbitkan

obligasi membayar bunga atas obligasi tersebut pada waktu atau tanggal-

tanggal yang telah ditentukan secara periodik atau tersistem serta pada

akhirnya menebus nilai hutangnya pada saat jatuh tempo dengan

mengembalikkan jumlah pokok pinjaman ditambah dengan bunga yang telah

menjadi hutangnya tadi.

Instrumen jenis obligasi ini memiliki bebrapa karakteristik yang

membedakannya dengan instrumen lain, yaitu :

a. Perusahaan menerbitkan sertifikat yang isinya menerangkan adanya

pinjaman dan syarat-syarat yang berlaku.

b. Memiliki nilai nominal yang menyatakan nilai pokok dari sekuritas dana

tersebut.

c. Adanya jangka waktu atau tanggal jatuh temponya.

d. Adanya kupon bunga atau coupon rate yang akan diberikan kepada

pemodal setiap periode tertentu atau waktu yang sudah ditentukan (kurang

lebih 3 sampai 6 bulan).

Obligasi ini memiliki ciri khusus yang menjadikannya dirinya sebagai

instrumen yang memiliki resiko tinggi jika bunganya semakin besar. Jadi

banyak orang atau pihak yang memilih mendapat keuntungan lebih kecil

19
karena tidak banyak resiko yang ditanggung. Banyak orang yang lebih

memilih Sertifikat Bank Indonesia (SBI) karena tingkat suku bunganya lebih

rendah.

3. Right

Right merupakan salah satu instrumen yang termasuk ke dalam produk

derivative atau sering disebut dengan produk turunan dari saham yang berupa

surat berharga yang bentuknya memberikan hak bagi pemodal untuk membeli

saham baru yang dikeluarkan oleh emiten pada suatu harga tertentu dan pada

waktu yang telah ditetapkan dan ditentukan. Right diberikan kepada

pemegang saham lama yang memiliki hak untuk mendapatkan tambahan

saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan pada waktu penawaran kedua

(second offering). Masaa perdagangan instrumen jenis ini kurang lebih antara

1-2 minggu saja.

4. Warran

Warran merupakan salah satu instrumen yang hampir sama dengan sifat

instrumen right, yaitu merupakan salah satu produk derivative atau produk

turunan dari saham yang memberikan hak untuk membeli sebuah saham baru

pada tingkat, harga dan waktu yang telah disepakati dan ditentukan

sebelumnya. Namun meskipun memiliki kesamaan dengan right, namun

karakteristik warrant lebih cenderung condong ke obligasi. Pada dasarnya

20
warrant merupakan salah satu instrumen yang berfokus pada jual beli yang

formal karena harus ada kesepakatan dan kepastian terlebih dahulu.

5. Opsi

Seperti halnya obligasi dan warrant, instrumen yang bernama opsi ini juga

merupakan salah satu jenis instrumen yang bersifat derivative atau produk

turunan dari saham yang memberikan pelaku ekonomi hak untuk menjual

maupun membeli sejumlah aset finansial tertentu pada harga dan jangka

waktu yang telah disepakati dan ditentukan bersama. Opsi ini dibagi menjadi

dua jenis, yakni :

a. Hak menjual (Put Option)

Hak yang dimiliki oleh investor untuk menjual saham yang dimiliki,serta

diartikan sebagi kebebasan wewenang untuk menjual saham yang dimilikinya,

tidak ada pembatasan waktu untuk menjual saham tersebut.

b. Hak membeli (Call Option)

Sedangkan untuk hak membeli adalah kebalikan dari hak jual, dimana

investor atau bakal investor diberikan sebuah wewenang untuk membeli

saham pada waktu tertentu, namun dengan call option ini investor akan

mendapatkan sebuah keuntungan lebih dimana ketika harga naik inveator bisa

membeli saham dengan harga yang sama seperti semula yang telah disepakati

pada saat penggunaan call option ini.

