BAB I Dasar Teknik Otomotif PDF
BAB I Dasar Teknik Otomotif PDF
BAB I
DASAR TEKNIK OTOMOTIF
A. Kompetensi Inti
Memahami Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
B. Kompetensi Dasar
1. Mesin Konversi Energi
2. Alat-Alat Ukur Mekanik
3. Alat-Alat Ukur Elektrik/Elektronik
4. Dasar Elektronika Otomotif
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1
Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan
bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor pembakaran luar
dan motor pembakaran dalam.
Perubahan energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas berlansung di dalam
silinder untuk motor pembakaran dalam, dimana terjadinya energi panas karena adanya
proses pembakaran, bahan bakar, udara, dan percikan bungga api atau tempertur udara
yang cukup tinggi.
a. Pembakaran pada Motor Bensin
2
Bahan bakar dinyalakan dengan bunga api listrik (busi).
Bensin mengandung unsur-unsur carbon dan hydrogen yang dapat terbakar apabila :
Hydrocarbon terbakar bersama oxygen sebelum carbon bergabung dengan oxygen.
Carbon terbakar lebih dahulu dari pada hydrogen.
Senyawa hydrocarbon terlebih dahulu bergabung dengan oxygen dan membentuk
senyawa (senyawa hydroxilasi) dan kemudian terbakar (thermis).
Jika pembakaran berlangsung, diperlukan :
Bahan bakar dan udara dimasukan kedalam silinder.
Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala.
Dalam pembakaran hydrocarbon yang normal tidak akan terjadi jelaga jika
kondisinya memungkinkan untuk proses hydroxilasi. Hal ini dimungkinkan bila
pencampuran pendahuluan (premixture) antara bahan bakar dan udara mempunyai
waktu yang cukup untuk memasukan oxygen kedalam molekul hydrocarbon.
b. Pembakaran pada Motor Diesel
Syarat-sayarat yang sangat penting dari proses pembakaran motor diesel adalah;
Emisi yang rendah
Suara pembakaran yang rendah
Pemakaian bahan bakar yang hemat
Pada waktu pompa injeksi bahan bakar mulai mendeliverikan/menginjeksikan
bahan bakar maka akan terjadi proses yang disebut dengan keterlambatan antara
awalnya penyemprotan dengam mulainya bahan bakar terbakar (A B) atau sepanjang
daerah C (gambar 1.2).
Jika dimulainya awal penyemprotan pada titik A yaitu pada akhir langkah kompressi
maka bahan bakar tidak segera akan terbakar pada titik A tersebut akan tetapi awalnya
pembakaran terjadi pada titik B, injektor terus menyemprotkan bahan bakar sampai
piston melewati TMA setelah langkah kompressi atau awal langkah usaha, untuk lebih
jelasnya lihat grafik di bawah ini;
3
Gambar 1.2. Diagram Pembakaran pada Motor Diesel
4
api. Pembakaran dikontrol oleh jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sehingga tahap ini
disebut juga tahap pengontrolan pembakaran.
Pembakaran lanjutan (D-E).
Pada titik D, injeksi bahan bakar berhenti, namun bahan bakar masih ada yang
belum terbakar. Pada periode ini sisa bahan bakar diharapkan akan terbakar seluruhnya.
Apabila tahap ini terialu panjang akan menyebabkan suhu gas buang meningkat dan
efisiensi pembakaran berkurang.
Pembakaran
oksigen dan panas. Jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka tidak akan timbul
reaksi pembakaran.
Contoh: Energi + Gas Buang
Pada prakteknya, pembakaran dalam mesin tidak pernah terjadi dengan sempurna
meskipun mesin sudah dilengkapi dengan sistem kontrol yang canggih. Berikut ini contoh
reaksi pembakaran dalam mesin bensin dengan komposisi bensin C8H18.
