KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK AUDIO VIDEO
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
Foto Cover :
1wta878d9f-flywheel.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2016/03/17472750696_
48f34c293b_o.jpg
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.
Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,
Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.
Juni 2017
Tim Penyusun Modul
Penyelarasan Kurikulum dan Silabi
Pusdiklat Industri
MODUL
MEMAHAMI SISTEM 5R ATAU 5K
DALAM MANAJEMEN PENYIMPANAN, PEMAKAIAN
TOOLS DAN CHECK LIST PERALATAN
ii
DAFTAR ISI
iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY
SEIRI : Pemilihan
SEITON : Penataan
SEISO : Pembersihan
SEIKETSU : Pemantapan
SHITSUKE : Pembiasaan
ZERO SET UP TIME : Efektifitas waktu / tidak ada waktu terbuang percuma
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul Sisipan Memahami Sistem 5R atau 5K Dalam Manajemen
Penyimpanan dan Pemakaian Tools dan Check List Peralatan membahas tentang
pengertian, manfaat dan sasaran 5S / 5R. Modul disusun untuk membantu guru dan
siswa meningkatkan kompetensinya, terutama kompetensi profesional dan kompetensi
pedagogik. Modul tersebut digunakan sebagai sumber belajar (learning resources) dalam
kegiatan pembelajaran tatap muka.
Kompetensi yang akan dipelajari didalam modul ini adalah yang berkaitan dengan
pemahaman pesrta diklat tentaang apa itu 5S / 5R serta tata urutan penerapan 5S atau
5R.
1) Pemahaman 5S / 5R:
a. Pengertian 5S /5R
b. Manfaat 5S / 5R
Bagi pekerja akan merasakan :
Bagi perusahaan akan meningkatkan :
Bagi pelanggan akan memperoleh kepuasan karena :
Bagi pemasok akan memperoleh kepuasan kerena :
Bagi pemegang saham akan memperoleh kepuasan karena :
Dengan modul ini Peserta diharapkan dapat mengimplementasikan dilapangan
atau ditempat bekerja terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain yaitu masyarakat
industri khususnya dan aman terhadap alat kerja yaitu fasilitas kerja seperti perangkat
atau perlengkapan kerja serta tercapai efektivitas kerja.
B. Prasyarat
Modul ini akan lebih mudah diselesaikan oleh peserta diklat yang sudah menguasai
kompetensi Teknik Kerja Bengkel, modul yang sudah ada.
1
1) Perhatikan Dengan seksama tujuan modul, jangan sampai mengerjakan lembar
kerja tanpa mengetahui tujuan modul
2) Prasyarat yang dipersyaratkan sudah dipenuhi, jika prasyarat diabaikan akan
banyak masalah yang muncul.
3) Pahami lembar informasi, cari kata-kata yang sulit pada peristilahan.
4) Kerjakan lembar kerja dengan tepat.
2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktur pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini,
peserta diklat diharapkan dapat:
1. Memahami Konsep 5S / 5R.
2. Menerapkan konsep 5S / 5R ditempat kerja.
E. Kompetensi
Modul ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan tingkat dasar yang diperlukan di
dalam
2
Tabel 1. Kompetensi Menerapkan Konsep 5S / 5R Ditempat Kerja
Sub Kriteria Lingkup Materi Pokok Pembelajaran
Kompeten Kinerja Belajar Sikap Pengetahuan Ketrampilan
si
Konsep Memahami Pengertian, Teliti memahami Merancang
5S / 5R Konsep 5S / manfaat
5R
Menerapkan Menerapka Bekerja Mengetahui Melaksanak
konsep 5S / n konsep sesuai prinsip an
5R 5S / 5R prosedur penerapan
ditempat , disiplin
kerja
F. Cek Kemampuan
Untuk mengecek kemampuan dalam mengerjakan modul ini, jawablah pertanyaan
di bawah ini dengan sikap jujur bertanggungjawab dengan memberi tanda ()
pada jawaban. Bila peserta diklat menjawab ya, kerjakanlah test formatif maupun
lembar kerja yang terdapat pada kegiatan belajar yang bersangkutan. Bila sudah
merasa menguasai kompetensi yang dipersyaratkan dalam modul ini, peserta
diklat dapat mengajukan uji kompetensi kepada assessor internal dan eksternal.
3
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN 5S / 5S
Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih,
rapi, dan masing masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga
mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di
perusahaan. Namun pada kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan.
Banyak perusahaan yang seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang
waktu hanya untuk mencari data dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak
hanya itu, seringkali kita kurang nyaman dengan kondisi berkas kerja yang berantakan
dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita.
4
workshop , pembangkit atau fasilitas publik. Konsep 5S muncul pertama kali dari
negara yang terkenal dengan etos kerjanya yang tinggi. 5S sendiri merupakan
singkatan dari bahasa kanji Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke ,
lalu diadopsi dan diserap istilahnya dalam Bahasa Indonesia menjadi 5R atau 5P atau
5K.
2. MANFAAT 5S
Pelaksanan 5S yang baik di perusahaan akan memberikan manfaat yang baik
kepada karyawan itu sendiri, perusahaan, pemasok, maupun pemegang saham.
Secara umum manfaat 5S adlah untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, kepuasaan
pelanggan dan kesejahteraan karyawan :
1. Bagi pekerja akan merasakan :
Keamanan
Kenyamanan
Kesehatan
Motivasi kerja dan tidak cepat jenuh
Sikap kerja yang positif / membangun.
2. Bagi perusahaan akan meningkatkan :
Citra perusahaan
Kecepatan bisnis
Perolehan laba.
Produktivitas
3. Bagi pelanggan akan memperoleh kepuasan karena :
Meminimalisir kesalahan / kekeliruan
Kecepatan dan ketepatan layanan
5
4. bagi pemasok akan memperoleh kepuasan kerena :
Meminimalisir kesalahan / kekeliruan
Kecepatan dan ketepatan layanan
5. Bagi pemegang saham akan memperoleh kepuasan karena :
Keyakinan atau kepercayaan akan usahanya
Percontohan usaha
6
Meningkatkan budaya kerja melalui perubahan perilaku, kebiasaan dan sikap kerja
di tempat kerja
7
3. SASARAN 5S / 5R
1. Terciptanya tempat kerja yang bersih, rapi, aman, nyaman dan menyenangkan.
2. Peralatan dan perlengkapan serta bangunan selama proses kerja.
3. Disiplin yang dibutuhkan untuk mencapai standar kerja.
4. Keselamatan dan kestabilan kerja serta mutu produk selama operasi berlangsung.
5. Peningkatan mutu kerja dengan mengurangi keragaman hasil kerja.
6. Peningkatan efisiensi masing masing bagian.
7. Suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan, disiplin dan saling menghargai.
8. Citra perusahaan yang baik dimata pelanggan.
SASARAN 5S / 5R
1. ZERO WASTE
Mengurangi biaya melalui peningkatan efisiensi
2. ZERO INJURY
Keselamatan kerja lebih terjamin
3. ZERO BREAKDOWN
Pemeliharaan kerja lebih baik
4. ZERO DEFECT
Kualitas produk lebih baik
5. ZERO SET UP TIME
Efektifitas waktu / tidak ada waktu terbuang percuma
6. ZERO LATE DELIVERY
Tepat waktu dalam pemenuhan permintaan pelanggan
7. ZERO CUSTOMER CLAIM
Tidak ada keluhan dari pelanggan
8. ZERO DEFISIT
Mengurangi kerugian perusahaan.
8
8. Pelaksanaan program 5S harus sejalan dengan program peningkatan
berkelanjutan serta program/system lain yang sedang berjalan.
5S/5S dapat terlaksana dengan baik jika dilaksanakan oleh seluruh komponen
yang terkait didalamnya,dari manajemen tingkat atas, menengah, bawah sampai
dengan staf.agar dapat terlaksana harus didukung oleh semua pihak.dengan kata lain
komitmen secara menyeluruh sangat dibutuhkan.
Lembar Latihan
1. Sebutkan apa arti dari SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU dan SHITSUKE
2. Apa manfaat dari 5S didalam lingkungan kerja
3. Sebutkan sasaran dari 5S
4. Sebutkan faktor-faktor yang menunjang kesuksesan penerapan 5S dilingkungan
kerja.
9
Kegiatan Pembelajaran 2 : Langkah-langkah penerapan 5S
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui dan melakukan langkah-langkah 5S / 5R minimal dibengkel sekolah atau
rumah.
LANGKAH-LANGKAHNYA ADALAH :
1. Membuat Rencana/ Jadwal Pelaksanaan SEIRI.
2. Menyiapkan label / tag warna hijau, merah dan kuning dalam rangka
melakukan pemilahan.
10
3. Menetapkan area tempat penyimpanan sementara (TPS) di area tanggung jawabnya.
4. Melaksanakan inventarisasi barang-barang yang ada di area tanggung jawabnya ke
dalam kategori / kelompok : diperlukan, tidak diperlukan dan ragu-ragu.
5. Memberikan label / tag pada masing-masing barang yang sudah dilakukan pemilahan
Tag / label hijau pada barang-barang yang diperlukan di area kerja
Tag / label merah pada barang-barang yang tidak diperlukan di area kerja
Tag / label kuning pada barang-barang yang ragu-ragu
6. Menindaklanjuti hasil pemilahan barang-barang (diperlukan, tidak diperlukan dan ragu-
ragu ) sesuai ketentuan 5S, barang yang dibutuhkan disimpan di area kerja, barang
yang tidak dibutuhkan dikeluarkan / dibuang ke tempat sampah dan barang ragu
ragu dimasukkan ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara)
7. Menetapkan Daftar SEIRI di area kerja.
8. Mengeliminasi hasil pemilahan barang-barang yang diperlukan di area kerja yang
menjadi tanggung jawabnya dengan jumlah sesuai kebutuhan di area kerja.
11
7. Mengelompokkan / mengkategorikan barang-barang yang sudah dipilah dan
dibutuhkan di area kerja menurut frekuensi pemakaian (sering, kadang- kadang,jarang)
digunakan.
8. Menyimpan barang-barang yang sering digunakan di dekat tempat kerja, sedangkan
barang-barang yang kadang dipakai diletakkan di rak/lemari dan untuk barang-barang
yang jarang digunakan diletakkan di gudang.
9. Memisahkan barang-barang yang tidak diperlukan menurut kelompok /kategori barang
bernilai, barang tidak bernilai dan B3.
10. Memisahkan barang-barang bernilai sesuai kategori / kelompok barang (logam,
plastik, kertas, dll)
11. Mengeluarkan barang-barang yang tidak diperlukan di area kerja ke :
Tempat sampah barang bernilai untuk barang yang tidak diperlukan namun masih
bernilai sesuai kelompok / kategori (logam, plastik, kertas, dll)
Tempat sampah tidak bernilai untuk barang-barang yang tidak diperlukan dan tidak
bernilai jual.
Gudang B3 untuk bahan-bahan / sisa bahan B3 yang tidak diperlukan.
12. Mengeluarkan barang ragu-ragu ke area TPS.
13. Menyerahkan barang ragu-ragu yang ada di area TPS ke TPS perusahaan / pusat /
induk.
14. Membuat progress report implementasi SEIRI.
12
LANGKAH LANGKAP PENERAPAN SEITON (RAPI / PENATAAN)
13
2. Membuat Klasifikasi tempat simpan dan item-itemnya.
Pengelompokan Contoh
Barang
Simpan
14
4. Menyiapkan tempat simpan
15
LANGKAH LANGKAP PENERAPAN SEISO (RESIK/ PEMBERSIHAN)
1. Membuat dan menetapkan jadwal kebersihan di area kerja.
2. Menyediakan alat dan sarana kebersihan yang diperlukan untuk kegiatan kebersihan
di area kerja (termasuk tempat sampah).
16
3. Menetapkan dan membagi area tanggung jawab pembersihan kepada seluruh
personil di area kerja.
4. Membuat dan menetapkan kebiasaan setiap hari selama 5 menit untuk pembersihan.
5. Menetapkan tempat penyimpanan alat-alat / sarana kebersihan serta menata alat-alat
/ sarana kebersihan sesuai ketentuan 5S.
6. Eliminasi / menghilangkan sumber penyebab kotor.
7. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan pembersihan di area kerja.
8. Memberikan visual kontrol pada sarana / peralatan kerja, rak, mesin dll untuk
mempermudah penerapan dan pengecekan pembersihan.
9. Menetapkan check list Seiso / resik di area kerja.
10. Penentuan Tanggung Jawab pada Mesin / area.
17
LANGKAH LANGKAP PENERAPAN SEIKETSU(PEMANTAPAN /
KEPATUHAN)
1. Pembuatan Jadwal Penerapan Seiketsu/ Rawat.
2. Membuat Standarisasi Seiri, Seiton dan Seiso
18
3. Membuat Tanda Benar dan Salah
19
4. Membuat tanda Bahaya
20
21
LANGKAH LANGKAP PENERAPAN SHITSUKE (PEMBIASAAN / PEMBUDAYAAN/
KEDISIPLINAN)
1. Melaksanakan pertemuan rutin terjadwal dan periodik.
2. Penentuan Jadwal dan Periode Pelaksanaan Shitsuke.
3. Pelaksanaan Kesepakatan Bersama di area kerja masing-masing.
4. Melaksanakan Pelatihan Guna Meningkatkan Kompetensi (up grading 5S, Audit
internal 5S dll).
