PEMANFAATAN BATUBARA

SECARA KIMIA FISIKA

Oleh :
Enggal Nurisman, ST,MT
 ABAD KE-18 ADALAH ABAD
DIMULAINYA ERA MEKANISASI KEHIDUPAN MANUSIA
SEJAK DITEMUKANNYA MESIN BERTENAGA UAP OLEH JAMES WATT TAHUN 1888

PERGANTIAN TENAGA PENGGERAK

INDUSTRI TRANSPORTASI
DARI MEMANFATKAN TENAGA MANUSIA MAUPUN HEWAN
KE PENGGERAK MESIN
BERBAHAN BAKAR KAYU & BATUBARA

MULANYA KAYU & BATUBARA MENJADI SUMBER BAHAN BAKAR UTAMA SAAT ITU

SEJAK AWAL ABAD KE-19, PERANNYA TELAH TERGANTIKAN OLEH MINYAK BUMI

Jumlah Berlimpah Teknologi Tersedia

Minyak bumi : Sumber Energi yang dapat dimanfaatkan

secara praktis, efektif dan efisien, polusi rendah
NERACA SUPLAI & DEMAND BBM
INDONESIA
 Sumber Energi Lain sebagai Energi Alternatif
Pengganti Energi Minyak

Harus Memenuhi Kriteria:

Ramah Lingkungan Cadangan Berlimpah
Harga Murah

Teknologi Konversi Tersedia,

Biaya Investasi dan Operasional yang
Murah dan Effisien

Sumber Energi yang memenuhi ketiga Kriteria tersebut adalah

Batubara
Pemilihan Batubara sebagai substitusi minyak bumi selain memenuhi ketiga
Kriteria diatas juga sesuai dengan
Kebijakan Energi Nasional (KEN)

Dalam Rangka : Diversifikasi Energi

Dalam KEN Rencananya Penggunaan Batubara ditingkatkan

Dari hanya 14 % total pemakaian energi Mix Indonesia Pada Tahun 2006

Menjadi

33% total pemakaian energi Mix Indonesia Pada Tahun 2025

 Kebijakan Energy Mix Departemen ESDM RI

2005 2025

GB,27% BBM,25%

Teknologi EL,11%
BBM,54% BB,14% Pemanfaatan BB,33%
Batubara
GB,31%
EL,5%

Keterangan:
1. BBM = Bahan Bakar Minyak
2. BB = Batubara
3. GB = Gas Bumi
4. EL = Energi Lainnya
 SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2025

PLTMH 0.216%

Batubara 32.7%
Tenaga surya 0.020%
Biofuel 1.335%
Tenaga angin 0.028%
PLTA 2.4%
Fuel cell 0.000%
Panas bumi 3.8%
Biomassa 0.766%
Other 4.4%

Gas bumi 30.6%

Nuklir 1.993%

Minyak bumi 26.2%

 DASAR
KARAKTERISTIK
BATUBARA
 Selayang Pandang
PENGANTAR BATUBARA

KOMPONEN-KOMPONEN DALAM BATUBARA

Secara kimia, batubara tersusun atas tiga komponen

utama, yaitu:

Senyawa batubara atau coal substance atau coal

matter;

Zat mineral atau mineral matter

Air yang terikat secara fisika dan dapat dihilangkan

pada suhu sampai 105 o C disebut Moisture;
 Selayang Pandang
PENGANTAR BATUBARA

PENGGOLONGAN DAN KLASIFIKASI BATUBARA

Penggolongan batubara berbeda-beda dan akan tergantung pada negaranya
masing-masing.
Australia membagi batubara-nya menjadi dua golongan besar:
Black Coal dan Brown Coal.
Batas antara kedua golongan batubara itu ialah nilai specific energy-nya yaitu:
5700 Kcal/kg dalam basis d.a.f

Inggris dan ISO menggolongkan batubara menjadi hard coal dan soft coal
(termasuk pada soft coal adalah brown coal dan lignit)

Dalam standar Amerika (ASTM) menggolongkan batubara dan sekaligus

mengklasifikasikan batubara berdasarkan rank menjadi 4 golongan besar
yaitu:
antrasit, batubara bitumen, batubara sub-bitumen dan
lignit. Dan dibawahnya, ada gambut (peat)
 Selayang Pandang
PENGANTAR BATUBARA