5
Pembakaran
6
Polutan atau gas beracun terdiri dari:
CO = 0,85%, NOx = 0,08%, HC = 0,05%, dan Bahan Padat = 0,005%
7
Artinya:
= 1 berarti campuran ideal
> 1 berarti campuran kurus (lebih banyak udara)
< 1 berarti campuran kaya (kekurangan udara)
Namun, baik nilai maupun AFR yang ditampilkan oleh alat uji merupakan hasil
Hcv Ocv
(1 + ------- - ------- ) x ([CO2] + [CO] + Kl x [HC])
4 2
Keterangan :
[ ] : konsentrasi dalam %
Kl : faktor konversi untuk pengukuran FID ke pengukuran NDIR
Hcv : perbandingan atom hidrogen dengan karbon
Ocv : perbandingan atom oksigen dengan karbon
OIML : Organisation Internatonale de Metrologie Legale
Namun, tidak semua alat menggunakan rumus yang sama, bergantung pada standar yang
diikuti.
Berikut ini tabel panduan persamaan nilai dan AFR.
c. Tabel Persamaan AFR dengan
Tabel 1.1. Persamaan AFR dengan
AFR AFR
5 0,340 15 1,020
6 0,408 15,5 1,054
7 0,476 16 1,088
8 0,544 16,5 1,122
9 0,612 17 1,156
10 0,680 17,5 1,190
11 0,748 18 1,224
8
12 0,816 18,5 1,259
13 0,884 19 1,293
14 0,952 19,5 1,327
14,7 1,000 20 1,361
CAMPURAN
IDEAL
LAMBDA
Grafik di atas menggambarkan hubungan antara nilai dengan gas buang yang dihasilkan
mesin (diasumsikan mesin dalam kondisi normal dengan kecepatan konstan). Seperti terlihat pada
grafik, konsentrasi emisi CO dan HC menurun pada saat NOx meningkat seiring dengan AFR yang
semakin kurus. Sebaliknya, ketika campuran kaya, NOx menurun tetapi CO dan HC meningkat. Hal
ini berarti, pada mesin bensin sangat sulit untuk mencari upaya penurunan emisi CO, HC dan NO x
pada waktu bersamaan, apalagi dengan mengubah campurannya saja.
Grafik konsumsi bahan bakar (b) mencapai titik terendah pada posisi beberapa titik di
atas 1. Pada posisi itu pula didapatkan nilai NOx yang tinggi meskipun CO dan HC pada titik rendah
dan pembakaran terjadi mendekati sempurna, CO2 maksimum.
Jika menginginkan kondisi pembakaran dengan tenaga maksimum, harus dibuat lebih
rendah dari nilai 1, kira-kira 0,90. Namun, didapatkan konsekuensi bahwa konsumsi dan emisi CO
dan HC akan meningkat tinggi.
9
Indikasi nilai pada mesin 4 tak dalam kondisi idling normal:
Kualitas dari proses pembakaran sangatlah penting, hal ini berpedoman pada
campuran udara bensin yang sesuai, akan menghasilkan tekanan pembakaran yang
optimal selama langkah usaha. Langkah selanjutnya adalah mengatur saat pengapian
yang tepat, untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, saat pengapian harus
diatur/disesuaikan dengan setiap kondisi operasional motor.
Dengan demikian akan diperoleh tekanan pembakaran yang optimal, nilai polusi gas
buang yang relatif baik serta pemakaian bahan bakar yang lebih hemat.
Pemakaian bahan bakar pada motor bensin sangat tergantung dari perbandingan
campuran bahan bakar dan udara, konsumsi bensin akan lebih rendah bila perbandingan
campuran dengan udara sekitar 1 : 15, hal ini berarti 1 kg bensin dicampur dengan 15 kg
TTA Indo 01/02
11.500 liter
1 liter
UDARA
BENSIN
udara. Angka perbandingan tersebut dapat kita hitung sama dengan 11500 liter udara
bercampur dengan 1 liter bensin.
