PERENCANAAN TAMBANG I
MODUL STUDIO
Disusun Oleh:
Firly Rachmaditya Baskoro,
M. Rahman Ardhiansyah,
Rifki Azizar Ilmiadi,
Saeful Aziz,
Dwi Mukti Yulianto,
dan Tim Asisten TA4124 Perencanaan Tambang 2017/2018
SEPTEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas tersusunnya Modul
Studio Perencanaan Tambang untuk matakuliah (TA4124) Perencanaan Tambang I
Semester I, 2017/2018 ini. Modul studio ini merupakan versi pertama yang dibuat pada tahun
2016. Modul studio ini disusun dengan tujuan untuk memberikan panduan kepada peserta
matakuliah TA4101 Perencanaan Tambang agar dapat menyelesaikan rangkaian
permasalahan dalam perencanaan tambang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu proses
penyusunan modul studio ini, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Eng. Ir. Ganda Marihot Simangunsong, MT. selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan FTTM-ITB sekaligus pengampu matakuliah TA4101
Perencanaan Tambang.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Sulistianto, MT. selaku pengampu matakuliah TA4124
Perencanaan Tambang I serta Manajer Laboratorium Perencanaan dan Valuasi
Tambang.
3. Bapak Dr. Eng. Ir. Nuhindro Priagung Widodo, MT. selaku pengampu matakuliah
TA4124 Perencanaan Tambang I serta Manajer Laboratorium Komputasi dan Ekonomi
Mineral.
4. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Program Studi Teknik Pertambangan FTTM-ITB.
Dengan adanya modul studio ini, peserta matakuliah diharapkan memiliki kemampuan
untuk dapat menyelesaikan permasalahan desain dan perencanaan tambang serta dapat
menyusun laporan dengan rapi dan sesuai standar penulisan yang berlaku.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan modul studio ini masih terdapat berbagai
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai
pihak demi semakin sempurnanya modul studio ini. Ibarat sebuah tambang yang tidak akan
dapat menghasilkan manfaat optimal tanpa kerja sama yang baik dari seluruh pemangku
kepentingan, begitu pula dengan isi modul studio ini. Namun, sangat besar harapan penulis
agar Modul Studio Perencanaan Tambang untuk matakuliah (TA4124) Perencanaan
Tambang Semester I, 2016/2017 ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca. Maju
terus pertambangan Indonesia!
13 September 2017
Penulis
4.3 SUMP............................................................................................................................. 12
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 27
1.1 PENDAHULUAN
Ultimate Pit Limit merupakan desain yang memperlihatkan rencana kondisi akhir
penambangan dari suatu pit. Selain itu, desain pit limit juga digunakan untuk menunjukkan
geometri bukaan secara keseluruhan guna menghitung jumlah cadangan komoditas yang
akan ditambang. Metode incremental pit expansion adalah teknik penentuan batas pit dengan
proses trial and error yang prinsipnya mirip dengan metode manual (hand method), yaitu
iterasi pembuatan batas pit sampai memenuhi kriteria yang diinginkan. Perbedaannya adalah
pembuatan batas pit secara grafis tidak dengan manual menggunakan tangan namun dengan
bantuan perangkat lunak.
Dalam menentukan batas pit penambangan haruslah memperhatikan beberapa hal, antara
lain:
Nisbah pengupasan
Target produksi
Geometri lereng/jenjang
Topografi wilayah
Batas IUP
Buffer zone
Jenjang tunggal adalah jenjang tempat alat biasa bekerja. Pertimbangan dalam penentuan
geometri jenjang tunggal biasanya mengacu pada pertimbangan geoteknik dan peralatan
yang digunakan. Umumnya geometri jenjang terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang
tunggal, dan lebar jenjang.
Tinggi jenjang tunggal dari setiap pit akan berbeda-beda tergantung pada peralatan yang
digunakan, kedalaman pit, dan geologi lokal atau iklim setempat. Sudut lereng jenjang
Lereng keseluruhan adalah lereng yang terbentuk dari beberapa lereng tunggal yang
tergabung dalam satu front. Lereng keseluruhan biasanya memiliki batasan yang telah
diperhitungkan sesuai dengan rekomendasi geoteknik yang telah ada, baik untuk sudut
maupun ketinggiannya. Sudut lereng keseluruhan dihitung antara bidang horizontal dengan
garis yang menghubungkan titik toe paling rendah hingga titik crest tertinggi dalam satu
front. Sudut lereng keseluruhan tersebut dijaga selama kegiatan penambangan dilakukan.