21
2.1.3 Saham

Saham merupakan sebuah kepemilikan baik modal atau wilayah. Saham

merupakan instrumen yang mampu memberi nilai tambah ekuitas dari

pemiliki modal. (Martani, et al. 2015) Saham juga bisa diartikan sebagai tanda

penyertaan atau kepemilikan seseorang atau kelompok dalam suatu

perusahaan. Pada intinya saham merupakan salah satu jenis surat berharga

yang menunjukkan bahwa pihak yang memiliki surat ini menjadi pemilik

pemilik perusahaan yang menerbitkan surat itu bisa memiliki secara

keseluruhan atau beberapa saja. (Musthafa 2017). Secara umum ada dua jenis

saham yang harus kita ketahui, yaitu :

a. Saham biasa (common stock)

Saham biasa merupakan salah satu jenis saham dimana pemegang saham atau

pemilik saham mewakili kepemilikan di suatu perusahaan sebesar modal yang

ditanamkannya di perusahaan tersebut (Halim 2015). Saham bisa atau

common stock memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :

1. pengakuan atas pemasukan atau pendapatan (claims on income),

2. pengakuan atas kepemilikan (claims on assets),

3. hak suara (voting rights),

4. kewajiban terbatas (limited), dan

5. hak pembelian (preemptive rights).

22
Saham biasa memiliki beberapa keuntungan yaitu : deviden yang dihasilkan

dari keuntungan perusahaan sebanyak alokasi yang ditetapkan oleh Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) hal ini menyebabkan besarnya deviden ini

menjadi tidak pasti dan fluktuatif dikarenakan ketergantungannya dengan

besarnya keuntungan yang diperoleh suatu negara. Selanjutnya adalah capital

again yang diartikan sebagai keuntungan dari selisih antara nilai beli saham

dengan nilai jualnya yang lebih besar dari nilai belinya, itulah yang menjadi

keuntungan pemilik modal.

Saham biasa menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal

pembagian deviden, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan

tersebut mengalami likuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal di

masyarakat. Saham jenis ini mempunyai nilai nominal yang ditentukan

nilainya oleh emiten. Harga saham ini sering disebut dengan nilai pari (par

value). Besarnya harga nominal saham tergantung pada keinginan emiten.

Harga nominal yang ditentukan oleh emiten ini berbeda dengan harga perdana

(primary price) dari suatu saham. Harga perdana adalah harga sebelum suatu

saham dicatatkan (listed) di bursa efek. Jika suatu saham terjual dengan harga

perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya, maka selisih itu disebut

dengan agio saham yang pencatatnya masih dalam komposisi modal sendiri

pada neraca.

Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam panduan investasi di saham membuat

kategori. Ada lima kategori dasar dari saham :

23
1. Income stocks Saham jenis ini, memberikan deviden dalam nilai yang

relatif besar tapi tidak teratur, dapat digunakan sebagai sarana untuk

menghasilkan pendapatan tanpa menjual saham. Kebanyakan saham ini

dikategorikan sebagai income stock.

2. Blue-chip stocks Saham dari perusahaan yang solid dan terpercaya dengan

sejarah panjang pertumbuhan dan stabilitas digolongkan sebagai saham blue-

chip. Biasanya saham memberikan dividen kecil, tetapi teratur dan bertahan

secara fair; harga yang mapan sekaligus pasar naik-turun.

3. Growth stocks Saham demikian diterbitkan oleh perusahaan yang

mengalami pertumbuhan yang lebih cepat daripada industrinya. Sekalipun

perusahaan tidak mempunyai catatan (proven track record), pertumbuhan

saham lebih mengandung risiko daripada macam saham lain, tetapi

menawarkan apresiasi harga yang potensial.

4. Cyclical Stocks Perusahaan yang menerbitkan saham macam ini dengan

mudah mempengaruhi tren ekonomi secara umum. Nilai dari saham demikian

cenderung untuk turun selama masa resesi dan meningkat selama boom

ekonomi (economic booms). Contohnya perusahaan otomatif, alat berat, dan

developer rumah.

5. Defensive stocks Saham jenis ini merupakan kebalikan dari jenis saham

siklus (cyclical stocks). Saham ini mampu mempertahankan nilainya selama

masa resesi. Perusahaan yang menerbitkan saham defensif adalah perusahaan

yang memproduksi makanan, minuman, obat-obatan, asuransi, dan kebutuhan

sehari-hari.

24
6. Emerging growth stock Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi

ekonomi yang kurang mendukung. Harga saham jenis ini biasanya sangat

spekulatif.

7. Speculative stock pada prinsipnya semua saham biasa yang

diperdagangkan di bursa efek dapat digolongkan sebagai speculative stocks.