Classification of Coals
Scientific classification

Coalification High Low

Anthracite Bituminous Lignite Brown-Coal Peat

Commercial classification
Utilization Coking coal for coke and gas
Steam coal for power generation
Anthacite for briquetting
 Selayang Pandang
PENGANTAR BATUBARA

KERANGKA PERTANYAAN

Peat Antracite
 BKU TEKNOLOGI ENERGI
STUDI BIBLIOGRAFI

PROCESS
OVERVIEW

Temperature

Pressure

Catalyst

Time of Reaction

PROGRAM PASCA SARJANA UNSRI

 BKU TEKNOLOGI ENERGI
STUDI BIBLIOGRAFI

PROCESS Representation of lignite

OVERVIEW

Temperature

Pressure

Catalyst

Time of Reaction

PROGRAM PASCA SARJANA UNSRI

 Proses Pembentukan Batubara
(Coalification Process of Coal)
Gambut Anaerobik
Humus Aerobik
Peningkatan Anaerobik Lignit
CO2 KOMPOSISI (% BERAT)
sifat Aromatik (DAF BASIS)
C H O Anaerobik

Kayu 49 7 44
Peningkatan
Temperatur Gambut 60 6 34
dan tekanan Lignit 70 6 25
(Fungsi Subituminus
Waktu) Subituminus 75 6 20
Bituminus 85 6 10
Kayu Antrasit 94 3 3 Anaerobik

Bituminus

Intan
Antrasit
 KOMPOSISI UTAMA

C H O
(%) (%) (%)
WOOD 50 A 44
PEAT I 48 -53 5.0 - 6.1 40 - 46
PEAT II 56 - 58 5.5 - 6.1 34 - 39
PEAT III 59 - 63 5.1 - 6.6 31 -34
LIGNITE 65 -72 4.5 - 5.5 22 - 27
SUB-BITUMINOUS 73 - 77 5 11 - 20
HIGH VOLATILE BITUMINOUS 78 - 85 4.5 - 5.0 8 -10
MEDIUM VOLATILE BITUMINOUS 86 - 89 4.0 - 4.5 4-7
LOW VOLATILE BITUMINOUS 90 - 91 3.8 - 4.0 2-3
ANTHRACITE 92 2.0 - 3.0 2
Diagram pertambahan unsur karbon dan penurunan oksigen
serta hydrogen dari lignit hingga antrasit (Bateman,1950)
 Surface
Moisture
moisture
Total
Inherent
moisture

DRY COAL
Organic Matter (Pure Coal)

Volatile
Matter

Raw Coal
Air Dry Coal
PROCESSU

Dry Coal
BC
Pure Coke
Raw Coke
Fixed
Carbon

RAW COAL

Yield
Mineral

Ash
Mineral
matter matter
 PENGANTARPERBATUBARAAN

KLASIFIKASI ASTM
Metantrasit

Antrasit
INSAN CERDAS BERKARYA

Volatile Matter < 31%

Semi antrasit

Low volatile bituminus

Medium volatile bituminus

Batubara

Bituminus

Volatile Matter > 31%

Subbituminus

Lignit
 Analisa Proksimat Lignit Sub-bituminus Bituminus Antrasit
Air total % ar 30 - 40 20 - 30 13 - 18 5-6
Air terikat % adb 12 - 36 8 -20 5 -12 1-3
Abu % adb 2 - 16 3 - 12 4-8 3-6
Zat terbang % adb 24 - 50 35 - 40 40 - 60 13 - 20
Karbon padat % adb 30 -50 50 - 60 50 - 75 80 - 85
Analisa Ultimat
Karbon (C) % adb 50 - 60 55 - 75 55 - 80 86 - 92
Hidrogen (H) % adb 4-5 2-8 4-6 3 - 4.5
Oksigen (O) % adb 18 - 20 5 - 20 10 - 25 15 - 17
Nitrogen (N) % adb 0.6 - 0.8 0.5 - 2 0.9 - 1.7 1 - 1.2
Sulfur (S) % adb 0.2 - 3 0.25 - 1.3 0.2 - 0.5 0.14 - 0.2
Nilai kalori kcal/kg, adb 3500 - 4500 4500 - 6000 6000 - 6500 7000 - 8000
Sumber: PT (Persero) Tambang Batubara Buk it Asam, 2004.
Berikut ini adalah beberapa persamaan yang menyatakan
hubungan Nilai Kalor dengan Komposisi Batubara :