1.4 DATA
Data yang diberikan untuk melakukan kajian teknis dan kajian ekonomis dari suatu
perencanaan tambang batubara1 antara lain:
1
Untuk soal Studio yang akan digunakan terlampir dalam LAMPIRAN
2.1 PENDAHULUAN
Penjadwalan produksi dapat dilakukan setelah penaksiran cadangan yang memenuhi kriteria
yang telah ditentukan. Penaksiran cadangan untuk penjadwalan produksi dilakukan dengan
perhitungan mundur atau pushback terhadap batasan wilayah penambangan (pit limit) yang
telah ditentukan. Perancangan pushback atau tahap-tahap penambangan ini membagi
ultimate pit limit menjadi unit-unit perancangan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
2.2 PUSHBACK
Perancangan jalan angkut tambang dilakukan dengan tujuan memberikan pelayanan yang
optimum pada arus lalu lintas yang beroperasi di atasnya. Ruang, bentuk, dan ukuran jalan
dikatakan baik jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Waste dump merupakan material tidak berharga yang dihasilkan dari proses penambangan
material berharga yang terletak relatif di bawah waste tersebut. Perancangan timbunan
dilakukan untuk memberikan desain atau gambaran mengenai lokasi dan metode timbunan.
1. Crest Dump
Cara menimbun dengan metode ini adalah membuang material timbunan dari crest paling
atas timbunan tersebut ke arah lembah yang berada di bawahnya. Metode ini biasa
digunakan pada kondisi topografi yang curam. Sudut yang terbentuk oleh material timbunan
2. Terraced Dump
Metode ini digunakan pada daerah dengan topografi tidak terlalu curam. Penimbunan
dilakukan dengan membuat jenjang terbawah kemudian diteruskan dengan jenjang-jenjang
di atasnya. Ilustrasi terraced dump dapat dilihat pada Gambar 4.
3.1 PENDAHULUAN
Secara umum, kegiatan penambangan akan mencakup kegiatan yang berhubungan dengan
penggalian, pemuatan, pengangkutan, penimbunan, pemerataan, dan pemadatan tanah atau
batuan. Dalam pelaksanaannya peralatan-peralatan mekanis akan digunakan dengan tujuan
untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi pekerjaan. Oleh karena itu, pemahaman
mengenai berbagai jenis peralatan mekanis yang biasa dipakai dalam operasi penambangan
beserta cara kerja dan kemampuan kerja masing-masing jenis peralatan baik tambang
terbuka maupun tambang bawah tanah sangatlah diperlukan.
Kegiatan penggalian sampai pemadatan seperti tersebut di atas secara umum diberi nama
pemindahan tanah mekanis (earth moving) meskipun tidak terbatas hanya pada tanah (soil)
saja, namun banyak juga berhubungan dengan batuan (rock). Oleh karena itu alat-alat
mekanis yang akan dibahas disini bukan saja alat untuk melayani tanah, tetapi juga
peralatan yang dapat dipakai untuk melayani batuan (soil). (Sulistianto, 2008)
Target produksi merupakan suatu acuan yang digunakan untuk menentukan kapasitas alat
produksi yang sesuai dengan kebutuhan. Target jalan angkut dibutuhkan untuk mengetahui
seberapa jauh alat angkut untuk melakukan ritasi agar dapat diperkirakan berapa waktu yang
dibutuhkan untuk tiap alat melakukan satu ritasi. Perhitungan ini akan mempengaruhi dari
produksi yang dihasilkan oleh alat angkut.
