Pacing tawar
Famili : Costaceae1
Morfologi
Costus speciosus adalah tamanan hias, herba, megandung banyak air, umbi
batang dan akar, tumbuahan berkayu. Tanaman ini memiliki tinggi hingga 2,7 m.
3
. Batang berwarna merah yang muncul dari rimpang dan memiliki daun yang
besar dan halus. Daun berwarna hija berbentuk elips / lonjong yang tersusun
secara spiral, dengan panjang 15 30 cm dan lebar 5,7 7,5 cm. Memiliki bunga
warna putih dengan diameter 1,5 inchi, berbentuk kerucut, kuncup bunga warna
merah kekuningan. 4
Tanaman ini adalah tanaman yang banyak terdapat di Asia Tenggara, seperti
India, Sri Langka, Indonesia, dan Malaysia. Tanaman ini banyak terdapat
diperbukitan Himalaya, India. 5. Namun tanaman ini telah di naturalisasi ke
daerah subtropic seperti Hawaii. Dan ada juga di Micronesia, Guam, Palau, dan
Perancis. 3
Kandungan kimia
Pada tanaman ini mengandung saponin 5%, sapogein 0.5%, alkaloid, sterol
0.09%, benzoquinon, fenolik 0.39%, asam lemak 5.15%, flavonoid. 5. Saponin
yang terkandung dalam tanaman ini adalah diosgenin sampai 3,7% pada rimpang
0,37% pada daun dan 1,21% pada bunga, dioscin, dan gracilin yang didapatkan
pada biji dan akar. Terdapat juga tokoferol dan quinine pada biji. Selain itu, ada
beberapa minyak essensial yang diisolasi dari rimpang tamanan ini. Beberapa
senyawa terpentelaah diisolasi dari daun, seperti palmitat, -amirin, and -
amirinstearat. 4. Tanaman ini juga mengandung antioksidan yang tinggi, seperti
asam askorbat, -karotin, -tokofenol, glutation. Pada tanaman ini juga terdapat
sikloartanol, asam oktasanoik dan glikosida3. Ekstrak dari rimpang tanaman ini
mengandung eremanthin, yang didapat dari fraksi heksan dengan adar 93,44%.6
Penggunaan tradisional
Bioaktivitas
Daun dari tanaman ini telah terbukti memiliki sifat hipoglikemik dan aksi
merangsang insulin sehinngga dapat menurunkan kadar glukosa darah, dengan
dosis 20 mg/kg bw (LD50 =15 mg/ml). Ekstrak dari rimpang dari tanaman ini
terlihat bahwa dapat bakteri gram positif dan bakteri gram negatif dikarenakan
adanya senyawa diosgenin yang merupakan precursor hormon steroid, dengan
dosis 50 mg/kg bw. Senyawa alkaloid dari rimpang tanaman ini mempunyai
aktivitas farmakologis terhadap asetilkolin, yang digunakan untuk penyakit mata.4
Pada ekstrak metanol dan air menunjukkan aktivitas antihelmintik pada berbagai
konsentrasi. Senyawa fenolik yang terkandung dalam tanaman ini membuktikan
adanya aktivitas antioksidan 60 mg/kg, dan antioksidan ini dapat mengurangi
resiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.10 Hasil dari ekstrak
metanol dari tanaman ini memiliki efek farmakologis yaitu antiinflamatik,
antipiretik, dan analgesic, dapat mengurangi edema. Ekstrak alcohol dari rimpang
tanaman ini dapat menstimulasi neurotransmitter dan enzim monoaminoksidase di
otak, 10mg/kg bw. Eksrak ini yang memiliki aktivitas normal yang melawan
stess. 11
Eremanthin yang terdapat pada rimpang tanaman ini, memiliki aktivitas
antidiabetes, dengan menggunakan dosis yang kecil yaitu 50 mg/kg bw, dengan
cara memperbaiki insulin dalam tubuh. Ekstrak kloroform, metanol, dan air dari
taman ini emiliki aktivitas antihiperglikemik dengan menurunkan kadar gula
dalam darah dalam rentang sampai 240 menit. Aktivitas antilarva juga dihasilkan
dari ekstrak air tanaman ini, dari bagian daun. Senyawa yang terkandung
didalamnya melawan dari larva nyamuk, sehingga dapat menenyembuhkan
beberapa penyakit yang dibawa oleh nyamuk seperti malaria, demam berdarah,
demam kuning, dan filariasis. Tanaman ini telah dilaporkan memiliki banyak
khasiat bermanfaat untuk kesehatan manusia, termasuk, antiallergi, aktivitas
antitumor dan sitotoksik, dan aktivitas hepatoprotektif.4
Hasil Fitokimia
Alkaloid + +
Flavonoid - +
Saponin - +
Fenolik - +
Terpenoid - +
Steroid - -
Pada uji fitokimia yang dilakukan,hanya terdeteksi terdapatnya senyawa alkaloid dati
beberapa uji. Padahal dari sekumpulan litertur, mengandung 5 jenis senyawa yang
dicari kecuali steroid. Pengujian senyawa alkaloid menggunakan metoda Culfenord
fitzgerald sedangkan pengujian fenol, flavonoid, saponin, terpenoid, dan steroid
menggunakan metode Simes.
