80
81
cairan atau gas dengan padatan. Kombinasi dari semua tegangan permukaan
yang aktif akan menentukan tekanan kapiler dan kebasahan dari batuan
porous.
Tekanan kapiler ( Pc ) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang
ada antara permukaan dua fluida yang tidak bercampur ( cairan-cairan atau
gas-cairan ) sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang
memisahkan mereka ( Amyx, J. W. 1960 ). Perbedaan tekanan dua fluida
ini adalah perbedaan tekanan antara fluida non wetting fasa ( Pnw ) dengan
fluida wetting fasa ( Pw ) atau:
=
Tekanan kapiler mempunyai dua pengaruh yang penting dalam
reservoir minyak atau gas, yaitu:
1. Mengontrol distribusi fluida di dalam reservoir
2. Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk
bergerak atau mengalir melalui pori-pori reservoir sampai
mencapai batuan yang impermeable.
Tekanan kapiler di dalam batuan berpori tergantung pada ukuran
pori-pori dan macam fluidanya. Secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam
hubungan sebagai berikut:
2. .
= = . .
Dimana:
Pc = tekanan kapiler = tegangan permukaan antara dua fluida
= perbedaan densitas dua fluida
g = percepatan gravitasi
= sudut kontak permukaan antara dua fluida
r = jari-jari lengkung pori-pori
h = selisih ketinggian permukaan kedua fluida
82
1. Jika gaya kohesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar
daripada gaya adhesinya, kedua zat tidak akan bercampur.
Contohnya, minyak kelapa dicampurdengan air.
2. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda sama besar dengan
gaya kohesinya, kedua zat akan bercampur merata. Contohnya, air
dicampur dengan alkohol.
3. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar
daripada gaya kohesinya, kedua zat akan saling menempel.
Contohnya, air yang menempel pada kaca.
7.3.2`Bahan :
1. Fresh Core
2. Gas
6. Baca dan catat tekanan pada small pressure gauge serta hubungan
volume scale dan dial handwheel ( gunakan dial ) yang miring kekiri
sebagai pengganti 0 5 cc. Graduated interval pada skala.
7. Step d, e, dan f diulang untuk setiap kenaikan tekanan pada sistem,
kemudian catat volume dan tekanan yang didapat. Jika tekanan telah
mencapai limit 1 atm, bukan nitrogen valve.
8. Jika telah mencapai limit gunakan 0,150 atm gauge.
9. Jika tes telah selesai, tutup panel nitrogen valve, sistem tekanan
dikurangi dengan mengeluarkan gas sampai tekanan sistem mencapai 1
atm.
10. Data yang didapat kemudian diplot, maka akan terlihat bagaimana
terjadinya perubahan pressure volume.
A B = Perubahan volume oleh tekanan (Pada tekanan rendah)
C D = Perubahan volume pada tekanan tinggi
E = Inflektion point
Vb = 60 cc
Vp = 30 cc
90
Perhitungan :
Kolom 1 dan kolom 3 dari hasil percobaan
Kolom 2 = kolom 1 + 0.05 atm (mercury hidrostatic head correction)
91
= 0,56 atm
= 25,104 cc 0,077 cc
= 25,027 cc
4. Mercury Saturation
25,027
= 100%
30
= , %
93
Sampel 2 :
= 1,56 atm
= 22,7 cc 0,167 cc
= 22,533 cc
4. Mercury Saturation
22,533
= 100%
30
= , %
94
Sampel 3 :
= 3,15 atm
= 15,4 cc 0,22 cc
= 15,18 cc
4. Mercury Saturation
15,18
= 100%
30
= , %
95
Sampel 4 :
= 4,56 atm
= 15,4 cc 0,260 cc
= 15,14 cc
4. Mercury Saturation
15,14
= 100%
30
= , %
96
Sampel 5 :
= 6,56 atm
= 13,7 cc 0,300 cc
= 13,4 cc
4. Mercury Saturation
13,4
= 100%
30
= , %
97
Sampel 6:
= 6,56 atm
= 10,665 cc 0,332 cc
= 10,333 cc
4. Mercury Saturation
10,333
= 100%
30
= , %
98
Sampel 7:
= 11,65 atm
= 9,7 cc 0,372 cc
= 9,328 cc
4. Mercury Saturation
9,329
= 100%
30
= , %
99
Sampel 8:
= 16,85 atm
= 9 cc 0,409 cc
= 8,591 cc
4. Mercury Saturation
8,591
= 100%
30
= , %
100
Sampel 9:
= 23,75 atm
= 8,67 cc 0,444 cc
= 8,226 cc
4. Mercury Saturation
8,226
= 100%
30
= , %
101
Sampel 10:
= 36,95 atm
= 8,7 cc 0,484 cc
= 8,216 cc
4. Mercury Saturation
8,216
= 100%
30
= , %
102
7.6 Pembahasan
Pada percobaan ini membahas mengenai tekanan kapiler yang
diberikan kepada suatu formasi batuan reservoir. Tekanan kapiler
merupakan perbedaan tekanan yang ada antara permukaan dua fluida yang
tidak tercampur, sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang
memisahkan fluida tersebut. Tekanan kapiler menyebabkan penyebaran
distribusi pada reservoir.
Ada dua grafik yang akan dibahas pada bab ini, yaitu:
1. Grafik hubungan mercury saturation pada suatu batuan reservoir
terhadap correct pressure.
2. Grafik hubungan antara volume dengan pressure yang terdapat
dalam suatu formasi batuan reservoir.
103
Grafik 7.1 Hubungan Correct Pressure (atm) dan Mercury Saturation (%)
140
20.16, 105.85
100 19.863, 100.75
Correct Pressure (atm)
20.547, 95.75
21.427, 90.45
21.57, 85.65
80 24.583, 80.55
23.263, 75.25
60 24.507, 58.53
40
27.39, 36.95
27.423, 23.75
20
28.637, 16.85
31.097, 11.65
34.443, 8.15
44.667, 6.56
50.467, 4.56
50.6, 3.15
0 75.11, 1.56 0.56
83.423,
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
140 1, 140139
0.99,
0.87,
0.83, 137
136
0.8, 134
0.77, 135
0.74,
0.71, 133
132
0.69,130
0.67, 131
0.64, 128
0.62, 125
120 0.59, 120
0.56, 110
80
P
Series2
60 0.51, 60
0.5, 50
40 0.49, 40
0.48, 35
0.45, 25
20
0.4, 15
0.35, 9
0.25, 4
0 0, 0 0.15, 1
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Volume
105
7.7. Kesimpulan
1. Penentuan tekanan kapiler dari suatu sampel formasi dapat dikatakan
lebih cepat dan efisien pada distribusi saturasi fluidanya dari sumur.
2. Indicator pressure berbanding terbalik dengan mercury saturation yaitu
dengan berkurangnya indicator pressure akan meningkatkan mercury
saturation.
3. Pressure VS volume. Nilai pressure berbanding lurus dengan volume.
4. Besarnya tekanan kapiler dipengaruhi oleh adanya tegangan permukaan.
5. Nilai dari correct pressure akan berbanding terbalik dengan nilai
mercury saturation. Tetapi penurunannya terjadi secara bertahap. Dari
grafik terlihat ada dua tahap penurunan, yaitu pada 120 atm sampai 10
atm, dan 10 atm sampai 0 atm.