Anda di halaman 1dari 4

TANDA PASTI KEMATIAN PADA KORBAN YANG TELAH

MENINGGAL
LIAUW DJAI YEN, HARIADI APURANTO

Departemen Ilmu Kedokteran dan Medikolegal FK Unair / RSUD DR SOETOMO Surabaya

Abstrak

Seorang dokter pasti akan dihadapkan pada kasus kematian dalam melaksanakan profesinya,
baik kematian wajar maupun kematian tidak wajar. Pada kasus kematian tidak wajar, dokter
atas permintaan penyidik menentukan apakah korban masih hidup ataukah sudah mati, pada
korban yang masih hidup dapat secepatnya mendapatkan perawatan sedangkan pada korban
mati perlu ditentukan perkiraan saat kematiannya.

Tanatologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan pada tubuh


seseorang yang telah meninggal. Pengetahuan ini berguna untuk menentukan apakah seseorang
benar-benar telah meninggal atau belum, menentukan berapa lama seseorang telah meninggal,
membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi pada
waktu korban masih hidup.

Terdapat beberapa pengertian tentang kematian yaitu mati somatis, dan mati seluler. Dengan
semakin berkembangnya ilmu kedokteran, penentuan kematian akan semakin sulit.

Key Word : Kematian, Tanatologi

Pendahuluan kemudian diikuti oleh proses autolisis dan


pembusukan. Setiap sel tubuh memiliki
Kematian hanya dapat dialami oleh perbedaan waktu untuk mengalami kematian
organisme hidup. Secara medis, kematian sel disebabkan oleh perbedaan metabolisme
merupakan suatu proses dimana fungsi dan seluler didalamnya. Neuron korteks
metabolisme sel-sel tubuh terhenti. Dikenal memerlukan waktu paling cepat yaitu 3-7
beberapa istilah kematian, yaitu mati menit setelah sel kehabisan oksigen. Pada
somatis, dan mati seluler. Mati somatis (mati tubuh terjadi kematian sel demi sel dan
klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi kematian secara keseluruhan akan terjadi
ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu dalam beberapa jam.
susunan saraf pusat, sistem kardiovaskuler
dan sistem pernapasan, yang menetap. Mati Pembahasan
seluler adalah kematian organ atau jaringan
tubuh yang timbul akibat terhentinya Tanda kematian tidak pasti adalah
penggunaan oksigen serta metabolisme penafasan berhenti, sirkulasi terhenti, kulit
normal sel dan jaringan. Proses ini pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi,

1
pembuluh darah retina mengalami miosin menjadi terikat secara
segmentasi dan pengeringan kornea. permanen dan kaku mayat pun
Sedangkan tanda pasti kematian adalah terjadi. Ikatan ini tetap bertahan
lebam mayat (livor mortis), kaku mayat sampai dekomposisi (pembusukan)
(rigor mortis), penurunan suhu tubuh (algor terjadi. Meskipun prosesnya terjadi
mortis), pembusukan, mumifikasi, dan segera setelah kematian somatic,
adiposera. kaku mayat mulai terlihat kurang
lebih 2 jam setelah mati. Dimulai
a. Lebam mayat timbul akibat darah, dari otot-otot kecil (wajah, leher) ke
yang telah tidak bersirkulasi lagi otot besar (lengan, tungkai).
akibat berhentinya kerja jantung, Intensitas kaku mayat menjadi
menempati tempat tebawah karena maksimal dalam kira-kira 12 jam,
pengaruh gravitasi (satu-satunya bertahan selama kira-kira 12 jam
gaya yang bekerja setelah gaya kedua, lalu menghilang dengan
sirkulasi berhenti). Lebam mayat urutan yang sama dengan mulainya.
merupakan tanda pasti kematian oleh c. Setelah seseorang meninggal, maka
karena hanya dapat terjadi setelah produksi panas berhenti. Penurunan
kematian somatik. Lebam mayat suhu jenazah terjadi karena adanya
mulai tampak kasat mata kira-kira 15 perbedaan antara suhu tubuh mayat
menit pasca mati dan dapat hilang dengan lingkungan, sehingga panas
pada penekanan, kemudian makin dipindahkan dengan cara evaporasi
lama makin tinggi intensitasnya dan dan konduksi, serta sedikit konveksi
akhirnya tidak menghilang lagi pada dan radiasi. Penurunan suhu ini
penekanan. Faktor-faktor yang mula-mula bergerak lambat karena
mempengaruhi kecepatan masih ada pembentukan panas hasil
pembentukan lebam mayat adalah metabolisme seluler dan adanya
viskositas darah termasuk berbagai kelambatan pelepasan panas dari
penyakit yang mempengaruhinya, dalam tubuh karena perbedaan daya
kadar hemoglobin, dan perdarahan hantar panas antar jaringan.
(hipovolemi). Kecepatan turunnya suhu
b. Kaku mayat terjadi baik pada otot- dipengaruhi oleh bentuk tubuh, suhu
otot bergaris maupun otot polos. tubuh saat orang mati, tebal tipisnya
Pada orang hidup terdapat cadangan pakaian, suhu lingkungan,
glikogen. Glikogen oleh enzim kelembaban serta aliran udara.
diubah menjadi asam laktat dan d. Pembusukan melibatkan dua proses:
energi dalam ikatan senyawa fosfat. autolisis dan aktivitas bakteri.
Energi ini kemudian berikatan Autolisis adalah kerusakan sel dan
dengan dengan ADP menjadi ATP. organ-organ melalui proses kimia
ATP inilah yang bertanggung jawab aseptik yang disebabkan oleh enzim
atas tetap elastisnya otot. Dengan intraseluler. Karena itu adalah proses
tidak adanya ATP, filament aktin dan

