Anda di halaman 1dari 4

BERANTAS KORUPSI DENGAN METODE PRAMUKA DEMI TERCIPTANYA

KESAN ANTIK
Karya: Ratna Alifia Wuryandari
XI IPS SMAN 1 BADEGAN, PONOROGO

INOVASI PEMECAHAN MASALAH :


PRAMUKA
a. TUNAS KELAPA = TUMBUHKAN NASIONALISME KE DALAM
LAHIRIAH PIKIRAN KITA
b. SEMAPHORE = SENANTIASA MEMULAI AKTIVITAS PEKERJAAN
HARIAN DENGAN DOA RESTU ILAHI
c. PIONERING = PELIHARALAH IMAN DALAM ORGANISASI
KENEGARAAN AGAR INTIMIDASI SETAN
TERHALANG
d. BUKU SAKU = BUDAYAKAN KEJUJURAN UNTUK SETIAP
ANGGARAN KEGIATAN UNIVERSAL
e. SANDI MORSE = SANDARKAN DIRI KITA DENGAN MORAL YANG
SEHAT

INOVASI TUJUAN AKHIR :


KESAN ANTIK = KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN KEMURNIAN POLITIK

LANGKAH MENYUSUN ESSAY:


1. LATAR BELAKANG MASALAH
2. DATA KONDISI KEKINIAN (BAIK DARI BUKU, JURNAL, MODUL, MAUPUN
WEBSITE YANG BISA DIPERTANGGUNG JAWABKAN)
3. INOVASI PEMECAHAN MASALAH YANG UNIK, RUNTUT, DAN SISTEMATIK
4. KESIMPULAN (TUJUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN)

CATATAN :
- MINIMAL 5 HALAMAN DAN MAKSIMAL 7 HALAMAN
- TIMES NEW ROMAN 12; SPACE 1,5; KERTAS A4, MARGIN KIRI 4, ATAS 4,
KANAN 3, DAN BAWAH 3
BERANTAS KORUPSI DENGAN METODE PRAMUKA DEMI TERCIPTANYA
KESAN ANTIK
Karya: Ratna Alifia Wuryandari
XI IPS SMAN 1 BADEGAN, PONOROGO

Masalah korupsi tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, terutama media


massa lokal dan nasional. Maraknya korupsi di Indonesia seakan sulit untuk diberantas dan telah
menjadi budaya. Pada dasarnya, korupsi adalah suatu pelanggaran hukum yang kini telah
menjadi suatu kebiasaan. Berdasarkan data Transparency International Indonesia, kasus korupsi
di Indonesia belum teratasi dengan baik. Indonesia menempati peringkat ke-100 dari 183 negara
pada tahun 2011 dalam Indeks Persepsi Korupsi.
Di era demokrasi, korupsi akan mempersulit pencapaian good governance dan
pembangunan ekonomi. Terlebih lagi akhir-akhir ini terjadi perebutan kewenangan antara KPK
dan Polri. Sebagai institusi yang sama-sama menangani korupsi, seharusnya KPK dan Polri bisa
bekerja sama dalam memberantas korupsi. Tumpang tindih kewenangan seharusnya tidak terjadi
jika dapat dikoordinasikan secara baik.
Penyebab terjadinya korupsipun bermacam-macam, antara lain masalah ekonomi, yaitu
rendahnya penghasilan yang diperoleh jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup dan gaya
hidup yang konsumtif, budaya memberi tips (uang pelicin), budaya malu yang rendah, sanksi
hukum lemah yang tidak mampu menimbulkan efek jera, penerapan hukum yang tidak konsisten
dari institusi penegak hukum, dan kurangnya pengawasan hukum.
Dalam upaya pemberantasan korupsi, diperlukan kerja sama semua pihak maupun semua
elemen masyarakat, tidak hanya institusi terkait saja. Beberapa institusi yang diberi kewenangan
untuk memberantas korupsi, antara lain KPK, Kepolisian, Indonesia Corruption Watch (ICW),
Kejaksaan. Adanya KPK merupakan salah satu langkah berani pemerintah dalam usaha
pemberantasan korupsi di Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan korupsi dan atau pencucian uang yang melibatkan PT
Trans-Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), pernah diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Victor Edison Simanjuntak
mengatakan, ia sudah bertemu dengan para pimpinan KPK, beberapa waktu lalu. Pertemuan itu bagian
dari koordinasi pengusutan kasus tersebut
"Ini kasus lama. Kasus ini diselidiki oleh rekan-rekan kita di KPK. Tapi ketika saya bertemu Pimpinan KPK,
saya mengatakan ke Beliau bahwa saat ini Bareskrim tengah menyelidiki kasus ini," ujar Victor, di Wisma
Mulia, Jakarta, Rabu (6/5/2015) dini hari.

"Pimpinan KPK kemudian mengatakan bahwa kalau memang Bareskrim yang mau tangani ini, KPK akan
membantu. KPK akan memberi dokumen-dokumen yang sudah mereka peroleh sebelumnya sebagai
bukti," lanjut dia.

Dalam waktu dekat, lanjut Victor, pihak KPK akan melakukan supervisi perkara tersebut ke Bareskrim
Polri. Victor berharap, dokumen-dokumen yang diserahkan KPK melalui kebijakan supervisi tersebut bisa
mendukung penyidikan perkara ini hingga tuntas.

Menurut Victor, keinginan Bareskrim mengusut kasus ini merupakan dorongan dari pimpinan Polri yang
baru, yakni Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti dan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan.

"Polri kebetulan mendapat angin segar karena memperoleh Kapolri dan Wakapolri yang terus
mendorong kita menyidik tindak pidana korupsi yang selama ini tidak kita lakukan memang," ujar Victor.

Diberitakan, penyidik Tipideksus Bareskrim Polri tengah mengusut dugaan korupsi dan pencucian uang
yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. Kasus ini diduga melibatkan PT Trans-Pacific
Petrochemical Indotama dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Tahun 2009, SKK Migas melakukan proses penunjukan langsung penjualan kondensat bagian negara
kepada PT TPPI. Tapi tidak melalui ketentuan yakni Keputusan Kepala BP Migas Nomor KPTS-
20/BP0000/2003-SO tentang Pedoman Tata Kerja Penunjukan Penjual Minyak Mentah atau Kondensat
Bagian Negara dan Keputusan Kepala BP Migas Nomor KPTS-24/BP00000/2003-SO tentang
Pembentukan Tim Penunjukan Penjual Minyak Mentah atau Konsensat Bagian Negara. Tindakan itu
melanggar Pasal 2 dan atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan atau Pasal 3 dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang.

Saat ini, penyidik belum menetapkan seorang pun menjadi tersangka. Namun, penyidik telah
mencantumkan salah seorang pejabat di SKK Migas berinisial DH di dalam surat perintah penyidikan
perkara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai