Anda di halaman 1dari 208

MODUL HASIL PENYELARASAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SESUAI KEBUTUHAN INDUSTRI

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK AUDIO VIDEO

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
Foto Cover :
1wta878d9f-flywheel.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2016/03/17472750696_
48f34c293b_o.jpg
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.

Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,

Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.

Juni 2017
Tim Penyusun Modul
Penyelarasan Kurikulum dan Silabi
Pusdiklat Industri
MODUL
MEMAHAMI SISTEM 5R ATAU 5K
DALAM MANAJEMEN PENYIMPANAN, PEMAKAIAN
TOOLS DAN CHECK LIST PERALATAN
ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii


GLOSSARY/ PERISTILAHAN........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN ............................................................................ 4
BAB III STANDAR PENILAIAN IMPLEMENTASI 5S .................................................... 23
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 38

iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY

SEIRI : Pemilihan

SEITON : Penataan

SEISO : Pembersihan

SEIKETSU : Pemantapan

SHITSUKE : Pembiasaan

ZERO WASTE : Mengurangi biaya melalui peningkatan efisiensi

ZERO INJURY : Keselamatan kerja lebih terjamin

ZERO BREAKDOWN : Pemeliharaan kerja lebih baik

ZERO DEFECT : Kualitas produk lebih baik

ZERO SET UP TIME : Efektifitas waktu / tidak ada waktu terbuang percuma

ZERO LATE DELIVERY :Tepat waktu dalam pemenuhan permintaan pelanggan

ZERO CUSTOMER CLAIM : Tidak ada keluhan dari pelanggan

ZERO DEFISIT : Mengurangi kerugian perusahaan.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul Sisipan Memahami Sistem 5R atau 5K Dalam Manajemen
Penyimpanan dan Pemakaian Tools dan Check List Peralatan membahas tentang
pengertian, manfaat dan sasaran 5S / 5R. Modul disusun untuk membantu guru dan
siswa meningkatkan kompetensinya, terutama kompetensi profesional dan kompetensi
pedagogik. Modul tersebut digunakan sebagai sumber belajar (learning resources) dalam
kegiatan pembelajaran tatap muka.

Kompetensi yang akan dipelajari didalam modul ini adalah yang berkaitan dengan
pemahaman pesrta diklat tentaang apa itu 5S / 5R serta tata urutan penerapan 5S atau
5R.

Ruang lingkupnya antara lain meliputi:

1) Pemahaman 5S / 5R:
a. Pengertian 5S /5R
b. Manfaat 5S / 5R
Bagi pekerja akan merasakan :
Bagi perusahaan akan meningkatkan :
Bagi pelanggan akan memperoleh kepuasan karena :
Bagi pemasok akan memperoleh kepuasan kerena :
Bagi pemegang saham akan memperoleh kepuasan karena :
Dengan modul ini Peserta diharapkan dapat mengimplementasikan dilapangan
atau ditempat bekerja terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain yaitu masyarakat
industri khususnya dan aman terhadap alat kerja yaitu fasilitas kerja seperti perangkat
atau perlengkapan kerja serta tercapai efektivitas kerja.

B. Prasyarat
Modul ini akan lebih mudah diselesaikan oleh peserta diklat yang sudah menguasai
kompetensi Teknik Kerja Bengkel, modul yang sudah ada.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:

1
1) Perhatikan Dengan seksama tujuan modul, jangan sampai mengerjakan lembar
kerja tanpa mengetahui tujuan modul
2) Prasyarat yang dipersyaratkan sudah dipenuhi, jika prasyarat diabaikan akan
banyak masalah yang muncul.
3) Pahami lembar informasi, cari kata-kata yang sulit pada peristilahan.
4) Kerjakan lembar kerja dengan tepat.

2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktur pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini,
peserta diklat diharapkan dapat:
1. Memahami Konsep 5S / 5R.
2. Menerapkan konsep 5S / 5R ditempat kerja.
E. Kompetensi
Modul ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan tingkat dasar yang diperlukan di
dalam

2
Tabel 1. Kompetensi Menerapkan Konsep 5S / 5R Ditempat Kerja
Sub Kriteria Lingkup Materi Pokok Pembelajaran
Kompeten Kinerja Belajar Sikap Pengetahuan Ketrampilan
si
Konsep Memahami Pengertian, Teliti memahami Merancang
5S / 5R Konsep 5S / manfaat
5R
Menerapkan Menerapka Bekerja Mengetahui Melaksanak
konsep 5S / n konsep sesuai prinsip an
5R 5S / 5R prosedur penerapan
ditempat , disiplin
kerja

F. Cek Kemampuan
Untuk mengecek kemampuan dalam mengerjakan modul ini, jawablah pertanyaan
di bawah ini dengan sikap jujur bertanggungjawab dengan memberi tanda ()
pada jawaban. Bila peserta diklat menjawab ya, kerjakanlah test formatif maupun
lembar kerja yang terdapat pada kegiatan belajar yang bersangkutan. Bila sudah
merasa menguasai kompetensi yang dipersyaratkan dalam modul ini, peserta
diklat dapat mengajukan uji kompetensi kepada assessor internal dan eksternal.

Tabel 2. Cek kemampuan penerapan 5S / 5R


Sub Pertanyaan Bila
Kompetensi jawabYA
Ya Tidak Kerjakan
Memahami Sebutkan Latihan
konsep 5S / Memahami Konsep 5S /5R
5R
Menerapkan Menerapkan konsep 5S / 5R Latihan
konsep 5S / ditempat bekerja
5R ditempat
bekerja

3
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1 : Pentingnya 5R atau 5S di Perusahaan


A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui pentingnya 5S / 5R dilingkungan kerja.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:
1. Menyebutkan langkah-langkah 5S/5R,
2. Mengetahui sasaran dari 5S/5R
.
C. Uraian Materi

1. PENGERTIAN 5S / 5S

Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih,
rapi, dan masing masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga
mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di
perusahaan. Namun pada kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan.
Banyak perusahaan yang seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang
waktu hanya untuk mencari data dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak
hanya itu, seringkali kita kurang nyaman dengan kondisi berkas kerja yang berantakan
dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita.

Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan


penerapan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan
adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan
di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia. Ini
merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan
tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di Jepang.

5S adalah suatu Sistem Manajemen Tata Graha/ Manajemen Ketata Rumah


Tanggaan / Good House Keeping Management yang dilakukan dalam rangka
mengelola tempat kerja, dimana tempat yang dimaksud dalam hal ini adalah tempat /
lingkungan dimana kita bekerja baik itu di area kerja perkantoran, gudang, bengkel /

4
workshop , pembangkit atau fasilitas publik. Konsep 5S muncul pertama kali dari
negara yang terkenal dengan etos kerjanya yang tinggi. 5S sendiri merupakan
singkatan dari bahasa kanji Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke ,
lalu diadopsi dan diserap istilahnya dalam Bahasa Indonesia menjadi 5R atau 5P atau
5K.

JAPAN ( 5S ) EROPA/AMERIKA ( 5S ) INDONESIA ( 5R/5P )

Seiri Sort Ringkas / Pemilihan

Seiton Set in Order Rapi / Penataan

Seiso Shine Resik / Pembersihan

Seiketsu Standardise Rawat / Pemantapan

Shitsuke Sustain Rajin / Pembiasaan

2. MANFAAT 5S
Pelaksanan 5S yang baik di perusahaan akan memberikan manfaat yang baik
kepada karyawan itu sendiri, perusahaan, pemasok, maupun pemegang saham.
Secara umum manfaat 5S adlah untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, kepuasaan
pelanggan dan kesejahteraan karyawan :
1. Bagi pekerja akan merasakan :
Keamanan
Kenyamanan
Kesehatan
Motivasi kerja dan tidak cepat jenuh
Sikap kerja yang positif / membangun.
2. Bagi perusahaan akan meningkatkan :
Citra perusahaan
Kecepatan bisnis
Perolehan laba.
Produktivitas
3. Bagi pelanggan akan memperoleh kepuasan karena :
Meminimalisir kesalahan / kekeliruan
Kecepatan dan ketepatan layanan

5
4. bagi pemasok akan memperoleh kepuasan kerena :
Meminimalisir kesalahan / kekeliruan
Kecepatan dan ketepatan layanan
5. Bagi pemegang saham akan memperoleh kepuasan karena :
Keyakinan atau kepercayaan akan usahanya
Percontohan usaha

6
Meningkatkan budaya kerja melalui perubahan perilaku, kebiasaan dan sikap kerja
di tempat kerja

7
3. SASARAN 5S / 5R
1. Terciptanya tempat kerja yang bersih, rapi, aman, nyaman dan menyenangkan.
2. Peralatan dan perlengkapan serta bangunan selama proses kerja.
3. Disiplin yang dibutuhkan untuk mencapai standar kerja.
4. Keselamatan dan kestabilan kerja serta mutu produk selama operasi berlangsung.
5. Peningkatan mutu kerja dengan mengurangi keragaman hasil kerja.
6. Peningkatan efisiensi masing masing bagian.
7. Suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan, disiplin dan saling menghargai.
8. Citra perusahaan yang baik dimata pelanggan.

SASARAN 5S / 5R
1. ZERO WASTE
Mengurangi biaya melalui peningkatan efisiensi
2. ZERO INJURY
Keselamatan kerja lebih terjamin
3. ZERO BREAKDOWN
Pemeliharaan kerja lebih baik
4. ZERO DEFECT
Kualitas produk lebih baik
5. ZERO SET UP TIME
Efektifitas waktu / tidak ada waktu terbuang percuma
6. ZERO LATE DELIVERY
Tepat waktu dalam pemenuhan permintaan pelanggan
7. ZERO CUSTOMER CLAIM
Tidak ada keluhan dari pelanggan
8. ZERO DEFISIT
Mengurangi kerugian perusahaan.

KUNCI SUKSES PENERAPAN 5S / 5R


1. Peran serta semua orang
2. Program 5S menuntut tanggung jawab dan komitmen manajemen puncak
3. Manajemen harus menjadi pemimpin pelaksanaan program
4. Program 5S/5R harus didukung oleh semua pihak
5. Program 5S harus mandiri
6. Manajemen harus melakukan tour pribadi secara berkala kearea kerja
7. Pada tahap pertama harus memperlihatkan dampak yang memadai

8
8. Pelaksanaan program 5S harus sejalan dengan program peningkatan
berkelanjutan serta program/system lain yang sedang berjalan.

KUNCI SUKSES PENERAPAN 5S/5R

5S/5S dapat terlaksana dengan baik jika dilaksanakan oleh seluruh komponen
yang terkait didalamnya,dari manajemen tingkat atas, menengah, bawah sampai
dengan staf.agar dapat terlaksana harus didukung oleh semua pihak.dengan kata lain
komitmen secara menyeluruh sangat dibutuhkan.

Lembar Latihan

1. Sebutkan apa arti dari SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU dan SHITSUKE
2. Apa manfaat dari 5S didalam lingkungan kerja
3. Sebutkan sasaran dari 5S
4. Sebutkan faktor-faktor yang menunjang kesuksesan penerapan 5S dilingkungan
kerja.

9
Kegiatan Pembelajaran 2 : Langkah-langkah penerapan 5S

A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui dan melakukan langkah-langkah 5S / 5R minimal dibengkel sekolah atau
rumah.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:
1. Menyebutkan langkah-langkah 5S/5R,
2. Melakukan langkah 5S/5R di Bengkel sekolah atau dirumah
.
C. Uraian Materi

KEGIATAN MEMISAH /MEMILIH BARANG DITEMPAT KERJA DIBAGI MENJADI :


DIPERLUKAN , TIDAK DIPERLUKAN , RAGU-RAGU DAN DITEMPAT KERJA
HANYA TERSEDIA BARANG YANG DIPERLUKAN

LANGKAH-LANGKAHNYA ADALAH :
1. Membuat Rencana/ Jadwal Pelaksanaan SEIRI.
2. Menyiapkan label / tag warna hijau, merah dan kuning dalam rangka
melakukan pemilahan.

10
3. Menetapkan area tempat penyimpanan sementara (TPS) di area tanggung jawabnya.
4. Melaksanakan inventarisasi barang-barang yang ada di area tanggung jawabnya ke
dalam kategori / kelompok : diperlukan, tidak diperlukan dan ragu-ragu.

NO Nama Barang Jumlah Status Keterangan


Perlu Ragu- Tidak
ragu Perlu

5. Memberikan label / tag pada masing-masing barang yang sudah dilakukan pemilahan
Tag / label hijau pada barang-barang yang diperlukan di area kerja
Tag / label merah pada barang-barang yang tidak diperlukan di area kerja
Tag / label kuning pada barang-barang yang ragu-ragu
6. Menindaklanjuti hasil pemilahan barang-barang (diperlukan, tidak diperlukan dan ragu-
ragu ) sesuai ketentuan 5S, barang yang dibutuhkan disimpan di area kerja, barang
yang tidak dibutuhkan dikeluarkan / dibuang ke tempat sampah dan barang ragu
ragu dimasukkan ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara)
7. Menetapkan Daftar SEIRI di area kerja.
8. Mengeliminasi hasil pemilahan barang-barang yang diperlukan di area kerja yang
menjadi tanggung jawabnya dengan jumlah sesuai kebutuhan di area kerja.

11
7. Mengelompokkan / mengkategorikan barang-barang yang sudah dipilah dan
dibutuhkan di area kerja menurut frekuensi pemakaian (sering, kadang- kadang,jarang)
digunakan.
8. Menyimpan barang-barang yang sering digunakan di dekat tempat kerja, sedangkan
barang-barang yang kadang dipakai diletakkan di rak/lemari dan untuk barang-barang
yang jarang digunakan diletakkan di gudang.
9. Memisahkan barang-barang yang tidak diperlukan menurut kelompok /kategori barang
bernilai, barang tidak bernilai dan B3.
10. Memisahkan barang-barang bernilai sesuai kategori / kelompok barang (logam,
plastik, kertas, dll)
11. Mengeluarkan barang-barang yang tidak diperlukan di area kerja ke :
Tempat sampah barang bernilai untuk barang yang tidak diperlukan namun masih
bernilai sesuai kelompok / kategori (logam, plastik, kertas, dll)
Tempat sampah tidak bernilai untuk barang-barang yang tidak diperlukan dan tidak
bernilai jual.
Gudang B3 untuk bahan-bahan / sisa bahan B3 yang tidak diperlukan.
12. Mengeluarkan barang ragu-ragu ke area TPS.
13. Menyerahkan barang ragu-ragu yang ada di area TPS ke TPS perusahaan / pusat /
induk.
14. Membuat progress report implementasi SEIRI.

12
LANGKAH LANGKAP PENERAPAN SEITON (RAPI / PENATAAN)

1. Membuat Rencana/ Jadwal Pelaksanaan Seiton

13
2. Membuat Klasifikasi tempat simpan dan item-itemnya.

Pengelompokan Contoh
Barang

Sejenis Kelompok Obeng, Kelompok Kunci Pas, Kelompok Kunci L, dll.

Fungsi Kelompok Kunci Untuk Mesin A, Kelompok Kunci Untuk Mesin


B, dll.

Frekwensi Pemakaian Sering digunakan, Jarang Digunakan, Kadang Kadang


Digunakan

Periode / Waktu Laporan Keuangan Periode 2017 2018, Laporan Pengusahaan


2017 2018, dll.

3. Mengatur tata letak tempat simpan.

Kriteria Tempat Contoh

Simpan

Terbuka Tool untuk mesin A digantung didekat mesin A, Forklift disimpan di


area parker, dll

Tertutup Di Lemari, Laci, dll

14
4. Menyiapkan tempat simpan

5. Memberi Tanda Batas/ Marka

6. Memberi label/ identitas pada alat, barang, mesin, ruangan dll

7. Menyusun aturan / tata tertib Rapi

8. Membuat progress report implementasi Seiton.

15
LANGKAH LANGKAP PENERAPAN SEISO (RESIK/ PEMBERSIHAN)
1. Membuat dan menetapkan jadwal kebersihan di area kerja.
2. Menyediakan alat dan sarana kebersihan yang diperlukan untuk kegiatan kebersihan
di area kerja (termasuk tempat sampah).

16
3. Menetapkan dan membagi area tanggung jawab pembersihan kepada seluruh
personil di area kerja.
4. Membuat dan menetapkan kebiasaan setiap hari selama 5 menit untuk pembersihan.
5. Menetapkan tempat penyimpanan alat-alat / sarana kebersihan serta menata alat-alat
/ sarana kebersihan sesuai ketentuan 5S.
6. Eliminasi / menghilangkan sumber penyebab kotor.
7. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan pembersihan di area kerja.
8. Memberikan visual kontrol pada sarana / peralatan kerja, rak, mesin dll untuk
mempermudah penerapan dan pengecekan pembersihan.
9. Menetapkan check list Seiso / resik di area kerja.
10. Penentuan Tanggung Jawab pada Mesin / area.

11. Membuat Progress Report Implementasi Seiso/ Pembersihan.

17
LANGKAH LANGKAP PENERAPAN SEIKETSU(PEMANTAPAN /
KEPATUHAN)
1. Pembuatan Jadwal Penerapan Seiketsu/ Rawat.
2. Membuat Standarisasi Seiri, Seiton dan Seiso

18
3. Membuat Tanda Benar dan Salah

19
4. Membuat tanda Bahaya

5. Membuat Label Suhu Ruangan


6. Membuat Petunjuk Arah jalur Evakuasi
7. Membuat Label/ marka membuka/ Menutup
8. Membuat Label Voltase
9. Membuat Standar warna dan arah Pipa
10. Membuat Rambu Rambu Peringatan/ bahaya/ petunjuk arah dll

20
21
LANGKAH LANGKAP PENERAPAN SHITSUKE (PEMBIASAAN / PEMBUDAYAAN/
KEDISIPLINAN)
1. Melaksanakan pertemuan rutin terjadwal dan periodik.
2. Penentuan Jadwal dan Periode Pelaksanaan Shitsuke.
3. Pelaksanaan Kesepakatan Bersama di area kerja masing-masing.
4. Melaksanakan Pelatihan Guna Meningkatkan Kompetensi (up grading 5S, Audit
internal 5S dll).
5. Membuat sistem audit/ penilaian / lomba 5S.
6. Melaksanakan/ mengaktifkan sistim saran (SS).
7. Mengaktifkan Gugus Kendali Mutu (GKM) / CoP / Knowledge Sharing.
8. Pemotretan Berkala Hasil Shitsuke dan Standarisasi Hasil shitsuke.

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan 5S perlu disusun suatu evaluasi atau


audit 5S yang merupakan suatu pemeriksaan terhadap baik tidaknya pelaksanaan
program tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap karyawan.
Pelaksanaan audit 5S dilakukan oleh suatu tim yang bertugas menilai
pelaksanaan 5S. Tim ini juga melakukan dokumentasi/ pemotretan pada tempat yang
perlu mendapat perhatian.
Audit 5S mnimal dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan waktu pengontrolan
setiap minggu untuk kemudian kepada area/bagian/kelompok yang paling berhasil
menerapkan program 5S diberikan penghargaan, sedangkan untuk yang terendah dalam
penilaiannya diberikan peringatan. Pengumuman hasil audit 5S dilakukan didepan seluruh
karyawan dan direksi sehingga akan memacu pelaksanaan 5S untuk lebih tinggi lagi.

22
BAB III
STANDAR PENILAIAN IMPLEMENTASI 5S

KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE


NILAI KUALITAS
SEIRI / PEMILIHAN
5 91-100
1. Area kerja sudah tidak menyimpan barang yang 4 76-90
tidak dibutuhkan. 3 56-75
2 31-55
a. Area kerja sudah tidak sama sekali tidak menyimpan 1 10-30
barang yang tidak dibutuhkan lagi dan jumlah barang
yang dibutuhkan jumlahnya sesuai kebutuhan serta
barang dalam keadaan siappakai.
b. Area kerja sudah tidak sama sekali tidak menyimpan
barang yangtidak dibutuhkan lagi dan jumlah barang
yang dibutuhkan jumlahnya sesuai kebutuhan saja.
c. Area kerja sudah tidak sama sekali tidak menyimpan
barang yangtidak dibutuhkan lagi saja.
d. Area kerja masih menyimpan / ada barang yang
tidak diperlukan /dibutuhkan
e. Belum dilakukan pemilahan

2. Sudah ada prosedur/ tata cara membuang


barang-barang yang tidakdiperlukan (bernilai dan
tidak bernilai)

a. Sudah ada prosedur / tata cara mengeluarkan/


membuang barangyang tidak dibutuhkan dan
mengetahui, mengerti, memahami prosedur tersebut
serta form form penerapan sudah ada.
b. Sudah ada prosedur /tata cara mengeluarkan/
membuang barangyang tidak dibutuhkan dan
mengetahui, mengerti, memahami prosedur
tersebut.

23
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
c. Sudah ada prosedur /tata cara mengeluarkan/
membuang barangyang tidak dibutuhkan.
d. Sudah ada prosedur /tata cara mengeluarkan/
membuang barangyang tidak dibutuhkan tapi tidak
jelas.
e. Belum ada prosedur /tata cara mengeluarkan/
membuang barang yang tidak dibutuhkan
3. Barang yang dibutuhkan berada di dekat area
kerja, jumlah dan jenis sesuai kebutuhan kerja
bidang/ bagian tersebut.

a. Daftar ringkas sudah ada dan lengkap di area kerja


serta sudah memeprtimbangkan frekwensi
pemakaian.
b. Daftar ringkas sudah ada dan lengkap di area kerja.
c. Barang yang dibutuhkan telah berada didekat area
kerja dan jumlahnya sesuai kebutuhan namun daftar
ringkas belum ada.
d. Barang yang dibutuhkan tidak berdsarkan atas
frekwensi pemakaian.
e. Barang yang dibutuhkan tidak berada didekat area
kerja serta jumlahnya tidak sesuai kebutuhan

4. Tidak ada barang rusak / peralatan kerja rusak


yang dibiarkan begitu saja dibiarkan di area
kerja.

a. Mesin /peralatan / barang yang berada di area kerja


siap pakai serta dalam kondisi optimal (siap pakai
dan handal).
b. Mesin/peralatan/ barang yang berada di area kerja
siap pakai.
c. Mesin/peralatan/ barang yang berada di area kerja
sebagian ada yang perlu perhatian/perlakuan khusus

24
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
(barang tdk rusak)
d. Masih ada sebagian Mesin/peralatan/ barang yang
berada di area kerja dalam keadaan rusak.
e. Sebagain besar / seluruh mesin/peralatan/ barang
yang berada di area kerja dalam kondisi rusak

5. Lokasi penyimpanan (termasuk alat ukur/


pemeriksaan) sudah ditentukan serta mudah dan
cepat untuk mendapatkan dan
mengembalikannya.

a. Lokasi penyimpanan sudah ditentukan serta barang


mudah dan cepat untuk mendapatkan /
mengembalikannya.
b. Lokasi penyimpanan sudah ditentukan tapi kadang
kadang barang masih sulit untuk mendapatkan dan
mengembalikannya.
c. Lokasi penyimpanan sudah ditentukan untuk seluruh
barang.
d. Hanya sebagian barang yang telah ditentukan lokasi
penympanannya.
e. Belum dilakukan penentuan lokasi penyimpanan
barang

SEITON / RAPI

1. Barang / dokumen telah disimpan di tempatnya


sesuai klasifikasi.

a. Barang / dokumen telah tersimpan rapi sesuai


dengan klasifikasinya serta mudah dimengerti /
dipahami pengklasifikasiannya.
b. Barang / dokumen telah tersimpan rapi sesuai
dengan klasifikasinya.