5. Membuat sistem audit/ penilaian / lomba 5S.
6. Melaksanakan/ mengaktifkan sistim saran (SS).
7. Mengaktifkan Gugus Kendali Mutu (GKM) / CoP / Knowledge Sharing.
8. Pemotretan Berkala Hasil Shitsuke dan Standarisasi Hasil shitsuke.
22
BAB III
STANDAR PENILAIAN IMPLEMENTASI 5S
23
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
c. Sudah ada prosedur /tata cara mengeluarkan/
membuang barangyang tidak dibutuhkan.
d. Sudah ada prosedur /tata cara mengeluarkan/
membuang barangyang tidak dibutuhkan tapi tidak
jelas.
e. Belum ada prosedur /tata cara mengeluarkan/
membuang barang yang tidak dibutuhkan
3. Barang yang dibutuhkan berada di dekat area
kerja, jumlah dan jenis sesuai kebutuhan kerja
bidang/ bagian tersebut.
24
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
(barang tdk rusak)
d. Masih ada sebagian Mesin/peralatan/ barang yang
berada di area kerja dalam keadaan rusak.
e. Sebagain besar / seluruh mesin/peralatan/ barang
yang berada di area kerja dalam kondisi rusak
SEITON / RAPI
25
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
c. Barang / dokumen telah tersimpan rapi tapi belum
diklasifikasikan.
d. Masih ada sebagian barang / dokumen yang belum
tersimpan rapi (berserakan).
e. Barang / dokumen tidak disimpan rapid an tidak
diklasifikasikan
26
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
memahami dan mentaati aturan penyimpanan dan
lay out yang telah ditetapkan
e. Semua personil di area kerja tidak mengetahui,
memahami dan mentaati aturan penyimpanan dan
lay out yang telah ditetapkan
SEISO / PEMBERSIHAN
27
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
c. Pembersihan area kerja sudah dilakukan secara rutin
namun belum terjadwal.
d. Pembersihan area kerja hanya dilakukan dengan
perintah atasan.
e. Tidak pernah dilakukan pembersihan area kerja
28
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
e. APD dan alat alat K3 tidak pernah dibersihkan dna
diperiksa
SEIKETSU / KEPATUHAN
29
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
berkesinambungan.
b. Standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU,
SHITSUKEsudah diterapkan di seluruh area kerja
c. Standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU,
SHITSUKE sudah diterapkan.
d. Standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU,
SHITSUKE belum seluruhnya ada dan diterapkan.
e. Tidak ada standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO,
SEIKETSU, SHITSUKE
30
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
31
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
32
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
menunjukan sikap kerja, kebiasaan positif, disiplin
tapi masih harus diikuti dengan metode reward
(hadiah) dan punishment (hukuman).
d. Sebagian personil organisasi / area kerja belum
mempunyai sikap kerja / kebiasaan positif dna
disiplin.
e. Sebagian besar personil organisasi / area kerja
belum mempunyai sikap kerja / kebiasaan positif dan
disiplin
33
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
3. Target / sasaran / quality objective perusahaan,
department, bagian kelompuk, perorangan telah
ada dan disosialisasikan serta pencapaiannya
telah direkam, dimonitor, dievaluasi,
ditindaklanjuti dan disosialisasikan.
34
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
board (hasil perbaikan, pencapaian kinerja, hasil
audit, kegiatan 5S dan K3, informasi lain terkait
dengan pekerjaan) di masing masing area kerja
serta diperbaharui (Up to date)
b. Workplan board (papan rencana kerja) dan activity
board (hasil perbaikan, pencapaian kinerja, hasil
audit, kegiatan 5S informasi lain terkait dengan
pekerjaan) di masing masing area kerja (belum up
to date).
c. Workplan board (papan rencana kerja) dan activity
board hanya menampilkan informasi terkait 5S.
d. Ada Work Plan dan Activity Board, tapi informasi
yang disampaikan tidak terkait dengan pekerjaan /
5S serta tidak up to date.
e. Tidak ada work plan dan activity board di tempat
kerja
35
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
ke program perusahaan / manajemen.
d. Kegiatan / Penerapan 5S hanya bersifat parsial tidak
terkaitdengan program perusahaan / manajemen
lainnya.
e. Kegiatan / Penerapan 5S hanya untuk kepentingan
estetika saja bukan untuk budaya peningkatan
produktivitas perusahaan
Tugas
1. Sebutkan langkah langkah penerapan 5S/5R dilingkungan kerja
2. Cobalah inventaris alat dan bahan dibengkel kalian menggunakan tabel berikut ini !
36
BAB IV
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal berarti telah menguasai
kompetensi lanjut Memahami Sistem 5R atau 5K Dalam Manajemen Penyimpanan dan
Pemakaian Tools dan Check List Peralatan dan berhak mendapatkan sertifikat
kompetensi Memahami Sistem 5R atau 5K Dalam Manajemen Penyimpanan dan
Pemakaian Tools dan Check List Peralatan . Sebaliknya apabila tidak lulus, maka
peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil
modul berikutnya.
37
DAFTAR PUSTAKA
Agus Syukur, 2010, Strategi Jitu Manajemen Mutu Perusahaan, Kata Buku
38
MODUL
MEMAHAMI PENGGUNAAN ALAT-ALAT P3K UNTUK
PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DAN SOP
PENANGANAN KECELAKAAN KERJA
ii
DAFTAR ISI
iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kompetensi yang akan dipelajari didalam modul ini adalah yang berkaitan dengan
pemahaman P3K, gejala kecelakan dan tindakan P3K nya
Perlindungan kesehatan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Perlengkapan P3K
Prinsip p3k
Prioritas pertolongan
Tindakan pertama saat menemukan korban
Indikasi gejala yang diderita korban
1
Melatih penerapan / praktik P3K sehingga jika terjadi kecelakaan dalam bekerja
dapat memberikan pertolongan awal sebelum perawatan selanjutnya.
B. Prasyarat
Modul ini akan lebih mudah diselesaikan oleh peserta diklat yang sudah menguasai
kompetensi K3, modul yang sudah ada.
2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktor pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.
2
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini,
peserta diklat diharapkan dapat:
1. Memahami P3K.
2. Menerapkan P3K jika terjadi kecelakaan dimanapun, utamanya dalam bekerja.
E. Kompetensi
Modul ini memberikan pengetahuan dan keterampilan tingkat dasar yang diperlukan di
dalam
F. Cek Kemampuan
Untuk mengecek kemampuan dalam mengerjakan modul ini, jawablah pertanyaan
di bawah ini dengan sikap jujur bertanggungjawab dengan memberi tanda () pada
jawaban. Bila peserta diklat menjawab ya, kerjakanlah test formatif maupun lembar
kerja yang terdapat pada kegiatan belajar yang bersangkutan. Bila sudah merasa
menguasai kompetensi yang dipersyaratkan dalam modul ini, peserta diklat dapat
mengajukan uji kompetensi kepada assessor internal dan eksternal.
3
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
C. Uraian Materi
1. PERLINDUNGAN KESEHATAN
1.1 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dedefenisikan sebagai :
Perawatan darurat hingga tenaga medis atau perawat tiba di tempat.
Perawatan cedera kecil yang tidak memerlukan perawatan atau bahkan tidak
memerlukan perhatian medis
Fasilitas-fasilitas P3K yang harus disediakan tercantum dalam Health and Safety
(First Aid) regulation 1981, dengan saran-saran :
Cakupan fasilitas kesehatannya tergantung pada resiko yang dihadapi
Jumlah petugas P3K harus mencukupi < satu petugas untuk setiap lima pekerja
untuk pekerjaan beresiko rendah
Harus terdapat ruang P3K jika :
1. Tempat kerja tesebut beresiko tinggi
2. Tempat kerja berada jauh dari rumah sakit
3. Akses ke rmah sakit atau dokter sulit dilakukan
Kotak P3K harus :
1. Kuat agar dapat melindungi isinya
2. Dapat diisi lagi
3. Berisi kartu panduan pertolongan pertama pada kecelakaan
4. Digunakan hanya untuk barang-barang P3K
4
Jika tersedia ruang P3K, ruang tersebut harus :
1. Berada dibawah pengawasan petugas P3K atau perawat
2. Menyediakan petugas P3K yang siaga selama ada orang yang sedang
bekerja.
3. Memiliki tenaga pengganti yang bertanggung jawab terhadap setiap
tindakan P3K.
4. Mudah diakses oleh ambulans.
5. Cukup luas untuk meletakan tempat tidur.
6. Memiliki pintu yang cukup lebar untuk dilalui oleh kursi roda.
7. Di desain dengan permukaan yang dapat dibersihkan dengan mudah
8. Memiliki air panas dan dingin untuk keperluan cuci mencuci
9. Menyediakan tempay untuk petugas P3K
10. Dilengkapi dengan buku penatalaksanaan untuk mencatat pelaksanaan
yang dilakukan.
Petugas P3K harus :
1. Dilatih dalam pelatihan yang telah disetujui oleh dinas kesehatan
2. Telah menerima pelatihan tertentu jika terdapat bahaya-bahaya khusus yang
muncul
3. Mencatat seluruh penatalaksanaan yang diberikan
4. Menerima pelatihan yang teratur.
5
Sepasang gunting baja tahan karat berujung tumpul
Celemek plastic dan sarung tangan sekali pakai
Selimut
Tempat sampah untuk membuang kasa dan baju pembalut yang telah dipakai
2. PRINSIP P3K
Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K apabila
menghadapi kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut:
3. PRIORITAS PERTOLONGAN
Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong dalam
menolong korban yaitu:
a. Henti napas
b. Henti jantung
c. Pendarahan berat
d. Shock
6
e. Ketidak sadaran
f. Pendaraahan ringan
g. Patah tulang atau cedera lain
2. Petunjuk luar
Semua petunjuk yang mungkin ada pada korban seperti catatan
medis korban, obat-obatan yang dibawa korban
3. Keluhan
Adalah sesuatu yang dirasakan atau dialami atau dijelaskan oleh
korban seperti mual, nyeri panas, dingin atau lemah. Hal itu harus
ditanyakan dan dicocokkan dengan diagnose lainnya
4. Gejala
Adalah rincian dari pengamatan yang anda lihat, cium dan raba
dalam suatu pemeriksaan korban (pemeriksaan dari ujung rambut sampai
ujung kaki)
D. Latihan
7
Kegiatan Pembelajaran 2 : Gejala Penyakit/Derita Yang Timbul Akibat Kecelakaan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui gejala yang timbul akibat kecelakaan dan paham bagaimana cara memberi
tindakan P3k nya.
C. Uraian Materi
Setiap terjadi kecelakan tentunya akan mengakibatkan orang yang
kecelakan akan merasakan gejala-gejala sakit tertentu, seperti pusing, mual, rasa perih
dan lain-lain. Hal ini penting kita ketahuisebagai pedoman kita dalam memberikan
pertolongan pertama.
Berikut ini kita bahas berbagai macam gejala atau keluhan yang biasa diderita oleh
orang yang kecelakaan dan bagaimana kita memberikan pertolongan pertamanya.
8
d. Gejala yang mungkin didengar Misalnya: napas bising atau sesak, rintihan, suara
hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan.
e. Gejala yang mungkin dicium, Misalnya: Aseton, alcohol, gas atau uap, asap atau
terbakar.
1. Tersendak
Gejala :
a. Kesulitan bicara dan bernapas (biasa henti napas)
b. Kulit biru (sianosis) dan biasanya memegang leher
Tujuan : Mengeluarkan benda yang menyumbat dan memulihkan
pernapasan.
Tindakan :
# Pada orang dewasa
a. Korban ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
b. Bungkukkan badan dan pukul punggung
c. Bila tidak berhasil lakukan hentakan perut
d. Bila tidak berhasil kombinasikan antara keduannya
# Pada korban anak-anak dan bayi dilakukan pukulan punggung saja jika tidak
berhasil lakukan RJP.
2. Tenggelam
9
Tujuan : Mencegah dan mengatasi kekurangan oksigen di dalam darah
Tindakan :
a. Ketika mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari badan, ini
bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
b. Baringkan korban pada tempat yang hangat (atasi Hipothermia) dan siap-
siap untuk RJP
3. Menghirup gas
Tujuan : Memulihkan pernapasan
Tindakan :
a. Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ketempat yang berudara segar
b. Berikan oksigen bila ada
c. Tetapkan bersama korban, periksa napas, nadi, dan tingkat reaksinya setiap
10 menit.
4. Asthma
yaitu penyempitan/ gangguan saluran pernafasan.
Gejala :
a. Sesak napas, ditandai fase ekspirasi yang memanjang
b. Suara mencicit ketika menghirup napas
c. Tegang dan cepat, korban susah diajak bicara, banyak berbisik
d. Kulit membiru (sianosis)
e. Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
f. Pada serangan berat usaha untuk bernapas dapat menyebabkan kelelahan
hebat
Tindakan :
a. Tenangkan korban
b. Dudukkan pasien bersandar ke depan dengan posisi duduk dan istirahat
sambil berpegangan. Pastikan pasien cukup mendapat udara segar
c. Suruh pasien untuk mengatur napasnya
10
d. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
e. Bila pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya / meminumnya
B. GANGGUAN SIRKULASI
1. Shock
Gejala :
Tujuan :
Tindakan :
11
2. Pingsan
Gejala :
a. Perasaan limbung
b. Menguap berlebihan
c. Pandangan berkunang-kunang
d. Telinga berdenging
e. Nafas tidak teratur
f. Muka pucat
g. Biji mata melebar
h. Lemas
i. Keringat dingin
j. Tak respon (beberapa menit)
k. Denyut nadi lambat
Tujuan :
Tindakan :
12
3. Luka
Jenis-jenis luka :
a. Luka sayat
b. Laserasi (Luka robek)
c. Abrasi (luka lecet)
d. Kontusi (Memar)
e. Luka tembus
f. Luka tembak
Tindakan :
4. Pendarahan
yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan
waktu apa saja.Jenis-jenis Pendarahan :
a. Pendarahan arteri
b. Pendarahan vena
c. Pendarahan Kaliper
13
Prinsip dasar pertolongan pada pendarahan adalah tekan, tinggikan,
tinggikan, tekan pembuluh darah dan tenangkan korban serta balut bila
perlu (5T), kita juga bisa meneteskan betadine pada bagian yang luka
supaya darah terhenti dan tidak terinfeksi
Tujuan :
a. Mengatasi pendarahan
b. Mengatasi shock
c. Mengurangi resiko infeksi
Tindakan :
6. Pendarahan Dalam
Tujuan :
Mengatasi pendarahan dan mengatasi shock
Tindakan :
a. Korban dibaringkan telentang, kaki ditinggikan dan ditopang
b. korban diselimuti aga5r tidak kedinginan. Periksa dan catat pernapasan,
nadi dan reaksinya setiap 10 menit
c. Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari ling tubuh. Bila
mungkin, kirim sampelnya ke rumah sakit bersama korban.