Pada halaman sebelumnya telah disebutkan bahwa perbandingan campuran bensin
dan udara yang ideal (campuran bensin udara untuk pembakaran motor dengan tingkat
polusi yang paling rendah) adalah 1 : 14,7 atau dalam ukuran liter dapat disebutkan 1 liter
bensin secara ideal harus bercampur dengan 11500 liter udara.
Secara tepat perbandingan campuran bensin dan udara yang ideal untuk proses
pembakaran pada motor adalah 1 : 14,7. Perbandingan campuran tersebut tidak bisa
diterapkan terus menerus pada setiap keadaan operasional motor, contohnya dalam
putaran idel dan beban penuh kendaraan mengkonsumsi campuran udara bensin yang
10
gemuk, sedangkan dalam keadaan lain pemakaian campuran udara bensin bisa mendekati
yang ideal.
Simbol perbandingan udara yang masuk ke silinder motor dengan jumlah udara
menurut teori dinyatakan dengan =
Jumlah udara masuk ke dalam silinder motor sama dengan jumlah syarat udara
=1 dalam teori
Jumlah udara yang masuk sebih kecil dari jumlah syarat udara dalam teori, pada situasi ini
motor kekurangan udara, campuran gemuk, dalam batas tertentu dapat meningkatkan tenaga
1 motor.
Jumlah udara yang masuk lebih banyak dari syarat udara secara teoritis, saat ini motor
1 kelebihan udara, campuran kurus, tenaga motor kurang.
Dalam situasi seperti ini campuran bensin udara sangat kurus sehingga pembakaran
1,2 berkemungkinan tidak dapat terjadi pada tempat yang lebih luas.
Jika diamati proses pembakaran yang terjadi pada motor bensin dan motor diesel
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
a. Micrometer
Micrometer dibedakan menjadi dua macam :
1) Outside micrometer : Mengukur diameter luar
2) Inside micrometer : Mengukur diameter dalam
Kedua alat ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri dari 50 strip
11
(0,05 mm).
12
Kalibrasi Outside Micrometer
1) Memeriksa tanda 0
Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih. Putar rachet stopper sampai anvil
dan spindle bersentuhan, dan putar stoper 2 atau 3 kali putaran untuk lebih
menyakinkan.
Micrometer telah dikalibrasikan dengan benar jika 0 thimble lurus dengan garis
pada
outer sleeve.
2) Menyetel tanda 0
Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kunci spindle dengan lock clamp.
Kemudian putar outer sleeve sampai tanda 0 thimble lurus dengan garis, dan periksa
kembali tanda 0
Jika kesalahan melebihi 0,02 mm. Kunci spindle dengan lock clamp, kendorkan
stopper sampai thimble bebas,luruskan tanda 0 thimble dengan garis pada outer
sleeve, dan kencangkan kembali rachet stopper,dan periksa kembali tanda 0.
13
ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
14
Gambar 1.9. Nama Komponen Jangka Sorong
Kapasitas pengukuran dengan menggunakan jangka sorong bermacam-
macam dan tergantung kebutuhan atau penggunaan jangka sorong itu sendiri,
diantaranya:
a. Kapasitas 150 mm ketelitiannya 0.05 mm b. Kapasitas 200 mm ketelitiannya 0.02 mm
c. Bahkan ada yang berkapasitas sampai 1000 mm
Membaca Hasil Pengukuran
15
3. Alat-Alat Ukur Elektrik/Elektronik Dasar Elektronika Otomotif
16
Gambar 1.10. Multitester Analog
Dari gambar AVO meter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk
mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau
ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih
diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead (hitam),
17
kemudian tombol pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
menunjuk pada kedudukan 0 .
Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran
dan batas ukurannya. AVO meter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
a. Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga
batas ukur : x 1; x 10; dan K .
b. Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari
lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
c. Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari
lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
d. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai mili amperemeter
DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500. Tetapi ke empat batas ukur di
atas untuk tipe AVO meter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu
sama.
