Ernawati-Fitk 2
Ernawati-Fitk 2
Disusun Oleh :
ERNAWATI
109017000065
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui persentase siswa
yang memahami konsep matematika. Penelitian ini dilakukan di kelas VII MTs
Negeri Parung pada tahun ajaran 2015/2016 sebagai populasi sebanyak 351 siswa
yang terbagi dalam 9 kelas. Sampel penelitian ini diambil secara acak sehingga
diperoleh kelas VII 9. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
kemampuan pemahaman konsep matematika pada materi Segitiga dan Segi
Empat. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif. Dalam penelitian ini,
dianalisis kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika yaitu dengan
mengelompokkan siswa dalam 3 kelompok, selanjutnya dianalisis berdasarkan
indikator pemahaman konsep matematika. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa banyaknya siswa kelas VII 9 MTs Negeri Parung hanya 29,97% yang
menguasai pemahaman konsep matematika tingkat terjemahan, 12,99% yang
menguasai pemahaman konsep matematika tingkat penafsiran dan 6,60% yang
menguasai pemahaman konsep matematika tingkat ekstrapolasi. selain iitu yang
masuk kelompok tinggi ada 11 siswa dan masih dikatakan cukup tinggi.
Pemahaman konsep matematika yang paling dikuasai siswa adalah pemahaman
konsep terjemahan dan penafsiran, hanya beberapa siswa saja yang sudah sampai
pada tingkat ekstrapolasi. Banyaknya siswa yang masuk kelompok sedang ada 11
siswa, yang paling dikuasai siswa adalah pemahaman konsep tingkat terjemahan,
sedangkan siswa yang masuk kelompok rendah ada 10 siswa yang masih sangat
rendah dalam pemahaman ekstrapolasi dan penafsiran.
i
ABSTRACT
Ernawati (109017000065), "Analysis of students ability of mathematical
conceptual understanding in MTsN Parung on the material triangle and
rectangle, Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of Education
and Teaching Science, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this study is to analyze and determine the percentage of students
who understand mathematical concepts. This research was done in class VII
MTsN Parung in the academic year 2015/2016 with population of 351 students,
divided into nine classes. The sample of this researchwas drawn randomlytill
obtained class VII 9. The research instrument that used was to test the ability of
understanding mathematical concepts in material triangles and rectangles. This
research uses descriptive data analysis. In this study, the ability of students
understanding in mathematical conceptswere analyzed by dividing students into
three groups, then analyzed based on the indicators of mathematical concepts
understanding. The results of this study indicate that the number of students of
class VII 9 MTsN Parung only 29,97% which mastering mathematical concepts
understandingat level translation, 12,99% which mastering mathematical concepts
understandingat levelinterpolation, and 6,60% which mastering mathematical
concepts understandingat levelextrapolation.Beside that, students that include
high group there were 11 students and still be quite high. Mathematical concepts
understanding mastered by most students are conceptual understanding of
translation and interpretation, only a few students who had reached the level of
extrapolation. The number of students who enter the medium group there were 11
students, they most mastered mathematical concepts understanding of translation,
while students who entered the low group, there were 10 students who are still
very low in mathematical concepts understandingof interpretation and
extrapolation.
ii
KATA PENGANTAR
iii
iv
11. Seluruh Guru MTs Negeri Parung, khususnya Ibu Suchiati, S.Pd, Ibu
LinaYulinar, S.Pd, Ibu Deswati, M.Pd.I, Ibu Dra. Umi Kulsum, Ibu Dra. Hj.
Ida Hamdanah, Bapak H. M. Dadan Ramdhani, M.Pd, Bapak Acep Pudoli,
M.Pd, Bapak Drs Purwanto, yang selalu memberikan nasihat dan motivasi
selama masa penelitian.
12. Siswa dan siswi kelas VII MTs Negeri Parung, khususnya kelas VII-9 telah
bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.
13. Keluarga tercinta. Ayahanda Enjam dan Ibunda Asih yang tak henti-hentinya
mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan
v
Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL........ ................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 13
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 14
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 14
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 14
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ...................................................................... ... 16
1. Pemahaman Konsep Matematika ................................................. 16
a. Pengertian Pemahaman Konsep Matematika............. ..... 20
b. Indikator Pemahaman Konsep Matematika .... ....................... 24
2. Pokok Bahasan Segitiga dan Segi Empat..................................... 27
a. Segitiga.................................................................................... 27
b. Segi Empat.............................................................................. 30
1). Persegi Panjang................................................................... 30
2). Persegi................................................................................. 31
3). Jajargenjang......................................................................... 31
4). Trapesium............................................................................ 32
5). Layang-layang..................................................................... 34
6). Belah Ketupat...................................................................... 35
vi
vii
Tabel 3.1. Nilai Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran .... 38
Tabel 3.2. Kriteria Koefisien Reliabilitas............................................................ 39
Tabel 3.3. Rubrik Penilaian ................................................................................. 39
Tabel 3.4 Kriteria Kualifikasi Hasil Tes ............................................................ 40
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep Segitiga
dan Segiempat .................................................................................... 41
Tabel 4.2. Statistika dari Pemahaman Konsep Matematika Siswa ..................... 42
Tabel 4.3. Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Berdasarkan Indikator ........................................................................ 43
Tabel 4.4. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelompok Tinggi, Kelompok Sedang, dan Kelompok Rendah
Siswa Berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep Matematika ........ 44
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
x
xi
xii
Pada masa kini di seluruh dunia telah timbul pemikiran baru terhadap
status pendidikan. Pendidikan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat
berharga dan benar-benar produktif, sebab pekerjaan produktif pada masa kini
adalah pekerjaan yang didasarkan pada akal, bukan tangan. Pembentukan orang-
orang terdidik merupakan modal yang paling penting bagi suatu bangsa. Oleh
karena itu, hampir disemua negara dewasa ini menjadikan pendidikan sebagai
pokok perhatian. Apalagi setelah ada kepercayaan bahwa pendidikan adalah satu-
satunya jalan menuju hidup berguna dan produktif. Di pandang dari segi negara,
pendidikan adalah jalan menuju kemakmuran dan kemajuan serta eksistensi
negara.2
1
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta:2009), hal 143
2
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta:2011), hal. 9
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:2010), hal. 3
1
2
4
Undang-Undang RI No.20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta:
depdiknas, 2006), hal.4.