Investor tidak mendapatkan kepastian apakah saham yang dibelinya ini akan

memberikan keuntungan (capital gain) atau malah pada turun harga sahamnya

ketika hendak dijual.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Menurut Martani (2015), Jenis saham yang kedua adalah saham preferren,

Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan

antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap

(seperti bunga obligasi) dimana saham ini memiliki beberapa karakteristik

khusus di dalamnya, antara lain :

1. Deviden yang diperoleh oleh pemilik saham dilakukan secara teratur

sebanyak harga normalnya saham tersebut dalam bentuk nominal saham yang

dilakukan dengan mengalikannya dengan bunga yang didapat setiap satu

tahun kerjanya.

2. Bersifat kumulatif, dimana hal ini ini berarti ketika pihak yang

bersangkutan belum menerima pembayaran deviden tahun lalu akan

25
diakumulasikan dengan deviden tahun depannya jadi kemungkinan rugi tidak

ada.

3. Convertible, artinya saham ini bisa ditukarkan dengan saham biasa dengan

syarat dan ketentuan tertentu.

4. Ciri yang terakhir adalah jika suatu saat perusahaan mengalami likuidasi

atau dilikuidasi, maka pemiliki saham tidak akan rugi namun akan tetap akan

menerima pembayaran sebesar harga kepemilikan saham deviden atas

pemegang saham yang biasanya dibayarkan.

Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:

1. Saham preferen partisipasi; saham preferen yang membagikan dividen

kepada pemegangnya; pemilik saham ini setelah menerima deviden tetap

mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen

kepada pemegang saham biasa (participating preference shares).

2. Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak mempunyai hak

untuk memdapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang

lalu secara kumulatif (noncummulative preferred stock).

2.1.4. Return Saham

Apabila investasi diartikan sebagai pemilikan suatu asset, maka tingkat

pengembalian investasi diartikan sebagai Rate of Return. Untuk

mengetahui rate of return hal yang harus diketahui adalah:

a. Nilai awal investasi modal

26
b. Proceeds atau pendapatan dari investasi bersih dari nilai awal

investasi

Secara matematis, return dapat dijabarkan dalam rumus berikut:

1. Yield

Merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau

pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita

berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield

ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula saat kita

membeli saham, besarnya yield ditentukan dari besarnya deviden yang kita

peroleh. Dengan demikian, return total menurut Eduardus Tandelilin (2010)

dapat juga dinyatakan sebagai berikut:

27
Pembagian deviden umumnya didasatkan atas akumulasi laba yaitu laba

ditahan atau atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal

disetor.

Deviden menurut Kieso (2014), Samsul (2006), dan Jones (2012) memiliki

jenis sebagai berikut:

a. Deviden tunai

Pengumuman deviden tunai merupakan kewajiban dank arena pembayaran

biasanya dilakukan dengan segera, maka biasanya disebut dengan kewajiban

lancar. Dewan direksi melakukan pemungutan suara untuk mengumumkan

deviden tunai, dan jika hasilnya disetujui maka deviden segera diumumkan.

b. Deviden properti

Hutang deviden dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas disebut sebagai

deviden properti. Deviden properti dapat berupa barang dagang, real estate,

atau investasi atau bentuk lainnya yang dirancang oleh dewan direksi.

Karena sulitnya melakukan pembagian atas unit dan pengiriman kepada

pemegang saham, maka deviden properti biasanya dibayar dalam bentuk

saham perusahaan lain yang ditahan perusahaan pembayar sebagai investasi.

c. Deviden likuidasi

28
Deviden yang tidak didasarkan pada laba ditahan disebut deviden likuidasi,

yang menyiratkan bahwa deviden ini merupakan pengembalian dari investasi

pemegang saham dan bukan dari laba.

d. Deviden saham

Jika manajemen ingin mengkapitalisasi sebagian dari laba misalnya

reklasifikasi jumlah yang dihasilkan ke modal kontribusi dan dengan

demikian menahan laba dalam perusahaan atas dasar permanen, maka

perusahaan dapat menerbitkan deviden saham.

2. Capital gain (loss)

Merupakan komponen kedua dari return yang menggambarkan kenaikan

(penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun utang jangka

panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.

Dalam kata lain capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan

harga sekuritas. Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan

di pasar sekunder. (Samsul, 2006; Sartono, 2010 )

2.1.5 Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan

perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah suatu harga saham

mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu.

( wikipedia, 2017)

29
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga

saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi sebagai indikator trend pasar,

artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah

keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu (Jones 2013).