2
kimia, dipercepat oleh panas, membentuk sabun yang tidak larut.
diperlambat oleh dingin, dan Syarat untuk terjadinya adipocere
berhenti oleh pembekuan atau adalah tempat harus basah, artinya
inaktivasi enzim oleh panas. Organ harus mengandung air; tempat harus
yang kaya enzim akan menjalani mengandung alkali. Proses adipocere
autolisis lebih cepat dari organ ini terjadi dalam waktu beberapa
dengan jumlah enzim yang rendah. bulan sampai beberapa tahun.
Dengan demikian, pankreas Gambaran yang tampak adalah tubuh
mengalami autolisis sebelum berwarna putih sampai putih
jantung. Aktivitas bakteri kekuningan, bila diraba terasa seperti
menyebabkan degradasi protein, sabun, pada pemanasan akan
lemak dan karbohidrat, sehingga meleleh, berbau tengik.
terbentuk asam amino, asam lemak,
gas H2S, HCN, indol, skatol, CO2, Kesimpulan
H2O, alcohol dan lain sebagainya. Secara medis, kematian merupakan
Pembusukan terlihat dalam 18-36 suatu proses dimana fungsi dan metabolisme
jam setelah kematian. sel-sel tubuh terhenti. Tanda kematian tidak
e. Mummifikasi adalah proses pasti adalah penafasan berhenti, sirkulasi
pengeringan dan pengisutan alat-alat terhenti, kulit pucat, tonus otot menghilang
tubuh akibat penguapan. Adapun dan relaksasi, pembuluh darah retina
syarat untuk dapat terjadi mengalami segmentasi dan pengeringan
mummifikasi adalah suhu udara kornea. Sedangkan tanda pasti kematian
harus tinggi, udara harus kering, adalah lebam mayat (livor mortis), kaku
harus ada aliran udara yang terus mayat (rigor mortis), penurunan suhu tubuh
menerus. Proses mummifikasi (algor mortis), pembusukan, mumifikasi,
lengkap dalam waktu 1 sampai 3 dan adiposera.
bulan, dan jenazah yang mengalami
mummifikasi ini dapat bertahan lama Daftar Pustaka
sekali. Gambaran yang tampak ialah
Apuranto H, Mutahal. Tanatologi. In:
tubuh menjadi kurus kering dan
mengkerut, warna coklat muda Hoediyanto; Apuranto H; Editor
sampai coklat kehitaman, kulit Ilmu Kedokteran Forensik dan
melekat erat pada jaringan
Medikolegal. Departemen Ilmu
dibawahnya, susunan anatomi alat-
alat tubuh masih baik. Kedokteran Forensik dan
f. Adipocere atau saponifikasi terjadi Medikolegal, FK Universitas
adanya proses hydrogenisasi dari Airlangga. . 2012. Surabaya.
asam lemak tak jenuh menjadi asam
lemak jenuh, dan asam lemak jenuh Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik,
ini bereaksi dengan alkali Pedoman Bagi Dokter dan Penegak

3
Hukum. 2000. Badan Penerbit Shkrum MJ, Ramsay DA. Forensic
Universitas Diponegoro, Semarang. Pathology of Trauma. 2007. Humana
Press, Totowa.
Di Maio VJ, Dana SE. Handbook of
Forensic Pathology. Landes
Bioscience. George Town.

Di Maio VJ, Di Maio D. Forensic


Pathology, Ed. 2nd. 2001.CRC Press.

Dix J, Graham M. Cause of Death Atlas


Series, Time of Death,
Decompotition and Identification.
2000. CRC press, New York.

Howard C, Adelman M. Establishing The


Time of Death in : Forensic
Medicine. New York : Infobase
Publishing : 2007.
Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran
Forensik, Edisi Pertama.
1997.Binarupa Aksara, Jakarta.

James JP, Jones R, Karch SB, Manlove J.


Simpsons Forensic Medicine, 13th
Ed. 2011. Hodder & Stoughton.

Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD.


Tanatologi dan Perkiraan Saat
Kematian. Peranan Ilmu Forensik
Dalam Penegakan Hukum. 2008.
Jakarta.
Saukko P, Knight B. Knights Forensic
Pathology, 3rd Ed. Arnold, London.

Anda mungkin juga menyukai