5
Triatno, loc.cit., hal. 3
3
6
Gelar Dwirahayu, dkk, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan
Sains Dasar: Sebuah Antologi, (Tanggerang:2007), hal. 83
7
Kunandar, op.cit., hal.13
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: 2009), hal. 4
4
9
Ali Hamzah, Perencanaan Pembelajaran Matematika, (Jakarta: 2011), hal. 4
5
10
Kunandar, op.cit., hal. 1
11
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Endidikan, (Jakarta: 2004), hal. 3
6
12
Ibid, hal. 2
7
worlview-nya secara agresif dan efektif, begitu juga tenaga meda energik dan
beberapa negara di timur jauh.
13
Trianto, op.cit., hal. 5
14
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: 2009), hal. 65
15
Yatim Riyanto, op.cit. hal 144
8
Banyak faktor yang saling menunjang dalam proses pendidikan, antara lain
adalah sekolah. Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu
dan calon siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah
itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang sudah siap digunakan.16
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:2009), hal. 4
9
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah. Yang
harus dikuasai oleh siswa pada jenjang pendidikan sekolah dasar sampai sekolah
menengah atas. Hal ini menunjukkan bahwa matematika merupakan mata
pelajaran yang memiliki kedudukan penting, karena matematika merupakan
bidang studi yang amat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai
disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu maka dapat dikatakan setiap orang
memerlukan pengetahuan matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhannya.
Apabila kita cermati, setiap orang dalam kegiatan hidupnya akan terlibat
dengan matematika, mulai dari bentuk yang sederhana dan rutin sampai pada
bentuknya yang sangat kompleks. Misalnya, menghitung dan membilang, dua
contoh kegiatan matematika rutin dan sederhana, hampir dikerjakan oleh setiap
orang. Dua contoh kegiatan matematika lainnya, mathematical problem solving
dan mathematical reasoning dikerjakan oleh sekelompok orang tertentu saja.
Keadaan tersebut menggambarkan karakteristik matematika sebagai suatu
kegiatan manusia atau mathematics as a human activity. Sejalan dengan
kegiatan manusia yang tidak statis, pandangan tadi memuat makna matematika
sebagai suatu proses yang aktif, dinamik dan generatif.18
Matematika merupakan salah satu bagian yang penting dalam bidang ilmu
pengetahuan. Apabila dilihat dari sudut pengklasifikasian bidang ilmu
17
Wina Sanjaya, Penenlitian Tindakan Kelas, (Jakarta: 2009), hal. 3
18
Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta
pembelajarannya, (2012), hal. 435
10
Matematika sebagai kumpulan system, ilmu, bahasa dan alat sebagai suatu
kumpulan system, matematika terdiri dari 5 bagian, yaitu bidang aritmatika,
geometri, aljabar, analisis dan dasar-dasar matematika atau logika. Masing-masing
bidang mempunyai sub bidang bagian yang disebut cabang matematika. Sebagai
ilmu, matematika adalah ilmu yang bersifat terstruktur, deduktif, sistematis dan
konsisten. Objek matematika adalah hal yang abstrak. Matematika dibentuk
sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan
penalaran. Matematika adalah alat akurat untuk menyelesaikan masalah sosial,
ekonomi, biologi, fisika, kimia dan teknik. Matematika mendapat julukan queen
of science, karena melayani ilmu-ilmu dan teknologi. 20
19
Gelar Dwirahayu, dkk, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan
Sains Dasar: Sebuah Antologi, (Tanggerang:2007), hal. 45
20
Ali Hamzah, op.cit, hal. 11
11
Paradigma lama tersebut tampaknya sudah tidak relevan lagi untuk kondisi
saat ini yang ditandai oleh perubahan di segala aspek. Pada proses pembelajaran
dengan paradigma lama masih kurangnya variasi teknik pembelajaran yang
digunakan sehingga proses pembelajaran jadi monoton. Pembelajaran harus turut
berubah seiring dengan perubahan aspek yang lainnya sehingga terjadi
keseimbangan dan kesesuaian.