Lubang kutub + (V A Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub
+ yang berwarna merah.
Lubang kutub (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub yang berwarna hitam.
Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas
DC atau AC.
Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponenkomponen AVO
meter.
Jarum penunjuk meter (Knifeedge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang
diukur.
Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
Sebelum mengunakan multitester, anda harus memastikan bahwa jarum penunjuk
ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Apabila tidak, putarkan pointer
calibration screw dengan obeng sampai jarum penunjuk berada tepat pada ujung
garis kiri.
18
AVO Meter Pengukur Arus DC
Pengukuran arus DC dari suatu sumber arus DC, saklar pemilih pada AVO meter
diputar ke posisi DcmA dengan batas ukurm 500 mA. Kedua test lead AVO meter
dihubungkan secara seri pada rangkaian sumber DC .Ketelitian paling tinggi didapatkan
bila jarum penunjuk AVOmeter pada kedudukan maksimum.Untuk mendapatkan
kedudukan maksimum, saklar pilih diputar setahap demi setahap untuk mengubah batas
ukurnya dari 500 mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu diperhatikan adalah bila jarum
sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi,
karena dapat merusakkan AVO meter.
19
sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan
jarum meter. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada
bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum penunjuk meter berada pada bagian kiri
(mendekati maksimum), maka batas ukurnya di ubah dengan memutar saklar pemilih
pada posisi x10.
Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol,
kemudian dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil pengukurannya
adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10. Apabila dengan batas ukur x 10 jarum
penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah tahanan, maka batas ukurnya diubah
lagi menjadi K dan dilakukan proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10.
Pembacaan hasilnya pada skala K, yaitu angka penunjukan jarum meter dikalikan
dengan 1 K .
20
2) Fungsi pencahayaan
Sinar akan keluar saat listrik mengalir melaluiresistor, seperti bola lampu
3) Fungsi Magnetis
Gaya magnetis dihasilkan saat listrik mengalirmelalui konduktor atau coil,
seperti ignition coil, alternator, injektor.
Semua isi tersebut tergabung pada atom, yangterdiri dari nuklei dan elektron. Atom
logam terdiri dari elektron-elektron bebas. Elektron-elektron bebas adalah elektron-
elektron yang dapat bergerak bebas dari atom-atom. Transfer dari elektron-elektron
bebas di antara atom-atom logan ini menghasilkan listrik karena itu, listrik yang mengalir
melalui sirkuit elektrik adalah elektron-elektron yang bergerak di konduktor. Ketika
voltage diberikan pada kedua ujung dari logam (konduktor), elektron-elektron mengalir
dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran ini kebalikan dari aliran arus listrik.
21
Voltase, Arus dan Tahanan
Hubungan antara voltase, arus, dan tahanan dapat diganti dengan aliran air seperti
yang diperlihatkan pada gambar berikut ini.
22
Gambar 1.17. Hubungan antara Arus dengan Tahanan
Arus, voltase, dan tahanan
Kenaikan volume air pada tangki akan meningkatkan kecepatan roda air.
Sebaliknya,merendahkan pintu untuk menghadangaliran air menurunkan kecepatan dari
roda air.Dan, sangat mungkin untuk mengoperasikanroda air pada kecepatan yang
diinginkan dengan menyesuaikan tekanan air dan tinggi pintu. Hal yang sama pula, pada
sirkuit elektrik, jumlah kerja yang diinginkan dialokasikan
ke bermacam-macam peralatan dengan
b. Hukum Ohm
Hubungan berikut terjadi antara arus listrik, voltase, dan tahanan:
Kenaikan voltage menambah jumlah arus listrik.
Penurunan resistansi menaikkan jumlah arus listrik.