C = 0,59 (Q/100 0,367 VM) + 43,4 PENENTUAN

H = 0,069 (Q/100 + VM) 2,86 NILAI
VM = 10,61 H + 1,24 C + 84,15 KALOR
Q = 388,12 H + 123,92 C - 4269 MATEMATIS

Keterangan :
C = Jumlah Fixed Carbon (% Wt/Wt)
H = Jumlah hidrogen (% Wt/Wt)
VM = Jumlah Volatile Matter (% Wt/Wt)
Q = Nilai kalor (Kal/gr)
 Parameter KalSel
Ombilin
Air total % adb 3 10 < 11
Abu % adb 49 < 5,32
Zat terbang % adb 39 47 > 38,10
Karbon padat % adb 41 47,5 < 49,30

Karbon (C) % adb 73,46 > 70,1

Hidrogen (H) % adb 3,47 < 5,20
Oksigen (O) % adb 5,28 < 6,82
Nitrogen (N) % adb 2,26 > 1,05
Sulfur (S) % adb 1,55 > 0,51
Nilai Kalori kcal/kg, adb 6621 7228 > 6975
FSI 1,5 = 1,5
Tipe Kokas F > C-D
 Batubara

PLTU
Karbonisasi Briketing Gasifikasi Liquifikasi

Semen

Kokas Briket PLTG Industri kimia Metanol BBM

Bata-genteng

Industri cor logam Rumah tangga Pande besi Transportasi

 ALTERNATIF PEMANFAATAN
BATUBARA
PLTU, Semen
1. Pembakaran Langsung Bahan Bakar Bata Genteng
Kapur

Cor logam, Gula,

Kokas Gelas, Elektroda
2. Karbonisasi Bahan Bakar
Gas Aluminium,
Timah, CaCl2
Rumah Tangga
Restoran,
Karbonisasi Catering Pande
3. Briketing Briket
Non-Karbonisasi Besi Pengering
hasil pertanian
Penghangat ayam

Bahan Bakar PLTG

4. Gasifikasi Gas
Bahan Baku Industri
Kimia
5. Liquifikasi Bahan Bakar Cair Sintetis Transportasi
 ACEH

BATU
BARA

150 KV
TURBIN
TRAFO 11/150 KV

BOILER

Bunker
GENERATOR

CONDENSER

POMPA

COAL MILL
PLN KIT

TRAFO 150/20 KV
20 KV
PLN WILAYAH
TRAFO
20 KV/220 V
220 V
PLN LUR
Industri 70 KV

Rumah Tangga

20 KV
380 V TRAFO 70/20 KV

20 KV
Industri 220 V
TRAFO
20 KV/220 V

Rumah Tangga
C:\windows\basam
CoolingTower Pump
 Diagram Proses Produksi Semen ( Semen Baturaja )

1 2 3 4 5 6 7

Limestone Limestone
Limestone
Crusher Storage Kiln Cement Mill Pengantongan
Raw
Baturaja Baturaja
Tambang 650 Ton/j 2x17.000 Ton Mill
75 Ton / j Semen
2X2.400 Bag / j

Clay Clay Cement Mill Pengantongan

Clay 360 179
Crusher Storage Ton / J Ton / j Palembang Palembang
Tambang Dry Basis Terak 50 Ton / j Semen
400 Ton/j 2x5.000 Ton 2X1.600 Bag / j

Silica Sand
91 M3, Hopper Cement Mill Pengantongan
1.200.000 Panjang Panjang
Iron Sand Ton / th 50 Ton / j Semen 2X1.600 Bag / j