25
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
c. Barang / dokumen telah tersimpan rapi tapi belum
diklasifikasikan.
d. Masih ada sebagian barang / dokumen yang belum
tersimpan rapi (berserakan).
e. Barang / dokumen tidak disimpan rapid an tidak
diklasifikasikan

2. Layout / tata letak tempat kerja telah ditentukan


dan telah diberi batas yang jelas (garis kuning).
a. Layout / tata letak tempat kerja telah ditentukan dan
telah diberi batas yang jelas serta dipatuhi.
b. Layout / tata letak tempat kerja telah ditentukan dan
telah diberi batas yang jelas.
c. Layout / tata letak tempat kerja telah ditentukan
namun belum diberi batas yang jelas.
d. Masih ada sebagian tempat kerja yang belum
ditentukan.
e. Belum ada penentuan layout / tata letak

5. Semua personil mentaati aturan penyimpanan


dan layout yang telah ditetapkan.

a. Semua personil di area kerja telah mengetahui,


memahami dan mentaati aturan penyimpanan dan
lay out yang telah ditetapkan serta memberikan
kemudahan bagi setiap orang dalam mentaatinya.
b. Semua personil di area kerja telah mengetahui,
memahami dan mentaati aturan penyimpanan dan
lay out yang telah ditetapkan.
c. Semua personil di area kerja telah mengetahui,
memahami dan mentaati aturan penyimpanan dan
lay out yang telah ditetapkan namun belum
konsisten.
d. Sebagian personil di area kerja telah mengetahui,

26
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
memahami dan mentaati aturan penyimpanan dan
lay out yang telah ditetapkan
e. Semua personil di area kerja tidak mengetahui,
memahami dan mentaati aturan penyimpanan dan
lay out yang telah ditetapkan

SEISO / PEMBERSIHAN

1. Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai


jenis dan jumlahnya, serta penempatannya
sudah sesuai ketentuan.

a. Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai jenis


dan jumlahnya, serta penempatannya sudah sesuai
ketentuan dalam kondisi bersih dan siap pakai.
b. Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai jenis
dan jumlahnya, serta penempatannya sudah sesuai
ketentuan
c. Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai jenis
dan jumlahnya
d. Sebagian sarana / alat kebersihan belum tersedia
sesuai jenis dan jumlahnya
e. Tidak tersedia sarana / alat kebersihan di area kerja

2. Pembersihan area kerja sudah dilakukan secara


rutin dan terjadwal sesuai ketentuan.

a. Pembersihan area kerja sudah dilakukan secara rutin


dan terjadwal sesuai ketentuan serta sudah ada
standar kebersihan dan personil yang bertanggung
jawab melakukaknnya.
b. Pembersihan area kerja sudah dilakukan secara rutin
dan terjadwal sesuai ketentuan

27
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
c. Pembersihan area kerja sudah dilakukan secara rutin
namun belum terjadwal.
d. Pembersihan area kerja hanya dilakukan dengan
perintah atasan.
e. Tidak pernah dilakukan pembersihan area kerja

3. Area tanggung jawab 5S sudah ditentukan dan


pelaksanaannya telah sesuai ketentuan.

a. Pembagian area tanggung jawab pembersihan


sudah ditentukan, pelaksanaanya sesuai ketentuan
serta semua personil terlibat dan kebagian area
tanggung jawab.
b. Pembagian area tanggung jawab pembersihan
sudah ditentukan, pelaksanaanya sesuai ketentuan.
c. Pembagian area tanggung jawab pembersihan
sudah ditentukan
d. Pembagian area tanggung jawab pembersihan
belum ditentukan
e. Tidak ada pembagian area tanggung jawab
pembersihan

4. APD dan alat K3 dibersihkan dan diperiksa


secara teratur dan tidak kadaluarsa (out of date).

a. APD dan alat K3 dibersihkan dan diperiksa secara


teratur dan tidak kadaluarsa serta dalam kondisi
mudah siap pakai.
b. APD dan alat K3 dibersihkan dan diperiksa secara
teratur dan tidak kadaluarsa.
c. APD dan alat K3 dibersihkan dan diperiksa secara
teratur.
d. APD dan alat K3 dibersihkan saja tapi tidak diperiksa
secara teratur.

28
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
e. APD dan alat alat K3 tidak pernah dibersihkan dna
diperiksa

5. Tidak ada tempelan, tulisan dan coretan yang


tidak relevan dengan pekerjaan dan area kerja.

a. Pada area kerja tidak ada tempelan, tulisan dan


coretan yang tidak relevan dengan pekerjaan dan
area kerja.Media sosialisasi dan program yang
ditampilkan ditempatkan sesuai ketentuan serta
diperbaharui (up to date).
b. Pada area kerja tidak ada tempelan, tulisan dan
coretan yang tidak relevan dengan pekerjaan dan
area kerja.Media sosialisasi dan program yang
ditampilkan ditempatkan sesuai ketentuan.
c. Pada area kerja tidak ada tempelan, tulisan dan
coretan yang tidak relevan dengan pekerjaan dan
area kerja.
d. Pada area kerja masih ada tempelan, tulisan dan
coretan yang tidak relevan dengan pekerjaan dan
area kerja.
e. Pada area kerja banyak tempelan, tulisan dan
coretan yang tidak relevan dengan pekerjaan dan
area kerja

SEIKETSU / KEPATUHAN

1. Standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU,


SHITSUKE sudah diterapkan di seluruh area
kerja.

a. Standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU,


SHITSUKE sudah diterapkan di seluruh area kerja
serta selalu dilakukan perbaikan secara

29
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
berkesinambungan.
b. Standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU,
SHITSUKEsudah diterapkan di seluruh area kerja
c. Standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU,
SHITSUKE sudah diterapkan.
d. Standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU,
SHITSUKE belum seluruhnya ada dan diterapkan.
e. Tidak ada standarisasi SEIRI, SEITON, SEISO,
SEIKETSU, SHITSUKE

2. Eliminasi / penghilangan sumber kotor dan


penyederhanaan proses serta prosedur sudah
dibahas, dilaksanakan dan dimonitor serta
dievaluasi.

a. Eliminasi / penghilangan sumber kotor dan


penyederhanaan proses serta prosedur sudah
dibahas, dilaksanakan dan dimonitor serta dievaluasi
serta ditindaklanjuti dengan perbaikan perbaikan
berkesinambungan.
b. Eliminasi / penghilangan sumber kotor dan
penyederhanaan proses serta prosedur sudah
dibahas, dilaksanakan dan dimonitor serta dievaluasi
serta belum ditindaklanjuti dengan perbaikan
perbaikan berkesinambungan.
c. Eliminasi / penghilangan sumber kotor dan
penyederhanaan proses serta prosedur sudah
dibahas, dilaksanakan .
d. Eliminasi / penghilangan sumber kotor dan
penyederhanaan proses serta prosedur hanya
dibahas saat ada kejadian / kasus tertentu.
e. Eliminasi / penghilangan sumber kotor dan
penyederhanaan proses serta prosedur tidak pernah
dibahas dan tidak dilakukan perubahan

30
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS

3. Penerapan visual control, anti salah telah


dilaksanakan di seluruharea kerja.

a. Penerapan visual control, anti salah telah


dilaksanakan di seluruh area kerja dan dilakukan
perbaikan berkesinambungan.
b. Penerapan visual control, anti salah telah
dilaksanakan di seluruh area kerja.
c. Sebagain area kerja belum menerapkan visual
control, anti salah.
d. Seluruh area kerja tidak menerapkan visual control,
anti salah.
e. Area bersangkutan tidak memahami tentang visual
control dan anti salah

4. Pemeriksaan berkala dan evaluasi / audit


penerapan 5S telah dilaksanakan secara
periodic.

a. Pemeriksaan berkala dan evaluasi/audit penerapan


5S telah dilaksanakan secara periodik, dilaksanakan
oleh personil yang berkompeten dan temuan
temuannya selalu ditindaklanjuti.
b. Pemeriksaan berkala dan evaluasi/audit penerapan
5S telah dilaksanakan secara periodik, dilaksanakan
oleh personil yang berkompeten.
c. Pemeriksaan berkala dan evaluasi/audit penerapan
5S telah dilaksanakan secara periodik.
d. Pemeriksaan berkala dan evaluasi/audit penerapan
5S hanya dilaksanakan jika ada event event
tertentu.
e. Tidak pernah dilakukan pemeriksaan berkala dan
evaluasi/audit penerapan 5S

31
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS

5. Sistem sumbang saran / umpan balik/ perbaikan


berkelanjutan / Kaizen telah diterapkan di semua
area dan semua personil telah melaksanakannya.

a. Sistem sumbang saran / umpan balik/ perbaikan


berkelanjutan / Kaizen telah diterapkan di semua
area dan semua personil telah melaksanakannya,
sudah ada prosedur lengkap dengan form serta ada
kewajiban bagi setiap personil untuk memberikan
sumbang saran secara periodik.
b. Sistem sumbang saran / umpan balik/ perbaikan
berkelanjutan / Kaizen telah diterapkan di semua
area dan semua personil telah melaksanakannya,
sudah ada prosedur lengkap dengan form.
c. Sistem sumbang saran / umpan balik/ perbaikan
berkelanjutan / Kaizen telah diterapkan di semua
area dan semua personil telah melaksanakannya.
d. Sudah ada prosedur sumbang saran sudah ada tapi
belum dilaksanakan.
e. Belum ada prosedur tentang sistem sumbang saran

SHITSUKE / DISIPLIN / BUDAYA

1. Sikap kerja semua personil sudah menunjukan


kebiasaan positif(atribut kerja, tepat waktu,
disiplin, dll).

a. Setiap personil dalam organisasi / area kerja sudah


menunjukan sikap kerja, kebiasaan positif, disiplin
dan memiliki budaya malu.
b. Setiap personil dalam organisasi / area kerja sudah
menunjukan sikap kerja, kebiasaan positif, disiplin.
c. Setiap personil dalam organisasi / area kerja sudah

32
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
menunjukan sikap kerja, kebiasaan positif, disiplin
tapi masih harus diikuti dengan metode reward
(hadiah) dan punishment (hukuman).
d. Sebagian personil organisasi / area kerja belum
mempunyai sikap kerja / kebiasaan positif dna
disiplin.
e. Sebagian besar personil organisasi / area kerja
belum mempunyai sikap kerja / kebiasaan positif dan
disiplin

2. Semua personil secara aktif dan kreatif


memberikan saran saran perbaikan baik
kelompok maupun perorangan.

a. Semua personil organisasi / area kerja secara aktif


dan kreatif memberikan saran saran perbaikan /
kaizen secara rutin baik menyangkut area kerjanya
maupun area lain atas dasar kesadaran sendiri
(tidak mengharapkan hadiah/imbalan), serta saling
mendorong / mengingatkan satu sama lain.
b. Semua personil organisasi / area kerja secara aktif
dan kreatif memberikan saran saran perbaikan /
kaizen secara rutin baik menyangkut area kerjanya
maupun area lain atas dasar kesadaran sendiri
(tidak mengharapkan hadiah/imbalan),
c. Semua personil organisasi / area kerja secara aktif
dan kreatifmemberikan saran saran perbaikan /
kaizen hanya pada waktu waktu tertentu saja.
d. Personil organisasi / area kerja hamper tidak pernah
memberikansaran saran perbaikan.
e. Personil organisasi / area kerja belum tahumengerti
tentang sistemsumbang saran dan tidak pernah
memberikan saran saran perbaikan / kaizen

33
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
3. Target / sasaran / quality objective perusahaan,
department, bagian kelompuk, perorangan telah
ada dan disosialisasikan serta pencapaiannya
telah direkam, dimonitor, dievaluasi,
ditindaklanjuti dan disosialisasikan.

a. Target / sasaran / quality objective perusahaan,


department, bagian kelompuk, perorangan telah ada
dan disosialisasikan serta pencapaiannya telah
direkam, dimonitor, dievaluasi, ditindaklanjuti dengan
perbaikan serta pencegahan dan disosialisasikan.
b. Target / sasaran / quality objective perusahaan,
department, bagian kelompuk, perorangan telah ada
dan disosialisasikan serta pencapaiannya telah
direkam, dimonitor, dievaluasi, ditindak lanjutidengan
perbaikan.
c. Target / sasaran / quality objective perusahaan,
department, bagian kelompuk, perorangan telah ada
dan disosialisasikan serta pencapaiannya telah
direkam, dimonitor.
d. Target / sasaran / quality objective perusahaan,
department, bagian kelompuk, perorangan telah ada
tapi belum disosialisasikan.
e. Belum ada Target / sasaran / quality objective
perusahaan, department, bagian kelompuk,
perorangan

4. Sudah ada workplan board (papan rencana kerja)


dan activity board (hasil perbaikan, pencapaian
kinerja, hasil audit, kegiatan 5S dan K3, informasi
lain terkait dengan pekerjaan) di masing
masing area kerja.

a. Workplan board (papan rencana kerja) dan activity

34
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
board (hasil perbaikan, pencapaian kinerja, hasil
audit, kegiatan 5S dan K3, informasi lain terkait
dengan pekerjaan) di masing masing area kerja
serta diperbaharui (Up to date)
b. Workplan board (papan rencana kerja) dan activity
board (hasil perbaikan, pencapaian kinerja, hasil
audit, kegiatan 5S informasi lain terkait dengan
pekerjaan) di masing masing area kerja (belum up
to date).
c. Workplan board (papan rencana kerja) dan activity
board hanya menampilkan informasi terkait 5S.
d. Ada Work Plan dan Activity Board, tapi informasi
yang disampaikan tidak terkait dengan pekerjaan /
5S serta tidak up to date.
e. Tidak ada work plan dan activity board di tempat
kerja

5. Kegiatan / Penerapan 5S sudah di selaraskan /


dimasukan dengan program manajemen lainnya,
seperti Sistem Manajemen Terpadu, Job
Description, Knowledge Sharing, dll .

a. Kegiatan / Penerapan 5S sudah di selaraskan /


dimasukan dengan program manajemen lainnya,
seperti Sistem Manajemen Terpadu, Job
Description, Knowledge Sharing, dll serta tercantum
dalam Kebjiakan Perusahaan / Manajemen.
b. Kegiatan / Penerapan 5S sudah di selaraskan /
dimasukan dengan program manajemen lainnya,
seperti Sistem Manajemen Terpadu, Job
Description, Knowledge Sharing, dll, namun belum
tercantum dalam Kebijakan Perusahaan /
Manajemen.
c. Kegiatan / Penerapan 5S hanya dimasukan sebagian

35
KRITERIA IMPLEMENTASI KRITERIA RANGE
NILAI KUALITAS
ke program perusahaan / manajemen.
d. Kegiatan / Penerapan 5S hanya bersifat parsial tidak
terkaitdengan program perusahaan / manajemen
lainnya.
e. Kegiatan / Penerapan 5S hanya untuk kepentingan
estetika saja bukan untuk budaya peningkatan
produktivitas perusahaan

Tugas
1. Sebutkan langkah langkah penerapan 5S/5R dilingkungan kerja
2. Cobalah inventaris alat dan bahan dibengkel kalian menggunakan tabel berikut ini !

NO Nama Barang Jumlah Status Keterangan

Perlu Ragu- Tidak


ragu Perlu

3. Buatlah penilaian pelaksanan 5S/5R disuatu tempat standar penilaian


implementasi 5S/5R yang ada dalam lembar informasi.

36
BAB IV
PENUTUP

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal berarti telah menguasai
kompetensi lanjut Memahami Sistem 5R atau 5K Dalam Manajemen Penyimpanan dan
Pemakaian Tools dan Check List Peralatan dan berhak mendapatkan sertifikat
kompetensi Memahami Sistem 5R atau 5K Dalam Manajemen Penyimpanan dan
Pemakaian Tools dan Check List Peralatan . Sebaliknya apabila tidak lulus, maka
peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil
modul berikutnya.

37
DAFTAR PUSTAKA

Takashi Osada, 2011, Sikap Kerja, PPM Bisnis 2030

Agus Syukur, 2010, Strategi Jitu Manajemen Mutu Perusahaan, Kata Buku

38
MODUL
MEMAHAMI PENGGUNAAN ALAT-ALAT P3K UNTUK
PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DAN SOP
PENANGANAN KECELAKAAN KERJA
ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii


GLOSSARY/ PERISTILAHAN........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN ............................................................................ 4
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 31

iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY

Airway, A : Jalan pernafasan

Breathing Management, B : Manajemen Pernafasan

Circulatory Management, C : Manajemen sirkulasi darah

RJP : Resusitasi Jantung Paru

Dehidrasi : Kekurangan cairan

Fraktur : Patah tulang

Dislokasi : Cedera pada sendi

Hipotermia : Suhu tubuh yang terlalu dingin

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul Sisipan Memahami Penggunaan Alat-alat P3K Untuk Penanganan


kecelakaan kerja dan SOP penanganan kecelakaan kerja membahas tentang
pemahaman P3K, gejala kecelakan dan tindakan P3K nya. Modul diklat disusun untuk
membantu guru dan siswa meningkatkan kompetensinya. Modul tersebut digunakan
sebagai sumber belajar (learning resources) dalam kegiatan pembelajaran tatap muka.

Kompetensi yang akan dipelajari didalam modul ini adalah yang berkaitan dengan
pemahaman P3K, gejala kecelakan dan tindakan P3K nya

Ruang lingkupnya antara lain meliputi:

Perlindungan kesehatan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Perlengkapan P3K
Prinsip p3k
Prioritas pertolongan
Tindakan pertama saat menemukan korban
Indikasi gejala yang diderita korban

Kelainan jalan napas dan pernapasan


Gangguan sirkulasi
Gangguan kesadaran
Pengaruh panas dan dingin
Cedera pada patah tulang, sendi dan otot
Cedera jaringan ringan
Keracunan makanan atau minuman
Benda asing
Pusing/vertigo/nyeri kepala
Maag/mual
Gigitan binatang

Manfaat kompetensi ini di dunia kerja pada umumnya antara lain;

Melatih kompetensi pemahaman P3K dalam pekerjaan

1
Melatih penerapan / praktik P3K sehingga jika terjadi kecelakaan dalam bekerja
dapat memberikan pertolongan awal sebelum perawatan selanjutnya.
B. Prasyarat
Modul ini akan lebih mudah diselesaikan oleh peserta diklat yang sudah menguasai
kompetensi K3, modul yang sudah ada.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Perhatikan Dengan seksama tujuan modul, jangan sampai mengerjakan lembar
kerja tanpa mengetahui tujuan modul
2) Prasyarat yang dipersyaratkan sudah dipenuhi, jika prasyarat diabaikan akan
banyak masalah yang muncul.
3) Pahami lembar informasi, cari kata-kata yang sulit pada peristilahan.
4) Kerjakan lembar kerja dengan tepat.

2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktor pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.

2
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini,
peserta diklat diharapkan dapat:
1. Memahami P3K.
2. Menerapkan P3K jika terjadi kecelakaan dimanapun, utamanya dalam bekerja.
E. Kompetensi
Modul ini memberikan pengetahuan dan keterampilan tingkat dasar yang diperlukan di
dalam

Tabel 1. Kompetensi Memahami Penggunaan Alat-alat P3K Untuk Penanganan


kecelakaan kerja dan SOP penanganan kecelakaan kerja

Sub Kriteria Lingkup Materi Pokok Pembelajaran


Kompetensi Kinerja Belajar Sikap Pengetahuan Keterampilan
Pemahaman Pemaham Perlindungan Teliti memahami Merancang
P3K kesehatan,
an P3K
prinsip,
prioritas,
tindakan
pertolongan
Penerapan Gejala yang Bekerja Mengetahui Melakukan
timbul sesuai prinsip kerja penanganan
P3K
akibat prosedur,
kecelakaan disiplin

F. Cek Kemampuan
Untuk mengecek kemampuan dalam mengerjakan modul ini, jawablah pertanyaan
di bawah ini dengan sikap jujur bertanggungjawab dengan memberi tanda () pada
jawaban. Bila peserta diklat menjawab ya, kerjakanlah test formatif maupun lembar
kerja yang terdapat pada kegiatan belajar yang bersangkutan. Bila sudah merasa
menguasai kompetensi yang dipersyaratkan dalam modul ini, peserta diklat dapat
mengajukan uji kompetensi kepada assessor internal dan eksternal.

Tabel 2. Cek kemampuan Merancang Pola dan Coran

Sub Pertanyaan Bila


Kompetensi jawabYA
Ya Tidak Kerjakan
Pemahaman Sebutkan Latihan
P3K Tentang pemahaman P3K
Penerapan Sebutkan tentang indicator / Latihan
P3K gejala kecelakaan

3
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1 : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat paham
tentang P3K dan dapat menganalisa kebutuhan minimal P3K .

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:
1. Memahami P3K
2. Mengetahui perlengkapan minimal P3K
3. Mengetahui Prosedur P3K

C. Uraian Materi
1. PERLINDUNGAN KESEHATAN
1.1 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dedefenisikan sebagai :
Perawatan darurat hingga tenaga medis atau perawat tiba di tempat.
Perawatan cedera kecil yang tidak memerlukan perawatan atau bahkan tidak
memerlukan perhatian medis
Fasilitas-fasilitas P3K yang harus disediakan tercantum dalam Health and Safety
(First Aid) regulation 1981, dengan saran-saran :
Cakupan fasilitas kesehatannya tergantung pada resiko yang dihadapi
Jumlah petugas P3K harus mencukupi < satu petugas untuk setiap lima pekerja
untuk pekerjaan beresiko rendah
Harus terdapat ruang P3K jika :
1. Tempat kerja tesebut beresiko tinggi
2. Tempat kerja berada jauh dari rumah sakit
3. Akses ke rmah sakit atau dokter sulit dilakukan
Kotak P3K harus :
1. Kuat agar dapat melindungi isinya
2. Dapat diisi lagi
3. Berisi kartu panduan pertolongan pertama pada kecelakaan
4. Digunakan hanya untuk barang-barang P3K

4
Jika tersedia ruang P3K, ruang tersebut harus :
1. Berada dibawah pengawasan petugas P3K atau perawat
2. Menyediakan petugas P3K yang siaga selama ada orang yang sedang
bekerja.
3. Memiliki tenaga pengganti yang bertanggung jawab terhadap setiap
tindakan P3K.
4. Mudah diakses oleh ambulans.
5. Cukup luas untuk meletakan tempat tidur.
6. Memiliki pintu yang cukup lebar untuk dilalui oleh kursi roda.
7. Di desain dengan permukaan yang dapat dibersihkan dengan mudah
8. Memiliki air panas dan dingin untuk keperluan cuci mencuci
9. Menyediakan tempay untuk petugas P3K
10. Dilengkapi dengan buku penatalaksanaan untuk mencatat pelaksanaan
yang dilakukan.
Petugas P3K harus :
1. Dilatih dalam pelatihan yang telah disetujui oleh dinas kesehatan
2. Telah menerima pelatihan tertentu jika terdapat bahaya-bahaya khusus yang
muncul
3. Mencatat seluruh penatalaksanaan yang diberikan
4. Menerima pelatihan yang teratur.

1.2 Perlengkapan P3K


1.2.1.Kotak P3K
Kotak P3K minimal harus memuat :
Kartu petunjuk
20 bungkus perban balut steril berperekat
4 bungkus perban segitiga
6 buah peniti
6 bungkus perban balut steril berukuran sedang tanpa obat
2 bungkus perban balut steril berukuran besar tanpa obat
3 bungkus perban balut steril berukuran ekstra besar tanpa obat
1 pasang sarung tangan sekali pakai
1.2.2. Perlengkapan Tambahann P3K
Pasokan air keran atau air steril dalam botol untuk mencuci mata sebaiknya
disediakan. Perlengkapan lainnya antara lain :
Tandu atau bidang adatar lainnya untuk membawa pasien

5
Sepasang gunting baja tahan karat berujung tumpul
Celemek plastic dan sarung tangan sekali pakai
Selimut
Tempat sampah untuk membuang kasa dan baju pembalut yang telah dipakai

2. PRINSIP P3K
Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K apabila
menghadapi kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut:

a. Bersikaplah tenang, jangan pernah panik. Anda diharapakan menjadi penolong


bukan pembunuh atau menjadi korban selanjutnya (ditolong)
b. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan hatimu karna anda harus tega melakukan
tindakan yang membuat korban menjerit kesakitan untuk keselamatannya,
lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa menambah kerusakan.
c. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan, cara terjadinya kecelakaan, cuaca dll
d. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah
tulang, merasa sangat kesakitan dll
e. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan
nafas lalu berikan pernafasan bantuan (A, B = Airway, Breathing management)
f. Periksa nadi atau denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat
jantung luar. Kalau ada perdarahan berat segera hentikan (C = Circulatory
management)
g. Apakah penderita Shock? Kalau shock cari dan atasi penyebabnya
h. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau
ada patah tulang lakukan pembidaian pada tulang yang patah, Jangan buru-buru
memindahkan atau membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang
patah dibidai.
i. Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus menghubungi petugas
medis atau rumah sakit terdekat.