Hubungan ini dapat disimpulkan seperti berikut: jumlah arus listrik naik secara
langsungsesuai dengan jumlah voltase, penurunan dengan proporsi sebaliknya pada
untukjumlah tahanan. Hubungan antara voltase, arus, dan tahanan dijelaskan dalam
hukum Ohm,yang ditampilkan dengan formula berikut:
E=RxI
E: Voltase(V)
R: Tahanan ()
I: Arus(A)
Petunjuk:
Dengan melihat hukum Ohm seperti yang terlihat hubungan ini akan dapatdiingat secara
23
cepat. Pada gambar, hubungan vertikal memperlihatkan pembagian dan hubungan
horisontal memperlihatkan perkalian.
Untuk mendapat E, "R x I"
Untuk mendapat R, "E / I"
Untuk mendapat I, "E / R"
Gambar 1.18. Hubungan antara Voltase, Arus dan Tahanan pada Hukum Ohm
c. Arus langsung dan Arus Selang-seling
Arus listrik berarah konstan dengan magnitude yang tidak berbeda disebut arus
langsung. Dilain pihak, arus listrik berarah sebaliknya dan mempunyai variable magnitude
disebut arus selang-seling (alternating current).
1) Arus Searah (Direct Current /DC)
Ini tipe arus listrik yang mengalir pada arah yang konstan, dari kutub positif ke kutub
negatif, seperti pada baterai otomotif atau sel kering.
24
Gambar 1.20. Arus Bolak Balik
d. Sirkuit Elektrik
Rangkaian atau sirkuit elektrik dapat dibagi menjadi rangkaian seri dan rangkaian
paralel, tergantung pada bagaimana peralatan listrik dihubungkan. are connected.
1) Rangkaian Seri
Dengan metode ini, banyak peralatan listrik yang tersambung secara seri dengan
kabel listrik tunggal. Gambar memperlihatkan rangkaian seri dalambentuk aliran air.
Keunikan dari aliran listrik ini adalah volume air yang sama yang mengalir melalui tiap air
terjun ini, yang juga sama dengan volume air yang mengalir dari sumbernya.
(I0 = I1 = I2 = I3)
Kemudian pula, jumlah tinggi dari tiga air terjun tunggal sama dengan tinggi keseluruhan
air terjun.
(V0 = V1 + V2 + V3)
25
Sebagai tambahan, jumlah volume air yang mengalir melalui air terjun adalah sama
dengan total volume air.
(I0 = I1 = I2 = I3)
26
Gambar 1.24. Tahanan Rangkaian Paralel
27
g. Aplikasi Voltase
1) Voltase dari sirkuit seri
Jumlah penurunan voltase yang terjadi dengan setiap peralatan listrik pada sirkuit
sama dengan voltase
dari power supply.
V0 = V1 + V2 + V3
28
Gambar 1.28. Penurunan Tegangan
29
material (bahan-bahan), (c) Waktu, (d) Nilai kepercayaan terhadap perusahaan.
1) Manusia
Seorang karyawan yang ahli (skill) diperoleh melalui proses waktu yang panjang
(pendidikan dan pengalaman) serta dengan biaya yang tidak sedikit, karena itu
merupakan aset (kekayaan/harta benda) yang sangat bernilai bagi perusahaan. Bila
seorang karyawan/pekerja mengalami kecelakaan, ia mengalami cidera dan tidak
mampu bekerja sementara atau mungkin untuk keselamatannya. Dengan demikian,
bila yang bersangkutan mendapat cidera, maka harus ada atau dicari penggantinya,
jelas hal ini merupakan kerugian yang tidak ternilai, disamping itu sipekerja sendiri
akan menderita dan tak mampu bekerja yang membawa efek terhadap
penghasilannya, yang kemudian berpengaruh terhadap keluarganya, apalagi jika
karyawan tersebut tidak mampu bekerja untuk selama-lamanya.
2) Alat Kerja dan Material
Akibat kecelakaan kerja, maka kerugian yang dapat timbul berupa kerusakan-
Kerusakan mesin-mesin dan alat-alat produksi, serta bahan-bahan dan saran penunjang
lainnya, disamping itu harus pula dikeluarkan biaya-biaya lainnya.