50 M3, Hopper

Circular Coal
Batu Bara Storage
Coal Mill

5.000 Ton 30 Ton/J

Dry Basis

Gypsum

91 M3, Hopper PBR

60 M3, Hopper PPG
60 M3, Hopper PPJ

29
 PERSYARATAN PLTU BATUBARA (Nolan, 1999)

Parameter Paiton Suralaya T.Enim Ombilin Kalsel

Air total %adb 7 23 23,6 32,4 35 3 10

Proksimat

Abu %adb 1,5 17,5 7,8 10,8 10 22 49

VM %adb 37,5 39,2 30,3 41,01 35 37 39 47
FC %adb 40,2 55 38,3 37,19 33 54 41 47,5

C %adb 55 54,2 55,90 68 74 73,46

H %adb 4 3,9 4,39 5 5,5 5,47
Ultimat

O %adb 1,5 9,2 16,33 17,8 24 5,28

N %adb 1,1 0,9 0,8 1,2 1,4 1,26
S %adb 0,2 0,4 0,5 0,3 0,9 0,270,55
Nilai kalori kcal/kg 54006500 52005242 5180 56507430 66217228

HGI 47 61,8 47 >39 50

Titik leleh abu oC >1100oC 1200
 Bagan Alir Proses Kokas Batubara

Bahan baku: non coking coal

aspal , 12,5 %

Fine coke

Pencampuran Pembriketan
Karbonisasi bahan pengikat (200kg/cm2) Rekarbonisasi
batubara Briket
(+ 900OC)
Adonan kokas
briket mentah

Lump coke

Pemecahan dan Briket kokas

penggerusan sebagai kokas
pengecoran
 PERSYARATAN BATUBARA KOKAS

PARAMETER STANDAR KALSEL

Kelas Medium Volatile Bituminous High A Volatile
Bituminous
Abu % adb 6 10 49
Zat terbang % dmmf 16 21 46,34
Sulfur % adb 0,6 3 0,27 0,55

Posfor % adb 0,1 -

FSI 6 1,5
Tipe Kokas G4 F

Vitrinite % 40 60 91
Inertinite % 25 45 8
Vitrinite Reflectance (RVm), % 1,2 1,4 0,7

Batubara Kalsel = Non-Coking Coal

 Karbonisasi batubara
pada tunnel kiln
Temperatur > 900 C
Waktu tinggal 4 jam

Pembuatan adonan
briket kokas
Campuran :
12,5 % aspal cair
87,5 % serbuk kokas -
20 mesh

OPERASI REKARBONISASI
Temperatur > 900 C
Waktu tinggal = 4 jam
Retort berupa pipa api
PENGERTIAN UBC
Peningkatan nilai kalor batubara peringkat
rendah (3500-5000 kkal/kg) menjadi batubara
peringkat tinggi (6000-6800 kkal/kg) melalui
penurunan kandungan air

tekMIRA
BAGAN ALIR PROSES UBC
Briket Batubara

Batubara Asal
Aglomerasi

100 kPa, 80oC 350 kPa, 150oC 100 kPa, 130oC 100 kPa, ~180oC

Pembuatan Penghilangan Pemisahan Perolehan

Produk UBC
Slurry Air Batubara-
Minyak Minyak

Pembuatan
Air Limbah Slurry

Minyak Tanah Minyak Hasil Daur Ulang

(~1% Batubara Campuran UBC-

Kering) Air

tekMIRA
FLOWCHART PROSES UBC

tekMIRA
 COAL WATER FUEL/
COAL WATER MIXTURE

adalah bahan bakar campuran antara batubara

halus dan air yang dengan bantuan zat aditif
membentuk suspensi kental yang homogen
selama penyimpanan, pengangkutan dan
pembakaran.
COAL WATER FUEL/COAL WATER
MIXTURE
COAL WATER FUEL/COAL WATER
MIXTURE
 Non karbonisasi: TIPE BRIKET BATUBARA
- bentuk telur
- bentuk kubus berlubang (disebut pila tipe sarang
tawon)
- bentuk silinder berlubang (disebut pula tipe
sarang tawon)

Non Karbonisasi (Telor) Non Karbonisasi (Kubus)

Tarahan Gresik
Karbonisasi:
- umumnya berbentuk telur (diantara briket super)

Biobatubara :
Karbonisasi (Telor)
Tanjung Enim
- bentuk kenari
- bentuk telur atau kerucut

Briket Biobatubara
(kenari)
Palimanan Cirebon
Note:
Agar pembakaran briket batubara menuju pada kesempurnaan maka:
-Ukuran tipe briket tipe telur sebaiknya berukuran 1/8 1/10 diameter kompor
-Diameter kompor briket sarang tawon sebaiknya = diameter briket
Pencairan Batubara =
Synthetic Oil Production
 Some characteristics of fuels
Boiling Point of alkanes Hydrogen Content of Fuels

Boiling Fuel H /C C.V.

