KESAN ANTIK
Karya: Ratna Alifia Wuryandari
XI IPS SMAN 1 BADEGAN, PONOROGO
CATATAN :
- MINIMAL 5 HALAMAN DAN MAKSIMAL 7 HALAMAN
- TIMES NEW ROMAN 12; SPACE 1,5; KERTAS A4, MARGIN KIRI 4, ATAS 4,
KANAN 3, DAN BAWAH 3
BERANTAS KORUPSI DENGAN METODE PRAMUKA DEMI TERCIPTANYA
KESAN ANTIK
Karya: Ratna Alifia Wuryandari
XI IPS SMAN 1 BADEGAN, PONOROGO
JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan korupsi dan atau pencucian uang yang melibatkan PT
Trans-Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), pernah diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Victor Edison Simanjuntak
mengatakan, ia sudah bertemu dengan para pimpinan KPK, beberapa waktu lalu. Pertemuan itu bagian
dari koordinasi pengusutan kasus tersebut
"Ini kasus lama. Kasus ini diselidiki oleh rekan-rekan kita di KPK. Tapi ketika saya bertemu Pimpinan KPK,
saya mengatakan ke Beliau bahwa saat ini Bareskrim tengah menyelidiki kasus ini," ujar Victor, di Wisma
Mulia, Jakarta, Rabu (6/5/2015) dini hari.
"Pimpinan KPK kemudian mengatakan bahwa kalau memang Bareskrim yang mau tangani ini, KPK akan
membantu. KPK akan memberi dokumen-dokumen yang sudah mereka peroleh sebelumnya sebagai
bukti," lanjut dia.
Dalam waktu dekat, lanjut Victor, pihak KPK akan melakukan supervisi perkara tersebut ke Bareskrim
Polri. Victor berharap, dokumen-dokumen yang diserahkan KPK melalui kebijakan supervisi tersebut bisa
mendukung penyidikan perkara ini hingga tuntas.
Menurut Victor, keinginan Bareskrim mengusut kasus ini merupakan dorongan dari pimpinan Polri yang
baru, yakni Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti dan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
"Polri kebetulan mendapat angin segar karena memperoleh Kapolri dan Wakapolri yang terus
mendorong kita menyidik tindak pidana korupsi yang selama ini tidak kita lakukan memang," ujar Victor.
Diberitakan, penyidik Tipideksus Bareskrim Polri tengah mengusut dugaan korupsi dan pencucian uang
yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. Kasus ini diduga melibatkan PT Trans-Pacific
Petrochemical Indotama dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Tahun 2009, SKK Migas melakukan proses penunjukan langsung penjualan kondensat bagian negara
kepada PT TPPI. Tapi tidak melalui ketentuan yakni Keputusan Kepala BP Migas Nomor KPTS-
20/BP0000/2003-SO tentang Pedoman Tata Kerja Penunjukan Penjual Minyak Mentah atau Kondensat
Bagian Negara dan Keputusan Kepala BP Migas Nomor KPTS-24/BP00000/2003-SO tentang
Pembentukan Tim Penunjukan Penjual Minyak Mentah atau Konsensat Bagian Negara. Tindakan itu
melanggar Pasal 2 dan atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan atau Pasal 3 dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang.
Saat ini, penyidik belum menetapkan seorang pun menjadi tersangka. Namun, penyidik telah
mencantumkan salah seorang pejabat di SKK Migas berinisial DH di dalam surat perintah penyidikan
perkara tersebut.