3) Waktu
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan terganggunya rencana produksi
yang telah disusun, pekerjaan terhenti seketika sehingga mengakibatkan kerugian yang
tidak sedikit.
4) Kepercayaan (goodwill)
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat juga akan
berkurang yang dapat dilihat dari nilai premi asuransinya, apabila perusahaan itu tidak
aman, maka nilai premi asuransinya akan tinggi (meningkat). Bila suatu perusahaan
sering mengalami kecelakaan, semangat serta gairah kerja karyawannya akan menurun
(selalu dihinggapi rasa takut) dan membawa akibat terhadap efisiensi serta
produktivitas.
b. Sebab-Sebab Kecelakaan
Dalam sejarahnya sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan oleh faktor
manusia yang bekerja, misalnya mata pekerja terkena beram hasil pengerindaan,
terkena beram hasil pembubutan dan pengeboran. Kecelakaan tersebut disebabkan
30
manusia yang bekerja tidak mau mengunakan alat-alat keselamatan kerja, yaitu
kacamata.
a. Tidak mematuhi peraturan tentang keselamatan kerja, seperti tidak memakai baju
kerja, tidak menggunakan sarung tangan, tidak memakai kaca mata,dan alat-alat
yang lainnya.
b. Pekerja tidak tahu cara mengoperasikan alat/mesin dengan benar, dan malu
untuk bertanya.
c. Pekerja tidak mampu mengoperasikan mesin disebabkan ia belum terlatih. Sikap
kerja yang tidak benar, seperti berlari-lari dalam bengkel, bersenda-gurau,
menggangu rekan bekerja, tidak mengindahkan aturan-aturan bengkel.
d. Faktor lingkungan kerja.
e. Banyak kecelakaan kerja diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman,
seperti :
1) Kondisi tempat kerja yang tidak rapi, misalnya banyak beram dan potongan-
potongan bahan berserakan disekitar tempat bekerja, sehingga pekerja kemungkinan
dapat jauh akibat terpeleset.
2) Bekerja dekat dengan bagian-bagian benda yang berputar, atau bahagian mesin
yang berputar, dan tanpa pelindung.
c. Keselamatan Kerja Saat Perbaikan Kendaraan
1) Keselamatan Kerja pada Sistem Rem
a) Mekanik/teknisi yang bekerja pada bidang rem, haruslah benar-benar
paham/mengerti secara teori dan praktik tentang sistem rem, karena rem
menyangkut keselamatan pemilik kendaraan dan orang yang bekerja.
b) Selama bekerja pada sistem rem hindari hal-hal yang berhubungan dengan
listrik- elektronik kendaraan dengan melepas terminal massa baterai.
c) Sebelum pengujian rem dengan menjalankan kendaraan dilakukan, periksa fungsi rem
terlebih dahulu secara teliti, sering kecelakaan terjadi karena kelalaian pemeriksaan
fungsi rem sebelum kendaraan berjalan.
d) Sebelum kendaraan diserahkan pada pelanggan, pastikan segala sesuatunya pada
sistem rem berjalan dengan baik, jangan memberikan kendaraan pada pelanggan
sebelum dilakukan uji-coba/tes jalan.
31
e) Dilarang bekerja dibawah kendaraan yang diangkat tanpa penyangga /tripot stand.
f) Jika terjadi penggantian atau membubut/meratakan pringan/tromol rem,
maka dianjurkan untuk mengganti pad atau sepatu rem dengan yang baru, agar
penyesuaian bidang gesek dari pad dengan piringan atau tromol lebih baik.
g) Bila terjadi penggantian sepatu rem/pad yang baru, maka perlu dijelaskan pada
pemilik bahwa dianjurkan tidak melakukan pengereman dengan keras jika kendaraan
berjalan pada kecepatan 150 km.