14
7. Mimisan
yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu
ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin/kelelahan/benturan).
Gejala :
Tindakan :
8. Lemah jantung
yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung
terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung. Ingat!!! Tidak
semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena
gangguan pencernaan, stress, dan tegang.
Gejala :
a. Nyeri di dada
b. Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit
membungkuk
c. Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
d. Denyut nadi tak teraba/lemah
e. Gangguan nafas
f. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
g. Kepala terasa ringan
h. Lemas
i. Kulit berubah pucat/kebiruan
15
j. Keringat berlebihan
Tindakan :
a. Tenangkan korban
b. Istirahatkan
c. Posisi duduk
d. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
e. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada
badan
f. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
g. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
9. Luka Bakar
Tujuan :
Tindakan :
16
g. Luka dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya (luka pada
wajah tidak perlu ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air
untuk meredakan nyeri)
h. Untuk mencegah terjadinya infeksi: Luka ditutup dengan perban
atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
Penderita dikerudungi kain putih Luka jangan diberi zat yang tak
larut dalam air seperti mentega, kecap dll
i. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam
sampai 48 jam pertama
j. Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
k. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya
dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa
dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat
selama perjalanan.
l. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus
lebih tinggi dari tubuh.
C. GANGGUAN KESADARAN
Tujuan :
a. Mempertahankan agar jalan napas tetap terbuka
b. Menilai dan mencatat tingkat reaksi
c. Menangani cedera yang menyertai
Tindakan :
2. Histeria
yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling)
oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
17
Gejala :
Tindakan :
a. Tenangkan korban
b. Pisahkan dari keramaian
c. Letakkan di tempat yang tenang
d. Awasi
1. Hipotermia
Hipotermia merupakan suatu kedaan dimana korban dalam keadaan
dingin atau suhu badan korban meknurun karena lingkungan yang dingin.
Gejala :
Tujuan :
Tindakan :
18
b. Korban dibaringkan dan diselimuti
c. Jaga jalan nafas tetap lancer
d. Korban yang sadar di beri minuman hangat, sup atau makan yang
berenergi tinggi seperti coklat dll
e. Jaga korban agar tetap sadar
f. Kalu anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau masih bayi,
panggil dokter
g. Jika korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan napasnya, serta
melakukan resusitasi jika perlu
Gejala :
Tindakan :
19
3. Dehidrasi
yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini
terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk.
Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca).
Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan
cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang
terlalu berlebihan.
Gejala :
a. Dehidrasi ringan
Defisit cairan 5% dari berat badan, penderita merasa haus, denyut
nadi lebih dari 90x/menit
b. Dehidrasi sedang Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
Denyut Nadi lebih dari 90x/menit Nadi lemah Penderita merasa
sangat haus
c. Dehidrasi berat defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
Hipotensi, mata cekung Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
Kejang-kejang.
Tindakan :
Jenis cedera :
1. Fraktur
2. Dislokasi
3. Cedera jaringan lunak
4. Tindakan umum pada tulang
20
Gejala Umum :
Tujuan :
Mencegah gerakan dari bagian yang sakit, mencegah bengkak dan nyeri
dan mencari bantuan medis
Tindakan Umum:
1. Katakan pada korban supaya tenang. Bagian yang sakit distabilkan dan
ditopang dengan tangan sampai dimobilisasi
2. Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan
bagian tubuh yang sehat. Jika anda menduga ada dislokasi jangan
mencoba mengembalikan tulang-tulang ke dalam rongga sendi
3. Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang
cedera ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
1. Patah Tulang/fraktur
Gejala :
a. Perubahan bentuk
b. Nyeri bila ditekan dan kaku
c. Bengkak
d. Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
e. Ada memar (jika tertutup)
21
f. Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Tindakan :
Tindakan :
a. Ukur bidai (Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai) disisi yang sehat
b. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
c. Pasang bantalan didaerah patah tulang
d. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
e. Ikat bidai
f. Periksa GSS (Gerakan, Sensasi (respon nyeri) dan Sirkulasi (peredaran
darah)
Tindakan :
a. Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
b. Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
c. Ikat dengan ikatan V
d. Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
4. Kram
yaitu otot yang mengejang/kontraksi berleb ihan.
Gejala :
a. Nyeri pada otot
b. Kadang disertai bengkak
22
Tindakan :
a. Istirahatkan penderita
b. Posisikan penderita pada posisi yang nyaman
c. Relaksasi
d. Pijatlah penderita pada arah berlawanan dengan kontraksi
5. Memar
yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala :
Tindakan :
6. Keseleo
yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala :
a. Bengkak
b. Nyeri bila tekan
c. Kebiruan/merah pada derah luka
d. Sendi terkuncingan
e. Ada perubahan bentuk pada sendi
Tindakan :
23
F. CEDERA JARINGAN RINGAN
Tindakan :
1. Istirahatkan, stabilkan dan topang bagian bagian yang cedera dalam posisi
yang nyaman bagi korban
2. Bila cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan) bagian tersebut dengan
es yanig dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
3. Seputar bagian yang cedera ditekan sedikit dengan gumpalan kapas atau
busa yang tebal, eratkan dengan balutan
4. Bagian yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya aliran darah ke
tempat itu berkurang dan untuk mengurangi memar
5. Minta bantuan bila perlu.
Keracunan yanug dialami oleh penderita akibat makanan atau minuman yang
mengandung racun.
Gejala :
1. Mual, muntah
2. Keringat dingin
3. Wajah pucat/kebiruan
4. Pusing
5. Kejang-kejang seluruh badan
6. Kadang-kadang mencret
7. Kalau terlalu berat bisa pingsang
Tindakan :
24
4. Untuk racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah karena
bisa membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit
kalau ada
5. Untuk racun yang terhirup, Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ke
tempat yang udaranya segar
6. Untuk racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang masih ada pada kulit
di bilas dengan air megalir.
7. Istirahatkan
8. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik.
H. BENDA ASING
Tindakan :
I. PUSING/VERTIGO/NYERI KEPALA
yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan
kesehatan dll.
Gejala :
25
Tindakan :
1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. beri obat bila perlu
4. Tangani sesuai penyebab
J. MAAG/MUAL
yaitu gangguan lambung/ saluran pencernaan.
Gejala :
Tindakan :
K. GIGITAN BINATANG
26
1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita atau korban
tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan
ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular
terbagi menjadi 3, yaitu:
27
2. Gigitan Lipan
Ciri-ciri :
Tindakan :
Tindakan :
Catatan:
28
D. Latihan
Cobalah amati berbagai macam kegiatan atau pekerjaan baik yang ada di bengkel
sekolah, berolah raga disekolah atau tempat kerja yang lain, perkirakan kecelakaan apa
yang bisa terjadi pada kegiatan tersebut kemudian cobalah mempraktikan bagaimana
langkah-langkah memberikan pertolongan pertamanya !
29
BAB III
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal berarti telah
menguasai kompetensi lanjut Memahami Penggunaan Alat-alat P3K Untuk Penanganan
kecelakaan kerja dan SOP penanganan kecelakaan kerja dan berhak mendapatkan
sertifikat kompetensi Memahami Penggunaan Alat-alat P3K Untuk Penanganan
kecelakaan kerja dan SOP penanganan kecelakaan kerja Sebaliknya apabila tidak lulus,
maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil
modul berikutnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Rina Verina Cho, 2015, 99 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (Soft Cover), Pustaka
Cerdas
Agus Salim, 2007, Panduan Praktis Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
/NUA, Cet 1, Nuansa Cendekia
31
32
MODUL
BAHASA PEMROGRAMAN C LANGUANGE
ii
DAFTAR ISI
iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY
Compiler : Penterjemah
Void : kosong
Relasi : Hubungan
iv
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul Sisipan Modul Teknik Pemrograman bahas C merupakan modul praktikum
yang membahas tentang Memahami Bahasa Pemrograman Bahasa C, Membuat
Program Aplikasi Sederhana Menggunakan Bahasa Pemrograman Bahasa C,
Menerapkan program aplikasi dengan bahasa pemrograman Bahasa C untuk
keperluan input/output pada port USB/serial pada Komputer. Modul tersebut
digunakan sebagai sumber belajar (learning resources) dalam kegiatan pembelajaran
tatap muka.
Modul sisipan Teknik Pemrograman Bahasa C ini terdiri dari 4 kegiatan belajar, yang
mencakup :
Modul ini mempunyai keterikatan erat dengan modul lain, terutama modul-modul
yang membahas Teknik Elektronika Dasar dan Teknik Kerja Bengkel, Teknik
Mikroprosesor, Teknik Listrik, Teknik Simulasi Digital. Salah satu modul yang terkait
B. Prasyarat
Modul ini akan lebih mudah diselesaikan oleh peserta diklat yang sudah menguasai
kompetensi :
1. Peserta didik telah memahami dan mampu menerapkan Teknik Kerja Bengkel
2. Peserta didik telah memahami dan mampu menerapkan Teknik Elektronika
Dasar
3. Peserta didik telah memahami dan mampu menerapkan Teknik Simulasi Digital
4. Peserta didik telah memahami dan mampu Memprogram Mikroprosesor
1
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Perhatikan Dengan seksama tujuan modul, jangan sampai mengerjakan
lembar kerja tanpa mengetahui tujuan modul
2) Prasyarat yang dipersyaratkan sudah dipenuhi, jika prasyarat diabaikan akan
banyak masalah yang muncul.
3) Pahami lembar informasi, cari kata-kata yang sulit pada peristilahan.
4) Kerjakan lembar kerja dengan tepat.
2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktor pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini, peserta diklat diharapkan dapat merencanakan dan memprogram dengan
2
bahasa pemrograman C serta mampu mengaplikasikan sebagai rangkaian
pengendali dengan benar.
E. Kompetensi
Modul ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan tingkat dasar yang diperlukan di
dalam
Menguasai
No. Kriteria Penguasaan Standar Kompetensi
Ya Tidak
1. Memahami Teknik Kerja Bengkel
2. Menguasai Teknik Elektronika Dasar
3. Memahami Pemrograman Mikroprosesor
4. Menguasai Teknik Simulasi Digital
3
BAB II
PENGENALAN
A. Pengenalan C++
Berbicara tentang C++ tak lepas dari C, sebagai bahasa pendahulunya. C
adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada antara bahasa beraras
rendah (bahasa yang berorientasi pada mesin) dan bahasa beraras tinggi (bahasa
yang berorientasi pada manusia). Seperti diketahui bahasa tingkat tinggi mempunyai
kompatibilitas yang tinggi antar platform.
Tujuan utama pembuatan C++ adalah untuk meningkatkan produktivitas
perogram dalam membuat aplikasi. C++ dapat mengurangi kekompleksitasan,
terutam pada program yang besar yang terdiri dari 10.000 baris atau lebih.
B. Pengenalan Program C++
Program C++ dapat ditulis menggunakan sembarang editor teks, seperti EDIT
(milik DOS), WordStar, SideKick, ataupun menggunakan editor bawaan dari
kompiler. Program C++ biasa ditulis dengan nama ektensi .CPP (dari kata C Plus
Plus). Agar program bisa dijalankan (dieksekusi), program harus dikompilasi terlebih
dahulu dengan menggunakan kompiler C++.
Untuk praktikum ini kita menggunakan Borland C++ versi 4.45 sebagai editor
sekaligus sebagai kompiler.
Penjelasan program program diatas dapat dilihat pada beberapa subbab berikut.
1.1. Funsi Main()
4
Fungsi adalah salah satu dasar penyusunan blok pada C++. Sebuah
program C++ minimal mengandung sebuah fungsi, yaitu fungsi main(). Fungsi ini
menjadi awal dan akhir eksekusi program C++. Sedangkan Tubuh fungsi dimulai dari
tanda { hingga tanda }. Lebih spesifik lagi, semua yang terletak didalam tanda { }
disebut blok.
Tanda () digunakan untuk mengapit argumen fungsi, yaitu nilai yang akan
dilewatkan ke fungsi. Pada fungsi main() seperti pada contoh, tidak ada argumen
yang diberikan. Oleh karena itu tidak ada entri di dalam ().
Kata void yang mendahului main() dipakai untuk menyatakan bahwa funsi ini
tidak memiliki nilai balik.
1.2. Pernyatan
Baris :
cout << Hai, Selamat belajar C++ \n;
merupakan contoh sebuah pernyataan. Pada contoh diatas, pernyataan tersebut
digunakan untuk menampilkan tulisan yang terletak pada sepasang tanda petik
ganda ke layar. Dalam hal ini tulisan yang terletak pada sepasang tanda petik ganda
disebut konstanta string.
Setiap pernyataan harus diakhiri tanda titik koma (;). Kealpaan dalam
memberikan tanda ini kan menyebabkan kompiler memberikan pesan kesalahan
selama waktu komplasi.
tanda << (dua buah tanda kurang dari berurutan) merupakan sebuah operator yang
disebut operator penyisipan/peletakan. Operator ini akan mengarahkan operand
(data) yang terletak disebelah kanannya ke obyek yang terletak disebelah kiri. Pada
contoh di atas konstanta string diarahkan ke cout, yang memberikan hasil berupa
tampilan string kelayar tersebut.
