Anda di halaman 1dari 2

Nama : Wildan Naufal

NPM 1715041049

Tugas Etika Dan kearifan Lokal

Ngedio, Adat Muli Meghanai Lampung

Ngedio Adalah bagian dari serangkaian proses pengambilan gelar/ gawi adat dalam masyarakat
abung siwo migo ( 9 marga). Kegiatan ini dimana sebagai ajang bujang gadis (meghanai mulei )
putra putri dari penyimbang ( orang yang sudah mempunyai gelar adat) untuk saling
mengenalkan diri, dan bersilaturahmi. Dengan cara yang sangat santun yang bersendikan agama
islam, mereka saling mengenal dengan satu sama lain melalui sepucuk surat ( kalo sekarang
bertukar sudah bertukar nomor handpone) . Berbalas pantun yang mengundang gelak tawa
merupakan cara mereka untuk mendapat perhatian dari para peserta ngedio. Para gadis anak
penyimbang ini dijemput kerumahnya masing-masing dengan lampu, payung dan kulintang.
Dengan mengenakan sarung dan kerudung serta restu dari orang dari orang tua, tentu momentum
ini tidak mau dilewatkan, karena mereka sangat dijaga ketat oleh orang tuanya dlm hal
berinteraksi dengan lawan jenis yg bukan muhrimnya. Kegiatan yg sudah diumumkan oleh pihak
panitia dan tuan rumah yang berkeliling kampung, dan undangan/uleman (dlm bentuk kue
kering) yg disebar ke 8 marga, memberi kesempatan bagi mereka untuk mempersiapkan diri
untuk tampil anggun dihadapan para putra penyimbang. Sementara itu bagi para bujang yang
akan duduk menjadi peserta ngedio di sessat agung/balai adat harus mendapat izin dari panitia,
adapun bujang yg diperkenan duduk dengan syarat memakai sarung dan peci, asal usul yg jelas (
bujang dari luar kampung/marga), dan tidak berkata-kata yang melanggar norma adat dan agama.
Keberlangsungan kegiatan ini selain dihadiri oleh para penyimbang panitia gawi adat juga
dipimpin oleh kepalo meghanai (kepala bujang) dan kepalo mulei (kepalo mulei) yang mengatur
agenda acara hingga selesai. Setelah para bujang gadis berkenalan, dengan saling mengirimi
surat dan berbalas pantun, bahkan tidak heran kalau ada salah satu diantara bujang yang meminta
gadis yg disukainya untuk menghidupkan rokoknya. Setelah menyantap hidangan yg
dihidangkan oleh tuan rumah dan panitia gawi, kepalo meghanai dan kepalo gadis betangguh (
ucapan terima kasih dan akan menutup acara sebagai mana juga dilakukan untuk membuka
acara) setelah itu para gadis ini diantar kembali kerumah masing-masing dengan atribut yg sama
dan memastikan si gadis benar-benar sudah masuk kerumah selamat diketahui orang tuanya.
Tabikpuun, mahhap ngalimpuro kattew bahaso wat sai mak nujum, malik bahaso wat sai mak
pas sikam kilui tawai, terimo kasih puun.

Anda mungkin juga menyukai