Name Molecular Point State
Formula (oC) at 25oC
atomic ratio Kcal/Kg
methane CH4 -164
ethane C2H6 -89 gas Anthracite 0.40 >8,000
propane C3H8 -42 coal
butane C4H10 -0.5
Bituminous 0.80 <8,000
pentane C5H12 36
coal
hexane C6H14 69
heptane C7H16 98 Sub- 0.86 <6,000
octane C8H18 125 Bituminous
nonane C9H20 151 liquid Lignite 0.88 <4,000
decane C10H22 174
Crude oil 1.6 9,800
undecane C11H24 196
dodecane C12H26 216 Fuel oil 1.8 10,000
eicosane C20H42 343 Gasoline 2.1 10,300
triacontane C30H62 450 solid
Methane 4.0 13,225
Coal C135H96O9NS -
Methanol 4.0 4,733

11
Direct and Indirect Coal Liquefaction
Direct
H2

Coal Liquefaction Upgrading Product Oil

Raw Liquefied Oil

Proved at pilot plant scale 250bbl/d

High energy efficiency more than 60%
More oil production from coal than indirect
Good oil quality especially for premium gasoline
Indirect
H2O, O2

Coal Gasification F/T

Isocracking Product Oil
Synthesis
CO, H2 Gases

Proved at commercial scale 160,000bbl/d

Low energy efficiency 40 - 45%
Less oil production from coal than direct
Good oil quality especially for diesel (solar)
 PERSYARATAN LIQUIFIKASI (AC Hutton, 2000)

Parameter Standar Kalsel

VM %daf >35 43,12

Ratio C/H %daf >0,75 13,42
Reflectance Vitrinite % <0,8 0,8
Vitrinite + Inertinite % >60 85
 Definisi Gasifikasi
Gasifikasi Batubara:
konversi batubara menjadi produk gas dalam sebuah reaktor, dengan
atau tanpa menggunakan pereaksi berupa udara, campuran udara/uap
air atau campuran oksigen/uap air)

Underground Coal Gasification (UCG):

konversi batubara menjadi produk gas langsung di dalam tanah, dengan
menggunakan pereaksi berupa udara, campuran udara/uap air atau
campuran oksigen/uap air)

Coal Bed Methane (CBM):

Gas metan yang terperangkap dalam lapisan batubara pada waktu
proses pembatubaraan dan gas tersebut dapat digunakan untuk bahan
bakar maupun bahan baku industri kimia
 PERSYARATAN INDUSTRI SEMEN (Nolan, 1999)

Parameter Standar Baturaja Padang Kupang Kalsel

Air total %adb 12 25 23,6 10 7 3 10

Abu %adb <6 4 6 16 49
VM %adb 36 42 32,1 40 39 47
FC %adb >38 38,5 50 41 47,5
S %adb <4 0,27 0,55
Cl %adb <0,1
Alkali abu %adb <2
Nilai kalori kcal/kg >4000 5500 6800 7000 6621 7228
HGI 65 50
RVm % 0,5 0,7 2,5 0,8
PERSYARATAN GASIFIKASI (Lurgi, Winkler, Kopper Totzek, MIP)

Parameter Standar Kalsel

Air %adb 20 40 3 10
Proksimat

Abu %adb 1 30 49
VM %adb 30 40 39 47
FC %adb 40 50 41 47,5

C %adb 50 75 73,46
H %adb 28 5,47
O %adb 6 20 5,28
Ultimat

N %adb 0,5 2 1,26

S %adb 15 0,27 0,55

Nilai kalori kcal/kg 3500 5000 6621 7228

Titik leleh abu oC >1100 1200

Its NOT THE BIG MISTAKE when
you make a mistake DO THE BIG JOB
But..
Its the BIG MISTAKE when you
NEVER DO THE BIG JOB..
Cadangan Batubara Indonesia (Juta ton)