Didalam string terdapat tanda \n adalah merupakan karakter pindah baris
(newline). Jadi bukan tanda \ dan n itulah sebabnya tulisan :
5
Hai, Selamat Belajar C++
6
Penulisan diatas akan memberikan hasil yang sama dengan contoh
sebelumnya. Namun penulisan ini tidak dianjurkan. Program hendaknya ditulis
dalam bentuk yang mudah dibaca oleh siapa saja.
1.7. Komentar
Komentar merupakan bagian yang penting dalam program. Kehadirannya
sangat membantu pemrogram ataupun orang lain dalam memehami program.
Karena berupa penjelasan-penjelasan mengenai program atau bagian-bagian dari
program.
Komentar pada C++ diawalii dengan dua tanda garis miring (//). Semua
tulisan yang terletak sesudah tanda (//) hingga akhir batas dengan sendirinya akan
diperlakukan sebagai keterangan.
Sebuah contoh program yang mengginakan komentar :
Program 1.4 :
#include <iostream.h> // menyertakan file iostream.h
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr(); // Hapus Layar
cout << Hai, Selamat belajar C++ \n;
}
7
2.2. Pengenal (Identifier)
Pengenal adalah suatu nama yang biasa dipakai dalam pemrograman untuk
menyatakan :
- Variabel - Fungsi
- Konstata bernama - Label
- Tipe data - Obyek
Serta hal-hal lain yang dideklarasikan atau didefinisikan oleh pemrogram.
Penamaan Pengenal
Suatu pengenal berupa satu atau beberapa karakter :
- Huruf - Garis bawah ( _ )
- Digit
Dan berawalan dengan huruf atau garis bawah. Disarankan agar pemberian
nama pengenal menggunakan kata yang berarti dan mudah dibaca.
Huruf Kecil dan kapital Berbeda
Pada C++, huruf kecil dan huruf kapital pada suatu pengenal dianggap
berbeda. sifat ini dikenal dengan istilah case sensitive. Sebab itu pengeanal
NAMA, Nama dan nama menyatakan tiga pengenal yang berbeda.
2.3. Kata Kunci
Kata kunci (keyword) adalah pengenal sistim yang mempunyai makna
khusus bagi kompiler. Kata kunci tidak dapat dirubah. Karena itu kata kunci tidak
dapat digunakan sebagai pengenal.
2.4. Tipa Data
Tipe data dasar pada C++ meliputi :
- char - float - long
- int - double
- short - long double
Tipe data yang berhubungan dengan bilangan bulat adalah char, int, short dan
long. Sedangkan lainya berhubungan dengan bilangan pecahan.
8
2.5. Variabel dan Konstanta
Data pada C++ tersusun dari :
- Variabel - Konstanta
Variabel digunakan dalam program untuk menyimpan suatu nilai, nilai yang ada
padanya dapat diubah selama eksekusi program berlangsung.
Mendeklarasikan dan Mendefinisikan Variabel
Variabel yang akan digunakan dalam program haruslah dideklarasikan
terlebih dahulu. Pengertian deklarasi disini berarti mengenalkan sebuah pengenal ke
program dan menentukan jenis data yang disimpam didalamnya.
Bentuk pendefinisian variabel :
tipe daftar_variabel
9
//*--------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int jumlah = 10; // inisialisasi
float harga_per_unit = 17.5; // inisialisasi
clrscr();
cout << Isi Jumlah =
<< jumlah << \n;
cout << Isi harga per per unit =
<< harga_per_unit << \n;
Isi Jumlah = 10
} Isi harga per unit = 17.5
Hasil eksekusi :
clrscr();
cout << Isi duaphi = << duaphi << \n;
10
}
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 1.3 : Pendefiniasian variabel dimana saja *
//*-------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int i = 10; // pendefinisian dan inisialisasi
clrscr();
cout << Nilai i = << i << \n;
int j = 77;
cout << Nilai j = << j << \n;
}
Nilai i = 10
Hasil Eksekusi :
Nilai j = 77
Tugas Minggu I :
Buatlah sebuah program untuk menampilkan sebuah kalimat sebagai berikut :
SMK NEGERI 1 BANCAK SEMARANG
Jurusan Teknik ELEKTRONIKA AUDIO VIDEO
(Simpanlah program dengan nama Tugas1.cpp)
11
BAB II OPERATOR DAN UNGKAPAN
12
//* Aritmatika *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int a, b, c, d;
clrscr();
a = 5;
b = 600;
c = 5;
d = b * b 4 * a * c;
cout << d = << d << \n;
}
d = 32220
Hasil eksekusi :
Operator Prioritas
+ -- (Khusus yang berkedudukan Tertinggi
sebagai awalan)
- ( Unary Minus )
* / %
+ - Terendah
Jika operator memiliki prioritas yang sama, operator sebelah kiri akan
diutamakan untuk dikerjakan terlebih dahulu.
13
Tanda kurung biasa digunakan untuk merubah urutan pengerjaan. Misalnya
: x = ( 2 + 3) * 2 ;
akan memeberikan nilai 10 ke x, sebab 2 + 3 dikerjakan terlebih dahulu dan hasilnya
baru dikalikan dengan 2.
Contoh program :
//*---------------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.2 : Penggunaan kurung untuk mengatur *
//* prioritas pengerjaan terhadap suatu *
//* operasi *
//*---------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr()
int x ;
x=2+3*2;
cout << x = << x << \n;
x = (2 + 3) * 2 ;
cout << x = << x << \n;
}
8
Hasil eksekusi : 12
Contoh program :
14
//*----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.3 : Melihat sisi pembagian dengan *
//* menggunakan operator %. *
//*----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
cout << 5 % 7 << \n; //sisa 5 5
6
cout << 6 % 7 << \n; //sisa 6 0
1
2
cout << 7 % 7 << \n; //sisa 0
cout << 8 % 7 << \n; //sisa 1
cout << 9 % 7 << \n; //sisa 2
}
Hasil eksekusi :
Kegunaan operator % diantaranya bisa dipakai untuk menentukan suatu bilangan
bulat termasuk ganjil atau genap.
2.3. Operator Penurunan dan Penaikan
Kedua operator ini digunakan pada operand bertipe bilangan bulat. Operator
penaikan digunakan untuk menaikan nilai variabel sebesar satu, sedangkan
operator penurunan dipakai untuk menurunkan nilai variabel sebesar satu. Sebagai
contoh :
x=x+1;
y=y1;
bisa ditulis menjadi :
++ x ;
-- y ;
atau :
x ++ ;
y -- ;
Panaikan dibelakang
15
Efek peletakkan tanda ++ dibelakang variabel ditunjukkan pada program
berikut :
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.4 : Pemakaian operator penaikan di *
//* belakang variabel *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int r = 10;
int s;
clrscr();
s = 10 + r++ ;
cout << r = << r << \n ;
Pada contoh diatas s diisi dengan penjumlahan nilai 10 dan r. Dengan demikian s
akan bernilai 20. setelah s diisi dengan 20, nilai r baru dinaikan karena operator ++
ditulis dibelakang r. Disebut post-increment yang artinya dinaikkan dibelakang
setelah penjumlahan anatara r dan 10 dilaksanakan.
Penaikan di Depan
Efek peletakkan tanda ++ di depan variabel ditunjukkan pada program
berikut ini :
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.4 : Pemakaian operator penaikan di *
//* belakang variabel *
//*-----------------------------------------------------------*
16
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int r = 10;
int s;
clrscr();
s = 10 + ++r ;
cout << r = << r << \n ; r = 11
s = 21
cout << s = << s << \n ;
}
Hasil eksekusi :
Pada contoh ini, nilai r mula-mula dinaikan terlebih dahulu karena operator ++
ditempatkan didepan r. Disebut pre-increment kemudian nilainnya dijumlahkan
dengan 10 dan diberikan ke s. Dengan demikian s bernilai 21 dan r sama dengan
11.
17
int x = 2; // Mula-mula x bernilai 2
clrscr();
cout << x = << x << \n ;
x += 3 ;
cout << Setelah x += 3, x = << x << \n ;
x *= 2 ;
cout << Setelah x *= 2, x = << x << \n ;
}
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.7 : Penggunaan operator kondisi untuk *
//* memperoleh bilangan terkecil *
//* diantara dua buah bilangan *
//*------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int bil1, bil2, minim;
clrscr();
bil1 = 53;
bil2 = 6;
18
minim = bil1 < bil2 ? bil1 : bil2;
Bilangan terkecil = 6
cout << Bilangan terkecil = << minim << \n;
}
Hasil eksekusi :
Contoh program :
//*------------------------------------------------*
//* Contoh 2.6 : untuk menunjukkan nilai *
//* hasil ungkapan kondisi *
//*------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
19
{
int nilai;
clrscr();
nilai = 3 > 2 ; // hasil ungkapan : benar
cout << Nilai = << nilai << endl;
Agar tidak salah dalam menuliskan suatu ungkapan, pengetahuan tentang prioritas
operator perlu diketahui.
Contoh 1 :
a=b=c
pada pernyataan diatas, operator yang dilibatkan ( = ) mempunyai sifat pengerjaan
dimulai dari kanan. Berarti :
b=c
akan dikerjakan terlebih dahulu, barulah kemudian mengerjakan :
a=b
Contoh 2 : x=2*3*4;
pada pernyataan diatas, 2 * 3 akan dikerjakan terlebih dahulu, barulah kemudian
mengerjakan perkalian hasil 6 dengan 4. Adapun prioritas = lebih rendah dari *,
maka 2 * 3 * 4 dikerjakan lebih dahulu. Selanjutnya hasilnya baru diberikan ke x.
20
sejumlah fungsi pustaka (library fuctions) yang dirancang untuk memenuhi solusi
dari berbagai persoalan.
Misalkan kita akan menghitung sebuah akar kuadrat, pemrogram bisa
menggunakan fungsi sqrt(). Seperti contoh program berikut :
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.7 : Pemakaian pustaka fungsi sqrt() *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <math.h> // Perlu disertakan untuk funsi sqrt()
void main ()
{
clrscr();
cout << Akar dari 27 = << sqrt(27) << \n;
}
Hasil eksekusi :
Akar dari 27 = 5.196152
21
MODUL III
OPERASI DASAR MASUKAN DAN KELUARAN
3.1. Cout
Dengan cout pemrogram dapat meletakkan suatu informasi ke standart
output (normalnya berupa layar). Sebagai contoh, pernyatan berikut akan
menampilkan tulisan Pilihan Anda salah dikuti dengan bunyi bel (speker) :
cout << Pilihan Anda salah !\a\n;
Untuk lebih jelasnya dapat memeperhatikan program dibawah ini :
Contoh program :
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.1 : Memperkenalkan cout dan *
//* membunyikan bel dengan *
//* karakter \a *
//*------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
void main()
{
cout << Pilihan Anda Salah ! \a;
}
3.2. Manipulator
Manipulator umumnya digunakan untuk mengatur tampilan data. Misalnya
untuk mengatur agar suatu nilai ditampilkan dengan lebar 10 karakter dan diatur rat
kanan terhadap lebar tersebut.
Manipulator endl
Manipulator endl digunakan untuk menyisipkan karakter newline. Dengan
kata lain manipulato ini identik dengan \n.
Contoh program berikut menunjukkan penggunan endl.
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.2 : Menampilkan 3 jumlah barang dan *
//* menggunakan manipulator endl *
//*-------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
22
#include <conio.h>
void main()
{
int jumbar1 = 150;
jumbar2 = 23;
jumbar3 = 1401;
clrscr(); // Hapus layar
cout << Barang 1 = << jumbar1 << endl;
cout << Barang2 = << jumbar2 << endl;
cout << Barang3 = << jumbar3 << endl;
}
Manipulator setw()
Manipulator setw() bermanfaat untuk mangatur lebar dari suatu tampilan
data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam program berikut :
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.3 : Manampilkan 3 buah barang dengan *
23
clrscr(); // Hapus layar
cout << Barang 1 = << setw(4) << jumbar1 << endl;
cout << Barang2 = << setw(4) << jumbar2 << endl;
cout << Barang3 = << setw(4) << jumbar3 << endl;
}
Barang 1 = 150
Barang 2 = 23
Hasil eksekusi : Barang 3 = 1401
Dengan menggunakan setw(), terlihat hasil eksekusi adalah rata kanan. Ini dapat di
bedakan dengan hasil eksekusi pada contoh 3.2 yang rata kiri.
Manipulator setfill()
Manipulator setfill() berguna untuk mengatur karakter yang dipakai
memenuhi bagian field yang ditentukan setw(), yang tidak dipakai untuk
menampilkan data.
Untuk lebih jelas dapat melihat program berikut :
Contoh program :
//*-------------------------------------------------*
//* Contoh 3.4 : Pemakaian setfill() *
//*-------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
#include <conio.h>
void main()
{
float harga = 123.45
clrscr();
cout << setw(8) << harga << endl;
cout << setfill(*) ; // Karakter pemenuh *
cout << setw(8) << harga << endl;
}
123.45
**123.45 24
Hasil eksekusi :
Pada program diatas 123.45 ditampilkan dengan lebar 8 karakter dan didahului oleh
2 karakter spasi. Apabila terdapat pernyataan setfill(*) maka 2 karakter spasi diisi
oleh karakter * .