21
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2003), Cet. VIII, hal.165
12
memahami betul dari mana asalnya rumus tersebut. Dengan kata lain pemahaman
konseptualnya diabaikan. Padahal dalam menyelesaikan soal kita perlu
pemahaman prosedural dan konseptual secara terpadu.22
Belajar konsep berguna dalam rangka pendidikan siswa atau paling tidak
mempunyai pengaruh tertentu, yaitu: 1) Konsep mengurangi kerumitan
lingkungan, 2) konsep-konsep membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objek
yang ada di sekitar kita, 3) konsep membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang
baru, lebih luas dan lebih maju, 4) konsep mengarahkan kegiatan instrumental, 5)
konsep memungkinkan pelaksanaan pengajaran 6) Konsep dapat digunakan untuk
mempelajari dua hal yang berbeda dalam kelas yang sama.23
22
Gelar Dwirahayu, dkk, op.cit, hal. 46
23
Oemar Hamalik, op.cit, hal.164
24
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012, Cet. 17, hal. 24
13
Dalam penelitian ini sengaja dipilih pokok bahasan Segitiga dan Segi
empat karena selama ini terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran
Segitiga dan Segi empat. Ada beberapa letak kesulitan siswa dalam memahami
konsep Segitiga dan Segi empat, yaitu 1) menemukan asalnya rumus yang selama
ini pernah mereka gunakan sebelumnya, 2) siswa kurang memahami penggunaan
rumus-rumus Segitiga dan Segi empat dalam menyelesaikan berbagai masalah
karena selama ini mereka hanya menghafal, dan 3) siswa kurang memahami
permasalahan nyata dengan menggunakan Segitiga dan Segi empat dalam
kehidupan sehari-hari.
Berawal dari alasan diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang hal
itu dengan mengangkat judul : Analisis kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa MTs Negeri Parung kelas VII dalam materi Segitiga dan
Segi empat.
B. Identifikasi Masalah
25
Gelar Dwirahayu, dkk, op.cit, hal. 85
14
Agar penelitian ini lebih efektif terarah dan dapat dikaji maka masalah
yang diteliti harus dibatasi, dalam penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut:
1. Pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran dilihat dari
hasil belajar siswa dan kategori pemahaman yang digunakan adalah
menurut Nana Sudjana, yaitu translasi, interpolasi, dan ekstrapolasi.
2. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Parung pada kelas VII
Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi Segitiga dan
Segi empat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi serta pembatasan
masalah maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah Bagaimanakah
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Segitiga dan
Segi empat?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
A. Deskripsi teoritik
1. Pemahaman Konsep Matematika
Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Sementara itu, pembelajaran adalah
penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar dari peserta
didik.1
Istilah belajar sudah dikenal luas di masyarakat walau sering diartikan
sebagai pendapat umum. Misalnya ibu berkata kepada anaknya : pulang sekolah
harus belajar dahulu sebelum bermain. Maksud kalimat ini barangkali sebelum
bermain kerjakan tugas di rumah lebih dahulu. lain kali kamu harus belajar
lebih sungguh-sungguh, merupakan kalimat yang menyatakan prestasi tes nya
yang tidak baik, tidak diulangi lagi mendatang. Belajar diartikan sebagai proses
mendapatkan pengetahuan dengan membaca, latihan dan menggunakan
pengalaman. Dalam makna kongkrit belajar berarti mendapat pengetahuan dari
pengalaman yang lalu dan akan memandu prilaku pada masa akan datang.
Disamping itu ada makna konseptual dari belajar yang dapat di ambil dari pakar
psikologi atau juga dari pakar psikologi dan pakar pendidikan.2
1
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 40
2
Ali Hamzah, Perencanaan Pembelajaran Matematika, (Jakarta: 2011), hal. 4
16
17
Belajar merujuk pada perubahan prilaku individu sebagai akibat dan proses
pengalaman baik yang dialami ataupun yang sengaja dirancang. Perubahan
prilaku keseharian misalkan dari tadinya tidak bisa berhitung menyebutkan
angka-angka menjadi dapat membilang. Dari tidak mengenal konsep matematika
menjadi tahu tentang konsep matematika. Perubahan tingkah laku itu
membutuhkan waktu dan dengan menggunakan waktu diperolehlah pengalaman
belajar. 5
4
H. Erman Suherman, dkk, Common Text Book: Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer, (Bandung:2001), hal. 9
5
Yatim Riyanto,op. cit., hal. 9
19
6
Ali Hamzah, op. cit., hal. 8
20
7
Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta
pembelajarannya, (2012), hal. 440
8
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., hal. 54
21
9
H. Erman Suherman, dkk, op.cit, hal. 17
10
Ibid, hal. 18
22
11
Ali Hamzah, op.cit, hal. 11
12
H. Erman Suherman, dkk, op.cit, hal. 28
23
13
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya:
Prestasi Pustaka, 2007), hal. 158
14
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:PT
Bumi Aksara,2003), Cet. VIII, hal.162
15
Ibid., hal 166
24
16
Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta
pembelajarannya, (2012), hal. 442
17
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet. 17, hal. 24
25
kubus, siswa tersebut mampu menunjukan mana yang merupakan rusuk, sisi,
titik sudut serta diagonal-diagonalnya.