Dengan adanya data target produksi dan target jarak angkut maka dapat ditentukan jenis
peralatan yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan produksi. Untuk menentukan jenis
alat yang sesuai, terdapat beberapa faktor analisis kerja yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Jalan Dan Saran Pengangkutan Yang Ada (Accesibility & Transportation)
2. Tumbuh-Tumbuhan (Vegetation)
3. Jenis Material Dan Perubahan Volume (Kind of Material and Its Change of Volume)
4. Daya Dukung Material (Bearing Capacity)
Dalam melakukan perhitungan produktivitas ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan
karena berhubungan langsung dengan produksi alat yaitu:
1. Tahanan Gali (Digging Resistance)
2. Tahanan Gulir Atau Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)
3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
4. Coefficient of Traction Atau Tractive Coefficient
5. Rimpull / Tractive Pull / Tractive Effort / Draw Bar Pull
6. Percepatan (Acceleration)
7. Ketinggian Dari Permukaan Air Laut Atau Elevasi (Altitude / Elevation)
8. Efisiensi Operator Dan Alat (Operator and Equipment Efficiency)
9. Faktor Pengembangan Atau Faktor Pemuaian (Swell Factor)
10. Berat Material (Weight of Material)
4.1 PENDAHULUAN
Sistem penyaliran tambang merupakan suatu mekanisme penanganan air dalam area
penambangan yang berpotensi menggangu kegiatan penambangan, sehingga dengan sistem
penyaliran ini diharapkan produksi terus berlanjut dan kerusakan alat dapat diminimalisir
dengan mempertahankan kondisi kerja yang aman atau tidak basah. Penanganan air dalam
tambang terbuka dibedakan dalam dua jenis (Sulistianto, 2008) yaitu:
Penyaliran Tambang (Mine Drainage) merupakan suatu upaya untuk mencegah
mengalirnya air dari luar yang masuk ke dalam area penambangan. Hal ini umumnya
dilakukan untuk menangani air tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan
(sungai, danau, dan lain-lain).
Penirisan Tambang (Mine Dewatering) merupakan suatu upaya untuk mengeluarkan
air yang telah masuk ke dalam area penambangan. Hal ini umumnya dilakukan untuk
penanganan air hujan.
Analisis hidrologi pada suatu perencanaan tambang dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh air terhadap kegiatan penambangan dengan melakukan perhitungan curah
hujan rencana, intensitas hujan, dan debit limpasan air hujan sehingga akan diperoleh
bagaimana cara mengatasi air tersebut.
Curah hujan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu sistem penyaliran tambang,
besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang harus diatasi pada tambang.
Data curah hujan yang akn dianalisis adalah data curah hujan harian maksimum dan curah
hujan harian rata-rata dalam satu tahun berdasarkan data curah hujan sepuluh tahun
sebelumnya, dinyatakan dalam (mm/hari). Perhitungan dapat dilakukan dengan beberapa
metode, salah satunya metode Gumbell, yaitu suatu metode yang didasarkan atas distribusi
normal data curah hujan ekstrim. Metode Gumbell ini dilaksanakan dengan:
= + { }
Menghitung koreksi rata-rata
+1
= { [ ]}
+1
Menghitung reduksi variat
1
= { [ ]}
Keterangan:
Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan per satuan waktu yang relatif singkat, biasanya
satuan yang digunakan adalah mm/jam. Intensitas hujan ditentukan berdasarkan rumus
mononobe:
24 24
= ( )
24
Keterangan:
I = intensitas curah hujan untuk waktu t (mm/jam)
t = lama turunnya hujan (jam)
Pengertian dari air limpasan adalah bagian dari air hujan yang mengalir di permukaan tanah
yang menuju ke daerah yang elevasinya lebih rendah, karena sifat air yang mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Daerah yang lebih rendah ini umumnya adalah
badan aliran air alami seperti sungai, danau, atau laut. Untuk memperkirakan debit air
limpasan maksimal digunakan rumus rasional, yaitu:
= 0,278
Keterangan:
Q = debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
4.3 SUMP
Sumuran atau sump berfungsi sebagai penampung air sebelum dipompa ke luar tambang.