Pemakaian setiosflag()
Manipulator setiosflag() merupakan manipulator yang dapat dipakai untuk
mengontrol sejumlah tanda format yang tercantum dalam tebel berikut :
Tanda Format Keterangan
ios::left Menyetel rata kiri terhadap lebar feeld yang
diatur melalui setw()
ios::rigth Menyetel rata kanan terhadap lebar feeld
yang diatur melalui setw()
ios::scientific Menformat keluaran dalam notasi
eksponensial
ios::fixed Menformat keluaran dalam bentuk notasi
desimal
ios::dec Menformat keluaran dalam basis 10
(desimal)
ios::oct Memformat keluaran basisi 8 (oktal)
ios::hex Memformat huruf dalam basis 16
(heksadesimal)
ios::uppercase Memformat huruf pada notasi heksadesimal
dalam bentuk huruf kapital
ios::showbase Manmpilkan awalan 0x untuk bilanagan
heksadesimal atau 0 (nol) untuk bilangan
oktal
ios::showpoint Menampilkan titik desimal pada bilangan
pecahan yang tidak memiliki bagian
pecahan
ios::showpos Untuk menampilkan tanda + pada bilangan
positif
25
Manipulator setprecision()
Apabila anda bekerja dalam bilangan pecahan, Anda juga mengatur jumah
digit pecahan yang ingin ditampilkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
manipulator setprecision(). Bentuknya :
setprecision(n)
dengan n menyatakan jumlah digit pecahan yang diinginkan.
Sebagai contoh :
cout << setprecision(2) << 123.56789 << endl;
akan menapilkan :
123.57
bagian pecahan terdiri atas dua digit sesuai dengan argumen pada setprecision().
Contoh Program :
//*-------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.5 : Menunjukkan efek manipulator *
//* setprecisoin() *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <iomanip.h>
void main()
{
float nilai = 123.45;
clrscr();
cout << setiosflags(ios::fixed);
cout << setprecision(0) << nilai << endl;123
cout << setprecision(1) << nilai << endl;123.4
123.45
cout << setprecision(2) << nilai << endl;
123.450
cout << setprecision(3) << nilai << endl;123.4500
cout << setprecision(4) << nilai << endl;123.45000
123.449997
cout << setprecision(5) << nilai << endl;123.4499969
cout << setprecision(6) << nilai << endl;
cout << setprecision(7) << nilai << endl;
}
26
Hasil eksekusi :
Contoh berikut menunjukkan hasil bila setw() dipakai tetapi ios::fixed tidak diikut
sertakan.
//*---------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.6 : Menunjukkan efek setprecision() *
//* tanpa tanda format ios::fixed *
//*---------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <iomanip.h>
void main()
{
float nilai = 123.45;
clrscr(); // Hapus layar
cout << setprecision(0) << nilai << endl;
cout << setprecision(1) << nilai << endl;
cout << setprecision(2) << nilai << endl;
cout << setprecision(3) << nilai << endl;
1e+02
cout << setprecision(4) << nilai << endl;1e+02
cout << setprecision(5) << nilai << endl;1.2e+02
123
cout << setprecision(6) << nilai << endl;
123.4
cout << setprecision(7) << nilai << endl;123.45
} 123.45
123.45
Hasil eksekusi :
3.3. cin
Obyek cin bermanfaat untuk untuk membaca data dari standart input
(normalnya adalah keyboard).
cin dengan sebuah variabel
Bentuk pernyataan cin untuk membaca data dari keyboard dan meletakkan
ke sebuah variabel variabel bernama var :
cin >> var
27
Contoh program yang menunjukkan penmakaian cin untuk membaca data
bertipe int dan float.
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.7 : Membaca data bertipe int dan *
//* float dari keyboard *
//*------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
void main ()
{
int bil_x ; // Definisi bilangan bulat
float bil_y ; // Definisi bilangan pecahan
cout << Masukkan sebuah bilangan bulat = ;
cin >> bil_x ;
cout << Masukkan sebuah bilangan pecahan = ;
cin >> bil_y;
Tampak bahwa bentuk perintah untuk membaca data bertipe int ataupun float sama
saja. Hal ini berlaku untuk semua jenis data dasar ( char, int, long, float ataupun
double).
Salah satu manfaat dari adanya fasilitas pemasukkan dari keyboard adalah
memungkinkan untuk membuat program yang membaca data yang berubah-ubah.
cin dengan lebih dari satu variabel
Bentuk cin dapat juga sebagai berikut :
cin >> bil_x >> bil_y ;
Pada contoh ini kedua bilangan dapat bilangan dapat dimasukkan dari
keyboard dengan pemisah berupa spasi, tab atau enter.
Contoh program :
28
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.8 : Untuk membaca data dengan lebih *
//* dari satu variabel *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
void main ()
{
int bil_x ; // Definisi bilangan bulat
float bil_y ; // Definisi bilangan pecahan
cout << Masukkan sebuah bilangan bulat dan << endl;
cout << Masukkan sebuah bilangan pecahan << endl ;
cin >> bil_x >> bil_y;
29
cout << Anda mengetik << karakter << endl;
cout << Masukkan sebuah karakter ;
cin >> karakter;
cout << Anda mengetik << karakter << endl;
}
Masukkan sebuah karakter a
Anda mengetik a
Hasil eksekusi : Masukkan sebuah karakter b
Anda mengetik b
Tampak pada contoh program diatas, untuk setiap karakter yang dimasukkan harus
diakhiri dengan enter ( ). Penekanan enter pada pemasukkan sebuah karakter
terkadang tidak dikehendaki oleh pemakai. Jika demikian, anda dapat menggunakan
fungsi getch() ataupun getche().
3.4. Fungsi getc() dan getche()
Fungsi getc() dan getche() berguna untuk membaca sebuah karakter tanpa
perlu menekan enter. Selain itu, fungsi ini juga dapat dipakai untuk membaca tombol
seperti spasi, tab ataupun enter. karakter = getch()
karakter = getche()
Bentuk pemakaiannya :
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.10 : Membaca karakter dengan getch() *
//*-------------------------------------------------------------*
Masukkan sebuah karakter a Tidak ditampilkan
Anda
30 mengetik a
Masukkan sebuah karakter b Tidak ditampilkan
Anda mengetik b
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
#include <conio.h>
void main()
{
char karakter;
clrscr();
cout << Masukkan sebuah karakter ;
karakter = getch();
cout << Anda mengetik << karakter << endl;
cout << Masukkan sebuah karakter ;
karakter = getch();
cout << Anda mengetik << karakter << endl;
}
31
Contoh :
Saya Lahir pada
Tanggal : 28
Bulan : 11
Tahun : 1982
(simpan dengan nama tugas3.cpp)
32
MODUL IV
PERNYATAAN DASAR
4.1. Pernyataan if
Pernyataan if dapat dipakai untuk mengambil keputusan berdasarkan suatu
kondisi. Bentuk pernyataan ada dua macam :
- if
- if else
Pernyataan if sederhana
Pernyataan if paling sederhana berbentuk : if (kondisi)
pernyataan
void main()
{
int usia;
clrscr(); // Hapus layar
33
cout << Berapa usia anda ? ;
cin >> usia;
if (usia < 17)
cout << Anda tidak diperkenankan menonton << endl;
}
Barapa usia anda ? 16
Hasil eksekusi :
Anda Tidak diperkenankan menonton
Pernyataan if else
Pernytaan if else mempunyai bentuk sebagai berikut :
if (kondisi)
Pernyataan 1;
else
Pernyataan 2;
Untuk if else kita dapat menggunakan contoh 4.1 untuk melihat perbedaan dengan
if sederhana.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.2 : Penggunaan if else dalam *
//* pengambilan keputusan *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int usia;
34
clrscr(); // Hapus layar
cout << Berapa usia anda ? ;
cin >> usia;
if (usia < 17)
cout << Anda tidak diperkenankan menonton << endl;
else
cout << Selamat menonton << endl;
}
Barapa usia anda ? 16
Anda Tidak diperkenankan menonton
Hasil eksekusi :
Apabila kita memasukkan umur lebih dari 17 maka hasil eksekusi yang didapat
adalah :
Barapa usia anda ? 21
Selamat menonton
Pernyataan if dalam if
Pernyataan if yang terletak dalam if sering disebut nested if atau if
bersarang. Salah satu bentuknya adalah :
if (kondisi1)
pernyataan1;
else if (kondisi2)
pernyataan2;
else if (kondisi3)
pernyataan3;
if (kondisiM)
pernyataanM;
else /*Opsional*/
pernyataanN; /*Opsional*/
35
Bentuk pernyatan if seperti ini bermanfaat untuk menyeleksi sejumlah kemungkinan
tindakan. Penyeleksian dilakukan secara bertingkat.
Contoh program :
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.3 : Pemakaian if bertingkat untuk *
//* menentukan nama hari *
//*------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
int kode_hari;
clrscr(); // Hapus layar
cout << Menentukan hari << endl;
cout << 1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu << endl;
cout << 2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu << endl;
cout << Kode hari [1..7] : ;
cin >> kode_hari;
// Proses seleksi;
if (kode_hari = = 1)
cout << Senin << endl;
if (kode_hari = = 2)
cout << Selasa << endl;
if (kode_hari = = 3)
cout << Rabu << endl;
if (kode_hari = = 4)
cout << Kamis << endl;
if (kode_hari = = 5)
cout << Jumat << endl;
if (kode_hari = = 6)
cout << Sabtu << endl;
if (kode_hari = = 7)
cout << Minggu << endl;
else
36
cout << Kode hari salah << endl;
}
Menentukan hari
1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu << endl;
Hasil eksekusi : 2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu << endl;
Kode hari [1..7] : 2
Selasa
37
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.4 : Pemakaian switch untuk menentukan *
//* nama hari *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int kode_hari;
clrscr(); // Hapus layar
cout << Menentukan Hari << endl;
cout << 1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu << endl;
cout << 2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu << endl;
cout << Kode hari [1..7] : ;
cin >> kode_hari;
// Proses seleksi dengan switch
switch (kode_hari)
{
case 1:
cout << Senin << endl;
break;
case 2 :
cout << Selasa << endl;
break;
case 3 :
cout << Rabu << endl;
break;
case 4 :
cout << Kamis << endl;
break;
38
case 5 :
cout << Jumat << endl;
break;
case 6 :
cout << Sabtu << endl;
break;
case 7 :
cout << Minggu << endl;
break;
default :
cout << Kode hari salah << endl;
break;
} // akhir switch
}
Hasil eksekusi :
Menentukan Hari
1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu
2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu
Kode hari [1..7] : 2
Selasa
Kehadiran break pada setiap case sangat penting. Sebab break akan
menyebabkan keluar dari switch.
4.3. Pernyataan while
Pernyataan while merupakan salah satu pernyataan yang berguna untuk
memproses suatu pernyataan atau beberapa pernyataan
whilebeberapa kali. Bentuk
(ungkapan);
pernyataan while : pernyataan;
while ( i < 10 )
{
cout << C++ << endl;
i ++ ; // Menaikkan pencacah sebesar 1
}
}
Hasil eksekusi :
C++
C++
C++
C++
C++
C++
C++
C++
C++
C++ 40
Pada program diatas, variabel i bertindak sebagai pencacah yang gunanya untuk
mengingat jumlah tulisa C++ yang telah ditampilkan. Itulah sebabnya mula-mula
didisi dengan nol. Kemudian untuk setiap putaran, isi variabel ini dinaikkan. Oleh
karena variabel i dijadikan sebagai kondisi pada while, suatu ketika ketika kondisi
i<10 akan bernilai salah, maka while berakhir.
41
do
{
cout << C++ << endl;
i ++ ; // Menaikkan pencacah sebesar 1
} while ( i < 10 );
}
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.7 : Menampilkan bilangan genap *
//* yang nilainya kurang atau sama *
//* dengan n dan ditampilkan dari *
//* terbesar sampai nol *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int n;
clrscr();
cout << Menampilkan bilangan genap yang nilainya << endl;
cout << kurang atau sama dengan n << endl;
42
// tampilkan deret bilangan genap dari besar ke kecil
for ( ; n >= 0; n -= 2 )
cout << n << ;
}
void main()
{
int tinggi, // Menyatakan tinggi segi tiga
baris, // Pencacah untuk baris
kolom; // Pencacah untuk kolom
clrscr();
43
cout << Tinggi segitiga = ;
cin >> tinggi;
cout << endl; //Membuat baris kosong
for (baris = 1; kolom <= baris; kolom ++ )
{
for (klom = 1; kolom <= baris ; klom ++ )
cout << * ;
cout << endl ; // Pindah baris
}
}
44
int bil;
clrscr();
for ( bil = 0; bil < 10; bil++)
{
cout << bil << ;
continue;
cout << Perhatikan apakah saya muncul << endl;
}
}
Hasil eksekusi : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
clrscr();
cout << Menghitung nilai rata-rata <<endl;
cout << Akhiri dengan memasukkan nilai negatif << endl ;
pencacah = 0; // Mula-mula diisi dengan nol
45
total = 0;
while ( 1 ) // Ungkapan selalu benar
{
cout << Nilai ke- << pencacah + 1 << = ;
cin >> nilai ; // Baca nilai
if (nilai > 100)
{
cout << Nilai diatas diabaikan << endl;
continue; // Ulangi keawal while
}
if ( nilai < 0 )
break; // keluar dar while
pencacah ++; // Naikkan pencacah sebesar 1
total += nilai ; // Tambahkan nilai ke total
}
cout << Jumlah nilai = << pencacah << endl;
cout << Nilai rata-rata = << total / pencacah << endl;
}
Contoh program :
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.10 : Penggunaan exit() *
//*------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <ctype.h> // Untuk toupper()
#include <stdlib.h> // Untuk exit()
void main()
{
char jawab;
cout << Y = ya, T = Tidak. Pilihan ( Y/T ) : ;
for ( ; ; )
{
// Baca tombol dan ubah ke hurf kapital
jawab = toupper(getch());
if ((jawab = = Y) || (jawab = = T))
{
cout << jawab << endl;
if ( jawab = = Y)
exit(1);
else
exit(0);
}
}
47
}
Tugas Minggu IV :
Buatlah program untuk suatu kondisi sebagai berikut :
Jika nilai = 81 - 90, nilai = A, keterangan = lulus
Jika nilai = 61 80, nilai = B, keterangan = lulus
Jika nilai = 41 60, nilai = C, keterangan = lulus
Jika nilai = 21 40, nilai = D, keterangan = ulang
Jika nilai = 5 20, nilai = E, keterangan = ulang
(simpan dengan nama Tugas4.cpp)
48
MODUL V
F U N G S I
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
#include <conio.h>
long kuadrat(long1); // prototipe fungsi
void main()
{
clrscr();
for ( long bil = 200; bil < 2000; bil+= 200 )
49
cout << setw(8) << bil
<< setw(8) << kuadrat(bil) << endl;
}
// Definisi fungsi
long kuadrat(long 1)
200 40000
{ 400 160000
return( 1 * 1 ); 600 360000
800 640000
} 1000 1000000
1200 1440000
1400 1960000
1600 2560000
Hasil eksekusi : 1800 3240000
50
saja.