3. PRIORITAS PERTOLONGAN
Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong dalam
menolong korban yaitu:
a. Henti napas
b. Henti jantung
c. Pendarahan berat
d. Shock

6
e. Ketidak sadaran
f. Pendaraahan ringan
g. Patah tulang atau cedera lain

4. TINDAKAN PERTAMA SAAT MENEMUKAN KORBAN


a. Pastikan ABC korban telah stabil, kalau perlu lakukan RJP
b. Mengadakan diagnosa (mendapatkan informasi tentang keadaan korban)
1. Riwayat
Yaitu cerita tentang bagaimana insiden itu terjadi, bagaimana cedera
atau penyakit yang didera. Tanyakan kepada korban bila sadar dan atau
saksi mata.

2. Petunjuk luar
Semua petunjuk yang mungkin ada pada korban seperti catatan
medis korban, obat-obatan yang dibawa korban

3. Keluhan
Adalah sesuatu yang dirasakan atau dialami atau dijelaskan oleh
korban seperti mual, nyeri panas, dingin atau lemah. Hal itu harus
ditanyakan dan dicocokkan dengan diagnose lainnya

4. Gejala
Adalah rincian dari pengamatan yang anda lihat, cium dan raba
dalam suatu pemeriksaan korban (pemeriksaan dari ujung rambut sampai
ujung kaki)

c. Melakukan pertolongan dan perawatan terhadap hasil diagnosa diatas sesuai


dengan prioritas pertolongan.

D. Latihan

1. Terangkan pengertian P3K !


2. Sebutkan kebutuhan minimal yang harus ada pada kotak P3K !
3. Terangkan pengertian dari ABC ( Airway, Breahing, Circulatory) !
4. Terangkan pengertian dari RJP (REsusitasi Jantung Paru) !

7
Kegiatan Pembelajaran 2 : Gejala Penyakit/Derita Yang Timbul Akibat Kecelakaan

A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui gejala yang timbul akibat kecelakaan dan paham bagaimana cara memberi
tindakan P3k nya.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:
1. Mengetahui macam-macam gejala penyakit/derita yang timbul akibat kecelakaan
2. Memahami bagaimana cara memberi tindakan P3Knya.

C. Uraian Materi
Setiap terjadi kecelakan tentunya akan mengakibatkan orang yang
kecelakan akan merasakan gejala-gejala sakit tertentu, seperti pusing, mual, rasa perih
dan lain-lain. Hal ini penting kita ketahuisebagai pedoman kita dalam memberikan
pertolongan pertama.
Berikut ini kita bahas berbagai macam gejala atau keluhan yang biasa diderita oleh
orang yang kecelakaan dan bagaimana kita memberikan pertolongan pertamanya.

1. KELUHAN DAN GEJALA PENYAKIT ATAU DERITA

a. Keluhan yang mungkin diungkapkan korban:


Misalnya: nyeri, takut, panas, tidak dapat mendengar secara normal, hilang
penginderaan, penginderaan abnormal, haus, mual, perih, mau pingsan, kaku,
tidak sadar sebentar, lemah, gangguan daya ingat, pening, tulang terasa patah.

b. Gejala yang mungkin dilihat (ekspresi):


Misalnya: Cemas dan nyeri, gerakan dada abnormal, berkeringat, luka,
pendarahan dari liang tubuh, bereaksi bila disentuh, bereaksi atas ucapan,
lebam, warna kulit abnormal, kejang otot, bengkak deformitas (kelainan bentuk),
benda asing, bekas suntikan, bekas gigitan, bekas muntahan, dll.

c. Gejala yang didapatkan dari perabaan:


Misalya: lembab, suhu tubuh abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh,
pembengkakan, deformitas (perubahan bentuk ke yang buruk), ujung-ujung
tulang bergeser.

8
d. Gejala yang mungkin didengar Misalnya: napas bising atau sesak, rintihan, suara
hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan.

e. Gejala yang mungkin dicium, Misalnya: Aseton, alcohol, gas atau uap, asap atau
terbakar.

2. TINDAKAN DAN PERAWATAN LANJUTAN


Tindakan dan perawatan lanjutan ini tergantung kepada penilaian anda terhadap
kondisi korban, anda biasa:

a. Membawa korban ke tempat yang aman dan nyaman untuk beristirahat


b. Menghubungi rumah sakit atau pihak berwewenang
c. Mengatur evakuasi dan transportasi korban ke rumah sakit
d. Menghubungi keluarga korban
e. Mengijinkan korban pulang

3. PERTOLONGAN DAN PERAWATAN KORBAN

A. KELAINAN JALAN NAPAS DAN PERNAPASAN

1. Tersendak
Gejala :
a. Kesulitan bicara dan bernapas (biasa henti napas)
b. Kulit biru (sianosis) dan biasanya memegang leher
Tujuan : Mengeluarkan benda yang menyumbat dan memulihkan
pernapasan.

Tindakan :
# Pada orang dewasa
a. Korban ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
b. Bungkukkan badan dan pukul punggung
c. Bila tidak berhasil lakukan hentakan perut
d. Bila tidak berhasil kombinasikan antara keduannya

# Pada korban anak-anak dan bayi dilakukan pukulan punggung saja jika tidak
berhasil lakukan RJP.

2. Tenggelam

9
Tujuan : Mencegah dan mengatasi kekurangan oksigen di dalam darah

Tindakan :
a. Ketika mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari badan, ini
bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
b. Baringkan korban pada tempat yang hangat (atasi Hipothermia) dan siap-
siap untuk RJP

3. Menghirup gas
Tujuan : Memulihkan pernapasan

Tindakan :
a. Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ketempat yang berudara segar
b. Berikan oksigen bila ada
c. Tetapkan bersama korban, periksa napas, nadi, dan tingkat reaksinya setiap
10 menit.

4. Asthma
yaitu penyempitan/ gangguan saluran pernafasan.

Gejala :
a. Sesak napas, ditandai fase ekspirasi yang memanjang
b. Suara mencicit ketika menghirup napas
c. Tegang dan cepat, korban susah diajak bicara, banyak berbisik
d. Kulit membiru (sianosis)
e. Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
f. Pada serangan berat usaha untuk bernapas dapat menyebabkan kelelahan
hebat

5. Otot bantu napas di leher terlihat menonjol


Tujuan : Melegakan pernapasan

Tindakan :

a. Tenangkan korban
b. Dudukkan pasien bersandar ke depan dengan posisi duduk dan istirahat
sambil berpegangan. Pastikan pasien cukup mendapat udara segar
c. Suruh pasien untuk mengatur napasnya

10
d. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
e. Bila pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya / meminumnya

B. GANGGUAN SIRKULASI

1. Shock

Gejala :

a. Lemah dan pening


b. Mual dan mungkin muntah dan haus
c. Napas cepat dan dangkal
d. Nadi cepat dan tidak teratur

Tujuan :

a. Mengenali tanda-tanda shock


b. Menangani penyebabnya bila jelas
c. Memperbaiki suplai darah ke otak, jantung ydan paru-paru

Tindakan :

a. Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat anda tangani


b. Pasien dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih rendah
c. Kaki ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda menduga ada
patah tulang
d. Longgarkan pakaian yang mengikat agar tekanan pada keher,
dada, dan punggang berkurang
e. Pasien diselimuti agar tidak kedinginan
f. Periksa dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit

11
2. Pingsan

yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,


lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh), hiploglikemia, animea

Gejala :

a. Perasaan limbung
b. Menguap berlebihan
c. Pandangan berkunang-kunang
d. Telinga berdenging
e. Nafas tidak teratur
f. Muka pucat
g. Biji mata melebar
h. Lemas
i. Keringat dingin
j. Tak respon (beberapa menit)
k. Denyut nadi lambat

Tujuan :

Memperbaiki aliran darah ke otak, menenangkan dan menyamakan


korban setelah sadar

Tindakan :

a. Pasien dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan ditopang


b. Baringkan korban dalam posisi terlentang
c. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
d. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang
menghambat pernafasan
e. Beri udara segar
f. Periksa kemungkinan cedera lain
g. Selimuti korban
h. Korban diistirahatkan beberapa saat
i. Bila tak segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke
instansi kesehatan

12
3. Luka

yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba


karena kekerasan/injury.

Jenis-jenis luka :

a. Luka sayat
b. Laserasi (Luka robek)
c. Abrasi (luka lecet)
d. Kontusi (Memar)
e. Luka tembus
f. Luka tembak

Tindakan :

a. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)


b. Tutup luka dengan kasa steril/plester
c. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
d. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:

a. Anda harus memperhatikan dan mengecek apakah ada benda asing


pada luka, bila ada: Keluarkan tanpa menyinggung luka Kasa / balut
steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu) Evakuasi korban ke
pusat kesehatan
b. Bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika di buang maka luka akan
berdarah lagi.

4. Pendarahan

yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan
waktu apa saja.Jenis-jenis Pendarahan :

a. Pendarahan arteri
b. Pendarahan vena
c. Pendarahan Kaliper

13
Prinsip dasar pertolongan pada pendarahan adalah tekan, tinggikan,
tinggikan, tekan pembuluh darah dan tenangkan korban serta balut bila
perlu (5T), kita juga bisa meneteskan betadine pada bagian yang luka
supaya darah terhenti dan tidak terinfeksi

5. Pendarahan Luar Yang Hebat

Tujuan :

a. Mengatasi pendarahan
b. Mengatasi shock
c. Mengurangi resiko infeksi

Tindakan :

a. Pakaian dilepas atau digulung supaya luka terlihat


b. Tekan luka secara langsung dengan jari atau telapak tangan anda,
sebaiknya dengan perban steril atau bantalan kain bersih
c. Anggota tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas jantung, ditopang
dan dipegangi secara hati-hati kalau ada patah tulang
d. Baringkan korban agar aliran darah ke daerah luka lebih lambat untuk
mencegah infeksi
e. Biarkan bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan perban steril.
Balut dengan ketat tapi jangan terlalu keras agar tidak menghambat
sirkulasi.
f. Bagian yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.

6. Pendarahan Dalam
Tujuan :
Mengatasi pendarahan dan mengatasi shock

Tindakan :
a. Korban dibaringkan telentang, kaki ditinggikan dan ditopang
b. korban diselimuti aga5r tidak kedinginan. Periksa dan catat pernapasan,
nadi dan reaksinya setiap 10 menit
c. Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari ling tubuh. Bila
mungkin, kirim sampelnya ke rumah sakit bersama korban.

14
7. Mimisan
yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu
ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin/kelelahan/benturan).

Gejala :

a. Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri


b. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat
oleh darah
c. Kadang disertai pusing

Tindakan :

a. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman


b. Tenangkan korban
c. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
d. Diminta bernafas lewat mulut
e. Bersihkan hidung luar dari darah
f. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan
Pertama

8. Lemah jantung
yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung
terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung. Ingat!!! Tidak
semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena
gangguan pencernaan, stress, dan tegang.

Gejala :
a. Nyeri di dada
b. Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit
membungkuk
c. Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
d. Denyut nadi tak teraba/lemah
e. Gangguan nafas
f. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
g. Kepala terasa ringan
h. Lemas
i. Kulit berubah pucat/kebiruan

15
j. Keringat berlebihan

Tindakan :

a. Tenangkan korban
b. Istirahatkan
c. Posisi duduk
d. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
e. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada
badan
f. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
g. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

9. Luka Bakar

yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda


yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang
bersifat membakar)

Tujuan :

a. Menghentikan proses terbakar dan meredakan nyeri


b. Melakukan resusitasi bila perlu
c. Menengani cedera yang ikut terjadi
d. Mengurangi resiko infeksi

Tindakan :

a. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen


b. Perhatikan keadaan umum penderita
c. Pasien dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan menyetuh
tanah
d. Luka disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
e. Sementara mendinginkan luka, periksa jalan napas, pernapasan
dan nadi. Siap-siap melakukan resusitasi jika perlu.
f. Lepaskan cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan pakain yang
bekas terbakar secara hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau
melekat pada luka, pakaian tidak perlu di lepas.

16
g. Luka dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya (luka pada
wajah tidak perlu ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air
untuk meredakan nyeri)
h. Untuk mencegah terjadinya infeksi: Luka ditutup dengan perban
atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
Penderita dikerudungi kain putih Luka jangan diberi zat yang tak
larut dalam air seperti mentega, kecap dll
i. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam
sampai 48 jam pertama
j. Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
k. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya
dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa
dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat
selama perjalanan.
l. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus
lebih tinggi dari tubuh.

C. GANGGUAN KESADARAN

1. Gangguan kesadaran karena terhambat jalan napas dll

Tujuan :
a. Mempertahankan agar jalan napas tetap terbuka
b. Menilai dan mencatat tingkat reaksi
c. Menangani cedera yang menyertai

Tindakan :

a. Buka jalan napas, periksa nadi dan napasnya siap-siap resusitasi


b. Atasi pendarahan luar yang berat maupun patah tulang, jangan
melangkahi korban yang yang tidak sadar
c. Cari cedera atau kelainan yang tidak jelas, cium bau pernapasan
d. Baringkan korban dalam posisi pemulihan

2. Histeria
yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling)
oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.

17
Gejala :

a. Seolah-olah hilang kesadaran


b. Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
c. Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas

Tindakan :
a. Tenangkan korban
b. Pisahkan dari keramaian
c. Letakkan di tempat yang tenang
d. Awasi

D. PENGARUH PANAS DAN DINGIN

1. Hipotermia
Hipotermia merupakan suatu kedaan dimana korban dalam keadaan
dingin atau suhu badan korban meknurun karena lingkungan yang dingin.

Gejala :

a. Menggigil atau gemetar


b. Kulit dingin, pucat dan kering, kulit terasa dingin seperti marmer
c. Apatis, konfusi atau perilaku yang tidak masuk akal, sering menjadi
agresif
d. Mengantuk
e. Gangguan kesadaran
f. Pernapasan dangkal, cepat dan nadi lambat
g. Pada kasus yang eksterna henti jantung
h. Pandangan terganggu.
i. Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat

Tujuan :

Mencegah agar panas yang hilang tidak bertambah dan menghangatkan


badan

Tindakan :

a. Bawa korban ketempat hangat

18
b. Korban dibaringkan dan diselimuti
c. Jaga jalan nafas tetap lancer
d. Korban yang sadar di beri minuman hangat, sup atau makan yang
berenergi tinggi seperti coklat dll
e. Jaga korban agar tetap sadar
f. Kalu anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau masih bayi,
panggil dokter
g. Jika korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan napasnya, serta
melakukan resusitasi jika perlu

2. Kelelahan akibat kepanasan

Gejala :

a. Sakit kepala, pening dan konfusi


b. Tidak ada nafsu makan dan mual
c. Berkeringat, kulit pucat dan lembap
d. Kejang pada kaki atau tangan dan perut
e. Denyut nadi cepat kemudian lemah.

Tujuan : Memindahkan korban ke tempat yang sejuk, mengganti kehilangan


garam dan cairan

Tindakan :

a. Baringkan korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan ydan ditopang


b. Kalau korban sadar, berikan minuman cairan yang memiliki kandungan
garam rendah (1 sendok garam per liter air) sebanyak munugkin.
c. kalau korban segera pulih kembali, sarankan agar berobat ke dokter
d. Jika korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam posisi pemulihan,
minta bantuan. Periksa dan catat nadi dan pernapasan serta tingkat
reaksinya setiap 10 menit.

19
3. Dehidrasi

yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini
terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk.
Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca).
Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan
cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang
terlalu berlebihan.

Gejala :

a. Dehidrasi ringan
Defisit cairan 5% dari berat badan, penderita merasa haus, denyut
nadi lebih dari 90x/menit
b. Dehidrasi sedang Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
Denyut Nadi lebih dari 90x/menit Nadi lemah Penderita merasa
sangat haus
c. Dehidrasi berat defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
Hipotensi, mata cekung Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
Kejang-kejang.

Tindakan :

a. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock


b. Mengganti elektrolit yang lemah
c. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
d. Memberantas penyebabnya
e. Rutinlah minum jangan tunggu haus

E. CEDERA PADA PATAH TULANG, SENDI DAN OTOT

Jenis cedera :

1. Fraktur
2. Dislokasi
3. Cedera jaringan lunak
4. Tindakan umum pada tulang

20
Gejala Umum :

1. Kesulitan untuk menggerakkan bagian yang cedera atau tidak bisa di


gerakan sama sekali
2. Nyeri paha atau di dekat tempat cedera dan diperberat oleh gerakan.
Nyeri yang hebat dan menyakitkan sering menunjukkan suatu dislokasi,
nyeri dan lunak di atas tulang kalau disentuh merupakan gejala dari
fraktur
3. Perubahan bentuk, memar dan bengkak
4. Gejala-gejala shock kalau patah tulang paha, lengkungan iga dan atau
panggul

Tujuan :

Mencegah gerakan dari bagian yang sakit, mencegah bengkak dan nyeri
dan mencari bantuan medis

Tindakan Umum:

1. Katakan pada korban supaya tenang. Bagian yang sakit distabilkan dan
ditopang dengan tangan sampai dimobilisasi
2. Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan
bagian tubuh yang sehat. Jika anda menduga ada dislokasi jangan
mencoba mengembalikan tulang-tulang ke dalam rongga sendi
3. Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang
cedera ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.

1. Patah Tulang/fraktur

yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian

Gejala :

a. Perubahan bentuk
b. Nyeri bila ditekan dan kaku
c. Bengkak
d. Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
e. Ada memar (jika tertutup)

21
f. Terjadi pendarahan (jika terbuka)

Tindakan :

1. Bagian yang sakit di topang dengan tangan


2. Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan
bagian tubuh yang sehat
3. Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera
ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.

2. Patah tulang tertutup


Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat),
Sensasi (respon nyeri), Sirkulasi (peredaran darah)

Tindakan :
a. Ukur bidai (Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai) disisi yang sehat
b. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
c. Pasang bantalan didaerah patah tulang
d. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
e. Ikat bidai
f. Periksa GSS (Gerakan, Sensasi (respon nyeri) dan Sirkulasi (peredaran
darah)

3. Untuk patah tulang terbuka

Tindakan :
a. Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
b. Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
c. Ikat dengan ikatan V
d. Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup

4. Kram
yaitu otot yang mengejang/kontraksi berleb ihan.

Gejala :
a. Nyeri pada otot
b. Kadang disertai bengkak

22
Tindakan :

a. Istirahatkan penderita
b. Posisikan penderita pada posisi yang nyaman
c. Relaksasi
d. Pijatlah penderita pada arah berlawanan dengan kontraksi

5. Memar
yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala :

a. Warna kebiruan/merah pada kulit


b. Nyeri jika di tekan
c. Kadang disertai bengkak

Tindakan :

a. Kompres penderita dengan air dingin


b. Balut dan tekanlah pada bagian yang memar
c. Tinggikan bagian luka

6. Keseleo
yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Gejala :

a. Bengkak
b. Nyeri bila tekan
c. Kebiruan/merah pada derah luka
d. Sendi terkuncingan
e. Ada perubahan bentuk pada sendi

Tindakan :

a. Korban diposisikan nyaman


b. Kompres es/dingin
c. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
d. Tinggikan bagian tubuh yang luka

23
F. CEDERA JARINGAN RINGAN

Tujuan : Mengurangi bengkak dan nyeri, kemudian mencari bantuan medis


bila perlu.

Tindakan :
1. Istirahatkan, stabilkan dan topang bagian bagian yang cedera dalam posisi
yang nyaman bagi korban
2. Bila cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan) bagian tersebut dengan
es yanig dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
3. Seputar bagian yang cedera ditekan sedikit dengan gumpalan kapas atau
busa yang tebal, eratkan dengan balutan
4. Bagian yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya aliran darah ke
tempat itu berkurang dan untuk mengurangi memar
5. Minta bantuan bila perlu.

G. KERACUNAN MAKANAN ATAU MINUMAN

Keracunan yanug dialami oleh penderita akibat makanan atau minuman yang
mengandung racun.

Gejala :
1. Mual, muntah
2. Keringat dingin
3. Wajah pucat/kebiruan
4. Pusing
5. Kejang-kejang seluruh badan
6. Kadang-kadang mencret
7. Kalau terlalu berat bisa pingsang

Tindakan :

1. Bawa korban ke tempat yang teduh dan segar


2. Jika korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu terbuka dan amati
pernapasan dan sirkulasinya
3. Cegah c edera lebih lanjut

24
4. Untuk racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah karena
bisa membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit
kalau ada
5. Untuk racun yang terhirup, Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ke
tempat yang udaranya segar
6. Untuk racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang masih ada pada kulit
di bilas dengan air megalir.
7. Istirahatkan
8. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik.

Catatan : Apabila anda menginginkan korban muntah, Tindakan yang harus


dilakukan adalah mencampur satu sendok garam dengan air panas Atau
dengan sepotong sabun yang dikocok dengan segelas air panas. Jika racun
sudah leluar beri minum segelas susu untuk melepaskan jaringan-jaringan
yang rusak.

H. BENDA ASING

Tindakan :

1. Tentukan apakah mungkin atau bijaksana apabila berusaha


mengeluarkan benda tersebut. Ada benda yang tidak boleh dan tidak
dapat dikeluarkan oleh penolong. Apabila tidak dapat dikeluarkan
mintalah bantuan medis
2. Jika benda tersebut dapat di keluarkan maka yang terpenting adalah
tenangkan korban dan kurangi serta perhatikan resiko pendarahan dan
terinfeksi.

I. PUSING/VERTIGO/NYERI KEPALA
yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan
kesehatan dll.

Gejala :

1. Kepala terasa nyeri/ berdenyut


2. Kehilangan keseimbangan tubuh
3. Lemas

25
Tindakan :

1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. beri obat bila perlu
4. Tangani sesuai penyebab

J. MAAG/MUAL
yaitu gangguan lambung/ saluran pencernaan.

Gejala :

1. Perut terasa nyeri/mual


2. Berkeringat dingin
3. Lemas

Tindakan :

1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi


korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan beri makan terlalu cepat

K. GIGITAN BINATANG

Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang


tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis
yaitu yang berbisa (beracun) dan yang tidak berbisa (tidak beracun). Pada
umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar dari pada luka biasa.
Oleh karena itu yang harus kita lakukan untuk menolong korban di gigit binatang
adalah:

1. Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit


antiseptic
2. Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

26
1. Gigitan Ular

Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita atau korban
tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan
ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular
terbagi menjadi 3, yaitu:

a. Hematotoksin (keracunan dalam)


b. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
c. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)

Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan,


penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap
penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-
rata penderita biasanya takut mati. Oleh karena itu kita harus cepat
mengambil bertindak:

a. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih


rendah dari jantung.
b. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
c. Cegah penyebaran bisa penderita dari daerah gigitan
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk
membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi
aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30
detik Letakkan daerah gigitan dari tubuh Berikan kompres es, Usahakan
penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk
menghilangkan rasa nyeri
d. Perawatan luka Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04,
yodium atau benda panas Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan
kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan
melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak
berbahaya bila ditelan selama tidak ada luka di mulut.
e. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
f. Perbaikan sirkulasi darah Kopi pahit pekat Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
g. Obat-obatan lain Ats Toksoid tetanus 1 ml Antibiotic misalnya: PS 4:1

27
2. Gigitan Lipan

Ciri-ciri :

a. Ada sepasang luka bekas gigitan


b. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang
dengan sendirinya setelah 4-5 jam

Tindakan :

a. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptic


b. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedic

3. Gigitan Lintah dan Pacet

Ciri-ciri : Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Tindakan :

a. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam


b. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep
anti gatal

4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah,


dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat
memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.

Catatan:

a. Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi


jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak
memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu
dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
b. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam
inggris

28
D. Latihan

Cobalah amati berbagai macam kegiatan atau pekerjaan baik yang ada di bengkel
sekolah, berolah raga disekolah atau tempat kerja yang lain, perkirakan kecelakaan apa
yang bisa terjadi pada kegiatan tersebut kemudian cobalah mempraktikan bagaimana
langkah-langkah memberikan pertolongan pertamanya !

29
BAB III
PENUTUP

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal berarti telah
menguasai kompetensi lanjut Memahami Penggunaan Alat-alat P3K Untuk Penanganan
kecelakaan kerja dan SOP penanganan kecelakaan kerja dan berhak mendapatkan
sertifikat kompetensi Memahami Penggunaan Alat-alat P3K Untuk Penanganan
kecelakaan kerja dan SOP penanganan kecelakaan kerja Sebaliknya apabila tidak lulus,
maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil
modul berikutnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Rina Verina Cho, 2015, 99 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (Soft Cover), Pustaka
Cerdas

Agus Salim, 2007, Panduan Praktis Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
/NUA, Cet 1, Nuansa Cendekia

31
32
MODUL
BAHASA PEMROGRAMAN C LANGUANGE
ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii


GLOSSARY/ PERISTILAHAN........................................................................................ iv
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB I PENGENALAN ..................................................................................................... 4
BAB II OPERATOR DAN UNGKAPAN .......................................................................... 12
MODUL III OPERASI DASAR MASUKAN DAN KELUARAN ....................................... 22
MODUL IV PERNYATAAN DASAR ............................................................................... 33
MODUL V FUNGSI......................................................................................................... 49
MODUL VI MENGENAL ARRAY .................................................................................. 65
MODUL VII DASAR STRING ......................................................................................... 70
MODUL VIII MENGENAL POINTER.............................................................................. 76
BAB IX STRUKTUR, ENUM, UNION, BIT-FIELD DAN TYPEDEF ............................... 81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 89

iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY

Compiler : Penterjemah

Void : kosong

Binnary : system penomoran dua digit 0dan 1

Relasi : Hubungan

Cout : Syntak untuk menampilkan hasil pada layar

Cin : Syntak untuk menginputkan data oleh user

Puts : Menampilkan data string ke layar

Printf : Menampilkan data

iv
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul Sisipan Modul Teknik Pemrograman bahas C merupakan modul praktikum
yang membahas tentang Memahami Bahasa Pemrograman Bahasa C, Membuat
Program Aplikasi Sederhana Menggunakan Bahasa Pemrograman Bahasa C,
Menerapkan program aplikasi dengan bahasa pemrograman Bahasa C untuk
keperluan input/output pada port USB/serial pada Komputer. Modul tersebut
digunakan sebagai sumber belajar (learning resources) dalam kegiatan pembelajaran
tatap muka.

Ruang lingkupnya antara lain meliputi:

Modul sisipan Teknik Pemrograman Bahasa C ini terdiri dari 4 kegiatan belajar, yang

mencakup :

1. Penjelasan bahasa pemrograman Bahasa C

2. Membuat program aplikasi sederhana dengan bahasa pemrograman Bahasa

C, Evaluasi 2, Latihan praktikum 1, Tugas praktikum 1

3. Menerapkan program aplikasi dengan bahasa pemrograman Bahasa C untuk

keperluan input/output pada port USB/serial pada komputer, Evaluasi 3,

Latihan praktikum 2, Tugas praktikum 2.

Modul ini mempunyai keterikatan erat dengan modul lain, terutama modul-modul

yang membahas Teknik Elektronika Dasar dan Teknik Kerja Bengkel, Teknik

Mikroprosesor, Teknik Listrik, Teknik Simulasi Digital. Salah satu modul yang terkait

adalah modul Teknik Mikroprosesor dan Teknik Simulasi Digital

B. Prasyarat
Modul ini akan lebih mudah diselesaikan oleh peserta diklat yang sudah menguasai
kompetensi :
1. Peserta didik telah memahami dan mampu menerapkan Teknik Kerja Bengkel
2. Peserta didik telah memahami dan mampu menerapkan Teknik Elektronika
Dasar
3. Peserta didik telah memahami dan mampu menerapkan Teknik Simulasi Digital
4. Peserta didik telah memahami dan mampu Memprogram Mikroprosesor

1
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Perhatikan Dengan seksama tujuan modul, jangan sampai mengerjakan
lembar kerja tanpa mengetahui tujuan modul
2) Prasyarat yang dipersyaratkan sudah dipenuhi, jika prasyarat diabaikan akan
banyak masalah yang muncul.
3) Pahami lembar informasi, cari kata-kata yang sulit pada peristilahan.
4) Kerjakan lembar kerja dengan tepat.

2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktor pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.

D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini, peserta diklat diharapkan dapat merencanakan dan memprogram dengan

2
bahasa pemrograman C serta mampu mengaplikasikan sebagai rangkaian
pengendali dengan benar.

E. Kompetensi
Modul ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan tingkat dasar yang diperlukan di
dalam
Menguasai
No. Kriteria Penguasaan Standar Kompetensi
Ya Tidak
1. Memahami Teknik Kerja Bengkel
2. Menguasai Teknik Elektronika Dasar
3. Memahami Pemrograman Mikroprosesor
4. Menguasai Teknik Simulasi Digital

3
BAB II
PENGENALAN

A. Pengenalan C++
Berbicara tentang C++ tak lepas dari C, sebagai bahasa pendahulunya. C
adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada antara bahasa beraras
rendah (bahasa yang berorientasi pada mesin) dan bahasa beraras tinggi (bahasa
yang berorientasi pada manusia). Seperti diketahui bahasa tingkat tinggi mempunyai
kompatibilitas yang tinggi antar platform.
Tujuan utama pembuatan C++ adalah untuk meningkatkan produktivitas
perogram dalam membuat aplikasi. C++ dapat mengurangi kekompleksitasan,
terutam pada program yang besar yang terdiri dari 10.000 baris atau lebih.
B. Pengenalan Program C++
Program C++ dapat ditulis menggunakan sembarang editor teks, seperti EDIT
(milik DOS), WordStar, SideKick, ataupun menggunakan editor bawaan dari
kompiler. Program C++ biasa ditulis dengan nama ektensi .CPP (dari kata C Plus
Plus). Agar program bisa dijalankan (dieksekusi), program harus dikompilasi terlebih
dahulu dengan menggunakan kompiler C++.
Untuk praktikum ini kita menggunakan Borland C++ versi 4.45 sebagai editor
sekaligus sebagai kompiler.

1. Contoh Program C++


Sebuah contoh program C++ yang sangat sederhana dapat anda lihat
dibawah ini :
Program 1.1
#include <iostream.h>
void main()
{cout << Hai, Selamat belajar C++ \n;}
Anda dapat menyimpan program diatas dengan nama prak1.cpp. Jika
program dikompilasi dan dieksekusi, maka hasilnya berupa tulisan pada layar :
Hai, Selamat belajar C++

Penjelasan program program diatas dapat dilihat pada beberapa subbab berikut.
1.1. Funsi Main()

4
Fungsi adalah salah satu dasar penyusunan blok pada C++. Sebuah
program C++ minimal mengandung sebuah fungsi, yaitu fungsi main(). Fungsi ini
menjadi awal dan akhir eksekusi program C++. Sedangkan Tubuh fungsi dimulai dari
tanda { hingga tanda }. Lebih spesifik lagi, semua yang terletak didalam tanda { }
disebut blok.
Tanda () digunakan untuk mengapit argumen fungsi, yaitu nilai yang akan
dilewatkan ke fungsi. Pada fungsi main() seperti pada contoh, tidak ada argumen
yang diberikan. Oleh karena itu tidak ada entri di dalam ().
Kata void yang mendahului main() dipakai untuk menyatakan bahwa funsi ini
tidak memiliki nilai balik.
1.2. Pernyatan
Baris :
cout << Hai, Selamat belajar C++ \n;
merupakan contoh sebuah pernyataan. Pada contoh diatas, pernyataan tersebut
digunakan untuk menampilkan tulisan yang terletak pada sepasang tanda petik
ganda ke layar. Dalam hal ini tulisan yang terletak pada sepasang tanda petik ganda
disebut konstanta string.
Setiap pernyataan harus diakhiri tanda titik koma (;). Kealpaan dalam
memberikan tanda ini kan menyebabkan kompiler memberikan pesan kesalahan
selama waktu komplasi.

1.3. Mengenal cout


cout disediakan oleh C++ untuk mengarahkan data ke standard output
(normalnya adaah layar).
Contoh :
cout << Hai, Selamat Belajar C++ \n;

tanda << (dua buah tanda kurang dari berurutan) merupakan sebuah operator yang
disebut operator penyisipan/peletakan. Operator ini akan mengarahkan operand
(data) yang terletak disebelah kanannya ke obyek yang terletak disebelah kiri. Pada
contoh di atas konstanta string diarahkan ke cout, yang memberikan hasil berupa
tampilan string kelayar tersebut.
Didalam string terdapat tanda \n adalah merupakan karakter pindah baris
(newline). Jadi bukan tanda \ dan n itulah sebabnya tulisan :

5
Hai, Selamat Belajar C++

Ditampilkan pada layar dan diikuti dengan pindah baris.


1.4. #include <iostream.h>
Baris :
#include <iostream.h>
bukan suatu penyataan. Itulah sebabnya tidak ada tanda titik koma yang diperlukan.
Baris tersebut menginstruksikan kepada kompiler untuk menyisipkan file lain (pada
contoh diatas adalah iostream.h) saat program dikompilasi. Baris #include
<isotream.h> perlu diikut sertakan pada program yanmg melibatkan cout.
1.5. clrscr() untuk menghapus layar
Perintah ini biasa dilibatkan dalam program untuk membersihkan layar.
Apabila penyataan clrscr() digunakan maka #include <conio.h> perlu disertakan
pada program. Contoh :
Program 1.2 :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
cout << Hai, Selamat belajar C++ \n;
}

1.6. Gaya Penulisan Program


C++ memberikan keleluasaan kepada pemrogram dalam menuliskan bentuk
atau gaya program. Misal pada program 1.2 daituliskan seperti berikut :
Program 1.3 :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main() { clrscr(); cout
<< Hai, Selamat belajar C++ \n
;
}

6
Penulisan diatas akan memberikan hasil yang sama dengan contoh
sebelumnya. Namun penulisan ini tidak dianjurkan. Program hendaknya ditulis
dalam bentuk yang mudah dibaca oleh siapa saja.
1.7. Komentar
Komentar merupakan bagian yang penting dalam program. Kehadirannya
sangat membantu pemrogram ataupun orang lain dalam memehami program.
Karena berupa penjelasan-penjelasan mengenai program atau bagian-bagian dari
program.

Komentar pada C++ diawalii dengan dua tanda garis miring (//). Semua
tulisan yang terletak sesudah tanda (//) hingga akhir batas dengan sendirinya akan
diperlakukan sebagai keterangan.
Sebuah contoh program yang mengginakan komentar :
Program 1.4 :
#include <iostream.h> // menyertakan file iostream.h
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr(); // Hapus Layar
cout << Hai, Selamat belajar C++ \n;
}

2. Elemen Dasar C++


2.1. Himpunan Karakter
Himpunan karakter pada C++ terdiri dari huruf, digit maupun simbol-simbol
lainnya (termasuk spasi, karakter kontrol).
Huruf
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Digit
0123456789
Simbol dan Lain-lain
_ - + * dan sebagainya

7
2.2. Pengenal (Identifier)
Pengenal adalah suatu nama yang biasa dipakai dalam pemrograman untuk
menyatakan :
- Variabel - Fungsi
- Konstata bernama - Label
- Tipe data - Obyek
Serta hal-hal lain yang dideklarasikan atau didefinisikan oleh pemrogram.
Penamaan Pengenal
Suatu pengenal berupa satu atau beberapa karakter :
- Huruf - Garis bawah ( _ )
- Digit
Dan berawalan dengan huruf atau garis bawah. Disarankan agar pemberian
nama pengenal menggunakan kata yang berarti dan mudah dibaca.
Huruf Kecil dan kapital Berbeda
Pada C++, huruf kecil dan huruf kapital pada suatu pengenal dianggap
berbeda. sifat ini dikenal dengan istilah case sensitive. Sebab itu pengeanal
NAMA, Nama dan nama menyatakan tiga pengenal yang berbeda.
2.3. Kata Kunci
Kata kunci (keyword) adalah pengenal sistim yang mempunyai makna
khusus bagi kompiler. Kata kunci tidak dapat dirubah. Karena itu kata kunci tidak
dapat digunakan sebagai pengenal.
2.4. Tipa Data
Tipe data dasar pada C++ meliputi :
- char - float - long
- int - double
- short - long double
Tipe data yang berhubungan dengan bilangan bulat adalah char, int, short dan
long. Sedangkan lainya berhubungan dengan bilangan pecahan.

8
2.5. Variabel dan Konstanta
Data pada C++ tersusun dari :
- Variabel - Konstanta
Variabel digunakan dalam program untuk menyimpan suatu nilai, nilai yang ada
padanya dapat diubah selama eksekusi program berlangsung.
Mendeklarasikan dan Mendefinisikan Variabel
Variabel yang akan digunakan dalam program haruslah dideklarasikan
terlebih dahulu. Pengertian deklarasi disini berarti mengenalkan sebuah pengenal ke
program dan menentukan jenis data yang disimpam didalamnya.
Bentuk pendefinisian variabel :
tipe daftar_variabel

Menentukan Tipe Variabel


Jika variabel hendak dipakai untuk menyimpan data bilangan bulat saja,
maka pilihannya adalah tipe bilangan bulat ( seperti int , long). Jika variabel hendak
dipakai untuk data bilangan pecahan, maka variabel harus didefinisikan bertipe
bilangan pecahan (seperti float).
Memberikan Nilai ke Variabel
Bentuk pernyataan yang digunakan untuk memberikan nilai ke variabel yang
telah dideklarasikanatau didefinisikan :
variabel = nilai

Pernyataan diatas sering disebut sebagai pernyataan penugasan.


Insialisai Variabel
Adakalanya dalam penulisan program, variabel langsung diberi nilai setelah
didefinisikan. Sebagai contoh :
int jumlah;
jumlah = 10;
Dua pernyataan seperti diatas sebenarnya dapat disingkat melalui pendefinisian yang
disertai penugasan nilai, sebagi berikut :
int jumlah = 10;
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------*
//* contoh 1.1 : inisialisasi variabel dengan *
//* nilai konstan *

9
//*--------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int jumlah = 10; // inisialisasi
float harga_per_unit = 17.5; // inisialisasi
clrscr();
cout << Isi Jumlah =
<< jumlah << \n;
cout << Isi harga per per unit =
<< harga_per_unit << \n;
Isi Jumlah = 10
} Isi harga per unit = 17.5
Hasil eksekusi :

Pemberian inisialisasi terhadap suatu variabel dengan menggunakan ungkapan juga


dapat diperkenenkan. Sebagai contoh :
float duaphi = 2 * 3.14;
Contoh Program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 1.2 : Contoh Inisialisasi variabel dengan *
//* suatu ungkapan *
//*----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
float dupahi = 2 * 3.14; //inisialisasi dengan ungkapan

clrscr();
cout << Isi duaphi = << duaphi << \n;

10
}

Hasil ekseskusi : Isi duaphi = 6.28

Pendefinisian dapat pula dilakukan dimana saja, seperti :


int i = 10;
cout << Nilai i = << i << \n;
int j = 77;
cout << Nilai j = << j << \n;

Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 1.3 : Pendefiniasian variabel dimana saja *
//*-------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int i = 10; // pendefinisian dan inisialisasi
clrscr();
cout << Nilai i = << i << \n;
int j = 77;
cout << Nilai j = << j << \n;
}

Nilai i = 10
Hasil Eksekusi :
Nilai j = 77

Tugas Minggu I :
Buatlah sebuah program untuk menampilkan sebuah kalimat sebagai berikut :
SMK NEGERI 1 BANCAK SEMARANG
Jurusan Teknik ELEKTRONIKA AUDIO VIDEO
(Simpanlah program dengan nama Tugas1.cpp)

11
BAB II OPERATOR DAN UNGKAPAN

2.1. Pengantar Operator dan Ungkapan


Operator merupakan simbol yang biasa dilibatkan dalam program untuk
melakukan suatu operasi atau manipulasi. Sebagaian operator C++ tergolong
sebagai operator binary, yaitu operator yang dikenakan terhadap dua buah nilai
(operand).
Contoh :
a+b
simbol + merupakan operand untuk melakukan penjumlahan dari a dan b.
Karena operator penjumlahan melibatkan dua operand, operator penjumlahan
tergolong sebagai operator binary.
Contoh lain :
-c
simbol (minus) merupakan unary, karena hanya memiliki sebauh operand (yaitu
c pada contoh diatas).
Ungkapan (ekspresi) dalam C++ dapat berupa :
- Pengenal
- Konstanta
- Diantara kombinasi elemen diatas denan operator
Contoh ungkapan :
3+2-1
Pada ungkapan diatas, 3,2 dan 1 merupakan operand dan simbol + serta
adalah operator. Nilai ungkapan sendiri adalah hasil penjumlahan 3 dan 2, dikurangi
1.
2.2. Operator Aritmatika
Operator untuk aritmatika yang tergolong sebagai operator binary. Contoh
penggunan operator aritmatikamisalnya untuk memperoleh nilai diskriminan
darisuatu persamaan kuadrat.
d = b2 4ac
untuk mengimplementasikan contoh diatas adalah seperti berikut :
d=b*b4*a*c;
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* contoh 2.1 : Contoh pemakaian operator *

12
//* Aritmatika *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>

void main()
{
int a, b, c, d;
clrscr();
a = 5;
b = 600;
c = 5;

d = b * b 4 * a * c;
cout << d = << d << \n;
}

d = 32220
Hasil eksekusi :

Operator aritmatika mempunyai prioritas pengerjaan. Prioritas yang tinggi


akan diuatamakan dalam hal pengerjaan dibandingkan dengan operator yang
memiliki prioritas yang lebih rendah. Urutan prioritas dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :

Operator Prioritas
+ -- (Khusus yang berkedudukan Tertinggi
sebagai awalan)
- ( Unary Minus )
* / %
+ - Terendah
Jika operator memiliki prioritas yang sama, operator sebelah kiri akan
diutamakan untuk dikerjakan terlebih dahulu.

13
Tanda kurung biasa digunakan untuk merubah urutan pengerjaan. Misalnya
: x = ( 2 + 3) * 2 ;
akan memeberikan nilai 10 ke x, sebab 2 + 3 dikerjakan terlebih dahulu dan hasilnya
baru dikalikan dengan 2.
Contoh program :
//*---------------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.2 : Penggunaan kurung untuk mengatur *
//* prioritas pengerjaan terhadap suatu *
//* operasi *
//*---------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr()
int x ;
x=2+3*2;
cout << x = << x << \n;
x = (2 + 3) * 2 ;
cout << x = << x << \n;
}

8
Hasil eksekusi : 12

2.2. Operator Sisa Pembagian


Operator sisa pembagian (operator modulus) yang berupa %. Operator ini
diterapkan pada operand bertipe integer. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut :
7%21 Sisa pembagian bilangan 7 dengan 2 adalah 1
6%20 Sisa pembagian bilangan 6 dengan 2 adalah 0
8%32 Sisa pembagian bilangan 8 dengan 3 adalah 2

Contoh program :

14
//*----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.3 : Melihat sisi pembagian dengan *
//* menggunakan operator %. *
//*----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>

void main()
{
clrscr();
cout << 5 % 7 << \n; //sisa 5 5
6
cout << 6 % 7 << \n; //sisa 6 0
1
2
cout << 7 % 7 << \n; //sisa 0
cout << 8 % 7 << \n; //sisa 1
cout << 9 % 7 << \n; //sisa 2
}
Hasil eksekusi :
Kegunaan operator % diantaranya bisa dipakai untuk menentukan suatu bilangan
bulat termasuk ganjil atau genap.
2.3. Operator Penurunan dan Penaikan
Kedua operator ini digunakan pada operand bertipe bilangan bulat. Operator
penaikan digunakan untuk menaikan nilai variabel sebesar satu, sedangkan
operator penurunan dipakai untuk menurunkan nilai variabel sebesar satu. Sebagai
contoh :
x=x+1;
y=y1;
bisa ditulis menjadi :
++ x ;
-- y ;
atau :
x ++ ;
y -- ;
Panaikan dibelakang

15
Efek peletakkan tanda ++ dibelakang variabel ditunjukkan pada program
berikut :
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.4 : Pemakaian operator penaikan di *
//* belakang variabel *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int r = 10;
int s;
clrscr();
s = 10 + r++ ;
cout << r = << r << \n ;

cout << s = << s << \n ;


}
r = 11
Hasil eksekusi : s = 20

Pada contoh diatas s diisi dengan penjumlahan nilai 10 dan r. Dengan demikian s
akan bernilai 20. setelah s diisi dengan 20, nilai r baru dinaikan karena operator ++
ditulis dibelakang r. Disebut post-increment yang artinya dinaikkan dibelakang
setelah penjumlahan anatara r dan 10 dilaksanakan.
Penaikan di Depan
Efek peletakkan tanda ++ di depan variabel ditunjukkan pada program
berikut ini :
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.4 : Pemakaian operator penaikan di *
//* belakang variabel *
//*-----------------------------------------------------------*

16
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int r = 10;
int s;
clrscr();
s = 10 + ++r ;
cout << r = << r << \n ; r = 11
s = 21
cout << s = << s << \n ;
}
Hasil eksekusi :

Pada contoh ini, nilai r mula-mula dinaikan terlebih dahulu karena operator ++
ditempatkan didepan r. Disebut pre-increment kemudian nilainnya dijumlahkan
dengan 10 dan diberikan ke s. Dengan demikian s bernilai 21 dan r sama dengan
11.

2.4. Operator Majemuk


Operator majemuk digunakan untuk memendekkan penulisan operasi
penugasan semacam :
x=x+2;
y=y*4;
menjadi :
x += 2;
y *= 4;
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.5 : penggunaan operator majemuk *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{

17
int x = 2; // Mula-mula x bernilai 2
clrscr();
cout << x = << x << \n ;
x += 3 ;
cout << Setelah x += 3, x = << x << \n ;
x *= 2 ;
cout << Setelah x *= 2, x = << x << \n ;
}

Hasil eksekusi : x=2


Setelah x += 3, x = 5
Setelah x += 3, x = 5

2.5. Operator Kondisi


Operator kondisi biasa dipakai untuk mendapatkan sebuah nilai dari dua
buah kemungkinan, berdasarkan suatu kondisi. Format pemakaiannya :

ungkapan1 ? ungkapan 2 : ungkapan 3

Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.7 : Penggunaan operator kondisi untuk *
//* memperoleh bilangan terkecil *
//* diantara dua buah bilangan *
//*------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int bil1, bil2, minim;
clrscr();
bil1 = 53;
bil2 = 6;

18
minim = bil1 < bil2 ? bil1 : bil2;
Bilangan terkecil = 6
cout << Bilangan terkecil = << minim << \n;
}

Hasil eksekusi :

minim = bil1 < bil2 ? bil1 : bil2;


akan menyebabkan minim bernilai bil1 kalau ungkapan :
bil1 < bil2
bernilai benar. Untuk keadaan sebaliknya, minim akan bernilai bil2.
2.6. Ungkapan Kondisi
Ungkapan adalah ungkapan yang menjadi dasar bagi pernyataan berkondisi
(misalnya if ). Hasil ungkapan berupa 1 kalau ungkapan bernilai benar dan
ungkapan berupa 0 kalau ungkapan bernilai salah.
Oprator Relasi
Operator biasa digunakan untuk membandingkan dua buah nilai. Macam
operator relasi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Operator Keterangan
== Sama dengan (bukan penugasan)
!= Tidak sama dengan
> Lebih dari
< Kurang dari
>= Lebih dari atau sama dengan
<= Kurang dari atau sama dengan

Contoh program :
//*------------------------------------------------*
//* Contoh 2.6 : untuk menunjukkan nilai *
//* hasil ungkapan kondisi *
//*------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()

19
{
int nilai;
clrscr();
nilai = 3 > 2 ; // hasil ungkapan : benar
cout << Nilai = << nilai << endl;

nilai = 2 > 3 ; // hasil ungkapan : salah


cout << Nilai = << nilai << endl;
}

Hasil eksekusi : Nilai = 1


Nilai = 0

Agar tidak salah dalam menuliskan suatu ungkapan, pengetahuan tentang prioritas
operator perlu diketahui.
Contoh 1 :
a=b=c
pada pernyataan diatas, operator yang dilibatkan ( = ) mempunyai sifat pengerjaan
dimulai dari kanan. Berarti :
b=c
akan dikerjakan terlebih dahulu, barulah kemudian mengerjakan :
a=b
Contoh 2 : x=2*3*4;
pada pernyataan diatas, 2 * 3 akan dikerjakan terlebih dahulu, barulah kemudian
mengerjakan perkalian hasil 6 dengan 4. Adapun prioritas = lebih rendah dari *,
maka 2 * 3 * 4 dikerjakan lebih dahulu. Selanjutnya hasilnya baru diberikan ke x.

2.7. Fungsi Pustaka


Dalam melakukan operasi seperti memeperoleh akar kuadrat ataupun
memeperoleh logaritma alamiah dari suatu nilai. Pada C++ memang tidak terdapat
operator-operator yang khusus untuk melaksanakan operasi-oerasi seperti itu.
Tetapi tidak berarti C++ tidak dapat melakukan operasi itu. C++ menyediakan

20
sejumlah fungsi pustaka (library fuctions) yang dirancang untuk memenuhi solusi
dari berbagai persoalan.
Misalkan kita akan menghitung sebuah akar kuadrat, pemrogram bisa
menggunakan fungsi sqrt(). Seperti contoh program berikut :
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 2.7 : Pemakaian pustaka fungsi sqrt() *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <math.h> // Perlu disertakan untuk funsi sqrt()
void main ()
{
clrscr();
cout << Akar dari 27 = << sqrt(27) << \n;
}
Hasil eksekusi :
Akar dari 27 = 5.196152

Jika program ingin menggunakan fungsi pustaka, perlulah untuk mencatumkan


deklarasi dari funsi bersangkutan. Untuk keperluan ini program mesti menyertakan
baris :
#include <nama_file>
degan nama_file adalah nama header, yaitu file yang berakhiran .h. sebagai contoh
program diatas menyertakan #include <math.h> disebabkan file header tersebut
berisi deklarasi (prototipe) dari fungsi sqrt().
Tugas Minggu II :
1. Buatlah program untuk mghitung luas dan keliling lingkaran
2. Buatlah program untuk menentukan sisa pembagianmenggunakan operator %
(simpan program untuk no.1 -> tug21.cpp dan no.2 -> tug22.cpp)

21
MODUL III
OPERASI DASAR MASUKAN DAN KELUARAN

3.1. Cout
Dengan cout pemrogram dapat meletakkan suatu informasi ke standart
output (normalnya berupa layar). Sebagai contoh, pernyatan berikut akan
menampilkan tulisan Pilihan Anda salah dikuti dengan bunyi bel (speker) :
cout << Pilihan Anda salah !\a\n;
Untuk lebih jelasnya dapat memeperhatikan program dibawah ini :
Contoh program :
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.1 : Memperkenalkan cout dan *
//* membunyikan bel dengan *
//* karakter \a *
//*------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
void main()
{
cout << Pilihan Anda Salah ! \a;
}

3.2. Manipulator
Manipulator umumnya digunakan untuk mengatur tampilan data. Misalnya
untuk mengatur agar suatu nilai ditampilkan dengan lebar 10 karakter dan diatur rat
kanan terhadap lebar tersebut.
Manipulator endl
Manipulator endl digunakan untuk menyisipkan karakter newline. Dengan
kata lain manipulato ini identik dengan \n.
Contoh program berikut menunjukkan penggunan endl.
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.2 : Menampilkan 3 jumlah barang dan *
//* menggunakan manipulator endl *
//*-------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>

22
#include <conio.h>
void main()
{
int jumbar1 = 150;
jumbar2 = 23;
jumbar3 = 1401;
clrscr(); // Hapus layar
cout << Barang 1 = << jumbar1 << endl;
cout << Barang2 = << jumbar2 << endl;
cout << Barang3 = << jumbar3 << endl;
}

Hasil eksekusi : Barang 1 = 150


Barang 2 = 23
Barang 3 = 1401

Manipulator setw()
Manipulator setw() bermanfaat untuk mangatur lebar dari suatu tampilan
data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam program berikut :
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.3 : Manampilkan 3 buah barang dengan *

//* menggunakan manipulator setw() *


//*-------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <iomaip.h> // Untuk manipulator setw()
#include <conio.h>
void main()
{
int jumbar1 = 150;
jumbar2 = 23;
jumbar3 = 1401;

23
clrscr(); // Hapus layar
cout << Barang 1 = << setw(4) << jumbar1 << endl;
cout << Barang2 = << setw(4) << jumbar2 << endl;
cout << Barang3 = << setw(4) << jumbar3 << endl;
}
Barang 1 = 150
Barang 2 = 23
Hasil eksekusi : Barang 3 = 1401

Dengan menggunakan setw(), terlihat hasil eksekusi adalah rata kanan. Ini dapat di
bedakan dengan hasil eksekusi pada contoh 3.2 yang rata kiri.
Manipulator setfill()
Manipulator setfill() berguna untuk mengatur karakter yang dipakai
memenuhi bagian field yang ditentukan setw(), yang tidak dipakai untuk
menampilkan data.
Untuk lebih jelas dapat melihat program berikut :
Contoh program :
//*-------------------------------------------------*
//* Contoh 3.4 : Pemakaian setfill() *
//*-------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
#include <conio.h>
void main()
{
float harga = 123.45

clrscr();
cout << setw(8) << harga << endl;
cout << setfill(*) ; // Karakter pemenuh *
cout << setw(8) << harga << endl;
}

123.45
**123.45 24
Hasil eksekusi :

Pada program diatas 123.45 ditampilkan dengan lebar 8 karakter dan didahului oleh
2 karakter spasi. Apabila terdapat pernyataan setfill(*) maka 2 karakter spasi diisi
oleh karakter * .
Pemakaian setiosflag()
Manipulator setiosflag() merupakan manipulator yang dapat dipakai untuk
mengontrol sejumlah tanda format yang tercantum dalam tebel berikut :
Tanda Format Keterangan
ios::left Menyetel rata kiri terhadap lebar feeld yang
diatur melalui setw()
ios::rigth Menyetel rata kanan terhadap lebar feeld
yang diatur melalui setw()
ios::scientific Menformat keluaran dalam notasi
eksponensial
ios::fixed Menformat keluaran dalam bentuk notasi
desimal
ios::dec Menformat keluaran dalam basis 10
(desimal)
ios::oct Memformat keluaran basisi 8 (oktal)
ios::hex Memformat huruf dalam basis 16
(heksadesimal)
ios::uppercase Memformat huruf pada notasi heksadesimal
dalam bentuk huruf kapital
ios::showbase Manmpilkan awalan 0x untuk bilanagan
heksadesimal atau 0 (nol) untuk bilangan
oktal
ios::showpoint Menampilkan titik desimal pada bilangan
pecahan yang tidak memiliki bagian
pecahan
ios::showpos Untuk menampilkan tanda + pada bilangan
positif

25
Manipulator setprecision()
Apabila anda bekerja dalam bilangan pecahan, Anda juga mengatur jumah
digit pecahan yang ingin ditampilkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
manipulator setprecision(). Bentuknya :
setprecision(n)
dengan n menyatakan jumlah digit pecahan yang diinginkan.
Sebagai contoh :
cout << setprecision(2) << 123.56789 << endl;
akan menapilkan :
123.57
bagian pecahan terdiri atas dua digit sesuai dengan argumen pada setprecision().

Contoh Program :
//*-------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.5 : Menunjukkan efek manipulator *
//* setprecisoin() *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <iomanip.h>
void main()
{
float nilai = 123.45;
clrscr();
cout << setiosflags(ios::fixed);
cout << setprecision(0) << nilai << endl;123
cout << setprecision(1) << nilai << endl;123.4
123.45
cout << setprecision(2) << nilai << endl;
123.450
cout << setprecision(3) << nilai << endl;123.4500
cout << setprecision(4) << nilai << endl;123.45000
123.449997
cout << setprecision(5) << nilai << endl;123.4499969
cout << setprecision(6) << nilai << endl;
cout << setprecision(7) << nilai << endl;
}

26
Hasil eksekusi :

Contoh berikut menunjukkan hasil bila setw() dipakai tetapi ios::fixed tidak diikut
sertakan.
//*---------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.6 : Menunjukkan efek setprecision() *
//* tanpa tanda format ios::fixed *
//*---------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <iomanip.h>
void main()
{
float nilai = 123.45;
clrscr(); // Hapus layar
cout << setprecision(0) << nilai << endl;
cout << setprecision(1) << nilai << endl;
cout << setprecision(2) << nilai << endl;
cout << setprecision(3) << nilai << endl;
1e+02
cout << setprecision(4) << nilai << endl;1e+02
cout << setprecision(5) << nilai << endl;1.2e+02
123
cout << setprecision(6) << nilai << endl;
123.4
cout << setprecision(7) << nilai << endl;123.45
} 123.45
123.45

Hasil eksekusi :

3.3. cin
Obyek cin bermanfaat untuk untuk membaca data dari standart input
(normalnya adalah keyboard).
cin dengan sebuah variabel
Bentuk pernyataan cin untuk membaca data dari keyboard dan meletakkan
ke sebuah variabel variabel bernama var :
cin >> var

27
Contoh program yang menunjukkan penmakaian cin untuk membaca data
bertipe int dan float.
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.7 : Membaca data bertipe int dan *
//* float dari keyboard *
//*------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
void main ()
{
int bil_x ; // Definisi bilangan bulat
float bil_y ; // Definisi bilangan pecahan
cout << Masukkan sebuah bilangan bulat = ;
cin >> bil_x ;
cout << Masukkan sebuah bilangan pecahan = ;
cin >> bil_y;

cout << Bilangan Bulat = << bil_x << endl;


cout << Bilangan Pecahan = << bil_y << endl;
Masukkan sebuah bilangan bulat = 123
} Masukkan sebuah bilangan pecahan =
23.1
Bilangan Bulat = 123
Hasil eksekusi :
Bilangan Pecahan 23.1

Tampak bahwa bentuk perintah untuk membaca data bertipe int ataupun float sama
saja. Hal ini berlaku untuk semua jenis data dasar ( char, int, long, float ataupun
double).
Salah satu manfaat dari adanya fasilitas pemasukkan dari keyboard adalah
memungkinkan untuk membuat program yang membaca data yang berubah-ubah.
cin dengan lebih dari satu variabel
Bentuk cin dapat juga sebagai berikut :
cin >> bil_x >> bil_y ;
Pada contoh ini kedua bilangan dapat bilangan dapat dimasukkan dari
keyboard dengan pemisah berupa spasi, tab atau enter.
Contoh program :

28
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.8 : Untuk membaca data dengan lebih *
//* dari satu variabel *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
void main ()
{
int bil_x ; // Definisi bilangan bulat
float bil_y ; // Definisi bilangan pecahan
cout << Masukkan sebuah bilangan bulat dan << endl;
cout << Masukkan sebuah bilangan pecahan << endl ;
cin >> bil_x >> bil_y;

cout << Bilangan Bulat = << bil_x << endl;


cout << Bilangan Pecahan = << bil_y << endl;
}
Masukkan sebuah bilangan bulat dan
Masukkan sebuah bilangan pecahan 20 23.2
Hasil eksekusi : Bilangan Bulat = 20
Bilangan Pecahan 23.2

cin untuk membaca karakter


cin juga dapat dipakai untuk membaca sebuah karakter. Sebagai contoh :
//*------------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.9 : Membaca karakter dengan cin *
//*------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
char karakter;
clrscr();
cout << Masukkan sebuah karakter ;
cin >> karakter;

29
cout << Anda mengetik << karakter << endl;
cout << Masukkan sebuah karakter ;
cin >> karakter;
cout << Anda mengetik << karakter << endl;
}
Masukkan sebuah karakter a
Anda mengetik a
Hasil eksekusi : Masukkan sebuah karakter b
Anda mengetik b

Tampak pada contoh program diatas, untuk setiap karakter yang dimasukkan harus
diakhiri dengan enter ( ). Penekanan enter pada pemasukkan sebuah karakter
terkadang tidak dikehendaki oleh pemakai. Jika demikian, anda dapat menggunakan
fungsi getch() ataupun getche().
3.4. Fungsi getc() dan getche()
Fungsi getc() dan getche() berguna untuk membaca sebuah karakter tanpa
perlu menekan enter. Selain itu, fungsi ini juga dapat dipakai untuk membaca tombol
seperti spasi, tab ataupun enter. karakter = getch()
karakter = getche()
Bentuk pemakaiannya :

Perbedaan kedua fungsi ini adalah :


- getch() : tidak menampilkan karakter dari tombol yang ditekan
- getche() : menamilkan karakter dari tombol yang ditekan

Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.10 : Membaca karakter dengan getch() *
//*-------------------------------------------------------------*
Masukkan sebuah karakter a Tidak ditampilkan
Anda
30 mengetik a
Masukkan sebuah karakter b Tidak ditampilkan
Anda mengetik b
#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
#include <conio.h>
void main()
{
char karakter;
clrscr();
cout << Masukkan sebuah karakter ;
karakter = getch();
cout << Anda mengetik << karakter << endl;
cout << Masukkan sebuah karakter ;
karakter = getch();
cout << Anda mengetik << karakter << endl;
}

Sebuah getch() bisa pula dimanfaatkan untuk menunggu sembarang tombol


ditekan. Pada keadaan seperti ini tidak perlu diletakkan ke variabel.
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------------*
//* Contoh 3.11 : getch() untuk memebaca sembarang *
//* tombol *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h >
#include <conio.h>
void main()
{
cout << Tekanlah sembarang tombol << endl;
cout << Untuk mengakhiri program ini ;
getch();
}

Tugas Minggu III:


Buatlah program yang semua datanya dinputkan dari keyboard untuk pemasukkan
tanggal, bulan dan tahun lahir anda dimana semua dibuat rata kiri.

31
Contoh :
Saya Lahir pada
Tanggal : 28
Bulan : 11
Tahun : 1982
(simpan dengan nama tugas3.cpp)

32
MODUL IV
PERNYATAAN DASAR

4.1. Pernyataan if
Pernyataan if dapat dipakai untuk mengambil keputusan berdasarkan suatu
kondisi. Bentuk pernyataan ada dua macam :
- if
- if else
Pernyataan if sederhana
Pernyataan if paling sederhana berbentuk : if (kondisi)
pernyataan

- Kondisi digunakan untuk menentukan pengambilan keputusan


- Pernyataan dapat berupa sebuah pernyataan-pernyataan majemuk.
Penerapan if misalnya untuk menentukan seseorang boleh atau tidak menonton
pertunjukkan bioskop. Kondisi yang digunakan seseorang boleh menonton kalau
sudah berusia 17 tahun.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.1 : Penggunaan if dalam pengambilan *
//* keputusan *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>

void main()
{
int usia;
clrscr(); // Hapus layar

33
cout << Berapa usia anda ? ;
cin >> usia;
if (usia < 17)
cout << Anda tidak diperkenankan menonton << endl;
}
Barapa usia anda ? 16
Hasil eksekusi :
Anda Tidak diperkenankan menonton

Apabila program dieksekuisi lagi untuk memasukkan usia diatas 17 maka :


Tampak diatas bila dimasukkan usia diatas 17 maka pesan tidak akan ditampilkan.
Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pernyataan kondisi if
else.

Barapa usia anda ? 21

Pernyataan if else
Pernytaan if else mempunyai bentuk sebagai berikut :
if (kondisi)
Pernyataan 1;
else
Pernyataan 2;

Untuk if else kita dapat menggunakan contoh 4.1 untuk melihat perbedaan dengan
if sederhana.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.2 : Penggunaan if else dalam *
//* pengambilan keputusan *
//*-----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int usia;

34
clrscr(); // Hapus layar
cout << Berapa usia anda ? ;
cin >> usia;
if (usia < 17)
cout << Anda tidak diperkenankan menonton << endl;
else
cout << Selamat menonton << endl;
}
Barapa usia anda ? 16
Anda Tidak diperkenankan menonton
Hasil eksekusi :

Apabila kita memasukkan umur lebih dari 17 maka hasil eksekusi yang didapat
adalah :
Barapa usia anda ? 21
Selamat menonton

Pernyataan if dalam if
Pernyataan if yang terletak dalam if sering disebut nested if atau if
bersarang. Salah satu bentuknya adalah :
if (kondisi1)
pernyataan1;
else if (kondisi2)
pernyataan2;
else if (kondisi3)
pernyataan3;
if (kondisiM)
pernyataanM;
else /*Opsional*/
pernyataanN; /*Opsional*/

35
Bentuk pernyatan if seperti ini bermanfaat untuk menyeleksi sejumlah kemungkinan
tindakan. Penyeleksian dilakukan secara bertingkat.

Contoh program :
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.3 : Pemakaian if bertingkat untuk *
//* menentukan nama hari *
//*------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
int kode_hari;
clrscr(); // Hapus layar
cout << Menentukan hari << endl;
cout << 1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu << endl;
cout << 2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu << endl;
cout << Kode hari [1..7] : ;
cin >> kode_hari;
// Proses seleksi;
if (kode_hari = = 1)
cout << Senin << endl;
if (kode_hari = = 2)
cout << Selasa << endl;
if (kode_hari = = 3)
cout << Rabu << endl;
if (kode_hari = = 4)
cout << Kamis << endl;
if (kode_hari = = 5)
cout << Jumat << endl;
if (kode_hari = = 6)
cout << Sabtu << endl;
if (kode_hari = = 7)
cout << Minggu << endl;
else

36
cout << Kode hari salah << endl;
}
Menentukan hari
1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu << endl;
Hasil eksekusi : 2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu << endl;
Kode hari [1..7] : 2
Selasa

Program diatas pertama-tama meminta kode hari dimasukkan dari keyboard.


Kemudian if dan else secara bertingkat akan menyeleksi nilai tersebut dan
memeberikan nama hari. Bila anda memasukkan kode hari yang salah maka :
Menentukan hari
1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu << endl;
2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu << endl;
Kode hari [1..7] : 9
Kode hari salah

4.2. Pernyataan switch


switch adalah pernyataan yang digunakan untuk menjalankan salah satu
pernyataan dari beberapa kemungkinan pernyataan, berdasarkan nilai dari sebuah
ungkapan dan nilai penyeleksi.
Kaidah umum pernyataan switch :
switch (ungkapan)
{
case ungkapan1;
pernyataan_1;
break;
case ungkapan2;
pernyataan_2;
break;
.
default : /*Opsinal*/
pernyataan_x; /*Opsinal*/
}

Pada pernyataan switch, ungkapan dapat berupa ungkapan, konstanta


ataupun variabel. Adapun ungkapan1, ungkapan2 dan seterusnya dapat berupa
sembarang konstanta bertipe int atau char.

37
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.4 : Pemakaian switch untuk menentukan *
//* nama hari *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int kode_hari;
clrscr(); // Hapus layar
cout << Menentukan Hari << endl;
cout << 1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu << endl;
cout << 2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu << endl;
cout << Kode hari [1..7] : ;
cin >> kode_hari;
// Proses seleksi dengan switch
switch (kode_hari)
{
case 1:
cout << Senin << endl;
break;
case 2 :
cout << Selasa << endl;
break;
case 3 :
cout << Rabu << endl;
break;
case 4 :
cout << Kamis << endl;
break;

38
case 5 :
cout << Jumat << endl;
break;
case 6 :
cout << Sabtu << endl;
break;
case 7 :
cout << Minggu << endl;
break;
default :
cout << Kode hari salah << endl;
break;
} // akhir switch
}

Hasil eksekusi :
Menentukan Hari
1 = Senin 3 = Rabu 5 = Jumat 7 = Minggu
2 = Selasa 4 = Kamis 6 = Sabtu
Kode hari [1..7] : 2
Selasa

Kehadiran break pada setiap case sangat penting. Sebab break akan
menyebabkan keluar dari switch.
4.3. Pernyataan while
Pernyataan while merupakan salah satu pernyataan yang berguna untuk
memproses suatu pernyataan atau beberapa pernyataan
whilebeberapa kali. Bentuk
(ungkapan);
pernyataan while : pernyataan;

Pernyataan bisa berupa pernyataan majemuk, sehingga bentuknya bisa seperti :


while (ungkapan);
{
pernyataan1;
pernyataan2;

pernyataanN; 39
}
Bagian pernyataan yang mengikuti while akan dieksekusi selama ungkapan pada
while bernilai benar (tidak sama dengan nol). Pengujian terhadap ungkapan while
dilakukan sebelum bagian pernyataan.
Contoh program :
//*----------------------------------------------------*
//* Contoh 4.5 : pemakaian while untuk *
//* menampilkan tulisan C++ *
//* sebanyak 10 kali *
//*---------------------------------------------------- *
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int i; // Sebagai variabel pencacah yang menyatakan
// jumlah tulisan C++ yang harus ditampilkan
clrscr(); // Hapus layar
i = 0; // Mula-mula diisi sama dengan nol

while ( i < 10 )
{
cout << C++ << endl;
i ++ ; // Menaikkan pencacah sebesar 1
}
}

Hasil eksekusi :
C++
C++
C++
C++
C++
C++
C++
C++
C++
C++ 40
Pada program diatas, variabel i bertindak sebagai pencacah yang gunanya untuk
mengingat jumlah tulisa C++ yang telah ditampilkan. Itulah sebabnya mula-mula
didisi dengan nol. Kemudian untuk setiap putaran, isi variabel ini dinaikkan. Oleh
karena variabel i dijadikan sebagai kondisi pada while, suatu ketika ketika kondisi
i<10 akan bernilai salah, maka while berakhir.

4.4. Pernyataan do-while


Format : do
{
pernyataan1;
pernyataan2;
.
pernyataanN;
} while (ungkapan)

Bagian pernyataan1 hingga pernyataanN dijalankan secara berulang sampai


ungkapan bernilai salah (sama dengan nol). Namn berbeda dengan while,
pengujian ungkapan dilakukan dibelakang (setelah bagian peryataan).
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------*
//* Contoh 4.6 : pemakaian do-while untuk *
//* menampilkan tulisan C++ *
//* sebanyak 10 kali *
//*---------------------------------------------------- *
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int i; // Sebagai variabel pencacah yang menyatakan
// jumlah tulisan C++ yang harus ditampilkan
clrscr(); // Hapus layar
i = 0; // Mula-mula diisi sama dengan nol

41
do
{
cout << C++ << endl;
i ++ ; // Menaikkan pencacah sebesar 1
} while ( i < 10 );
}

4.5. Pernyataan for


Pernyataan for berguna untuk menggulang pengeksekusian terhadap satu
atau sejumlah pernyataan. Bentuk
for (ungkapan1; format : ungkapan3)
ungkapan2;
pernyataan;

Contoh program :
//*-------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.7 : Menampilkan bilangan genap *
//* yang nilainya kurang atau sama *
//* dengan n dan ditampilkan dari *
//* terbesar sampai nol *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int n;
clrscr();
cout << Menampilkan bilangan genap yang nilainya << endl;
cout << kurang atau sama dengan n << endl;

cout << Masukkan nilai n = ;


cin >> n;
// Jika n ganjil, maka dikurangi 1
if ( n % 2)
n --;

42
// tampilkan deret bilangan genap dari besar ke kecil
for ( ; n >= 0; n -= 2 )
cout << n << ;
}

Hasil eksekusi : Menampilkan bilangan genap yang nilainya


kurang atau sama dengan n
Masukkan nilai n = 11
10 8 6 4 2 0

Pada program diatas terdapat :


n --; ungkapan kosong
for ( ; n >= 0; n -= 2 )
sama artinya dengan :
for (n -- ; n >= 0 ; n - = 2 )
for bersarang ( Nested for )
Pada aplikasi tertentu, terkadang kita menggunakan pernyataan for yang
juga berada dalam pernyataan for.
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.7 : Memebentuk segitiga yang berisi *
//* karakter * dengan menggunakan *
//* for didalam for *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>

void main()
{
int tinggi, // Menyatakan tinggi segi tiga
baris, // Pencacah untuk baris
kolom; // Pencacah untuk kolom
clrscr();

43
cout << Tinggi segitiga = ;
cin >> tinggi;
cout << endl; //Membuat baris kosong
for (baris = 1; kolom <= baris; kolom ++ )
{
for (klom = 1; kolom <= baris ; klom ++ )
cout << * ;
cout << endl ; // Pindah baris
}
}

Hasil eksekusi : Tinggi segitiga = 5


*
**
***
****
*****

4.6. Pernyataan Continue


Kegunaan dari continue dipakai untuk mengarahkan eksekusi ke putaran
atau iterasi berikutnya pada pernyataan pengulangan. Efek dari dari perintah ini
pada for, while dan do-while :
- Pada for :
Ungkapan ke tiga pada for (ungkapan terkanan yang terletak didalam ( )
pada for ) akan dijalankan dan kemudian ungkapan ke dua diuji lagi.
- Pada while dan do-while :
Pengujian terhadap ungkapan pada while dilakkan kembali.
Contoh menunjukan efek continue pada for :
//*-------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.8 : Melihat efek continue pada for *
//*-------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{

44
int bil;
clrscr();
for ( bil = 0; bil < 10; bil++)
{
cout << bil << ;
continue;
cout << Perhatikan apakah saya muncul << endl;
}
}

Hasil eksekusi : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pernyataan : cout << Perhatikan apakah saya muncul << endl;


Tidak pernah tersentuh (hal ini akan dilaporkan sewaktu pengompilasian program),
sebab continue menyebabkab bil++ diproses dan bil < 10 diuji kembali.