h) Sangat dianjurkan tidak membersihkan silinder master, silinder roda atau silinder
kaliper dengan amplas atau pasta gosok, membersihkan dilakukan hanya dengan
cairan rem itu sendiri atau dengan alkohol, jika terpaksa dilakukan pembersihan
dengan pasta gosok maka pakailah jenis yang diperbolehkan/yang paling halus.
i) Selalu perhatikan dengan seksama baut-baut atau pengunci atau pipa/selang rem
yang rusak atau cacat harus diganti baru.
j) Segala permukaan yang bergesekan pada pad, sepatu rem atau tromol rem harus
dijaga dari kemungkinan terkena pelumas, vet atau gemuk lainnya.
k) Dilarang membersihkan debu sistem rem dengan udara tekan, karena debu pada
sepatu/pad rem yang mengandung asbes dan karbon sangat berbahaya, bersihkanlah
dengan air yang ditampung pada bak.
l) Semua pekerjaan atau komponen yang dikerjakan harus selalu dalam keadaan besih.
m) Pemasangan semua komponen harus dengan teliti dan benar.
n) Rem adalah kelengkapan utama sistem pengaman kendaraan, oleh karena itu
setelah pekerjaan selesai pastikan dengan seksama tidak ada kebocoran min yak
rem yang terjadi pada instalasi rem.
o) Khusus pada sistem rem dengan ABS, jika dilakukan pengelasan pada bodi kendaraan,
maka unit kontrol elektronik ABS harus dilepas.
p) Perhatian ! Unit kontrol elektronik ABS dapat rusak jika suhunya mencapai 80 oC.
q) Minyak rem beracun, iritasi pada kulit dan mudah terbakar, hati-hati bekerja
dengan minyak rem, selalu bersihkan segera bagian-bagian tubuh yang terkena minyak
rem dengan air.
r) Dilarang mengobati luka dengan minyak rem.
s) Dilarang memakai minyak rem bekas.
32
t) Minyak rem harus diganti baru paling lama setiap 2 tahun sekali, atau telah
mengandung uap air dengan melakukan pengujian pada minyak rem.
u) Dilarang membuang minyak rem bekas di tanah atau air dapat merusak
lingkungan, bakarlah minyak rem bersama dengan sampah.
v) Hindari tumpahan minyak rem pada cat atau lantai, segera bilas dengan air
tumpahan minyak rem tersebut.
2) Keselamatan Kerja Pada Sistem AC Mobil
a) Penguapan zat pendingin (refrigeran atau sejenisnya) yang lebih ringan dari
udara (dalam konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan mati lemas, zat tersebut
berbahaya bagi kesehatan anda jangan sampai tertelan.
3) Keselamatan Kerja pada Mesin
Saat melakukan pekerjaan pada ruang mesin, berhati-hatilah terhadap kipas
pendingin yang dapat hidup secara otomatis, ini sangat berbahaya.
a) Jangan menyentuh komponen yang bekerja dengan tegangan tinggi (sistem
pengapian) saat mesin hidup, bisa berakibat fatal.
b) Selama bekerja dengan sistem listrik-elektronik kendaraan yang beresiko pada
hubung singkat rangkaian listrik, hendaknya lebih dulu melepas kabel massa-bodi dari
baterai.
4) Keselamatan Kerja pada Listrik dan Elektronik Mobil
a) Melepaskan kabel massa baterai secara otomatis akan menghapus isi memori
dalam sistem elektronik, (contoh: electric window winder, jam, radio, bahkan
pada merk tertentu menghapus memori ECU). Pertimbangkan dengan cara seksama
kemungkinan untuk mereset/program ulang kembali memori tersebut, setelah
pemasangan baterai kembali..
b) Dilarang melepas baterai dari sistem kelistrikan kendaraan saat mesin hidup, hal
ini akan dapat merusak ECU dan sistem elektronik lainnya, kerusakan komponen
tersebut juga akan terjadi bila menggunakan Quick Charger untuk membantu men-
stater mobil.