Jadi contoh diatas dapat ditulis :
void tampilkan_judul ()
{
cout << PT. Aria perkasa Manunggal << endl;
cout << Jl. Kertadipura Tenggara 27R << endl;
cout << Kudus << endl;
return;
}
Variabel Otomatis
Variabel yang didefinisikan di dalam suatu fungsi berlaku sebagai variabel
lokal bagi fungsi. Artinya, variabel tersebut hanya dikenal didalam fungsi tempat
variabel didefinisikan.
Contoh program :
//*---------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.2 : Memperlihatkan efek variabel *
//* otomatis (lokal) *
//*---------------------------------------------------------*
#include < iostream.h>
#include <conio.h>
void alpha(); // Prototipe fungsi
void main()
{
int x = 22; // Variabel lokal pada main()
double y = 2.22;
clrscr();
cout << Pada main() : x = << x
<< y = << y << endl;
alpha(); // Panggil fungsi alpha
51
cout << Pada main() : x = << x
<< y = << y << endl;
}
void alpha()
{
int x = 20; // Variabel lokal pada alpha()
double y = 3.14;
cout << Pada alpha() : x = << x
<< y = << y << endl;
}
Hasil ekseskusi :
Pada main() : x = 22 y = 2.22
Pada alpha() : x = 22 y = 3.14
Pada main() : x = 22 y = 2.22
52
void tambah(); // Prototipe fungsi
void main()
{
clrscr();
cout << oblade << endl;
tambah();
Hasil eksekusi :
551
552
553
Contoh program :
//*------------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.4 : Pemakaian Variabel eksternal *
//* dengan tambahan kata extern *
//*------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
int oblade = 550; // Variabel eksternal
53
void tambah(); // Prototipe fungsi
void main()
{
clrscr();
cout << oblade << endl;
tambah();
cout << oblade << endl;
tambah();
cout << oblade << endl;
}
// Definisi fungsi
void tambah ()
{
extern oblade;
oblada ++ ; // Variabel eksternal dinaikkan
}
Variabel Statis
Variabel eksternal maupun otomatis dapat berkedudukan sebagai variabel
statis. Suatu variabel statis mempunyai sifat :
- Jika variabel lokal berdiri sebagai variabel satatis, maka :
- Variabel tetap hanya dapat diakses pada fungsi yang
mendefinisikannya
- Variabel tidak hilang saat eksekusi fungsi berakhir
- Inisialisasi oleh pemrogram akan dilakukan sekali saja selama
program dijalankan.
- Jika variabel eksternal dijadikan sebagai variabel statis,variabel ini dapat
diakses oleh semua file yang didefinisikan pada file yang sama dengan
variabel eksternal tersebut.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.5 : Menunjukkan efek variabel satatis *
//*-----------------------------------------------------------*
#include<iostream.h>
54
#include <conio.h>
void saya_ingat(); // Prototipe fungsi
void main()
{
int mana = 50;
clrscr();
saya_ingat();
saya_ingat();
saya_ingat();
cout << main() : mana = << mana << endl;
}
// Pada fungsi berikut
// mana didefinisikan sebagai variabel statis
void saya_ingat()
{
static int mana = 77; // variabel statis
mana ++; // Naikkan sebesar 1
cout << Saya_ingat () : mana = << mana << endl;
}
Hasil eksekusi : Saya_ingat () : mana = 78
Saya_ingat () : mana = 79
Saya_ingat () : mana = 80
main() : mana = 50
Berdasarkan hasil diatas, terlihat bahwa variabel statis mana pada fungsi saya_ingat
() hanya diinisialisasi (bernilai 77) sekali saja. Kemudian setiap kali saya_ingat ()
dipanggil nilai variabel tersebut dinaikkan sebesar 1.
5.4. Operator Resolusi Lingkup
Pada C++ terdapat operator dua buah tanda titik-dua ( :: ). Operator ini
disebut operator resolusi lingkup (scope resolution). Kegunaanya untuk mengakses
variabel yang didefinisikan diluar suatu fungsi.
Contoh program :
55
//*---------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.6 : Pemakaian operator resolusi *
//* lingkup ( :: ) *
//*---------------------------------------------------------*
#include < iostream.h>
#include <conio.h>
int x = 50; // Variabel eksternal
void main()
{
double x; // Definisi variabel lokal
clrscr();
x = 5.678901234; // Variabel lokal yang diberi nilai
cout << x << << ::x << endl;
::x = 77; // Variabel eksternal yang diberi nilai
cout << x << << ::x << endl;
}
56
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.7 : Menggambarkan nilai bawaan dalam *
//* argumen fungsi *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void tulis_cplus(int jum); // Prototipe fungsi
void main()
{
clrscr();
tulis_cplus(1); // Untuk menuliskan sebuah tulisan C++
}
Hasil eksekusi :
C++
Selesai
Contoh program :
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.8 : Menggambarkan nilai bawaan *
//* Dalam argumen fungsi *
//*----- ---------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void tulis_cplus(int jum = 1); // Prototipe fungsi
// Dan menyetel nilai bawaan fungsi
57
void main()
{
clrscr();
tulis_cplus(); // Argumen tidak perlu disebutkan
}
Pada contoh program 5.7 dan 5.8 mempunyai kesamaan hanya saja pada contoh
program 5.8 dalam prototipe fungsi nilai bawaannya dikut sertakan sehingga pada
saat argumen pemanggilan fungsi tidak perlu di tuliskan lagi.
5.7. Referensi
Referensi digunakan untuk memberikan nama alias dari variabel. Bentuk
pendeklarasiannya : Int &ref = nama_variable ;
//*-----------------------------------------------------*
//* Contoh 5.9 : contoh referensi *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
58
#include <conio.h>
void main()
{
int i ;
int &r = 1; // Deklarasi referensi
clrscr();
i =10;
cout << i = << i << endl;
cout << r = << r << endl;
r = 55;
cout << i = << i << endl;
cout << r = << r << endl;
}
Hasil eksekusi :
i = 10
r = 10
i = 55
r = 55
59
cout << i = << i << r = << r << endl;
r ++ ;
cout << i = << i << r = << r << endl;
}
i = 55 r = 55
i = 56 r = 56
Hasil eksekusi : i = 57 r = 57
60
//* Contoh 5.11 : Pembuatan fungsi inline *
//*---------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
// Definisi fungsi sebagai inline
inline int jumlah(int x, int y)
{
return(x + y );
}
void main()
{
clrscr();
for (int i = 1; i < 100; i ++ )
cout << i << . << jumlah(i, 2 * i) << endl;
}
Hasil eksekusi :
1. 3
2. 6
3. 9
4. 12
5. 15
6. 18
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
61
// Prototipe fungsi
int kuadrat (int i);
long kuadrat(long l);
double kuadrat(double d);
void main()
{
cout << kuadrat(2) << endl;
cout << kuadrat(66666) << endl;
cout << kuadrat(1.2) << endl;
}
// Definisi fungsi
int kuadrat (int i)
{
return(i * i);
}
long kuadrat (long l)
{
return(l * l);
}
double kuadrat (double d)
{
return(d * d);
}
4
Hasil rekursi : 149388260
1.44
62
5.10. Rekursi
Fungsi dalam C++ dapat dipakai secara rekursi, artinya suatu fungsi dapat
memanggil fungsi yang merupakan dirinya sendiri. Penerapan rekursi diantaranya
untuk menghitung nilai :
Xn
Dengan n merupakan bilangan bulat positif. Solusi dari persoalan ini berupa :
Jika n = 1 maka Xn = X
Selain itu : Xn = X * Xn 1
Contoh program :
//*------------------------------------------------*
//* Contoh 5.13 : Opreasi pangkat secara *
//* rekursi *
//*------------------------------------------------*
# include <iostream.h>
#include <conio.h>
long int pangkat ( int x, int n);
void main()
{
int x, y;
clrscr();
cout << Menghitung x ^ y << endl;
cout << x = ;
cin >> x ;
cout << y = ;
cin >> y ;
cout << x << ^ << y << endl;
<< pangkat(x, y) << endl;
}
63
}
Hasil elsekusi : Menghitung x ^ y
x=2
y=3
2^3=8
Tugas Minggu V :
Buat program untuk pemasukkan data disertai keterangan data ke-.
Contoh :
Banyak data = 3
Masukkan Nilai ke-1 : 28
Masukkan Nilai ke-2 : 11
Masukkan Nilai ke-3 : 1982
Data ke-1 = 28
Data ke-2 = 11
Data ke-3 = 1982
(simpan dengan nama tugas5.cpp)
64
MODUL VI
MENGENAL ARRAY
65
out << suhu[i] << endl;
}
Masukkan 5 buah data suhu
1 : 27.5
Hasil eksekusi : 2 : 28
3 : 27.5
4 : 30.5
5 : 27
Data suhu yang anda masukkan
27.5
28
27.5
30.5
27
66
pada pendefiniasian diatas :
3 menyatakan jumlah baris (mewakili jurusan)
4 menyatakan jumlah kolom (mewakili tahun kelulusan)
array berdimensi dua dapat diakses dengan bentuk :
nama_array[subscript_baris, subscript_kolom]
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------*
//* Contoh 6.2 : Pemakaian array berdimensi *
//* dua *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int data_lulus[3][4]; // Array berdimensi dua
int tahun, jurusan;
clrscr();
// Memberikan data ke elemen array data_lulus
data_lulus[0][0] = 35; // data TI 1992
data_lulus[0][1] = 45; // data TI - 1993
data_lulus[0][2] = 90; // data TI - 1994
data_lulus[0][3] = 120; // data TI - 1995
67
{
cout << Jurusan ( 0 = TI, 1 = MI, 2 = TK ) : ;
cin >> jurusan;
if ((jurusan = = 0 ) || (jurusan = = 1) || (jurusan = = 3))
break; // Keluar dari while
}
while (1)
{
cout << Tahun ( 1992 1995) : ;
cin >> tahun;
if (( tahun >= 1992 ) && ( tahun <= 1995 )
{
tahun - = 1992; // Konversi ke 0, 1, 2 atau 3
break; // Keluar dari while
}
}
cout << Jumlah yang lulus =
<< data_lulus[jurusan][tahun] << endl;
}
68
Sebagai contoh :
int huruf[2][8][8] ;
merupakan pendefinisian array data_huruf sebagai array berdimensi tiga.
Tugas Minggu VI :
Buatlah program untuk menghitung bilangan terbesar pada suatu array dan terletak pada
data keberapa.
Contoh :
Banyak data = 6
Data 1 = 28
Data 2 = 11
Data 3 = 1982
Data 4 = 8
Data 5 = 12
Data = 1978
Data terbesar = 1982
Pada Data ke 3 (simpan dengan nama tugas6.cpp)
69
MODUL VII
DASAR STRING
70
cin >> teks;
cout << Yang Anda Masukkan : << teks << endl;
}
Masukkan sebuah kata
Hasil eksekusi : Halo
Yang Anda Masukkan : Halo
71
7.3. Fungsi dan Makro Berbasis Karakter
Fungsi Makso berguna untuk menganalisis karakter-karakter yang terdapat
pada suatu string ataupun untuk melakukan konversi (misalnya huruf kecil menjadi
huruf kapital).
Contoh program :
//*---------------------------------------------------------------*
//* Contoh 7.3 : Contoh pemakaian islower(), isupper() *
//* isdigit(), ispunct() *
//*----------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
char st[128];
int jum_kapital = 0,
jum_kecil = 0,
jum_pungtuasi = 0,
72
jum_digit = 0;
clrscr();
cout << Masukkan string apa saja : << endl;
cin.getline(st, sizeof(st)) ;
for (int i = 0; st[i]; i ++ )
{
if (islower(st[i]))
jum_kecil++;
if (isupper(st[i]))
jum_kapital++;
if (isdigit(st[i]))
jum_digit++;
if (ispunct(st[i]))
jum_pungtuasi++;
}
cout << endl ; // Pindah baris
cout << Jumlah Huruf Kapital : << jum_kapital << endl;
73
7.4. Konversi String ke Angka atau Sebaliknya
Untuk melakukan konversi string ke bilangan, Anda dapat menggunakan
sejumlah fungsi bawaan. Fungsi yang tersidia adalah sebagai berikut :
Fungsi Prototipe Keterangan
atio() stdlib.h Mengkonversi string argumen menjadi nilai bertipe
int
atof() stdlib.h Mengkonversi string argumen menjadi nilai bertipe
float
atol() stdlib.h Mengkonversi string argumen menjadi nilai bertipe
long int
_atold() stdlib.h Mengkonversi string argumen menjadi nilai bertipe
long double (hanya terdapat dalam borland C++)
74
{
char teks[] = Bahasa C++;
char hasil[128];
clrscr();
int panjang = strlen(teks);
Dalam program diatas argumen fungsi ditulis dengan bentuk seperti hasil[] pada
pendefinisian fungsi. Tetapi hal ini tidaklah umum sebagai pengantinya argumen
string dinyatakan dengan pointer yang menunjuk ke tipe char.