Contoh program penggunaan continue pada while :


//*----------------------------------------------------*
//* Contoh 4.9 : Pengunaan continue pada *
//* while *
//*----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int pencacah; // Manyatakan banyaknya nilai
float nilai; // Menyatakan nilai yang dimasukkan
float total; // Menyatakan total dari nilai

clrscr();
cout << Menghitung nilai rata-rata <<endl;
cout << Akhiri dengan memasukkan nilai negatif << endl ;
pencacah = 0; // Mula-mula diisi dengan nol

45
total = 0;
while ( 1 ) // Ungkapan selalu benar
{
cout << Nilai ke- << pencacah + 1 << = ;
cin >> nilai ; // Baca nilai
if (nilai > 100)
{
cout << Nilai diatas diabaikan << endl;
continue; // Ulangi keawal while
}

if ( nilai < 0 )
break; // keluar dar while
pencacah ++; // Naikkan pencacah sebesar 1
total += nilai ; // Tambahkan nilai ke total
}
cout << Jumlah nilai = << pencacah << endl;
cout << Nilai rata-rata = << total / pencacah << endl;
}

Hasil eksekusi : Menghitung nilai rata-rata


Akhiri dengan memasukkan nilai negatif
Nilai ke-1 = 50
Nilai ke-2 = 60
Nilai ke-3 = 700
Nilai diatas diabaikan
Nilai ke-3 = 70
Nilai ke-4 = -1
Jumlah nilai = 3
Nilai rata-rata = 60

4.7. Menghentikan Program dengan exit()


Suatu eksekusi program dapat dihentikan melalui pemanggilan funsi exit().
Hal ini dapat dilakukan jika dalam sebuah program ada suatu eksekusi kondisi yang
tidak dikehendaki.
Bentuk pemakaian exit() :
exit (nilai_keluar);
46
nilai_keluar dapat disi dengan dengan 0 sampai dengan 255. Umumnya jika
program dapat melakukan tugasnya dengan bauk maka nilain keluarnya adalah 0.
nilai keluar tidak sama dengan nol untuk menyatakan suatu kesalahan.

Contoh program :
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 4.10 : Penggunaan exit() *
//*------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <ctype.h> // Untuk toupper()
#include <stdlib.h> // Untuk exit()
void main()
{
char jawab;
cout << Y = ya, T = Tidak. Pilihan ( Y/T ) : ;
for ( ; ; )
{
// Baca tombol dan ubah ke hurf kapital
jawab = toupper(getch());
if ((jawab = = Y) || (jawab = = T))
{
cout << jawab << endl;
if ( jawab = = Y)
exit(1);
else
exit(0);
}
}

47
}

Tugas Minggu IV :
Buatlah program untuk suatu kondisi sebagai berikut :
Jika nilai = 81 - 90, nilai = A, keterangan = lulus
Jika nilai = 61 80, nilai = B, keterangan = lulus
Jika nilai = 41 60, nilai = C, keterangan = lulus
Jika nilai = 21 40, nilai = D, keterangan = ulang
Jika nilai = 5 20, nilai = E, keterangan = ulang
(simpan dengan nama Tugas4.cpp)

48
MODUL V
F U N G S I

5.1. Definisi Fungsi


Setiap fungsi yang dipanggil didalam program harus didefinisikan. Letaknya
dapat dimana saja.
Contoh definisi kuadrat() :
// Prototipe funsi
long kuadrat (long 1);
-------------------------------------
// Definisi fungsi
long kuadrat(long 1)
{
return(1 * 1);
}
Pernyataan return di dalam fungsi digunakan untuk memeberikan nilai balik fungsi.
Pada contoh diatas, fungsi kuadrat() memberikan nilai balik berupa nilai kuadrat dari
argumen.
Contoh program :
//*------------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.1 : Pembuatan fungsi dengan argumen *
//* bertipe long dan nilai balik berupa *
//* long *
//*------------------------------------------------------------*

#include <iostream.h>
#include <iomanip.h>
#include <conio.h>
long kuadrat(long1); // prototipe fungsi
void main()
{
clrscr();
for ( long bil = 200; bil < 2000; bil+= 200 )

49
cout << setw(8) << bil
<< setw(8) << kuadrat(bil) << endl;
}

// Definisi fungsi

long kuadrat(long 1)
200 40000
{ 400 160000
return( 1 * 1 ); 600 360000
800 640000
} 1000 1000000
1200 1440000
1400 1960000
1600 2560000
Hasil eksekusi : 1800 3240000

5.2. Fungsi tanpa Nilai Balik


Adakalanya suatu fungsi tidak perlu memiliki nilai balik. Misalnya fungsi yang
hanya dimaksudkan untuk menampilkan suatu keterangan saja.pada funsi seperti
ini, tipe nilai balik fungsi yang diperlukan adalah void.]
Contoh :
void tampilkan_judul ()
{
cout << PT. Aria perkasa Manunggal << endl;
cout << Jl. Kertadipura Tenggara 27R << endl;
cout << Kudus << endl;
}
pada contoh funsi diatas, tidak ada pernyataan return, mengingat fungsi tidak
memiliki nilai balik. Namaun penggunaan pernyataan return secara eksplisit juga
diperkenenkan. Dalam hal ini digunakan berbentuk :
return

50
saja.
Jadi contoh diatas dapat ditulis :
void tampilkan_judul ()
{
cout << PT. Aria perkasa Manunggal << endl;
cout << Jl. Kertadipura Tenggara 27R << endl;
cout << Kudus << endl;
return;
}

5.3. Lingkup variabel


Lingkup variabel menentukan keberadaan suatu variabel tertentu dalam
fungsi. Ada variabel yang hanya dikenal di suatu fungsi dan tidak dikenal pada fungsi
lain. Namun ada juga variabel yang dapat diakses oleh semua fungsi.

Variabel Otomatis
Variabel yang didefinisikan di dalam suatu fungsi berlaku sebagai variabel
lokal bagi fungsi. Artinya, variabel tersebut hanya dikenal didalam fungsi tempat
variabel didefinisikan.
Contoh program :
//*---------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.2 : Memperlihatkan efek variabel *
//* otomatis (lokal) *
//*---------------------------------------------------------*
#include < iostream.h>
#include <conio.h>
void alpha(); // Prototipe fungsi
void main()
{
int x = 22; // Variabel lokal pada main()
double y = 2.22;
clrscr();
cout << Pada main() : x = << x
<< y = << y << endl;
alpha(); // Panggil fungsi alpha

51
cout << Pada main() : x = << x
<< y = << y << endl;
}

// Definisi fungsi alpha()

void alpha()
{
int x = 20; // Variabel lokal pada alpha()
double y = 3.14;
cout << Pada alpha() : x = << x
<< y = << y << endl;
}

Hasil ekseskusi :
Pada main() : x = 22 y = 2.22
Pada alpha() : x = 22 y = 3.14
Pada main() : x = 22 y = 2.22

Tampak bahwa perubahan x dan y pada alpha() tidak mempengaruhi variabel


bernama sama pada main(). Karena variabel-variabel tersebut bersiafat lokal bagi
masing-masing fungsi yag mendefinisikannya. Variabel x dan y pada fungsi alpha()
yang disebut sebagai variabel otomatis.
Variabel Eksternal
Variabel eksternal adalah variabel yang didefinisikan diluar fungsi manapun.
Variabel ini dikenal juga sebagai variabel global, sebab variabel ini dikenal disemua
fungsi.
Contoh program :
//*---------------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.3 : Pemakaian Variabel eksternal *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
int oblade = 550; // Variabel eksternal

52
void tambah(); // Prototipe fungsi
void main()
{
clrscr();
cout << oblade << endl;
tambah();

cout << oblade << endl;


tambah();
cout << oblade << endl;
}
// Definisi fungsi
void tambah ()
{
oblada ++ ; // Variabel eksternal dinaikkan
}

Hasil eksekusi :
551
552
553

Guna memeperjelas suatu variabel didalam suatu fungsi yang menggunakannya


dapat mendeklarasikan (bukan mendefinisikan, karena tidak ada pengalokasian
memori) dengan menambahkan kata extern didepan tipa data.

Contoh program :
//*------------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.4 : Pemakaian Variabel eksternal *
//* dengan tambahan kata extern *
//*------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
int oblade = 550; // Variabel eksternal

53
void tambah(); // Prototipe fungsi
void main()
{
clrscr();
cout << oblade << endl;
tambah();
cout << oblade << endl;
tambah();
cout << oblade << endl;
}

// Definisi fungsi
void tambah ()
{
extern oblade;
oblada ++ ; // Variabel eksternal dinaikkan
}

Variabel Statis
Variabel eksternal maupun otomatis dapat berkedudukan sebagai variabel
statis. Suatu variabel statis mempunyai sifat :
- Jika variabel lokal berdiri sebagai variabel satatis, maka :
- Variabel tetap hanya dapat diakses pada fungsi yang
mendefinisikannya
- Variabel tidak hilang saat eksekusi fungsi berakhir
- Inisialisasi oleh pemrogram akan dilakukan sekali saja selama
program dijalankan.
- Jika variabel eksternal dijadikan sebagai variabel statis,variabel ini dapat
diakses oleh semua file yang didefinisikan pada file yang sama dengan
variabel eksternal tersebut.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.5 : Menunjukkan efek variabel satatis *
//*-----------------------------------------------------------*
#include<iostream.h>

54
#include <conio.h>
void saya_ingat(); // Prototipe fungsi

void main()
{
int mana = 50;
clrscr();
saya_ingat();
saya_ingat();
saya_ingat();
cout << main() : mana = << mana << endl;
}
// Pada fungsi berikut
// mana didefinisikan sebagai variabel statis
void saya_ingat()
{
static int mana = 77; // variabel statis
mana ++; // Naikkan sebesar 1
cout << Saya_ingat () : mana = << mana << endl;
}
Hasil eksekusi : Saya_ingat () : mana = 78
Saya_ingat () : mana = 79
Saya_ingat () : mana = 80
main() : mana = 50

Berdasarkan hasil diatas, terlihat bahwa variabel statis mana pada fungsi saya_ingat
() hanya diinisialisasi (bernilai 77) sekali saja. Kemudian setiap kali saya_ingat ()
dipanggil nilai variabel tersebut dinaikkan sebesar 1.
5.4. Operator Resolusi Lingkup
Pada C++ terdapat operator dua buah tanda titik-dua ( :: ). Operator ini
disebut operator resolusi lingkup (scope resolution). Kegunaanya untuk mengakses
variabel yang didefinisikan diluar suatu fungsi.
Contoh program :

55
//*---------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.6 : Pemakaian operator resolusi *
//* lingkup ( :: ) *
//*---------------------------------------------------------*
#include < iostream.h>
#include <conio.h>
int x = 50; // Variabel eksternal

void main()
{
double x; // Definisi variabel lokal
clrscr();
x = 5.678901234; // Variabel lokal yang diberi nilai
cout << x << << ::x << endl;
::x = 77; // Variabel eksternal yang diberi nilai
cout << x << << ::x << endl;
}

Hasil eksekusi : 5.6789 50


5.6789 77

Program diatas mengungkapkan bahwa sekalipun didalam suatu fungsi terdapat


variabel yang namanya sama dengan nama variabel eksternal, kedua variabel
tersebut tetap bisa diakses.

5.5. Nilai Bawaan Untuk Nilai Fungsi


Salah satu keistimewaan C++ adalah adanya kemampuan untuk menyetel
nilai bawaan (default) argumen fungsi. Argumen-argumen yang mempunyai nilai
bawaan nantinya dapat tidak disertakan didalam pemanggilan fungsi dan dengan
sendirinya C++ akan menggunakan nilai bawaan dari argumen yang tidak
disertakan.

56
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.7 : Menggambarkan nilai bawaan dalam *
//* argumen fungsi *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void tulis_cplus(int jum); // Prototipe fungsi
void main()
{
clrscr();
tulis_cplus(1); // Untuk menuliskan sebuah tulisan C++
}

void tulis_cplus(int jum);


{
for (int i = 0; i < jum; i ++)
cout << C++ << endl;
cout << Seleseai << endl;
}

Hasil eksekusi :
C++
Selesai

Contoh program :
//*------------------------------------------------------*
//* Contoh 5.8 : Menggambarkan nilai bawaan *
//* Dalam argumen fungsi *
//*----- ---------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void tulis_cplus(int jum = 1); // Prototipe fungsi
// Dan menyetel nilai bawaan fungsi

57
void main()
{
clrscr();
tulis_cplus(); // Argumen tidak perlu disebutkan
}

void tulis_cplus(int jum);


{
for (int i = 0; i < jum; i ++)
cout << C++ << endl;
cout << Seleseai << endl;
}

Pada contoh program 5.7 dan 5.8 mempunyai kesamaan hanya saja pada contoh
program 5.8 dalam prototipe fungsi nilai bawaannya dikut sertakan sehingga pada
saat argumen pemanggilan fungsi tidak perlu di tuliskan lagi.
5.7. Referensi
Referensi digunakan untuk memberikan nama alias dari variabel. Bentuk
pendeklarasiannya : Int &ref = nama_variable ;

Tanda & mengawali nama referensi.


Setelah pendeklarasian seperti diatas, ref menjadi nama alias dari
nama_variabel. Penggubahan nilai terhadap nama_variabel dapat dilakukan melalui
nama_variabel itu sendiri atau melalui referensi ref, sebagaimana dapat dilihat pada
contoh dibawah ini.
Contoh program :

//*-----------------------------------------------------*
//* Contoh 5.9 : contoh referensi *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>

58
#include <conio.h>
void main()
{
int i ;
int &r = 1; // Deklarasi referensi
clrscr();
i =10;
cout << i = << i << endl;
cout << r = << r << endl;
r = 55;
cout << i = << i << endl;
cout << r = << r << endl;
}

Hasil eksekusi :
i = 10
r = 10
i = 55
r = 55

Tampak bahwa pengubahan nilai terhadap i maupun r memberikan efek sama.


Operator juga bekerja pada suatu variabel maupun referensinya dengan efek yang
sama. Sebagai contoh :
//*-----------------------------------------------------*
//* Contoh 5.10 : Operasi penaikan isi variabel*
//* melalui referensi *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int i = 55;
int &r = i; // Referensi
clrscr();
cout << i = << i << r = << r <<endl;
i ++ ;

59
cout << i = << i << r = << r << endl;
r ++ ;
cout << i = << i << r = << r << endl;
}
i = 55 r = 55
i = 56 r = 56
Hasil eksekusi : i = 57 r = 57

Operator ++ pada i maupun r akan mengubah nilai keduanya, karena i dan r


menyiratkan memori yang sama.

5.8. Inline Function


Inline function dengan cukup menyisipkan kata-kata inline didepan tipe nilai
balik fungsi dalam pendefinisian fungsi. Contoh :
inline jumlah (int x, int y)
{
return(x + y);
}
inline function disarankan dipakai pada fungsi yang sering dipanggil dan ukurannya
kecil (terdiri satu atau dua pernyataan), terutama jika dilibatkan pada pernyataan
pengulangan proses (while, for dan do-while). Misalnya pada bentuk seperti berikut
:
for (int i = 1; i < 100; i++)
cout << i << . << jumlah (i, 2 * i) << endl;
jika fungsi jumlah () tidak ditulis sebagai inline function, proses tersebut akan menjadi
relatif lambat.
Contoh program :
//*---------------------------------------------------------*

60
//* Contoh 5.11 : Pembuatan fungsi inline *
//*---------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
// Definisi fungsi sebagai inline
inline int jumlah(int x, int y)
{
return(x + y );
}
void main()
{
clrscr();
for (int i = 1; i < 100; i ++ )
cout << i << . << jumlah(i, 2 * i) << endl;
}

Hasil eksekusi :
1. 3
2. 6
3. 9
4. 12
5. 15
6. 18

5.9. Function Overloading


Function Overloading atau Overloading terhadap fungsi memungkinkan
sebuah fungsi dapat menerima bermacam-macam tipe dan memberikan nilai balik
yang bervariasi pula.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------*
//* Contoh 5.12 : Contoh overloading *
//* terhadap fungsi *
//*-----------------------------------------------*

#include <iostream.h>
#include <conio.h>

61
// Prototipe fungsi
int kuadrat (int i);
long kuadrat(long l);
double kuadrat(double d);
void main()
{
cout << kuadrat(2) << endl;
cout << kuadrat(66666) << endl;
cout << kuadrat(1.2) << endl;
}

// Definisi fungsi
int kuadrat (int i)
{
return(i * i);
}
long kuadrat (long l)
{
return(l * l);
}
double kuadrat (double d)
{
return(d * d);
}

4
Hasil rekursi : 149388260
1.44

Program 5.12 menunjukkan pemanggilan fungsi kuadrat() dengan berbagai bentuk


tipe data.

62
5.10. Rekursi
Fungsi dalam C++ dapat dipakai secara rekursi, artinya suatu fungsi dapat
memanggil fungsi yang merupakan dirinya sendiri. Penerapan rekursi diantaranya
untuk menghitung nilai :
Xn
Dengan n merupakan bilangan bulat positif. Solusi dari persoalan ini berupa :
Jika n = 1 maka Xn = X
Selain itu : Xn = X * Xn 1
Contoh program :
//*------------------------------------------------*
//* Contoh 5.13 : Opreasi pangkat secara *
//* rekursi *
//*------------------------------------------------*
# include <iostream.h>
#include <conio.h>
long int pangkat ( int x, int n);
void main()
{
int x, y;
clrscr();
cout << Menghitung x ^ y << endl;
cout << x = ;
cin >> x ;
cout << y = ;
cin >> y ;
cout << x << ^ << y << endl;
<< pangkat(x, y) << endl;
}

long int pangkat(int x, int n)


{
if (n = = 1 )
return(x);
else
return(x * pangkat(x, n 1));

63
}
Hasil elsekusi : Menghitung x ^ y
x=2
y=3
2^3=8

Tugas Minggu V :
Buat program untuk pemasukkan data disertai keterangan data ke-.
Contoh :
Banyak data = 3
Masukkan Nilai ke-1 : 28
Masukkan Nilai ke-2 : 11
Masukkan Nilai ke-3 : 1982
Data ke-1 = 28
Data ke-2 = 11
Data ke-3 = 1982
(simpan dengan nama tugas5.cpp)

64
MODUL VI
MENGENAL ARRAY

6.1. Array Dimensi Satu


Gambaran sebuah array ditunjukkan pada Contoh Program 6.1. Program ini
meminta pemakai untuk memasukkan 5 buah data temperatur dari keyboard. Kelima
data tersebut disimpan pada array bernam suhu. Selanjutnya data yang ada pada
array tersebut ditampilkan ke layar.
Contoh program :
//*------------------------------------------------*
//* Contoh 6.1 : program menggunakan *
//* array *
//*------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
float suhu[5]; // Array dengan elemen 5 bertipe float
clrscr();
// Membaca data dari keyboard dan meletakkan array
cout << Masukkan 5 buah data suhu << endl;
for (int i = 0; i < 5; i ++)
{
cout << i + 1 << . ;
cin >> suhu[i];
}
// Menampilkan isi array ke layar
cout << Data suhu yang anda masukkan : << endl;
for ( i = 0; i < 5; i ++ )

65
out << suhu[i] << endl;
}
Masukkan 5 buah data suhu
1 : 27.5
Hasil eksekusi : 2 : 28
3 : 27.5
4 : 30.5
5 : 27
Data suhu yang anda masukkan
27.5
28
27.5
30.5
27

Tampak diatas terdapat pernyataan :


- float suhu[5]; menyatakan array suhu dapat menyimpan 5 (lima) buah
data bertipe float.
- suhu[i] menyatakan elemen suhu dengan subscript sama dengan i.
- cin >> suhu[i]; : membaca data dari keyboard dan meletakkan ke elemen
nomor i pada array suhu.
- cout << suhu[i]; : akan menampilkan elemen bernomor i pada array
suhu.
6.2. Array Berdimensi Dua
Array ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai gambaran,
data kelulusan dari jurusan Teknik Tnformatika, Manajemen Informatika dan Teknik
Komputer pada sekolah tinggi Komputer dari tahun 1992 hingga 1995 dapat
dinyatakan dengan array berdimensi dua.
Sebelum membahas cara pendefinisian array berdimensi dua, perhatikan
tabel berikut :
Jurusan 1992 1993 1994 1995
1. Teknik Informatika 35 45 80 120
2. Manajemen Informatika 100 110 70 101
3. Teknik Komputer 10 15 20 17
Bentuk seperti tabel diatas dapat dituangkan kedalam array berdimensi dua.
Pendefinisiannya :
int data_lulus[3][4];

66
pada pendefiniasian diatas :
3 menyatakan jumlah baris (mewakili jurusan)
4 menyatakan jumlah kolom (mewakili tahun kelulusan)
array berdimensi dua dapat diakses dengan bentuk :
nama_array[subscript_baris, subscript_kolom]

Contoh program :
//*-----------------------------------------------------*
//* Contoh 6.2 : Pemakaian array berdimensi *
//* dua *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int data_lulus[3][4]; // Array berdimensi dua
int tahun, jurusan;
clrscr();
// Memberikan data ke elemen array data_lulus
data_lulus[0][0] = 35; // data TI 1992
data_lulus[0][1] = 45; // data TI - 1993
data_lulus[0][2] = 90; // data TI - 1994
data_lulus[0][3] = 120; // data TI - 1995

data_lulus[1][0] = 100; // data MI 1992


data_lulus[1][1] = 110; // data MI - 1993
data_lulus[1][2] = 70; // data MI 1994
data_lulus[1][3] = 101; // data MI - 1995
data_lulus[2][0] = 10; // data TK 1992
data_lulus[2][1] = 15; // data TK- 1993
data_lulus[2][2] = 20; // data TK - 1994
data_lulus[2][3] = 17; // data TK 1995
// Proses untuk memperoleh informasi kelulusan
while (1)

67
{
cout << Jurusan ( 0 = TI, 1 = MI, 2 = TK ) : ;
cin >> jurusan;
if ((jurusan = = 0 ) || (jurusan = = 1) || (jurusan = = 3))
break; // Keluar dari while
}

while (1)
{
cout << Tahun ( 1992 1995) : ;
cin >> tahun;
if (( tahun >= 1992 ) && ( tahun <= 1995 )
{
tahun - = 1992; // Konversi ke 0, 1, 2 atau 3
break; // Keluar dari while
}
}
cout << Jumlah yang lulus =
<< data_lulus[jurusan][tahun] << endl;
}

Hasil eksekusi : Jurusan ( 0 = TI, 1 = MI, 2 = TK ) : 1


Tahun (1992 1195) : 1992
Jumlah yang lulus = 100

Mula-mula program mengisi data ke array data_lulus. Kemudian program meminta


data jurusan dan tahun dari keyboard. Kedua data masukkan dipastikan tidak akan
berada diluar jangkauan kedua subscript-nya.
6.3. Array Berdimensi Tiga
Bentuk umum pendefinisian array berdimensi tiga :
tipe nama_array[subscript1][subcsript2][subscript3]

68
Sebagai contoh :
int huruf[2][8][8] ;
merupakan pendefinisian array data_huruf sebagai array berdimensi tiga.

Tugas Minggu VI :
Buatlah program untuk menghitung bilangan terbesar pada suatu array dan terletak pada
data keberapa.
Contoh :
Banyak data = 6
Data 1 = 28
Data 2 = 11
Data 3 = 1982
Data 4 = 8
Data 5 = 12
Data = 1978
Data terbesar = 1982
Pada Data ke 3 (simpan dengan nama tugas6.cpp)

69
MODUL VII
DASAR STRING

7.1. Konstatnta String


Suatu konstanta string ditulis dengan awalan dan akhiran tanda petik ganda (
). Misalnya :
C++
Konstanta string disimpan dalam memori secara berurutan, setiap karakter
menempati memori sebesar 1 byte. Setelah karakter yang terakhir terdapat karakter
NULL (karakter dengan nilai ASCII sama dengan nol atau disimbolkan dengan \0,
yaitu tanda \ diikuti nol).
Bila suatu string hanya berisi karakter NULL, string disebut sebagai string
kosong.
7.2. Variabel String
Variabel string adalah variabel yang dipakai untuk menyimpan string.
Misalnya :
char teks[10];
merupakan pernyataan untuk mendefinisikan variabel string dengan panjang
maksimal 15 karakter (sudah termasuk karakter NULL).
7.3. Memasukan Data String Dari Keyboard
Setelah suatu variabel string didefinisikan, bisa mengisikan data ke variabel
tersebut. Pemasukkan data dapat ditangani oleh cin.
Contoh program :
//*---------------------------------------------------------*
//* Contoh 7.1 : Pendefinisian variabel string dan *
//* pengisian variabel melalui cin *
//*---------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
char teks[13]; // String dengan panjang maksimal
// 13 karakter
clrscr();
cout << Masukkan sebuah kata << endl;

70
cin >> teks;
cout << Yang Anda Masukkan : << teks << endl;
}
Masukkan sebuah kata
Hasil eksekusi : Halo
Yang Anda Masukkan : Halo

Pada contoh diatas bila Anda memasukkan sebuah kata seperti :


Halo, Sobat. Maka kata setelah spasi tidak akan terbaca, untuk mengatasi hal ini
anda dapat menggunakan fungsi anggota get() pada obyek cin (cin.get()). Seperti
contoh program berikut :
//*------------------------------------------------------------*
//* Contoh 7.2 : Pendefinisian variabel string dan *
//* pengisian variabel melalui cin.get() *
//*------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
char teks[13]; // String dengan panjang maksimal
// 13 karakter
clrscr();
cout << Masukkan sebuah kata << endl;
cin.get >> (teks, 13);
cout << Yang Anda Masukkan : << teks << endl;
}

Hasil eksekusi :Masukkan sebuah kata


Halo, Sobat
Yang Anda Masukkan : Halo Sobat

71
7.3. Fungsi dan Makro Berbasis Karakter
Fungsi Makso berguna untuk menganalisis karakter-karakter yang terdapat
pada suatu string ataupun untuk melakukan konversi (misalnya huruf kecil menjadi
huruf kapital).