2) Tingkat kedua adalah pemahaman intrapolasi, yakni menghubungkan bagian-
bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan
yang bukan pokok. Misalnya ketika siswa diberikan bangun kubus dan
diperintahkan untuk menentukan panjang kawat yang dibutuhkan untuk
membuat kerangka balok tersebut, jika siswa dapat menentukan rumus mana
yang dapat dipakai untuk menyelesaikan soal tersebut.
3) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman
ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat
dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat
memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
Misalnya ketika siswa diberikan sebuah kotak minuman beserta ukurannya,
kemudian diperintahkan untuk menentukan banyak air yang dapat mengisi
kotak minuman tersebut. Jika siswa mampu menentukan rumus mana yang
dapat diterapkan untuk menyelesaikan soal tersebut serta dapat
menghitungnya sampai mendapatkan hasil jawabannya.
18
Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta
pembelajarannya, (2012), hal. 442
19
Ibid.
27
c). Jenis Segitiga Ditinjau dari Panjang Sisi dan besar sudutnya
Jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudut si antaranya
adalah sebagai berikut.
Segitiga siku-siku sama kaki. Segitiga siku-siku sama kaki merupakan
segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku dan dua
sisi di antaranya sama panjang.
Segitiga lancip sama kaki. Segitiga ini merupakan segitiga lancip
dengan dua sisi di antaranya sama panjang
Segitiga tumpul sama kaki. Segitiga ini merupakan segitiga tumpul
dengan dua sisi di antaranya sama panjang
Segitiga siku-siku sembarang, yaitu segitiga sembarang yang salah satu
sudutnya merupakan sudut siku-siku
Segitiga lancip sembarang, yaitu segitiga sembarang yang ketiga
sudutnya merupakan sudut lancip
Segitiga tumpul sembarang, yaitu segitiga sembarang yang salah satu
sudutnya merupakan sudut tumpul
4). Keliling dan Luas Segitiga
a) Menghitung keliling segitiga
Keliling suatu segitiga adalah jumlah ketiga sisi tersebut. Keliling (K)
segitiga ABC dirumuskan sebagai K = AB + AC + BC
b) Menghitung Luas segitiga
Pada segitiga, dikenal pengertian alas dan tinggi. Setiap sisi segitiga dapat
menjadi alas. Adapun tinggi segitiga adalah garis tegak lurus yang ditarik
dari alas ke titik sudut di hadapannya ataupun perpanjangannya. Rumus
luas segitiga (L) adalah sebagai berikut.
L = alas tinggi
30
b. Segi Empat
Berikut ini jenis-jenis, pengertian, sifat-sifat, serta mengetahui cara untuk
menghitung keliling dan luas setiap bangun dari segi empat.
1). Persegi Panjang
Perhatikan gambar persegi panjang ABCD berikut.
Unsur-unsur suatu persegi panjang terdiri atas panang, lebar, dan diagonal.
AB dan CD pada persegi panjang ABCD tersebut dinamakan panjang
AD dan BC pada persegi panjang ABCD tersebut dinamakan lebar
AC dan BD pada persegi panjang ABCD tersebut dinamakan diagonal
Beberapa sifat yang dimiliki oleh persegi panjangantara lain sebagai berikut.
Sisi-sisi yang berhadapan pada suatu persegi panjang sama panjang
dan sejajar
sudut-sudut pada persegi panjang merupakan sudut siku-siku
diagonal-diagonal pada persegi panjang sama panjang
diagonal-diagonal pada persegi panjang saling membagi dua sama
panjang
2. Persegi
Persegi adalah suatu bangun datar yang keempat sisinya sama
panjang. Perhatikan gambar persegi ABCD berikut
3). Jajargenjang
4). Trapesium
33
1. Trapesium siku-siku
BAD + ADC = 180
ABC + BCD = 180
BAD = ABC
ADC = BCD
BAD + ADC = 180
ABC + BCD = 180
kedua diagonalnya sama panjang (AC = BD)
3. Trapesium siku-siku
BAD + ADC = 180
ABC + BCD = 180
34
5. Layang-layang
Layang-layang merupakan suatu bangun datar yang dibentuk oleh
dua segitiga yang diimpitkan dengan panjang alas yang sama.
Unsur-unsur dari bangun layang-layang adalah sebagai berikut.
6. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segi empat yang dibentuk oleh gabungan dua segitiga
sama kaki yang diimpitkan pada alasnya.
K = AB + BC + CD + AD
=s +s+s+s
=4s
Adapun luas belah ketupat dapat di cari dengan setengah dikali dengan
kedua diagonalnya.
L = AC BD
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Kadir, dk, Pedoman penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:UIN Jakarta, 2013), hal. 62
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 72
36
37
acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama
untuk dijadikan sampel.3
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan
pemahaman konsep. Tes disusun dalam bentuk soal uraian (essay) dengan materi
segitiga dan segi empat yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa. Soal yang diberikan disusun berdasarkan perumusan
tiga kategori kemampuan pemahaman konsep, yaitu translasi, interpolasi dan
ekstrapolasi. Soal dikompilasikan dari berbagai hasil penelitian sebelumnya. Data
penelitian diambil dari skor tes pemahaman konsep segitiga dan segi empat.