75
MODUL VIII
MENGENAL POINTER
76
cout << pint = << pint << endl;
ternyata menampilkan isi pointer itu sendiri, bukan isi dari variabel vint.
8.2. Mengakses Nilai yang ditunjuk Pointer
Berdasarkan contoh program 8.1. didepan, nilai dari vint dapat diakses
melalui pint setelah pernyataan :
pint = &vint
dijalankan. Caranya dengan melibatkan operator tak langsung. Operator ini berupa
simbol * dan diletakkan di depan nama variabel pointer.Contoh
*pint
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------*
//* Contoh 8.2 : Pengaksesan nilai melalui suatu *
//* pointer *
//*--------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int vint = 55; // Variabel bukan pointer
int *pint; // Variabel pointer
clrscr();
pint = &vint; // Pointer menunjuk ke vint
cout << Nilai yang ditunjuk oleh pint =
77
8.3. Pointer Void
Untuk memebuat pointer yang tidak bertipe yakni dengan meletakkan kata
kunci pada void pada bagian penentu tipe pointer. Contoh :
void *ptr;
Merupakan pernyataan untuk mendefinisikan ptr sebagai variabel pointer void.
Suatu pointer void adalah pointer yang dapat menunjuk ke sembarang tipe
data. Misalnya, Anda dapat mengatur agar pointer ini menunjuk ke tipe data int,
tetapi di saat lain diperlukan untuk menunjuk data bertipe float.
Contoh program :
//*--------------------------------------*
//* Contoh 8.3 : Pointer void *
//*--------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conoi.h>
void main()
{
clrscr();
void *ptr; // Pointer tak bertipe
int vint = 50;
float vfl = 51.5;
ptr = &vint; // menunjuk ke int
cout << Nilai yang ditunjuk oleh ptr =
<< *(int *)ptr << endl;
ptr = &vfl; // menunjuk ke float
cout << Nilai yang ditunjuk oleh ptr :
<< *(float *) ptr << endl;
}
Hasil eksekusi :
78
Dari program diatas bahwa variabel pointer ptr dapat menunjuk ke tipe int ataupun
float.
Pointer dapat pula digabungkan dengan array, karena pada umumnya antara
pointer dan array mempunyai kesamaan.
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------*
//* Contoh 8.4 : Pointer yang menunjuk ke array *
//*--------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
int tgl_lahir[] = {28, 11, 1982 };
int *ptgl;
ptgl = tgl_lahir; // ptgl menunjuk ke array
cout << Nilai yang ditunjuk oleh ptgl :
<< *ptgl << endl;
cout << Nilai dari tgl_lahir[0] :
79
Setelah penugasan ptgl = tgl_lahir ptgl akan menunjuk ke elemen pertama
(tgl_lahir[0]) dari array tgl_lahir.
80
BAB IX
STRUKTUR, ENUM, UNION, BIT-FIELD DAN TYPEDEF
9.1. Struktur
Struktur bermanfaat untuk mengelompokkan sejumlah data dengan tipe yang
berlainan. Apabila suatu struktur telah dideklarasikan, struktur ini dapat dgunakan
untuk mendefinisikan suatu variabel.
Suatu struktur juga dapat mengandung struktur yang lain dan anggota
struktur dapat diakses menggunakan bentuk :
variable_struktur.nama_anggota
81
<< tanggal_lahir.tahun << endl;
}
Hasil eksekusi :
28/11/1982
Pada program diatas tanda titik diantara nama variabel dan nama anggota
menyatakan penugasan untuk memberikan nilai 28 ke anggota tanggal pada
variabel struktur tanggal_lahir.
Pemberian nilai terhadap suatu struktur dapat dilakukan dengan bentuk :
var1 = var2;
sepanjang kedua variabel adalah variabel struktur bertipe sama.
Contoh program :
//*--------------------------------------------*
//* Contoh 9.2 : Penugasan struktur *
//*--------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
struct data_tanggal // Pendeklarasian
{
int tahun;
int bulan;
int tanggal;
};
82
// Penugasan antaranggota struktur
tgl1 = tgl2;
cout << tgl2.tanggal << /
<< tgl2.bulan << /
<< tgl2.tahun << endl;
}
Hasil eksekusi :
28/11/1982
9.2. Union
Union menyerupai struktur (termasuk dalam hal pengaksesannya), namun
mempunyai perbedaan nyata. Union biasa dipakai untuk menyatakan suatu memori
dengan nama lebih dari satu.
Contoh program :
//*----------------------------------------------*
//* Contoh 9.3 : Pendefinisian union *
//*----------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
union bil_bulat
{
unsigned int di;
unsigned char dc[2];
};
void main()
{
clrscr();
bil_bulat bil_x; // Pendefinisian union
bil_x.di = 0x2345;
cout << setiosflags(ios::showbase);
cout << hex << di : << bil_x.di << endl;
83
cout << hex << dc[0] : << int(bil_x.dc[0]) << endl;
cout << dc[1] : << int(bil_x.dc[1) << endl;
}
Di : 0x2345
Hasil eksekusi :
dc[0] : 0x45
dc[1] : 0x23
Tampak bahwa dengan mengisikan nilai bil_x.di, data dapat diakses melalui bil_x.dc.
dalam hal ini, bil_x.dc[0] menyimpan byte rendah dari bil_x.di dan bil_x.dc[1]
berkaitan dengan byte tinggi dari bil_x.di (mengingat bil_x.di berukuran dua byte).
Seperti halnya struktur, variabel union juga dapat diinisialisasi saat
didefinisikan.
Contoh program :
//*--------------------------------------------*
//* Contoh 9.4 : Inisialisasi Union *
//*--------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
union bil_bulat
{
unsigned int di;
unsigned char dc[2];
};
void main()
{
clrscr();
bil_bulat bil_x = 0x2345; // Inisialisasi
84
cout << dc[1] : << int(bil_x.dc[1) << endl;
}
85
};
ubyte ascii; // Pendeklarian variabel union
int nilai;
cout << Masukkan ascii antara 0 s/d 255 : ;
cout << ascii.bit.bit7 << ascii.bit.bit6
cout << ascii.bit.bit5 << ascii.bit.bit4
cout << ascii.bit.bit3 << ascii.bit.bit2
<< ascii.bit.bit1 << ascii.bit.bit0 << endl;
}
Perlu diketahui, suatu variabel yang didefinisikan sebagai bit-field tidak bisa diisi
secara langsung dengan suatu nilai. Oleh karena itu biasa dibentuk didalam union.
9.4. Enum
Tipe enum biasa dipakai kalau kemungkinan nilai dari suatu data telah
diketahui, dan jumlah kemungkinannya tidak banyak.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------*
//* Contoh 9.6 : tipe enum *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
86
{
clrscr();
enum nama_hari { Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,
Sabtu, Minggu };
nama_hari hari1, hari2; // Pendefinisian enum
// Pemberian nilai enum
hari1 = Senin;
hari2 = Jumat;
int selisih = hari2 hari1;
cout << Selisih Hari : << selisih << endl;
}
Hasil eksekusi :
Selisih Hari : 4
Pada contoh diatas terdapat pendeklarasian tipe enum berupa nama_hari. Anggota
tipe enum nama_hari berupa Senin, Selasa, Rabu dan seterusnya.
nma_hari hari1, hari2 merupakan pernytaan untuk mendefinisikan variabel bernama
hari1 dan hari2 yang bertipe enum nama_hari.
9.5. typedef
typedef biasa dipakai untuk memberikan nama alias terhadap suatu tipe
data. Sebagai contoh anda dapat memberikan nama alias dari unsigned char berupa
BYTE.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------*
//* Contoh 9.7 : typedef *
//*-----------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
typedef unsigned char BYTE;
BYTE kode; // Sebagai pemendekan dari : unsigned char code;
kode = 65;
87
cout << kode; // Karakter ASCII 65
}
Hasil eksekusi :
A
Tugas Minggu IX :
Buat program untuk menentukan selisih hari kelahiran anda dengan teman anda.
(digenapkan dalam bentuk tahun)
Contoh :
Anda lahir : 8/12/1978
Teman Lahir : 28/11/1982
Selisih Lahir (digenapkan ) = 4 tahun
(simpan dengan nama tugas9.cpp)
88
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Dwi. 2003. Asyiknya Belajar Struktur Data di Planet C++. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo
Utami, Erna & Sukrisno. 2005. 10 Langkah Belajar Logika dan Algoritma,
Menggunakan
Bahasa C dan C++ di GNU/Linux. Yogyakarta : Penerbit ANDI Yogyakarta
HTTP://WWW.SMKTI-
BALIGLOBAL.SCH.ID/MODUL/KELAS%20X/PEMROGRAMAN%20DASAR/MODUL%2
0PRAKTIKUM%20C%2B%2B.PDF
HTTPS://WWW.SCRIBD.COM/DOC/9135744/MODUL-PRAKTEK-BAHASA-C
HTTP://AGUSPRI.DOSEN.ST3TELKOM.AC.ID/WP-
CONTENT/UPLOADS/SITES/19/2015/12/D3-TTPRAKT.-MODUL-01-PENGENALAN-
BAHASA-C.PDF
HTTP://AISNET.AMIKGARUT.AC.ID/DOWNLOAD/DEDE-
KURNIADI/CPPCONSOLE/MODUL%20TEORI/MODULTEORI-1-C-TID3.PDF
HTTP://KANGEDI.LECTURER.PENS.AC.ID/MATERI%20KULIAH/PEMROGRAMAN/PR
AKT%203%20PENGANTAR%20PEMROGRAMAN%20C.PDF
89
90
MODUL
MEMAHAMI SUSUNAN FISIS, KARAKTERISTIK DAN
CARA KERJA IR LED DAN LED SUPERBRIGHT
ii
DAFTAR ISI
Pendahuluan ..................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 1
C. Peta Kompetensi......................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 2
E. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................................................................... 3
iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY
iv
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teknik Elektronika Dasar merupakan salah satu mata diklat yang harus dikuasai
oleh siswa sebelum mempelajari mata diklat lanjutan. Dalam Teknik Elektronika
Audio-Video sekaligus menjadi dasar dari pekerjaan merencanakan, menerapkan
dan pemasangan komponen komponen dasar elektronika.
Untuk itu kegiatan pembelajaran ini peserta diharapkan dapat melakukan dan
menguasai materi dengan benar karena akan menunjang proses diklat berikutnya.
Teknik Elektronika Dasar merupakan salah satu bentuk alat bantu ajar yang dapat
digunakan di bengkel pada saat guru melakukan praktik teknik audio maupun
elektronika yang lain.
Dengan modul ini diharapkan guru dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas.Dengan
modul ini diharapkan proses diklat akan menjadi program dan terencana untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada guru peserta diklat.
Modul tentang LED infra merah dan LED super bright ini merupakan materi sisipan,
dimana penggunaan komponen ini sangat penting sekali dalam perkembangan dunia
elektronika modern. LED infra merah sebagai media transmisi data pada sistem
sensor.
Aplikasi LED super bright dalam kehidpan sehari-hari sudah menjadi kebutuhan
mendasar dalam sistem penerangan di rumah maupun outdor (traffic light, LPJU,
Otomotive dan lain bidang yang ternyata sekarang banyak mengaplikasi LED karena
lebih effisien dan tahan lama dalam penggunaannya.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami macam-macam LED
2. Memahami ciri LED Infra merah
3. Memahami prinsip kerja LED Infra merah
4. Memahami penggunaan LED Infra Merah
5. Memahami ciri LED super braight
6. Memahami prinsip kerja LED super braight
7. Memahami penggunaan super braight
8. Merencanakan rangkaian pemancar dan penerima menggunakan LED Infra
merah
9. Merencanakan rangkaian LED seri
1
C. PETA KOMPETENSI
D. RUANG LINGKUP
1. Susunan fisis LED infra merah
2. Symbol LED infra merah
3. karakteristik LED infra merah
4. prinsip kerja LED infra merah
5. Susunan fisis LED super braight
6. Symbol LED super braight
7. Karakteristik LED super braight
8. Prinsip kerja LED super braight
2
E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Perhatikan Dengan seksama tujuan modul, jangan sampai mengerjakan
lembar kerja tanpa mengetahui tujuan modul.
2) Prasyarat yang dipersyaratkan sudah dipenuhi, jika prasyarat diabaikan akan
banyak masalah yang muncul.
3) Pahami lembar informasi, cari kata-kata yang sulit pada peristilahan.
4) Kerjakan lembar kerja dengan tepat.
2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktur pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : KARAKTERISTIK LED INFRA RED
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui pentingnya LED Infra Red dalam kehidupan sehari-hari.
a) Infra Merah
Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan
dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak
pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang
gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra
merahini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya
masih terasa/dideteksi.
Pada dasarnya komponen yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi
infra merah termasuk tubuh manusia maupun tubuh binatang. Cahaya infra
merah, walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetap
4
tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang
nampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti
halnya cahaya yang nampak oleh mata.
Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra
merah lubang untuk menerima cahaya (window) sudah dibuat khusus sehingga
dapat mengurangi interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu
sensor infra merah yang baik biasanya jendelanya (pelapis yang terbuat dari
silikon) berwarna biru tua keungu-unguan. Sensor ini biasanya digunakan
untuk aplikasi inrfa merah yang digunakan diluar rumah (outdoor).
5
Pada dasarnya penggunaan modulasi cahaya penggunaannya tidak ada batasnya
namun modulasinya harus menggunakan sinyal carrier yang frekuensinya harus
sangat tinggi yaitu dalam orde ribuan megahertz. Biasanya modulasi dengan
frekuensi carrier yang tinggi ini digunakan untuk madulasi sinar laser atau pada
transmisi data yang menggunakan media fiberoptic sebagai media perantaranya.