Dengan demikian, dimensi sumuran ini sangat tergantung dari jumlah air yang masuk serta
keluar dari sumuran. Dimensi sumuran ditentukan setelah mengetahui volume sumuran yang
dibutuhkan untuk menampung air yang tidak terpompa. Dimensi sump tergantung pada:
Karakteristik aliran masuk (inflow) yang digambarkan dalam bentuk hidrograf
Karakteristik aliran keluar (outflow) yang merupakan debit pemompaan atau overflow
Ketersediaan ruang untuk sump di dalam pit
4.4 POMPA
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu
tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi
pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa bekerja dengan
prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (intake) dengan bagian keluar
(discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu
Kolam pengendapan (settling pond) berfungsi sebagai tempat menampung air yang telah
dipompa dari tambang sekaligus untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut
bersama air dari lokasi penambangan, kolam pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah
dari suatu daerah penambangan, sehingga air akan masuk ke settling pond secara alami dan
selanjutnya dialirkan ke sungai melalui saluran pembuangan.
5.1 PENDAHULUAN
Kegiatan penambangan pada dasarnya akan merubah suatu bentang alam pada suatu daerah
yang nantinya akan dilakukan proses penambangan. Dengan adanya proses penambangan
tentunya akan mengganggu dari habitat makhluk hidup yang sudah ada pada lokasi tersebut.
Oleh karena itu agar untuk mengurangi dampak yang dihasilkan dari proses penambangan
yang di lakukan maka perlu di lakukan penanganan lingkungan yang tepat.
Kegiatan penambangan mengakibatkan munculnya limbah dalam bentuk padat, cair, dan gas
terhadap lingkungan. Hal ini memerlukan penanganan yang baik sehingga menjamin
keberadaan tambang tidak akan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Tujuan
dari adanya penanganan limbah sendiri yaitu menjamin tempat kerja menjadi bersih dan
nyaman, mencegah timbulnya pencemaran lingkungan, dan mencegah berkembangbiaknya
penyakit di lingkungan kerja.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan penambangan dapat menimbulkan kerusakan lahan
dan pencemaran yang bersifat irreversible damages karena sekali suatu tempat dibuka untuk
kepentingan operasi penambangan maka daerah tersebut akan berpotensi menjadi rusak
selamanya. Reklamasi tambang pada dasarnya adalah usaha untuk memperbaiki kondisi
lahan setelah aktivitas penambangan selesai atau dengan kata lain yaitu mengembalikan
kondisi lahan menjadi yang seharusnya.
6.1 PENDAHULUAN
Perusahaan sangat penting untuk memiliki sebuah Sistem Manajemen K3 yang mengatur
secara umum pelaksanaan program dan kegiatan K3 sebagai penjabaran dari Kebijakan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan dan Kemasyarakatan (K3LK) perusahaan.
Selain itu, SMK3 mengacu pada format Permenaker 05/MEN/1996 tentang SMK3, ISO
14001 dan OSHAS 18001:2007. Sistem Manajemen K3 ini sebagai komitmen perusahaan
sebagai bentuk kepatuhan dan kepedulian terhadap peraturandan perundangan mengenai K3.
Selain itu, hal ini juga diperlukan untuk memberikan arahan kepada seluruh kontraktor yang
bekerja dibawah pengawasan perusahaan dalam menjalankan program dan kegiatan K3 di
lokasi tambang masing-masing milik perusahaan.
Ruang lingkup Manual SMK3 ini meliputi semua peraturan, hukum, kebijakan dan prosedur
kerja serta standard dalam bidang K3 mulai dari perencanaan sampai ke tinjauan manajemen
Selain konsep terhadap adanya sistem manajemen K3, perencanaan dan implementasi dari
K3. Buatlah:
1. Perencanaan dan Implementasi
2. Desain Tambang Yang Aman & Ramah Lingkungan
3. Persyaratan Daerah Kerja (Restricted Area) Termasuk Induction Training
4. Pengelolaan Surat Izin Bekerja
5. Pengelolaan & Persyaratan Kendaraan & Alat Berat Serta Operatornya (Izin Operasi
Alat)
6. Pengelolaan & Persyaratan Bengkel (Workshop)
7. Pengelolaan & Persyaratan Stacking, Storage & Material Handling
8. Pengelolaan Alat/Fasilitas Listrik & Peralatan Listrik Portabel
9. Pengelolaan Kesehatan Karyawan
10. Pengelolaan & Persiapan Keadaan Darurat (Emergency Preparedness Plan Epp)
11. Persyaratan Pengapalan
12. Persyaratan Komunikasi
7.1 PENDAHULUAN
8.1 PENDAHULUAN
Pada akhir akhir dekade ini, muncul suatu kesadaran baru dikalangan industri energi dan
pertambangan untuk memberikan kontribusinya dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat terutama komunitas lokal di sekitar wilayah operasi dan membantu terciptanya
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Hal ini telah mendorong
perusahaan perusahaan di industri energi dan sumber daya mineral untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lazimnya disebut sebagai Corporate Social
Responsibility CSR (Tanggungjawab Sosial Perusahaan). Upaya tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar lokasi tambang.