Menurut IDX di Bursa Efek Indonesia terdapat 11 (sebelas) jenis indeks, antara

lain:

1. Indeks Individual

Menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya,

atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.

2. Indeks Harga Saham Sektoral

Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor,

misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral

terbagi atas sembilan sektor yaitu: pertanian, pertambangan, industri dasar,

aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan

jasa, dan manufaktur.

3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index)

Indeks yang dimana semua perusahaan tercatat sebagai perhitungan indeksnya.

IHSG dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia, namun Bursa Efek Indonesia tidak

bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang

menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Dan juga selain itu Bursa Efek

30
Indonesia tidak bertanggung jawab atas bentuk apapun dalam keputusan

investasi yang dijalankan oleh siapapun pihak yang memakai IHSG sebagai

acuannya (benshmark).

4. Indeks LQ 45

Yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2 variabel

yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan terdapat

saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45 tersebut.

5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index).

JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi

dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain,

dalam Indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi

dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah

emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:

6. Indeks Papan Utama

Indeks yang terdiri dari saham-saham perusahaan yang tercantum pada indeks

papan utama

7.Indeks Papan Pengembang

31
Sama dengan Indeks Papan Utama, indeks ini terdiri dari saham perusahaan

yang tercantum dalam indeks papan pengembang.

8. Indeks KOMPAS 100.

Merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan

harian KOMPAS.

9. Indeks BISNIS-27

Indeks yang terdiri dari 27 saham perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria

fundamental, teknikal atau likuiditas teransaksi dan akuntabilitas dan tata kelola

perusahaan. Indeks ini ada karena adanya karja sama antara Bursa Efek Jakarta

dengan harian Bisnis Indonesia.

10. Indeks PEFINDO25

Indeks hasil kerja sama BEJ dengan PREFINDO, yang dibuat untuk

memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk berbagai saham

emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises/SME). Terdiri dari 25

saham dengan kriteria seperti total aset, opini akuntan publik dan tingkat

pengembalian modal (Return On Equity/ROE). Selain kriteria tersebut,

diperhatikan juga faktor likuiditas serta jumlah saham yang dimiliki oleh publik.

11. Indeks SRI-KEHATI

32
Hasil kerjasama antara BEJ dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia

(KEHATI), sedangkan SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible

Rumus umum
Investment. IndeksIHSG = dari
ini terdiri kapitalisasi pasar
25 saham perusahaan X100%
dengan tujuan membari
kapitalisasi dasar
tambahan informasi kepada para investor yang ingin berinvestasi pada emiten-
Kapitalisailsi saham = saham beredar X harga saham pasar /unit saham
Total nilai
emiten dasar.
yang = jumlah
mempunyai saham
kinerja beredar
sangat X nilaimendorong
baik dalam dasar / unitusaha

berkelanjutan, dan memiliki kesadaran terhadap lingkungan serta menjalankan

tata kelola perusahaan yang baik.

2.1.6 Indeks Harga Saham Gabungan

33
Indeks harga saham gabungan menurut Darmadji (2012) adalah penunjuk

pergerakan saham secara umum yang tercatat pada bursa efek. Indeks inilah yang

paling banyak digunakan serta dipakai sebagai accuan tetang perkembangan

kegiatan di pasar modal.

Pergerakan angka indeks akan menunjukan perubahan dalam situsi pasar yang

sedang terjadi. Ketika indeks menunjukan kenaikan akan menunjukan bahwa

pasar efek sedang aktif dan bergairah, kondisi inilah yang biasanya menunjukan

keadaan yang diinginkan. Saat harga indeks menunjukan kestabilan harga hal ini

mau menunjukan bahwa kondisi pasar efek sedang terjadi stabilitas pasar dimana

pasar bergerak secara konstan serta tidak ada perubahan yang berarti. Adapun

saat ketika IHSG menunjukan hasil menurun atau negatif mau menunjukan

bahwa kondisi pasar efek sedang mengalami kelesuan maupun penurunan

transaksi perdagangan dalam bursa efek. Keadaan pasar saham secara umum

baru dapat diketahui jika pengamat mengetahui Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG). (Darmadji and Fakrudin 2012)

2.1.7. Pasar Modal Efisien

Untuk bidang keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada

aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar dimana harga

semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi

yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia baik informasi di

masa lalu maupun informasi saat ini, serta informasi yang bersifat sebagai

pendapat/opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi

34
perubahan harga. Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk

tercapainya pasar yang efisien menurut Tandelilin (2010) berikut ini:

1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan

profit. Investorinvestor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan

menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. Di samping itu

mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor

saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas.