Makro keluarga is...


Sejumlah makro dengan awalan is, adalah sebagai berikut :
- isalnum() : karakter alphanumeris (digit, huruf kecil atau huruf kapital)
- asalpha() : karakter alphabetis ( huruf kecil atau huruf kapital)
- isascii() : karakter ASCII standar
- iscntrl() : karakter kontrol
- isdigit() : karakter digit (0 sampai dengan 9)
- isgraph() : karakter yang dapat ditampilkan tetapi spasi tidak
- islower() : huruf kecil (a sampai z)
- isprint() : karakter yang dapat ditampilkan termasuk spasi
- ispunct() : tanda pungtuasi ( seperti ! ataupun ?)
- isupper() : huruf kapital ( A sampai Z)
- isxdigit() : digit heksadesimal ( 0 samapi 9, Asamapai F, a sampai f)

Contoh program :
//*---------------------------------------------------------------*
//* Contoh 7.3 : Contoh pemakaian islower(), isupper() *
//* isdigit(), ispunct() *
//*----------------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
char st[128];
int jum_kapital = 0,
jum_kecil = 0,
jum_pungtuasi = 0,

72
jum_digit = 0;
clrscr();
cout << Masukkan string apa saja : << endl;
cin.getline(st, sizeof(st)) ;
for (int i = 0; st[i]; i ++ )
{
if (islower(st[i]))
jum_kecil++;

if (isupper(st[i]))
jum_kapital++;
if (isdigit(st[i]))
jum_digit++;
if (ispunct(st[i]))
jum_pungtuasi++;
}
cout << endl ; // Pindah baris
cout << Jumlah Huruf Kapital : << jum_kapital << endl;

cout << Jumlah Huruf Kecil : << jum_kecil << endl;


cout << Jumlah Digit : << jum_digit << endl;
cout << Jumlah pungtuasi : << jum_pungtuasi << endl;
}

Hasil eksekusi : Masukkan string apa saja :


123 halo 123. Test

Jumlah Huruf Kapital : 1


Jumlah Huruf Kecil : 6
Jumlah Digit : 6
Jumlah pungtuasi : 2

73
7.4. Konversi String ke Angka atau Sebaliknya
Untuk melakukan konversi string ke bilangan, Anda dapat menggunakan
sejumlah fungsi bawaan. Fungsi yang tersidia adalah sebagai berikut :
Fungsi Prototipe Keterangan
atio() stdlib.h Mengkonversi string argumen menjadi nilai bertipe
int
atof() stdlib.h Mengkonversi string argumen menjadi nilai bertipe
float
atol() stdlib.h Mengkonversi string argumen menjadi nilai bertipe
long int
_atold() stdlib.h Mengkonversi string argumen menjadi nilai bertipe
long double (hanya terdapat dalam borland C++)

Adapun fungsi untuk bilangan ke string adalah sebagai berikut :


Fungsi Prototipe Keterangan
Itoa() stdlib.h Untuk mengkonversi suatu bilangan bertipe
int menjadi string
Ltoa() stdlib.h Untuk mengkonversi suatu bilangan bertipe
long int menjadi string
ultoa() stdlib.h Untuk mengkonversi suatu bilangan bertipe
unsigned long int menjadi string
7.5. String sebagai Parameter Fungsi
String sebagai parameter fungsi pada dasarnya sama dengan array sebagai
parameter fungsi.
Contoh program :
//*-------------------------------------------------------------*
//* Contoh 7.4 : pembuatan fungsi yang melibatkan *
//* argument bertipe string *
//*-------------------------------------------------------------*
#include <iosstream.h>
#include <conio.h>
#include <string.h>
void RataKiri(char hasil[], char st[], int n);
void main()

74
{
char teks[] = Bahasa C++;
char hasil[128];
clrscr();
int panjang = strlen(teks);

for (int i = 0; i < panjang; i++)


{
RataKiri(hasil, teks, i+1);
cout << hasil << endl;
}
}
Hasil eksekusi : B
Ba
Bah
Baha
Bahas
Bahasa
Bahasa
Bahasa C
Bahasa C+
Bahasa C++

Dalam program diatas argumen fungsi ditulis dengan bentuk seperti hasil[] pada
pendefinisian fungsi. Tetapi hal ini tidaklah umum sebagai pengantinya argumen
string dinyatakan dengan pointer yang menunjuk ke tipe char.

Tugas Minggu VII :


Buatla program dengan menggunakan Makro keluarga is untuk mengubah huruf kecil
menjadi huruf kapital dan sebaliknya.
(simpan dengan nama tugas7.cpp)

75
MODUL VIII
MENGENAL POINTER

8.1. Mendefinisikan Variabel Pointer


Suatu variabel pointer didefinisikan dengan bentuk sebagai berikut :
tirp_data *nama_variabel

- tipe_data dapat berupa sembarang tipe seperti halnya pada pendefinisian


variabel bukan pointer.
- nama_variabel adalah nama variabel pointer
Supaya suatu variabel menunjuk ke variabel lan, mula-mula harus diisi
dengan alamat dari variabel yang hendak ditunjuk.
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------------*
//* Contoh 8.1 : Pendefinisian variabel pointer dan *
//* pengisian alamat ke variabel tersebut *
//*--------------------------------------------------------------*
#include <iostreamh>
#include <conio.h>
void main()
{
int vint = 55; // Variabel bukan pointer
int *pint; // Variabel pointer
clrscr();
pint = &vint; // Pointer menunjuk ke vint
cout << Alamat vint = << &vint << endl;
cout << pint = << pint << endl;
}
Alamat vint = 0xfff4
pint = 0xfff4
Hasil eksekusi :

Pada program diatas :

76
cout << pint = << pint << endl;
ternyata menampilkan isi pointer itu sendiri, bukan isi dari variabel vint.
8.2. Mengakses Nilai yang ditunjuk Pointer
Berdasarkan contoh program 8.1. didepan, nilai dari vint dapat diakses
melalui pint setelah pernyataan :
pint = &vint
dijalankan. Caranya dengan melibatkan operator tak langsung. Operator ini berupa
simbol * dan diletakkan di depan nama variabel pointer.Contoh
*pint

Contoh program :
//*--------------------------------------------------------*
//* Contoh 8.2 : Pengaksesan nilai melalui suatu *
//* pointer *
//*--------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>

void main()
{
int vint = 55; // Variabel bukan pointer
int *pint; // Variabel pointer
clrscr();
pint = &vint; // Pointer menunjuk ke vint
cout << Nilai yang ditunjuk oleh pint =

<< *pint << endl;


}

Hasil ekseskusi :Nilai yang ditunjuk oleh pint = 55

77
8.3. Pointer Void
Untuk memebuat pointer yang tidak bertipe yakni dengan meletakkan kata
kunci pada void pada bagian penentu tipe pointer. Contoh :
void *ptr;
Merupakan pernyataan untuk mendefinisikan ptr sebagai variabel pointer void.
Suatu pointer void adalah pointer yang dapat menunjuk ke sembarang tipe
data. Misalnya, Anda dapat mengatur agar pointer ini menunjuk ke tipe data int,
tetapi di saat lain diperlukan untuk menunjuk data bertipe float.
Contoh program :
//*--------------------------------------*
//* Contoh 8.3 : Pointer void *
//*--------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conoi.h>
void main()
{
clrscr();
void *ptr; // Pointer tak bertipe
int vint = 50;
float vfl = 51.5;
ptr = &vint; // menunjuk ke int
cout << Nilai yang ditunjuk oleh ptr =
<< *(int *)ptr << endl;
ptr = &vfl; // menunjuk ke float
cout << Nilai yang ditunjuk oleh ptr :
<< *(float *) ptr << endl;
}

Hasil eksekusi :

Nilai yang ditunjuk oleh ptr = 50


Nilai yang ditunjuk oleh ptr = 51.5

78
Dari program diatas bahwa variabel pointer ptr dapat menunjuk ke tipe int ataupun
float.
Pointer dapat pula digabungkan dengan array, karena pada umumnya antara
pointer dan array mempunyai kesamaan.
Contoh program :
//*--------------------------------------------------------*
//* Contoh 8.4 : Pointer yang menunjuk ke array *
//*--------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
int tgl_lahir[] = {28, 11, 1982 };
int *ptgl;
ptgl = tgl_lahir; // ptgl menunjuk ke array
cout << Nilai yang ditunjuk oleh ptgl :
<< *ptgl << endl;
cout << Nilai dari tgl_lahir[0] :

<< tgl_lahir << endl;


}

Hasil ekseskusi : Nilai yang ditujuk oleh ptgl : 24


Nilai dari tgl_lahir[0] : 24

79
Setelah penugasan ptgl = tgl_lahir ptgl akan menunjuk ke elemen pertama
(tgl_lahir[0]) dari array tgl_lahir.

Tugas Minggu VIII :


Buatlah program menentukan bulan.
Contoh :
Masukkan Kelahiran Anda : 28 / 11 /1982
Anda Lahir pada : 28 November 1982
(simpan degan nama tugas8.cpp)

80
BAB IX
STRUKTUR, ENUM, UNION, BIT-FIELD DAN TYPEDEF

9.1. Struktur
Struktur bermanfaat untuk mengelompokkan sejumlah data dengan tipe yang
berlainan. Apabila suatu struktur telah dideklarasikan, struktur ini dapat dgunakan
untuk mendefinisikan suatu variabel.
Suatu struktur juga dapat mengandung struktur yang lain dan anggota
struktur dapat diakses menggunakan bentuk :
variable_struktur.nama_anggota

Contoh program lengkap yang melibatkan pendeklarasian dan pendefinisian variabel


struktur dan juga pengaksesan terhadap anggota variabel struktur dapat dilihat
dibawah ini :
//*----------------------------------------------------------*
//* Contoh 9.1 : Pendeklarasian, pendefinisian dan *
//* pengaksesan struktur *
//*----------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
struct data_tanggal // Pendeklarasian
{
int tahun;
int bulan;
int tanggal;
};
data_tanggal tanggal_lahir // Pendefinisian struktur
// Pengaksesan anggota struktur
tanggal_lahir.tangal = 28;
tanggal_lahir.bulan = 11;
tanggal_lahir.tahun = 1982;
cout << tanggal_lahir.tanggal << /
<< tanggal_lahir.bulan << /

81
<< tanggal_lahir.tahun << endl;
}

Hasil eksekusi :
28/11/1982

Pada program diatas tanda titik diantara nama variabel dan nama anggota
menyatakan penugasan untuk memberikan nilai 28 ke anggota tanggal pada
variabel struktur tanggal_lahir.
Pemberian nilai terhadap suatu struktur dapat dilakukan dengan bentuk :
var1 = var2;
sepanjang kedua variabel adalah variabel struktur bertipe sama.
Contoh program :
//*--------------------------------------------*
//* Contoh 9.2 : Penugasan struktur *
//*--------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
struct data_tanggal // Pendeklarasian
{
int tahun;
int bulan;
int tanggal;
};

data_tanggal tgl1, tgl2 ; // Pendefinisian struktur


// Penugasan per anggota
tgl1.tanggal = 28;
tgl1.bulan = 11;
tgl1.tahun = 1982;

82
// Penugasan antaranggota struktur
tgl1 = tgl2;
cout << tgl2.tanggal << /
<< tgl2.bulan << /
<< tgl2.tahun << endl;
}

Hasil eksekusi :
28/11/1982

9.2. Union
Union menyerupai struktur (termasuk dalam hal pengaksesannya), namun
mempunyai perbedaan nyata. Union biasa dipakai untuk menyatakan suatu memori
dengan nama lebih dari satu.
Contoh program :
//*----------------------------------------------*
//* Contoh 9.3 : Pendefinisian union *
//*----------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
union bil_bulat
{
unsigned int di;
unsigned char dc[2];
};

void main()
{
clrscr();
bil_bulat bil_x; // Pendefinisian union
bil_x.di = 0x2345;
cout << setiosflags(ios::showbase);
cout << hex << di : << bil_x.di << endl;

83
cout << hex << dc[0] : << int(bil_x.dc[0]) << endl;
cout << dc[1] : << int(bil_x.dc[1) << endl;
}

Di : 0x2345
Hasil eksekusi :
dc[0] : 0x45
dc[1] : 0x23

Tampak bahwa dengan mengisikan nilai bil_x.di, data dapat diakses melalui bil_x.dc.
dalam hal ini, bil_x.dc[0] menyimpan byte rendah dari bil_x.di dan bil_x.dc[1]
berkaitan dengan byte tinggi dari bil_x.di (mengingat bil_x.di berukuran dua byte).
Seperti halnya struktur, variabel union juga dapat diinisialisasi saat
didefinisikan.
Contoh program :
//*--------------------------------------------*
//* Contoh 9.4 : Inisialisasi Union *
//*--------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
union bil_bulat
{
unsigned int di;
unsigned char dc[2];
};

void main()
{
clrscr();
bil_bulat bil_x = 0x2345; // Inisialisasi

cout << setiosflags(ios::showbase);


cout << hex << di : << bil_x.di << endl;
cout << hex << dc[0] : << int(bil_x.dc[0]) << endl;

84
cout << dc[1] : << int(bil_x.dc[1) << endl;
}

9.3. Struktur Bit-field


Satu bit atau beberapa bit dalam sebuah data berukuran suatu byte atau dua
byte dapat diakses dengan mudah malalui bit-field. Dengan cara ini suatu bit atau
beberapa bit dapat diakses tanpa melibatkan operator manipulasi bit (seperti & dan ||
). Selain itu satu atau dua byte meri dapat dipakai untuk menyimpan sejumlah
informasi.
Conto program :
//*---------------------------------------------------------*
//* Contoh 9.5 : bit-filed untuk mengakses bit-bit *
//* dalam sebuah byte data *
//*---------------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
// Pendeklarasian bit-field
struct info_bit
{
unsigned bit0 : 1;
unsigned bit1 : 1;
unsigned bit2 : 1;
unsigned bit3 : 1;
unsigned bit4 : 1;
unsigned bit5 : 1;
unsigned bit6 : 1;
unsigned bit7 : 1;
};
void main()
{
clrscr();
union ubyte // Pendeklarasian union
{
unsigned char byte;
info_bit bit;

85
};
ubyte ascii; // Pendeklarian variabel union
int nilai;
cout << Masukkan ascii antara 0 s/d 255 : ;
cout << ascii.bit.bit7 << ascii.bit.bit6
cout << ascii.bit.bit5 << ascii.bit.bit4
cout << ascii.bit.bit3 << ascii.bit.bit2
<< ascii.bit.bit1 << ascii.bit.bit0 << endl;
}

Hasil eksekusi : Masukkan ascii antara 0 s/d 255 : 128


76543210 Posisi bit
10000000

Masukkan ascii antara 0 s/d 255 : 16


76543210 Posisi bit
00010000

Perlu diketahui, suatu variabel yang didefinisikan sebagai bit-field tidak bisa diisi
secara langsung dengan suatu nilai. Oleh karena itu biasa dibentuk didalam union.
9.4. Enum
Tipe enum biasa dipakai kalau kemungkinan nilai dari suatu data telah
diketahui, dan jumlah kemungkinannya tidak banyak.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------------*
//* Contoh 9.6 : tipe enum *
//*-----------------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()

86
{
clrscr();
enum nama_hari { Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,
Sabtu, Minggu };
nama_hari hari1, hari2; // Pendefinisian enum
// Pemberian nilai enum
hari1 = Senin;
hari2 = Jumat;
int selisih = hari2 hari1;
cout << Selisih Hari : << selisih << endl;
}
Hasil eksekusi :
Selisih Hari : 4

Pada contoh diatas terdapat pendeklarasian tipe enum berupa nama_hari. Anggota
tipe enum nama_hari berupa Senin, Selasa, Rabu dan seterusnya.
nma_hari hari1, hari2 merupakan pernytaan untuk mendefinisikan variabel bernama
hari1 dan hari2 yang bertipe enum nama_hari.
9.5. typedef
typedef biasa dipakai untuk memberikan nama alias terhadap suatu tipe
data. Sebagai contoh anda dapat memberikan nama alias dari unsigned char berupa
BYTE.
Contoh program :
//*-----------------------------------------------*
//* Contoh 9.7 : typedef *
//*-----------------------------------------------*
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
typedef unsigned char BYTE;
BYTE kode; // Sebagai pemendekan dari : unsigned char code;
kode = 65;

87
cout << kode; // Karakter ASCII 65
}

Hasil eksekusi :
A

Tugas Minggu IX :
Buat program untuk menentukan selisih hari kelahiran anda dengan teman anda.
(digenapkan dalam bentuk tahun)
Contoh :
Anda lahir : 8/12/1978
Teman Lahir : 28/11/1982
Selisih Lahir (digenapkan ) = 4 tahun
(simpan dengan nama tugas9.cpp)

88
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abdul. 2003. Pemrograman C++. Yogyakarta : Penerbit ANDI Yogyakarta

Sanjaya, Dwi. 2003. Asyiknya Belajar Struktur Data di Planet C++. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo

Utami, Erna & Sukrisno. 2005. 10 Langkah Belajar Logika dan Algoritma,
Menggunakan
Bahasa C dan C++ di GNU/Linux. Yogyakarta : Penerbit ANDI Yogyakarta

Wahid, Fathul. 2004. Dasar-dasar Algoritma & Pemrograman. Yogyakarta :


Penerbit
ANDI Yogyakarta

HTTP://WWW.SMKTI-
BALIGLOBAL.SCH.ID/MODUL/KELAS%20X/PEMROGRAMAN%20DASAR/MODUL%2
0PRAKTIKUM%20C%2B%2B.PDF

HTTPS://WWW.SCRIBD.COM/DOC/9135744/MODUL-PRAKTEK-BAHASA-C

HTTP://AGUSPRI.DOSEN.ST3TELKOM.AC.ID/WP-
CONTENT/UPLOADS/SITES/19/2015/12/D3-TTPRAKT.-MODUL-01-PENGENALAN-
BAHASA-C.PDF

HTTP://AISNET.AMIKGARUT.AC.ID/DOWNLOAD/DEDE-
KURNIADI/CPPCONSOLE/MODUL%20TEORI/MODULTEORI-1-C-TID3.PDF

HTTP://KANGEDI.LECTURER.PENS.AC.ID/MATERI%20KULIAH/PEMROGRAMAN/PR
AKT%203%20PENGANTAR%20PEMROGRAMAN%20C.PDF

89
90
MODUL
MEMAHAMI SUSUNAN FISIS, KARAKTERISTIK DAN
CARA KERJA IR LED DAN LED SUPERBRIGHT
ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................................... iii


Peristilahan/Glossary ........................................................................................................ iv

Pendahuluan ..................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 1
C. Peta Kompetensi......................................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 2
E. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................................................................... 3

Kegiatan Pembelajaran 1 ................................................................................................... 4


A. Tujuan......................................................................................................................... 4
B. Indikator pencapaian kompetensi ................................................................................ 4
C. Uraian Materi .............................................................................................................. 4
D. Aktifitas Pembelajaran .............................................................................................. 13
E. Latihan/Tugas ........................................................................................................... 13
F. Lembar Jawaban ...................................................................................................... 14

Kegiatan Pembelajaran 2 ................................................................................................. 15


A. Tujuan....................................................................................................................... 15
B. Indikator pencapaian kompetensi .............................................................................. 15
C. Materi........................................................................................................................ 15
D. Aktivitas Pembelajaran.............................................................................................. 26
E. Latihan / Tugas ......................................................................................................... 26
F. Lembar Jawab .......................................................................................................... 27
G. Sumber .................................................................................................................... 27

iii
PERISTILAHAN / GLOSSARY

Space : yang menyatakan tidak ada sinyal carrier


Pulse : yang menyatakan ada sinyal carrier
Bandwidth : Lebar bidang frekuensi
Modulasi : Proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa
Carrier : Sinyal pembawa
Transmisi : Sistem pengiriman / pentransferan / pemindahan

iv
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Teknik Elektronika Dasar merupakan salah satu mata diklat yang harus dikuasai
oleh siswa sebelum mempelajari mata diklat lanjutan. Dalam Teknik Elektronika
Audio-Video sekaligus menjadi dasar dari pekerjaan merencanakan, menerapkan
dan pemasangan komponen komponen dasar elektronika.
Untuk itu kegiatan pembelajaran ini peserta diharapkan dapat melakukan dan
menguasai materi dengan benar karena akan menunjang proses diklat berikutnya.
Teknik Elektronika Dasar merupakan salah satu bentuk alat bantu ajar yang dapat
digunakan di bengkel pada saat guru melakukan praktik teknik audio maupun
elektronika yang lain.
Dengan modul ini diharapkan guru dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas.Dengan
modul ini diharapkan proses diklat akan menjadi program dan terencana untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada guru peserta diklat.
Modul tentang LED infra merah dan LED super bright ini merupakan materi sisipan,
dimana penggunaan komponen ini sangat penting sekali dalam perkembangan dunia
elektronika modern. LED infra merah sebagai media transmisi data pada sistem
sensor.
Aplikasi LED super bright dalam kehidpan sehari-hari sudah menjadi kebutuhan
mendasar dalam sistem penerangan di rumah maupun outdor (traffic light, LPJU,
Otomotive dan lain bidang yang ternyata sekarang banyak mengaplikasi LED karena
lebih effisien dan tahan lama dalam penggunaannya.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami macam-macam LED
2. Memahami ciri LED Infra merah
3. Memahami prinsip kerja LED Infra merah
4. Memahami penggunaan LED Infra Merah
5. Memahami ciri LED super braight
6. Memahami prinsip kerja LED super braight
7. Memahami penggunaan super braight
8. Merencanakan rangkaian pemancar dan penerima menggunakan LED Infra
merah
9. Merencanakan rangkaian LED seri

1
C. PETA KOMPETENSI

D. RUANG LINGKUP
1. Susunan fisis LED infra merah
2. Symbol LED infra merah
3. karakteristik LED infra merah
4. prinsip kerja LED infra merah
5. Susunan fisis LED super braight
6. Symbol LED super braight
7. Karakteristik LED super braight
8. Prinsip kerja LED super braight

2
E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Perhatikan Dengan seksama tujuan modul, jangan sampai mengerjakan
lembar kerja tanpa mengetahui tujuan modul.
2) Prasyarat yang dipersyaratkan sudah dipenuhi, jika prasyarat diabaikan akan
banyak masalah yang muncul.
3) Pahami lembar informasi, cari kata-kata yang sulit pada peristilahan.
4) Kerjakan lembar kerja dengan tepat.