Selanjutnya secara spesifik, pengaturan CSR di bidang industri pertambangan mineral dan
batubara diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Barubara (UU Minerba). Dalam Pasal 108 UU Minerba dinyatakan pemegang IUP dan
IUPK wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, penyusunan
program tersebut dikonsultasikan kepada Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Ketentuan lebih lanjut dari Pasal 108 UU Minerba terdapat dalam Peraturan Pemerintah No.
23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara,
tepatnya dalam Pasal 106-109.
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, tanggung jawab
terhadap sosial pada lingkungan dan masyarakat sekitar ditujukan melalui beberapa program
dan kegiatan yang akan dilakukan. Dari beberapa program tersebut sebagian telah
direalisasikan dan sebagian lagi masih dalam proses pelaksanaan maupun masih dalam tahap
perancanaan.
Buatlah:
1. Rencana CSR yang dilakukan perusahaan anda sejak dari perencanaan hingga
penutupan tambang.
2. Sistem evaluasi tingkat keefektifan CSR yang akan anda lakukan.
9.1 PENDAHULUAN
Sebagai parameter untuk menentukan apakah cadangan layak untuk ditambang, selain dari
segi teknis, dilakukan juga kajian aspek keuangan dan keekonomian. Analisis ini dilakukan
berdasarkan umur tambang sesuai dengan rencana produksi tahunan seperti yang telah
dibuat. Penambangan dilakukan dengan metode tambang yang ditentukan dengan
menggunakan peralatan sesuai dengan siklus kegiatan penambangan dan pengolahan yang
direncanakan.
Production
Cost Centre
Equipment
Labour Hours
Operating Cost
Cash Outflow
Revenue &
Cash Inflow
Economic Evaluation
Tax, Escalation,
Interest, Risk,
Depreciation,
Amortitation,
DCF Analysis
9.2 PENDAPATAN
Perhitungan proyeksi pendapatan (revenue) adalah perkiraan dana yang masuk atau diterima
oleh perusahaan sebagai hasil penjualan (sales) dari produksi komoditas yang dijual.
Penjualan komoditas tersebut akan sesuai dengan rencana penambangan. Komoditas dijual
dengan prediksi harga komoditas. Prediksi harga dapat dilakukan dengan melihat
perkembangan harga bahan tambang. Data perkembangan sejarah disediakan oleh instansi
acuan seperti London Metal Exchange.
Perhitungan biaya modal adalah meliputi dana yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat
realisasi kegiatan dalam masa pra penambangan yang mencakup kegiatan studi eksplorasi,
studi kelayakan, studi AMDAL, biaya ganti rugi lahan, biaya persiapan pengembangan
daerah (development), biaya konstruksi infrastruktur baru, pembelian atau pengadaan
peralatan, dan lain-lain sampai kegiatan proyek penambangan bijih nikel tersebut siap
dilakukan.
Perhitungan biaya produksi (production cost) adalah perkiraan dana yang dikeluarkan oleh
perusahaan sebagai akibat dari kegiatan operasi untuk menghasilkan produk yang siap dijual
ke pasar. Dalam kegiatan memproduksi bijih nikel sampai siap menjualnya ada keterkaitan
dengan kegiatan operasi utama atau kegiatan yang sifatnya mendukung kegiatan produksi.