2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama

dengan cara yang mudah dan murah

3. Informasi yang terjadi bersifat random

4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga

sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat

informasi tersebut.

Jika kondisi-kondisi tersebut dipenuhi maka akan terbentuk suatu pasar

yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian harga sekuritas

ketika mendapat informasi baru yang terdapat di pasar. Karena informasi

yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut menjadi random maka

perubahan harga yang terjadi akan bersifat independen satu dengan lainnya

dan bergerak secara random pula. Artinya, perubahan harga yang terjadi

hari ini tidak bergantung kepada perubahan harga yang terjadi di wajtu

yang lalu karena harga baru tersebut berdasarkan pada reaksi investor

terhadap informasi baru yang terjadi secara random (Bringham and Houston

2012).

35
Menurut Houson (2012) Efisiensi pasar secara informasi dibedakan menjadi:

a. Efisiensi pasar bentuk lemah Pasar dikatakan efisien dalam bentuk

lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect)

informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan

dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa

data. masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien

secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan

untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa ubtuk pasar yang

efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa

lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.

b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat Pasar dikatakan efisien setengah

kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua

informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk

informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Jika

pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor yang

dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapat

keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama

c. Efisiensi pasar bentuk kuat Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat

jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi

yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam

bentuk ini, maka tidak ada investor individual atau grup dari investor

yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena

mempunyai informasi privat.

36
Pembagian efisiensi pasar secara informasi saja tidaklah cukup. Efisiensi

pasar perlu juga dilihat berdasarkan kecanggihan pelaku pasar dalam

mengolah informasi untuk pengambilan keputusan. Efisiensi pasar secara

keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut

versi Fama dalam Jogiyanto Hartono (2010) yang didasarkan pada

informasi yang didistribusikan. Perbedaannya adalah jika efisiensi pasar

secara informasi hanya mempertimbangkan sebuah factor saja yaitu

ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara keputusan

mempertimbangkan dua buah faktor yaitu, ketersediaan informasi dan

kecanggihan pelaku pasar.

2.1.8 Anomali Pasar

Anomali pasar (market anomalies) muncul pada semua bentuk pasar

efisien, baik bentuk lemah, semi-kuat, maupun kuat. Anomali pasar adalah

suatu kejadian/peristiwa yang dapat diekploitasi untuk mengasilkan

abnormal return/profits. Dalam teori keuangan, dikenal sedikitnya empat

macam anomali pasar. Keempat anomali tersebut adalah (Jones 2013)

A. Anomali Perusahaan (Firm Anomalies)

Muncul atau terjadi sebagai akibat dari adanya sifat atau karakteristik

khusus dari perusahaan. Misalnya, perusahaan kecil cenderung menghasilkan

return, setelah disesuaikan dengan resiko, yang lebih baik dibandingkan

dengan perusahaan besar, yang dikenal dengan sebuta anomali ukuran (size

anomali). Analysts Recommendation adalah Semakin banyak analis

37
merekomendasi untuk membeli suatu saham, semakin tinggi peluang harga

akan turun

B Anomali Musiman (Seasonal Anomalies)

Sangat tergantung pada waktu. Menyebutkan bahwa harga saham

perusahaan yang berbasis musiman, seperti perusahaan perdagangan atau

konveksi akan cenderung mengalami peningkatan pada hari-hari dimana

musim sedang ramai. Salah satunya adalah calendar anomalies yang

merupakan salah satu anomali dalam kategori time series anomalies yang

disebabkan karena adanya imbal hasil yang tidak wajar pada periode

tertentu. Di dalam kategori calendar anomalies, dikenal weekend effect,

holiday effect, serta monthly effect seperti December effect, January effect.

C. Anomali Peristiwa (Event Anomalies)

Terjadi bilamana harga mengalami perubahan setelah adanya suatu kejadian

atau peristiwa yang mudah teridentifikasi, misalnya pengumuman pencatatan

saham. Contoh dari anomali ini salah satunya adalah Listings yaitu

keadaan dimana harga sekuritas cenderung naik setelah perusahaan

mengumumkan akan melakukan pencatatan saham di Bursa.