Hasil uji validitas, daya pembeda, taraf kesukaran dan reliabilitas adalah
sebagai berikut:
3
ibid, hal. 253
38
Tabel 3.1
Nilai Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda
dan Taraf Kesukaran
Indikator Nilai
No Pemahaman Sumber Daya Taraf
Soal Konsep Validitas
Pembeda Kesukaran
Translasi A 0,46 0,27 0,77
1
B 0,57 0,21 0,81
2
A 0,61 0,27 0,28
3
B 0,61 0,29 0,71
6a
B 0,53 0,28 0,82
6b
Interpolasi C 0,56 0,22 0,42
4
A 0,45 0,39 0,38
5
B 0,48 0,28 0,64
7
A 0,53 0,15 0,47
8
Ekstrapolasi B 0,80 0,32 0,56
9
B 0,81 0,41 0,22
10
Ada pun reliabiltas soal dari sumber A sebesar 0,46 yang artinya soal
tersebut memiliki tingkat keajegan yang sedang. Reliabilitas soal dari sumber B
sebesar 0,70 yang berarti soal tersebut memiliki tingkat keajegan yang tinggi, dan
reliabilitas dari sumber C sebesar 0,77 yang berarti soal tersebut memiliki tingkat
keajegan yang tinggi. Penentuan tingkat keajegan tersebut didasarkan pada
kriteria berikut:
39
Tabel 3.2
Kriteria Koefisien Reliabilitas4
Koefisien Reliabilitas Kriteria
11 < 0,20 Sangat rendah
0,20 11 < 0,40 Rendah
0,40 11 < 0,70 Sedang
0,70 11 < 0,90 Tinggi
0,90 11 1,00 SangatTinggi
4
Erman S., Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: JICA UPI, 2003), hal. 139
40
Tabel 3.4
Kriteria Kualifikasi Hasil Tes
Rentang Skor Kriteria
66,68 - 100 Tinggi
33,34 66,67 Sedang
0 33,33 Rendah
BAB IV
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Parung, pada kelas VII 9 sebagai
sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes pemahaman
konsep Segitiga dan Segi empat, data-data yang diperoleh kemudian dianalisa
untuk menunjukkan tingkat pemahaman siswa melalui tes berbentuk uraian.
Adapun hasil kemampuan pemahaman konsep matematika siswa sebagai berikut:
1. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi
Kemampuan Pemahaman Konsep Segitiga dan Segi Empat
Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Relatif
komulatif
1 6 12 4 12,50 12,50
2 13 - 19 12 37,50 50,00
3 20 - 26 5 15,62 65,62
4 27 - 33 8 25,00 90,62
5 34 - 40 3 9,37 100
Jumlah 32 100
41
42
Skor rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 21,68 (lampiran 8). Berdasarkan
Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa 50% siswa mendapat skor di atas rata-rata, yaitu
siswa pada kelas interval nomor 3, 4, dan 5, dan 50% siswa mendapat skor di
bawah rata-rata, yaitu interval 1 dan 2, hal ini menunjukkan bahwa perbandingan
banyak siswa yang di atas rata-rata dengan siswa yang di bawah rata-rata adalah
sama.
Statistika Hasil
Jumlah sampel (N) 32
Mean () 21,68
Median (Me) 19,5
Modus (Mo) 16,23
Varians (S2) 74,09
Simpangan baku (S) 8,60
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat hasil uji statistika, bahwa skor rata-rata
() pada kelas uji adalah 21,68, median (Me) adalah 19,5, modus (Mo) adalah
15,7, ini berarti bahwa frekuensi skor yang paling banyak didapat siswa
mendekati 15,7.
43
Tabel 4.3
Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Berdasarkan Indikator
Skor Skor
No Indikator N Means
Ideal Siswa
1 Translasi 32 20 422 13,18
2 Interpolasi 32 16 183 5,72
3 Ekstrapolasi 32 8 93 2,91
TOTAL 44 698
Tabel 4.4
Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Kelompok
Tinggi, Kelompok Sedang, dan Kelompok Rendah Siswa Berdasarkan
Indikator Pemahaman Konsep Matematiaka
20
18
16
14
12
10
Tinggi
8
6 Sedang
4 Rendah
2
0
Translasi Interpolasi Ekstrapolasi
Indikator
Gambar 4.1
Rata-rata Skor Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelompok Tinggi, Kelompok Sedang dan Kelompok Rendah
diberikan bangun kubus dan diperintahkan untuk menentukan panjang kawat yang
dibutuhkan untuk membuat kerangka balok tersebut, jika siswa dapat menentukan
rumus mana yang dapat dipakai untuk menyelesaikan soal tersebut.
Z Y
1.
Panjang XY YZ XZ, maka segitiga XYZ
pada gambar di samping disebut....
Pada soal tingkat translasi yaitu soal nomor 1, terdapat 28 siswa yang
mampu menjawab soal dengan tepat, dan masih ada 4 siswa yang masih belum
memahami penggolongan segitiga berdasarkan sisinya.