Untuk transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara
biasanya menggunakan frekuensi carrier yang jau lebih rendah yaitu sekitar
30KHz sampai dengan 40KHz. Infra merah yang dipancarkan melalui udara ini
paling efektif jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di atas.
LED Infra Merah merupakan salah satu jenis LED (Light Emiting Diode) yang
dapat memancarkan cahaya infra merah yang tidak kasat mata. Cahaya infra
merah merupakan gelombang cayaha yang berapa pada spectrum cahaya tak
kasat mata. LED infra merah dpat memacarkan cahaya infra merah pada saat
diode LED ini diberikan tegangan bias maju pada anoda dan katodanya. LED infra
merah ini dapat memancarkan gelombang cahaya infra merah karena dibuat
dengan bahan khusus untuk memendarkan cahaya infra merah.
Bahan pembuatan LED infra merah tersebut adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs). Secara teoritis LED infra merah mempuyai panjang gelombang
7800 dan mempuyai daerah frekuensi 3.104 sampai 4.104 Hz. Dilihat dari
jangkah frekuensi yang begitu lebar, infra merah sangat fleksibel dalam
pengunaanya. LED ini akan menyerap arus yang lebih besar dari pada dioda
biasa. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar daya pancarnya
dan semakin jauh jarak sapuannya.
6
Gambar Susunan Fisik LED IR
d) Karakteristik
Karakteristik yang dimiliki oleh LED Infra Red d antaranya adalah :
1. Tidak dapat dilihat oleh manusia
2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang dapat ditimbulkan
oleh komponen yang menghasilkan panas
3. Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan
atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan,
maka panjang gelombang mengalami penurunan.
4. Cahaya infra-merah tidak mudah terkontaminasi atau teresonan dengan
cahaya lain, sehingga dapat digunakan baik siang maupun malam
Dalam spesifikasinya sebuah LED akan memancarkan gelombang cahaya pada
sebuah panjang gelombang tunggal, atau dapat dikatakan pada frekuensi tunggal.
7
Namun sesungguhnya LED akan memancarkan gelombang cahaya pada suatu
daerah panjang gelombang. Daerah ini disebut sebagai panjang gelombang. Pada
umumnya LED mempunyai panjang gelombang sebesar 20 100 nm. Konversi
antara panjang gelombang () dan bandwidth () adalah :
Pada spektrum cahaya LED infra merah diatas diperlihatkan contoh spectrum
sebuah LED infra merah yang beroperasi pada penjang gelombang tengah 820
nm panjang gelombang diambil pada titik separuh daya.
Jadi dalam contoh tersebut diatas = 2 1 = 835 nm 805 nm = 30 nm.
Makin kecil panjang gelombang maka makin koherengelombang cahaya yang
dipancarkan.
8
Dimana :
R = Tahanan pembatas arus
Vin = tegangan masukan
VLed = tegangan maju Led
ILed = Arus maju Led
Secara fisik LED infra merah ini memiliki bentuk yang sama dengan LED pada
umumnya.
LED menpunyai penurunan tegangan yang lazimnya 1,5 volt sampai 2,5 Volt untuk
arus diantara 10mA sampai 150mA. Untuk LED dengan pancaran radiasi tampak
arus yang lazim adalah 10mA sampai 50mA, sementara untuk LED infra merah
arusnya sampai 150mA. Selain parameter tegangan parameter arus pada Led
sangat menentukan kecerahan LED, karena LED mempunyai hambatan yang
sangat kecil maka dipelukan sebuah tahanan seri terhadap LED untuk membatasi
arus pada LED
Bias Tegangan Maju pada P-N Junction LED (Light Emitting Dioda)
Apabila pada anoda diberi tegangan yang lebih positif dari pada katoda pada LED,
arus akan mengalir. Sebagai reaksi pada semikonduktor adalah terjadinya
perpindahan elektron dari tipe N menuju tipe P serta perpindahan hole dari tipe P
ke tipe N pada pita valensinya. Akibat dari proses ini terjadi rekombinasi antara
elektron dan hole sambil melepaskan energi yang berupa pancaran cahaya.
9
Dengan berkurangnya arus input dan naiknya suhu, maka efisiensi pancaran
cahaya akan berkurang.
Semua remote kontrol menggunakan transmisi sinyal infra merah yang dimodulasi
dengan sinyal carrier dengan frekuensi tertentu yaitu pada frekuensi 30KHz
sampai 40KHz. Sinyal yang dipancarkan oleh transmitter diteria oleh receiver
infra merah dan kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data biner.
Panjang sinyal data biner ini bervariasi antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain sehingga suatu remote kontrol hanya dapat digunakan untuk
sebuah produk dari perusahaan yang sama dan pada tipe yang sama. Hal ini
dapat dicontohkan pada remote TV SONY hanya bisa digunakan untuk remote
VCD SONY dan sebaliknya tetapi tidak dapat digunakan untuk TV merek yang
lain.
Pada transmisi infra merah terdapat dua terminologi yang sangat penting yaitu :
space yang menyatakan tidak ada sinyal carrier dan pulse yang menyatakan
ada sinyal carrier.
Pulse-Space Terminologi
Pengkodean pada remote infra merah pada dasarnya ada tiga macam dan
semuanya berdasarkan pada panjang jarak antar pulsa atau pergeseran urutan
pulsa.
Pada pengkodean ini panjang pulsa merupakan kode informasinya. Jika panjang
pulsa pendek (kira-kira 550us) maka dikatakan sebagai logika L tetapi jika
panjang pulsa panjang (kira-kira 2200us) maka menyatakan logika H.
10
2. Space-Coded Signals
Pada pengkodean ini didasarkan pada panjang/pendek space. Jika panjang pulsa
sekitar 550us atau kurang maka dinyatakan sebagai logika L sedangkan jika
panjang space lebih dari 1650us maka dinyatakan sebagai logika H.
Pengkodean ini ditentukan pada urutan pulsa dan space. Pada saat space
pendek, kurang dari 550us dan pulse panjang, lebih dari 1100us maka
dinyatakan sebagai logika H. Tetapi sebaliknya jika space panjang dan pulse
pendek maka dinyatakan sebagai logika L.
Pengkodean ini merupakan hal yang sangat penting karena tanpa mengetahui
sistem pengkodean pada sisi transmitter infra merahmaka disisi receiver tidak bisa
mendekodekan data/perintah apa yang dikirmkan. Selain itu didalam pengkodean
ini perlu disisipkan suatu data yang dinamakan sebagai device address sebelum
data atau perintah. Device addres ini menyatakan nomor alamat peralatan jika
terdapat lebih dari satu alat yang dapat dikendalikan oleh sebuah remote kontrol
pada suatu area tertentu.
11
Gambar rangkaian pemancar Led Infra Merah
12
Untuk aplikasi remote ontrol biasanya cukup menggunakan lensa yang dimiliki
oleh photodioda/phototransistor dengan penguatan tertentu. Untuk penggunaan
yang harus dapat menerima pancaran sinyal infra merah yang sudut datangnya
besar maka harus menggunakan dua atau lebih photodioda.
Photodioda yang baik adalah photodioda yang mampu mengumpulkan sinar
termodulasi tepat pada wafer silikonnya dan hal inilah yang mempengaruhi
kualitas photodioda/phototransistor yang dibeli di pasaran.
Pada saat photodioda mendeteksi adanya sinar infra merah maka akan terdapat
arus bocor sebesar 0.5 uA dan ini juga tergantung pada kekuatan sinar infra
merah yang datang dan sudut datangnya.
Kekuatan sinar dan sudut datang merupakan faktor penting dalam keberhasilan
transmisi data melalui infra merah selain filter dan penguatan pada bagian
receivernya.
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Selama Proses pembelajaran, siswa hendaknya mendeskripsikan proses led
dapat menghasilkan cahaya infra red.
2. Perhatikan catu tegangan / menghitung resistor pembatas arus pada
penggunaan led infra red.
3. Untuk menambah wawasan hendaknya memperbanyak sumber bacaan atau
mengunjungi website yang ada animasi yang berkaitan dengan proses
terjadinya pancaran sinar infra red.
E. Latihan / Tugas
1. Di dalam sensor optocoupler terdapat 2 komponen dasar, sebutkan dan
jelaskan masing-masing !
2. Jelaskan perbedaan antara led penghasil cahaya dengan led infra merah
3. Sebutkan Penggunaan Led infra merah digunakan pada perlatan apa saja
4. Jelaskan secara fisik susunan led infra merah.
5. Bagaimana cara memanfaatkan peralatan lain untuk melihat ada tidaknya
pancaran cahaya infra merah pada led yang diaktifkan?
13
F. Lembar Jawaban
1. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. LED infra merah ini
merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra merah
dengan konsumsi daya sangat kecil. Jika diberi prasikap maju, LED infra merah
yang terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan panjang gelombang
sekitar 0,9 mikrometer. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar
komponen phototransistor. Phototransistor memiliki bahan utama yaitu
germanium atau silikon yang sama dengan bahan pembuat transistor.
2. Led biasa menghasilkan cahaya wrna sesuai dengan bahan yang digunakan
pada led (merah, biru, hijau, putih dll), sedangkan led infra menghasilkan
cahaya infra yang tidak dapat dilihat mata secara langsung.
3. Led infra merah banyak digunakan di sistem kontrol dan diaplikasikan pada
remote kontrol sebagai media pengirim data
4.
5. Untuk melihat atau mendeteksi adanya cahaya infra merah pada led infra
merah yang diaktifkan dengan menggunakan kamera HP, jika led menghasilkan
cahaya maka dimonitor hp akan tampak cahaya keunguan, atau dengan
menggunakan gelombang radio AM, karena pada prinsipnya sinyal carrier yang
digunakan hampir sama dengan frekuensi gelombang radio AM.
14
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : CARA KERJA LED SUPERBRIGHT
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui dan melakukan praktek penggunaan LED Superbright dalam kehidupan
sehari-hari.
15
4. Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5. Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
b) Karakteristik LED
Light Emitting Diode (LED) memiliki umur yang panjang yakni 25.000 sampai
dengan 100.000 jam, bahkan menurut Wikipedia ada LED buatan tahun 1970 dan
1980-an yang masih hidup sampai sekarang. Walaupun umur LED sangat
panjang, LED sangat sensitif terhadap arus listrik yang melewati-nya. Untuk itu
LED harus memiliki rangkaian yang berfungsi untuk membatasi arus yang
mengalir melewati-nya. Pada umumnya LED didisain untuk beroperasi dengan
arus listrik sebesar 2mA, 10mA, 20mA dan 25mA jika LED dipaksa untuk
beroperasi di atas arus tersebut bisa dipastikan bahwa umur LED tersebut tidak
akan panjang. Seperti hal-nya dioda, ketika LED dalam keadaan "forward
bias" maka tegangan yang melewati LED akan turun (Voltage Drop) atau biasa
juga disebut Tegangan Maju (Forward Voltage / Vf). Besarnya tegangan yang
turun pada LED tergantung pada warna LED bersangkutan.
Rd digunakan untuk membatasi arus yang akan melewati LED (If), nilai R1 dapat
diketahui menggunakan persamaan berikut ini.
16
Dimana:
Sebagai contoh, kita hitung besar resistansi pada rangkaian LED di atas. Diketahui
Vs = 12V, Vf = 2V dan If = 20mA = 0,02A. Jawab:
Rd = (Vs Vf ) / If
Rd = (12 2) / 0,02A
Rd = 10 / 0,02
Rd = 500
17
Contoh:
Seperti gambar diatas diketahui Vs = 12V, dengan Vf masing masing LED = 2V,
dan If masing-masing LED = 20mA = 0,02A, berapa kah nilai resistansi R1?
Jawab:
Rd = (Vs Vftot ) / If
Rd = 6 / 0,02
Rd = 300
e) Substrat LED
Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat
dengan gallium arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan
produksi alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan
cahaya dengan warna bervariasi. LED konvensional terbuat dari mineral inorganik
yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai berikut:
18
f) LED biru dan putih
LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial menggunakan
substrat galium nitrida yang ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu
berkarier di Nichia Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di
penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan
hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara melapisi
substrat galium nitrida (GaN) dengan fosforkuning. Karena warna kuning
merangsang penerima warna merah dan hijau di mata manusia, kombinasi antara
warna kuning dari fosfor dan warna biru dari substrat akan memberikan kesan
warna putih bagi mata manusia.
LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di
substrat ultraviolet dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu
fluoresen.
Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah dengan tidak
menggunakan fosfor sama sekali melainkan menggunakan substrat seng
selenida yang dapat memancarkan cahaya biru dari area aktif dan cahaya kuning
dari substrat itu sendiri.
19
g) Contoh aplikasi LED Super Bright
20
21
22
23
24
25
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Selama Proses pembelajaran, siswa hendaknya memperhatikan perbeadaan led
biasa dengan led super terang / super bright
2. Perhatikan catu tegangan / menghitung resistor pembatas arus pada penggunaan
led
3. Untuk menambah wawasan hendaknya memperbanyak sumber bacaan atau
mengunjungi website yang ada animasi yang berkaitan dengan proses terjadinya
pancaran pada led super bright
E. Latihan/ Tugas
Sebutkan Penggunaan led super bright dalam kehidupan sehari-hari
26
F. Lembar Jawaban
Untuk penerangan Rumah/Jalan, lampu pada kendaraan (otomotive), reklame, lampu
sorot, lampu strobo, lampu traffic.
G. Sumber :
http://elektronika-dasar.web.id/spektrum-cahaya-led-infra-merah-infra-red-led
http://zonaelektro.net/infra-merah-media-komunikasi-cahaya/image012-8
https://id.wikipedia.org/wiki/Diode_pancaran_cahaya
27
28