Pengujian senyawa alkaloid pada tanaman ini, dibuktikan dengan terbentuknya kabut
putih setelah penambahan pereaksi mayer pada lapisan air, pereaksi ini yang
mengandung HgCl2 dan KI, berikatan dengan alkaloid sehingga menghasilkan
senyawa kompleks merkuri yang menghasilkan larutan ataupun endapan putih,
Pengujian senyawa fenolik pada tanaman ini, tidak terbukti karena tidak terjadi
perubahan wana menjadi hijau kebiruan atau biru kehitaman setelah diberikan
pereaksinya yaitu FeCl3 pada lapisan airnya.
Pengujian senyawa flavonoid pada tanaman ini juga tida terbukti karna tidak terjadi
perubahan warna menjadi jingga sampai merah setelah diberikan serbuk Mg pada
larutan airnya yang telah diberikan HCl pekat, penambahan HCl pekat ini digunakan
untuk menghidrolisis flavonoid menjadi aglikonnya. Perubahan warna merah atau
jingga terjadi karena adanya proses reduksi senyawa flavonoid dengan logam Mg.
Senyawa saponin pada tanaman ini tidak teruji pada hasil fitokimia, karena setelah
dikocok kuat tidak menghasilkan busa, begitu juga ketika sudah ditamahkan dengan
HCl pekat. Senyawa saponin adalah senyawa yang akan membentuk busa yang stabil
ketika dikocok, busa yang ditimblkan karena kombinasi dari rantai sapogenin dan
rantai samping polar.
Pada pengujian senyawa terpenoid dan steroid juga tidak dibuktikan adanya kedua
senyawa tersebut, karena tidak terbentuk warna merah setelah penambahan anhidrida
asetat dan warna biru setelah penambahan H2SO4 pekat pada lapisan kloroform yang
sebelumnya diberikan reagen Lieberman Burchard.
Perbedaan hasil uji fitokimia ini dapat disebabkan oleh telah rusaknya simplisia
misalnya karena simplisia sudah kering atau berjamur atau adanya kesalahan dalam
pengerjaan misalnya kurang teliti dalam pelaksanaan pengujian, bisa juga disebabkan
karena telah tercemarnya pereaksi dengan senyawa lain dan juga analisa fitokimia
yang dilakukan yaitu analisa kualitatif, maksudnya jumlah reagen yang ditambahkan
tidak begitu akurat.12
BAHAN BACAAN
5. Al-Attas AAM, El-Shaer NS, Mohamed GA, Ibrahim SRM, Esmat A. Anti-
inflammatory sesquiterpenes from Costus speciosus rhizomes. J
Ethnopharmacol. 2015;176:365-374. doi:10.1016/j.jep.2015.11.026.
11. Pawar VA, Pawar PR. Costus speciosus: An Important Medicinal Plant.
2014;3(7):28-33.
Costus speciosus
OLEH :
NO BP : 1511011016
KELOMPOK KL : 4
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017