49
Gambar 4. 4
Contoh Jawaban Siswa
Pada Indikator Translasi soal nomor 2
Gambar 4.5
Contoh Kesalahan Jawaban Siswa
Pada Indikator Translasi soal nomor 2
banyak siswa yang tidak menggunakan alat bantu untuk membuat koordinat
kartesius, sehingga gambar yang di buat oleh siswa kurang tepat membentuk
sketsa layang-layang. Seperti pada Gambar 4.5 sketsa gambar yang di buat lebih
memenuhi usur-unsur dari sebuah trapesium. Sebanyak 15 siswa yang menjawab
dengan karakteristik sama dengan Gambar 4.4.
Berikut akan disajikan jawaban siswa untu pertanyaan nomor 3 dengan
soal
3. Segitiga PQR adalah segtiga sama kaki dengan PQ sebagai alas segitiga
tersebut. Panjang PQ = (3+n) cm, PR = 14 cm dan QR = (2xn) cm. Maka
panjang PQ adalah....
Gambar 4.6
Contoh Jawaban Siswa
Pada Indikator Translasi soal nomor 3
Gambar 4.7
Contoh Kesalahan Jawaban Siswa
Pada Indikator Translasi soal nomor 3
Hanya 8 siswa yang mampu menjawab dengan tepat dan mendapat poin 4
dan hanya 1 siswa yang tidak mencantumkan satuan panjang garis PQ, terlihat
seperti pada Gambar 4.6. Terdapat 11 siswa hanya bisa menuliskan informasi
yang diketahui dari soal, siswa belum mampu mengembangkan dan
menggambarkan bahwa ada sebuah segitiga sama kaki. Akan lebih mudah bagi
siswa memahami maksud soal jika ia mampu menggambarkan sebuah segitiga
dan menyertakan tiap panjang sisi yang diketahui, karakteristik jawaban siswa
terlihat pada Gambar 4.7. Sebanyak 12 siswa yang tidak dapat menjawab sama
51
sekali walaupun hanya menuliskan informasi yang dapat diketahui dari soal dan
mendapat poin 0.
Gambar 4.8
Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah
Pada Indikator Translasi soal nomor 6
Gambar 4.9
Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi
Pada Indikator Translasi soal nomor 6
Gambar 4.10
Contoh Kesalahan Jawaban Siswa
Pada Indikator Interpolasi Soal Nomor 4
53
Gambar 4.11
Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Interpolasi
soal nomor 4
5. Pak Tono memiliki ladang gandum berbentuk segiiga siku-siku seluas 600
m2. Jika bagian alasnya memiliki panjang 30 m, maka berapakah tinggi
segitiga tersebut?
Gambar 4.12
Contoh Jawaban Siswa
Pada Indikator Interpolasi Soal Nomor 5
54
Gambar 4.13
Contoh kesalahan Jawaban Siswa
Pada Indikator Interpolasi Soal Nomor 5
Gambar 4.14
Contoh Kesalahan Jawaban Siswa Pada Indikator Interpolasi
kelompok Rendah Soal Nomor 8
Gambar 4.15
Contoh Kesalahan Jawaban Siswa Pada Indikator Interpolasi
kelompok Sedang Soal Nomor 8
Gambar 4.16
Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Interpolasi
kelompok Tinggi Soal Nomor 8
Gambar 4.17
Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Ekstrapolasi
Kelompok Tinggi Soal Nomor 9
10. Andika akan membuat hiasan bergambar perahu seperti gambar di bawah
ini.
38 cm
18 cm terpakai?
28 cm
40 cm
Gambar 4.18
Contoh Jawaban Siswa Pada Indikator Ekstrapolasi
Kelompok Tinggi Soal Nomor 10
Pada Gambar 4.18 kelompok tinggi siswa sudah bisa mencari luas
karton, hanya saja konsep satuan dari luas siswa belum memahami,. siswa
belum memahami bahwa soal nomor 10 adalah gabungan dari bangun
datar trapesium siku-siku, subuah persegi dan satu buah trapesium sama
kaki. Siswa masih menggunakan konsep keliling dalam mencari luas
bangun datar tersebut. Pada soal nomor 10 baik siswa kelompok tinggi,
sedang dan rendah tidak ada yang dapat menyelesaikan soal dengan nilai
4. Dikarenakan siswa kurang memahami maksud soal. dalam mengerjakan
soal nomor 10 siswa harus membagi gambar hiasan menjadi 3 bagian.
58
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari penelitian ini belum sepenuhnya sempurna meskipun
berbagai upaya telah dilakukan agar diperoleh hasil yang optimal. Ada beberapa
faktor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, diantaranya:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Segitiga dan Segi Empat,
sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain
2. Peneliti tidak mengujicobakan langsung instrumen yang akan digunakan,
peneliti mengkompilasikan beberapa instrumen yang telah ada sebelumnya.
3. Alokasi waktu yang terbatas menyebabkan perlunya persiapan dan pengaturan
yang lebih baik agar setiap tahapan dalam persiapan, pelaksanaan dan
penganalisisan dapat berlangsung lebih maksimal.