Lokasi Tertambang Terukur Terindikasi Total, Juta ton

Aceh 64,14 1.763,35 1.827,49 4,81%
Riau 15,15 284,90 1.135,30 1.435,35 3,78%
Jambi 222,17 566,48 788,65 2,07%
54
Sumatera Barat 142,20 158,02 673,70 973,92 2,56%
Bengkulu 19,02 68,98 96,43 184,43 0,49%
Sumatera Selatan 2.684,30 4.015,62 8.768,40 15.468,32 40,68%
Sumatera 2.860,67 4.813,83 13.003,66 20.678,16 54,39%
Kalimantan Selatan 456,22 2.353,84 3.915,03 6.725,09 17,69%
Kalimantan Timur 2.280,23 3.951,18 3.615,36 9.846,77 25,90%
45,1
Kalimantan Tengah 21,05 113,57 289,20 423,82 1,11%
Kalimantan Barat 1,56 185,12 186,68 0,49%
Kalimantan 2.757,50 6.420,15 8.004,71 17.182,36 45,19%
Jawa 12,70 4,86 17,56 0,05% 0
Sulawesi Selatan 21,20 96,13 117,33 0,31% 0
Irian Jaya 25,53 25,53 0,07% 0
Total 5.618,17 11.267,88 21.134,89 38.020,94 100,00% 100
Sumber :Direktorat
Sumber: Direktorat Batubara
Batubara, (2001)
2004.
Kualitas Batubara Indonesia
Juta ton
Lokasi Lignit Sub-bituminus Bituminus Antrasit Total
Aceh 1,256 571.49 1,827.49
Riau 1,431 4.76 1,435.35
Jambi 222.17 566.48 788.65
Sumatera Barat 44 673.70 252.23 4.00 973.93 -
Bengkulu 59.97 124.46 184.43
Sumatera Selatan 15,083 80.62 177.55 127.15 15,468.32
Sumatera 17,814 814.29 1,125.48 131.15 20,678.16
Kalimantan Selatan 1,895 3,507.15 1,322.94 6,725.09
Kalimantan Timur 1,165 3,468.38 5,213.39 9,846.77
Kalimantan Tengah 418 6.31 423.82
Kalimantan Barat 143.92 42.76 186.68
Kalimantan 3,478 7,119.45 6,585.40 17,182.36
Jawa 2.59 14.97 17.56
Sulawesi Selatan 24.26 93.07 117.33
Irian Jaya 17 8.11 25.53
21,309 7,968.70 7,818.91 131.15 38,020.94
Total
56.04% 20.96% 20.56% 0.34% 100%
Sumber: Direk torat Pengusahaan Mineral dan Batubara, 2004.
 Cadangan Batubara Nasional
Proven = 6.9 miliar ton
Measured = 12.4 miliar ton
Total Cadangan = 19.3 miliar ton
Sumber Daya = 57.8 miliar ton
R/P = 147 tahun
5.0

9.3
12.2
KALIMANTAN

10.6
55.1

JAWA
Sumber Daya Batubara (%)
 POTENSI & SEBARAN BATUBARA INDONESIA

Aceh
1,8 Mt (4,81%)

Riau
1,4 Mt (3,78%)
KalTim
SumBar KalBar 9,8 Mt (25,9%)
0,97 Mt (2,56%) 0,2 Mt (0,49%)
Jambi Papua
0,8 Mt (2,07%) 0,026 Mt (0,07%)
KalTeng KalSel
0,4 Mt (1,11%) 6,7 Mt (17,69%)
Bengkulu SumSel
0,2 Mt (0,49%) 22,245 Mt (47%)

SulSel
0,1 Mt (0,31%)
Jawa
0,02 Mt (0,05%)

Total cadangan 57,8 Milyar

ton
Sumber: Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara,
2001
 Kualitas Cadangan Batubara di Indonesia

0.5%
14.4%

LIGNITE
SUB-BITUMINOUS
BITUMINOUS
26.6% 58.5% ANTHRACITE