D Anomali Akuntansi (Accounting Anomalies)

38
Perubahan dalam harga saham sebagai akibat dari dikeluarkannya suatu

informasi akuntansi. Misal earning surprise anomali adalah anomali yang

terkait dengan adanya kenaikan laba. Setelah terdapat pengumuman

kenaikan laba, harga saham cenderung mengalami kenaikan. Adapun yang

dimaksud kenaikan laba adalah kejutan kenaikan (earning surprise). Artinya,

perusahaan yang mengalami kenaikan laba lebih tinggi dari yang diprediksi

harga sahamnya akan mengalami kenaikan relative lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan lain.

2.1.9 Monday Effect

The Monday effect adalah salah satu bagian dari The Day of The Week

Effect yaitu suatu seasonal anomaly (anomali musiman) atau calendar

effect (efek kalender) yang terjadi pada pasar financial yaitu ketika return

saham secara signifikan negatif pada hari Senin (Mehdian dan Perry dalam

Budileksmana, 2005). Anomali tersebut melanggar hipotesis mengenai

efisiensi pasar bentuk lemah. Hipotesis efisiensi pasar bentuk lemah

menganggap bahwa informasi yang terkadung dalam harga saham historis

adalah sepenuhnya tergambarkan dalam harga saham yang sekarang dan

informasi tersebut tidak dapat digunakan untuk mendapatkan excess return

(Elton dan Gruber dalam Budileksmana, 2005). Untuk menguji mengenai

hipotesis efisiensi pasar bentuk lemah, dalam batas tertentu dapat

digunakan model random walk. Model random walk menganggap bahwa

return adalah independen dan return terdistribusi secara acak dari waktu ke

39
waktu, sehingga return pada masa lampau tidak berhubungan dengan return

untuk masa selanjutnya. Karena return bersifat random maka return pada

masa lampau tidak dapat digunakan untuk memprediksi return untuk masa

selanjutnya dan return tidak dapat diprediksi berdasarkan pengaruh

kalender tertentu. Penelitian model random walk tentang The Monday

effect pertama kali dilakukan oleh Fields (1931) yang kemudian dilanjutkan

oleh French (1980) serta Lakonishok dan Maberly (dalam Budileksmana,

2005) yang membuktikan bahwa return pada hari Senin adalah berbeda

dengan return pada hari hari lainnya. Dengan adanya seasonal anomaly

(anomali musiman) atau efek kalender pada pasar finansial, maka hal ini

menyebabkan return pada hari Senin adalah dapat diprediksi. Sehingga

akhirnya dapat dirancang suatu pedoman pasar yang dapat memanfaakan

pola musiman tersebut untuk mendapatkan abnormal return. Padahal pada

pasar yang efisien, seharusnya tidak akan muncul suatu pola pergerakan

harga yang bersifat konstan dan bisa dimanfaarkan untuk mendapatkan

abnormal return. Penelitian di pasar modal Amerika Serikat menemukan

bahwa the Monday effect adalah terkosentrasi pada hari Senin dua minggu

terakhir setiap bulannya. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan

oleh Sun dan Tong (Budileksmana, 2005) yang menunjukkan bahwa the

Monday effect adalah terkosentrasi pada dua Senin terakhir setiap

bulannya. Anomali the Monday effect kemungkinan berhubungan dengan

masalah likuiditas dan perilaku unvestor individu di pasar. Pada hari Senin,

investor individual lebih banyak bertransaksi daripada investor

40
institutusional dan permintaan penjualan ternyata lebih mendominasi,

Apabila investor individu masuk atau keluar dari pasar karena alasan

likuiditas dan likuiditas bersifat musiman, maka pola perdagangan investor

individual bersifat musiman. Hal ini disebabkan banyaknya pembayaran

bulanan yang harus dilakukan pada saat mendekati akhir bulan sehingga

pada saat tersebut diperlukan likuiditas yang lebih intensif. Oleh karena

itu, investor individual cenderung membeli saham pada awal bulan dan

menjualnya pada akhir bulan (Budileksmana, 2005). Monday effect lebih

banyak disebabkan oleh faktor psikologis investor. Para pedagang saham

lebih cenderung merasa tidak bersemangat di hari Senin., karena hari

Senin adalah hari yang mengawali hari kerja panjang selama seminggu

(Rystorm dan Benson dalam Sumiyana 2007). Alasan investor tidak

bersemangat untuk melakukan trading pada hari Senin. Artinya dalam