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada
beberapa saran penulis terkait penelitian ini:
1. Bagi siswa
Diharapkan siswa mampu meningkatkan porsi latihan mengerjakan soal-
soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari khususnya pada materi
segitiga dan segi empat.
2. Bagi guru
Diharapkan guru membuat pemetaan terhadap kemampuan pemahaman
siswa di awal tahun pelajaran, melakukan pendampingan pada kelompok
belajar dengan mempertimbangkan heterogenitas kemampuan pemahaman
59
60
Kadir, dkk. Pedoman penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta, 2013
Marsigit. Matematika SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Yudistira, 2009
61
62
Kelas/Semester : VII/2
Kompetensi Inti*
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1. Menunjukkan perilaku Segitiga dan Mengamati Tugas 4x5 JP Buku teks
disiplin dalam melakukan Segiempat - Mengamati - Mencari informasi matematika
aktivitas di rumah, sekolah, gambar/foto/video dari sejarah segitiga Kemdikbud,
dan masyarakat sebagai wujud peristiwa, kejadian, - Mencari informasi lingkungan.
implementasi pelaksanakan fenomena, konteks atau seputar macam- Alat peraga
prosedur dalam menggambar situasi yang berkaitan dengan macam segiempat segitiga, segi
63
64
Komunikasi
- Menyajikan secara tertulis
dan lisan hasil pembelajaran
atau apa yang telah dipelajari
68
Indikator
Nomor
Pemahaman Indikator
Butir Soal
Konsep
Terjemahan 1. Mengidentifikasi jenis segitiga berdasarkan sisinya 1
2. Menggambarkan titik-titik koordinat untuk
2
mengidentifikasi bangun datar yang terbentuk
3. Menerapkan konsep panjang sisi segitiga sama kaki 3
69
70
Petunjuk :
a. Tulislah nama dan kelasmu pada lembar jawaban yang telah disediakan.
b. Baca, pahami dan kerjakan soal berikut ini dengan teliti dan tepat.
c. Kerjakan soal yang menurutmu mudah terlebih dahulu
d. Mulai dan akhiri dengan doa.
SOAL
Z Y
1. Panjang XY YZ XZ, maka segitiga XYZ pada gambar
di samping disebut....
X
2. Sebuah lembaga antariksa sedang mengamati pergerakan benda asing yang
berada di atmosfer bumi. Pada awal pengamatan, benda tersebut berada di
titik (4,3). kemudian secara berturut-turut benda tersebut bergerak ke titik
(8,10); (4,13); (0,10) dan kembali ke titik awal pengamatan. Gambarlah
sketsa pergerakan benda tersebut! Bangun apa yang terbentuk dari pergerakan
benda tersebut!
3. Segitiga PQR adalah segtiga sama kaki dengan PQ sebagai alas segitiga
tersebut. Panjang PQ = (3+n) cm, PR = 14 cm dan QR = (2xn) cm. Maka
panjang PQ adalah....
15 cm 11 cm
4.
B 5 cm
A 8 cm B
9 cm D 12 cm
C
9 cm 12 cm
71
72
5. Pak Tono memiliki ladang gandum berbentuk segiiga siku-siku seluas 600
m2. Jika bagian alasnya memiliki panjang 30 m, maka berapakah tinggi
segitiga tersebut?
D
4 cm
8.
4 cm
Hitunglah luas bangun datar di samping!
6 cm
2 cm
cm
6 cm
2 cm
2 cm
10. Andika akan membuat hiasan bergambar perahu seperti gambar di bawah ini.
38 cm
18 cm terpakai?
28 cm
40 cm
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN
INSTRUMEN TES PEMAHAMAN KONSEP SEGITIGA DAN SEGI
EMPAT
NO JAWABAN SKOR
1 Segitiga Sembarang 4
20
18
16
14
12
10
8
2 6
4
2
-8 -6 -4 -2 2 4 6 8 10 12 14 16 18
-2
-4
-6
-8
-10
74
75
7 cm =n
PQ = 3 + n cm
= 3 + 7 cm
= 10 cm 4
Urutan Luas bangun datar dari yang terkecil adalah bangun datar
4
B, bangun datar C, bangun datar A, dan bangun datar D
Luas ladang berbentuk segitiga siku-siku = 600 m2
alasnya = 30 m
maka tingginya = ?
t=?
Luas segitiga = alas tinggi
600 m2 = 30 m tinggi
2 30 m
5 600 m = 15 m tinggi
600 2
Tinggi =
15
Tinggi = 40 m
b. Panjang BE dan DB = ?