2. Bagi Guru
Peran guru atau instruktur pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
1) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
7) Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
8) Melaksanakan penilaian.
9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.akan dinilai oleh pengampu
dengan menggunakan format penilaian yang sudah dipersiapkan.

3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : KARAKTERISTIK LED INFRA RED

A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui pentingnya LED Infra Red dalam kehidupan sehari-hari.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:
1. Menyebutkan Karakteristik LED Infra Red
2. Mengetahui fungsi/kegunaan LED Infra Red
3. Menyebutkan langkah-langkah pengecekan fungsi LED Infra Red pada remote
control
4. Melakukan perbaikan pada rangkaian LED Infra Red di Bengkel sekolah atau
dirumah
.
C. Uraian Materi
1. PENGERTIAN LED
Penggunaan infra merah sebagai media transmisi data mulai diaplikasikan pada
berbagai perlatan seperti televisi, handphone sampai pada transfer data pada PC.
Media infra merah ini dapat digunakan baik untuk kontrol aplikasi lain maupun
transmisi data.
Penggunaan infra merah sebagai kontrol biasanya digunakan pada remote control
televisi, VCD atau bahkan untuk remote control AC. Pada handphone dan PC,
media infra merah ini digunakan untuk mentransfer data tetapi dengan suatu
standar/protokol tersendiri yaitu protokol IrDA.

a) Infra Merah
Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan
dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak
pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang
gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra
merahini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya
masih terasa/dideteksi.
Pada dasarnya komponen yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi
infra merah termasuk tubuh manusia maupun tubuh binatang. Cahaya infra
merah, walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetap

4
tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang
nampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti
halnya cahaya yang nampak oleh mata.
Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra
merah lubang untuk menerima cahaya (window) sudah dibuat khusus sehingga
dapat mengurangi interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu
sensor infra merah yang baik biasanya jendelanya (pelapis yang terbuat dari
silikon) berwarna biru tua keungu-unguan. Sensor ini biasanya digunakan
untuk aplikasi inrfa merah yang digunakan diluar rumah (outdoor).

b) Penggunaan Led Infra Red


Sejak ditemukannya radio maka penggunaannya semakin lama semakin banyak
dan berbagai macam. Hal ini menimbulkan permasalahan yaitu padatnya jalur
komunikasi yang menggunakan radio. Bisa dibayangkan jika pada suatu kota
terdapat puluhan stasiun pemancar radio FM dengan bandwidth radio FM yang
disediakan antara 88 MHz 108 MHz. Tentunya ketika knob tunning diputar
sedikit maka sudah ditemukan stasiun radio FM yang lain. Ini belum untuk yang
lain seperti untuk para penggemar radio kontrol yang juga menggunakan jalur
radio. Bahkan untuk pengontrollan pintu garasi juga menggunakan jalur radio.
Jika kondisi ini tidak ada peraturannya maka akan terjadi tumpang tindih pada
jalur radio tersebut.
Alternatifnya yaitu dengan menggunakan cahaya sebagai media komunikasinya.
Cahaya dimodulasi oleh sebuah sinyal carrier seperti halnya sinyal radio dapat
membawa pesan data maupun perintah yang banyaknya hampir tidak terbatas
dan sampai saat ini belum ada aturan yang membatasi penggunaan cahaya ini
sebagai media komunikasi.

5
Pada dasarnya penggunaan modulasi cahaya penggunaannya tidak ada batasnya
namun modulasinya harus menggunakan sinyal carrier yang frekuensinya harus
sangat tinggi yaitu dalam orde ribuan megahertz. Biasanya modulasi dengan
frekuensi carrier yang tinggi ini digunakan untuk madulasi sinar laser atau pada
transmisi data yang menggunakan media fiberoptic sebagai media perantaranya.
Untuk transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara
biasanya menggunakan frekuensi carrier yang jau lebih rendah yaitu sekitar
30KHz sampai dengan 40KHz. Infra merah yang dipancarkan melalui udara ini
paling efektif jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di atas.

c) Bentuk LED Infra Merah

Gambar : bentuk Led Infra merah

LED Infra Merah merupakan salah satu jenis LED (Light Emiting Diode) yang
dapat memancarkan cahaya infra merah yang tidak kasat mata. Cahaya infra
merah merupakan gelombang cayaha yang berapa pada spectrum cahaya tak
kasat mata. LED infra merah dpat memacarkan cahaya infra merah pada saat
diode LED ini diberikan tegangan bias maju pada anoda dan katodanya. LED infra
merah ini dapat memancarkan gelombang cahaya infra merah karena dibuat
dengan bahan khusus untuk memendarkan cahaya infra merah.
Bahan pembuatan LED infra merah tersebut adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs). Secara teoritis LED infra merah mempuyai panjang gelombang
7800 dan mempuyai daerah frekuensi 3.104 sampai 4.104 Hz. Dilihat dari
jangkah frekuensi yang begitu lebar, infra merah sangat fleksibel dalam
pengunaanya. LED ini akan menyerap arus yang lebih besar dari pada dioda
biasa. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar daya pancarnya
dan semakin jauh jarak sapuannya.

6
Gambar Susunan Fisik LED IR

Gambar Bentuk dan simbol LED

d) Karakteristik
Karakteristik yang dimiliki oleh LED Infra Red d antaranya adalah :
1. Tidak dapat dilihat oleh manusia
2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang dapat ditimbulkan
oleh komponen yang menghasilkan panas
3. Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan
atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan,
maka panjang gelombang mengalami penurunan.
4. Cahaya infra-merah tidak mudah terkontaminasi atau teresonan dengan
cahaya lain, sehingga dapat digunakan baik siang maupun malam
Dalam spesifikasinya sebuah LED akan memancarkan gelombang cahaya pada
sebuah panjang gelombang tunggal, atau dapat dikatakan pada frekuensi tunggal.

7
Namun sesungguhnya LED akan memancarkan gelombang cahaya pada suatu
daerah panjang gelombang. Daerah ini disebut sebagai panjang gelombang. Pada
umumnya LED mempunyai panjang gelombang sebesar 20 100 nm. Konversi
antara panjang gelombang () dan bandwidth () adalah :

Pada spektrum cahaya LED infra merah diatas diperlihatkan contoh spectrum
sebuah LED infra merah yang beroperasi pada penjang gelombang tengah 820
nm panjang gelombang diambil pada titik separuh daya.
Jadi dalam contoh tersebut diatas = 2 1 = 835 nm 805 nm = 30 nm.
Makin kecil panjang gelombang maka makin koherengelombang cahaya yang
dipancarkan.

Gambar : Spektrum LED (Light Emitting Dioda) Infra Merah

e) Rangkaian LED (Light Emitting Dioda) dengan Pembatas Arus R

Untuk menetukan nilai harga R digunakan persamaan sebagai berikut:

8
Dimana :
R = Tahanan pembatas arus
Vin = tegangan masukan
VLed = tegangan maju Led
ILed = Arus maju Led
Secara fisik LED infra merah ini memiliki bentuk yang sama dengan LED pada
umumnya.

LED menpunyai penurunan tegangan yang lazimnya 1,5 volt sampai 2,5 Volt untuk
arus diantara 10mA sampai 150mA. Untuk LED dengan pancaran radiasi tampak
arus yang lazim adalah 10mA sampai 50mA, sementara untuk LED infra merah
arusnya sampai 150mA. Selain parameter tegangan parameter arus pada Led
sangat menentukan kecerahan LED, karena LED mempunyai hambatan yang
sangat kecil maka dipelukan sebuah tahanan seri terhadap LED untuk membatasi
arus pada LED

f) Prinsip Kerja Remote Infra Merah


LED infra merah digunakan untuk menghasilkan radiasi infra merah. Prinsip dasar
dari sebuah LED adalah merupakan P-N Junction yang memancarkan radiasi infra
merah atau cahaya yang tidak kelihatan, apabila P-N Junction ini dihubungkan
secara prategangan maju (forward bias). LED infra merah sering diaplikasikan
sebagai transmitter cahaya infra merah pada remote control dan pengukur jarak
tanpa kabel.

Bias Tegangan Maju pada P-N Junction LED (Light Emitting Dioda)

Apabila pada anoda diberi tegangan yang lebih positif dari pada katoda pada LED,
arus akan mengalir. Sebagai reaksi pada semikonduktor adalah terjadinya
perpindahan elektron dari tipe N menuju tipe P serta perpindahan hole dari tipe P
ke tipe N pada pita valensinya. Akibat dari proses ini terjadi rekombinasi antara
elektron dan hole sambil melepaskan energi yang berupa pancaran cahaya.

9
Dengan berkurangnya arus input dan naiknya suhu, maka efisiensi pancaran
cahaya akan berkurang.

Semua remote kontrol menggunakan transmisi sinyal infra merah yang dimodulasi
dengan sinyal carrier dengan frekuensi tertentu yaitu pada frekuensi 30KHz
sampai 40KHz. Sinyal yang dipancarkan oleh transmitter diteria oleh receiver
infra merah dan kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data biner.
Panjang sinyal data biner ini bervariasi antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain sehingga suatu remote kontrol hanya dapat digunakan untuk
sebuah produk dari perusahaan yang sama dan pada tipe yang sama. Hal ini
dapat dicontohkan pada remote TV SONY hanya bisa digunakan untuk remote
VCD SONY dan sebaliknya tetapi tidak dapat digunakan untuk TV merek yang
lain.
Pada transmisi infra merah terdapat dua terminologi yang sangat penting yaitu :
space yang menyatakan tidak ada sinyal carrier dan pulse yang menyatakan
ada sinyal carrier.

Pulse-Space Terminologi

Pengkodean pada remote infra merah pada dasarnya ada tiga macam dan
semuanya berdasarkan pada panjang jarak antar pulsa atau pergeseran urutan
pulsa.

1. Pulse-Width Coded Signal.

Pada pengkodean ini panjang pulsa merupakan kode informasinya. Jika panjang
pulsa pendek (kira-kira 550us) maka dikatakan sebagai logika L tetapi jika
panjang pulsa panjang (kira-kira 2200us) maka menyatakan logika H.

10
2. Space-Coded Signals

Pada pengkodean ini didasarkan pada panjang/pendek space. Jika panjang pulsa
sekitar 550us atau kurang maka dinyatakan sebagai logika L sedangkan jika
panjang space lebih dari 1650us maka dinyatakan sebagai logika H.

3. Shift Coded Signal

Pengkodean ini ditentukan pada urutan pulsa dan space. Pada saat space
pendek, kurang dari 550us dan pulse panjang, lebih dari 1100us maka
dinyatakan sebagai logika H. Tetapi sebaliknya jika space panjang dan pulse
pendek maka dinyatakan sebagai logika L.
Pengkodean ini merupakan hal yang sangat penting karena tanpa mengetahui
sistem pengkodean pada sisi transmitter infra merahmaka disisi receiver tidak bisa
mendekodekan data/perintah apa yang dikirmkan. Selain itu didalam pengkodean
ini perlu disisipkan suatu data yang dinamakan sebagai device address sebelum
data atau perintah. Device addres ini menyatakan nomor alamat peralatan jika
terdapat lebih dari satu alat yang dapat dikendalikan oleh sebuah remote kontrol
pada suatu area tertentu.

g) Transmitter Infra Merah


Infra merah dapat digunakan baik untuk memancarkan data maupun sinyal suara.
Keduanya membutuhkan sinyal carrier untuk membawa sinyal data maupun sinyal
suara tersebut hingga sampai pada receiver.

11
Gambar rangkaian pemancar Led Infra Merah

h) Konverter Sinyal Suara Menjadi Frekuensi Infra Merah


Untuk transmisi sinyal suara biasanya digunakan rangkaian voltage to frequency
converter yang berfungsi untuk merubah tegangan sinyal suara menjadi frekuensi.
Dan jika sinyal ini dimodulasikan sengan sinyal carrier maka akan menghasilkan
suatu modulasi FM.
Modulasi jenis ini lebih disukai karena paling kebal terhadap perubahan amplitudo
sinyal apabila sinyal mengalami gangguan di udara.
Untuk transmisi data biasanya sinyal ditransmisikan dalam bentuk pulsa-pulsa
seperti telah dijelaskan di atas. Ketika sebuah tombol ditekan pada remote kontrol
unti maka IR akan mentransmitkan sebuah sinyal yang akan dideteksi sebagai
urutan data biner.

i) Penerima Infra Merah


Untuk aplikasi jarak jauh maka perlu adanya pengumpulan sinar termodulasi yang
lemah. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan photodioda yang sudah
mempunyai semacam lensa cembung yang akan mengumpulkan sinar
termodulasi tersebut. Biasanya menggunakan lensa tambahan yang dinamakan
dengan lensa FRESNEL yang terbuat dari bahan plastik dan kemudian
diumpankan ke photodioda dengan jarak tertentu pada fokus lensa FRESNEL ini.

12
Untuk aplikasi remote ontrol biasanya cukup menggunakan lensa yang dimiliki
oleh photodioda/phototransistor dengan penguatan tertentu. Untuk penggunaan
yang harus dapat menerima pancaran sinyal infra merah yang sudut datangnya
besar maka harus menggunakan dua atau lebih photodioda.
Photodioda yang baik adalah photodioda yang mampu mengumpulkan sinar
termodulasi tepat pada wafer silikonnya dan hal inilah yang mempengaruhi
kualitas photodioda/phototransistor yang dibeli di pasaran.
Pada saat photodioda mendeteksi adanya sinar infra merah maka akan terdapat
arus bocor sebesar 0.5 uA dan ini juga tergantung pada kekuatan sinar infra
merah yang datang dan sudut datangnya.
Kekuatan sinar dan sudut datang merupakan faktor penting dalam keberhasilan
transmisi data melalui infra merah selain filter dan penguatan pada bagian
receivernya.

D. Aktifitas Pembelajaran
1. Selama Proses pembelajaran, siswa hendaknya mendeskripsikan proses led
dapat menghasilkan cahaya infra red.
2. Perhatikan catu tegangan / menghitung resistor pembatas arus pada
penggunaan led infra red.
3. Untuk menambah wawasan hendaknya memperbanyak sumber bacaan atau
mengunjungi website yang ada animasi yang berkaitan dengan proses
terjadinya pancaran sinar infra red.

E. Latihan / Tugas
1. Di dalam sensor optocoupler terdapat 2 komponen dasar, sebutkan dan
jelaskan masing-masing !
2. Jelaskan perbedaan antara led penghasil cahaya dengan led infra merah
3. Sebutkan Penggunaan Led infra merah digunakan pada perlatan apa saja
4. Jelaskan secara fisik susunan led infra merah.
5. Bagaimana cara memanfaatkan peralatan lain untuk melihat ada tidaknya
pancaran cahaya infra merah pada led yang diaktifkan?

13
F. Lembar Jawaban

1. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. LED infra merah ini
merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra merah
dengan konsumsi daya sangat kecil. Jika diberi prasikap maju, LED infra merah
yang terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan panjang gelombang
sekitar 0,9 mikrometer. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar
komponen phototransistor. Phototransistor memiliki bahan utama yaitu
germanium atau silikon yang sama dengan bahan pembuat transistor.
2. Led biasa menghasilkan cahaya wrna sesuai dengan bahan yang digunakan
pada led (merah, biru, hijau, putih dll), sedangkan led infra menghasilkan
cahaya infra yang tidak dapat dilihat mata secara langsung.
3. Led infra merah banyak digunakan di sistem kontrol dan diaplikasikan pada
remote kontrol sebagai media pengirim data
4.

5. Untuk melihat atau mendeteksi adanya cahaya infra merah pada led infra
merah yang diaktifkan dengan menggunakan kamera HP, jika led menghasilkan
cahaya maka dimonitor hp akan tampak cahaya keunguan, atau dengan
menggunakan gelombang radio AM, karena pada prinsipnya sinyal carrier yang
digunakan hampir sama dengan frekuensi gelombang radio AM.

14
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : CARA KERJA LED SUPERBRIGHT

A. Tujuan
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengetahui dan melakukan praktek penggunaan LED Superbright dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:
1. Menyebutkan kegunaan LED Superbright
2. Penerapan LED Superbright
3. Menyebutkan conto aplikasi LED Superbright pada beberapa bidang kehidupan
sehari-hari
.
C. Materi
a) LED Superbright
Penggunaan LED sebagai sumber cahaya dimasa depan di seluruh dunia saat ini
sudah menjadi tren. Led banyak digemari karena selain hemat energy, warna yang
dipancarkan sangat variatif, lebih terang dari bohlam lampu konvensional dan
harganya yang terjangkau. lampu LED bekerja dengan cara mengubah arus listrik
menjadi cahaya. Kini LED banyak disukai masyarakat karena selain bentuknya
kecil, warnanya pun cukup bervariasi.
Banyak sekali led yang telah ada di pasaran saat ini, led bisa digolongkan
berdasarkan spesifikasinya. Bahkan lampu penerangan jalan umum (PJU) pun
sudah ada beberapa yang menggunakan LED. Juga untuk lampu rumahan juga
banyak dijual LED bulb. Misal berdasarkan ukuran: ada led ukuran 3mm, 5mm,
8mm hingga 12mm. Berdasarkan body: ada yang bening (clear) dan ada yang
berwarna. Berdasarkan warna yang dipancarkan: ada yang monokrom,
diantaranya : putih, merah, biru, hijau, orange dan banyak lagi dan ada juga yang
dua warna, tiga warna (bisa kayak banyak warna). Berdasarkan terangnya: ada
led biasa, superbright, hid, luxeon, oled dan lain lain.
Banyak sekali manfaat LED dalam kehidupan sehari-hari di antaranya dipakai
sebagai:
1. Lampu Penerangan Rumah
2. Lampu Penerangan Jalan
3. Papan Iklan (Advertising)

15
4. Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5. Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior

b) Karakteristik LED
Light Emitting Diode (LED) memiliki umur yang panjang yakni 25.000 sampai
dengan 100.000 jam, bahkan menurut Wikipedia ada LED buatan tahun 1970 dan
1980-an yang masih hidup sampai sekarang. Walaupun umur LED sangat
panjang, LED sangat sensitif terhadap arus listrik yang melewati-nya. Untuk itu
LED harus memiliki rangkaian yang berfungsi untuk membatasi arus yang
mengalir melewati-nya. Pada umumnya LED didisain untuk beroperasi dengan
arus listrik sebesar 2mA, 10mA, 20mA dan 25mA jika LED dipaksa untuk
beroperasi di atas arus tersebut bisa dipastikan bahwa umur LED tersebut tidak
akan panjang. Seperti hal-nya dioda, ketika LED dalam keadaan "forward
bias" maka tegangan yang melewati LED akan turun (Voltage Drop) atau biasa
juga disebut Tegangan Maju (Forward Voltage / Vf). Besarnya tegangan yang
turun pada LED tergantung pada warna LED bersangkutan.

c) Rangkaian LED Super Bright


Sistem atau cara mencatu LED SuperBright pada prinsipnya adalah sama dengan
led pada umumnya, tergantung warna led yang menentukan besarnya arus yang
boleh dipanjarkan pada led tersebut.
Kita menggunakan catu daya DC (direct current) atau arus searah untuk
menyalakan led. Standarnya arus dan tegangan maksimum led berkisar 2volt,
0.02ampere untuk led monokrom clear berwarna merah dan 2-4volt, 0.02ampere
untuk led clear.

Rangkaian umum-nya bisa dilihat seperti tampak pada gambar berikut.

Gambar 4.5 Lampu LED dengan Rd yang diseri

Rd digunakan untuk membatasi arus yang akan melewati LED (If), nilai R1 dapat
diketahui menggunakan persamaan berikut ini.

16
Dimana:

Rd = Resistansi yang digunakan untuk membatasi arus yang mengalir ke LED


dalam

Vs = Tegangan Sumber dalam V

Vf = Tegangan maju dalam V

If = Arus LED dalam A

Sebagai contoh, kita hitung besar resistansi pada rangkaian LED di atas. Diketahui
Vs = 12V, Vf = 2V dan If = 20mA = 0,02A. Jawab:

Rd = (Vs Vf ) / If

Rd = (12 2) / 0,02A

Rd = 10 / 0,02

Rd = 500

d) Rangkaian LED Seri


Beberapa LED dapat dirangkai secara seri untuk mendapatkan efisiensi yang lebih
baik dan menyesuaikan dengan tegangan sumber yang ada seperti tampak pada
gambar berikut ini.

Gambar beberapa Lampu LED diseri

17
Contoh:

Seperti gambar diatas diketahui Vs = 12V, dengan Vf masing masing LED = 2V,
dan If masing-masing LED = 20mA = 0,02A, berapa kah nilai resistansi R1?

Jawab:

Rd = (Vs Vftot ) / If

Rd = (12 (2 + 2 + 2)) / 0,02

Rd = 6 / 0,02

Rd = 300

e) Substrat LED
Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat
dengan gallium arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan
produksi alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan
cahaya dengan warna bervariasi. LED konvensional terbuat dari mineral inorganik
yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai berikut:

aluminium gallium arsenide (AlGaAs) - merah dan inframerah


gallium aluminium phosphide - hijau
gallium arsenide/ phosphide (GaAsP) - merah, oranye-merah, oranye,
dan kuning
gallium nitride (GaN) - hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
gallium phosphide (GaP) - merah, kuning, dan hijau
zinc selenide (ZnSe) - biru
indium gallium nitride (InGaN) - hijau kebiruan dan biru
indium gallium aluminium phosphide - oranye-merah, oranye, kuning, dan
hijau
silicon carbide (SiC) - biru
diamond (C) - ultraviolet
silicon (Si) - biru (dalam pengembangan)
sapphire (Al2O3) biru

18
f) LED biru dan putih
LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial menggunakan
substrat galium nitrida yang ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu
berkarier di Nichia Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di
penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan
hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara melapisi
substrat galium nitrida (GaN) dengan fosforkuning. Karena warna kuning
merangsang penerima warna merah dan hijau di mata manusia, kombinasi antara
warna kuning dari fosfor dan warna biru dari substrat akan memberikan kesan
warna putih bagi mata manusia.
LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di
substrat ultraviolet dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu
fluoresen.
Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah dengan tidak
menggunakan fosfor sama sekali melainkan menggunakan substrat seng
selenida yang dapat memancarkan cahaya biru dari area aktif dan cahaya kuning
dari substrat itu sendiri.

19
g) Contoh aplikasi LED Super Bright

20
21
22
23
24
25
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Selama Proses pembelajaran, siswa hendaknya memperhatikan perbeadaan led
biasa dengan led super terang / super bright
2. Perhatikan catu tegangan / menghitung resistor pembatas arus pada penggunaan
led
3. Untuk menambah wawasan hendaknya memperbanyak sumber bacaan atau
mengunjungi website yang ada animasi yang berkaitan dengan proses terjadinya
pancaran pada led super bright

E. Latihan/ Tugas
Sebutkan Penggunaan led super bright dalam kehidupan sehari-hari

26
F. Lembar Jawaban
Untuk penerangan Rumah/Jalan, lampu pada kendaraan (otomotive), reklame, lampu
sorot, lampu strobo, lampu traffic.

G. Sumber :
http://elektronika-dasar.web.id/spektrum-cahaya-led-infra-merah-infra-red-led
http://zonaelektro.net/infra-merah-media-komunikasi-cahaya/image012-8
https://id.wikipedia.org/wiki/Diode_pancaran_cahaya

27
28

Anda mungkin juga menyukai