Anda di halaman 1dari 9

Nama

: Fajar Pratama

NPM

: 08160100068

Program

: S1 Keperawatan

Judul

: Sida Rhombifolia

UTS FITOFARMAKA
1. Taksonomi tanaman dan gambar
a. Tanaman sidaguri memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Classis
: Dicotyledoneae
Sub classis
: Dialypetalae
Ordo
: Malvales/ Columniferae
Familia
: Malvaceae
Genus
: Sida
Species
: Sida rhombifolia L
b. Gambar Tanaman

2. Nama

lain

atau

Nama

daerah

Tanaman
Sinonim : S. alnifolia Lour., S. phillippica DC., S. retusa L., S.
semicrenata Link., S. spinosa L

Tumbuhan sidaguri dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama


daerah :
Saliguri (Minangkabau), Sidaguri (Melayu), Sidaguri (Jawa tengah),
sidagori (sunda), Taghuri (Madura), Kahindu (Sumba), Hutu gamo
(Halmahera),Digo (Ternate) (Dalimarta, 2003)
3. Deskripsi tanaman dan habitat hidup
A. Deskripsi Tanaman
a. Makroskopik
Bentuk daun bagian ujung membundar dan panjang bawah
daun

meruncing,

tepi

daun

tidak

rata

(bergerigi),

daun

umumnya berbentuk jajaran genjang, bagian bawah hijau pucat


atau hijau abu-abu, ibu tulang daun membagi daun menjadi
sama besar, anak tulang daun pertama mencapai tulang daun,
pada bagian atas daun, tulang daun tampak seperti alur
sedangkan pada bagian bawah daun anak tulang daun menonjol
keluar Bunga berdiri sendiri di ketiak. kelopak separo jalan
berbagi, panjang 6-9 mm. Benang sari banyak, bersatu menjadi
tabung, pada ujungnya terbelah menjadi benang sari yang
bebas. Bakal buah beruang 8-10. Tangkai putik pada pangkalnya
bersatu. Buah dengan 8-10 kendaga (Munim dan Hanani ,2011)
b. Mikroskopik
Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak
epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, bentuk empat persegi
panjang. Pada epidermis atas terdapat rambut penutup bentuk
bintang yang tediri dari 3- 8 sel. Epidermis bawah terdiri dari
satu lapis sel, bentuk empat persegi panjang; pada pandangan
tangensial berbentuk poligonal, dinding samping agak berkelokkelok; rambut penutup serupa dengan rambut penutup pada
epidermis atas; stomata tipe anomositik dengan 3-4 sel 7
tetangga. Jaringan palisade terdiri dari selapis sel silindrik
panjang berisi banyak butir klorofil. Jaringan bunga karang terdiri
dari sel dengan ukuran tidak sama, kadang-kadang terdapat
ruang antar sel, mengandung butir hijau daun; pada jaringan
bunga karang terdapat rongga lisigen. Beberapa sel parenkim
berisi kristal kalsium oksalat berbentuk roset. Pada tulang daun

tampak sel kolenkim di bawah epidermis atas dan bawah. Di


antara floem dan parenkim terdapat serbuk sklerenkim; berkas
pengangkut tipe kolateral. Serbuk berwarna hijau kecoklatan.
Fragmen pengenal adalah rambut penutup bentuk bintang,
fragmen mesofil, fragmen epidermis dengan stomata dan kristal
kalsium oksalat berbentuk roset
B. Habitat hidup
Sidaguri merupakan perdu yang tegak, kadang-kadang bercabang
kuat, tinggi 0,1 sampai 2,00 m, dengan batang-batang liat yang
sedikit banyak dilapisi bulu-bulu bintang berimpitan, di Jawa biasa
didapati mulai dari dataran rendah hingga 1400 m di atas
permukaan laut di tempat yang 6 bersinar matahari ataupun yang
sedikit rindang, tidak terlalu lembab, terutama yang berumput
4. Kandungan Kimia Tanaman
Kandungan kimia daun sidaguri mengandung senyawa kimia tanin,
flavonoid, saponin, alkaloid, glikosida, kalsium oksalat, steroid, fenol,
asam amino, dan minyak atsiri (Munim dan Hanani, 2011)
5. Farmakologi Tanaman
Tanaman sida rhombifolia bisa digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit antara lain
1) Asam Urat
Pengobatan

gout

bertujuan untuk

meredakan

serangan

gout akut dan mencegah masa gout berulang serta batu urat.
Salah satu jalur untuk mengatasi gout adalah menurunkan kadar
asam urat yang melebihi batas normal dalam darah. Ada dua
kelompok

obat

untuk

terapi

penyakit gout

yaitu

obat

yang

menghentikan proses inflamasi (urikosurik) akut dan obat yang


mempengaruhi kadar asam urat

(urikostatik).