BE = DE = 14 cm 4
76
DB = 2 DE = 28 cm
3
4
I
2cm
8 4 cm II
III
77
LuasI = sisi2
= (4 cm)2 = 16 cm2
LuasIII = sisi2
= (2 cm) 2 = 4 cm2
4
Luas bangun datar = LuasI + LuasII + LuasIII
= 16 cm2 + 32 cm2 + 4 cm2
= 52 cm2
III
10 II 18 cm
4 cm
II
78
Ukuran karton 50 cm 50 cm
Luas Karton = s s
= 50 cm 50 cm = 2500 cm2 4
1. Distribusi Frekuensi
32 25 40 26 10 16 32 37 18 12
17 14 15 28 12 16 26 20 18 29
13 6 13 21 32 40 16 29 14 30
28 13
5. Panjang Kelas (P) =
34
=
5
= 6,8
= 7 (pembulatan ke atas)
79
80
Fre Titik
Batas Batas fi
No Interval kuensi Fk Tengah Xi2 Fixi Fixi2
Bawah Atas (%)
(fi) (xi)
1 6 - 12 5,5 12,5 4 12,5 4 9 81 36 324
2 13 - 19 12,5 19,5 12 37,5 16 16 256 192 3072
3 20 - 26 19,5 26,5 5 15,625 21 23 529 115 2645
4 27 - 33 26,5 33,5 8 25 29 30 900 240 7200
5 34 - 40 33,5 40,5 3 9,375 32 37 1369 111 4107
Jumlah 32 100 694 17348
1. Mean ()
=
=
= 21,68
2. Median (Me)
Me = Bb + P
= 12,5 + 7
= 12,5 + 7
= 12,5 + 7
= 19,5
3. Modus (Mo)
Mo = Bb + P
+
= 12,5 + 7
+
= 12,5 + 7
81
= 12,5 + 7 (0,533)
= 12,5 + 3,73
= 16,23
4. Varians (S2)
2
( )
S =
()
=
()
. .
=
= 74,0927
( )
S=
()
= ,
= 8,60771
Lampiran 6
Indikator Skor
No Sampel
Terjemahan Penafsiran Ekstrapolasi Total
1 A1 20 12 8 40
2 A2 20 12 8 40
3 A3 20 11 6 37
4 A4 17 9 6 32
5 A5 20 6 6 32
6 A6 20 6 6 32
7 A7 20 4 6 30
8 A8 18 7 4 29
9 A9 16 8 5 29
10 A10 14 9 5 28
11 A11 20 6 2 28
12 A12 16 6 4 26
13 A13 19 4 3 26
14 A14 16 4 5 25
15 A15 13 6 2 21
16 A16 10 10 0 20
17 A17 9 6 3 18
18 A18 11 4 3 18
19 A19 10 5 2 17
20 A20 11 5 0 16
21 A21 8 6 2 16
22 A22 11 4 1 16
23 A23 10 5 0 15
24 A24 9 3 2 14
25 A25 12 1 1 14
26 A26 10 3 0 13
27 A27 6 5 2 13
28 A28 11 2 0 13
29 A29 9 3 0 12
30 A30 7 5 0 12
31 A31 5 4 1 10
32 A32 4 2 0 6
Jumlah 422 183 93 698
Rata-rata 13,188 5,719 2,906 21,813
skor ideal 20 16 8 44
82
Lampiran 7
Kelompok Tinggi
Indikator
No Sampel Sskor Total
Terjemahan Penafsiran Ekstrapolasi
1 A7 20 12 8 40
2 A30 20 12 8 40
3 A25 20 11 6 37
4 A8 17 9 6 32
5 A26 20 6 6 32
6 A32 20 6 6 32
7 A3 20 4 6 30
8 A5 18 7 4 29
9 A13 16 8 5 29
10 A2 14 9 5 28
11 A19 20 6 2 28
Jumlah 205 90 62 357
Rata-rata 18,6363636 8,18182 5,63636 32,4545455
Skor Ideal 20 16 8 44
Kelompok Sedang
Indikator
No Sampel
Terjemah Penafsiran Ekstrapolasi skor total
12 A16 16 6 4 26
13 A29 19 4 3 26
14 A31 16 4 5 25
15 A9 13 6 2 21
16 A15 10 10 0 20
17 A14 9 6 3 18
18 A24 11 4 3 18
19 A22 10 5 2 17
20 A6 11 5 0 16
21 A17 8 6 2 16
22 A27 11 4 1 16
Jumlah 134 60 25 219
Rata-rata 12,18182 5,454545 2,272727 19,90909
Skor ideal 20 16 8 44
83
84
Kelompok Rendah
Indikator Skor
No Sampel
Terjemahan Penafsiran Ekstrapolasi Total
23 A23 10 5 0 15
24 A24 9 3 2 14
25 A25 12 1 1 14
26 A26 10 3 0 13
27 A27 6 5 2 13
28 A28 11 2 0 13
29 A29 9 3 0 12
30 A30 7 5 0 12
31 A31 5 4 1 10
32 A32 4 2 0 6
Jumlah 83 33 6 122
Rata-rata 8,3 3,3 0,6 12,2
Skor ideal 20 16 8 44
99
Lampiran 15
100
Lampiran 16
101
Lampiran 17
102
103
Lampiran 18
108
Lampiran 20
109
Lampiran 21
110
Lampiran 22
111
Lampiran 23
112
Lampiran 24
113
lampiran 25
114
lampiran 26
115
lampiran 26
116
lampiran 26
117
lampiran 27
118
lampiran 27
119
Lampiran 28
120
Lampiran 29
121
Lampiran 30
122
Lampiran 31
123
Lampiran 32
124
Lampiran 33
125
Lampiran 34
126
Lampiran 35