Biaya operasi langsung, digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang langsung
berhubungan dengan operasi untuk menghasilkan produk
Biaya pembersihan lahan
Biaya penggalian dan pemindahan bijih
Biaya pengangkutan bijih menuju ROM stockpile
Biaya operasi pendukung penambangan (mining support)
Selain sensitif terhadap jarak angkut menuju lokasi penimbunan dan lokasi stockpile, biaya
operasi langsung tersebut merupakan biaya yang sensitif terhadap faktor harga bahan bakar.
Sehingga dalam menentukan biaya operasi langsung, harus diketahui harga bahan bakar
yang menjadi dasar penentuan biaya operasi langsung.
Biaya operasi tidak langsung, digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang tidak
langsung berhubungan dengan proses produksi. Biaya tersebut meliputi komponen sebagai
berikut :
Biaya listrik dan service
Biaya overhead.
Biaya umum dan administrasi adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan operasi
penambangan bijih nikel. Yang dapat dimasukkan ke dalam komponen biaya umum dan
administrasi antara lain :
Biaya pekerja
Biaya administrasi
Sumber pembiayaan dari modal yang diperlukan untuk peningkatan produksi secara umum
dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu :
1. Pembiayaan sendiri,
2. Pinjaman.
Analisis keuangan dan keekonomian ini dilakukan berdasarkan konsep aliran kas terdiskonto
(discounted cash flow analysis) atau analisis cash flow dengan memperhitungkan nilai waktu
dari uang. Analisis cash flow merupakan analisis yang berhubungan dengan pendapatan atau
keuntungan yang ditimbulkan karen adanya pembelanjaan dan atau investasi. Cash flow
biasanya dihitung dengan basis perhitungan tahun dengan tujuan evaluasi, yang ditentukan
melalui pengurangan cash outflow dari cash inflow yang dihasilkan dari kegiatan investasi.
Sebagai dasar analisis, komponen-komponen biaya kapital, biaya produksi, tingkat produksi
bijih, dan perkiraan harga jual bijih merupakan masukan yang utama. Indikator utama yang
digunakan untuk menentukan kelayakan ekonomi adalan Net Present Value (NPV).
Indikator ini akan menunjukkan bahwa suatu prospek bisnis layak dijalankan jika NPV
bernilai positif. Indikator lain yang juga digunakan dalam penentuan kelayakan ekonomi
adalah Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PBP). Beberapa asumsi yang
digunakan dalam melakukan perhitungan dengan pendekatan tersebut antara lain:
Suku bunga
Prediksi harga jual
Faktor resiko dan ketidakpastian ke dalam perhitungan dengan menerapkan faktor
eskalasi biaya
Metode perhitungan depresiasi dan amortisasi yang digunakan
Pajak dan royalti sesuai dengan aturan pemerintah
Salvage value
Analisis net value didasarkan pada perbedaan antara net revenue (inflow) dan net cost
(outflow) selama umur proyek pada tingkat laju pengembalian modal minimum (i).
Dalam melakukan analisis investasi dengan Internal Rate of Return (IRR) ditentukan aturan
sebagai berikut :
IRR > laju pengembalian (i) yang diinginkan [Minimum Atractive Rate of Return
(MAROR)], maka proyek tersebut dapat diterima.
IRR < laju pengembalian (i) yang diinginkan [Minimum Atractive Rate of Return
(MAROR)], maka proyek tersebut ditolak.
Payback period adalah waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan oleh pendapatan suatu proyek
untuk mengambalikan nilai investasi/kapital yang telah ditanamkan dalam proyek tersebut.
Investasi dengan payback period pendek lebih disukai dibandingkan investasi dengan
payback period panjang, karena payback period pendek menunjukkan bahwa investasi
tersebut dapat menghasilkan pendapatan dengan cepat sepanjang umurnya sehingga biaya
investasi dapat tergantikan dengan cepat pula, tingkat likuiditas tinggi, laju pengembalian
investasi cepat, dan tingkat resiko investasi yang lebih rendah.
Merupakan titik impas dimana nilai NPV = 0, atau besar biaya sama dengan besar
pendapatan. BEP akan menunjukkan tingkat harga minimum yang masih tidak menimbulkan
kerugian bagi perusahaan.
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari
perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam
menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang
mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi
sebelumnya.