Obat

urikostatik

enzim xantin

oksidase

menghambat

kerja

golongan
yang

mengubah hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam


urat.Dengan

demikian produksi

asam

urat

berkurang

dan

produksi xantin maupun hipoxantin meningkat. Contoh obatnya


adalah allopurinol.
Namun, penggunaan allopurinol dapat

menyebabkan

efek

samping seperti alergi, demam, dan gangguan pencernaan. Efek


samping

dari

obat sintetik

seperti

allopurinol

membuat

masyarakat memilih pengobatan herbal yang lebih aman dan lebih


efektif.
Tumbuhan sidaguri (Sida rhombifolia L.) secara empirik telah
digunakan

sebagai

obat

bahan

alam oleh

masyarakat

dalam

pengobatan asam urat.Flavonoid yang terkandung dari ekstrak


daun

sidaguri

sehingga

dapat

berlebih.Selain
sehingga

secara memiliki efek inhibitor xantin oksidase

kadar

mengurangi

itu, tumbuhan
asam

produksi asam
sidaguri

urat mudah

urat

memiliki

dieksresikan

yang

efek diuretik
melalui

urin

dengan proses diuresis


Flavonoid yang terkandung dari ekstrak daun sidaguri memiliki
efek inhibitor xantin oksidase sehingga dapat mengurangi produksi
asam urat yang berlebih. Kadar asam urat yang dieksresikan melalui
urin dengan proses diuresis, dalam hal ini tumbuhan sidaguri
memiliki efek diuretik. Umumnya sifat-sifat farmakologis tanaman
untuk mengobati asam urat adalah diuretik (untuk membantu
pembuangan kelebihan asam urat dalam darah agar tidak terus
menumpuk di dalam tubuh), inhibitor xantin oksidase (menghambat
kerja enzim xantin oksidase), anti radang (untuk mengurangi
pembengkakan akibat penumpukan kristal asam urat), begitu juga
dalam

pengobatan

modern

sifat-sifat

obat

sintetis

yang

dimanfaatkan untuk mengobati asam urat adalah diuretik, inhibitor


xantin oksidase dan anti radang.
Cara Penggunaan : ambil akar sidaguri sebanyak 5 buah.
Kemudian cuci dan bersihkan, lalu rebus dengan 1 liter air.
Meudian saring airnya dan minum 1-2 kali sehari.
2) Nyeri ( Analgetik )
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang
timbul apabila ada jaringan yang rusak. 68 Natsir dkk.: Pemanfaatan

akar Sidaguri (Sida rhombifolia) sebagai bahan analgetik Jurnal PDGI


63 (2) Hal. 66-69 2014. Hal ini menyebabkan individu bereaksi
dengan cara memindahkan stimulus nyeri. Rasa nyeri dapat
dirasakan

melalui

berbagai

jenis

rangsangan.

Semua

ini

dikelompokkan sebagai rangsang nyeri mekanis, nyeri kimiawi dan


nyeri suhu.6 Suhu yang melebihi ambang batas reseptor berpotensi
merusak jaringan. Hal ini selanjutnya akan merangsang reseptor
nyeri antara lain dengan mekanisme pembentukan prostaglandin
dari prekursor asam arakidonat dengan bantuan enzim COX-2.
Prostaglandin

menyebabkan

sensitasi

reseptor

nyeri

dan

menimbulkan keadaan hiperalgesia. Oleh karena itu, sebagian besar


efek

terapi

obat

analgesik

berdasarkan

atas

penghambatan

biosintesis prostaglandin (PG), dengan cara menghambat enzim


siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2
terganggu.

Atau

dengan

kata

lain,

zat-zat

yang

berperan

menghambat COX- 2, akan bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri.


Tujuh Kandungan kimia tumbuhan sidaguri pada bagian akar
mengandung steroid, alkaloid, dan ephedrine. Efek analgetik dari
akar sidaguri, terutama berasal dari zat bioaktif steroid dan alkaloid.
Steroid

terdiri

atas

beberapa

kelompok

senyawa

dan

pengelompokan ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan


oleh masingmasing kelompok. Steroid, digunakan untuk menekan
inflamasi, alergi, dan respon imun. Terapi antiinflamasi digunakan
banyak penyakit seperti asma bronkial, artritis reumatoid, inflamasi
berat pada mata dan kulit. Kortikosteroid mempunyai efek yang
nyata dan banyak digunakan untuk antiinflamasi dan imunosupresif,
dengan

menekan

semua

fase

respon

inflamasi,

termasuk

pembengkakan dini, kemerahan, dan nyeri. Sel-sel imunokompeten


dan makrofag dalam sirkulasi dikurangi dan pembentukan mediator
proinflamasi, seperti prostaglandin, leukotrien, dihambat. Steroid
menghasilkan efek yang terakhir ini dengan menstimulasi sintesis
protein dalam leukosit yang menghambat fosfolipase A2. Enzim ini
terletak dalam membran sel, diaktivasi dalam sel-sel yang rusak dan

bertanggungjawab dalam pembentukan asam arakidonat yang


merupakan prekursor mediator inflamasi. Steroid bekerja sebagai
analgesik

perifer

dengan

menghambat

enzim

fosfolipase

A2

sehingga tidak terbentuk asam arakhidonat. Tidak adanya asam


arakhidonat berarti tidak terbentuknya prostaglandin. Dengan tidak
terbentuknya prostaglandin untuk merangsang reseptor nyeri, maka
nyeri pun tidak dirasakan. Alkaloid merupakan suatu golongan
senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Alkaloid
bekerja dengan menghambat nyeri pada sistem saraf pusat pada
hipotalamus, namun memiliki efek yang lebih kecil dibandingkan
steroid
Cara Penggunaan : Kunyah akar daun sidaguri
3) Sebagai Anti Fungi (Candida albicans)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Candida albicans
dapat dihambat dan dibunuh oleh ekstrak etanol daun Sidaguri (sida
rhombifolia) karena di dalam daun Sidaguri terkandung senyawasenyawa

antifungi.

Senyawa-senyawa

tersebut

adalah

tanin,

saponin, fenol, alkaloid, dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa


tersebut dapat berfungsi sebagai antifungi dengan mekanisme kerja
sebagai berikut, menurut Robinson (1995), saponin mempunyai sifat
seperti sabun yaitu sebagai senyawa aktif permukaan yang kuat.
Sabun merupakan bahan aktif permukaan yang dapat merusak
permeabilitas membran sitoplasma. Membran sitoplasma terdiri dari
protein dan lemak yang rentan terhadap zat-zat yang menurunkan
tegangan permukaan atau agen aktif permukaan (Volk dan Wheeler,
1993).

Dengan

memungkinkan
substansi

ke

rusaknya
fungsi

dalam

permeabilitas

membran
dan

ke

dalam

luar

sel

membran

sitoplasma

mengatur

lewatnya

terganggu

sehingga

menyebabkan ion organik penting seperti nukleotida, koenzim, dan


asam amino merembes ke luar sel atau masuknya substansi yang
tidak diinginkan ke dalam sitoplasma sehingga akan mengakibatkan
kematian sel fungi.
Menurut Harborne (1996), tanin merupakan senyawa polifenol
yang dapat mengendapkan protein. Jika terjadi pengendapan protein

dalam dinding sel dan sitoplasma maka pertumbuhan sel Candida


albicans akan terganggu dan mengakibatkan kematian pada sel
Candida albicans. Kerusakan yang terjadi pada dinding sel dan
membran sitoplasma yang diakibatkan oleh zat aktif pada daun
Sidaguri, termasuk substansi asing yang tidak diinginkan masuk ke
dalam sel Candida albicans. Senyawa-senyawa yang melewati
membran sitoplasma akan masuk dan mengenai organel sel yang
lain misalnya membran protein dan mitokondria. Membran protein
ini memiliki aktivitas enzim seperti manan sintase, khitin sintase dan
glukan sintase. Enzim tersebut dapat mengkatalisis pelepasan
hidrogen