kondisi tersebut, perilaku dan sikap karyawan dipengaruhi oleh persepsi

keberadaan hari Senin sebagai kelesuan hari permulaan kerja setelah libur

panjang selama dua hari. Akibatnya para investor merasa pesimis terhadap

saham yang dipegang dalam bandingannya dengan hari-hari lain. Investor

cenderung merasa lebih tepat untuk menjual dengan harga yang rendah

pada hari Senin dalam bandingannya dengan memegang saham tersebut

untuk dijual kembali pada hari-hari perdagangan berikutnya. Akibatnya

terjadi return negatif untuk periode perdagangan pada hari Senin.

2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu

41
Terdapat beberapa studi terdahulu yang relevan dengan masalah dalam penelitian ini,

atas pengaruh hari perdagangan terhadap return yang dihasilkan

1. Penelelitian Daniel Abriandi (2016) yang berjudul Analisis Fenomena

Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2015 hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi fenomena Monday Effect

dimana terjadi return negatif pada hari senin dan hari hari lainnya yaitu Senin,

Selasa, Rabu. Selin itu pada penelitian ini Monday Effect pengaruhnya sangat

signifikan pada tahun 2013.

2. Penelitian Cahyaningdyah (2015) yang berjudul analisis Pengaruh Hari

Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Week-four Effect Dan

Rogalski Effect di Bursa Effect Jakarta. Dimana hasil penelitian ini ialah

menunjukan terjadinya fenomena Day of the Week Effect di bursa efek

Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinngi

terjadi pada hari Jumat.

3. Penelitian Bachtiar (2009) yang berjudul Day of The Week Effect Terhadap

Return dan Volume Perdagangan Saham LQ 45 dan Non LQ 45. Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap

return saham LQ 45. Disamping itu tidak terjadi indikasi yang signifikan

terhadap volume perdagangan pada pola Day of Week Effect.

4. Penelitian yang dilakukan Sun dan Tong (2002) yang membuktikan bahwea

Monday Effect di pasar Amerika Serikat adalah terkonsentrasi pada dua hari

senin terakhir pada setiap bulan.

42
5. Penelitian oleh Dwi Rahmawanto (2012) yang berjudul Analisis Monday

dan Weekend Effect Pada Saham Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek

Indonesia. Dimana berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar return saham setiap hari pada

minggu perdagangan di bursa efek. Selain itu tidak terjadi fenomena Monday

Effect maupun Weekend Effect pada periode 2011.

2.3 Paradigma Penelitian


Monday Effect
Terjadi
Senin (X1)

Selasa (X2) Monday Effect


Tidak Terjadi

Return Saham
Rabu (X3) (Y)
Weekend Effect
Terjadi
Kamis (X4)

Jumat (X5) Weekend Effect


Tidak Terjadi

43
2.4 Hipotesis

H1: Terdapat perbedaan return yang terjadi pada hari senin sampai jumat

H2: Terjadi Monday Effect pada perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia

H3: Terjadi Wekkend Effect pada perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia

H4: Hari perdagangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return harian

saham di Bursa Efek Indonesia

H5: Hari perdagangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return harian

saham di Bursa Efek Indonesia

44
45
Daftar Pustaka

Bringham, and Houston. Dasar-dasar Manajement Keuangan Edisi 11. Jakarta :

Salemba Empat, 2012.

Bujang. "Keuntungan Pasar Modal." Analisis Fenomena Monday Effect Pada Saham

LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, 2007: 51.

Darmadji, Tjiptono, and Hendy M Fakrudin. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan

Tanya Jawab Edisi 3 . Jakarta : Salemba Empat, 2012.

Halim, Abdul. Manajemen Keuangan Bisnis Konsep dan Aplikasi . Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2015.

Husnan, Suad. Dasar-Dasar Manajement Keuangan . Yogyakarta: UPP STIM

YKPN, 2015.

Jones, Charles P. Invesment: Principles and Conceps. Willey, 2013.

Martani, Dwi, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardani, and Edward Tanujaya.

Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat, 2015.

Musthafa. Manajement Keuangan . Surabaya: Penerbit Andi, 2017.

Anda mungkin juga menyukai