c) Pastikan dudukan baterai dan terminalnya terikat dengan benar.
d) Rangkaian kabel dan klam pemegang kabel yang dilepas selama pengerjaan
perbaikan, harus dikembalikan lagi ketempat aslinya dan dikeraskan/diikat dengan
33
benar.
e) Pastikan semua hubungan massa sudah terpasang dengan benar. Kerusakan
hubungan massa dapat menyebabkan kesalahan sistem dan dalam kasus yang lebih
serius lagi dapat menyebabkan rusaknya ECU. Jangan pernah menghubungkan atau
melepaskan ECU atau konektor penghubung komponen elektronik yang lainnya saat
kunci kontak pada posisi ON.
f) Tempatkan komponen yang dibongkar pada tempat yang bersih dan tutup
dengan pelindung uap air yang masih bagus (bisa dengan kemasan plastik) jangan
gunakan penutup yang sudah rusak. Jika perbaikan tidak dapat dilakukan dengan
segera, tutupi semua komponen yang sudah dibongkar atau tutup seperlunya dengan
hati-hati. Kemasan komponen hanya dibuka kalau segara akan dipasang.
g) Untuk mencegah kerusakan pada sabuk bergerigi (V-Belt), pastikan sabuk bergerigi
tidak kontak langsung dengan air.
h) Pada komponen elektronik biasanya cukup sensitif terhadap goncangan, hati-hati
dan jaga agar komponen tidak jatuh atau terbentur.
5) Keselamatan Kerja pada Sistem Bahan Bakar
a) Jangan menguras bahan bakar dari tangki di ruang tertutup, uap bahan bakar
yang mengumpul sangat berbahaya.
b) Bekerjalah pada area berventilasi yang cukup, Jauhkan dari api atau tempat
pembakaran.
c) Jangan mengikatkan saluran pipa bahan bakar ke saluran pipa rem, komponen yang
mudah bergerak atau komponen dengan ujung yang tajam. Jangan pernah meletakkan
pemasangan kabel rangkaian ke pipa saluran bahan bakar.
d) Kurangi tekanan bahan bakar lewat saluran/ventilasi khusus dengan menggunakan
pengukur tekanan bahan bakar dan kumpulkan tumpahan bahan bakar yang tercecer
dalam tempat yang benar.
e) Jika meguras bahan bakar pada tangki, hindari penguapan bahan bakar yang
berlebihan. Simpan bahan bakar yang telah dikuras ditempat yang aman dan tertutup
rapat.
f) Gunakan selalu alat yang benar untuk mengganti filter bahan bakar.
g) Sebelum melepas komponen sistem bahan bakar, pastikan semua hubungan
34
bersih. Setelah pelepasan saluranbahan bakar, harus dikeraskan/dirapatkan
dengan menggunakan alat yang sesuai.
h) Periksa saluran bahan bakar dan saluran vakum dan kencangkan sambungan-
sambungannya.
i) Saat memasang pipa saluran bahan bakar pastikan terlebih dulu pipa tidak
penyok ataupun tergores, luka yang dapat menyebabkan lubang.
j) Periksa saluran sistem bahan bakar dari kebocoran dan harus segera diperbaiki.
6) Keselamatan Kerja pada Mesin Diesel
a) Jangan menstarter mesin sewaktu injektor kendor, karena ulir injektor dapat
rusak/injektor tertekan ke luar oleh tekanan kompresi.
b) Untuk mendapat hasil tes tekanan kompresi yang benar, baterai harus dalam
kondisi yang baik, dan motor harus dalam temperatur kerja.
c) Pekerjaan ini berkaitan dengan mengetes injektor (lihat job sheet selanjutnya)
dan pengontrolan sistem pemanas mula.
d) Bila hanya harus mengontrol tekanan kompresi, pelaksanaannya lebih mudah
melalui lubang busi pijar dari pada lubang injektor.
35