dari

substrat

pada

proses

oksidasi

reduksi

rantai

pernafasan sel di dalam mitokondria (Tjampakasari,2006). Jika


terjadi pengendapan protein pada organel tersebut maka akan
mengakibatkan terjadinya perusakan pada organel sel tersebut.
Dengan rusaknya organel sel tersebut, memudahkan masuknya
substansi yang tidak diinginkan ke dalam sel.
Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung nitrogen.
Alkaloid

steroid

yang

dimodifikasi

biasanya

terdapat

sebagai

glikosida C-3 atau ester. Struktur seperti ini menyerupai struktur


saponin, dan kadang-kadang dipaparkan sebagai saponin yang
mengandung nitrogen. Di dalam alkaloid terdapat senyawa sebagai
penolak serangga dan senyawa antifungi (Robinson,1995). Senyawa
antifungi tersebut bekerja merusak membran dengan cara merusak
permeabilitas membran sitoplasma. Dengan rusaknya permeabilitas
membran sitoplasma maka fungsi membran menjadi terganggu
sehingga

akan

mengakibatkan

Prosiding

Seminar

Nasional

Pendidikan Biologi 2015, yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan


Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang, tema: Peran
Biologi dan Pendidikan Biologi dalam Menyiapkan Generasi Unggul
dan Berdaya Saing Global, Malang, 21 Maret 2015. 384 bocornya isi
sel atau masuknya zat-zat yang tidak diinginkan ke dalam sitoplama
sehingga

akan

mengakibatkan

kematian

fungi

(Schlegel

dan

Schmidt, 1994).
Menurut Robinson (1995), efek fisiologis dan farmakologis dari

polifenol disebabkan oleh kemampuannya untuk menghambat


substansi kompleks, baik dengan protein maupun polisakarida.
Pembentukan ikatan hidrogen dan interaksi ikatan hidrofobik antara
fenol dan protein. Senyawa fenol merupakan senyawa yang dapat
mengganggu metabolisme dan merusak sel. Sedangkan minyak
atsiri bersifat sebagai antifungi yang kuat yang dapat menghambat
pertumbuhan fungi. Minyak atsiri ini menghambat aktivitas enzim
pada Candida albicans seperti manan sintase, khitin sintase, dan
glukan sintase. Enzim tersebut dapat mengkatalisis pelepasan
hidrogen

dari

substrat

pada

proses

oksidasi

reduksi

rantai

pernafasan sel di dalam mitokondria (Tjampakasari, 2006). Dengan


rusaknya enzim yang bekerja pada sel Candida albicans, maka akan
menyebabkan pertumbuhan Candida albicans terganggu dan dapat
menyebabkan kematian pada Candida albicans

DAFTAR PUSTAKA
Munim, A., dan Hanani, E., 2011, Fitoterapi Dasar, Jakarta: PT Dian
Rakyat.
Dalimarta, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 3. Jakarta: Puspa
Swara.
Syafrullah, Sarah Carolin, January 2015, Indonesian Sidaguri (Sida
Rhombifolia L.) As Antigout And Inhibition Kinetics Of Flavonoids, Volume
4,

no.1.

file:///C:/Users/IJ/Downloads/505-989-2-PB%20(2).pdf,

22

November 2016
Natsir Nurhayaty, Maria Tanumihardja,

Indrya K. Matulada dan Vero H.

Sanusi, Agustus 2014, Pemanfaatan Akar Sidaguri (Sida Rhombifolia)


Sebagai

Bahan

Analgetik,

Volume

63,

no.2,

file:///C:/Users/IJ/Downloads/73-224-1-PB.pdf, 22 November 2016


Widyaningrum, Trianik, dan Wahyuni, Try Wahyuni, Maret 2015, Uji
Aktivitas
Terhadap

Antifungi
Candida

Ekstrak

Etanoldaun

Albicans,

(Sida

Rhombifolia)

http://biology.umm.ac.id/files/file/377-

385%20Trianik%20Widyaningrum%20.pdf,
22 November 2016.

Sidaguri

Anda mungkin juga menyukai